• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Ada beberapa konsep pengertian prestasi belajar yang dikemukakan oleh beberapa pendapat di bawah ini :

a. Menurut Bahri (1994), Prestasi Belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa akan pelajaran dan nilai yang terdapat dalam kurikulum yang mengarah pada tingkat pemahaman dan aplikasi untuk mencapai tujuan kecakapan seseorang.

b. Menurut Saleh (1981), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau simbol.

c. Menurut Hakim (2004), prestasi belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan kemampuan lainnya.

Dari beberapa pengertian prestasi belajar jelaslah bahwa prestasi belajar secara umum merupakan suatu hasil belajar yang dimiliki oleh seorang siswa dalam memenuhi tujuan nya indikator ini dapat diukur dengan indeks prestasi atau nilai-nilai lain dalam bentuk huruf, angka, atau bilangan lain akan kualitas dan kuantitas potensi diri yang sudah dicapai atau dimilikinya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Hakim (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri atas factor internal dan faktor eksternal.

(2)

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu sendiri. Factor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis.

1. Faktor biologis (jasmaniah)

Factor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang besangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis ini diantaranya sebagai berikut :

a. Kondisi fisik yang normal b. Kondisi kesehatan fisik 2. Factor psikologis (rohaniah)

Factor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Kondisi mental yang mantap dan stabil ini tampak dalam bentuk sikap mental yang positif dalam menghadapi segala hal, terutama hal-hal yang berkaitan dengan prestasi belajar, yaitu intelegensi, kemauan, bakat, dan daya ingat.

b. factor eksternal

factor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Factor eksternal meliputi ingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan faktor waktu ( Hakim, 2004 ).

3. Penilaian Prestasi Belajar

Penilaian prestasi belajar pada dasarnya untuk mengetahui tingkat prestasi yang dicapai seorang siswa dalam materi pelajaran tertentu, dengan cara dilakukan suatu evaluasi. Evaluasi dapat mencakup beberapa aspek psikologis, kognitif dan aektif. ( Slameto, 2003)

Sistem penilaian di SMU sama antara satu dengan yang lainnya. Secara garis besar, sistem penilaian tidak terlepas dari kemampuan

(3)

menjawab soal ujian, kehadiran dikelas,dan pengerjan tugas. Semua nilai dengan prosentase tertentu akan digabungkan, sehingga diperoleh nilai akhir dari mata pelajaran tersebut. Masing-masing bagian dari penilaian bisa menolong dalam proses kelulusan mata pelajaran tersebut. Nilai-nilai tersebut akan digabungkan untuk menentukan indeks prestasi (IP) (Idochi, 2004).

Indeks prestasi adalah angka yang menunjukkan prestasi atau kemjuan belajar siswa dalam satu semester, yang dihitung setiap akhir semester. Dengan adanya indeks prestasi, dapat diketahui kemampuan siswa dalam satu semester. Semakin tinggi indeks prestasit siswa, semakin besar peluang siswa untuk menempuh kejenjang berikutnya. Memiliki IP/nilai raport yang baik dapat mengantarkan siswa menyelesaikan proses belajar dengan cepat pada waktu yang telah ditentukan ( Hakim, 2004 )

Kategori nilai raport berdasarkan Depdiknas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

KATEGORI NILAI RAPORT

Huruf Angka Keterangan

A B C D E 79 –100 68 –78 56 –67 50 – 55 0 – 49 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

Sumber : Buku Laporan Studi SMU Santi Michael Semarang Indeks prestasi berguna untuk :

1. Mengetahui kemampuan siswa dalam satu semester, siswa akan mengetahui hasil studi setelah mengikuti ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Dengan mengetahui secara dini maka dapat membantu siswa dalam pengaturan belajar. Jika hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan maka siswa tinggal mempertahankan cara belajar yang

(4)

telah dilakukan. Tetapi jika hasilnya jauh dari harapan maka harus memperbaiki atau mengubah cara belajarnya.

