• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BERDASARKAN SAK-ETAP DAN PENILAIAN KINERJA PADA

UMKM PENGRAJIN ENDEK MASTULI “AYU LESTARI” DI DESA

KALIANGET KECAMATAN BULELENG

1

Ni Putu Octavia Anggraini Darmayanti,

1

Ni Nyoman Trisna Herawati,

2

I Gusti Ayu Purnamawati

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{[email protected],

[email protected]}@undiksha.ac.id, [email protected],

Abstrak

UMKM merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Buleleng pada khususnya, keberadaan UMKM tersebut harus diidukung dan didorong kemampuannya agar tetap berkembang dan hidup sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan. UMKM mempunyai peran penting dalam strategi pertumbuhan ekonomi suatu Negara maupun daerah. UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” merupakan usaha bisnis dalam bidang penenunan yang telah berdiri cukup lama yakni semenjak tahun 2000’an hingga sekarang, dimana masih terdapat suatu kendala dalam mengimplementasikan pencatatan keuangan yang berdasarkan pada SAK ETAP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” dan untuk mengetahui persepsi pengusaha UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”, terhadap Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja yang berbasis SAK-ETAP. Jenis penelitiannya adalah deskriptif kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan reduksi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” masih belum sesuai dengan pedoman penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP melainkan hanya menyusun laporan pembayaran piutang saja. Ketidak mampuan pemilik dalam melakukan pencatatan yang benar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pemilik terhadap bagaimana laporan keuangan yang sesuai dengan usaha pemilik.

Kata kunci: UMKM, Laporan Keuangan, Implementasi SAK ETAP.

Abstract

UMKM (Micro, Small, Medium Enterprises) was one of the economic activities carried out by most Buleleng people in particular, the presence of UMKM should be supported and encouraged in its ability to keep on evolving and living so as to expand business opportunities and job opportunities. UMKM had an important role in the economic growth strategy of a country or region. Endek Mastuli "Ayu Lestari" Craftsmen UMKM was a business venture in weaving field that had been established long enough, that is, since 2000s until now, in which there was still an obstacle in conducting the financial records based on SAK-ETAP. This study aimed at understanding the implementation of the financial report writings and performance

(2)

assessment based on SAK-ETAP on Endek Mastuli "Ayu Lestari" Craftsmen UMKM and to know the perception of UMKM entrepreneurs of Endek Mastuli "Ayu Lestari" Craftsmen on the Implementation of financial report writings and SAK –ETAP-based performance assessment. The type of research was descriptive quantitative. The research methods used were interviews, observation, and document study. The data were analyzed through data reduction. The research results showed that Endek Mastuli "Ayu Lestari" Craftsmen UMKM were still not in accordance with the financial report guidelines based-on SAK ETAP, but merely by writing reports of receivable payment only. The inability of the owners to keep the right records was caused by the lack of the owners’ knowledge on how the financial reports which were appropriate with the business owners.

Keywords: UMKM (Micro, Small, Medium Enterprises), Financial Report, Implementation of SAK ETAP

PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan

pembangunan di Kota Singaraja

khususnya Kecamatan Seririt mulai mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dalam segala bidang.

Perkembangan pembangunan yang terjadi di segala bidang salah satunya adalah bidang ekonomi dan industri. Peningkatan pembangunan dalam bidang ekonomi dan industri tidak terlepas dari peranan perusahaan-perusahaan yang berada di

Kecamatan Buleleng.

Perusahaan-perusahaan tersebut meliputi, Perusahaan-perusahaan besar maupun UMKM yang sangat memberikan kontribusi untuk kemajuan dalam negeri untuk mengembangkan dunia ekonomi dan industri dalam negeri. UMKM merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian

besar masyarakat Buleleng pada

khususnya, keberadaan UMKM tersebut

harus diidukung dan didorong

kemampuannya agar tetap berkembang dan hidup sehingga dapat memperluas

kesempatan usaha dan memperluas

lapangan pekerjaan. UMKM mempunyai peran penting dalam strategi pertumbuhan ekonomi suatu Negara maupun daerah.

