• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PERAN

INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

1Dewa Kadek Agus Dwi Surya Astawa Putra, 1Nyoman Trisna Herawati, 2Ni Luh Gede

Erni Sulindawati

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {[email protected], [email protected],

[email protected]}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dan diukur dengan menggunakan skala likert. Populasi penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bangli sebanyak 134 orang. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan pada SKPD Kabupaten Bangli berupa Dinas, yaitu 13 Dinas sebanyak 71 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 24.0 for

Windows.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan peran internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Kata kunci: kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, peran internal audit, kualitas laporan keuangan.

Abstract

This research aimed to prove empirical about the effect of human resource capacity, utilization of regional financial accounting information system, and internal audit roles on the quality of financial statements. This research was a quantitative research using primary data obtained from questionnaire and measured with likert scale. The research population were financial employees at Regional Device Work Unit of Bangli Regency counted 134 people. The sampling technique used purposive sampling. The sample used in this research were financial employees at SKPD of Bangli Regency in the form of Service, that was 13 Service as many as 71 people. The data were analyzed by using multiple linear regression analysis supported by SPSS 24.0 for Windows.

The results showed that partially there was positive and significant effect of human resource capacity, utilization of regional financial accounting information system, and internal audit roles on the quality of financial statements.

(2)

Keywords: human resource capacity, utilization of regional financial accounting information system, internal audit roles, quality of financial statements.

PENDAHULUAN

Terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik, telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai

bentuk kewajiban

mempertanggung-jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Sebagai salah satu bentuk

pertanggung-jawaban dalam

penyelenggaraan pemerintahan diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang berupa laporan keuangan. Menurut Mardiasmo (2009), laporan keuangan merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik dan merupakan salah satu alat ukur kinerja keuangan pemerintah daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dinyatakan bahwa laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban terhadap pengelolaan keuangan negara dan daerah selama satu periode. Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada pada pimpinan entitas. Dalam lingkup pemerintah daerah yang dimaksud dengan pimpinan entitas adalah setiap Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas akuntansi dan setiap bupati sebagai entitas pelaporan. Dalam struktur pemerintah daerah, SKPD merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi pendapatan, aset, dan selain kas yang terjadi di lingkungan SKPD.

Selama ini berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) terjadi kasus kelemahan pada kualitas laporan keuangan pemerintah, yang ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan BPK RI atas 704 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) seluruh Indonesia yang dilaporkan pada tahun 2015 ditemukan 2.175 kasus kelemahan sistem pengendalian intern. BPK RI juga menemukan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan sebanyak 6.558 kasus, yang meliputi kerugian, potensi kerugian, kekurangan penerimaan, penyimpangan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan sehingga menyebabkan total kerugian 11,49 triliun rupiah.

Ukuran kualitas laporan keuangan pada pemerintah daerah dapat dilihat dari opini BPK RI atas penyajian laporan keuangan pemerintah. Opini BPK secara bertingkat terdiri dari Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Berdasarkan data perbandingan opini BPK RI Perwakilan Provinsi Bali terhadap 10 pemerintah provinsi/ kabupaten/kota di Provinsi Bali, ditunjukkan bahwa hingga tahun anggaran 2015 hanya Kabupaten Bangli yang belum pernah tercatat mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Bangli memiliki kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang paling rendah dibandingkan dengan pemerintah kabupaten lainnya.

Untuk menghindarkan kelemahan tersebut dalam penyusunan laporan keuangan sangat diperlukan kapasitas sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan. Kualitas laporan keuangan akan meningkat apabila didukung oleh aparatur pemerintah

(3)

yang memahami akuntansi pemerintahan itu sendiri. Karena untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, maka kualitas pegawai yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan harus mengerti dan memahami bagaimana proses dan pelaksanaan akuntansi itu dijalankan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Seseorang dikatakan paham terhadap akuntansi adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan standar penyusunan laporan keuangan yang diterapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Dengan demikian, kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin tinggi kompetensi sumber daya manusia, maka kualitas laporan keuangan pemerintah daerah juga semakin tinggi.

