• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

2.1. GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

1) Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kota Jayapura disahkan sejak tanggal 21 September 1993 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1993, terletak dibagian Utara Provinsi Papua pada posisi 1˚28’17,26“ - 3˚58‘082“ Lintang Selatan, 137˚34’10,6“ - 141˚0‘8,22“ Bujur Timur dengan luas wilayah 940 Km² atau 94.000 Ha. Terdapat ± 30 % tidak layak huni karena terdiri dari perbukitan yang terjal, rawa-rawa dan hutan lindung dengan kemiringan 40 % bersifat konservasi dan hutan lindung. Kota Jayapura tidak hanya mencakup wilayah daratan, tetapi juga wilayah laut dan pulau-pulau kecil, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau dan laguna dengan luas wilayah laut adalah 2,81 km² dan panjang garis pantai 116,77 km. Batas administrasi, sebelah Utara berbatasan langsung dengan Lautan Pasifik, Selatan berbatasan dengan Arso Kabupaten Keerom, Timur berbatasan dengan Negara PNG dan Barat berbatasan dengan Distrik Sentani dan Depapre Kabupaten Jayapura. Luas Wilayah 94.000 Ha terdiri dari 5 (lima) Distrik yang terbagi habis dalam 25 Kelurahan dan 14 Kampung dengan luas wilayah terbesar pada Distrik Muara Tami 626,70 Km2, jumlah penduduk 11.137 jiwa, disusul Distrik Abepura 155,70 Km2, jumlah penduduk 73,157 jiwa dan paling terkecil Jayapura Selatan 43,40 Km2, jumlah penduduk 66.937 jiwa.

Topografi daerah cukup bervariasi mulai dari daratan hingga landai dan berbukit/ gunung 700 meter di atas permukaan laut dan beriklim tropis basah, suhu minimum 29˚C dan maksimum 31,8˚C; curah hujan rata-rata 146 mm/th; kelembaban udara rata – rata 80,42 %. Untuk musim bervariasi curah hujan antara 45-255mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara 148-175 hari hujan/tahun. Suhu rata-rata 29˚C, musim hujan dan musim kemarau tidak teratur. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 79%-81% di lingkungan perkotaan sampai daerah pinggiran kota keadaan iklim seperti ini sangat menunjang bidang pertanian dan peternakan. Luas kawasan budidaya 14.219,82 ha (15,13%) dan kawasan lindung atau non budidaya 79.780 ha ( 84,87 %).

(2)

Kondisi geologi Kota Jayapura tersusun oleh beberapa jenis batuan dan batuan sendimen dengan sebaran yang cukup luas yang memungkinkan terdapatnya beberapa jenis bahan galian yaitu :formasi makats, batuan kuarter, batuan gunung, endapan pantai muda, batuan ultramafik, kelompok malihan dan formasi nubai.

Secara hidrologi sungai yang melintasi Kota Jayapura yaitu Distrik Jayapura Utara : Sungai Anafre, Aryoko,Bahabuaya, Apo, Yapis dan Dok IX; Distrik Jayapura Selatan : Sungai Sian Nan, Wav Nan, Masyauw Nan dan Hanya Nan: Distrik Abepura dan Heram : Acai, Siborogonyie, Kali Kampwalker, Buper, Jaifuri dan Kujabu; Distrik Muara Tami : Sungai Tami dan Moso. Aliran sungai bermuara ke Laut Pasifik kecuali Kali Kampwalker dan Buper bermuara ke Danau Sentani. Danau juga terdapat di Kota Jayapura yaitu Danau Young dan Wakulu di Distrik Abepura dan Danau Sentani yang sebagian berada di Distrik Heram.Sedangkan rawa yang terdapat di Kota Jayapura berdasarkan Data Lingkup Kerja Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kota Jayapura Tahun 2013adalah rawa di Kampung Mamberamo (Kelurahan Koya Timur), Holtekamp, Embung Entrop, Organda Padang Bulan, Hamadi dan Pasir II.

2) Potensi Pengembangan Wilayah Kawasan Budi Daya

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah menurut tata ruang wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki Potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya meliputi :

a. Kawasan peruntukan perumahan; luasnya ± 3.746 hektar :

- kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di : Distrik Jayapura Utara : Kelurahan Gurabesi, Kelurahan Bhayangkara dan Keluahan Tanjung Ria; Distrik Jayapura Selatan : Kelurahan Numbay, Kelurahan Ardipura, Kelurahan Argapura, Kelurahan Entrop dan Kelurahan Hamadi; Distrik Abepura : Kelurahan Wahno, Kelurahan Vim, Kelurahan Way Mhorock, Kelurahan Kota Baru;

- kawasan peruntukan perumahan kepadatan sedang diarahkan di : Distrik Jayapura Utara : Kelurahan Mandala, Kelurahan Angkasa, Kelurahan Trikora dan Kelurahan Imbi; Distrik Jayapura Selatan : Kelurahan Entrop; Distrik Abepura : Kelurahan Abepantai, Kelurahan Yobe, Kelurahan Asano, Kelurahan Awiyo dan Kampung Koya Koso; Distrik Heram : Kelurahan Hedam, Kelurahan Waena, Kelurahan Yabansai dan Kmapung Waena; dan Diatrik Muara Tami : Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Holtekamp dan Kampung Skouw Mabo.

(3)

- kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah diarahkan di : Distrik Jayapura Utara : Kampung Kayu Batu; Distrik Jayapura Selatan : Kampung Tahima Soroma dan Kampung Tobati; Distrik Abepura : Kampung Enggros, Kampung Nafri dan Kampung Koya Koso; Distrik Heram : Kampung Yoka; dan Distrik Muara Tami : Kampung Skouw Yambe, Skouw Sae dan Kampung Moso.

b. Kawasan peruntukan perkantoran; luasnya ± 95 ha : pengembangan kawasan perkantoran Pemerintah Kota terpusat di Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan dan perkantoran skala kelurahan/kampung dan distrik di setiap distrik.

c. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa; luasnya 327 ha :

- Pasar Tradisional : Distrik Jayapura Utara : Kelurahan Gurabesi dan Pasar Inpres Dok IX; Distrik Jayapura Selatan : Pasar Sentral Hamadi; Distrik Abepura : Pasar Youtefa di KelurahanWay Mhorock; Distrik Heram : Kampung Waena; dan Distrik Muara Tami : Kelurahan Koya Barat dan Kampung Moso.

- Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern : Distrik Jayapura Utara : Jl. Samratulangi, Jl. Irian, Jl. Ahmad Yani, Jl. Percetakan; Distrik Abepura : Jl. Raya Abepura; Distrik Heram : Jl. Abepura-Sentani; dan Distrik Muara Tami : Jl. Koya Timur-Koya Barat dan Jl. Skouw.

d. Kawasan peruntukan indrustri; luasnya ± 27 ha. Kegiatan industri diantaranya : pembuatau tahu, tempe, makanan kerajinan tangan yang tersebar di Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura, Distrik Heram dan Distrik Muara Tami sedangkan pembuatan mebel, sawmill dan batubata tersebar di Distrik Jayapura Selatan dan Distrik Heram.

e. Kawasan peruntukan pariwisata;

1) kawasan peruntukan wisata alam : Pantai Base-G dan Pantai Pasir II di Kelurahan Tanjung Ria Distrik Jayapura Utara; Pemancar Jayapura City Kelurahan Ardipura, Pantai Hamadi Kelurahan Hamadi dan Taman Wisata Teluk Youtefa Distrik Jayapura Selatan; Pantai Holtekamp di Kampung Holtekamp, Sumber Air Panas Cauruta Kali Moso di Kampung Moso, Pantau Skouw di Kampung Skouw Yambe, Kampung Skouw Sae, Kmapung Skouw Mabo Distrik Muara Tami; dan Danau Sentani Distrik Heram;

2) Kawasan peruntukan wisata budaya meliputi :

- perkampungan mengelompok masyarakat adat : Kampung Kayu Batu Distrik Jayapura Utara; Kampung Tahima Soroma dan

(4)

Kampung Tobati Distrik Jayapura Selatan; Kampung Enggros, Kampung Nafri dan Kampung Koya Koso Distrik Abepura; Kampung Waena dan Kampung Yoka Distrik Heram; dan Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Yambe dan Kampung Moso Distrik Muara Tami.

