• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, KARAKTERISTIK

KUALITATIF, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP TRANSPARANSI

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(STUDI EMPIRIS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

KABUPATEN KLUNGKUNG)

Ni Kadek Alit Apriliani

1

, Edy Sujana

1

, Gede Adi Yuniarta

2

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

E-mail: {alit.apriliani@yahoo.com,

ediesujana_bali@yahoo.com,

gdadi ak @yahoo.co.id,}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas terhadap transparansi laporan keuangan daerah. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Lokasi penelitian ini adalah SKPD Kabupaten Klungkung. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai bagian akuntansi dan keuangan yang dipilih melalui metode purposive sampling. Kriteria responden yang digunakan adalah seluruh pegawai bagian akuntansi dan keuangan, telah bekerja minimal 1 tahun dan jenjang pendidikan terakhir SMA. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 83 responden. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner. Selanjutnya untuk pengujian data dilakukan uji validitas, uji reliabilitas dan pengujian hipotesis. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis regresi linier berganda antara variabel independen dengan variabel dependen baik secara simultan maupun secara parsial menggunakan bantuan program SPSS 16 for Windows.

Berdasarkan hasil analisis, semua regresi lulus dalam uji asumsi klasik. Penelitian ini menemukan bahwa penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap transparansi laporan keuangan daerah baik secara parsial dan simultan.

Kata kunci: penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif, aksesibilitas transparansi

Abstract

This present study was intended to identify the impact of the presentation of the financial statement, the qualitative characteristic of the financial statement, and the accessibility to the regional financial statement.Quantitative method was used in the present study. The study was conducted at SKPD of Klungkung Regency. The samples of the study included the staff members of the accounting division selected using the purposive sampling method. The respondents were all the staff members of the accounting and financial division who at least had been working for one year and their final education was senior high school. The number of respondents who used the 83 respondents. The data used were the primary data which were obtained from the respondents through questionnaire. The data were tested using validity test, reliability test and hypothesis test. The data were analyzed using multiple linier regression method between the independent variable and dependent variable simultaneously and partially assisted with SPSS 16 for Windows Program.

The result of the study showed that the presentation of the financial statement, the qualitative characteristic of the financial statement and accessibility significantly and

(2)

positively affected the transparence of the regional financial statement partially and simultaneously.

Keywords: presentation of financial statement, qualitative characteristic, accessibility, transparence

PENDAHULUAN

Berbagai reformasi di bidang keuangan Negara menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik. Salah satu agenda reformasi yaitu adanya otonomi daerah dan sistem pengelolaan keuangan daerah. Hal ini membuka peluang yang luas bagi daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Besarnya kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.

Informasi keuangan yang dilaporkan oleh pemerintah daerah menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas, salah satu prasyarat untuk dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara (pusat dan daerah) adalah dengan melakukan reformasi dalam penyajian laporan keuangan, yakni pemerintah harus mampu menyediakan semua informasi keuangan relevan secara jujur dan terbuka kepada publik, karena kegiatan pemerintah adalah dalam rangka melaksanakan amanat rakyat (Mulyana, 2006).

Pernyataan No 1 SAP (2005:1), menyatakan bahwa Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna”. Yang dimaksud dengan pengguna pada pengertian diatas adalah masyarakat, legislatif, lembaga, pemeriksa/pengawas, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman serta pemerintah.

Dalam menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah harus memenuhi unsur-unsur karakteristik kualitatif laporan keuangan sesuai dengan PP No. 24

tahun 2005 yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat di pahami. Penyusunan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan (openness) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik. Apabila informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah memenuhi kriteria karakteristik laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam PP No. 24 tahun 2005, berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Transparansi informasi terutama informasi keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami (Mardiasmo,2006).