Pada hubungan kapasitas sumber daya manusia dengan kualitas laporan keuangan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Rismawati (2015), yang menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan pemerintah daerah. Jika kapasitas sumber daya manusia semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis pertama:

H1: Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) menyebutkan bahwa sistem informasi keuangan daerah adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai

bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah. Pemerintah Daerah Bangli dalam penyusunan laporan keuangan menggunakan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi yang merupakan singkatan dari Sistem Informasi Akuntansi Dinas Daerah. Sistem terkomputerisasi yang digunakan dalam pengelolaan penyusunan laporan keuangan dengan cara memasukkan data-data keuangan sehingga menghasilkan suatu laporan keuangan. Dengan adanya pemanfaatan sistem informasi akuntansi ini pemerintah Kabupaten Bangli dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dengan demikian, pemanfaatan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin tinggi pemanfaatan sistem informasi akuntansi, maka kualitas laporan keuangan pemerintah daerah juga semakin tinggi.

Pada hubungan pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dengan kualitas laporan keuangan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014), yang menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Jika pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua:

H2: Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010, salah satu prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah andal. Laporan keuangan yang andal terpenuhi jika informasi dalam laporan keuangan bebas

(4)

dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 dinyatakan bahwa inspektorat bertugas untuk menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai unit/satuan kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi pemerintah daerah. Adanya peran inspektorat selaku internal audit pemerintah akan dapat membantu pemerintah daerah dalam menyiapkan laporan keuangan pemerintah yang berkualitas dan andal. Adanya pengawasan inspektorat terhadap pemerintah daerah diharapkan pengelolaan anggaran pemerintah daerah dapat mencapai tujuan

tanpa adanya

penyimpangan-penyimpangan anggaran. Dengan demikian, peran internal audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin tinggi peran internal audit, maka kualitas laporan keuangan pemerintah daerah juga semakin tinggi.

Pada hubungan peran internal audit dengan kualitas laporan keuangan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Diani (2014), yang menunjukkan bahwa peran internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Jika peran internal audit semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga:

H3: Peran internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Dengan demikian, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) untuk mengetahui adanya pengaruh kapasitas sumber daya manuasia terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bangli; (2) untuk mengetahui adanya pengaruh pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bangli;

dan (3) untuk mengetahui adanya pengaruh peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bangli.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bangli. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Variabel bebas penelitian ini adalah kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan peran internal audit. Sedangkan, variabel terikat penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan.

Populasi penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bangli sebanyak 134 orang. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu atau disebut juga dengan penarikan sampel bertujuan (Ikhsan, 2008). Dalam hal ini pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik yang sudah diketahui sebelumnya (Umar, 2005). Jadi, sampel yang digunakan penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan pada SKPD Kabupaten Bangli berupa Dinas, yaitu 13 Dinas sebanyak 71 orang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner. Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian ini adalah skala likert. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Setiap pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) uji kualitas data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas instrumen; dan (2) analisis regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik meliputi

(5)

uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa nilai rhitung untuk semua item lebih besar dari rtabel = 0,239 sehingga seluruh item kuesioner kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, peran internal audit, dan kualitas laporan keuangan dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,70. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kuesioner kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, peran internal audit, dan kualitas laporan keuangan adalah reliabel.

Hasil uji normalitas data menggunakan statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, peran internal audit, dan kualitas laporan keuangan berdistribusi normal.

Hasil pengujian multikolinieritas mengunakan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF dari masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Berdasarkan nilai VIF dan tolerance, korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, tidak terjadi heteroskedastisitas.

Karena hasil uji asumsi klasik sudah terpenuhi, maka pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan. Pada penelitian ini diajukan 3 hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan uji t seperti yang tampak pada Tabel 1.

(6)

Tabel 1. Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) 10,277 4,192 2,452 0,017 X1 0,295 0,095 0,309 3,116 0,003 X2 0,262 0,081 0,315 3,252 0,002 X3 0,379 0,120 0,312 3,151 0,002 a. Dependent Variable: Y (Sumber: data diolah 2017)

Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 1 mengenai pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan secara parsial dapat diinterpretasikan sebagai berikut.