- bangunan/benda cagar buaday meliputi : Gedung Negara Kelurahan Trikora; kawasan Taman Imbi berupa Taman Imbi, Gedung Kesenian/Balai Budaya, Gedung Sarina, Gedung RPR Provinsi Papua di Kelurahan Gurabesi; Tugu Pepera di Kelurahan Bhayangkara; kawasan Kantor Gubernur di Kelurahan Mandala; SPN Base-G di Kelurahan Tanjung Ria Distrik Jayapura Utara; Tugu Pendaratan Sekutu di Kelurahan Hamadi, Bangkai Kendaraan Lapis Baja Tank di Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan; Gedung Fisisp Uncen di Kelurahan Kota Baru dan Tugu Pendaratan Jepang di Kelurahan Abepantai Distrik Abepura; dan Goa Jepang di Kampung Skouw Yambe dan Kmapung Mabo Distrik Muara Tami. 3) Kawasan peruntukan wisata buatan meliputi :Kelurahan Angkasa

Distrik Jayapura Selatan; Kelurahan Entrop dan Kampung Tobati Distrik Jayapura Selatan; Kampung Enggros Distrik Abepura; Kampung Waena dan Kampung Yoka Distrik Heram; dan Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Skouw Sae dan Kampung Moso Distrik Muara Tami

f. Kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau; luasnya ± 3 ha, yang terdiri dari : lapangan olahraga, tenis, voli, basket, bulu tangkis, trotoar, tugu yang tetsebar di seluruh wilayah Kota dan kawasan parkir di wilayah kota meliputi pusat-pusat kegiatan perdagangan dan jasa dan pemerintah.

g. Kawasan peruntukan pendidikan; luasnya ± 115 ha, meliputi : Distrik Jayapura Utara : Kelurahan Gurabesi dan Kelurahan Trikora; Distrik Jayapura Selatan : Kelurahan Ardipura dan Kelurahan Entrop; Distrik Abepura : Kelurahan Vim, Kelurahan Kota Baru dan Kelurahan Yobe; dan Distrik Heram : Kelurahan Waena, Kelurahan Yabansai dan Kampung Yoka; dan Distrik Muara Tami.

h. Kawasan peruntukan kesehatan; luasnya ± 18 ha : peningkatan Rumah Sakit Tipe A terletak di Kelurahan Bhayangkara Distrik Jayapura Utara; pengembangan dan peningkatan Rumah Sakit Tipe B terletak di : Kelurahan Gurabesi Distrik Jayapura Utara, Kelurahan Wahno Distrik Abepura, Kelurahan Waena Distrik Heram dan Kelurahan Koya Barat Distrik Muara Tami; pengembangan rumag sakit tipe C terketak di :

(5)

Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan; Kelurahan Wahno Distrik Abepura dan Kelurahan Koya Barat Distrik Muara Tami; pengembangan puskesmas rawat inap di Kelurahan Koya Barat dan Kampung Moso Distrik Muara Tami; dan pengembangan dan peningkatan penyediaan Posyandu di seluruh wilayah Kota.

i. Kawasan peruntukan peribadatan; luasnya ± 35 ha : persebarannya terdapat diseluruh wilayah Kota.

j. Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana meliputi : GOR Cenderawasih Kelurahan Bhayangkara, GOR SGO (Sekolah Guru Olahraga) Kelurahan Gurabesi dan Lapangan Sekolah Kepolisian Negara di Kelirahan Tanjung Ria terletak di Distrik Jayapura Utara; Kantor Walikota Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan; GOR Waringin Kelurahan Way Mhorock dan Lapangan Trikora Kelurahan Kota Baru Distrik Abepura; Jalan Holtekamp-PNG di Distrik Muara Tami, Kantor Distrik di Kampung Skouw Distrik Muara Tami; kawasan perkantoran pemerintah terletak di seluruh Distrik; dan ruang terbuka hijau dan terbuka non hijau terletak di seluruh wilayah Kota.

k. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; luasnya ± 85 ha meliputi : Kawasan Radar TNI AU Kelurahan Imbi, Komando Distrik Militer (Kodim) 1701 Jalan Samratulangi Kelurahan Bhayangkara, Komando Rayon Militer (Koramil) 1701-02 Kelurahan Gurabesi, Pos Milietr (POM) Kelurahan Gurabesi, Kantor Kepolisian Daerah Jalan Samratulangi Kelurahan Bhayangkara, Kantor Kepolisian Resor alan Ahmad Yani Kelurahan Gurabesi semua terletak di Distrik Jayapura Utara dan Kantor Polisi Sektor di Distrik Jayapura Utara; Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Jalam Polimak IV Atas Kelurahan Ardipura, Komando Rayon Militer 1701-09 Jalan Kelapa Dua Kelurahan Entrop, Pangkalan Utama Angkatan Laut (LANTAMAL) 5 Jalan Amphibi 1 Kelurahan Hamadi semua terletak di Distrik Jayapura Selatan dan Kantor Polisi Sektor di Distrik Jayapura Selatan; Komando Rayon Militer 1701-03 Jalan Raya Abepura, Zeni Tempur (Zipur) Jalan Raya Sentani-Abepura Kelurahan Hedam, Komando Resor Militer (Korem) 172/Prajawirayakti Jalan Raya Sentani-Abepura Padang Bulan, Markas Besar Brigade Mobil (Brimob) Jalan Raya Abepura- Kotaraja Kelurahan Vim Distrik Abepura dan Kantor Polisi Sektor di Distrik Abepura; Korem 172/Prajawirayakti Jalan Raya Sentani-Abepura Kelurahan Waena Distrik Heram; dan Komando Rayon Militer 1701-22, dan Pos Polisi Skouw-Perbatasan terletak di Kampung Skouw Sae Distrik Muara Tami.

(6)

l. Kawasan peruntukan pertambangan; luasnya ± 28 ha, potensi bahan galian bantuan diantaranya : pasir besi yang terdapat di Waena, Angkasa dan Base-G; nikel yang terdapat di sepanjang kaki Pegunungan Cycloop; batugamping/batu karang yang terbesar di Entrop, Polimak, Tanah Hitam, Koya Koso, Koya Barat, Moso dan Koya Tengah; pasir dan batu (sirtu) terbesar di daerah pasir II, Waena, Padang Bulan dan Yoka; bentonit terdapat di daerah Nafri, tanah liat/batulempeng terdapat di daerah Nafri, Koya Timur, Koya Barat, Koya Tengah, Holtekamp dan Koya Koso; dan pasir besi terdapat di daerah Angkasa dan Waena.

m. Kawasan peruntukan perikanan; luasnya 893 ha meliputi :

- kawasan perikanan budi daya air tawar : kawasan perikanan budi daya air tawar di kolam (ikan mas, ikan nila dan ikan lele) di Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kelurahan Koya Tengah dan Kelurahan Koya Koso; kawasan perikanan budi daya air tawar di danau (ikan mujair dan ikan gabus) di Kampung Yoka dan Kampung Waena;

- kawasan perikanan budi daya air payau (tambak) ikan bandeng di Kampung Holtekamp;

- kawasan perikanan budi daya laut : ikan bandeng, kuwe (bobara), dan ikan karang lainnya seperti ikan kerapu macan, ikan kerapu bebek,ikan kerapu lumpur, ikan kakap putih dan ikan napoleon,ikan sunu(lodi) dan ikan baronang di kawasan perairan teluk youtefa yaitu Kampung Tobati, Kampung Enggros, Kampung Nafri dan Kelurahan Abepantai;

- kawasan minapolitan (kawasan pemasaran dan jasa : pemasaran produk-produk minapolitan, baik ikan segar maupun produk-produk olahan di pasar youtefa Distrik Abepura;

- pengembangan prasarana Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) di Distrik Muara Tami;

- pengembangan dan pembangunan Pusat Pengolahan Ikan (PPI) terletak di PPI Hamadi Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan; dan

- peningkatan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Hamadi di kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan.

n. Kawasan peruntukan Pertanian : 1). Kawasan pertanian tanaman pangan (padi sawah, pagi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah dan umbi-umbian), luasnya ± 2.767 ha di Kampung Yoka Distrik Heram; Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Holtekamp, Kampung Skouw Mabo dan Kampung Skouw Yambe di Distrik Muara Tami; 2). Kawasan pertanian perkebunan (kopi, kakao, kelapa sawit, lada, karet, pinang dan sirih), luasnya 2.482 ha : Kelurahan Abepantai dan Kampung Koya Koso Distrik Abepura; Kelurahan Koya

(7)

Barat, Kampung Koya Tengah, Kampung Holtekamp, Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Yambe Distrik Muara Tami; 3). Kawasan pertanian hortikultura (jeruk dan pisang),luasnya 261 ha : Kampung Koya Koso Distrik Abepura dan Kelurahan Koya Barat Distrik Muara Tami; 4). Kawasan peruntukan pertanian peternakan (kawasan padang rumput atau semak belukar cukup luas yang diperuntukan bagi melepaskan dan sekaligus memelihara ternak), luasnya ± 176 ha : Kelurahan Koya Barat, Kmapung Koya Tengah dan Kampung Holtekamp Distrik Muara Tami.

o. Kawasan peruntukan hutan produksi :

1) Kawasan hutan produksi tetap luasnya ± 19.242 ha terletak di: Kelurahan Asano Kelurahan Abepantai dan Kampung Nafri Distrik Abepura; Kelurahan Hedam dan Kampung Yoka Distrik Heram; Kalurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Skouw Sae dan Kampung Moso Distrik Muara Tami.

2) Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, luasnya ± 18.474 ha :Kelurahan Yobe, Kelurahan Asano, Kelurahan Awiyo, Kelurahan Abepantai, Kampung Nafri, Kampung Koya Koso Distrik Abepura; Kelurahan Hedam dan Kampung Yoka Distrik Heram; dan Kelurahan Koya Timur, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Mabo dan Kampung Moso Distrik Heram.

3) Kawasan peruntukan hutan produksi konversi, luasnya 10.562 ha : Kelurahan Angkasapura dan Kelurahan Tanjung Ria Distrik Jayapura Utara; Kelurahan Vim, Kelurahan Yobe, Kelurahan Asano, Kelurahan Abepantai, Kelurahan Awiyi, Kampung Enggros, Kampung Nafri dan Kampung Koya Koso Distrik Abepura; Kelurahan Hedam, Kelurahan Waena, Kelurahan Yabansai dan Kampung Yoka Distrik Heram; dan Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Skouw Sae dan Kampung Holtekamp Distrik Muara Tami.

p. Kawasan peruntukan sektor informal, meliputi : a. pengembangan kawasan perdagangan dan perkantoran mengalokasikan ruang kegiatan sektor informal; b. pengembangan kawasan pusat pedagang kaki lima dan usaha kecil menengah di Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan; dan pengembangan kemitraan antara Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat.

