39 3.1 Analisis Masalah
Analisis masalah adalah penguraian dari suatu masalah yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu orang tua atau pasien, bahwa jumlah dokter anak sangat terbatas sehingga membuat jam kerja praktek dokter anak menjadi terbatas, informasi diagnosa yang disampaikan pakar bahasanya terkadang sulit dipahami dan juga banyaknya pasien sehingga harus menunggu antrian yang cukup lama dan biaya konsultasi mahal. Dengan adanya permasalahan tersebut pasien tidak bisa mendapat penanganan lebih dini karena tidak ada diagnosa awal.
Oleh karena itu berdasarkan analisis masalah yang terjadi, maka melalui sistem ini diharapkan menjadi pilihan alternatif konsultasi serta informasi bagi para orang tua dapat mengetahui lebih dini tentang penanganan penyakit anak.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Aplikasi sistem pakar untuk diagnosis penyakit pada anak ini melibatkan tiga aktor dalam tahap pengembangan maupun dalam implementasi
penggunaannya, tiga aktor meliputi knowledge engineer, dokter dalam bidang penyakit anak, dan user sebagai pengguna akhir. Peran knowledge engineer dalam proses pengembangan aplikasi ini mengarah pada proses transformasi pengetahuan dokter dalam mengambil keputusan dan pemecahan masalah ke dalam lingkungan aplikasi komputer, desain aplikasi berbasis komputer yang memiliki pola pikir seorang dokter.
Jenis aplikasi yang dikembangkan ini merupakan aplikasi yang menyediakan fasilitas penelusuran yang merupakan tahapan diagnosia penyakit pernapasan pada anak, Jadi user akan melakukan penelusuran berdasarkan data yang dipilih dari gejala-gejala yang dirasakan sampai pada akhirnya sistem akan menampilkan hasil diagnosa berupa solusi atas penyakit tersebut. Karena aplikasi yang akan dibuat hanya memberikan informasi mengenai jenis penyakit, penyebab penyakit berikut solusi pengobatannya, jadi apabila user mendapatkan kesulitan maka perlu bantuan seorang dokter / pakar.
3.3 Analisis Penyakit dan Gejala
Untuk mendiagnosa suatu penyakit perlu diketahui terlebih dahulu gejala-gejala yang ditimbulkan. Meskipun hanya dari gejala-gejala klinis (gejala-gejala-gejala-gejala yang terlihat langsung maupun yang dirasakan oleh penderita), dokter dapat mengambil suatu kesimpulan berupa penyakit yang diderita. Tetapi ada kalanya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut melalui pemeriksaan laboratorium untuk penyakit tertentu.
Sistem pakar ini hanya digunakan untuk prosedur penanganan penyakit pada anak yang berusia di bawah 13 tahun. Data sampel sebagai data awal jenis penyakit yang diagnosa adalah 9 (Sembilan) jenis penyakit pernafasan pada anak yang tinggal di daerah tropis. Pada tabel 3.1 akan dijelaskan mengenai nama penyakit, penyebab, gejala dan penanganan pada 9 (Sembilan) penyakit pernafasan pada anak.
Tabel 3.1 Definisi Penyakit dan Gejala
No Keterangan
1 Nama Penyakit Batuk Pilek
Adalah merupakan gejala dari suatu infeksi, biasanya infeksi ini disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Penyebab Penyakit ini disebabkan oleh berbagai kemungkinan bisa saja anak batuk pilek dikarenakan dia alergi terhadap sesuatu misalnya hawa dingin. Penyebab lain misalnya anak terserang oleh virus atau bakteri yang mengakibatkan penderita mengalami ganguan pada pernafasan.
Gejala Batuk, Pilek, Bersin.
Penanganan Pertolongan pertama pada batuk pilek semacam ini, cukup anda memanfaatkan ramuan tradisional dari jeruk nipis yang ditambah sedikit madu atau kecap. Minumkan langsung pada bayi anda.
