• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini prestasi olahraga Indonesia mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan. Misalkan saja di Sea Games 2013 di Myanmar, Indonesia gagal mempertahankan juara umum dan hanya mampu menempati peringkat ke-4 (empat) dari 11 negara peserta Asia Tenggara. Prestasi tersebut jauh dari prestasi sebelumnya. Padahal Indonesia selalu menempati 3 (tiga) besar bahkan sering menempati peringkat pertama di pesta olahraga 2 (dua) tahunan tersebut yaitu pada tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993, 1997, dan 2011.

Disisi lain Rekam jejak prestasi Paralympian kian meningkat di ajang Asean Paralympic Games (APG) tahun 2011 menempati urutan ke-2 setelah Thailand dan pada tahun 2013 Indonesia menjadi juara umum di Myanmar. Dengan hasil tersebut, Indonesia menepis anggapan bahwa indonesia adalah jago kandang dan membuktikan kemampuan para atlet difabel tingkat Asia Tenggara. Penyebab peningkatan prestasi yang signifikan tersebut salah satunya adalah pembinaan dan pengembangan prestasi yang di lakukan oleh pemerintahan.

Pembinaan prestasi olahraga seharusnya dilakukan secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan. Sebagaimana tercantum dalam Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 20 ayat 3 yang berbunyi “Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”. Proses pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga tersebut tentunya membutuhkan atlet-atlet yang memiliki potensi yang tinggi.

Pembinaan olahraga di Indonesia menurut Harsuki dkk telah diarahkan dan dilakukan dengan berbagai arah melalui: (1) sekolah-sekolah atau pelajar (mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi), (2) induk -induk cabang olahraga, (3) organisasi dan perkumpulan olahraga, dan (4) organisasi di

(2)

masyarakat (Harsuki dkk:1996:30). Arah tersebut berguna untuk mengidentifikasi khalayak sasaran sehingga memudahkan mobilisasi sumber daya untuk pembinaan dalam jangka panjang.

Pembinaan olahraga bagi masyarakat berkebutuhan khusus (difabel) juga telah di adakan di tiap daerah. Melalui pelatihan di tingkat daerah dikalangan kaum difabel merupakan suatu strategi jitu untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga yang telah indonesia raih. Selama ini, kaum difabel dianggap sebagai kaum yang membutuhkan bantuan orang lain dan terkesan merepotkan orang. Tetapi dengan meroketnya prestasi para kaum difabel indonesia di kancah internasional, diharapkan memberikan kobaran semangat dan akhirnya menjadi medan magnet bagi para difabel lain untuk mengukir prestasi di bidang olahraga. Sosialisasi dan membangun kesadaran kaum difabel untuk mengukir prestasi di bidang olahraga tidaklah semudah membalikkan tangan. Permasalahan dalam pembinaan olahraga prestasi NPC Sragen tentunya sangat banyak dan bervariasi. Berkaitan dengan menurunya prestasi olahraga panahan NPC Sragen mengindikasikan bahwa program pembinaan olahraga prestasi pada NPC Sragen belum berjalan optimal.

Beberapa permasalahanya adalah masih rendahnya tingkat kebutuhan masyarakat difabel terhadap pembinaan olahraga prestasi sehingga partisipasi dalam mendukung dan mengikuti program pembinaan olahraga prestasi. Dikalangan masyarakat umum, masih ada kesan bahwa pembinaan olahraga prestasi hanya merupakan tanggung jawab DISPORA, KONI dan NPC saja. Padahal, keberhasilah pembinaan tersebut memerlukan dukungan semua pihak, baik itu masyarakat difabel, masyarakat umum, SLB, pihak swasta, DINSOS dan berbagai instansi terkait.

Berkaitan dengan program pembinaan jangka panjang beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu; atlet, pelatih, pelatih, penyelenggara, isi dan strategi dasar program, program latihan, sarana dan prasarana serta pendanaan. Faktor-faktor tersebut harus secara bersamaan dibangun untuk mendapatkan hasil peningkatan prestasi yang menjadi tujuan program pembinaan jangka panjang.