(8)

3). Wilayah Rawan Bencana

Beberapa faktor bencana yang disebabkan oleh faktor meteorologi dan klimatologi adalah banjir, kekeringan, angin ribut, tinggi gelombang laut. Kota Jayapura termasuk dalam Zona 1 rawan Gempa atau daerah sangat aktif kegempaannya, karena merupakan tempat pertemuan/tumbukan antara Lempengan Pasifik, sementara daerah potensi tanah longsor adalah : Distrik Jayapura Utara : kawasan Rumah Sakit Dok II Kelurahan Bhayangkara, kawasan Kloofkamp dan Paldam di Kelurahan Gurabesi, kawasan perdagangan dan jasa di Jalan Percetakan Kelurahan Gurabesi; Distrik Jayapura Selatan : perbukitan Entrop (sekitar Walikota), Kelurahan Ardipura, perbukitan sekitar Teluk Yotefa (Skyline-Vihara) Entrop, dan Numbay (depan Pelabuhan) dan Distrik Abepura : sepanjang Tanah Hitam menuju Koya (terutama koordinat 02º38,138´LS-140º43,667 BT, dengan kemiringan mencapai 60º-80º); dengan tinggi gelombang laut dapat mencapai 1,5 meter yang berpotensi terjadi di kawasan pantai di Kota Jayapura, abrasi terjadi di pantai Hamadi dan sepanjang pantai yang menghadap ke Samudera Pasifik. Gelombang tsunami di Jepang pada tanggal 11 Maret 2011 berdampak terhadap pesisir pantai Kota Jayapura yang berhadap langsung dengan Samudera Pasifik dimana beberapa rumah dan jembatan di Kampung Tobati rusak parah/hancur total, 20 rumah hanyut dan rusak, 16 diantaranya dari Kampung Tobati dan Metu Debi serta sedikitnya 4 rumah dari Kampung Enggros dan juga pendopo masyarakat Enggros. Angin maksimum lebih dari 28 knot atau 14 m/s, berpotensi merusak atap rumah bahkan merobohkan pohon dan banjir/genangan air terjadi di Distrik Jayapura Utara : kawasan Pusat Kota Kelurahan Gurabesi, putaran SPBU APO Kelurahan Bhayangkara, kantor Dinas Perikanan Provinsi Papua Kelurahan Imbi, Perempatan Kantor Polsek Jayapura Utara Kelurahan Imbi, Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua Kelurahan Tanjung Ria, Pantai Basa-G Kelurahan Tanjung Ria dan SD Inpres Angkasa, Kelurahan Angkasa; Distrik Jayapura Selatan : kawasan kelapa dua Entrop Kelurahan Entrop, Papua Trade Center (PTC) Kelurahan Entrop, Pasar Hamadi Kelurahan Hamadi, Hotel Rais dan Hotel Relat Kelurahan Argapura dan Posponpes DDI Kelurahan Entrop; Distrik Abepura : kawasan Kolam Nyamuk (Konya) Kampus Uncen Abepura Kelurahan Kota Baru, Pertigaan Kantor Pos Abepura, Kelurahan Kota Baru, Pertokoan Saga, Mega, Onyx dan Agro Kelurahan Kota Baru, Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Papua Kelurahan Vim, Kantor BKN, Jl. Baru Kelurahan Way Mhorock, Kantor Telkom dan Kantor Kanwil Pajak Kelurahan Vim, Pertigaan Brimob Gereja Pniel, Kelurahan Vim, Pasar Yotefa

(9)

Kelurahan Way Mhorock dan Kantor Dinas Otonom Provinsi Papua Kelurahan Wahno; Distrik Heram : Kawasan Perempatan Toko Mega Perumnas I kelurahan Waena, Pertigaan Perumnas III dan Denzipur Waena Kelurahan Waena, Perumnas IV Padang Bulan Kelurahan Hedam, Depan Hola Plaza Kelurahan Hedam dan Depan Korem Kelurahan Hedam; dan Distrik Muara Tami : Jalan Sorong dan Jalan Biak Kelurahan Koya Barat, Kampung Mamberamo Kelurahan Koya Timur, Kampung Holtekamp dan DAS Muara Tami.

4). Demografi

Dari aspek demografi, Kota Jayapura yang penduduknya heterogen, terdiri dari hampir semua suku bangsa di Indonesia yang berdomisili di ibukota Provinsi Papua. Jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2013 sesuai Data BPS adalah sebanyak 275.694 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 145.140 jiwa (52,83 %) dan penduduk perempuan sebanyak 130.554 jiwa (47,16 %) dan kepadatan penduduk rata-rata 291 jiwa/km2 dengan kepadatan penduduk tertinggi di Distrik Jayapura Selatan 1.647 jiwa/km2 dan terendah di Distrik Muara Tami yaitu 19 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan sedikit mengalami kenaikan menjadi 2,61 % per tahun karena kondisi relatif kondusif dan keberhasilan dalam penanganan keluarga berencana serta arus urbanisasi dapat ditekan.

TABEL 1

JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN DIRINCI PER DISTRIK TAHUN 2013

No Distrik Jumlah Penduduk Luas Wilayah

(Km2) Kepadatan 1 Jayapura Utara 69.936 51,00 1.361 2 Jayapura Selatan 72.071 43,40 1.647 3 Abepura 78.395 155.70 501 4 Muara Tami 12.016 626,70 19 5 Heram 43.276 63,20 681 Jumlah 275.694 940,00 291

Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014,

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN PER DISTRIK TAHUN 2013

No Distrik Jumlah Penduduk

Laki-Laki Jumlah Penduduk Perempuan Total 1 Jayapura Utara 36.796 33.140 69.936 2 Jayapura Selatan 37.839 34.232 72.071 3 Abepura 41.670 36.725 78.395 4 Muara Tami 6.376 5.640 12.016 5 Heram 23.077 20.199 43.276 Jumlah 145.140 130.554 275.694

(10)

Secara administrasi Kota Jayapura terdiri atas 5 Distrik, 25 Kelurahan dan 14 Kampung, dengan rincian luas sebagai berikut :

TABEL 4

PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAN JUMLAH PENDUDUK DIRINCI PER KELURAHAN/KAMPUNG TAHUN 2013

No Distrik Status Pemerintahan Luas Wilayah (Km2) Jml Penduduk KAMPUNG KELURAHAN 1 2 3 4 5 6 I. Jayapura Utara 1. Kayu Batu 1.Angkasapura 1. Trikora 2. Mandala 3. Tanjung Ria 4. Imbi 5. Bhayangkara 6. Gurabesi 6.44 1.90 13.24 1.46 0.34 13.57 7.05 7.00 4.550 5.423 5.170 14.300 9.989 13.101 16.835 314 51.00 69.936

II. Jayapura Selatan

2. Tobati 3. Tahima Soroma 7. Numbay 8. Argapura 9. Hamadi 10. Ardipura 11. Entrop 9.30 3.70 7.10 16.30 2.70 2.50 1.80 8.907 7.677 20.075 17.247 16.835 190 574 43.40 72.071 III Abepura 4. Enggros 5. Nafri 6. Koya Koso 12. Asano 13. Awiyo 14. Abepantai 15. Kota Baru 16. Yobe 17. Vim 18. Wahno 19. Waymhorock 12.07 9.98 2.90 13.08 6.50 10.22 5.90 5.80 19.05 34.16 36.04 7.886 12.846 2.973 8.631 7.920 14.386 8.661 9.946 423 1.430 2.893 155.70 78.395 IV Muara Tami 7. Holtekamp 8. Skou Sae 9. Skou Yambe 10. Skou Mabo 11. Koya Tengah 12. Moso 21.Koya Timur 22. Koya Barat 110,50 62.70 63.30 72.70 81.50 87.70 75.60 72.70 3.541 4.695 1.044 589 604 604 388 451 626.70 12.016 V Heram 13. Waena 14. Yoka 23. Hedam 24. Yabansai 25. Waena 22,05 12.43 14,24 4.36 10,12 11.594 10.716 16.765 1.845 2.155 63,20 43.276

Luas Wilayah Kota Jayapura 940.00

275.694 Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014

2.1.2. Aspek Kesejateraan Masyarakat

2.1.2.1. Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi

Tingkat kesejahteraan masyarakat tergantung dari sejauhmana keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu daerah untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi dan kualitas hidup masyarakatnya atau adanya suatu proses

(11)

yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya baik perbaikan regulasi maupun institusi). Dan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB).

Perkembangan PDRB dari tahun 2009-2013 mengalami pertambahan nilai. Proses menghasilkan barang dan jasa di Kota Jayapura pada tahun 2013 mampu memberikan peningkatan nilai tambah sebesar 17,83 persen yaitu PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp.10,76 triliun pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 12,68 triliun pada tahun 2013 yang disumbangkan oleh sektor bangunan sebesar Rp. 3.30 triliun, seiring dengan itu PDRB atas dasar harga konstan tahun 2013 juga mengalami peningkatan walaupun tidak sebesar tahun sebelumnya, yaitu sebesar 12,28 persen atau sebesar Rp. 513,28 milyar ini menunjukan terus meningkatnya jumlah produksi dalam kurun waktu tersebut. Peningkatan jumlah produksi berdampak pada meningkatnya PDRB Perkapita di Kota Jayapura.