Istirahat yang cukup, sering minum air putih hangat, makan makanan bergiziya konsumsi buah-buahan yang vitamin C, kompres hangat sekitar hidung, kening, muka dan dada selama 30 menit atau gunakan minyak kayu putih jika hidung tersumbat, hindari asap rokok dan konsultasi dengan dokter jika anak terlihat tidak baik seperti demam, tidak ada nafsu makan dan sulit bernafas.
2 Nama Penyakit Bronkiolitis
adalah infeksi paru-paru dimana bronkiolus, saluran udara kecil pada paru-paru, membengkak dan tersumbat. Penyebab Penyebab penyakit ini disebabkan oleh respiratory
syncyial virus. Virus ini bisa berpindah dari satu orang ke orang lain, baik melalui kontak langsung dengan cairan hidung, maupun melalui udara yang terpolusi. Gejala Batuk, Pilek, Sesak Nafas, Mengi, Takipneu.
Penanganan Hindari asap rokok dari anak anda. Perlu istirahat yang lebih banyak, Makan lebih sering dalam porsi yang lebih kecil. Pada bayi yang masih dalam masa ASI eksklusif, susui bayi lebih sering, namun dalam waktu yang lebih pendek setiap kalinya agar tidak dehidrasi. Jika anak anda mengalami kesulitan bernafas, tidak dapat makan, menunjukan perubahan warna di wajah saat batuk, tanpak biru atau pucat dan berkeringat segera dibawa ke dokter.
3 Nama Penyakit Bronkitis
adalah suatu peradangan tenggorok atau bronchus yang merupakan saluran udara ke paru-paru atau yang dikenal juga dengan Paru-paru Basah.
Penyebab Penyebab penyakit ini adalah Respiratory Syncytial Virus
(RSV), Adenovirus, Influenza dan Parainfluenza.
Gejala Batuk Kering, Batuk Berdahak, Mengi, Sesak Nafas, sianosis
Penanganan Untuk pertolongan pertama dapat diberikan air jeruk nipis yang dicampur madu atau air perasan kencur yang ditambah garam. Hindari makanan berupa gorengan, makanan pedas, gula-gula, Istirahat yang cukup. Banyak minum. Makan bubah-buahan. Hindari asap rokok. Jika gejala tidak berkurang, konsultasi medis dengan dokter ahli dibutuhkan untuk menentukan apakah anak anda membutuhkan perawatan khusus.
4 Nama Penyakit Bronkopneumonia
adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru terutama alveoli atau parenkim yang sering menyerang pada anak – anak.
Penyebab Bakteri, virus, jamur dan daya tahan tubuh menurun. Gejala Demam, Takipneu, Sianosis, Diare, Sesak Nafas. Penanganan Istirahat yang cukup.
Anak ditidurkan dengan posisi setengah duduk/ atau diganjal dengan 3 bantal.
Bila anak batuk berdahak, suruh anak mengeluarkan dahaknya dengan cara dibatukan.
Bila dahak susah dikeluarkan dengan cara dibatukan, keluarkan dahak dengan tepukan pada punggung. Bujuk agar anak mau makan.
Berikan kebutuhan nutrisi dan ASI yang cukup.
Berikan kompres hangat pada ketiak dan leher jika anak demam.
Jangan berikan obat batuk. Obat-obatan tersebut tidak dapat membantu anak yang menderita radang paru-paru.
Jika sakit terus berlanjut dan berlangsung lama, kunjungilah dokter langganan keluarga anda.
5 Nama Penyakit Laringtis
adalah peradangan yang terjadi pada pita suara, yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.
Penyebab Pilek atau flu, hal ini penyebab paling umum, Asam lambung yang naik lagi ke tenggorokan, pemakaian suara berlebihan, Iritasi, seperti dari Alergi atau asap.
Gejala Batuk, Pilek, Serak, Anoreksia, nyeri menelan.