Tujuan penyajian laporan keuangan daerah adalah memberi informasi keuangan yang berguna untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial politik dan juga laporan akuntabilitas itu sendiri (Sujana, 2002 dalam Rohman, 2009). Sedangkan para pengguna laporan keuangan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam laporan keuangan itu sendiri. Oleh karena itu laporan keuangan yang disusun pemerintah harus menyajikan secara wajar dan mengungkapkan secara lengkap sesuai dengan peraturan yang ada dan syarat-syarat agar laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi harapan pengguna (Wilson dan Kattelus 2002 dalam Rohman 2009).

Penyusunan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan (openness) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik. Transparansi informasi terutama informasi keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami (Mardiasmo, 2006). Transparansi

(3)

dibangun atas dasar kebebasan memeroleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan, transparansi mengisyaratkan bahwa laporan keuangan tidak hanya dibuat tetapi juga terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat, karena aktivitas pemerintah adalah menjalankan amanat rakyat (Mardiasmo,2004).

Publikasi laporan keuangan oleh pemerintah daerah melalui surat kabar, internet, atau cara lain nampaknya belum menjadi hal yang umum bagi sebagian daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 menambahkan satu ayat dalam pasal 116 Ayat (4a) pasal 116 berbunyi, Untuk memenuhi asas tansparansi, kepala daerah wajib menginformasikan subsanti APBD kepada masyarakat yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah. SKPD sebagai pengguna anggaran dalam APBD dan sebagai bagian dari sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah sampai saat ini belum bisa memenuhi hal tersebut.

Sesuai Standar Akuntansi Pemerintah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuagan Daerah, setiap akhir tahun periode anggaran Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyajikan Laporan Keuangan pokok yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang dilampiri dengan Laporan Kinerja Keuangan serta ikhtisar Laporan Keuangan BUMD. Aksesibilitas laporan keuangan merupakan sarana penunjang dalam rangka perwujudan lembaga pemerintah daerah sebagai lembaga sektor publik. Aksesibilitas juga akan berpengaruh terhadap seberapa besar penggunaan informasi keuangan daerah.

Mencuatnya kasus korupsi mantan bupati Klungkung merupakan salah satu contoh permasalahan tidak adanya transparansi mengenai proyek yang dikerjakan oleh instansi terkait. Tetapi setelah dilantiknya bupati I Nyoman Suwirta, setiap SKPD diwajibkan untuk mempresentasikan proyek yang

dikerjakan oleh tiap SKPD yang bertujuan untuk untuk mengetahui sejauh mana keadaan atau kondisi real yang dihadapi SKPD

Saat ini Pemerintah Kabupaten sudah memiliki sistem e-government. Situs atau website Pemerintah Kabupaten Klungkung dapat diakses pada alamat www.klungkungkab.go.id. Diluncurkannya

website resmi tersebut bertujuan untuk semakin membuka keran informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekaligus menjembatani komunikasi antara Pemerintah Kabupaten Klungkung dengan masyarakat luas. Namun, dalam perjalanannya penerapan e-government

oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung baik secara teknis maupun operasional masih terdapat beberapa kekurangan. Faktor operasional yang perlu dilihat adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Klungkung masih belum terintegrasi dengan dinas-dinas maupun badan-badan yang terdapat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klungkung sehingga membuat pengunjung situs tersebut tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang dinas maupun badan tersebut. Selain itu dinas-dinas yang ada di Kabupaten Klungkung belum mempunyai website resmi yang menjembatani komunikasi antara masyarakat dengan dinas terkait sehingga masyarakat sulit untuk mengetahui informasi mengenai laporan keuangan SKPD yang notabene menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah. SKPD juga belum melakukan publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui surat kabar, internet, atau cara lainnya.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka tujuan penelitian ini untuk menganalisis: (1) pengaruh penyajian laporan keuangan terhadap transparansi laporan keuangan daerah, (2) pengaruh karakteristik kualitatif laporan keuangan terhadap transparansi laporan keuangan daerah, (3) pengaruh aksesibilitas terhadap transparansi laporan keuangan daerah dan (4) pengaruh penyajian laporan, karakteristik kualitatif dan aksesibilitas terhadap transparansi laporan keuangan daerah.