PDRB perkapita Kota Jayapura tahun 2013 mencapai Rp. 46.540.537,46 tumbuh sebesar 16,00 persen dari tahun sebelumnya

dengan rata-rata pertumbuhan PDRB mencapai 16,57 persen dan bila dikaji secara lanjut dengan melihat rata-rata kenaikan secara rill atau berdasarkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan, maka dalam kurun waktu yang sama terjadi rata-rata kenaikan sebesar 10,74 persen dari Rp.12.017.560,25 pada tahun 2009 menjadi Rp.17.221.503,06 pada tahun 2013. Disisi lain laju inflasi di Kota Jayapura selama kurun waktu 2009 - 2013 sebesar 1.18 % dan khusus di tahun 2013 hanya mencapai 1,30 %, tidak berdampak pada pengeluaran riil masyarakat.

Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum dapat ditunjukkan oleh meningkatnya tingkat pendapatan perkapita suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat perolehan pendapatan perkapita menunjukkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakat, demikian halnya Kota Jayapura yang dalam kurun waktu 2009-2013 pendapatan riil masyarakat mengalami kenaikan sehingga dapat dikatakan bahwa ada kenaikan tingkat kesejahtraan masyarakat dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dari tahun 2009-2013.

(12)

2.1.2.2. Kesejahteraan Sosial a. Angka Melek Huruf

Angka melek huruf menunjukkan kemampuan membaca dan menulis penduduk usia 15 tahun ke atas. Capaian angka melek huruf di Kota Jayapura cukup tinggi, pada tahu 2013 angka melek huruf Kota Jayapura adalah sebesar 99,84 persen atau hanya 0,16 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami buta huruf. Tingginya angka melek huruf di Kota Jayapura adalah output dari keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan. Terjadi peningkatan sebanyak 0,76 persen dari tahun 2008 hingga tahun 2013 dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,18 persen per tahun.

Angka melek huruf di Kota Jayapura menduduki posisi pertama diantara Kabupaten lainnya di Provinsi Papua. Dalam hal ini Pemerintah Kota Jayapura cukup menjaga kesinambungan keberhasilan program pengentasan buta aksara dengan memberikan prioritas dan pemantauan secara terus menerus sehingga penduduk Kota Jayapura bebas buta huruf terutama usia penduduk 15 – 44 tahun.

TABEL 5

PERKEMBANGAN ANGKA MELEK HURUF KOTA JAYAPURA TAHUN 2009 – 2013

TAHUN ANGKA MELEK HURUF

2009 99,09

2010 99,10

2011 99,58

2012 99,83

2013 99,84

Sumber : BPS, IPM & ASPM Kota Jayapura, 2014

b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Angka rata-rata lama sekolah digunakan untuk mengidentifikasi jenjang kelulusan pendidikan penduduk suatu daerah. Pada tahun 2013 angka rata-rata lama sekolah di Kota Jayapura sebesar 11,06 tahun atau hanya naik sebesar 0.03 tahun dibanding tahun 2012. Angka rata-rata lama sekolah sebesar 11,06 diartikan bahwa rata-rata penduduk di Kota Jayapura telah mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMU/Sederajat. Angka ini juga mengidentifikasi bahwa Pemerintah Kota Jayapura telah berhasil menuntaskan program wajib belajar 9 tahun.

(13)

Angka rata-rata lama sekolah di Kota Jayapura menduduki peringkat pertama diantara Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Papua. Sementara untuk standar global yang ditetapkan oleh UNDP untuk rata-rata lama sekolah adalah 15 tahun atau setara dengan tingkat diploma 3 pada jenjang perguruan tinggi. Pada tahun 2013, pencapaian angka rata-rata lama sekolah Kota Jayapura terhadap standar global UNDP adalah sebesar 73,73 persen atau naik 0,2 persen dibandingkan tahun 2012. Secara rata-rata, selama 5 tahun terakhir peningkatan indeks pencapaian rata-rata lama sekolah sebesar 0,33 persen per tahun. Tingginya indikator pendidikan di Kota Jayapura dapat dipertahankan jika Pemerintah tetap serius dalam menangani program pembangunan di sektor pendidikan dan pembangunan di sektor penunjangnya yaitu sektor kesehatan dan ekonomi.

TABEL 6

PERKEMBANGAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2009 – 2013

TAHUN ANGKA MELEK HURUF

2009 10,88

2010 11

2011 11,03

2012 11,06

2013 11,06

Sumber : BPS, IPM & ASPM Kota Jayapura, 2013

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan fokus layanan urusan wajib maupun urusan pilihan. 2.1.3.1. Pendidikan

Perkembangan pendidikan di Kota Jayapura sangat mengembirakan hal ini terlihat dari Angka Partisipasi Murni, Angka Partisipasi Kasar dan angka melek huruf mencapai 99,84 % atau hanya 0,16 % penduduk usia 15 tahun keatas yang mengalami buta huruf dengan angka rata-rata lama sekolah 11,06 tahun yang dapat diartikan bahwa rata-rata penduduk di Kota Jayapura telah mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMU/Sederajat. Angka ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Jayapura telah berhasil menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun, karena ditunjang dengan prasarana

(14)

pendidikan yang memadai yakni terdapat 49 TK, 102 SD/MIS, 43 SLTP, 24 SMU, dan 15 SMK dan guru SD sebanyak 1.055 orang, SLTP sebanyak 948 orang, SMU sebanyak 537 orang dan SMK sebanyak 631 orang.

Ratio guru terhadap murid untuk SD 30,97 SLTP : 14,12; SMU : 22,37; SMK : 12,78 sedangkan ratio guru terhadap sekolah untuk SD : 59,49; SLTP : 22,05; SMU : 22,37; SMK : 42,07 dan ratio murid terhadap sekolah untuk SD : 320,36; SLTP : 311,37; SMU : 153,93 dan SMK : 306,33

TABEL 7

JUMLAH SD, MURID DAN GURU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

NO DISTRIK Jml Skl Jumlah Murid Jml Guru Ratio Guru/ Skl Ratio Murid/ Skl Ratio Guru Murid 1. 2. 3. 4. 5. Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram 25 23 28 11 15 9.675 7.767 9.675 1.790 3.670 252 190 360 175 78 11.12 11.00 14.12 7.00 13.25 390.16 399.05 419.12 153.45 328.83 35.09 36.28 29,68 21.92 24.82 J U M L A H 102 32.622 1.055 59.49 320.36 30.97

Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura 2013

TABEL 8

JUMLAH MURID SD BERDASARKAN USIA DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014

TABEL 9

JUMLAH SLTP, MURID DAN GURU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

No DISTRIK JML Sekolah JML Murid JML Guru Ratio Guru Sekolah Ratio Murid Sekolah Ratio Guru Murid 1. 2. 3. 4. 5. Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram 11 9 9 4 10 3.467 3.693 3.334 557 2.338 247 210 221 79 191 14.00 17.50 16.89 13,00. 14.63 337.91 466.13 391.67 71.33 267.88 24.14 26.64 23.19 5.49 18.32 J U M L A H 43 13.389 948 22.05 311.37 14.12

Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014

No DISTRIK < 7 Tahun 7 - 12 Tahun > 12 Tahun JUMLAH

1. 2. 3. 4. 5. Jayapura Utara Jayapura Sealatan Abepura Muara Tami Heram 1.612 863 1.612 5 523 6.450 2.589 6.450 1.780 1.223 1.612 381 1.212 5 417 9.675 3.833 9.274 1.790 2.163 J U M L A H 4.615 18.492 3.627 26.734

(15)

TABEL 10

JUMLAH SMU, MURID DAN GURU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014

TABEL 11

JUMLAH SMK, MURID DAN GURU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

No DISTRIK JLM Sekolah JLM Murid JLM Guru Ratio Guru/ Sekolah Ratio Murid/ Sekolah Ratio Guru/ Murid 1. 2. 3. 4. 5. Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram 5 1 6 1 2 568 39 2.342 71 84 148 22 361 79 21 17.40 22.00 63.83 21.00 9.00 209.60 105.00 704.33 105.00 50.00 12.05 52.90 11.03 5.00 5.56 J U M L A H 15 4.595 631 42.07 306.33 12.72

Sumber : BPS, Data Kota Jayapura, 2014.

TABEL 12

JUMLAH MAHASISWA DAN DOSEN PERGURUAN TINGGI DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

No. Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa Jumlah Dosen

L P Total T LB DDT Total 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Uncen

Stisipol Silas Papare STFT Fajar Timur USTJ Poltekes STT Baptis STT I.S. Kijne UNIYAP

STIE Port Numbay Univ. Ottow & Geisles ASMI

Akparis 45

Stikom Muhamadiyah STIH Umel Mandiri STAIN Al – Fatah STSP STIMIK Jayapura STT IKSM Santosa Asih 6.698 316 202 2.847 339 58 252 2.146 318 650 270 113 801 850 257 26 460 16 9.986 100 1 1.266 906 16 289 1.307 463 780 230 130 346 208 292 4 141 13 16.684 416 203 4.113 1.245 74 548 3.447 781 1.430 500 243 1.147 1.058 549 30 601 29 604 15 14 151 - 11 44 124 28 55 25 12 23 26 34 6 18 4 360 4 1 78 31 - - 26 19 - 5 20 13 11 8 - 9 - 10 26 11 - - 10 - - - 10 7 25 2 - - 2 - 2 974 45 26 229 31 21 44 150 47 65 37 57 38 37 42 8 27 6 Sumber : Data Pokok Kota Jayapura 2014

No DISTRIK Jml Sekolah Jml Murid Jml Guru Ratio Guru/ Sekolah Ratio Murid/ Sekolah Ratio Guru/ Murid 1. 2. 3. 4. 5. Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram 5 7 5 2 5 2.127 2.102 2.602 134 1.471 120 117 163 17 120 24.00 11.43 32.60 8.50 19.40 375.60 330.29 519.00 74.00 294.20 15.65 28.90 15.92 8.71 15.16 J U M L A H 24 8.436 537 22.37 153.93 22.37

(16)

2.1.3.2. Kesehatan

Bertambahnya jumlah penduduk secara otomatis mempengaruhi jangkauan pelayanan kesehatan yang semakin meluas, terlihat dari jumlah Rumah Sakit menjadi 6 buah yaitu 2 Rumah Sakit Daerah (Type B dan C), 3 Rumah SakitABRI (RS, Marthen Indey, RS. AngkatanLaut dan RS. Bhayangkara) serta 1 buah Rumah Sakit Swasta (RS Dian Harapan Waena).