Penanganan Istirahat bersuara, hindarkan dari makanan berminyak. Berkumur dengan air hangat yang diberi sedikit
garam.
Meminum campuran air perasan jeruk nipis yang diberi sedikit madu dan parutan jahe.
Perbanyak minum air putih.
Pebanyaklah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan terutama yang mengandung vitamin C.
Mengisap uap dari air hangat juga dapat meredakan sakit tenggorokan dan mampu membantu mengeluarkan lender yang biasanya muncul pada saat sakit tenggorokan.
Jika sakit terus berlanjut dan berlangsung lama, kunjungilah dokter langganan keluarga anda.
6 Nama Penyakit Pertusis Kataralis
adalah penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh Bordetella pertussis, pertusis (batuk rejan) disebut juga batuk seratus hari. Pertusis Kataralis adalah stadium pertama dari pertusis, lamanya 1-2 minggu, ditandai dengan adanya batuk-batuk ringan, terutama malam hari, pilek dan demam ringan. Sangat mirip dengan flu.
Penyebab Bakteri Bordetella pertussis atau Haemophilus pertussis, yang merupakan suatu batang gram-negatif dan terkadang disebabkan oleh bordetella parapertussis Gejala Batuk, Pilek, Serak, Anoreksia
Penanganan Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu tenang. Keributan bisa merangsang serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari ternggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea.
Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik.
h. Tumbuhan obat / herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan batuk rejan karena berkhasiat, peluruh dahak (ekspektorant). Beberapa tumbuhan tersebut antara lain : Sambiloto, berkhasiat : sebagai anti radang,
antibiotic, menurunkan panas, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak, antitoksik, menstimulasi system imun.
Pegagan, berkhasiat sebagai anti infeksi, antitoksik, penurun nafas
Lidah buaya, berkhasiat sebagai anti radang, meredakan sakit (analgetik), parasitiside, pencahar. Bawang putih, berkhasiat sebagai antibiotic, peluruh
dahak, antiseptik, menstimulasi system imun, membunuh parasit.
Kencur, berkhasiat : antibatuk, peluruh dahak, anti bakteri, menghilangkan sakit.
Buah mengkudu, berkhasiat sebagai antiseptik dan anti radang.
Kulit jeruk mandarin, berkhasiat untuk meredakan batuk, antiasma, peluruh dahak, antiradang.
jika sakit terus berlanjut dan berlangsung lama, kunjungilah dokter langganan keluarga anda.
7
7 Nama Penyakit Pertusis Spasmodik
adalah penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh Bordetella pertussis, pertusis disebut juga batuk seratus hari.
Pertusis Spsmodik adalah stadium kedua dari pertusis,
lamanya 2-4 minggu. Batuk masih sangat hebat. Batuk sedemikian hebatnya hingga penderita gelisah dan sianosis. Serangan batuk ini panjang dan tidak ada inspirium di antaranya, kemudian penderita menarik nafas panjang yang berbunyi “whoop” – seringkali disertai muntah. Pada anak-anak dapat sampai terberak-berak dan terkencing-kencing. Akibatnya tekanan waktu batuk mungkin menimbulkan perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis. Tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka lebar.
Penyebab Bakteri Bordetella pertussis atau Haemophilus pertussis.
Gejala Batuk, Mengi, Muka kemerahan, Paroksimal.
Penanganan Lakukan vaksinasi pada bayi untuk mencegah terserangnya penyakit ini. Vaksinasi tidak boleh diberikan kepada anak-anak berumur 6 tahun ke atas karena dapat menyebabkan demam yang parah.
Berikan makanan yang bergizi yang mudah dicerna sedikit demi sedikit.
Hindari makanan yang banyak mengandung gula pasir, pemanis buatan, gorengan dan makanan/minuman dingin.
Batuk rejan yang terjadi pada bayi dan balita harus segera di periksa ke dokter.
