• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI, KOMITMEN ORGANISASI, PENGEMBANGAN KARIR, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS BANK BNI SYARIAH WILAYAH SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI, KOMITMEN ORGANISASI, PENGEMBANGAN KARIR, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS BANK BNI SYARIAH WILAYAH SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana E"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

SAMPUL

PENGARUH KOMPENSASI, KOMITMEN

ORGANISASI, PENGEMBANGAN KARIR, DAN

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN

KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS BANK BNI

SYARIAH WILAYAH SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

ANGGUN TRI INDRIASTUTI

213-13-155

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha dan do‟a”

“Ayo segera bangun mimpimu atau orang lain akan mempekerjakan kamu untuk membangun mimpi mereka”

“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow”

ِالل ِلْيِبَس ىف َوُهَف ِمْلِعْلا ِبَلَط ىِف َج َرَخ ْنَم

„‟Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”.

(HR.Turmudzi)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Beliau kedua orang tua ku Bapak Muchtarum dan Ibu Susi Susana yang tidak lelah selalu mendoakan dan memberi semangat serta dukungan kepada penulis dalam setiap sujudnya.

Beliau kakak-kakak ku Indah Komalasari, Ayu Wulandari dan Tata Juanta yang tidak lelah memberi doa dan dukungan padaku.

Kedua adik-adik ku Muhammad Arhab Fahd dan Muhammad Zafran Arafat yang menjadi motivasi dan semangatku.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji penulis sanjungkan kepada Allah SWT serta junjungan nabi agung Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan syafaatnya kelak di yaumil kiyamah. Rasa syukur juga tak lupa penulis panjatkan atas selesainya skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua kalangan masyarakat yang membutuhkan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa suatu keinginan tidak akan pernah tercapai apabila kita tidak melakukan sesuatu. Allah SWT memberikan kita waktu sehari 24 jam bukan hanya untuk bermimpi namun juga untuk mewujudkan mimpi kita. Salah satu wujud mimpi penulis adalah dapat menyelesaikan skripsi ini di waktu yang tepat.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang penulis lakukan, mulai dari penelitian, referensi yang kurang memadai dan hal lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Oleh karenanya peneliti juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan pada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga

2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Salatiga.

3. Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku ketua program studi Perbankan Syariah

S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan pada penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah

memberikan ilmu dan segenap pengetahuan serta wawasan.

5. Keluarga BNI Syariah Wilayah Semarang yang telah mengizinkan dan

membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi.

6. Kedua orang tua Bapak Muchtarum dan Ibu Susi Susana, kakek dan

nenek, seluruh keluarga besar, kerabat, serta saudara yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

7. Beliau kakak-kakak dan Adik-adik ku Indah Komalasari, Ayu Wulandari,

(11)

x

8. UKM SSC IAIN Salatiga yang telah memberikan pengalaman, do‟a serta

dukungan.

9. Sahabat-sahabatku, yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa,

motivasi, bantuan serta yang setia mendengarkan keluh dan kesah penulis Chyntia, Siska, Karlina, Adi, Maharani, Tesa, Nizar, Ninda, Kakak Iik, Kakak Ambar, dan Kakak Vivi

10.Teman-teman Bani Mamoniah yang memberikan dukungan, semangat,

dan do‟a Ismalia, Ika, Mia, Ratih, Rati, Maimina, Nafis dan Sachi.

11.Keluarga besar kos Bu Sian yang selalu mendukung, mendengarkan keluh

kesah, saran, doa, hiburan, dan bantuan kepada penulis Helmi, Tesa, Anggun, Mba datul, Reni, Heni, Kunni, Hani, Dian, Mela, Caca, Rizki, Desi, dan Kenanga.

12.Teman-teman yang tiada bosan memberikan semangat dan dukungan,

saran dan bantuan dalam penulisan skripsi ini Yogatama, Maharani, Helmi, Ismalia.

13.Teman-teman seperjuangan PS S1 angkatan 2013 yang saling mendoakan,

mendukung dan menyemangati dalam keadaan suka maupun duka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik maupun saran kami harapkan. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat bermanfaat untuk seluruh kalangan masyarakat yang membaca. Amiin.

Salatiga,28 September 2017

(12)

xi ABSTRAK

Tri Indriastuti, Anggun. 2017. Pengaruh Kompensasi, Komitmen Organisasi, Pengembangan Karir, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus Bank BNI Syariah Wilayah Semarang). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, M.Si.

Perkembangan sebuah perusahaan termasuk industri perbankan salah satunya dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh antara kompensasi, komitmen organisasi, pengembangan karir, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada BNI Syariah Wilayah Semarang. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh karyawan pada BNI Syariah Wilayah Semarang. Penentuan

sampel pada penelitian ini menggunakan probability sampling. Pada penelitian ini

sampel yang digunakan sebanyak 65 orang karyawan BNI Syariah Wilayah Semarang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompensasi, komitmen organisasi, pengembangan karir, dan lingkungan kerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Pengembangan karir berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

(13)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI... Error! Bookmark not defined. DECLARATION ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kegunaan Penelitian... 9

E. Sistematika Penulisan... 10

BAB II ... 13

A. Telaah Pustaka ... 13

B. Kerangka Teori... 21

1. Teori Dua Faktor dari Herzberg ... 21

2. Kompensasi ... 23

3. Komitmen Organisasi ... 30

4. Pengembangan Karir ... 32

5. Lingkungan Kerja ... 36

6. Kepuasan Kerja Karyawan ... 40

(14)

xiii

D. Hipotesis ... 43

1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ... 43

2. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan . 44 3. Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan .. 45

4. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ... 45

BAB III... 48

A. Jenis Penelitian ... 48

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 48

C. Populasi dan Sampel ... 49

1. Populasi ... 49

2. Sampel ... 49

D. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Sumber dan Jenis Data ... 51

2. Pengumpulan Data... 51

E. Skala Pengukuran ... 52

F. Definisi Konsep dan Operasional... 52

G. Instrumen Penelitian... 55

H. Uji Instrumen Penelitian ... 58

1. Uji Reliabilitas ... 58

2. Uji Validitas... 59

I. Alat Analisis Data ... 59

1. Uji Deskriptif ... 59

2. Uji Asumsi Klasik ... 60

3. Analisis Regresi Berganda ... 65

4. Uji Statistik ... 66

BAB IV ... 70

A. Analisis Deskriptif ... 70

1. Usia Responden ... 70

2. Jenis Kelamin Responden... 71

3. Pendidikan Terakhir Responden... 71

(15)

xiv

5. Status Perkawinan Responden ... 73

6. Pendapatan Responden ... 74

B. Analisis Data ... 74

1. Uji Instrumen ... 74

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 78

3. Analisis Regresi Linear Berganda ... 84

4. Uji Statistik ... 86

C. Pembahasan dan Hasil Penelitian... 89

BAB V ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

1. Saran Untuk BNI Syariah Wilayah Semarang ... 94

2. Saran Untuk Penelitian Mendatang ... 95

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel Persamaan dan Perbedaan ... 17