Pada tahun 2013, jumlah Puskesmas di Kota Jayapura sebanyak 12

Puskesmas, terdiri dari 11 Puskesmas Non Perawatan dan 1 Puskesmas Perawatan yaitu Puskesmas Koya Barat. Dan sejak tahun

2007 dimulai peningkatan pelayanan pada 2 (dua) Puskesmas yaitu Puskesmas Imbi dan Puskesmas Waena, dengan melaksanakan pelayanan 24 Jam, kemudian pada tahun 2010 bertambah 1 Puskesmas lagi yang melaksanakan pelayanan 24 jam yaitu Puskesmas Hamadi dan Puskesmas Yoka. Tahun 2013 ditambah 2 puskesmas yaitu Puskesmas Abepantai dan Puskesmas Kotaraja.

Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk di Kota Jayapura tahun 2013 adalah 1 : 22.827 atau 4,38 per 100.000 penduduk, ini berarti bahwa setiap Puskesmas melayani sekitar 22.800 penduduk, atau setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh hampir 4 Puskesmas.

Rasio Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Jayapura tahun 2013 adalah 1 : 9.852, atau 10,15 per 100.000 penduduk, hal ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 1 : 11.783, atau 8,49 per 100.000 penduduk. Ini berarti bahwa setiap Puskesmas Pembantu melayani sekitar 9.900 penduduk, atau setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 10 Puskesmas Pembantu.

TABEL 13

BANYAKNYA RS, PUSKESMAS, PUSTU, PUSTU SWASTA & POSYANDU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

No. DISTRIK RUMAH

SAKIT PUSKES MAS PUSTU PUSTU SWASTA POS YANDU JUMLAH 1. Jayapura Utara 2 3 4 - 43 52 2. Jayapura Selatan 2 3 3 - 45 53 3. Abepura 1 2 5 - 35 43 4. Muara Tami - 2 7 - 21 30 5. Heram 1 2 6 - 34 43 Jumlah 6 12 25 - 178 221

(17)

Sementara itu bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka kondisi di Kota Jayapura sudah termasuk dalam kategori baik, yakni setiap Puskesmas di Kota Jayapura melayani rata-rata 22.800 penduduk. Semakin kecil jumlah sasaran penduduk yang dilayani oleh setiap Puskesmas diharapkan akan semakin baik kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.

TABEL 14

JUMLAH PUSKESMAS DAN KONDISINYA DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

NO. PUSKESMAS STATUS KONDISI

1 Tanjung Ria Non Perawatan Baik

2 Imbi Pelayanan 24 Jam Baik

3 Elly Uyo Non Perawatan Baik

4 Waena Pelayanan 24 Jam Baik

5 Jayapura Utara Non Perawatan Baik

6 Hamadi Pelayanan 24 Jam Baik

7 Kotaraja Non Perawatan Baik

8 Abepura Non Perawatan Baik

9 Koya Barat Perawatan Baik

10 Abe Pantai Non Perawatan Baik

11 Skow Mabo Non Perawatan Baik

12 Yoka Non Perawatan Baik

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jayapura, 2014

TABEL 15

JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN KONDISINYA DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

NO. PUSKESMAS PEMBANTU KONDISI

1 Pustu Angkasa Baik

2 Pustu Bhayangkara Baik

3 Pustu Dok VIII Atas Baik

4 Pustu Skyline Baik

5 Pustu Yoka Baik

6 Pustu Waena Permai Baik

7 Pustu Perumnas III Baik

8 Pustu Perumnas IV Baik

9 Pustu Asano Baik

10 Pustu Nafri Baik

11 Pustu Skouw Sae Baik

12 Pustu Skouw Mabo Baik

13 Pustu Koya Timur Baik

14 Pustu Koya Tengah Baik

15 Pustu Holtekamp Baik

16 Pustu Enggros Baik

17 Pustu Koya Koso Baik

18 Pustu Skouw Yambe Baik

19 Pustu Batu Putih Baik

20 Pustu Awiyo Baik

21 Pustu Moso Baik

22 Pustu Kayu Batu Baik

23 Pustu Polimak IV Baik

(18)

Jumlah personil Dinas Kesehatan Kota Jayapura pada akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 557 orang, yang terdiri dari tenaga kesehatan yang bekerja pada Dinas Kesehatan Kota Jayapura sebanyak 77 orang dan 497 orang bekerja di 12 Puskesmas di wilayah Kota Jayapura. Terjadi kenaikan jumlah pengawai kesehatan di 12 puskemas sebanyak 45 orang dari tahun sebelumnya.

Dari jumlah 497 orang tersebut, 37 orang adalah tenaga dokter/medis dan para medis/perawat sebanyak 153 orang sedangkan sisanya 307 orang adalah apoteker, asisten apoteker, sarjana kesehatan masyarakat dan lainnya.. Dengan melihat kondisi tersebut, maka dapat dikatakan jumlah tenaga kesehatan di Kota Jayapura cukup baik ditinjau dari kuantitas, kualifikasi serta penyebarannya.

Jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah Kota Jayapura merupakan aset yang tak ternilai bagi pembangunan kesehatan di wilayah, oleh sebab itu, untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan perlu adanya pembinaan, pengawasan, peningkatan ketrampilan bagi tenaga kesehatan, sehingga terwujud kinerja tenaga kesehatan yang optimal.

TABEL 16

JUMLAH TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AKHIR TAHUN 2013

NO. SPESIFIKASI TENAGA KESEHATAN JUMLAH

1 Dokter Umum 29 2 Dokter Gigi 8 3 Bidan 73 4 Perawat 153 5 Apoteker 13 6 Assisten Apoteker. 22

7 Tenaga Non Medis 18

8 Tenaga Non Paramedis 107

9 Lainnya 29

Jumlah 452

Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014

Rasio Tenaga Dokter / 100.000 Penduduk

Cakupan tenaga dokter yang bekerja pada jajaran Dinas Kesehatan Kota Jayapura dapat dilihat dari indikator rasio dokter yang bekerja di Puskesmas 1 : 2 atau 32,43 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga dokter tersebut per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 32,43, tergolong masih rendah apabila dibandingkan dengan rasio ideal yang ditetapkan oleh departemen kesehatan.

(19)

TABEL 17

INDIKATOR SUMBER DAYA TENAGA KESEHATAN TAHUN 2013

NO. JENIS TENAGA RASIO

IDEAL

1 Rasio Dokter per 100.000 penduduk 40

2 Rasio Dokter Spesialis per 100.000 penduduk 6 3 Rasio Dokter Keluarga per 100.000 penduduk 2

4 Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk 11

5 Rasio Apoteker per 100.000 penduduk 10

6 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 100

7 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 117

8 Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk 22

9 Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk 40

10 Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk 40 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jayapura, 2014

Rasio Dokter Puskesmas / Puskesmas

Indikator ini menunjukkan tingkat kecukupan tenaga dokter di Puskesmas. Pada tahun 2008 Rasio jumlah dokter per Puskesmas sebesar 2,22, namun dengan adanya penambahan jumlah Puskesmas di Kota Jayapura Rasio jumlah Dokter per Puskesmas pada tahun 2012 menjadi 2,42.

Bidan di Desa

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah pedesaan ditempatkan bidan di desa. Upaya ini telah dilakukan sejak awal untuk memenuhi 14 kampung yang ada di wilayah Kota Jayapura yang belum terjangkau oleh pelayanan pada saat itu. Pada Tahun 2013 target penempatan bidan di desa telah mencapai 14 bidan dimasing-masing kampung, sehingga realisasinya mencapai 100 %.

TABEL 18

10 (SEPULUH) PENYAKIT DOMINAN DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014

No PENYAKIT JUMLAH

PASIEN

PERSENTASE (%)

1 ISPA 65.311 51

2 Penyakit Kulit Alergi 16.649 13

3 Penyakit Gigi dan Rongga Mulut 12.524 10

4 Malaria 12.345 7

5 Penyakit Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 11.563 6

6 Diare 5.486 4

7 Kecelakaan dan Ruda Paksa 3.689 3

8 Tekanan Darah Tinggi 3.419 3

9 Penyakit Kusta 1.977 2

10 Penyakit Mata 1.697 1

(20)

Pembangunan bidang kesehatan secara umum bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya dengan baik, mengingat pelayanan sudah sampai ke kampung dengan dilengkapi fasilitas puskesmas plus dan pelayanan 24 jam, dengan kegiatan pengobatan gratis, serta berbagai macam pelayanan.