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan batuk rejan diantaranya berkhasiat sebagai anti-infeksi, antibakteri, antibiotik, antibatuk (antitussive), peluruh dahak (ekspektorant). Yaitu : 1. Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.)
Khasiat : antiradang, antibiotik, menurunkan panas, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak, antitoksik, menstimulasi sistem immun. 2. Pegagan (Centella asiatica Urban.)
Khasiat : anti-infeksi, antitoksik, penurun panas. 3. Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Khasiat : antiradang, meredakan sakit (analgetik), parasitiside, pencahar.
4. Bawang Putih (Allium sativum L.)
Khasiat : antibiotik, peluruh dahak, antiseptik, menstimulasi sistem immun, membunuh parasit (parasitiside).
Jika sakit terus berlanjut dan berlangsung lama, kunjungilah dokter langganan keluarga anda.
8 Nama Penyakit Pneumonia
adalah penyakit dimana paru-paru terkena infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme, meliputi virus, bakteri, jamur dan parasit.
Penyebab di sebabkan oleh virus, seperti adenoviruses,
rhinovirus, influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV) dan para influenza virus.
Tertular penderita batuk
Belum mendapat imunisasi lengkap jika terjadi pada anak balita
Kekurangan gizi Trauma pada paru
Tinggal di lingkungan tidak sehat
Penanganan Penderita Pneumonia dapat sembuh total apabila mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat. Apabila infeksi disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan diberikan resep antibiotik.
Sedangkan cara mengobati penyakit pneumonia pada penderita Pneumonia yang disebabkan oleh virus, maka dokter akan memberikan obat penurun demam dan batuk karena antibiotik tidak bekerja pada kasus ini.
Bagi seseorang yang sudah terlanjur terserang Pneumonia hendaknya senantiasa mencuci tangan secara teratur untuk mencegah masuknya kuman berbahaya agar tidak memperparah keadaan. Selain itu, penderita juga harus beristirahat dengan cukup untuk menguatkan system kekebalan tubuh.
Namun dalam kasus pneumonia yang lebih lanjut, pengobatan bisa dilakukan melalui metode sinar-X. Pneumonia pada anak dapat dicegah dengan beberapa cara, seperti:
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Hal tersebut merupakan langkah penting untuk memastikan bayi Anda mendapatkan gizi yang cukup serta membangun kekebalan alami terhadap bakteri maupun virus
Memberikan vaksin yang disarankan oleh dokter dalam satu tahun pertama kelahiran
Menjaga kebersihan lingkungan
Membiasakan anak untuk hidup sehat seperti tidak jajan sembarangan dan mencuci tangan sebelum makan.
9 Nama Penyakit Sinusitis
adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang melapisi sinus. Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika sinus tersumbat dan berisi cairan, maka kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat berkembang dan menyebabkan infeksi.
Penyebab Disebabkan kuman tunggal atau oleh campuran kuman seperti Strepkokokus, Hemophilus influenza, dan
Klebsiella pneumonia. Kurangnya kelembaban udara, mengerasnya ingus yang keluar dari hidung, atau bisa juga diakibatkan oleh pemakaian obat antihistamin. Lendir atau mungus yang tidak bisa keluar pada akhirnya akan terkumpul dan menjadi lahan yang subur untuk pertumbuhan bakteri sehingga bisa menimbulkan peradangan.
Gejala Batuk, Serak, Takipneu, nyeri kepala, kepala terasa berat Penanganan Tetap tinggal dalam ruangan dengan temperatur yang
sama dan bersih.
Hindari sering membungkuk dengan kepala tertunduk. Gerakan ini biasanya dapat meningkatkan rasa sakit pada penderita sinusitis
Kompres hangat dengan memakai handuk pada wajah, atau dengan hati-hati menghirup uap dari baskom air mendidih.
Minumlah banyak cairan untuk membantu melarutkan lendir yang ada didalam rongga hidung. Buanglah dengan teratur ingus Anda dengan cara
yang lembut.