UMKM diatur pada UU No 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro Kecil

Menengah. Dengan diberlakukannya

undang-undang tersebut maka usaha mikro kecil menengah mendapatkan jaminan dan keadilan usaha, selain itu

pemberlakuan ini juga dapat

meningkatkan kedudukan, peran, dan

potensi UMKM dalam mewujudkan

ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan

kerja, dan pengentasan kemiskinan. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang perlu mendapat perhatian, karena UMKM merupakan

usaha yang terbukti menyediakan

lapangan pekerjaan di saat persaingan mendapatkan pekerjaan di sektor formal sangat ketat. Sektor UMKM memberikan dampak yang baik bagi kemandirian suatu

bangsa untuk dapat menciptakan

lapangan pekerjaan sendiri sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran masyarakat.

Penyusunan laporan keuangan

merupakan hal yang penting yang harus dilakukan oleh UMKM apabila ingin

mengembangkan usahanya, karena

dengan adanya pencatatan dan

pembukuan akan memudahkan UMKM untuk mengetahui perjalanan bisnisnya, kendala-kendala apa saja yang dialami, dan informasi-informasi yang dibutuhkan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dihasilkan. Laporan keuangan merupakan

alat yang sangat penting untuk

memperoleh informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan

untuk mengetahui kondisi dan

perkembangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan.

UMKM juga harus memiliki tingkat kesehatan kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik maka dapat

dilihat pula bahwa pengelolaan

permodalan pada UMKM tersebut juga baik. Hal ini juga dapat berpengaruh apabila suatu UMKM tersebut akan melakukan pinjaman kredit pada Koperasi, maka nantinya dengan Koperasi melihat

(3)

kondisi kinerja yang baik dalam suatu UMKM tentu saja Koperasi tersebut akan memberikan kepercayaan pada UMKM dalam melakukan pinjaman kredit karena

UMKM dilihat dapat memenuhi

harapannya dengan adanya kondisi

kinerja yang baik. UMKM yang

memperoleh pinjaman kredit dari Koperasi akan secara sadar bahwa memiliki tanggung jawab untuk mengelola aktiva serta sumber-sumber dana yang dimiliki secara professional. Dari laporan keuangan pengusaha UMKM juga dapat menilai kinerja usahanya.

Dengan masalah tersebut, maka IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mengeluarkan standar akuntansi khusus untuk usaha mikro kecil menengah untuk membantu pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan yang akurat dan relevan. Standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI khusus untuk UMKM dikenal dengan

nama SAK-ETAP. SAK-ETAP

diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2011 dan telah disosialisasikan kepada

masyarakat. SAK-ETAP merupakan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. SAK-ETAP

(2009) menjelaskan entitas yang

dimaksudkan ini adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik, dan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. SAK-ETAP disusun dan diterbitkan oleh IAI dengan tujuan untuk menjadi pedoman bagi UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan akan dapat membantu perusahaan dalam memantau keuangan perusahaan dengan lebih relevan dan lebih akurat. Dari pentingnya penyusunan laporan keuangan untuk perusahaan, maka IAI mengeluarkan standar akuntansi khusus untuk UMKM. Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut SAK-ETAP (2009) yaitu: relevan,

mudah dipahami, keandalan,

kelengkapan, substansi mengungguli bentuk, pertimbangan sehat, materialitas, tepat waktu, dan keseimbangan antara biaya dan manfaat.

Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” merupakan salah satu UMKM di bidang pertenunan yang sudah lama berdiri semenjak tahun 90’an, tetapi masih

terdapat suatu kendala dalam

mengimplementasikan pencatatan

keuangan yang masih belum sesuai dengan pedoman penyusunan laporan

keuangan berdasarkan SAK ETAP.

Dikarenakan kurangnya pengetahuan pemilik terhadap bagaimana laporan keuangan yang sesuai dengan usaha pemilik.

Pada umumnya beberapa penelitian

terdahulu yang telah dilakukan

sebelumnya yang membahas mengenai

penyusunan laporan keuangan dan

penilaian kinerja berdasarkan SAK-ETAP tersebut, meliputi Dalam penelitian Alifta (2015) yang berjudul Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Pada UMKM Pengrajin Batik Di

Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa berdasarkan penelitian dari sembilan belas UMKM pengrajin batik diketahui bahwa enam UMKM pengrajin batik menerapkan SAK ETAP dan tiga belas UMKM pengrajin batik tidak menerapkan SAK ETAP. Dalam penelitian Sinarwati (2015) yang berjudul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi belum diterapkannya pencatatan keuangan berbasis SAK ETAP di UMKM (Studi Kasus UMKM di Kabupaten Buleleng). Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

belum diterapkannya pencatatan

keuangan berbasis SAK ETAP di UMKM di Kabupaten Buleleng adalah: (1) Faktor ketidaksiapan infrastruktur, kekurangan SDM dan ketidak disiplinan, (2) Faktor kurangnya pengawasan dari Ditjen Pajak dan Pengawasan dari Bank dan (3) Faktor

ketidakpahaman manfaat dan

ketidaktahuan tata cara melaksanakan pencatatan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka masalah yang akan dikaji dan dijawab dalam penelitian ini, antara lain: (1) Bagaimanakah Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”?, (2) Bagaimanakah persepsi pengusaha UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu

(4)

Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja yang berbasis SAK-ETAP?.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian studi kasus, yaitu penelitian deskriptif yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail dimana subyek yang diteliti terdiri dari satu unit yang dipandang sebagai kasus. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam

mengenai subyek tertentu untuk

memberikan gambaran lengkap tentang subyek tertentu tersebut.

Dalam penelitian ini objek yang

dievaluasi adalah implementasi

penyusunan laporan keuangan dan

penilaian kinerja berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”. Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan baik pada tingkatan

perencanaan maupun tingkatan

pelaksanaan. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut pengambil kebijakan dapat memperbaiki unsur-unsur yang lemah dari kebijakan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dimana gambaran keadaan umum UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” yang menjadi objek Penelitian., (2) yaitu data yang dapat dihitung atau dinyatakan dengan bentuk

angka sebagai data yang banyak

dipergunakan dalam Penelitian. Data ini dapat diperoleh dari dokumen transaksi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Data sekunder, dan (2) Data primer.

Metode analisa data yang digunakan peneliti adalah reduksi data (data

reduction), yang dijadikan sebagai proses

pemilihan, pemusatan, perhatian,

penyederhanaan, pengabstarksian dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan maupun hasil

wawancara maupun observasi. Dari data yang berhasil dikumpulkan kemudian

direduksi untuk keperluan

mengorganisasikan data dalam

memudahkan penarikan kesimpulan,

reduksi data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” yang beralamat di Desa Kalianget, Kecamatan Buleleng ini merupakan salah satu contoh Usaha Mikro Kecil Menengah

yang bergerak di bidang usaha

pertenunan. UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” ini didirikan oleh Bapak Nyoman Jayadi. Usaha pertenunan tersebut sudah ada semenjak tahun 90’an yang dimana pada saat itu beliau masih menjalankan usaha tersebut bersama ibu beliau saja, beliau memulai usahanya dengan bermodalkan sebuah alat tenun yang saat ini peralatan tersebut dinamai mesin ATBM. Dari waktu ke waktu usaha

beliau pun mulai meningkat dan

konsumen beliau pun makin bertambah hingga sekarang.

Seiring berjalannya waktu permintaan pembuatan kain endek mastuli pada Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” pun semakin meningkat baik digunakan untuk baju seragam, maupun yang lainnya.

Namun perkembangan usaha tenun

Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” yang meningkat tersebut, tidak diiringi dengan pencatatan keuangan yang baik. Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” hanya melakukan pencatatan penerimaan kas yang diperoleh dari para konsumen yang sudah melakukan pembayaran piutang dan melakukan pembayaran tunai pada saat melakukan pembelian kain endek mastuli tersebut secara langsung, sedangkan mengenai pencatatan yang lain Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” tidak melakukannya.

Pada kasus ini, peneliti akan membantu Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” dalam mengimplementasikan penyusunan laporan keuangan dan menilai kinerja usahanya berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Hal ini diharapkan

(5)

dapat membantu UMKM Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” dalam membuat laporan keuangan.Penggunaan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) sebagai standar penyusunan laporan keuangan karena Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” merupakan entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum. Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” tidak mengajukan pendaftaran atau dalam proses pengajuan pendaftaran

pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk penerbitan efek di pasar modal, atau bukan entitas yang menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, usaha pertenunan Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” memiliki kekurangan dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

melainkan usaha pertenunan Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” hanya menyusun laporan pembayaran piutang saja, ketidak mampuan pemilik dalam

melakukan pencatatan yang benar

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pemilik terhadap bagaimana laporan keuangan yang sesuai dengan usaha pemilik. Maka dari itu peneliti bermaksud

membantu mengimplementasikan

penyusunan laporan keuangan dan

menilai kinerja usahanya yang sesuai dengan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) sehingga dapat digunakan oleh UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” untuk membuat laporan keuangan usahanya sendiri. Format laporan keuangan yang dibuat

yaitu, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

a. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode (IAI, 2009). Adapun data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan laba/rugi ini antara lain:

1. Data seluruh pendapatan pada Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” mulai dari penjualan dan pendapatan.