2.1.3.3. Pekerjaan Umum Jaringan Jalan

Sebagai Ibu Kota Provinsi Kota Jayapura dengan panjang jalan 458,24 km yang terdiri dari bermacam jenis jalan yaitu primer berfungsi sebagai jalan regional, sekunder sebagai jalan pusat kota dan kolektor jalan di luar kota.

Panjang jalan di Kota Jayapura tahun 2013 sepanjang 458,24 km yang terdiri dari Jalan Negara sepanjang 50 km, Jalan Provinsi (province road) sepanjang 38,5 km dan Jalan Kota (municipality road) sepanjang 423,02 km. Ada penambahan panjang Jalan Kota sebesar 36,14 km dari tahun 2012. Dengan kondisi Jalan tahun 2012 yang baik sepanjang 248,73 km, rusak sedang sepanjang 30,36 km, rusak sepanjang 92,26 dan rusak berat sepenjang 15,53 km sedangkan tahun 2013 kondisi jalan yang baik sepanjang 238,35 km, rusak sedang sepanjang 57,76 km, rusak sepanjang 36,77 km dan rusak berat sepenjang 90,14 km. Permukaan Jalan pada tahun 2011 yang beraspal sepanjang 227,67 km, kerikil sepanjang 55,65 km dan yang masih tanah dan lainnya 103,56 km. Sedangkan tahun 2012 Permukaan Jalan yang sudah beraspal sepanjang 238,35 km, yang berkerikil sepanjang 57,76 km dan yang masih tanah dan lainnya sepanjang 126,91 km.

Pemerintah Kota Jayapura setiap tahunnya mengalokasikan dana untuk perbaikan maupun peningkatan dari setiap jenis jalan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dimana tahun 2012 Pemerintah membangun jalan sepanjang 5.368 M, peningkatan jalan sepanjang 2.504 M, pemeliharaan jalan sepanjang 4.163 M dan pembangunan jembatan sebanyak 7 unit sementara tahun 2013.

(21)

TABEL 19

PANJANG JALAN DI KOTA JAYAPURA DIRINCI MENURUT STATUS JALAN, KONDISI JALAN DAN PERMUKAAN JALAN

DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 No URAIAN 2011 (km) % 2012 (km) % 2013 (km) % 1 STATUS JALAN Jalan Negara 50 10,3 50 9,77 27,755 Jalan Provinsi 38,5 7,93 38,5 7,53 115,75 Jalan Kota 397,02 81,77 423,02 82,7 97,893 Jumlah 485,52 100 511,52 100 241.398 2 KONDISI JALAN Baik 255,25 64,29 258,8 61,18 258,8 61,18 Sedang 31,15 7,85 31,09 7,35 31,09 7,35 Rusak 94,68 23,85 117,01 27,66 117,01 27,66 Rusak Berat 15,94 4,01 16,12 3,81 16,12 3,81 Jumlah 397,02 100 423,02 100 423,02 100 3 PERMUKAAN JALAN Aspal 233,64 58,85 238,35 56,35 76,713 Kerikil 57,11 14,38 57,76 13,65 5,834 Tanah 33,9 8,54 36,77 8,69 1,65 Tidak di rinci 72,37 18,23 90,14 21,31 JUMLAH 397,02 100 423,02 100

Sumber : BPS, Kota Jayapura Dalam Angka , 2013

2.1.3.4. Perumahan Dan Pemukiman

Kebutuhan masyarakat Kota Jayapura akan perumahan meningkat rata-rata 5 % per tahun. Pengusaha yang bergerak di bidang properti dengan kemampuan rata-rata cukup membantu kebutuhan akan perumahan bagi masyarakat, kendala ada pada lokasi mengingat kondisi geografis dan hak pemelikan ulayat yang cukup sulit.

Ratio antara penduduk dan rumah yang tersedian 1 : 7,13 jiwa, sedangkan yang ideal 1 : 5 jiwa. Dengan demikian masih diperlukan ± 11.019 unit rumah lagi. Apabila kemampuan developer membangun kurang dari 1.000 unit per tahun tentunya diperlukan waktu 11,5 tahun untuk pemenuhan kebutuhan rumah yang sehat, ini belum termasuk kebutuhan urbanisasi lokal yang membangun rumah secara tradisional ditempat lahan kritis di wilayah Kota Jayapura yang pada akhir-akhir ini trendnya meningkat cukup tinggi.

2.1.3.5. Penataan Ruang

Kota Jayapura sebagai Ibu Kota Provinsi telah melakukan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada tahun 2007 dan telah diperdakan pada tahun 2008, namun dalam perjalanan perlu disesuaikan dengan perkembangan Kota sehingga tahun 2013

(22)

ditinjau kembali agar dapat berperan dan berfungsi sebagai alat operasional pelaksanaan pembangunan di Kota Jayapura dan sementara dalam proses penetapan Perdanya. Rencana Tata Ruang Wilayah berlaku tahun 2013-2033 bertujuan untuk “mewujudkan Kota Jayapura sebagai pusat pelayanan regional pendidikan, perdagangan dan jasa, pariwisata, serta beranda depan negara yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan serta menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal”.

Dalam mengaplikasi rencana tata ruang sebagaimana tujuannya, Pemerintah Kota Jayapura telah melakukan berbagai kebijakan antara lain : Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang BWK A, B, C, D, E, F pada Distrik Jayapura Utara, sebagain Distrik Jayapura Selatan, sebagian Distrik Heram dan sebagian Distrik Muara Tami, penyusunan master plant pengembangan wisata dan studi penataan wisata serta Rencana Detail Tata Ruang Pusat Pemukiman A.

2.1.3.6. Perhubungan

Jumlah pelabuhan laut/Udara/Terminal Bis

Hingga tahun 2013 Kota Jayapura belum memiliki Bandara Udara, hanya terdapat 1 (satu) pelabuhan laut yakni Pelabuhan Kota Jayapura dikelola oleh PT.(persero) Pelabuhan Indonesia Wilayah IV Cabang Jayapura, dan 1 (satu) pelabuhan perintis . Kunjungan kapal bongkar muat dan turun naik penumpang di Pelabuhan Jayapura pada tahun 2013 terdiri dari (1) bongkar muat barang menurut tujuan dalam dan luar negeri dengan jumlah bongkar 1.199.088 T/M3, muat hanya dalam negeri, 89.319 T/M3; (2) bongkar muat barang menurut jenis komoditi, bahan pokok = bongkar 71.093 T/M3 dan muat 30.469 T/M3, bahan strategis = bongkar 595.586 T/M3 dan muat 149.342 T/M3, migas = bongkar 363.279 T/M3 sementara tidak ada muatan, non migas bongkat tidak ada hanya muatan sebesar 19.725 T/M3 sedangkan komoditi lainnya = bongkar 47.054 T/M3 dan muat 11.877 T/M3; (3). arus turun/naik penumpang menurut tujuan tahun 2013 yang turun di Jayapura sebanyak 178.554.013 orang dan naik dari pelabuhan Jayapura sebanyak 132.800 Sedangkan transportasi darat untuk angkutan jalan sebanyak 3 unit terminal kelas C, BUS (AKDP) sebanyak 6 unit dan jembatan timbang sebanyak 1 buah dan 3 unit dermaga angkutan penyebarangan yang terdiri dari dermaga komersial 1 unit, dermaga perintis 2 unit, tidak ada dermaga kapal ferry.

(23)

2.1.3.7. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup yaitu dengan bebagai uapaya yang sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fingsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup melalui pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.

Hingga tahun 2013 Kota Jayapura telah melakukan berbagai upaya yaitu :

1. Mengeluarkan berbagai peraturan maupun keputusan lingkungan hidup tentang : Ijin Tempat Usaha; Retribusi Kebersihan; Rencana Tata Ruang Wilayah; Pembinaan Umum, Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan Kota; Ijin Bongkar Muat Barang; Penggunaan Kamar Mandi Dan Jamban Di Tempat Umum Kewajiban Membuat Amdal UKL-UPL serta SPPL;

2. Pengendalian dampak Lingkungan untuk PLTD, United Tractor, Pasar, Perumahan dengan luas areal ± 123.524,03 h2, pemakaian air disesuaikan kebutuhan sedangkan instalasi berupa 1 (oli

cater) dan 1 bak penampung volume limbah cair 3,27 M/H3; 3. Pengendalian dampak lingkungan untuk Peternakan Perhotelan,

Tempat Rekreasi dan Kesehatan 2.1.3.8. Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera

Pada tahun 2013, jumlah klinik KB yang tersebar pada 5 distrik di Kota Jayapura sebanyak 24 buah dan pos KB sebanyak 4 buah, dengan jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 30.908 pasangan dibanding tahun 2012 sejumlah 30.888 pasangan, dari jumlah tersebut yang masih akseptor aktif sebanyak 22.126 akseptor dibanding tahun 2012 sebanyak 22.111 akseptor. Jumlah peserta aktif per 100 Pasangan Usia Subur tahun 2013 sebesar 72.