Tabel 2. 2 Hipotesis Penelitian... 47

Tabel 3. 1 Distribusi Sample ... 50

Tabel 3. 2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 53

Tabel 3. 3 Instrumen Penelitian ... 55

Tabel 4. 1 Usia Responden... 70

Tabel 4. 2 Jenis Kelamin Responden ... 71

Tabel 4. 3 Pendidikan Terakhir Responden ... 72

Tabel 4. 4 Lama Kerja Responden ... 72

Tabel 4. 5 Status Perkawinan Responden ... 73

Tabel 4. 6 Pendapatan Responden ... 74

Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas Responden ... 75

Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas Responden ... 76

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas... 78

Tabel 4. 10 Hasil Uji Autokorelasi ... 79

Tabel 4. 11 Hasil Uji Kolmogorov ... 81

Tabel 4. 12 Uji Regresi Awal ... 82

Tabel 4. 13 Uji Regresi dengan DFFIT ... 83

Tabel 4. 14 Uji Regresi ... 84

Tabel 4. 15 Uji Ttest ... 86

Tabel 4. 16 Uji Ftest ... 88

Tabel 4. 17 Uji R2... 89

Tabel 4. 18 Hasil Penelitian ... 92

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian ... 43

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang

memberikan cukup pengaruh dalam lingkungan perbankan nasional.

Keberadaan perbankan syariah ini dimulai pada saat penerbitan

undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dimana undang-undang-undang-undang ini

menjadi pendorong hadirnya sistem perbankan berbasis syariah. Dalam

perkembangannya, undang-undang tersebut akhirnya diganti ke dalam

undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang menerangkan sistem perbankan

syariah dengan lebih jelas dibandingkan undang-undang sebelumnya. Dengan

diberlakukannya undang-undang tersebut, perbankan di Indonesia dapat

memberlakukan dual banking system atau sistem perbankan ganda, dimana

bank konvensional dapat beroperasi berdampingan dengan bank syariah

sebagai suatu unit usaha atau bank syariah yang berdiri sendiri. Namun, hal

tersebut belum sepenuh mendorong pertumbuhan perbankan syariah yang

sebenarnya karena masih terpengaruh kepada sistem perbankan konvensional,

sehingga masih sering dipersamakan dengan bank konvensional (Nawir,

2012). Undang-undang tersebut diganti kembali ke dalam Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pengertian perbankan

syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan

(19)

2

proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan yang dimaksud

dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat. Dengan demikian, lembaga perbankan yang kegiatan usahanya

berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah maka dapat dikatakan sebagai

perbankan syariah (Fitriani, 2016).

Sumber daya manusia adalah asset yang paling penting bagi perusahaan

atau organisasi, karena perannya sebagai subyek pelaksana operasional

perusahaan. Sumber daya manusia pun merupakan sumber daya yang

memiliki kelebihan dibanding sumber daya yang lainnya. Sumber daya yang

dimiliki oleh perusahaan atau organisasi seperti modal dan metode yang tidak

bisa memberikan hasil optimal apabila tidak didukung oleh sumber daya

manusia. Untuk mendapatkan hasil yang optimal sumber daya manusia pun

harus dikelola dengan sebaik mungkin, sehingga sumber daya manusia dalam

sebuah perusahaan merasa nyaman dalam menjalankan tugasnya dan

mendapatkan hasil yang maksimal (Muflih, 2015).

Pengelolaan sumber daya manusia yang baik pun dibutuhkan untuk

menciptakan iklim good governance pada masyarakat, khususnya fungsi

pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia

yang baik dengan good governance diantaranya dapat mencakup peningkatan

kompensasi, pengembanan karir, menciptakan lingkungan kerja secara

(20)

3

organisasi sehingga dapat memberikan kepuasan kerja kepada seluruh

pegawai (Fathonah dan Utami, 2011).

Di zaman modern ini pekerjaan telah dipandang sebagai sumberdaya

yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang khusus . Karena

merupakan salah satu unsur pokok yang menentukan tercapainya tujuan

organisasi. Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tidak di dukung oleh

kepuasan kerja yang dirasakan karyawan.

Kepuasaan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual,

setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda dengan

sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan masing-masing individu (Fathonah dan Utami, 2011). Semakin

banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai denga keinginan individu

tersebut, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan, sebaliknya bila semakin

sedikit aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu,

maka makin rendah tingkat kepuasannya (As‟ad, 2005 (dalam Fathonah dan

Utami, 2011)).

Menurut Wexley dan Yuki (2005) dalam Fattah (2014) bahwa kepuasan

kerja adalah seorang pekerja merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja

merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan

atas aspek-aspek pekerjaannya yang bermacam-macam. Menurut Newstorm

(21)

4

A set or favorable of unfavorable and emotions with which employess

view their work. Job satisfaction is an affective attitude a feeling of

relative like or dislike toward something”.

Maksudnya, kepuasan kerja adalah perasaan dan emosi yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan karyawan/pegawai melihat

pekerjaan mereka. Kepuasan kerja merupakan sikap relatif yang cenderung

pada rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu.

Hal yang hampir sama menurut McShane dan Glinow (2008) dalam

Fattah (2014) :

Job satisfaction a person’s evaluation of his or her job and work

context”.

Maksudnya bahwa kepuasaan kerja adalah evaluasi seseorang terhadap

pekerjaan dan suasana kerjanya.

Menurut Mathis dan Jackson (2009) dalam Supatmi, Nimran dan Utami

(2013) mendefinisikan “ Kompensasi adalah faktor penting yang

mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu

organisasi dan bukan organisasi lainnya”. Jadi kompensasi yang diberikan

kepada karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan dan tanggung jawab yang

diberikannya kepada perusahaan. Kompensasi adalah bayaran yang diberikan

perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas para karyawan guna

mencapai keunggulan yang kompetitif (Simamora, 2006 (dalam Muflih,

(22)

5

Penelitian yang dilakukan oleh Alwi Suddin (2012) menyatakan bahwa

kompensasi terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan.