Minum obat penghilang rasa sakit yang bisa didapatkan di apotek.
Gunakan obat pencair lendir yang dijual bebas.
Berhati-hatilah menggunakan antihistamin yang dijual bebas. Obat ini dapat lebih merugikan daripada menolong Anda karena akan dapat membuat hidung Anda kering dan mengentalkan lender.
Gunakan obat itu hanya bila atas saran dokter, dan ikuti petunjuknya dengan seksama.
Pergilah ke dokter bila Anda mengalami demam lebih dari 38O
C, kalau rasa nyeri tidak hilang dalam waktu 24 jam, atau bila rasa sakit itu timbul berulang kali.
3.4 Analisis Tabel Keputusan
Tabel keputusan digunakan sebagai acuan dalam membuat pohon keputusan dan kaidah yang digunakan. Berdasarkan tabel 3.1 maka tabel keputusan pada sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Tabel Keputusan Kode Gejala P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 G01 X X X X X X G02 X X X X X X G03 X G04 X X G05 X X G06 X X X G07 X G08 X X G09 X X G10 X G11 X G12 X G13 X X X G14 X X X G15 X G16 X G17 X G18 X G19 X Kode Penyakit
Keterangan Tabel Keputusan
Kode Penyakit Nama Penyakit Kode Gejala Nama Gejala P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 Batuk Pilek Bronkiolitis Bronkitis Bronkopneumonia Laringitis Pertusis Kataralis Pertusis Spasmodik Pneumonia Sinusitis G01 G02 G03 G04 G05 G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 Batuk Pilek Bersin Serak
Anoreksia/kehilangan nafsu makan Sesak Nafas
Nyeri Menelan Mengi
Takipneu/pernapasan cepat dan sesak Batuk Kering
Batuk Berdahak Nyeri Kepala Demam
Sianosis/kulit kebiruan atau pucat Diare
G17 G18 G19
Muka Kemerahan Kepala Terasa Berat
Paroksimal/batuk yang sifatnya mendadak & berulang
3.5 Analisis Metode Pelacakan
Metode pelacakan yang digunakan dalam membangun sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak adalah metode Forward Chaining, semua data gejala dan aturan akan ditelusuri untuk mendapatkan informasi penyakit yang terdeteksi.
Berdasarkan tabel 3.1, dari 9 data sample penyakit, untuk gejala dibedakan menjadi dua jenis yaitu ;
1. gejala umum (gejala yang dimiliki oleh dua penyakit atau lebih) 2. gejala unik (gejala yang hanya dimiliki oleh satu penyakit).
3.6 Analisis Metode Pencarian
Metode pencarian yang digunakan dalam membangun sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak adalah metode Depth–First Search. Proses pencarian dilakukan pada semua anaknya sebelum dilakukan pencarian ke node-node yang berada pada satu level. Pencarian dimulai dari node akar ke level yang lebih tinggi. Proses diulangi terus hingga ditemukan solusi. Metode ini digunakan agar proses pencarian lebih efektif, menemukan solusi tanpa harus menguji lebih banyak lagi dalam ruang keadaan.
3.7 Analisis Pohon Keputusan
Pembentukan pohon keputusan pada sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak ini adalah menggunakan binary tree. Berdasarkan analisis pada tabel 3.1 dan 3.2, maka pohon keputusan Forward Chaining terdiri dari 9 penyakit dan 19 gejala. Proses pencarian Depth First Search pada pohon keputusan Forward Chaining dengan struktur binary tree dapat pada gambar 3.1
G01 G06 G02 y t G03 0 G04 P01 G08 G05 G07 G17 0 P05 P06 G09 G19 P07 0 P02 G12 P09 0 0 G14 0 G13 0 G15 0 G16 P04 G11 P08 G10 0 P03 0 y t y t y t y t y t y t y t t y t y y t y t t y Keterangan : Gejala Penyakit y y y t t t t t y y
Pada proses pencarian pada pohon keputusan forward chaining pada gambar 3.1, untuk menentukan status hasil diagnosa maka akan dihitung dengan rumus proporsi yaitu menentukan kemungkinan dengan frekuensi relatife. Rumus proporsi pada sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak yaitu :
Keterangan :
p : Proporsi
n(A) : banyaknya gejala yang terpenuhi pada penyakit A
n(S) : banyaknya gejala yang dimiliki penyakit A
Setelah diketahui nilai proporsinya maka akan ditentukan status hasil
diagnosa dengan aturan sebagai berikut:
1. Nilai Proporsi antara 100% -75% maka status hasil diagnosa adalah „terjangkit‟.
2. Nilai Proporsi < 75% maka status hasil diagnosa „kemungkinan menderita‟
3. Penyakit akan diarahkan pada nilai proporsi terbesar, nilai yang paling mendekati 100%
Pada gambar 3.2, apabila pelacakan dari node-node gejala berhenti pada salah satu node penyakit, kesimpulan yang didapat penyakit
n (A)
p = x 100%
n (S)
ditemukan, nilai proporsi akan 100% dan status „terjangkit‟ penyakit yang terdeteksi.
Apabila pelacakan dari node-node gejala terhenti pada node 0, kesimpulannya penyakit tidak ditemukan. Maka untuk kasus ini, kesimpulan penyakit akan diarahkan ke node penyakit yang berada pada cabang node gejala terpenuhi yang terakhir, masing-masing penyakit akan dihitung nilai proporsi. Penyakit dengan nilai proposi terbesar akan dijadikan kesimpulan penyakit terdeteksi dengan status „kemungkinan menderita‟. Berikut ini contoh analisis pengambilan kesimpulan.
1. Analisis pengambilan kesimpulan pada penelusuran terhenti di node penyakit.
Tabel 3.3 Analisis Penelusuran kasus-1
Kode Gejala Keterangan
yg dideteksi ya tidak
GJL-001 x Terjangkit Penulusuran berlanjut
GJL-002 x Terjangkit Penulusuran berlanjut
GJL-003 x Terjangkit Penyakit terdeteksi
Jawaban
Status
Karena penelusuran terhenti tepat di node penyakit maka kesimpulannya : Penyakit yang terdeteksi => PNY-001
Nilai proporsi => 3/3 x 100 % = 100% Status => „Terjangkit‟
Berdasarkan analisis, maka hasil diagnosa akan adalah terjangkit penyakit PNY-001 atau batuk pilek.
2. Analisis pengambilan kesimpulan pada penelusuran terhenti di node 0. Tabel 3.4 Analisis Penelusuran kasus-2
Kode Gejala Keterangan
yg dideteksi ya tidak
GJL-001 x Terjangkit Penulusuran berlanjut
GJL-002 x Terjangkit Penulusuran berlanjut
GJL-003 x Kemungkinan menderita Penulusuran berlanjut GJL-004 x Kemungkinan menderita Penyakit tidak terdeteksi
Jawaban
Status
Karena penelusuran terhenti di node 0 maka kesimpulannya :
Penyakit yang terde teksi akan diarahkan ke penyakit yang berada pada cabang node gejala terpenuhi yang terakhir (GJL-002)
Penyakit yang terdeteksi => PNY-001, PNY-002, PNY-005, PNY-006, PNY-007, PNY-009
Nilai proporsi => PNY-001= 2/3 x 100% = 66,7% PNY-002= 2/4 x 100% = 50%
PNY-005= 2/5 x 100% = 40% PNY-006= 2/4 x 100% = 50% PNY-007= 2/5 x 100% = 25% PNY-009= 2/5 x 100% = 25% Status => „kemungkinan menderita‟
Berdasarkan analisis, maka hasil diagnosa akan adalah kemungkinan terjangkit penyakit PNY-001 atau batuk pilek.