2. Prestasi belajar yang baik dapat menyelesaikan jenjang yang lebih tinggi dengan cepat dari waktu yang ditentukan. Nilai yang diperoleh bergantung pada cara belajar siswa sendiri. (Sudarman, 2004 ).

B Makanan Jajanan

1. Definisi Makanan Jajanan

Makanan jajanan, juga dikenal sebagai “street foods” adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman serta tempat yang sejenis.

Makanan jajanan dapat dibagi menjadi empat kelompok : yaitu pertama makanan utama atau main dish contohnya nasi rames, nasi rawon, nasi pecel, dan sebagainya; yang kedua penganan atau “snack” contohnya kue-kue, onde-onde, pisang goring, dan sebagainya; yang ketiga adalah golongan minuman contohnya es teler, es buah, teh, kopi, dawet, dan sebagainya; dan yang ke empat adalah buah-buahan contohnya mangga, durian, dan sebagai.

Peranan makanan jajanan mulai mendapat perhatian secara internasional sejak tahun 1980-an. Berbagai lembaga internasional seperti WHO, EPOC, US-AID, dan World Bank misalnya banyak menaruh perhatian terhadap studi dan perkembangan makanan jajanan. Tahun 1986, Lokakarya Internasional di bidang makanan jajanan telah diselenggarakan di Yogyakarta atas hasil kerja sama FAO dan Pusbangtepa IPB untuk membahas makanan jajanan di Asia dan Amerika Latin ( Winarno, 1987).

2. Kandungan nilai gizi makanan jajanan

Berbagai jenis makanan jajanan yang dikonsumsi oleh seseorang harus mengandung nilai gizi. Proporsi makanan jajanan yang dikonsumsi rata-rata mengandung nilai gizi yang cukup. Jenis makanan jajanan seperti risoles, kue bogis, bola-bola, tergolong jenis makanan padat kalori diikuti oleh kue mangkok, bakpao, dan combro. Beberapa jenis makanan

(5)

tersebut juga merupakan sumber protein yang baik seperti misalnya bakpao, bola-bola yang mengandung telur atau daging, mengandung nilai protein tertinggi. Dari jenis makanan dengan kalori rendah tetapi tinggi protein adalah tahu pong dan cak kue.

C Penilaian Konsumsi Makanan

Penilaian konsumsi makanan yaitu mempelajari seluk beluk tentang makanan, menelaah jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh dan dibandingkan dengan baku kecukupan, sehingga diketahui kecukupan gizi yang dapat dipenuhi (Suharjo, 1986).

Pada prinsipnya ada empat metode untuk menggali informasi konsumsi pangan seseorang atau kelompok orang secara kuantitatif, yaitu : 1. Metode inventaris juga sering disebut “Log Book Method”

biasanya digunakan untuk survey konsumsi pangan keluarga atau rumah tangga, dimana penelitian tidak mungkin mewawancarai setiap anggota keluarga atau rumah tangga setiap hari selama survey. Prinsipnya adalah melakukan inventaris dan penimbangan langsung terhadap semua jenis bahan makanan melalui dari awal sampai akhir survey. Inventaris (pencatatan) dan penimbangan dapat dilihat sebelumnya hal ini tidak dapat dilakukan oleh responden yang buta huruf.

2. Metode pendaftaran makanan

Pada metode ini tidak ada penimbangan atau pengukuran langsung. Data tentang jumlah pangan yang dikonsumsi dikumpulkan dengan cara wawancara dengan keluarga dan dicatat dalam, formulir yang telah disiapkan. Jadi data konsumsi memrupakan taksiran atau perkiraan oleh keluarga terhadap konsumsi pangan yang telah lalu.