Menurut Meyer & Allen (1997) dalam Furqon (2010) yaitu bahwa

komitmen organisasi merupakan suatu kondisi psikologis yang ditandai

dengan keterkaitan dan keterlibatan individu pada suatu organisasi yang

melibatkan faktor afektif, kontinuans dan normative sebagai perasaan

kewajiban untuk tetap mempertahankan keanggotaannya serta persepsi

mengenai kerugian yang akan muncul jika mengehentikan keanggotaan

diorganisasi. Berdasarkan hal tersebut diatas, komitmen organisasi terdiri dari

tiga komponen, yaitu : (1) penerimaan terhadap tujuan organisasi, (2)

keinginan untuk bekerja keras bagi organisasi dan (3) keinginan untuk tetap

berada dalam organisasi. Agar dapat bekerjasama dan berprestasi kerja dengan

baik seorang karyawan harus mempunyai komitmen yang tinggi pada

organisasinya. Komitmen organisasi dapat tumbuh manakala harapan dapat

terpenuhi oleh organisasi dengan baik. Selanjutnya dengan terpenuhinya

harapan kerja ini akan menimbulkan kepuasan kerja (Karsono, 2008 (dalam

Baraba, Utami dan Wijayanti, 2014)). Karyawan yang memiliki komitmen

tinggi terhadap suatu organisasi akan lebih termotivasi untuk bekerja dan

menimbulkan kepuasan kerja dalam dirinya.

Penelitian dilakukan oleh Guntur Ujianto dan Syafarudin Alwi (2005)

menyatakan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh signifikan

(23)

6

Pengembangan karir merupakan hasil dari integrasi antara perencanaan

karir individu dengan proses manajemen karir organisasi (Kaswan, 2014). Ini

senada dengan ungkapan Bernadin dan Russel (2013) dalam Kaswan (2014)

sebagai berikut :

A career development system is a formal, organized, planned effort to

achieve a balance between individual career needs and organizational

work force requirement. It is mechanism for meeting the present and future

human resources needs of an organization”.

Maksudnya pengembangan karir merupakan usaha yang terorganisasi, dan

terencana yang terdiri atas aktivitas atau proses yang terstruktur yang

menghasilkan usaha perencanaan karir timbal balik antara pegawai dan

organisasi. Didalam sistem pengembangan karir, pegawai bertanggung jawab

terhadap perencanaan karir, sedangkan organisasi bertanggung jawab terhadap

manajemen karir.

Praktik pengembangan karir, seperti yang dikemukakan oleh Bernardin

dan Russel (2013) dalam Kaswan (2014) terbukti bisa meningkatkan kepuasan

kerja karyawan dan meningkatkan efektivitas organisasi.

Penelitian dilakukan oleh Bayu Apka Putra (2015) menyimpulkan bahwa

pengembangan karir memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan.

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan. Jika dalam lingkungan sekitar tempat kerja

(24)

7

bekerja (Hadinata, 2014). Menurut Prastowo (2015) lingkungan kerja

merupakan keadaan sekitar tempat kerja secara fisik maupun non fisik yang

dapat membedakan kesan menyenangkan, mengamankan, menentramkan, dan

kesan kerasan atau betah bekerja dan lain sebagainya.

Penelitian yang dilakukan oleh Widyanto Eko Susetyo, Amiartuti

Kusmaningtyas, dan Hendro Tjahjono (2014) yang menyimpulkan bahwa

variabel lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan.

Bank BNI Syariah adalah salah satu dari 5 bank syariah terbaik ditahun

2016-2017 karena bank ini memiliki produk perbankan syariah yang menarik

seperti pembiayaan KPR, kredit cicilan emas dan tabungan syariah lainnya.

BNI Syariah terdapat pada urutan 4 yang terbaik di Indonesia tahun

2016-2017. Pada tahun 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan

kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin.

Selanjutnya UUS BNI terus berkembang hingga Juni 2014, jumlah cabang

BNI Syariah mencapai 65 kantor cabang, 161 kantor cabang pembantu, 17

kantor kas, 22 mobil layanan gerak dan 20 Payment Point. BNI Syariah

memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas

Syariah (DPS), semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS

sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Peneliti memilih BNI Syariah Kantor Wilayah Semarang karena

perusahaan ini bergerak dibidang keuangan yang menggunakan prinsip-prinsip

(25)

8

yang unggul dalam layanan dan kinerja”. BNI syariah secara konsisten

berorientasi pada kepuasan nasabah, dan memiliki komitmen yang tinggi

untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan karyawan, berperan

dalam pembangunan nasional dan meningkatkan nilai saham secara

kesinambungan. Untuk memaksimalkan keinginan-keinginan dari seluruh

pihak yang berkepentingan terhadap BNI syariah seperti kepuasan kerja

manajemen atau karyawannya. BNI Syariah harus memberikan pelayanan dan

fasilitas yang baik kepada seluruh manajemen atau karyawannya.

Berdasarkan masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Komitmen Organisasi,

Pengembangan Karir dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus Bank BNI Syariah Wilayah Semarang).”

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada

Bank BNI Syariah Wilayah Semarang?

2. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Bank BNI Syariah Wilayah Semarang?

3. Bagaimana pengaruh pengembangan karir terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Bank BNI Syariah Wilayah Semarang?

4. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

(26)

9 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang menjadi target penelitian ini, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Bank BNI Syariah Wilayah Semarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Bank BNI Syariah Wilayah Semarang.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Bank BNI Syariah Wilayah Semarang.

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Bank BNI Syariah Wilayah Semarang.

Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan

keilmuan Manajemen Sumber Daya Manusia, terutama dalam peningkatan

kepuasan kerja sumber daya manusia pada khususnya dan keorganisasian

pada umumnya, serta bermanfaat pula bagi penilitian-penelitian

selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi Penyusun

Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan

berpikir dalam keilmuan di bidang manajemen. Serta dapat

(27)

10

dipelajari dan tentu saja dapat mengaplikasikannya dilungkungan

masyarakat.

b. Bagi BNI Syariah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk

pengambilan kebijakan dalam mengelola sumber daya manusia

terutama mengenai kepuasan kerja karyawan di Bank BNI Syariah.

c. Bagi Lembaga Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan lembaga

pendidikan atau organisasi lain untuk pengambilan kebijakan dalam

mengelola sumber daya manusia terkait untuk meningkatkan kepuasan

kerja karyawan atau kepuasan anggota dalam organisasi tersebut.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur

pemikiran penulis dari awal hingga kesimpukan akhir. Adapun rencana

sistematika penulisan dari awal hingga akhir kesimpulan adalah sebagai

berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi mngenai latar belakang masalah, yang menampilkan

landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta

yang ada, yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan

masalah berisi mengenai pertanyaan keadaan, fenomena dan atau

(28)

11

kegunaan penelitian yang merupakan hal yang diharapkan dapat

dicapai mengacu pada latar belakang masalah, perumusan masalah

dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu

sistematika penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan

dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran teori-teori

dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu

dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan

penilitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang

berhubungan degan penelitian ini. Hipotesis adalah pertanyaan yang

disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban

sementara atas masalah penelitian.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan menguraikan variabel penelitian dan efisiensi

operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan dalam

penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara

operasional. Penentuan sampel berisi mngenai masalah yang

berkaitan dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan

metode pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran

tentang jenis data yang digunakan untuk variabel penilitian. Metode

analisis data mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis

(29)

12

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini menjelaskan tentang diskripsi objek penelitian

yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam

penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan

bentuk yang sederhana yang mudah dibaca dan yang mudah

diintreprestasikan meliputi diskripsi objek penlitian, analisis

penelitian, serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian

mengungkapkan intreprestasi untuk memaknai implikasi penelitian.