(3)

Berkaitan dengna atlet, permasalahan yang masih muncul adalah berkaitan dengan usia, kondisi fisik, motivasi atlet, sikap/habits, dan pemahaman atlet dalam mengikuti latihan pada suatu program pembinaan. Sehingga ketika calon atlet sudah direkrut menjadi atlet, belum dapat menggambarkan seperti dituntut dalam program pembinaan olahraga prestasi.

Berkaitan dengan pelatih, permasalahan yang timbul adalah dalam hal kualifikasi pelatih, pengalaman, motivasi, sikap hidup dan juga pemahaman pelatih terhadap suatu program pembinaan dalam olahraga preatasi. Sehingga dalam menjalankan tugasnya, pelatih masih belum mampu menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Komitmen pelatih terasa sangat diperlukan dalam proses latihan dari waktu ke waktu.

Berkaitan dengan penyelenggara suatu program pembinaan jangka panjang olahraga prestasi, permasalahan yang timbul adalah belum mempedomani struktur organisasi dan uraian tugas sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya. Juga masih terlihat minimnya pemahaman penyelenggara terhadap program yang dijalankan. Tanggung jawab personalia yang terlibat langsung dalam suatu program pembinaan prestasi olahraga sangat diperlukan. Tanpa tanggung jawab suatu pekerjaan yang mungkin telah menghabiskan waktu akan menjasi sisa-sia.

Berkaitan dengan isi dan strategi program pembinaan olahraga prestasi jangka panjang, permasalahan yang dapat dilihat adalah belum optimalnya intensifikaso koordinasi instansi terkait, belum terbentuknya sistem pembinaan atlet berprestasi, belum singkronnya desentralisasi pembinaan olahraga pada klub ataupun kelas-kelas olahraga, dan belum maksimalnya pembinaan berdasarkan cabang olahraga prioritas. Sehingga terkesan bahwa suatu program pembinaan tidak membentuk suatu lingkaran yang dibangun oleh banyak mata rantai yang satu dengan lainya tidak terputus. Pekerjaan terkesan berjalan sendiri-sendiri, kalaupun ada sesuatu yang dibutuhkan terkesan dilakukan secara dadakan dan temporer.

Berkaitan dengan program latihan, yang merupakan kunci dalam serangkaian program pembinaan olahraga prestasi jangka panjang, permasalahan

(4)

yang timbul adalah belum sepenuhnya tercipta serangkaian program latihan secara periodesasi, dengan mencantumkan tujuan, materi, prosedur, prinsip latihan, evaluasi, dan pengadministrasian program latihan secara baik. Kelemahan yang paling dominan dalam implementasi program latihan adalah dalam hal pengadministrasian hal-hal yang dilakukan dalam program latihan, sehingga data yang berkaitan dengan latihan akan sulit diperoleh.

Permasalahan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana adalah, tidak kondusifnya dengan tempat latihan, tidak tersedianya peralatan latihan yang dibutuhkan, tidak cukupnya jumlah peralatan latihan, minimnya keterpakaian peralatan. Kondisi yang sering terlihat adalah atlet hanya bisa menggunakan sarana dan prasarana yang ada dan tuntutan-tuntutan ideal dari program latihan masih banyak kendala untuk memenuhinya.

Permasalahan yang berkaitan dengan pendanaan, antara lain, masih relatif minimnya dana yang ada, terbatasnya sumber dana, dan masih tersendatnya pencairan dana, dan yang paling penting adalah tidak tersalurnya dana sesuai dengan kebutuhan yang diprogramkan. Walaupun ada tempat yang mengemukakan bahwa dana adalah bukan segalanya, namun tidak dapat dihindari bahwa dana adalah kunci te\rlaksananya atau tidaknya suatu program pembinaan olahraga prestasi jangka panjang.

Berkaitan dengan proses penyelenggaraan program pembinaan, permasalahan yang dapat dilihat adalah belum optimalnya pelaksanaan latihan baik itu ditinjau dari aktivitas atlet maupun pelatih, serta aktivitas penyelenggara program. Dalam pelaksanaan latihan, masih terlihat atlet berlatih bersama atlet diluar program dan ironisnya program latihanya juga sama. Sehingga tidak dapat dibedakan antara atlet yang dibina dan atlet yang belum masuk dalam program pembinaan jangka panjang. Permasalahan kehadiran atlet dan pelatih menjadi tolak ukur kedisiplinan yang minim. Selanjutnya permasalahan evaluasi terhadap pelaksanaan latihan juga perlu diatasi. Hal ini sangat terasa sekali ketika hendak melihat kemajuan atlet masih sulit untuk mengatakanya dengan data yang dapat dipertanggung jawabkan.