3. Metode mengingat kembali

Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada masa yang lalu. Wawancara dilakukan sedalam mungkin agar resp[onden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan yang dikonsumsnya beberapa hari yang lalu. Agar wawancara berlangsung dengan sistematika yang perlu disiapkan

(6)

sebelumnya daftar pertanyaan (kuesioner) yang mengarahkan wawancara menurut urutan waktu makan dalam pengelompokan pangan. Urutan waktu makan sehari dapat disusun berupa makan pagi, makan siang, makan malam dan snack serta makan jajan. Pengelompokkan bahan makanan dapat berupa makanan pokok, sumber protein hewani, sumber protein nabati, sayur, buah-buahan dan lain-lain. Penaksiran jumlah pangan yang dikonsimsi diawali dengan menanyakan dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) seperti potong, mangkok, gelas, piring dan ukuran lain yang bisa digunakan dalam rumah tangga. Dari URT jumlah pangan di konversikan ke dalam satuan berat (gram) dengan menggunakan URT yang umum berlaku atau di buat sendiri pada saat survey.

Metode ini sering digunakan untuk survey konsumsi keluarga. Ia semua anggota keluarga di wawancarai atau salah seorang anggota keluarga lainnya biasanya ibu atau pembantu rumah tangga. Metode recall ini mempunyai kelemahan dalam tingkat ketelitiannya karena tingkat ketergantungan. Ketergantungan yang diperoleh adalah hasil ingatan dari responden, namun kelemahan ini dapat diatasi dengan memperpanjang waktu survey atau datang tepat waktu responden sedang makan dan datang pada saat tidak diketahui oleh responden anak sedang makan sehingga makanan yang di konsumsi benar-benar dapat tergambar dengan baik 4. Metode penimbangan

Prinsip metode ini adalah mengukur secara langsung berat setiap jenis pangan yang di konsumsi, bila tidak ada daftar kandungan zat gizi makanan yang telah masak atau di olah dan daftar menu masakan pada saat survey di timbang pertambahan makanan mentah sebelum dimasak untuk mengetahui faktor mentah masak.

D Konsumsi Energi Dan Protein

Konsumsi .makanan adalah jenis dan banyaknya makanan yang dimakan dan dapat diukur dengan bahan atau jumlah makan energi, protein dan zat gizi lainnya. Konsumsi makanan merupakan suatu indikator yang berpengaruh langsung terhadap gizi atau status gizi seseorang, disamping

(7)

faktor penyakit, infeksi, banyaknya atau sedikitnya zat gizi yang dikonsumsi melalui makanan dapat menentukan status gizi seseorang. Untuk itu diperlukan berbagai jenis bahan makanan yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang. ( Sedia Oetomo, 2002).

1. Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam makanan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah energi kimia mekanik, energi panas dan energi listrik.

Energi di dalam tubuh digunakan untuk : a. Melakukan pekerjaan eksternal

b. Melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang masih tumbuh c. Keperluan pertumbuhan, yaitu untuk sintesis senyawa-senyawa baru

Sumber energi berasal dari karbohidrat, lemak , dan protein. Zat-zat gizi tersebut dapat menghasilkan energi untuk aktivitas tubuh, tetapi tidak dianjurkan zat gizi protein digunakan sebagai sumber energi kecuali keadaan-keadaan tertentu.

Kalori merupakan satuan standar yang digunakan untuk mengukur nilai energi yang dikandung dalam suatu bahan makanan. Kalori ini merupakan satuan yang setara dengan panas. Oleh karena itu kalori sebenarnya bukan merupakan bentuk zat gizi yang terdapat di dalam bahan makanan, melainkan ungkapkan untuk menunjukkan potensi panas yang dikandung suatu bahan makanan.

2. Protein

Protein adalah suatu zat yang dalam asuhan kimiawinya terdiri dari unsur-unsur oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen, dan kadang-kadang juga mengandung unsur fosfor dan belerang (sulfur) (Almatsier, 2001).

Untuk membentuk protein tubuh diperlukan serangkaian asam amino terutama yang merupakan unsur pembentuk utama bagi protein tubuh. Asam amino tidak dapat diubah oleh tubuh dan terdapat di dalam makanan.