2. Data semua beban yang

dikeluarkan untuk kepentingan usaha tenun Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” seperti beban perlengkapan, beban listrik dan air dan beban lainnya. Laporan Laba/Rugi dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Pendapatan :

Penjualan Rp 111,940,000.00

Harga Pokok Penjualan ( Rp 79.600.000 )

Beban :

Beban Perlengkapan Rp 500,000.00

Beban Penyusutan Peralatan Rp 7,500,000.00

Beban Penyusutan Gedung Rp 8,000,000.00

Beban Listrik dan Air Rp 400,000.00

TOTAL BEBAN ( Rp 16.400.000 )

LABA Rp 15.940.000

Gambar 4.4 Laporan Laba Rugi

PENGRAJIN ENDEK MASTULI "AYU LESTARI" Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 Sumber: (data diolah peneliti).

b. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas

menyajikan laba atau rugi entitas untuk

suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,

(6)

pengaruh kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan

distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut (IAI, 2009). Laporan Perubahan Ekuitas dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Laporan Perubahan Ekuitas

PENGRAJIN ENDEK MASTULI "AYU LESTARI" Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 Sumber: (data diolah peneliti).

c. Neraca

Laporan neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu sampai akhir periode pelaporan (IAI, 2009). Pada neraca akan disajikan

informasi mengenai total Aktiva dan total Passiva yang dimiliki Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”. Laporan Neraca dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Neraca

PENGRAJIN ENDEK MASTULI "AYU LESTARI" Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 Sumber: (data diolah peneliti).

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

periode dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan (IAI, 2009). Laporan Arus Kas dapat dilihat pada Gambar 4.7

MODAL AWAL 1 JANUARI 2015 Rp 176,500,000.00

LABA UNTUK TAHUN BERJALAN Rp 15,940,000.00

MODAL AKHIR 31 DESEMBER 2015 Rp 192,440,000.00

AKTIVA PASSIVA

AKTIVA LANCAR

Kas Di Bank Rp 39,190,000.00 Utang Gaji dan Upah Rp 1,750,000.00

Kas Kecil Rp 1,000,000.00

Perlengkapan Rp 500,000.00

Persediaan Produk Selesai Rp 21,500,000.00

TOTAL AKTIVA LANCAR Rp 62,190,000.00

AKTIVA TETAP

Peralatan Rp 37,500,000.00 Modal Usaha Rp 192,440,000.00

Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 7,500,000.00

Rp 30,000,000.00

Tanah Rp 30,000,000.00

Gedung Rp 80,000,000.00

Akumulasi Penyusutan Gedung Rp 8,000,000.00

Rp 72,000,000.00

TOTAL AKTIVA TETAP Rp 132,000,000.00

(7)

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Penjualan Rp 111,940,000.00

Harga Pokok Penjualan ( Rp 79.600.000 )

Beban Perlengkapan Rp 500,000.00

Beban Listrik dan Air Rp 400,000.00

Beban Penyusutan Peralatan Rp 7,500,000.00

Beban Penyusutan Gedung Rp 8,000,000.00

( Rp 16.400.000 )

Saldo Kas 31 Desember Rp 15.940.000

Gambar 4.7 Laporan Arus Kas

PENGRAJIN ENDEK MASTULI "AYU LESTARI" Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 Sumber: (data diolah peneliti).

d. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan pada Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016 yaitu:

1. Peralatan yang terdapat pada Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” yaitu 1 mesin Malpal dengan harga Rp 1.000.000, 1 mesin Boom dengan harga Rp 4.500.000 dan 8 mesin ATBM, masing-masing untuk harga mesin ATBM yaitu Rp 4.000.000 jadi total 8 mesin ATBM harganya yaitu Rp 32.000.000.

Untuk menghitung beban

penyusutan peralatan digunakan metode garis lurus dengan perhitungan sebagai berikut : (Harga Beli - Nilai Sisa) : Umur Ekonomis Mesin Malpal=(Rp1.000.000- Rp0) : 5 = Rp 200.000 Mesin Boom=(Rp4.500.000-Rp0) : 5 = Rp 900.000 Mesin ATBM=(Rp4.000.000-Rp 0) : 5 = Rp 800.000 Mesin ATBM=(Rp4.000.000-Rp0) : 5 = Rp 800.000 Mesin ATBM=(Rp4.000.000-Rp0) : 5 = Rp 800.000

Karena, peralatan yang ada pada Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” hanya mesin malpal, mesin boom dan mesin ATBM, maka jumlah seluruh harga beli dan jumlah seluruh nilai sisa mesin malpal, mesin boom dan mesin ATBM bisa dijadikan satu, dengan nama akun peralatan dengan perhitungan sebagai berikut :

(Harga Beli - Nilai Sisa) : Umur Ekonomis

(Rp 37.500.000 - Rp0) : 5 = Rp7.500.000.