BAB V: PENUTUP

(30)

13 BAB II

LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka

Penelitian tentang pengaruh kompensasi, komitmen organisasi,

pengembangan karir, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

telah diteliti pada berbagai penelitian terdahulu. Dari beberapa penelitian

tersebut terdapat berbagai hasil penelitian yang berbeda. Seperti penelitian

yang dilakukan oleh Alwi Suddin (2012) dengan judul “Pengaruh

Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Mega dengan

Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderasi” menyimpulkan bahwa

kompensasi terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan Bank Mega Cluster Surakarta, dilihat dari nilai signifikansi

yang lebih kecil dari ketentuan 0,05. Hasil penelitian yang sejenis juga

ditemukan oleh Rifdah Abadiyah dan Didik Purwanto (2016) dengan judul

Pengaruh Budaya Organisasi, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan dan Kinerja Karyawan pada PT. Bank Syariah Mandiri Divisi

CFBC Surabaya ” menyimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan.

Berbeda halnya dengan hasil kedua penelitian sebelumnya, penelitian yang

dilakukan oleh Aprilia Christy Mawei, Olivia Nelwan dan Yantje Uhing

(2014) dengan judul “Kepemimpinan, Penempatan Kerja, dan Kompensasi

(31)

KCU Manado” menyimpulkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank BNI (Persero), Tbk KCU Manado.

Penelitian terkait komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan

pernah dilakukan oleh Muhammad Idrus Taba (2010) dengan judul “Pengaruh

Komitmen Organisasi, Prestasi Kerja, dan Sistem Imbalan Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan

Bank BPD Sulawesi Selatan” menyimpulkan bahwa pengaruh komitmen

organisasi terhadap kepuasan kerja secara langsung dan positif ternyata tidak

signifikan.

Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Guntur Ujianto

dan Syafarudin Alwi (2005) yang berjudul “Analisis Pengaruh Komitmen

Proffesional dan Komitmen Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan Pada Bank Bukopin Yogyakarta” menyimpulkan bahwa komitmen

organisasional (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

(Y), hal ini dapat terlibat dari probabilitasnya (0.022) yang lebih kecil

dibandingkan taraf signifikansinya (0,05). Hasil yang sejenis juga ditemukan

oleh Ika Damayanti Lingga (2017) dengan judul “Pengaruh Komitmen

Organisasi dan Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja pada PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Utama Medan” menyimpulkan bahwa komitmen

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Penelitian terkait pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan

pernah dilakukan oleh Ria Imelda Kristianto, Ruth Dwi Setiawati Tedja Abdi,

(32)

Kerja, Pengembangan Karir dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja di

PT Kapasari di Surabaya” yang menyimpulkan bahwa pengembangan karir

secara parsial tidak mempengaruhi kepuasan kerja.

Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andy

Nugroho Putro (2010) dengan judul “Peran Budaya Kerja, Pengembangan

Karir dan Tata Ruang Keja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank

Mandiri Surakarta” menyimpulkan bahwa variabel pengembangan karir

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil

yang sejenis juga dilakukan oleh Bayu Apka Putra (2015) dengan judul

Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT.

Bank Victoria Syariah Cabang Bandung” menyimpulkan bahwa

pengembangan karir memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan.

Penelitian terkait lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

pernah dilakukan oleh Slamet Riyadi (2013) dengan judul “Pengaruh

Lingkungan Kerja, Kompensasi, dan Pengembangan Karir pada Kantor

DPRD Provinsi Jawa Tengah” menyimpulkan bahwa Variabel Lingkungan

Kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Riyanti

(2012) dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan AJB Syariah Bumiputera Cirebon”

menyimpulkan bahwa besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan

(33)

Ftabel = 3,175 dengan signifikasi 0,000 < 0,05 artinya terdapat pengaruh

signifikan antara gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja secara

bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan AJB Syariah Bumiputera Cirebon.

Hasil yang sama ditemukan juga oleh Widyanto Eko Susetyo, Amiartuti

Kusmaningtyas, dan Hendro Tjahjono (2014) dengan judul “Pengaruh

Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan

Kinerja Karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Divisi Konsumer Area

Cabang Surabaya” yang menyimpulkan bahwa variabel budaya organisasi

dan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, terjadi perbedaan hasil temuan

dalam penelitian mengenai pengaruh kompensasi, komitmen organisasi,

pengembangan karir, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

secara parsial atau secara bersama-sama. Untuk itulah peneliti mencoba

menguji kembali variabel-variabel tersebut. Beda penelitian ini dengan

penelitian terdahulu yaitu objek penelitian dilakukan pada Bank BNI Syariah

Wilayah Semarang, karena belum ada penelitian terdahulu yang meneliti pada

objek tersebut. Penelitian ini pun menggunakan populasi sebanyak 110

karyawan. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggabungkan variabel

(34)

Tabel 2. 1

Tabel Persamaan dan Perbedaan Judul (Peneliti,

Tahun) Persamaan Perbedaan

Pengaruh Kompensasi

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

kerja. Penelitian ini

dilakukan di Bank

Mega Cluster Surakarta,

dan Skala yang

Bank Syariah Mandiri

Divisi CFBC

Surabaya (Rifdah

Abadiyah dan Didik

Purwanto, 2016)

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

Dalam penelitian ini

terdapat penambahan

variabel independen

budaya organisasi dan

variabel dependen

kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan

di PT. Bank Syariah

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

variabel independen

kompensasi dan

variabel dependen

kepuasan kerja

Dalam penelitian ini

terdapat penambahan

variabel independen

yaitu kepemimpinan

dan penempatan kerja.

(35)

BNI (Persero), Tbk.

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

Dalam penelitian ini

terdapat penambahan

variabel independen

prestasi kerja dan sistem

imbalan. Penelitian ini

dilakukan di Bank BRI,

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

Dalam penelitian ini

terdapat penambahan

variabel independen

komitmen professional.

Penelitian ini dilakukan

di Bank Bukopin

Yogyakarta.