(8)

Ada delapan asam amino yang tergolong asam amino esensial yang terdapat di dalam makanan setiap hari yaitu : lisin, triptofan, fenilalanin, leusin, isoleusin, tranin, metionin, dan valin.

Umumnya protein dari bahan makanan hewan, lebih tinggi mutunya dari protein nabati, karena lebih mirip protein dari tubuh manusia dan lebih banyak mengandung asam amino esensial dan sifatnya ada yang merupakan protein lengkap dan tak lengkap maka dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein dari bahan makanan yang bervariasi sehingga protein yang satu akan melengkapi kekurangan yang lainnya.

Tersedianya protein dalam tubuh mencukupi atau tidak bagi keperluan-keperluan yang harus dipenuhinya adalah sangat tergantung dari susunan (komposisi) bahwa makanan yang dikonsumsi seseorang setiap harinya secara garis besar protein dalam tubuh adalah :

a. Sebagai zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh

b. Sebagai pengatur kelangsungan proses di dalam tubuh.

Sebagai pemberi tenaga dalam keadaan energi kurang tercukupi oleh karbohidrat dan lemak.

E Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan (AKGI) adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Muhilal, 1990)

Tubuh memerlukan pemeliharaan dengan mengganti jaringan yang rusak. Untuk menjalankan fungsi tersebut maka dibutuhkan sejumlah zat gizi setiap hari yang didapat melalui makanan ( Karyadi, 1985)

Kegunaan KGA adalah

1. Menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi makanan bagi penduduk / golongan masyarakat

2. Untuk merencanaan pemberian makanan balita ibu hamil maupun perencanaan makanan institusi

(9)

3. Untuk merencanakan penyediaan pangan regional maupun nasional 4. Untuk patokan label gizi yang terkait dengan kebutuhan berbagai

kelompok umur dan kegiatan F. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi dari Yayuk Farida Baliwati, Ali Khomsan, C Meti Dwiriani, (2004).

Ketersediaan Pangan Wilayah

Sosial Budaya Daya Beli

Persediaan Pangan Rumah Tangga

Makanan Jajanan

Asupan Energi Protein

Konsentrasi Belajar

Prestasi Belajar Lingkungan

(10)

G. Kerangka Konsep

H. Hipotesis

1. Ada hubungan sumbangan energi makanan jajanan terhadap kecukupan energi dengan prestasi belajar

2. Ada hubungan sumbangan protein makanan jajanan terhadap kecukupan protein dengan prestasi belajar

Prestasi Belajar Sumbangan Energi Makanan Jajanan

Referensi

Dokumen terkait

Partisipasi dalam bentuk keterampilan dan kemahiran, ditunjukkan dengan adanya kemauan masyarakat untuk usaha kecil-kecilan yang menjual makanan dan minuman dalam

Apabila usia kehamilan kurang dari 10 minggu saat terekspose, kemungkinan tidak terjadi ablasi tiroid janin, akan tetapi apabila terjadi saat usia kehamilan 10

1) Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan

Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar suami dari responden mempunyai peran yang baik dalam membantu ibu untuk pemilihan alat kontrasepsi pasca persalinan, yaitu

1 Penyusunan NSPK Bidang Bangunan Gedung Bandar Lampung 1 Paket 2020 600,000 Dinas Perkim.. 2 Fasilitasi Penyusunan Raperda Bangunan Gedung Hijau

Tanah tersebut dan atau menambahkannya dengan bahan urugan tanah atau sirtu yang baik, dan jika struktur lapisan tanah tersebut sulit untuk mencapai kepadatan

Circulatory Emergency merupakan tindakan pertolongan pertama yang diberikan kepada seseorang yang tiba-tiba jatuh sakit, atau yang telah terluka, sampai

TERf,NCANAAN A]'UNAN AA}'I DtriNCANL. MINCCUNAXAN MSIOR SEBACAJ