2. Untuk menghitung beban

perlengkapan diperhitungkan dari

perlengkapan awal- sisa

perlengkapan dengan perhitungan Rp 1.000.000 - Rp 500.000 = Rp500.000.

3. Untuk menghitung beban

penyusutan gedung digunakan metode garis lurus dengan perhitungan sebagai berikut : (Harga Beli - Nilai Sisa) : Umur Ekonomis

(Rp 80.000.000 - Rp 72.000.000) : 10 = Rp800.000.

Penilaian Kinerja Laporan Keuangan UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”

Dalam penelitian ini, Penilaian Kinerja Laporan Keuangan Pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” menggunakan rasio sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya

(8)

suatu perusahaan. untuk

mengukur kemampuannya,

yaitu rasio lancar (current

ratio).

Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva Lancar (current assets) Utang Lancar (current liabilities) = Rp 62.190.000

Rp 1.750.000

= 35,53 % (dibulatkan 35,5) Artinya jumlah aktiva lancar

sebanyak 35,5% utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 35,53 rupiah harta lancar atau 35,53:1. Jika rata-rata industri untuk current ratio adalah dua kali dari rata-rata industri atau diatas standar 20%, maka rasio tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi

yang baik mengingat rasionya di atas rata-rata industri.

2. Rasio Solvabilitas atau leverage

ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Salah satu jenis rasio solvabilitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuannya, yaitu

debt to assets ratio. Debt To Equity Ratio = Total Utang (Debt)

Total Aktiva (Assets) = Rp 1.750.000

Rp 194.190.000

= 0,009 % ( dibulatkan 1 %) Rasio ini menunjukkan bahwa

1% pendanaan perusahaan

dibiayai dengan utang untuk tahun 2016. Sehingga dapat dilihat dari hasil rasio tersebut bahwa kondisi perusahaan dianggap baik karena berada dibawah rata-rata industri atau sebesar 35%.

3. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Salah satu jenis rasio aktivitas yang dapat digunakan

perusahaan untuk mengukur

kemampuannya, yaitu fixed assets

turn over. Fixed Assets Turn Over = Penjualan (Sales)

Total Aktiva Tetap (Total Fixed Asset) = Rp 111.940.000

Rp 118.000.000

= 0,9 Kali (dibulatkan 1 Kali ) Perputaran aktiva tetap tahun 2016

adalah sebanyak 1 kali. Artinya, setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 1,00 penjualan. Dengan demikian maka kondisi perusahaan dikatakan tidak baik, karena rata-rata industry untuk total assets

turn over, yaitu 5 kali. Dengan demikian,

maka perusahaan dikatakan belum

mampu memaksimalkan aktiva tetap yang dimiliki.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan, rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efekivitas manajemen suatu perusahaan. Salah satu jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan perusahaan untuk

(9)

mengukur kemampuannya, yaitu profit margin on sales.

Profit Margin On Sales = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

Penjualan

= Rp 111.940.000 - Rp 76.690.000 Rp 111.940.000 = 0,314 (dibulatkan 31%) Jika rata-rata industri untuk

profit margin adalah 30%, maka margin laba perusahaan dikatakan baik karena berada di atas rata-rata indusri. Ini juga dapat berarti bahwa harga barang-barang pada perusahaan relatif tinggi dengan biaya-biayanya yang relatif rendah.

SIMPULAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang menjelaskan tentang implementasi penyusunan laporan keuangan dan penilaian kinerjanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai implementasi penyusunan laporan keuangan dan penilaian kinerjanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”, maka peneliti dapat menarik

kesimpulan antara lain: (1)

Pencatatan akuntansi yang dilakukan UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” masih sangat sederhana, hanya sebatas mencatat penerimaan kas yang diperoleh dari pembayaran piutang secara tunai yang oleh

pelanggan, (2) Implementasi

Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja Usahanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM dalam hal ini yaitu Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” untuk penyusunan laporan keuangan dan penilaian kinerja usahanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP telah disajikan pada bagian sebelumnya, (3) Dengan peneliti membantu UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” dalam menyusun laporan keuangan dan penilaian kinerja usahanya yang

sesuai berdasarkan SAK-ETAP dapat membantu pengelola UMKM dalam dalam menganalisis

kekurangan-kekurangan yang ada dan

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada tersebut untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.