1. Variabel kapasitas sumber daya manusia memiliki koefisien regresi 0,295 dengan nilai signifikansi 0,003. Nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka kapasitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Jadi, kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. 2. Variabel pemanfaatan sistem informasi

akuntansi keuangan daerah memiliki koefisien regresi 0,262 dengan nilai signifikansi 0,002. Nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Jadi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. 3. Variabel peran internal audit memiliki

koefisien regresi 0,379 dengan nilai signifikansi 0,002. Nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka peran internal audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa peran internal audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Jadi, peran internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat ditunjukkan dengan koefisien determinasi, yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square. Pada penelitian ini menggunakan nilai dari Adjusted R Square karena Adjusted R Square adalah koefisien determinasi yang disesuaikan untuk regresi yang menggunakan 3 atau lebih variabel independen (Ghozali, 2011). Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 0,508. Hal ini menunjukkan bahwa 50,8% variabel kualitas laporan keuangan dipengaruhi oleh variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan peran internal audit, sedangkan 49,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

Pembahasan

(7)

Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan menunjukkan nilai koefisien regresi 0,295 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,003. Oleh karena itu, hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Jika kapasitas sumber daya manusia semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi.

Faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan adalah kompetensi sumber daya manusia. Menurut Roviyantie (2011), laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Begitu juga di SKPD pemerintahan, untuk menghasilkan kualitas akuntabilitas keuangan yang dicerminkan melalui laporan keuangan daerah, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan. Hal ini ditegaskan oleh Davis (2010) bahwa keberhasilan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh pada faktor regulasi, yaitu sumber daya manusia. Kualitas laporan keuangan akan meningkat apabila didukung oleh aparatur pemerintah yang memahami akuntansi pemerintahan itu sendiri. Karena untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, maka kualitas pegawai yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan harus mengerti dan memahami bagaimana proses dan pelaksanaan akuntansi itu dijalankan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Seseorang dikatakan paham terhadap akuntansi adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan standar penyusunan laporan keuangan yang diterapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Penelitian terdahulu yang konsisten dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Rismawati (2015), yang meneliti tentang pengaruh secara parsial kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan pemerintah daerah. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan pemerintah daerah. Penelitian Aini (2014) konsisten dengan hasil penelitian Rismawati (2015), yang menunjukkan bahwa kompetensi aparatur pemerintah berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan menunjukkan nilai koefisien regresi 0,262 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,002. Oleh karena itu, hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Jika pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi.

Faktor yang mempengaruhi kualitas akuntabilitas adalah pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah. Hal ini ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) menyebutkan bahwa sistem informasi keuangan daerah adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah. Pemerintah Daerah Bangli dalam penyusunan laporan keuangan

(8)

menggunakan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi yang merupakan singkatan dari Sistem Informasi Akuntansi Dinas Daerah. Sistem terkomputerisasi yang digunakan dalam pengelolaan penyusunan laporan keuangan dengan cara memasukkan data-data keuangan sehingga menghasilkan suatu laporan keuangan. Namun, jika ada keterbatasan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, maka pemerintah Kabupaten Bangli tidak akan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dengan demikian, keterbatasan. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin baik pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, maka kualitas laporan keuangan pemerintah daerah semakin baik.

Penelitian terdahulu yang konsisten dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Sari (2014), yang menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Diani (2014), yang menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Pengaruh Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis ketiga mengenai pengaruh peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan menunjukkan nilai koefisien regresi 0,379 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,002. Oleh karena itu, hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa peran internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Jika peran internal audit semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010, salah satu prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah andal. Laporan keuangan yang andal terpenuhi jika informasi dalam laporan keuangan

bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 dinyatakan bahwa inspektorat bertugas untuk menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai unit/satuan kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi pemerintah daerah. Adanya peran inspektorat selaku pengawas intern pemerintah akan dapat membantu pemerintah daerah dalam menyiapkan laporan keuangan pemerintah yang berkualitas dan andal. Menurut Revrisond (1998), pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang berasal dari lingkungan internal organisasi pemerintah. Dalam instansi pemerintahan diperlukan pengawasan dalam pengelolaan keuangan daerah. Pengawasan mencakup proses kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan, dan penilaian. Proses dalam pengawasan tersebut ditujukan terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Pengawasan memberikan keyakinan yang memandai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Tujuan dari pengawasan untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik sehingga tidak terjadi penyimpangan.

