• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SD

Km. Ary Setiawan

1

, Ndara Tanggu Renda

2

, Ni Wyn Rati

3 1,2,3

JurusanPGSD, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: Aryk_komang@yahoo.com

1

; ndara.renda@yahoo.com

2

;

niwayan_rati@yahoo.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi hasil belajar siswa kelas IV sekolah dasar yang diajarkan dengan pendekatan pendidikan matematika realistik, (2) deskripsi hasil belajar matematika pada siswa kelas IV sekolah dasar yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, dan (3) perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran berpendekatan pendidikan matematika realistik dengan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Penelitian ini tergolong eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan desain The Posttest-Only Control Group Design dan sampel sebanyak 45 orang yang diambil secara random. Data tentang hasil belajar matematika siswa dikumpulkan melalui instrument tes hasil belajar dengan bentuk tes uraian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan statistik inferensial (Uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pendidikan matematika realistik dengan ̅ = 53 berada pada kategori tinggi, (2) hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional dengan ̅ = 41,7 berada pada kategori sedang, dan (3) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pendidikan matematika realistik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada siswa kelas IV di Desa penglatan. Hal ini dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata kelompok kontrol ( ̅ ̅ ). Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pendidikan matematika realistik berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

Kata kunci: Pendekatan pendidikan matematika realistik, hasil belajar Abstract

This study aimed to determine: ( 1 ) a description of learning outcomes of primary school fourth graders taught with realistic mathematics education approach, ( 2 ) a description the results of learning mathematics at the fourth grade of primary school students are being taugh by conventional teaching approach, and ( 3 ) the difference mathematics learning outcomes between students who take mathematics learning with the application of learning taught with realistic mathematics education with a mathematics learning outcomes of students who take the learning with conventional learning approaches. Is classified as a quasi-experimental study ( quasi experiment ) with the design of the Posttest - Only Control Group Design and sample as many as 45 people taken at random. Data on students' mathematics learning outcomes were collected through achievement test instrument to test the shape description. The data obtained were analyzed by using descriptive and inferential statistical analysis (t-test). The results showed that: ( 1 ) the results of the experimental group students 'mathematics

(2)

= 53 are in the high category, ( 2 ) the results of students' mathematics learning control group = 41.7 are in the medium category, and ( 3 ) there is a significant difference in learning outcomes between students who take mathematics learning with realistic mathematics education approach with students who take conventional approaches to learning with fourth graders at the Village penglatan. It is seen from the average of the experimental group is greater than the average of the _K = 41.7 ). Significant difference indicates that the application of realistic mathematics education approach affects students' mathematics learning outcomes.

Keywords: realistic mathematics education approach, learning outcomes PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan dasar tertera dalam UU No. 22 tahun 1989 bab V pasal 1 y 1 b “ k diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan, serta memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk dapat hidup di masyarakat serta mempersiapkan siswa atau peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk k k ” (Sisdiknas, 2003).

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan. Berbagai inovasi dan program pembelajaran telah dilaksanakan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan seperti seperti: 1) perubahan kurikulum, 2) berbagai program pelatihan dan pendidikan, 3) program musyawarah mata pelajaran (MGMP), 4) program sertifikasi guru dan dosen, 5) perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan 6) peningkatan anggaran pendidikan dalam anggaran pendapatan belanja negara (APBN) sampai 20%. Namun berbagai upaya yang telah dilaksanakan pemerintah belum menampakkan hasil yang optimal.

Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan di sekolah dasar harus dilaksanakan sebaik mungkin karena jenjang pendidikan sekolah dasar merupakan jenjang dimana guru meletakkan pondasi yang nantinya berdiri berbagai bangunan pengetahuan yang benar, termasuk matematika.

Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang

melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif (Puskur, 2002:32). Di samping itu, siswa diharapkan dapat menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Hal senada juga diungkapkan oleh Soedjadi (2004:24) bahwa pendidikan matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi: (1) tujuan yang bersifat formal yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan pribadi anak, dan (2) tujuan yang bersifat material yang memberi tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar siswa (Purnomo, 2008:32). Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar siswa (Purnomo, 2008:32). Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannya hasil belajar yang dicapai siswa masih rendah karena banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran matematika sangat sulit. Padahal sulit

(3)

tidaknya pelajaran itu tergantung pada siswa sendiri, siap atau tidak mereka menerima pelajaran. Oleh sebab itu bagaimana cara guru meyakinkan siswa bahwa pelajaran matematika tidak sulit seperti yang mereka bayangkan, karena dengan ketidaksenangan tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar matematika.

Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada hari jumat 14 juni 2013 di sekolah dasar dengan guru-guru di SD Desa Penglatan, diperoleh informasi bahwa banyak siswa yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan, menyeramkan, bahkan menakutkan, sehingga siswa yang berusaha menghindari mata pelajaran tersebut. Hal ini jelas sangat berakibat buruk bagi perkembangan pendidikan matematika ke depan.

Hasil observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas IV menunjukkan beberapa kelemahan-kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika, yaitu: (1) guru cenderung menggunakan pendekatan konvensional yang didominasi dengan metode ceramah dalam memyampaikan konsep tanpa adanya proses penemuan kembali terhadap konsep tersebut, (2) guru belum melibatkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa serta mengkaitkan situasi nyata untuk membangun konsep materi yang akan diajarkan untuk meningkatkan kebermaknaan dari materi tersebut, dan (3) guru belum memaksimalkan pemanfaatan potensi lingkungan sebagai media dan sumber belajar, juga menunjukkan dalam setiap pembelajaran di kelas IV ternyata sebagian siswa belum memahami materi yang telah diajarkan oleh guru.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu suatu upaya pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika. Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar matematika yaitu menggunakan pendekatan realistik.

Dalam pembelajaran matematika berpendekatan realistik ini, unsur menemukan kembali amat penting (Sembiring, 2008:37).Ardana (2007:28) menyatakan bahwa prinsip pendekatan

realistik adalah siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (re-invent) matematika dengan bantuan orang dewasa.

Freudenthal (dalam Sembiring, 2008:61), j y k b “b pelajaran hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga para siswa berpeluang ‘ k k b ’ d re-invention) k y ”. S seharusnya dilibatkan secara penuh dalam proses menemukan dan merumuskan kembali konsep yang sedang ingin dituju, dengan guru sebagai pembimbingnya.

Dengan adanya pengungkapan ide-ide dari siswa, maka dapat dilihat bahwa siswa ikut terlibat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini menunjukkan keantusiasan, perhatian, serta minat siswa dalam belajar matematika sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam matematika.

Dari tujuan di atas terlihat bahwa matematika sangat penting untuk menumbuhkan penataan nalar atau kemampuan berpikir logis serta sikap positif siswa yang berguna dalam mempelajari ilmu pengetahuan maupun dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sampai saat ini masih banyak keluhan, baik dari orang tua siswa maupun pakar pendidikan matematika, tentang rendahnya kemampuan siswa dalam aplikasi matematika, khususnya penerapan di dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan paparan diatas, tujuan penelitian ini yaitu, 1. Mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa kelas IV sekolah dasar setelah dibelajarkan dengan pendekatan pendidikan matematika realistik. 2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa kelas IV sekolah dasar setelah dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional. 3. Untuk mengetahui terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan pendidikan matematika realistik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran matematika melalui pembelajaran konvensional.

(4)

METODE

Penelitian ini dirancang sesuai prosedur penelitian eksperimen semu dengan rancangan post test only control group design. Analisis data penelitian dilakukan uji-t polled varians.

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar No 1, 2, dan 3 Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, pada rentang waktu Semester I (Ganjil) Pada Tahun Ajaran 2013/2014.