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat daerah di kabupaten Klungkung berupa Dinas. Alasan pemilihan lokasi ini karena sampai saat ini SKPD Kabupaten Klungkung belum melakukan transparansi laporan keuangan daerah kepada masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel independen dengan variabel dependen. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di 12 Dinas Kabupaten Klungkung, sedangkan sampel yang digunakan secara purposive sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:81). Kriteria dari sampel yang digunakan adalah (1) pegawai bagian akuntansi dan keuangan di setiap dinas, (2) pendidikan terakhir minimal SMA dan (3) telah bekerja minimal 1 tahun. Dengan teknik tersebut maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 83 orang.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner ke setiap dinas. Kuesioner yang disebar terdiri dari 4 variabel yaitu penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan, aksesibilitas dan transparansi pelaporan keuangan dengan total 32 pertanyaan dan menggunakan skala likert 1-5 sebagai pengukuran nilai kuesioner yang disebar. Metode pengujian data ini terdiri dari uji kualitas data dengan syarat bahwa data harus valid dan reliabel. Data dinyatakan valid apabila masing-masing indikator menunjukkan hasil lebih besar dari 5% dari total skor konstruk. Untuk pengukuran reliabilitas diuji dengan statistik Crobanch Alpha dan variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Grobanch Alpha > 0,70 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2012:46). Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda, uji t, dan uji F. Analisis regresi linear berganda digunakan oleh uji

hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 90 eksemplar, 4 kuesioner tidak diisi dan 3 kuesioner dinyatakan gugur, jadi jumlah kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 83 eksemplar. Berdasarkan analisis statistik deskriptif didapatkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang atau sebesar (65,1%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 29 orang atau (34,9%). Sementara responden yang memiliki jenjang pendidikan terkahir SMA/Sederajat adalah sebanyak 25 orang atau (30,2%), Diploma sebanyak 5 orang atau (6%), S1 sebanyak 47 orang atau (56,6%) dan 6 oarang memiliki pendidikan terakhir S2. Selain itu responden yang bekerja selama kisaran waktu 1-10 tahun yaitu sebanyak 29 orang atau (34,9%) dan sebanyak 54 orang atau (65,1%) sudah bekerja di atas 10 tahun.

Uji Validitas dan Realibilitas

Pada pengujian validitas

menggunakan metode Pearson

Correlation. Nilai r tabel yang diperoleh dari banyaknya sampel yang berjumlah 83 orang yaitu 0,1818. Seluruh item pertanyaan sebanyak 32 pernyataan dinyatakan valid dengan nilai R hitung lebih besar dari R tabel. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70. Variabel X1 memiliki nilai 0,797, variabel X2 memiliki nilai 0,928, variabel X3 dengan nilai 0,810 dan variabel Y dengan nilai 0,854. Jadi ketiga variabel penelitian ini dinyatakan valid karena memiliki nilai Cronbach Alpha

> 0,70.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen berdistribusi secara normal. Untuk menguji apakah data penelitian ini

(5)

terdistribusi normal atau tidak, dapat dideteksi dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pengujian dilakukan antara variabel penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan, aksesibilitas dan transparansi pelaporan keuangan dengan residualnya (unstandardized residual) sebagai daftar

target variabel test secara bersamaan yang tidak dilakukan secara individual (Gujarati, 2012). Dari hasil pengujian terlihat pada Tabel 1 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov

adalah 0,758 dengan signifikansi 0,614. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi 0,614 > 0,05 artinya data residual berdistribusi normal.

.