(5)

Berkaitan dengan produk penyelenggaraan program pembinaan, permasalahan yang muncul adalah tidak signifikannya tingkat kemajuan latihan atlet, baik itu dari sudut pandang kondisi fisik atlet maupun prestasi atlet sesuai dengan tujuan suatu program pembinaan jangka panjang. Ketika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan tuntutan program, maka akan terasa sulit untuk melihat kelemahan yang terjadi . Sehingga ketika akan memperbaiki kelemahan tersebut tidak tahu apa yang seharusnya akan dilakukan.

Adapun penelitian dilakukan dengan mengkaji dan mengetahui gambaran tentang pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga Panahan National Paralympic Comitte ( NPC ) Sragen melalui pendekatan evaluatif. Terdapat beberapa alasan tentang pemilihan objek dan lokasi penelitian diantaranya adalah:

Pertama; Olahraga panahan merupakan olahraga yang tidak umum dan terkesan mahal dikarenakan sarana yang digunakan juga tergolong tidak murah. Dari image tersebut juga mempengaruhi jumlah peminat dan pelaku olahraga panahan. Kedua; Prestasi olahraga Panahan NPC Sragen menurun, dimungkinkan adanya standar pengelolaan dalam organisasi yang masih belum memenuhi Standar Nasional Keolahragaan.

Ketiga; Satu-satunya daerah yang memberikan bonus kemenangan yang sama kepada atlet difabel dengan atlet normal pada umumnya.

Ketiga alasan di atas yang menjadi pemicu ketertarikan peneliti untuk meneliti pembinaan prestasi olahraga Panahan NPC Sragen, Jawa Tengah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang belakang masalah di atas dapat didefinisikan berbagai masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga Panahan National Paralyimpic Comitte (NPC) Sragen, Jawa Tengah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat kebutuhan dan partisipasi masyarakat difebel terhadap organisasi NPC sragen?

(6)

3. Bagaimanakah sistem organisasi National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

4. Bagaimana pola rekruitmen National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

5. Pihak mana saja yang terlibat dalam rekruitmen National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

6. Bentuk tes apa saja yang dilakukan untuk menyeleksi calon atlet dan pelatih pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

7. Komponen apa saja yang mendukung keberhasilan dalam suatu pertandingan atau perlombaan?

8. Bagaimana karakteristik sarana dan prasarana pendukung pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

9. Pendekatan apa saja yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas pelatih pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

10. Bagaimanakah perencanaan program pada National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

11. Apakah para pelatih memiliki kemampuan untuk menyusun program latihan pada pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

12. Kompetensi apa saja yang harus dipenuhi pelatih pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

13. Bagaimana peran pelatih dalam pencapaian prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

14. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai oleh atlet pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah ?

(7)

15. Hambatan dan kendala apa saja yang ada dalam pencapaian prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

16. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah ?

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah dan indentifikasi masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji dan diungkapkan yang disesuaikan dengan pokok-pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang digariskan. Adapun permasalahannya dibatasi pada 1) Tingkat kebutuhan dan partisipasi masyarakat difabel terhadap pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah 2) Dukungan lingkungan terhadap pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah. 3) Karakteristik atlet pada pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah 4) Karakteristik pelatih pada pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah (5) Karakteristik organisasi penyelenggara pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah (6) Karakteristik program dan strategi dasar pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah. (7) Karakteristik program latihan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah (8) Karakteristik sarana dan prasarana pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah (9) Karakteristik pendanaan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah (10) Penseleksian atlet dan pelatih pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah. (11) Pelaksanaan latihan pada pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa

(8)

Tengah (12) Evaluasi latihan pada pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah (13) Pengorganisasian pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah. (14) Prestasi atlet pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah pada rentang tahun 2011 hingga 2015.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimanakah tingkat kebutuhan dan partisipasi masyarakat difabel terhadap pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

2. Bagaimanakah dukungan lingkungan terhadap pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

3. Bagaimanakah karakteristik atlet pada pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah? 4. Bagaimanakah karakteristik pelatih pada pembinaan prestasi olahraga

panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah? 5. Bagaimanakah karakteristik organisasi penyelenggara pembinaan prestasi

olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

6. Bagaimanakah karakteristik program dan strategi dasar pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

7. Bagaimanakah karakteristik program latihan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah? 8. Bagaimanakah karakteristik sarana dan prasarana pembinaan prestasi

olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?.