Variabel dalam penelitian ini dipilah menjadi 2 yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah pembelajaran yang terdiri dari pendekatan pendidikan Matematika Realistik dengan pembelajaran konvensional. Sementara, variabel terikat yang digunakan adalah hasil belajar. Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan dengan Uji-t, menentukan sampel kelas dengan cara pengundian untuk menentukan kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol, menyusun perangkat serta instrument, mengkonsultasikan instrument dengan dosen pembimbing sekaligus sebagai dosen ahli, mengadakan uji coba, revisi instrument yang telah diujikan, melakukan pelatihan/konsultasi perangkat pembelajaran pada guru, melaksanakan proses pembelajaran sebanyak 8 kali pertemuan, memberikan post test kepada kedua kelompok secara bersamaan, dan menganalisi data hasil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SD yang ada di Desa Penglatan Kecamatan buleleng khususnya siswa kelas IV yang berjumlah 71 orang. Sebelum digunakan sebagai populasi penelitian maka dilakukan uji kesetaraan dengan Uji-t kemudian sampel kelas dilakukan dengan cara pengundian sehingga kelas IV SD Negeri 1 Penglatan ditetapkan sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 25 orang dan kelas IV SD Negeri 2 Penglatan ditetapkan sebagai kelas kontrol yang berjumlah 20 orang. Selanjutnya, dilakukan penyusunan perangkat serta instrument pembelajaran, mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing yang sekaligus sebagai

dosen ahli, mengadakan uji coba, revisi instrument yang telah diujikan, melaksanakan proses pembelajaran, memberikan post test, dan menganalisis hasil penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tes esay. Instrumen yang akan digunakan dalam sebagai pengumpulan data, terlebih dahulu harus diuji coba. Uji coba yang dilakukan untuk menentukan validitas dan reliabilitas, Rumus korelasi product moment digunakan untuk menguji validitas item test dengan

r

tabel pada taraf signifikasi 5% yaitu 0,227 dan dari hasil analisis diketahui dari 25 soal, terdapat 1 butir soal yang tidak valid dan 24 butir soal yang valid. Untuk menghitung reliabilitas instrumen hasil belajar digunakan rumus alpha cronbanch. Hasill analisis uji reliabilitas didapatkan test memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu 0.81

Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis nol ( H0) dengan menggunakan

uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus uji-t polled varians, maka prasyarat yang harus dipenuhi adalah data setiap kelompok harus berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas data dapat diketahui dengan menggunakan rumus chi-square dan uji homogenitas varians diuji menggunakan uji F. Sesuai dengan hipotesis alternatif ( H1 ) yang telah

diajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis nol ( H0 ) yang berbunyi tidak terdapat

perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pendidikan Matematika Realistik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD di Desa Penglatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitian yang diperoleh merupakan skor hasil belajar siswa dari implementasi pendekatan pendidikan Matematika Realistik pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Rekapitulasi perhitungan data hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

(5)

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Hasil Belajar

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor hasil belajar pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan pendekatan pendidikan Matematika Realistik lebih tinggi yaitu 43 daripada rerata skor hasil belajar kelompok kontrol yaitu 41,7. Pada kelompok eksperimen Mo>Md>M (58,25>54,92>53) hal ini berarti sebagian besar skor kelompok eksperimen cenderung tinggi. Apabila divisualisasikan ke dalam bentuk grafik, maka tampak pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Polygon Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen

Sementara itu, pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa Mo<Md<M (40,5<41,5<41,7) yang berarti sebagian

besar skor kelompok kontrol cenderung sedang.Apabila divisualisasikan ke dalam bentuk grafik, maka tampak pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Polygon Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol.

Selanjutnya, dilakukan uji prasyarat: normalitas data dan homogenitas varians. Uji normalitas dilakukan untuk menguji suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau untuk menyelidiki

f

0 (frekwensi observasi) dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari

f

h (frekwensi harapan)

dalam distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan terhadap data hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 28,5 32,5 36,5 40,5 44,5 48,5 52,5 56,5

F

re

ku

ens

i

Nilai tengah

Data statistik Hasil BelajarMatematika

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Mean (M) 53 41,7 Median (Me) 54,92 41,5 Modus (Mo) 58,25 40,5 Standar DeIVasi 94,47 63,48 Varian 9,72 7,97 Me= 41,5 M= 41,7 Mo= 40,5 0 1 2 3 4 5 6 7 32 37 42 47 52 57 62 67