Metode kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor aktif sampai dengan tahun 2013 yaitu IUD = 1.653 akseptor, Pil = 5.196 akseptor, Kondom = 1.385 akseptor, Suntikan = 11.611 akseptor, MOP/W = 10 akseptor dan Implant = 829 akseptor turun dibanding tahun 2010 : IUD = 1.826 akseptor, Pil = 6.225 akseptor, Kondom = 1.716 akseptor, Suntikan = 16.755 akseptor, MOP/W = 1.691 akseptor dan Implant = 1.691

(24)

akseptor dibanding

Sementara jumlah Akseptor Baru Komulatif yaitu IUD = 358 akseptor, Pil = 322 akseptor, Kondom = 49 akseptor, Suntikan = 1.891 akseptor, MOP/W = 144 akseptor dan Implant = 470 akseptor.

2.1.3.9. Ketenagakerjaan Angkatan Kerja

Jumlah pencari kerja (pencaker) di Kota Jayapura tahun 2013 tercatat 12.784 orang, terdiri dari 6.157 pencaker laki-laki dan 6.627 pencaker perempuan, sebagian besar tingkat pendidikan adalah SLTA/sederajat yang mencapai 4.954 orang atau 38,75 persen. Sementara jumlah penduduk yang sudah aktif dalam perekonomian (angkatan kerja) sebesar 60,38 % penduduk usia kerja yang terdiri dari laki-laki 80,76% dan perempuan 50,97 %. Presentase tersebut merupakan ukuran tingkat partisipasi angkatan kerja yang menunjukkan bahwa penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja Kota Jayapura cukup besar sehingga harus diimbangi dengan permintaan tenaga kerja yang besar pula agar angka pengangguran dapat lebih ditekan. Bila dibedakan menurut golongan umur pada tahun 2012, penduduk yang bekerja pada umumnya berumur 25 – 54 tahun yang merupakan usia primer yaitu sejumlah 83,7 persen dari penduduk bekerja.

Pada tahun 2013, penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan sosial, perorangan sebanyak 37,9 persen naik 6,4 persen jika dibandingkan tahun 2012. Sementara itu sebanyak 26,8 persen penduduk bekerja di sektor perdagangan, rumah makan dan jasa

akomodasi. Penduduk yang bekerja di sektor ini naik sekitar 1 persen jika dibandingkan pada tahun 2012. Meningkatnya angka

pekerja di beberapa sektor pada tahun 2013 dan menurunnya angka pengangguran dibanding kondisi tahun 2012 mengindikasikan bahwa sektor-sektor ini merupakan sekktor yang dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka pengangguran. Sementara distribusi sektor penduduk bekerja di Kota Jayapura bertumpu pada kesempatan kerja di sektor jasa, perdagangan, angkutan dengan nilai proporsi lebih dari 75 persen. Mengingat Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua juga sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi, maka sektor-sektor ini memberikan peluang terbesar diantara sektor-sektor yang ada untuk menyerap tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan.

(25)

TABEL 20

SEBARAN LAPANGAN USAHA PADA PENDUDUDK YANG BEKERJA DI KOTA JAYAPURA

TAHUN 2011 DAN 2013 NO. SEKTOR 2012 (%) 2013 (%) 1 Pertanian 8,8 5,8 2 Pertambangan 1,0 0,2 3 Industri Pengolahan 2,3 3,8 4 LGA 1,4 0,6 5 Kontruksi 8,8 7,9 6 Perdagangan 25,3 26,8 7 Transportasi 15,1 12,2 8 Lembaga Keuangan 5,8 3,9 9 Jasa 31,5 37,9

Sumber : BPS, IPM dan ASPM, 2013

2.1.3.10. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Perkembangan koperasi di Kota Jayapura cukup baik, pada tahun 2013 jumlah koperasi di Kota Jayapura sebanyak 347 koperasi, ada penambahan sebanyak 27 koperasi dari tahun 2012 yang hanya 320, jumlah anggota koperasi sebanyak 33.784 orang, dengan

simpanan sebesar Rp. 25.291.285.000,- , cadangan sebesar Rp. 6.770.096.000,- dan hutang sebesar Rp. 11.279.060.000,-.

Jumlah simpanan terbesar pada koperasi lainnya disusul dengan koperasi KPN dan koperasi ABRI dan KUD. Perkembangan koperasi unit desa sangat memprihatinkan dari 347 koperasi hanya 5 koperasi unit desa dan yang masih aktif 2 koperasi di Distrik Muara Tami.

Sedangkan posisi kredit usaha kecil dan menengah terus

meningkat, tahun 2012 posisi kredit usaha kecil sebesar Rp. 908.225.000.000,- naik menjadi Rp. 1. 075.360.000.000,-

ditahun 2013, sedangkan posisi kredit usaha menengah tahun 2012 sebesar Rp. 585.378.000.000,- naik menjadi Rp. 752.554.000.000,- tahun 2013. Kredit yang dilakukan oleh usaha kecil dan menengah sebagian besar digunakan sebagai modal kerja dan investasi pada sembilan sektor yaitu : sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan; sektor pertambangan & penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas & air bersih; sektor kontruksi; sektor perdagangan, hotel & restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate & jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Dengan kenaikan jumlah kredit dan didukung oleh simpanan

(26)

perkoperasian diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produksi pada sembilan sektor tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan rill masyarakat.

2.1.3.11. Kondisi Keagamaan

Didalam pembinaan keagaman dan toleransi antar umat beragama yang termasuk dalam Tri Kerukunan hidup beragama semakin mantap, baik kehidupan intern umat beragama maupun umat beragama dengan pemerintah.Sehingga kehidupan beragama masyarakat telah berkembang menjadi masyarakat yang religius dan peran serta umat beragama dalam pembangunan cukup tinggo khususnya pembangunan sarana dan prasarana peribadatan. Untuk menunjang kegiatan ritual bagi para penganut agama di Kota Jayapura terdapat 405 buah tempat peibadatan yang terdiri dari Masjid/Mushola, Gereja, Pura dan Vihara.

TABEL 21

JUMLAH TEMPAT IBADAH DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013

NO TEMPAT IBADAH JUMLAH KETERANGAN

1 Masjid 121 Toleransi beragama di

Kota Jayapura sangat dijunjung tinggi. 2 Musholla 52 3 Gereja Protestan 213 4 Gereja Katholik 13 5 Vihara 3 6 Pura 1

Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014

2.1.1. Aspek Daya Saing

Daya saing merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan dan unggulan daerah, Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa tolok ukur, sebagai berikut :

2.1.1.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga per kapita (Pangan dan Non Pangan)

Pada negara-negera berkembang seperti Indonesia, pengeluaran untuk konsumsi makanan masih relatif besar (mendekati 50 %) dari total pengeluaran perkapita.

Berdasarkan hasil pengolahan data susenas tahun 2011, proporsi pengeluaran non makanan rumah tangga di Kota Jayapura selama 1 bulan adalah sebesar 55,30 persen sedangkan proporsi pengeluaran makanan adalah sebesar 44,7 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa

(27)

rumah tangga di Kota Jayapura masih terfokus dalam pemenuhan kebutuhan pangan, mengingat proporsi pengeluaran makanan dan non makanannya hampir seimbang dan rata-rata pengeluaran perkapita perbulan untuk komoditi makanan adalah Rp.398.271,00 dan untuk non makanan adalah Rp. 492.800,00, sehingga jika ditotalkan secara rata-rata pengeluaran penduduk Kota Jayapura pada tahun 2013 sebesar Rp. 891.071,00. Ini berarti secara rata-rata pengeluaran perkapita penduduk Kota jayapura masih diatas garis kemiskinan mengingat garis kemiskinan Kota Jayapura pada tahun 2013 sebesar Rp. 556.462,00.

2.1.1.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur a. Aksesbilitas Daerah

Sebagai Ibu Kota Provinsi Papua dengan panjang jalan 458,24 Km yang terdiri dari bermacam jenis jalan yaitu primer berfungsi sebagai jalan regional, sekunder sebagai jalan pusat kota dan jalan kolektor jalan di luar kota.

Tingkat aksesbilitas jalan di Kota Jayapura selama kurun waktu 3 tahun terakhir berfluktuasi dimana setiap 1 km Jalan baik jalan negara/jalan provinsi/jalan kota dilewati oleh 96 kendaraan baik mobil penumpang/mobil barang/truk/bus/sepeda motor pada tahun 2010, sedangkan tahun 2011 setiap 1 km jalan baik jalan negara/jalan provinsi/jalan kota dilewati oleh 92 kendaraan baik mobil penumpang/mobil barang/truk/bus/sepeda motor dan tahun 2012 setiap 1 km jalan baik jalan negara/jalan provinsi/jalan kota dilewati oleh 154 kendaraan baik mobil penumpang/mobil barang/truk/bus/sepeda motor.

Hal ini berarti bahwa aksesbilitas jalan tahun 2013 kurang baik/kurang memadai sehingga harus ada penambahan ruas jalan baru untuk mengatasi semakin banyaknya jumlah kendaraan di Kota Jayapura.

TABEL 22

RASIO PANJANG JALAN PER JUMLAH KENDARAAN DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2010-2013

No Uraian 2011 2012 2013 1 Panjang Jalan a. Jalan Negara b. Jalan Provinsi c. Jalan Kota 50 38,50 386,88 50 38,50 397,02 50 38,50 423,02 Total 475,38 485,52 511,52 2 Jumlah Kendaraan 46,052 44,926 79,248 3 Rasio 1 : 96,87 1 : 92,53 1 : 154,92 Sumber : Bappeda (Data diolah), 2014

(28)

b. Fasilitas Bank dan Non Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Jumlah Lembaga Perbankan di Kota Jayapura tahun 2013 tidak mengalami peningkatan tetap sama dengan tahun 2012, sebanyak 8 buah terdiri dari : Perbankan Milik Pemerintah = 5 buah, milik swasta dengan nasional = 2 buah, milik swasta asing tidak ada, milik pemerintah daerah = 1 buah sama dengan tahun 2012 demikian pula Lembaga Non Perbankan yang beroperasi hanya modal ventura baik tahun 2012 maupun 2013, sebagaimana tabel di bawah ini.