Pengaruh Komitmen

Organisasi dan Locus

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

Dalam penelitian ini

(36)

Of Control Terhadap

Penelitian ini dilakukan

di PT. Bank Syariah

Mandiri Cabang Utama

Medan.

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

Penelitian ini terdapat

penambahan variabel

independen motivasi

kerja, dan

kepemimpinan.

Penelitian ini dilakukan

di PT. Kapasari di

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

Penelitian ini terdapat

penambahan variabel

independen Budaya

kerja dan tata ruang

kerja. Penelitian ini

dilakukan di Bank

Mandiri Surakarta.

Pengaruh

Pengembangan Karir

Terhadap Kepuasan

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

variabel independen

Penelitian ini dilakukan

di PT. Bank Victoria

(37)

Kerja Karyawan PT.

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

variabel independen

lingkungan kerja dan

variabel dependen

kepuasan kerja

karyawan.

Penelitian ini dilakukan

di Kantor DPRD

Provinsi Jawa Tengah.

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

variabel independen

lingkungan kerja dan

variabel dependen

kepuasan kerja

karyawan.

Penelitian ini terdapat

penambahan variabel

independen gaya

kepemimpinan.

Penelitian ini dilakukan

di Asuransi Jiwa

Penelitian ini

sama-sama menggunakan

variabel independen

lingkungan kerja dan

variabel dependen

kepuasan kerja

karyawan.

Penelitian ini terdapat

penambahan variabel

independen budaya

organisasi dan variabel

dependen kinerja

karyawan. Penelitian ini

dilakukan di PT. Bank

(38)

Konsumer Area

Divisi Konsumer Area

Cabang Surabaya.

Kerangka Teori

Teori Dua Faktor dari Herzberg

Menurut Robbins & Judge (2008) Teori dua faktor juga disebut

teori motivasi higiene yang dikemukakan oleh seorang psikolog bernama

Frederick Herzberg. Dengan keyakinan bahwa hubungan seorang individu

dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap

pekerjaan bisa dengan sangat baik menentukan keberhasilan atau

kegagalan. Herzberg menyelidiki dengan sebuah pertanyaan. Ia meminta

individu untuk mendeskripsikan, secara mendetail, situasi-situasi dimana

mereka merasa luar biasa baik atau buruk dengan pekerjaan-pekerjaan

mereka. Respons-respons ini kemudian ditabulasi dan dikategorikan.

Herzberg mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow

menjadi teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor

pemuas (Motivation Factor) yang disebut satisfier atau intrinsic

motivation dan faktor pemelihara (Maintenance Factor) yang disebut

dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Faktor pemuas yang disebut

(39)

berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut antara lain

ialah pekerjaan seseorang, prestasi yang diraih, kesempatan bertumbuh,

kemajuan dalam karier, dan pengakuan orang lain (Recognition).

Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga Hygiene

Factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan

untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan

ketentraman, dan kesehatan antara lain ialah kompensasi, keamanan dan

keselamatan kerja, kondisi kerja, kebijakan, supervise teknis, dan

hubungan interpersonal antar teman, sejawat, dengan atasan dan dengan

bawahan.

Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor

pendorong yang berkaitan dengan perasaan positif terhadap pekerjaan

sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang kedua faktor yang dapat

mengakibatkan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja adalah motivator

primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, sebaliknya

ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota

organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan

dengan lingkungan.

Dari uraian di atas menjelaskan bahwa teori dua faktor Herzberg

merupakan teori yang mendasari kompensasi, komitmen organisasi,

pengembangan karir serta lingkungan kerja sebagai upaya mengatasi

(40)

Kompensasi

a. Pengertian Kompensasi

Menurut Sikula (1981) dalam Mangkunegara (2001)

mengemukakan bahwa:

The process of wage or salary administration (or,

“compensation” as it is sometimes called) involves the weighing or

balancing of accounts. A compensation is anything that constitutes

or is regarded as an equivalent or recompense. In the employment

world, financial rewards are the compensation resources provided

to employees for the return of their services. The terms

“remuneration”, “wage”, and “salary” also are used to describe

this financial arrangement between employers and employees. A

remuneration is a reward, payment, or reimbursements are usually

in the form of comprehensive pay concepts then are the ideas of

salary and wage that normally include a financial but not a

nonfinancial dimension”.

Berdasarkan pendapat Andrew itu dapat dikemukakan bahwa

proses administrasi upah atau gaji (kadang-kadang disebut

kompensasi) melibatkan pertimbangan atau keseimbangan

perhitungan. Kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan

sebagai suatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang

bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai

(41)

upah, bentuk upah, dan gaji digunakan untuk mengatur pemberian

keuangan antara majikan dan pegawainya.

Menurut Hartatik (2014) kompensasi mengandung arti yang lebih

luas daripada upah atau gaji. Upah atau gaji leih menekankan pada

balas jasa yang bersifat finansial, sedangkan kompensasi mencakup

balas jasa finansial maupun non finansial. Kompenssi merupakan

pemberian balas jasa, baik secara langsung berupa uang (finansial)

maupun tidak langsung berupa penghargaan (nonfinansial).

Menurut Melayu S.P. Hasibuan (2003) dalam Hartatik (2014),

kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang

langsung, atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan

atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Sedangkan menurut

Panggabean (2004) dalam Hartatik (2014), kompensasi dapat

didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan

kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka

berikan kepada organisasi.

Menurut Hasibuan (2005) dalam Handaru, Utomo, dan Sudiarditha

(2013) kepentingan perusahaan dengan pemberian kompensasi yaitu

memperoleh imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan.

Sedangkan kepentingan karyawan atas kompensasi yang diterima,

yaitu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya dan menjadi

(42)

Menurut Mathis dan Jackson (2009) dalam Supatmi, Nimran dan

Utami (2013) mendefinisikan “ Kompensasi adalah faktor penting

yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja

pada suatu organisasi dan bukan organisasi lainnya”. Jadi kompensasi

yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan dan

tanggung jawab yang diberikannya kepada perusahaan. Kompensasi

adalah bayaran yang diberikan perusahaan untuk dapat meningkatkan

produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang

kompetitif (Simamora, 2006 (dalam Muflih, 2015)).

Menurut Rivai dan Sagala (2009) kompensasi merupakan sesuatu

yang diterima karyawan sebagai pengganti kontibusi jasa mereka pada

perusahaan. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan

fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian

penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas

keorganisasian. Kompensasi merupakan biaya utama atas keahlian atau

pekerjaan dan kesetiaan dalam bisnis perusahaan pada abad ke-21 ini.

Bedasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kompensasi merupakan bentuk penghargaan atas balas jasa

yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, baik dalam

bentuk finansial maupun dalam bentuk barang atau jasa pelayanan,

(43)

b. Fungsi dan Tujuan Kompensasi Kerja

Pada umumnya, program kompensasi atau balas jasa bertujuan

untuk kepentingan perusahaan, karyawan, dan pemerintah/masyarakat.

Supaya tujuan tercapai dan memberikan kepuasaan bagi semua pihak,

hendaknya program kompensasi ditetapkan berdasarkan prinsip adil

dan wajar.

1) Fungsi Pemberian Kompensasi

Menurut Salidin (2006) dalam Hartatik (2014), pemberian

kompensasi memiliki fungsi sebagai berikut :

a) Pengalokasian sumber daya manusia secara efisien. Fungsi ini

menunjukkan pemberian kompensasi kepada karyawan yang

berprestasi akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik.

b) Penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien dan

efektif. Pemberian kompensasi kepada karyawan mengandung

implikasi bahwa organisasi akan menggunakan tenaga

karyawan dengan seefisien dan seefektif mungkin.

c) Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sistem

pemberian kompensasi dapat membantu stabilitas dan

mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2) Tujuan Pemberian Kompensasi

Berikut ini tujuan pemberian kompensasi menurut Abdus

(44)

a) Pemenuhan kebutuhan ekonomi. Karyawan menerima

kompensasi berupa upah, gaji, atau bentuk lainnya adalah

untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau

kebutuhan ekonominya. Dengan adanya kepastian menerima

upah atau gaji secara periodik, berarti adanya jaminan

economic security bagi dirinya dan keluarga yang menjadi

tanggungannya.

b) Meningkatkan produktivitas kerja. Pemberian kompensasi yang

makin baik akan mendorong karyawan bekerja secara

produktif.

c) Memajukan organisasi atau perusahaan. Semakin berani suatu

perusahaan atau organisasi memberikan kompensasi yang

tinggi, semakin menunjukkan suksesnya perusahaan. Sebab,

pemberian kompensasi yang tinggi hanya mungkin dilakukan

apabila pendapatan perusahaan yang digunakan untuk itu

semakin besar.

d) Menciptakan keseimbangan dan keadilan. Ini berarti,

pemberian kompensasi berhubungan dengan persyaratan yang

harus dipenuhi oleh karyawan pada jabatan, sehingga tercipta

keseimbangan antara input (syarat-syarat) dan output.

c. Jenis-Jenis Kompensasi

Ada banyak pendapat yang menjelaskan tentang jenis-jenis

(45)

1) Menurut Riva’i

Menurut Rivai (2004) dalam Hartatik (2014), kompensasi

terbagi menjadi dua, yaitu :

a) Kompensasi Finansial

Kompensasi finansial terdiri atas dua jenis, yaitu kompensasi

langsung dan tidak langsung (tunjangan).

 Kompensasi finansial langsung terdiri atas pembayaran

pokok (gaji, upah), prestasi, insentif, komisi, bonus, bagian

keuntungan, opsi saham, dan pembayaran tertangguh

(tabungan hari tua serta saham kumulatif).

 Kompensasi finansial tidak langsung terdiri atas proteksi

yang meliputi asuransi, pesangon, sekolah anak, dan

pensiun. Kompensasi luar jam kerja meliputi lembur, hari

besar, cuti sakit, dan cuti hamil. Sedangkan, kompensasi

berdasarkan fasilitas meliputi rumah, biaya pindah, dan

kendaraan.

b) Kompensasi Nonfinansial

Kompensasi nonfinansial biasanya dikarenakan karier, yang

meliputi peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru,

prestasi istimewa. Sedangkan, kompensasi dikarenakan

lingkungan kerja, meliputi mendapat pujian, bersahabat,

(46)

2) Menurut Dessler

Menurut Dessler (2010) dalam Hartatik (2014) menilai bahwa

kompensasi mempunyai tiga komponen sebagai berikut :

a) Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment)

dalam bentuk gaji, dan insentif atau bonus/komisi.

b) Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk

tunjangan atau asuransi

c) Ganjaran nonfinansial (non financial rewards), seperti jam

kerja yang luwes dan kantor yang bergengsi.

d. Indikator Kompensasi

Menurut Simamora (2004) dalam Rojikin (2015) adapun beberapa

indikator kompensasi adalah sebagai berikut :

1) Upah dan Gaji

Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam.

Upah merupakan basis bayaran yang kerap kali digunakan bagi

pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Gaji umumnya berlaku

untuk tari bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan.

2) Insentif

Insentif adalah tambahan kompensasi diatas atau di luar

(47)

3) Tunjangan

Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa,

liburan yang ditanggung perusahaan, program pension, dan

tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.

Komitmen Organisasi

a. Pengertian Komitmen Organisasi

Budaya kerja dalam organisasi seperti di perusahaan

diaktualisasikan sangat beragam. Bisa dalam bentuk dedikasi/loyalitas,

tanggung jawab, kerja sama, kedisiplinan, kejujuran, ketekunan,

semangat, mutu kerja, keadilan, dan integritas kepribadian. Semua

bentk aktualisasi budaya kerja itu sebenarnya bermakna komitmen

(Mangkuprawira, 2014).

Menurut Robbins (2003) dalam Wahyuningrum (2009) komitmen

organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak

pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat

memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Sedangkan menurut

Larkin (1990) dalam Wahyuningrum (2009) komitmen organisasi

adalah kekuatan dan identifikasi seseorang dan keterlibatannya

didalam organisasi tertentu.

Menurut Allen dan Meyer (1990) dalam Baraba, Utami, dan

Wijayanti (2014) komitmen organisasi juga dapat didefinisikan

(48)

membuat kecil kemungkinan bahwa karyawan secara sekarela akan

meninggalkan organisasi.

Menurut Mangkuprawira (2014) komitmen organisasi berarti

adanya ketaatan seseorang dalam bertindak sejalan dengan janji-janji

dalam suatu organisasi.

Menurut Porter dan Mowday (1982) dalam Mujib (2016)

mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan yang bersifat

relatif dari individu dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya

kedalam bagian organisasi. Hal ini dapat ditandai dengan tiga hal,

yaitu : a) penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, b)

kesiapan dan kesedian untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas

nama organisasi, c) keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di

dalam organisasi (menjadi bagian dari organisasi).

b. Bentuk Komitmen Organisasi

Menurut Mangkuprawita (2014) bentuk komitmen karyawan bisa

diwujudkan, antara lain dalam beberapa hal berikut:

1) Komitmen dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi

2) Komitmen dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur

kerja standar organisasi.

3) Komitmen dalam mengembangkan mutu sumber daya manusia

bersangkutan dan mutu produk.