SARAN

Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan agar lebih dalam lagi menggali data keuangan usaha yang akan diteliti guna untuk mengetahui keakuratan laporan keuangan yang dibuat, selain itu juga melakukan penambahan waktu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dari suatu usaha dalam hal ini adalah UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ali. 2007. Metodelogi Penelitian Dan Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon: STAIN Press.

Alfitri, dkk. 2014. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) Pada Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) Perajin

Mebel Desa Gondang Sari

Kecamatan Juwiring Kabuaten Klaten. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No.2, Hal

135-147.

Asmadi, Alsa. 2003. Pendekatan

Kuantitatif Dan Kualitatif, serta kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

(10)

Balkaoi, Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi, Edisi Pertama. Jakarta:

Salemba Empat.

Gray, et al. 1996. Accounting and

Accountability: Changes and

Challenges in Corporate Social

and Environmental Reporting.

Prentice Hall Europe, Hemel Hempstead.

Gunawan, Surya Darmawan & Ayu Purnamawati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

dan Leverage Terhadap

Manajemen Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Journal S1 Ak Universitas

Pendidikan Ganesha. Vol.03,

No.01, Hal 06-15.

Herawati, Nyoman Trisna. 2011.

Akuntansi Pengantar 1 Jurusan Akuntansi. Singaraja: Fakultas Ilmu

Sosial.

Hery. 2014. Akuntansi Keuangan

Menengah, Jakarta: Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).

Jakarta: IAI.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kristanto, Eri. 2011. Penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) Pada UMKM Pengrajin

Rotan Di Desa Trangsan

Kecamatan Gatak Kabupaten

Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Lutfiaazahra, Alifta. 2015. Implementasi

Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) Pada UMKM

Pengrajin Batik Di Kampoeng Batik

Laweyan Surakarta. Skripsi.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Martani, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan

Menengah Berbasis PSAK,

Jakarta: Salemba Empat.

Pratiwi, Meila. 2016. Implementasi SAK

ETAP pada Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Lukisan Kain

Prada dan Pengerajin Uang

Kepeng (Studi kasus pada UMKM Lukisan Kain Prade wahyu dan Pengrajin Uang kepeng Taksu agung Di kabupaten Klungkung).

Skripsi. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Republik Indonesia 2008. Undang-Undang

Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Samryn, L.M. 2011. Pengantar Akuntansi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Setiady, Marry. 2011. Telaah Kesiapan

dan Prospek Implementasi SAK

ETAP: Studi Kasus Pada

Pengusaha UMKM Garmen di Pusat Grosir Surabaya. Jurnal

Akuntansi. Surabaya. Vol.01,

No.01, Hal 05-17.

Sinarwati, Ni Kadek, dkk. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belum Diterapkannya Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP Di UMKM (Studi Kasus UMKM Di Kabupaten Buleleng). Jurnal Akuntansi. Vol 02, No 01, Hal

07-17.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: CV. Alfabeta.

Surya, Satriawan & Raja Adri, 2013.

Akuntansi Keuangan Versi IFRS.

Gambar

Gambar 4.7  Laporan Arus Kas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan, sistem pengendalian internal

Berdasarkan hasil analisis tentang pengaruh kualiatas SDM, penerapan SIPKD, pengendalian intern akuntansi terhadap nilai laporan keuangan pada Bagian Keuangan Setda

Akuntansi Pemerintahan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki untuk menunjang dalam penyajikan laporan keuangan yang akan meningkatkan kinerja pekerjaan serta

signifikansi lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,000<0,05), maka H 5 diterima Pengendalian internal, value for money, penyajian laporan

semakin baik demi tercapainya pengelolaan keuangan daerah yang memiliki kualitas laporan keuangan yang tinggi; (2) keterbatasan penelitian ini variabel independen yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belum diterapkannya SAK ETAP pada usaha jahit Sandy Bottom Tailor yaitu, tidak mengetahui bagaimana

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan, (2)

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 1, terlihat bahwa signifikansi variabel dimensi ekonomi (EC) adalah 0,410>0,05 yang artinya pengungkapan laporan