(9)

9. Bagaimanakah karakteristik pendanaan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah? 10. Bagaimanakah penseleksian atlet dan pelatih pembinaan prestasi olahraga

panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah? 11. Bagaimanakah pelaksanaan latihan pada pembinaan prestasi olahraga

panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah? 12. Bagaimanakan evaluasi latihan pada pembinaan prestasi olahraga panahan

National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

13. Bagaimanakah pengorganisasian pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah?

14. Bagaimanakah prestasi pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah pada rentang tahun 2011 hingga 2015?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan tingkat kebutuhan dan partisipasi masyarakat difabel terhadap pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah.

2. Mendeskripsikan dukungan lingkungan terhadap pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah.

3. Mendeskripsikan karakteristik atlet pada pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah. 4. Mendeskripsikan karakteristik pelatih pada pembinaan prestasi olahraga

(10)

5. Mendeskripsikan karakteristik organisasi penyelenggara pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah.

6. Mendeskripsikan karakteristik program dan strategi dasar pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah.

7. Mendeskripsikan karakteristik program latihan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah.

8. Mendeskripsikan karakteristik sarana dan prasarana pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah.

9. Mendeskripsikan karakteristik pendanaan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah 10. Mendeskripsikan penseleksian atlet dan pelatih pembinaan prestasi

olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah.

11. Mendeskripsikan pelaksanaan latihan pada pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah. 12. Mendeskripsikan evaluasi latihan pada pembinaan prestasi olahraga

panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah 13. Mendeskripsikan pengorganisasian pembinaan prestasi olahraga panahan

National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah.

14. Mendeskripsikan prestasi atlet pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah pada rentang tahun 2011 hingga 2015.

(11)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat kepada berbagai pihak baik secara teoritis maupun secara empiris.

1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kasanah dan wacana ilmiah dalam pengembangan pembinaan prestasi olahraga panahan National Paralympic Comitte Sragen, Jawa Tengah.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: (1) Bagi Pemerintah daerah, penelitian ini dapat menjadi sumber evaluasi pelaksanaan pembinaan prestasi National Paralympic Comitte (NPC) Sragen, Jawa Tengah.; (2) Bagi National Paralympic Committe of Indonesia, Penelitian ini nantinya berguna untuk mendapatkan data pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga panahan serta profil prestasi olahraga panahan National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah; (3) Bagi National Paralympic Committe (NPC) Sragen, Jawa Tengah, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan evaluasi untuk perbaikan pada bagian-bagian yang dirasa belum berjalan sesuai dengan Standar Nasional Keolahragaan serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program kerja bagi pengelola pembinaan prestasi

Referensi

Dokumen terkait

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Blog HnP dibuat dengan tujuan untuk menampilkan modifikasi dan fotografi otomotif, meliput mobil-mobil dan juga kegiatan yang berhubungan dengan mobil, serta bengkel-bengkel terbaik

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

Anggapan bahwa ketidakmampuan keluarga memiliki anak adalah kesalahan dari pihak istri (baik di zaman kuno maupun yang terjadi sampai saat ini, meskipun kemajuan

Komitmen Bersama PJB Intergity, dalam rangka mendukung implementasi PLN berintegritas dan Program PJB Integrity. Penandatangan pakta integritas tersebut dilakukan pada acara

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata luas daun pada spesies rumput dan diperoleh interaksi perlakuan naungan dengan spesies terhadap total luas daun.. notatum

Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur. Percobaan Redi dan

Menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat Bersama siswa mendiskusikan cara penyelesaian soal cerita tentang penjumlahan