4) Komitmen dalam mengembangkan kebersamaan tim kerja secara

(49)

5) Komitmen untuk berdedikasi pada organisasi secara kritis dan

rasional.

c. Indikator Komitmen Organisasi

Menurut Allen & Meyer (1997) dalam Mujib (2016)

mendeskripsikan indikator dari komitmen organisasi sebagai berikut:

1) Affective commitment. Individu dengan affective commitment yang

tinggi memiliki kedekatan emosional yang erat terhadap organisasi,

hal ini berarti bahwa individu tersebut akan memiliki motivasi dan

keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap organisasi

dibandingkan individu dengan affective commitment yang lebih

rendah.

2) Continuance comitment. Keinginan untuk bertahan dalam

organisasi, bukan karena alasan emosional, tapi karena adanya

kesadaran dalam individu tersebut akan kerugian besar yang

dialami jika meninggalkan organisasi.

3) Normative commitment. Sikap individu untuk bertahan dalam

organisasi karena merasa adanya suatu kewajiban atau tugas.

Pengembangan Karir

a. Pengertian Pengembangan Karir

Menurut Dessler (2010) dalam Hartatik (2014) pengembangan

karir didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas sepanjang hidup

(seperti workshop) yang berkontribusi pada eksplorasi, pemantapan,

(50)

dimaksudkan bahwa pengembangan karir merupakan kegiatan

terus-menerus dan berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi pencapaian

karir seseorang.

Menurut Hartatik (2014) pengembangan karir adalah perubahan

nilai-nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi pada seseorang, karena

dengan penambahan/peningkatan usianya akan menjadi semakin

matang. Dari pengertian ini, fokus pengembangan karir adalah

peningkatan kemampuan metal yang terjadi karena pertambahan usia.

Perkembangan mental juga dapat berlangsung selama seseorang

menjadi pekerja pada sebuah organisasi, yang terwujud melalui

pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas pokokmya.

Menurut Noe (1997) dalam Hartatik (2014) pengembangan karir

diartikan sebagai perolehan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang meningkatkan kemampuan karyawan untuk memenuhi perubahan

persyaratan pekerjaan, serta tuntutan klien dan pelanggan. Sedangkan

menurut Rivai (2009) pengembangan karir adalah proses peningkatan

kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir

yang diinginkan.

Menurut Andrew J. Dubrin (1982) dalam Mangkunegara (2001)

bahwa :

Career development, from the standpoint of the organization, is

(51)

career wthin the enterprise, in order to help the enterprise achieve

and the employee achieve maximum self-development”.

Berdasarkan pendapat diatas, pengembangan karir adalah aktivitas

kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karir

masa depan mereka diperusahaan agar perusahaan dan pegawai yang

bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum.

b. Tujuan Pengembangan Karir

Menurut Andrew J. Dubrin (1982) dalam Mangkunegara (2001)

Tujuan pengembangan karir adalah sebagai berikut :

1) Membantu dalam Pencapaian Tujuan Individu dan Perusahaan.

Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan perusahaan dan

tujuan individu. Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi

kerja sangat baik kemudian menduduki posisi jabatan yang lebihh

tinggi, hal ini berarti tujuan perusahaan dan tujuan individu

tercapai.

2) Menunjukkan Hubungan Kesejahteraan Pegawai

Perusahaan merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan

kesejahteraannya agar pegawai lebih tinggi loyalitasnya.

3) Membantu Pegawai Menyadari Kemampuan Potensi Mereka

Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai akan

kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai

(52)

4) Memperkuat Hubungan antara Pegawai dan Perusahaan

Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap

pegawai terhadap perusahaannya.

5) Membuktikan Tanggung Jawab Sosial

Pengembangan karir suatu cara menciptakan iklim kerja yang

positif dan pegawai-pegawai menjadi lebih bermental sehat.

6) Membantu Memperkuat Pelaksanaan Program-Program

Perusahaan

Pengembangan karir membantu program-program perusahaan

lainnya agar tujuan perusahaan tercapai.

7) Mangurangi Turnover dan Biaya Kepegawaian

Pengembangan karir dapat menjadikan turnover rendah dan begitu

pula biaya kepegawaian menjadi lebih efektif.

8) Mengurangi Keusangan Profesi dan Manajerial

Pengembangan karir dapat menghindarkan dari keusangan dan

kebosanan profesi dan manajerial.

9) Menggiatkan Analisis dari Keseluruhan Pegawai

Perencanaan karir dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan

kerja dan kepegawaian.

10)Menggiatkan Suatu Pemikiran (Pandangan) Jarak Waktu yang

Panjang

Pengembangan karir berhubungan dengan jarak waktu yang

(53)

memerlukan persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan

porsinya.

c. Indikator Pengembangan Karir

Menurut Rivai (2006) dalam Novalinda (2015) indikator

pengembangan karir adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan Karir

Pegawai harus merencanakan karirnya untuk masa yang akan

datang.

2) Pengembangan Karir Individu

Setiap pegawai harus menerima tanggung jawab atas

perkembangan karir atau kemajuan karir yang dialami.

3) Pengembangan Karir yang Didukung oleh Departemen SDM

Pengembangan karir pegawai tidak hanya tergantung pada pegawai

tersebut tetapi juga pada peranan dan bimbingan manajer dan

departemen SDM.

Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Lewa dan Subowo (2005) dalam Hadinata (2014)

lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam

mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam bekerja pegawai harus

didukung oleh situasi lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja

(54)

bebas dari segala macam ancaman dan gangguan yang dapat

menghambat karyawan untuk bekerja secara optimal.

Menurut Basuki dan Susilowati (2005) dalam Kusuma (2013)

lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada di lingkungan

yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak

langsung seseorang atau sekelompok orang didalam melaksanakan

aktivitasnya.

Menurut Mangkunegara (2005) dalam Kusuma (2013) lingkungan

kerja yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, target kerja

yang menantang, pola komunikasi kerja yang efektif, iklim kerja, dan

fasilitas kerja yang relative mamadai.

Menurut Nitisemito (1992) dalam Kusuma (2013) menyatakan

bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan

fisik dan non fisik yang melekat pada karyawan sehingga tidak dapat

dipisahkan untuk mendapatkan kinerja karyawan yang baik.

b. Jenis-jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2007) dalam Hadinata (2014) secara

garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yakni :

a. Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2007) dalam Hadinata (2014) lingkungan

(55)

dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak

langsung. Sedangkan menurut Sarwono (2005) dalam Hadinata

(2014) berpendapat bahwa lingkungan kerja fisik adalah tempat

kerja pegawai melakukan aktivitasnya. Menurut Lewa dan Subowo

(2005) dalam Hadinata (2014) berpendapat bahwa saat ini

lingkungan kerja didesain sedemikian rupa untuk menciptakan

hubungan kerja yang mengikat pekerja dalam lingkungannya.