Tabel 1 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 83

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .22846449

Most Extreme Differences Absolute .083

Positive .073

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .758

Asymp. Sig. (2-tailed) .614

a. Test distribution is Normal. Sumber: data diolah, 2015

Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolonieritas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai toleransi > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10, tidak ada korelasi antar variabel bebas atau tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas (Ghozali, 2011). Pada variabel penyajian laporan keuangan menghasilkan nilai

tolerance 0,596 > 0,10 atau nilai VIF 1,679 < 10. Variabel kedua, karakteristik kualitatif laporan keuangan menghasilkan nilai tolerance 0,578 > 0,10 atau nilai VIF 1,731 < 10. Variabel ketiga, aksesibilitas mendapatkan nilai tolerance 0,885 > 0,10 atau nilai VIF 1,130 < 10. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat menunjukkan tidak terjadi adanya multikolonieritas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda terjadi

ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat digunakan uji

Grafik Plot. Hasil uji heteroskedastisitas penelitian ini disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data diolah, 2015

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

(6)

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas

Analisis regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas dengan variabel dependen transparansi laporan keuangan daerah. Adapun persamaan yang dapat dibuat yaitu:

Ŷ = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan :

Ŷ = transparansi laporan keuangan daerah, ,

X1 = penyajian laporan keuangan,

X2 = karakteristik kualitatif laporan

keuangan, X3 = aksesibilitas,

β1 = koefisien regresi dari X1,

β2 = koefisien regresi dari X2,

β3 = koefisien regresi dari X3,

β4 = koefisien regresi dari X4,

α = konstanta, e = residual

Adapun hasil regresi linier berganda tersebut disajikan pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .975 .284 3.429 .001 PLK .125 .059 .155 2.136 .036 KKLK .274 .075 .269 3.658 .000 ALK .667 .050 .797 13.226 .000 a. Dependent Variable: TLK Sumber: data diolah,2015

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa variabel penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas memiliki pengaruh yang signifikan dan positif dengan variabel dependen transparansi laporan keuangan daerah Maka model persamaan yang dapat diperoleh yaitu: Y = 0,975+ 0,125 X1 + 0,274 X2 + 0,667 X3

+e

Hasil nilai koefisien determinasi (R2) untuk ketiga variabel independen terhadap variabel dependen menunjukkan nilai

adjusted R square sebesar 0,745 yang berarti bahwa penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas mempengaruhi penerapan transparansi pelaporan keuangan sebesar 74,5% sedangkan

sisanya 25,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 3.

Uji parsial (uji-t) dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel bebas (penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas) secara individual terhadap variabel terikat (transparansi laporan keuangan) di SKPD Kabupaten Klungkung. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficient di kolom sig (significance) < 0,05 pada tabel 2 diatas. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa variabel pertama yaitu penyajian laporan keuangan (X1) memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 2,136 dengan signifikansi 0,036<0,05.

(7)

Hal ini menerangkan adanya pengaruh secara positif signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah (Y). Sehingga hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa penyajian

laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah diterima.

Variabel kedua yaitu karakteristik kualitatif laporan keuangan (X2) memiliki

nilai koefisien regresi sebesar 3,658 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menerangkan bawa adanya pengaruh secara positif signifikan transparansi laporan keuangan daerah (Y). Sehingga hipotesis kedua (H2) yang menyatakan

bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas diterima. Variabel

ketiga yaitu aksesibilitas (X3) memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 13,226 dengan signifikansi 0,000<0,05. Hal ini menerangkan bawa adanya pengaruh secara positif signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah (Y). Sehingga hipotesis ketiga (H3) yang

menyatakan bahwa aksesibilitas berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah diterima.

Uji F dilakukan untuk menguji apakah secara serentak variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen secara baik atau untuk menguji apakah model yang digunakan telah fix

atau tidak (Ghozali, 2011). Hasil uji f disajikan pada tabel 4 berikut.