F

re

k

u

en

si

Nilai tengah

Mo = 58,25 Md = 54,92 M = 53

(6)

kontrol. Kemudian, uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen yaitu kelas dengan menggunakan pendekatan pendidikan Matematika Realistik dan kelompok kontrol yaitu kelas dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan, pada pengujian taraf signifikansi 5% diperoleh harga

2hitung

hasil post-test kelompok eksperimen sebesar 2,65 dan

2tabeldengan derajat

kebebasan (dk) = 5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,070. Hal ini berarti,

2hitung

hasil post-test kelompok eksperimen lebih kecil dari

2tabel(2,65<11,070) sehingga

data hasil post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan,

2hitung

hasil post-test kelompok kontrol adalah 1,295 dan

2tabeldengan derajat

kebebasan (dk) =5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,070. Hal ini berarti,

2hitung

hasil post-test kelompok kontrol lebih kecil dari

2tabel(1,295<11,070) sehingga data

hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Sedangkan diketahui harga Fhitung sebesar 1,49. Sedangkan Ftabel

dengan dbpembilang = 24, dbpenyebut= 19, pada

taraf signifikansi 5% adalah 2,11. Hal ini berarti Fhitung lebih kecil dari Ftabel

(1,49<2,11) sehingga dapat dinyatakan bahwa varians data hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen.

Hasil analisis data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen sehingga untuk menguji H0digunakan uji-t sampel

independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians. Rangkuman uji hipotesis, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Rangkuman Uji Hipotesis Sampel N Mean 2

s Db

t

hitung

t

tabel Kesimpulan

Eksperimen 25 53 9,72

43 28,25 1,684

thitung>tTabel H1 diterima

Kontrol 20 41,7 7,97

Pengaruh pendekatan matematika Matematika Realistik terhadap hasil belajar siswa diketahui dengan dilakukannya uji hipotesis. Kriteria

H

0 ditolak jika

t

hitung>

tabel

t

dan

H

0diterima jika

t

hitung<

t

tabel. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

t

hitung>

tabel

t

(28,25>1,684). Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pendidikan Matematika Realistik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional pada siswa kelas IV SD di Desa Penglatan.

Secara deskriptif, hasil belajar Matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Matematika pada kelompok kontrol.

Hal ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar Matematika siswa dan kecenderungan skor hasil belajar Matematika siswa. Rata-rata skor hasil belajar Matematika siswa pada kelompok eksperimen adalah 53 sehingga berada pada katagori tinggi. Sedangkan rata-rata skor hasil belajar Matematika siswa pada kelompok kontrol adalah 41,7 dan berada pada katagori sedang. Jika skor hasil belajar Matematika kelompok eksperimen siswa digambarkan dalam grafik poligon tampak bahwa kurve sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar skor cenderung tinggi. Pada kelompok kontrol, jika skor hasil belajar Matematika digambarkan dalam grafik polygon tampak bahwa sebaran data merupakan juling positif yang artinya sebagian besar skor cenderung sedang.

(7)

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dengan menggunakan rumus polled varians, diperoleh thitung =,

28,25 dan ttabel = 1,684 untuk db = 43

dengan taraf signifikan 5%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung> ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendektan pendidikan Matematika Realistikdan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional.

Menurut Gravemeijer (dalam S , 2009:71) “ b j matematika tidak dapat dipisahkan dari sifat matematika seseorang memecahkan masalah, mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi j ”. O k , k dipandang sebagai penerima pasif tetapi harus diberi kesempatan unuk menemukan kembali ide atau konsep matematika di bawah bimbingan guru atau diarahkan pada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan yang memungkinkan siswa menemukan kembali matematika berdasarkan usaha mereka sendiri. Proses penemuan ini dikembangkan melalui pejelajahan berbagai dunia nyata.