Sehingga apapun yang ada dalam lingkungan kerja dapat

disesuaikan dengan kondisi kerja yang ada.

b. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan kerja yang tidak

dapat terdeteksi oleh panca indera manusia, namun dapat dirasakan

(Dharmawan, 2011 (dalam Hadinata, 2014)). Menurut Wursanto

(2009) dalam Hadinata (2014) disebutkan ada beberapa macam

lingkungan kerja yang bersifat non fisik yakni: 1) adanya perasaan

aman dari para pegawai dalam menjalankan tugasnya, 2) adanya

loyalitas, dan 3) adanya perasaan puas dari kalangan pegawai.

Lingkungan kerja non fisik hanya dapat dirasakan oleh karyawan

itu sendiri (Dharmawan, 2011 (dalam Hadinata, 2014)).

c. Indikator Lingkungan Kerja

Indikator-indikator lingkungan kerja oleh Nitisemito (1992) dalam

(56)

1) Suasana kerja

Suasana kerja adalah kondisi yang ada disekitar karyawan yang

sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Suasana kerja ini akan meliputi

tempat kerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan,

pencahayaan, ketenangan termasuk juga hubungan kerja antara

orang-orang yang ada ditempat tersebut (Saydam, 1996) dalam

(Kusuma, 2013).

2) Hubungan dengan rekan kerja

Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan dengan rekan kerja

yang harmonis dan tanpa ada saling intrik diantara sesama rekan

sekerja. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karyawan

tetap tinggal dalam satu organisasi adalah adanya hubungan yang

harmonis diantara rekan kerja. Hubungan yang harmonis dan

kekeluargaan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

3) Tersedianya fasilitas kerja

Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk

mendukung kelancaran kerja lengkap/mutakhir. Tersedianya

fasilitas kerja yang lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah

(57)

Kepuasan Kerja Karyawan

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Martoyo (2000) dalam Hartatik (2014) kepuasan kerja

pada dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ia akan

merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan,

keterampilan, dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.

Menurut Hasibuan (2003) dalam Hartatik (2014) kepuasan kerja

adalah sikap emosional yang menyenangi dan mencintai pekerjaannya.

Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi

kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan

kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

Menurut Robbins (2006) dalam Hartatik (2014) kepuasan kerja

adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.

Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja, atasan, peraturan dan

kebijakan organisasi, standar kinerja, kondisi kerja, dan sebagainya.

Seorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan sikap

positif terhadap kerja itu. Sebaliknya, seseorang yang tidak puas

dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu.

Menurut Hartatik (2014) kepuasan kerja merupakan hal yang

bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang

berbeda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku dalam dirinya.

(58)

Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan

individu, akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Begitu

juga sebaliknya.

Menurut Davis (1985) dalam Mangkunegara (2001) “Job

satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employees

view their work”. Kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau

tidak menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja. Sedangkan

menurut Wexley dan Yuki (1977) dalam Mangkunegara (2001)

mendefinisikan kepuasan kerja :

Is the way an employee feels about his or her job”. Kepuasan

kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya.

Berdasarkan pendapat Keith Davis, Wexley dan Yuki tersebut

diatas, kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau

tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya

maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan

melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima,

kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya,

penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan,

mutu pengawasan,. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan

dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan.

b. Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (2007) dalam Rimata (2014) kepuasan kerja

(59)

1) Kepuasan dengan gaji, yaitu upah yang diperoleh seseorang

sebanding dengan usaha yang dilakukan dan sama dengan upah

yang diterima oleh orang lain dalam posisi kerja yang sama.

2) Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, yaitu sejauh mana

pekerjaan menyediakan kesempatan seseorang untuk belajar

memperoleh tanggung jawab dalam suatu tugas tertentu dan

tantangan untuk pekerjaan yang menarik.

3) Kepuasaan dengan promosi, yaitu kesempatan seseorang untuk

meraih atau dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam

organisasi.

4) Kepuasan dengan sikap atasan, yaitu kemampuan atas untuk

memberikan banuan teknis dan dukungan terhadap pekerjaan yang

menjadi tanggung jawab para bawahan.

5) Kepuasan dengan rekan kerja, yaitu sejauh mana rekan kerja secara

teknis cakap dan secara sosial mendukung tugas rekan kerja

lainnya.

Kerangka Penelitian

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka

kerangka penelitian dalam penelitia n ini terdiri dari 4 variabel independen

yaitu : Kompensasi, Komitmen Organisasi, Pengembangan Karir dan

Lingkungan Kerja. Keempat variabel independen tersebut memiliki pengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan. Kerangka penelitian ini dapat digambarkan

(60)

1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Dalam penelitian kompensasi juga merupakan salah satu faktor

yang berpengaruh pada kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Menurut

Aksu dan Aktas (2005) dalam Supatmi, Nimran, dan Utami (2013)

menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang turut berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan adalah pemberian gaji dan upah. Suddin (2012)

menunjukkan bahwa kompensasi terbukti memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Menurut teori dua faktor

Herzberg yang dikemukakan oleh Robbins & Judge (2008) juga

menyatakan bahwa faktor pendorong yang dapat menentukan kepuasan

atau ketidakpuasan seorang karyawan yaitu dengan cara meningkatkan

kompensasi pada suatu perusahaan. Berdasarkan teori dua faktor Herzerg

Gambar

Tabel Persamaan dan Perbedaan
Gambar 2.  1
Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Qordhul Hasan sebagai implementasi dari program Coorporate Social Responsibility dalam Pemberdayaan masyarakat sekitar BRI

batang utama, bunga keluar dari ujung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru.. Kecuali hanya

Dapat disimpulkan bahwa tindak ilokusi adalah sebuah tindak tutur yang dapat memberikan informasi kepada lawan tuturnya tidak hanya dengan cara menyatakan atau

a) Ambisi normal, yaitu dorongan untuk mencapai hasil yang disesuaikan dengan kemampuannya, bebas dari ambisi yang berlebihan, dapat menyelesaikan tugas dengan baik, bekerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak faktor disiplin kerja dan iklim kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kerja karyawan.. Secara parsial

Kesimpulan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan ini adalah ada peningkatan prestasi belajar Teknologi Perkantoran pada siswa kelas X OTKP 1 SMK Negeri 2

Kajian ini berhasrat untuk memberi informasi yang penting terhadap semua pihak sama ada kepada mereka yang terlibat dalam proses penggubalan kurikulum, pelaksana

Pengembangan media pembelajaran dibuat bernama Uno Statik yang merupakan kepanjangan dari Uno Stacko Matematik , berupa permainan uno stacko yang terdiri dari