Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik i
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik iii
MODEL PEMBELAJARAN
KAUSALITIK
Penulis:Dr. Joni Rokhmat, M.Si
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik iv
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang
Dilarang keras memperbanyak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini, serta memperjualbelikannya tanpa mendapat ijin tertulis dari penerbit.
© 2018, Penerbit Arga Puji Press, Mataram
Judul buku : Model Pembelajaran Kausalitik.
Penulis : Joni Rokhmat.
Penerbit : Arga Puji Press, Mataram
Jalan: Berlian Raya, Klaster Rinjani 11, BSA 2, Belencong, Gunungsari, Lombok Barat, NTB. Hp: +6281931234271
Website: www.argapuji.com Email: sasakrengganis@gmail.com Cetakan pertama : Januari 2018
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT karena atas ridho-Nya, penyusunan buku ini dapat diselesaikan. Buku model pembelajaran ini sebagai luaran kegiatan kuliah doktoral penulis yang hingga akhir kuliah belum selesai penyusunannya kemudian dilanjutkan dengan validasi empiris melalui serangkaian kegiatan penelitian penulis dengan berbagai skema, seperti hibah strategis nasional, hibah fundamental, PSN Institusi, dan Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) yang dilaksanakan dari tahun 2015 hingga 2018. Buku ini diorientasikan sebagai pedoman bagi praktisi pembelajaran yang bermaksud mengimplementasikan model pembelajaran kausalitik dan mengembangkan instrumennya.
Melalui serangkaian penelitian dokrotal dan berbagai skema penelitian kemristekdikti, model pembelajaran ini telah divalidasi baik melalui penilaian ahli maupun uji empiris pada mahasiswa calon guru dan siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Mahasiswa tersebut meliputi mahasiswa tahun pertama program studi pendidikan fisika Universitas Mataram, angkatan tahun 2011/2012, 2015/2016, dan 2016/2017, serta mahasiswa tahun pertama program studi pendidikan fisika IKIP Mataram dan UIN Mataram angkatan tahun 2916/2017. Sedangkan siswa SLTA di atas meliputi siswa di SMAN 1, SMAN 3, SMAN 7, MAN 2 di kota Mataram dan siswa SMAN 1 Praya. Namun demikian, mengingat tidak satupun karya manusia itu sempurna, maka kami terbuka untuk menerima segala bentuk masukan konstruktif untuk penyempurnaan buku ini pada penerbitan selanjutnya dan bagi yang peduli untuk memberi masukan kami sampaikan ucapan terima kasih.
Selanjutnya, kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai kegiatan penelitian ini, seluruh dosen yang langsung maupun tidak langsung mendukung pelaksanaan penelitian ini, para mahasiswa pendidikan fisika yang berpartisi aktif dalam penelitian ini, dan serta kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi dukungan dari awal hingga proses penyusunan buku ini selesai. Ucapan terima kasih ini, antara lain kami sampaikan kepada:
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik vi
3. Mahasiswa peserta kuliah Fisika Dasar I semester yang menjadi sampel dalam penelitian ini,
4. Mahasiswa bimbingan peneliti yang berpartisipasi aktif dalam penelitian ini,
5. Para dosen di lingkungan program studi pendidikan fisika, serta 6. Keluarga yang telah memberi dukungan secara terus menerus
selama pelaksanaan penelitian ini.
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik vii
TINJAUAN BUKU
Fenomena pembelajaran bidang ilmu tertentu, seperti fisika atau bidang lainnya yang dalam pembuktian-pembuktian konsepnya sering menggantungkan pada layanan matematika perlu mendapat perhatian lebih untuk menghindarkan situasi dari pembelajaran dengan porsi matematis yang lebih besar. Persepsi pebelajar terhadap pembelajaran tersebut cenderung menjauhkannya dari ketertarikan dan tumbuhnya motivasi mempelajari bidang ilmu tersebut.
Model pembelajaran kausalitik memfasilitasi untuk mengarahkan pembelajaran pada analisis kualitatif dengan porsi lebih besar daripada analisis kuantitatif. Pebelajar diarahkan memiliki kemampuan menganalisis fenomena untuk menentukan unsur-unsurnya yang merupakan faktor penyebab dan memprediksi akibat yang berpeluang terjadi. Selanjutnya, mereka difasilitasi untuk mampu mengidentifikasi dari penyebab-penyebab tersebut, kelompok unsur penyebab yang mana yang secara bersama-sama dapat menghasilkan setiap akibat yang telah diprediksi. Akhirnya, pebelajar diminta menjelaskan bagaimana kondisi dari setiap unsur penyebab dalam kelompok tersebut sehingga setiap akibat itu terjadi.