Dalam pembelajaran matematika b k k , “ k k b ” (Sembiring, 2008;37). Ardana (2007:28) menyatakan bahwa prinsip pendekatan k “ b kesempatan untuk menemukan kembali (re-invent) matematika dengan bantuan orang ”. P j kk penerapan pendekatan realistik adalah menemukan kembali prinsip, konsep, maupun model matematika melalui bantuan orang dewasa. Freudenthal (dalam Sembiring, 2008:61), juga menyatakan b “b j k y sedemikian rupa sehingga para siswa b ‘ k k b ’ guided re-invention) k y ”. Siswa seharusnya dilibatkan secara penuh dalam proses menemukan dan merumuskan kembali konsep yang sedang ingin dituju, dengan guru sebagai pembimbingnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Rita Rosianayanti (2010) yang berjudul “I P k M k Realistik dengan Bantuan Media Berwawasan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika S K V SD N . 2 A ” membuktikan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar matematika siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya. Hasil penelitian Ida Ayu Komang Astuti (2010) berjudul “P P k M k Realistik untuk Menumbuhkembangkan Sikap Positif dan Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas V Semester II SD No. 4 Kaliuntu Tahun P j 2010/2011” b k k b hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik terbukti lebih baik dari pada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

pendekatan pendidikan matematika realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran serta menggunakan masalah-masalah nyata sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Dengan melakukan aktivitas matematisasi (horizontal dan vertikal) disertai dengan refleksi, siswa dapat merekonsrtuksi konsep-konsep matematika, melalui diskusi kelas dan interaksi siswa mengabstraksi serta memformalisasi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal yang telah ditemukan.

Temuan penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan pendidikan matematika realistik lebih berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, dalam proses pembelajaran pendekatan pendidikan matematika realistik dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran serta menggunakan masalah-masalah nyata sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika. Kedua, siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip, atau

(8)

model matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik secara berkelompok maupun individu didampingi oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Purnomo (2008) yang menyatakan bahwa ide utama dari pendekatan pendidikan matematika realistik adalah siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui berbagai situasi dan persoalan-persoalan dunia nyata. Ketiga, siswa merasa dihargai atas hasil kerjanya, sehingga dapat melatih keberanian siswa karena harus menjelaskan jawaban serta melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran seperti ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna sehingga konsep dari materi pembelajaran tidak mudah dilupakan oleh siswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2011) bahwa“ k pendidikan matematika realistik dapat meningkatkan b j ”.

Dalam proses belajar mengajar tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses tersebut meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu proses belajar mengajar yang efektif dan efesien, maka seorang guru biasanya akan memilih metode dan media dan pendekatan pembelajaran yang secara nalar diperkirakan tepat untuk menyampaikan suatu topik yang sedang dibahas.

Mengingat matematika merupakan suatu mata pelajaran yang lebih banyak berhubungan dengan pengamatan maupun pengalaman langsung maka sangat dibutuhkan adanya pendekatan yang sesuai dengan karakteristik matematika tersebut. Untuk itu pendekatan matematika realistik pantas direkomendasikan dalam pengajaran matematika. Hal ini disebabkan karena pendekatan matematika realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengarahkan siswanya untuk secara langsung mengalami pengalamannya sendiri.

Pendekatan pendidikan matematika realistik melibatkan siswa atau menggunakan alam sekitar dan

benda-benda nyata serta konsep yang mereka miliki yang berkaitan dengan materi yang akan diterima sehingga akan mengarahkan mereka untuk dapat melakukan komunikasi matematika dengan jalan berdiskusi dan berkolaborasi, beragumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan akhirnya menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Selain itu mereka juga dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka terima ke dalam kehidupan sehari-hari.

Selama ini matematika masih dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sukar sehingga ketertarikan atau minat siswa untuk belajar matematika masih rendah. Dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik yang mengaitkan pelajaran matematika dengan lingkungan sekitar siswa dengan menggunakan benda-benda yang nyata adalah salah satu solusi untuk meningkatkan keaktifan siswa belajar matematika.Jika siswa aktif maka peluang bagi siswa untuk berprestasi tentu ada. Untuk itu, dengan menggunakan pendekatan matematika realistik diyakini dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam mata pelajaran matematika sehingga hasil belajar matematika siswa akan meningkat.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pendidikan matematika realisti dengan ̅ = 53, berada pada kategori tinggi. (2) Hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional dengan ̅ = 41,7, berada pada kategori sedang. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pendidikan matematika realistik dengan pembelajaran pendekatan konvensional pada siswa kelas IV di Desa Pengalatan.