Tabel 4 Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 13.152 3 4.384 80.919 .000a

Residual 4.280 79 .054

Total 17.432 82

a. Predictors: (Constant), PLK, KKLK, ALK b. Dependent Variable: TLK

Sumber: data diolah,2015

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya 0,00<0,05 maka H4 dapat diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penyajian laporan keuangan (X1),

karakteristik kualitatif laporan keuangan (X2), dan aksesibilitas (X3) secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah (Y).

PEMBAHASAN

Pengaruh Penyajian Lapran Keuangan terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 1 menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H1) yaitu penyajian laporan

keuangan berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah, dapat dilihat dari nilai thitung untuk

variabel penyajian laporan keuangan (X1)

adalah 2.136 > 1,663 dengan signifikansi Tabel 3 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .869a .754 .745 .23276

a. Predictors: (Constant), PLK, KKLK, ALK b. Dependent Variabel: TLK

(8)

0,036 < 0,05. Dengan demikian, hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, pemerintah daerah harus menyajikan laporan keuangan yang disampaikan oleh kepala daerah yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Hal

ini merupakan bentuk

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah serta untuk memajukan transparansi dengan memberikan informasi keuangan secara terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh. Penyajian Keuangan yang terbuka kepada publik akan menjadi alat ukur kinerja manajemen di pemerintah daerah. Semakin baik penyajian laporan keuangan daerah serta semakin sesuai dengan SAP maka akan meningktkan transparansi laporan keuangan karena akan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan menjadi alat ukur kinerja daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sastra (2013) yaitu penyajian laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparansi akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Aliyah (2012) mengenai Pengaruh penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas laporan keuangan daerah terhadap transparansi laporan keuangan daerah.

Pengaruh Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah

Hasil uji statistik pada tabel 1 menunjukkan hasil bahwa hipotesis kedua (H2) yaitu karakteristik kualitatif laporan

keuangan terhadap transparansi laporan keuangan daerah, dilihat dari nilai thitung

untuk variabel likuiditas (X2) adalah 3.658

> 1,663 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. Adanya penyajian laporan keuangan yang baik, yang memenuhi karakteristik laporan keuangan dapat meningkatkan transparansi pengelolaan keuangan daerah. Semakin

baik penyajian laporan keuangan tentu akan memperjelas pelaporan keuangan pemerintah daerah karena semua transaksi keuangan dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada dan akan disajikan dengan lengkap dan jujur dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi kelalaian dan kecurangan dalam pengelolaan keuangan daerah. Sehingga pengelolaan keuangan daerah dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Windrastuti (2010) yang menemukan bahwa keempat karakteristik kualitatif yaitu relevan, andal dapat dibandingkan dan dapat dipahami berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah.

Pengaruh Aksesibilitas terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah

Berdasarkan hasil pengujian statistik pada tabel 1 menunjukkan bahwa hipotesis ketiga (H3) yaitu aksesibilitas

berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah, dapat dilihat dari nilai thitung untuk variabel

aktivitas (X3) adalah 13.226 > 1,663

dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Maka, hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Selain menyajikan laporan keuangan, hal lain yang perlu dilakukan pemerintah daerah adalah memberikan kemudahan akses laporan keuangan bagi para pengguna laporan keuangan. Alasannya adalah apalah artinya menyajikan laporan keuangan tapi tidak memberikan kemudahan akses bagi pengguna laporan keuangan, maka usaha untuk menciptakan transparansi pengelolaan keuangan daerah tidak akan berjalan maksimal. semakin tinggi tingkat aksesibilitas yang diberikan oleh daerah maka semakin baik pula tingkat transparansi laporan keuangan daerah. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mulyana (2006) yang meneliti mengenai pengaruh penyajian neraca daerah dan aksesibilitas laporan

(9)

keuangan terhadap penggunaan informasi keuangan daerah, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa aksesibilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Aliyah (2012) mengenai pengaruh penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas laporan keuangan daerah terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah yaitu bahwa aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparansi

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan dan Aksesibilitas Terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dilihat nilai uji statistik nilai Fhitung adalah sebesar 80,919 > nilai Ftabel

adalah sebesar 2,72 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil 0,05 maka H5

dapat diterima. Ini berarti variabel penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas secara bersama-sama mempengaruhi transparansi laporan keuangan daerah terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyana (2006) bahwa penyajian neraca daerah dan aksesibilitas laporan keuangan secara bersama-sama berpengaruh terhadap transparansi laporan keuangan. Hal tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aliyah (2012) yang menyatakan bahwa penyajian laporan keuangan secara bersama-sama berpengaruh terhadap transparansi. Penyajian laporan keuangan daerah secara lengkap yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan mudah diakses oleh semua pihak yang berkepentingan memungkinkan kontrol dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan bisa berjalan dengan baik. Hal ini akan meningkatkan transparansi dengan demikian efisiensi dan efektivitas

pengeluaran pemerintah daerah bisa terlaksana dan pada akhirnya akan mampu meminimalisasi praktek korupsi oleh para aparatur sehingga good

governance secara bertahap akan

terwujud.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian datas maka dapat ditarik lima kesimpulan, yakni (1) penyajian laporan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah. Hal ini menjelaskan bahwa semakin lengkap dan mengikuti SAP, suatu lapoaran keuangan maka akan semakin baik transparansinya karena akan menjadi salah satu penilaian kinerja oleh masyarakat. (2) karakteristik kualitatif laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah. Hal ini menjelaskan bahwa semakin suatu laporan memenuhi unsur karakteristik kualitatif maka akan dapat meningkatkan transparansi karena akan memperjelas laporan keuangan dan disajikan secara lengkap dan jujur serta mudah dipahami oleh masyarakat. (3) aksesibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah. Hal ini menjelaskan semakin besar akses yang diberikan kepada masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai laporan keuangan maka transparansi juga akan terlaksana dengan baik. (4) penyajian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan dan aksesibilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan daerah. Saran

Adapun saran yang ingin diberikan sebagai berikut: (1) Penelitian yang akan datang sebaiknya menambahkan variabel laiinya yang terkait dengan transparansi laporan keuangan daerah dan memperluas lokasi penelitian serta menambah sampel penelitian. (2) Pemerintah Kabupaten Klungkung disarankan dalam transparansi pelaporan keuangan daerah disajikan dengan lengkap dan mudah diakses oleh

(10)

masyarakat seperti melalui media surat kabar, website dan media elektronik lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aliya, Siti. 2012. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keungan Daerah terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol. 8 No. 2. Hal 146-151.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama Jepara.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS, Edisi 5. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro: Semarang. Gujarati, D. 2012. Ekonometrika Dasar,

alih bahasa. Jakarta: Erlangga Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik

(Edisi Kedua). Yogyakarta: Andi. _______. 2006. Perwujudan Transparansi

dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik. Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol. 2. No 2. Hal 14-23. Universitas Gadjah Mada.

Mulyana, Budi. 2006. Pengaruh Penyajian Neraca Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintahan. Vol. 2. No.1. Hal 65-78.

Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

_______. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Rohman, Abdul. 2009. Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 9 No. 1. Hal 9-14. Universitas Diponegoro Semarang.

Sastra, Yuni. 2013. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan

Aksesibilitas Laporan Keuangan

terhadap Transparansi Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Medan. Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: CV Alfabeta.

Winrastuti, Indah Dkk. 2010. Pengaruh Karakteristik Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Maros. Jurnal Akuntansi. Vol. 2. No 2. Hal 8-14. Pemerintah Daerah Kabupaten Maros Makasar .

Gambar

Tabel 1 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Berganda  Coefficients a  Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Usaha-usaha ini jelas akan besar manfaatnya bagi pembangunan kebudayaan nasional yang sedang kita bina bersama, karena diyakini bahwa dalam KKB itu terkandung nilai-nilai

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I