TABEL 23

LEMBAGA KEUANGAN DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2011-2013 No Lembaga Keuangan 2011 2012 2013 1 Jumlah Perbankan a. Milik Pemerintah b. Swasta Nasional c. Swasta Asing

d. Milik Pemerintah Daerah

5 2 - 1 5 2 - 1 5 2 - 1 Buah Buah - Buah 2 Lembaga Non Perbankan

a. Modal Ventura

b. Lembaga Keuangan Mikro 1 - 1 - 1 - Buah - Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014

c. Fasilitas Listrik dan Telpon

Fasilitas listrik yang tersedia di Kota Jayapura adalah Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yaitu PLTD Yarmooch dengan lokasi sumber penerangan meliputi Jayapura Utara, Jayapura Selatan dan Abepura dengan daya terpasang 11.592 dan jumlah pelanggang sebanyak 24.592 pelanggang sedangkan PLTD Waena lokasi sumber penerangan yaitu Heram dan Muara Tami dengan daya terpasang 58.975 dan jumlah pelanggang sebanyak 26.734 pelanggang, sehingga jumlah daya yang terpasang secara keseluruhan hingga tahun 2013 sebesar 78.623 KWH digunakan oleh 56.889 pelanggang di wilayah Kota Jayapura. Jika dibandingkan tahun 2012 penjualan daya yang terpasang sebesar 70.567 KWH dengan jumlah pelanggang sebanyak 51.668 pelanggang dan tahun 2011 jumlah daya yang terpasang sebesar 62.139 KWH dengan jumlah pelanggang sebanyak 47.482 pelanggang. Dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan penjualan

(29)

KWH namun dilihat dari perkembangan Kota Jayapura yang semakin pesat, kapasitas daya listrik tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan yang ada.

Jumlah sentra telepon otomatik di Kota Jayapura tahun 2013 sebanyak 4 buah dengan kapasitas otomat sebesar 28.025 dengan jumlah sambungan telepon otomat sebanyak 24.351 meningkat dari tahun 2011 sebanyak 24.1324 maupun tahun 2010 sebanyak 19.693 sambungan otomat.

d. Ketersediaan Penginapan

Pada tahun 2012, tempat penginapan berupa hotel/losmen di Kota Jayapura sebanyak 49 buah yang berlokasi di pusat Kota sebanyak 17 buah dan pinggiran Kota 32 buah, semua penginapan mengunakan air bersih/minum yang bersumber dari PDAM dan 1 pompa air dan telah berbadan hukum dengan jumlah kamar 1.687 kamar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan tempat tidur sebanyak 2.452 buah. Hotel berbintang tiga sebanyak 4 buah, berbintang dua sebanyak 1 buah, berbintang satu sebanyak 2 dan non bintang (melati) sebamyak 35 buah.

2.1.1.3. Iklim Berinvestasi

a. Keamanan dan Ketertiban

Tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Jayapura dapat digambarkan melalui angka kriminalitas yang terjadi, semakin rendahnya tingkat kriminalitas maka semakin kondusif keamanan di Kota Jayapura.

Kondisi keamanan, ketentraman dan ketertiban umum di Kota Jayapura semakin membaik dan kondusif, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya demontrasi dan angka kriminalitas yang sangat kecil sebesar 0,46 persen dengan jumlah kasus yang menurun sebanyak 302 kasus dimana pada tahun 2011 sebanyak 1.404 menjadi 1.102 kasus. Walaupun terjadi penurunan jumlah kasus dan angka kriminalitas tetapi penganiayaan berat, pencurian motor dan kasus Pengrusakan kantor pemerintah/polri/masy. & fasilitas umum dan penimbunan BBM masih tinggi, namun tidak begitu berpengaruh pada dunia perdagangan maupun industri di Kota Jayapura.

(30)

TABEL 24

KONDISI KEAMANAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DI KOTA JAYAPURA

TAHUN 2009 - 2012

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 Keterangan

1. Jumlah Kriminalitas

a. Uang Palsu 1 - - - Kasus

b. Pembunuhan 14 8 17 10 Kasus

c. Pemerkosa 31 21 22 16 Kasus

d. Perjudian 24 25 33 1 Kasus

e. Penganiayaan berat 719 735 615 576 Kasus

f. Curanmor 125 200 229 270 Kasus g. Narkoba 28 19 48 18 Kasus h. Pengrusakan kantor pemerintah/polri/masy. & fasilitas umum 179 175 26 120 Kasus

i. Pengrusakan tempat ibadah - - - - Kasus

j. Penimbunan BBM 1 2 1 91 Kasus

k. Unjuk rasa 94 - 85 - Kasus

l. Penjarahan - - - - Kasus Jumlah Kriminalitas 1.216 1.185 1.076 1.102 Jumlah Penduduk 256.705 271.012 273.928 Angka Kriminalitas 0,46 0,39 0,40 2 Jumlah Demonstrasi

a Kasus Pemogokan kerja - - - Kasus

b Kasus pertikaian antar warga - 1 - - Kasus

c Antar etnis - - - - Kasus

d Antar wilayah kampung - - - - Kasus

e Antar agama - - - - Kasus

f Antar simpatisan parpol - - - - Kasus

g Antar pelajar - - - - Kasus

h Unjuk Rasa - - Kasus

i Bidang politik 26 29 81 - Kasus

j Ekonomi 16 4 4 - Kasus

Jumlah Demonstransi 42 34 85

Jumlah Keseluruhan Kasus 1.258 1.219 1.404 1.102 Kasus Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2013

2.1.1.4. Sumber Daya Manusia Tingkat Ketergantungan

Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun adalah penduduk usia kerja yang dianggap produktif.

Tingkat ketergantungan usia tidak produktif di Kota Jayapura tahun 2012 sebesar 44,17 persen . Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinginya atau hampir 50 persen beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi, artinya usia produktif

(31)

penduduk Kota Jayapura yang bekerja di berbagai lapangan pekerjaan menanggung beban hidup usia non produktif yang cukup tinggi sehingga kondisi ini dapat menghambat perkembangan atau pertumbuhan ekonomi di Kota Jayapura.

TABEL 25

RASIO KETERGANTUNGAN DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2012

No Uraian 2012

1 Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun 79.890 2 Jumlah Penduduk Usia > 64 tahun 4.031 3 Jumlah Penduduk Usia Tidak produktif 83.921 4 Jumlah Penduduk Usia 15-64 tahun 190.007

Rasio Ketergantungan 44,17

Sumber: Bappeda (Data diolah), 2014

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 pasal 47 menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan terhadap kebijakan perencanaan pembangunan daerah, pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan hasil rencana pembangunan daerah.Evaluasi kinerja diperlukan untuk mengetahui derajat pencapaian keberhasilan suatu program/kegiatan dan merupakan bagian penting dari kaji ulang (revieuw) untuk umpan balik.

Pemerintah Kota Jayapura telah mengakhiri masa berlakunya RPJMD Kota Jayapura tahap I Tahun 2005-2010, sedangkan Tahun 2011 adalah masa transisi, dan kini memasuki masa RPJMD Tahun 2012-2016, merupakan tahap II dari RPJPD dengan menganut azas kesinambungan yang lebih difokuskan pada kelanjutan peningkatan tata kehidupan masyarakat dan tata perkotaan dengan prioritas diletakkan pada pengembangan sumber daya manusia dan utilitas perkotaan, yang secara eksplisit sasarannya mencakup aspek-aspek, yaitu : berkembangnya sumberdaya manusia khususnya masyarakat asli Papua; meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan, diikuti dengan meningkatnya kualitas tenaga kependidikan; meluasnya jaringan pelayanan kesehatan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat miskin; menurunnya angka kemiskinan diikuti dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan peningkatan kualitas infrastruktur perkotaan; tersedianya sumber energi listrik yang layak bagi masyarakat; mantapnya pemberdayaan ekonomi disektor pertanian, perikanan, peternakan rakyat; meningkatnya kualitas pengamalan ajaran agama masing-masing ke arah terwujudnya keharmonisan antar umat beragama; terpeliharanya kelestarian lingkungan, berkembangnya kepariwisataan yang melibatkan masya-rakat pemilik hak ulayat dan peran swasta; tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Fokus kegiatan fasilitasi peningkatan penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan dan Kecamatan; penguatan peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat; penyusunan

Penyelenggara urusan Statistik adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan statistik melalui Program Pengembangan Data, Informasi,

Pembangunan pemuda sebagai salah satu unsur sumber daya manusia dan tulang punggung serta penerus cita-cita bangsa, terus disiapkan dan dikembangkan kualitas

Kondisi perekonomian Kabupaten Solok dipersentasikan melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga konstan 2000 dimana pada Tahun 2013 masih

Pembangunan Indikator Kinerja Sat. Capaian Kinerja SKPD Pelaksana Targ. Meningkatnya budaya dan minat baca masyarakat 6. Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2012 37

Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak, pada tahun 2015 terdapat 192 kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan

Pada sub bab sosial lainnya membahas mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan. IPM dipakai untuk mengukur tingkat pencapaian manusia yang merupakan indeks