(9)

Hal ini dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata kelompok kontrol ( ̅ ̅ ). Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pendidikan matematika realistik berpengaruh terhadap Hasil belajar matematika.

Bertolak dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. (1) Kepala sekolah diharapkan mampu memfasilitasi rekan-rekan guru lainnya agar mampu menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif. (2) Kepada siswa, diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. (3) Kepada guru, dalam proses pembelajaran dengan melihat keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pendekatan pendidikan matematika realistik guru diharapkan dapat mengimplementasikan pendekatan pendidikan matematika realistik sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

(4) Kepada peneliti lainnya diharapkan mencoba kembali untuk melakukan penelitian yang dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik agar teori ini benar-benar teruji keefektifannya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Astuti komang. 2010)“P

Pendekatan Matematika Realistik untuk Menumbuhkembangkan Sikap Positif dan Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas V Semester II SD No. 4 Kaliuntu Tahun Pelajaran 2010/2011Ardika. 2010. Nyama Braya. Tersedia pada http:// okanila.brinkster.net. (diakses tanggal 20 Mei 2013).

Danim, Sudarwan. 2004. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dimyati, M & Moedjiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan dan Peningkatan Pendidikan.

Hasan, S. Hamid dan Asmawi Zainul. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Koyan, I W. 2007. Statistik Terapan (Teknik Analisis Data Kualitatif). Buku Ajar (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Nurkancana, Wayan dan PPN.Sunartana.

1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

H , T . 2010. “M k Pembelajaran Matematika di Sekolah D ”. T : http://file.upi.edu/ Direktori /Fpmipa/Jur._Pend._Matematika/19 6210111991011-tatang_herman /Artikel /Artikel23.pdf(diakses tanggal 16 Pebruari 2012).

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.. Kartika, I Komang. 2010. Pengaruh

Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Penalaran Operasional Konkret Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Nomor 1 Semarapura Kangin. Tesis (tidak diterbitkan). Singaraja: Program Pascasarjana Undiksha.

Koyan, I W. 2007. Statistik Terapan (Teknik Analisis Data Kualitatif). Buku Ajar (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

(10)

Rosianayanti (2010) yang berjudul “I P k Matematika Realistik dengan Bantuan Media Berwawasan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD No. 2 Anturan.

Sudjana, Nana.1989. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suharta dan Suarjana. 2007. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Siswa Sekolah Dasar yang Berorientasi Pada Pemecahan Masalah, Penalaran, dan K k M k”.Laporan penelitian.Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

.

Tarigan, Daiti. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi. Depdiknas

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Hasil Belajar
Tabel 2.Rangkuman Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah analisis penuh penghindaran pajak tidak dapat dilakukan dalam model equilibrium parsial; ketika salah satu individu mengurangi kewajiban pajak melalui beberapa

Untuk itu perlu diketahui keamanan makanan formula olahan hasil laut serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan pada tikus percobaan, sehingga hasilnya akan bermanfaat bagi

To the teacher and the students, this study is very useful because they will get much information related to their activities in the classroom, especially in what patterns are

Sehubungan dengan kegiatan E-Lelang Umum dengan Pasca Kualifikasi Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Pengadaan dan Perbaikan Guadrail pada Ruas Jalan Tol Cabang Jakarta

a. Bagi lagu-lagu yang dirasa sulit untuk dinyanyikan, maka dapat diganti dengan lagu-lagu lainnya yang sejajar maksudnya. Lagu-lagu yang ada dapat disesuaikan/dilengkapi/diganti

Pada penelitian ini presentase siswa yang termasuk dalam level unistruktural sebesar 30,73%. Level unistruktural menunjukkan bahwa siswa sudah dapat memahami soal

Pengembangan kurikulum mata pelajaran muatan lokal bahasa Inggris yang sesuai dengan potensi perkembangan industri dan pariwisata dan kebutuhan daerah serta adanya

Subjek adalah mereka yang mengajar mata pelajaran bahasa Inggris. Subjek ini masuk dalam kategori penjaring informasi utama, yang mana dari sini..