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik
C Tujuan Pengembangan Model Pembelajaran Kausalitik 2
D Daftar Pustaka 3
BAB II Proses Berpikir Kausalitik 5
A Pengertian Berpikir 5
B Pengertian Kausalitas 7
C Pengertian Analitik 17
D Proses Berpikir Kausalitik 23
E Daftar Pustaka 29
BAB III Peristilahan Umum terkait Kausalitik 31
A Pendekatan Berpikir Kausalitik 31
B Fenomena Multi-Akibat 31
C Kemampuan Pemecahan Masalah 32
D Daftar Pustaka 33
BAB IV Pengertian Model Pembelajaran 35
A Model Pembelajaran 35
B Strategi Pembelajaran 36
C Metode Pembelajaran 37
D Karakteristik Model Pembelajaran 38
E Konsep Pembelajaran 40
F Daftar Pustaka 46
BAB V Teori Pendukung Model Pembelajaran Kausalitik 51
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik ix
HALAMAN
B Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky 54
C Teori Pemrosesan Informasi 57
D Teori Interaksi Sosial 60
E Daftar Pustaka 66
BAB VI Model Pembelajaran Kausalitik 69
A Perkembangan Empiris Model Pembelajaran Kausalitik 69
B Karakteristik Model Pembelajaran Kausalitik 74
C Sintak Model Pembelajaran Kausalitik 75
D Sistem Sosial 82
E Prinsip Reaksi 84
F Sistem Pendukung 85
G Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring 86
H Daftar Pustaka 87
BAB VII Strategi Implementasi Model Pembelajaran Kausalitik 89
A Penetapan Standar Capaian Pembelajaran 90
B Perencanaan Model Pembelajaran Kausalitik 92
C Daftar Pustaka 99
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik x
RANGKUMAN
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Pedoman ini disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang meliputi sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, dan sistem pendukung (Joyce, Weil, dan Calhoun, 2011). Pendapat lain menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan rencana atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas (Arends, 2001). Selanjutnya, penulis memandang bahwa pada dasarnya pendapat Joyce, Weil, dan Calhoun (2011) tercakup di dalam pendapat Arends (2001). Dalam hal ini pendapat pertama dapat dipandang sebagai bagian representasi rinci dari pendapat kedua. Selanjutnya, pembahasan rinci dari model pembelajaran kausalitik akan mengacu pada pendapat Joyce, Weil, dan Calhoun (2011) di atas.
Buku model pembelajaran kausalitik merupakan buku model yang disusun dengan tujuan memandu pebelajar dalam belajar dengan penekankan pada pengembangan kemampuan analisis faktor-faktor penyebab (cause) dan akibat (effect) dalam suatu fenomena yang terkait dengan materi ajar, serta pada pengembangan kemampuan dalam menyusun argumentasi yang mengaitkan kondisi dari faktor-faktor penyebab itu agar suatu akibat tertentu dapat terjadi. Kausalitik
merupakan akronim dari dua kata, yaitu “kausalitas” dan “analidik”.
Dalam bahasa statistik, faktor-faktor penyebab di atas merupakan variabel bebas sedang akibat sebagai variabel terikat. Selanjutnya, argumen yang dikembangkan pebelajar merupakan rasionalisasi yang mengaitkan kondisi dari setiap faktor penyebab agar memenuhi syarat terjadinya suatu akibat tertentu yang terkait.
Dr. Joni Rokhmat, M.Si | Model Pembelajaran Kausalitik xi
menjelaskan materi ajar kepada siswanya dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang optimal apabila mereka memiliki penguasaan konsep-konsepnya secara utuh. Efektifitas dan efisiensi model pembelajaran ini telah diuji pada mata kuliah fisika dasar dan pada pelajaran fisika
sekolah menengah atas melalui serangkaian penelitian yang
dilaksanakan dari tahun 2010 hingga 2017 pada jenjang perguruan tinggi maupun pendidikan menengah atas.
Model pembelajaran ini dilandasi oleh pengembangan kemampuan berpikir kausalitas dan analitik. Pengembangan berpikir kausalitas memfasilitasi pebelajar dalam menentukan unsur-unsur penyebab dalam suatu fenomena atau persoalan, serta untuk memprediksi berbagai akibat yang berkemungkinan terjadi. Sementara pengembangan berpikir analitik memfasilitasi pebelajar untuk berkompeten dalam menjelaskan bagaimana kondisi dari setiap unsur penyebab dari fenomena tersebut sehingga suatu akibat tertentu terjadi (Rokhmat, 2013, 2015, dan 2016).