3.8 Analisis Kaidah Produksi Metode Forward Chaining
Kaidah produksi biasanya dituliskan dalam bentuk jika-maka (IF-THEN). Kaidah ini dapat dikatakan sebagai hubungan impliksi dua bagian, yaitu
bagian premis (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian premis dipenuhi maka bagian konklusi juga akan bernilai benar.
Sebuah kaidah terdiri dari klausa-klausa. Sebuah klausa mirip sebuah kalimat subyek, kata kerja dan objek yang menyatakan suatu fakta. Ada sebuah klausa premise san klausa konklusi pada sebuah kaidah.
Suatu kaidah juga dapat terdiri atas beberapa premise dan lebih dari satu konklusi. Antara premise dan konklusi dapat berhubungan dengan “OR” atau “AND”. Kaidah yang akan digunakan pada sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak, adalah sebagai berikut.
Brdasarkan analisis pada tabel 3.2 dan gambar 3.2, maka kaidah aturan produksi penyakit dengan metode pelacakan Forward Chaining, adalah sembilan rule seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kaidah aturan produksi metode Forward Chaining
Rule 1 Rule 2 Rule 3
IF G01=‟y‟ AND G02=‟y‟ AND G03=‟y‟ THEN P01 IF G01=‟y‟ AND G02=‟y‟ AND G03=‟t‟ AND G04=‟t‟ AND G08=‟y‟ AND G17=‟t‟ AND G09=‟y‟ THEN P02 IF G01=‟t‟ AND G06=‟y‟ AND G14=„y‟ AND G13=‟t‟ AND G15=‟t‟ AND G16=‟t‟ AND G11=‟y‟ AND G10=‟y‟ THEN P03
Rule 4 Rule 5 Rule 6
IF G01=‟t‟ AND G06=‟y‟ AND G14=„y‟ AND G13=‟t‟ AND G15=‟y‟ THEN P04 IF G01=‟y‟ AND G02=‟y‟ AND G03=‟t‟ AND G04=‟y‟ AND G05=‟y‟ AND G07=‟y‟ THEN P05 IF G01=‟y‟ AND G02=‟y‟ AND G03=‟t‟ AND G04=‟y‟ AND G05=‟y‟ AND G07=‟t‟ THEN P06
Rule 7 Rule 8 Rule 9 IF G01=‟y‟ AND G02=‟y‟ AND G03=‟t‟ AND G04=‟t‟ AND G08=‟y‟ AND G17=‟y‟ AND G19=‟y‟ THEN P07 IF G01=‟t‟ AND G06=‟y‟ AND G14=„y‟ AND G13=‟t‟ AND G15=‟t‟ AND G16=‟y‟ THEN P08 IF G01=‟y‟ AND G02=‟y‟ AND G03=‟t‟ AND G04=‟t‟ AND G08=‟y‟ AND G17=‟t‟ AND G09=‟t‟ AND G12=‟y‟ THEN P09
3.9 Analisis PIECES pada sistem
Berikut ini adalah hasil analisa terhadap sistem pakar untuk diagnosis penyakit anak dengan metode Forward chaining dengan menggunakan analisis PIECES (Performance,Information,Economic,Control,Effiency, Services).
1. Analisa Performance / Kinerja
Masalah kinerja ini terjadi bila tugas-tugas yang dijalankan oleh sistem mencapai sasaran. Melihat dari sistem di aplikasi sistem pakar mendiagnosa penyakit pernafasan pada anak memiliki kinerja yang sangat baik karena telah dapat memberikan informasi diagnosa dan cara penanganannya secara cepat dan informatif kepada orang tua mengenai penyakit yang diderita anaknya. 2. Analisa Information / Informasi
Informasi merupakan sesuatu yang penting bagi pemakai. Sistem pakar mendiagnosa penyakit anak menghasilkan informasi yang baik. Karena informasi yang dihasilkan telah dapat memenuhi keinginan dari pengguna dan juga dapat mengatasi masalah–masalah yang ada informasi yang ada ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pengguna, Contoh informasi yang didapati dari sistem lebih akurat, tepat waktu dan relevan sesuai dengan yang diharapkan,
jika dibandingkan dengan dokter terkadang informasi yang didapati pasien kurang puas dan selalu berubah-rubah.