Menurut Gaspersz (1998), yang menjadi fokus dalam kegiatan pengawasan, yaitu: (1) input (masukan) pengawasan, yaitu kegiatan pengawasan terkait dengan sumber daya manusia, anggaran yang tersedia, sarana dan prasarana, serta waktu yang dipergunakan dalam melaksanakan aktivitas pengawasan, (2) proses pengawasan, yaitu proses pengawasan berkaitan erat dengan tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan, dan (3) output (keluaran) pengawasan, yaitu terkait dengan laporan hasil pengawasan dan pengaruhnya terhadap obyek yang diperiksa atau pihak-pihak terkait lainnya. Berdasarkan konsep-konsep tersebut dalam pengelolaan keuangan daerah diperlukannya peran internal audit dalam pengawasan agar

(9)

pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan daerah dapat terarah dan menuju kepada tercapainya laporan keuangan yang berkualitas.

Penelitian terdahulu yang konsisten dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Diani (2014), yang menunjukan bahwa peran internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian Sari (2014) konsisten dengan hasil penelitian Diani (2014), yang menunjukkan bahwa peranan auditor internal berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut (1) kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,295 dengan nilai signifikansi uji t 0,003 lebih kecil dari α = 0,05; (2) pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,262 dengan nilai signifikansi uji t 0,002 lebih kecil dari α = 0,05; dan (3) peran internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,379 dengan nilai signifikansi uji t 0,002 lebih kecil dari α = 0,05.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut (1) bagi instansi pemerintah daerah agar melakukan evaluasi secara berkesinambungan mengenai kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan peran internal audit. Selain itu perlunya pelatihan dan sosialisasi berkala kepada staf yang menangani pengelolaan keuangan agar nantinya implementasi akuntansi berbasis akrual pemerintah

semakin baik demi tercapainya pengelolaan keuangan daerah yang memiliki kualitas laporan keuangan yang tinggi; (2) keterbatasan penelitian ini variabel independen yang digunakan hanya 3 variabel, yaitu kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan peran internal audit sehingga bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan, misalnya, kesesuaian terhadap standar akuntansi pemerintah (SAP), kecukupan pengungkapan, kepatuhan pada perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian internal; dan (3) peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah populasi penelitian, yaitu dengan menambah jumlah pegawai negeri sipil bagian keuangan yang bekerja di pemerintah daerah tidak hanya yang berada di wilayah Pemerintah Kabupaten Bangli saja, sehingga diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nurniatul. 2014. Analisis Pengaruh Unsur-Unsur Internal Control System Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pelalawan). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Vol. 1, No. 22, Hal: 1-14.

Davis, Nicholas. 2010. Accrual Accounting and the Australian Public Sector-A Legitimation Explanation. Australasian Accounting Business and Finance Journal, Vol. 4, No. 2, Hal. 61-78. Diani, Dian Irma. 2014. Pengaruh

Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(10)

Di Kota Pariaman. Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Gaspersz, Vincent. 1998. Manajemen Bisnis Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikhsan, Arfan. 2008. Metode Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yokyakarta: Graha Ilmu.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.

Revrisond, Baswir. 1998. Akuntansi Pemerintah Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Rismawati, Kadek Teni. 2015. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi Empiris Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bangli). Skripsi. Jurusan Akuntansi Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Roviyantie, Devi. 2011. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.

Sari, Lusi Novita. 2014. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Peran Auditor Internal Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kerinci. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Sari, Ni Putu Yogi Merta Maeka. 2014. Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuanganpemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas-dinas di Pemerintah Kabupaten Jembrana). Skripsi. Jurusan Akuntansi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis tentang pengaruh kualiatas SDM, penerapan SIPKD, pengendalian intern akuntansi terhadap nilai laporan keuangan pada Bagian Keuangan Setda

Akuntansi Pemerintahan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki untuk menunjang dalam penyajikan laporan keuangan yang akan meningkatkan kinerja pekerjaan serta

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari nilai signifikan 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kualitas laporan keuangan atau dapat dikatakan

Hasil analisis determinasi (R 2 ) menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel independen (komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang positif antara Pengetahuan pengelolaan Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja Usahanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM dalam hal ini yaitu Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama hasil analisis menunjukkan bahwa uji F rasio untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pengawasan keuangan secara parsial berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, (2) penerapan