3. Analisa Economic / Ekonomi
Ekonomi merupakan motivasi paling umum bagi suatu lembaga. Pijakan dasar bagi seseorang adalah biaya yang murah. Sistem pakar mendiagnosa penyakit anak dapat menghemat biaya perawatan dengan mengetahui gejala penyakitnya dan memberikan solusi dan hasil kerja yang baik.
4. Analisa Control / Kontrol
Sistem pakar mendiagnosa penyakit anak telah memiliki kontrol yang baik, walaupun hal ini tidak menjamin hal tersebut 100% aman. Setiap pengguna yang melakukan akses ke dalam sistem pakar mendiagnosa penyakit anak harus memiliki username dan password untuk menjaga keamanan.
5. Analisa Effiency / Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut digunakan dengan pemborosan yang minimal. Oleh karena itu, masalah efisiensi membutuhkan peningkatan output / hasil. Sistem pakar mendiagnosa penykit anak telah memiliki efisiensi yang baik, karena sistem yang ada telah dapat di daya gunakan dengan baik dan juga telah dapat menghasilkan output sesuai dengan apa yang diharapkan.
6. Analisa Service / Pelayanan
Pelayanan yang ditingkatkan, untuk meningkatkan kepuasan kepada pengguna, sistem pakar diagnosa penyakit pada anak telah memberikan layanan yang baik kepada pengguna, karena sistem pakar dapat memberikan
jawaban yang lebih tepat dan cepat kepada Pengguna dapat mencari gejala penyakit serta solusi yang harus dilakukan pada anak yang sakit.
3.10 Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non fungsional adalah usulan yang direkomendasikan kepada pengguna agar aplikasi yang akan dibangun menjadi user friendly dan perangkat kerasnya yang mendukung secara maksimal terhadap kinerja perangkat lunak.
3.10.1 Analisis Kebutuhan Pengguna
Analisis pengguna dimaksudkan untuk mengetahui siapa saja pengguna yang terlibat dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui tingkat pengalaman dan pemahaman pengguna komputer.
Tabel 3.6 Perangkat Pikir
No Pengguna Pendidikan Kemampuan
1 Dokter Anak Dokter Spesialis Memiliki pengetahuan mengenai penyakit anak dan gejala – gejalanya dan telah memiliki pengalaman di bidang kesehatan anak.
2 Pengelola D3 – S1 Mampu mengoperasikan komputer dengan sistem operasi berbasis windows.
3 Pemakai Tidak ada batasan pedidikan
Mampu mengoperasikan komputer dengan sistem operasi berbasis windows.
Tabel 3. 7 Analisis Pengguna
No Pengguna Pelaku Kemampuan Tanggung
Jawab 1 Pengelola Admin Mengerti komputer Mengelola data
sistem pakar 2 Dokter Anak Pakar Memiliki pengetahuan
me-ngenai penyakit balita dan gejala – gejalanya dan telah memiliki pengalaman di bidang kesehatan anak
Sebagai sumber informasi data gejala dan penyakit
3 Pemakai User Mengerti komputer Menggunakan
sistem
Berdasarkan hasil penelitian dapat dipaparkan pengguna yang terlibat dalam sistem yaitu admin, pakar dan user.
1. Admin
Admin adalah bagian pengguna sistem yang memiliki tugas untuk mengelola data pada sistem seperti menambah data, mengedit data dan menghapus data yang ada pada database.
2. Pakar
Pakar adalah orang yang ahli dalam suatu bidang tertentu dan telah memiliki pengalaman dibidang tersebut yang bertugas sebagai sumber informasi gejala, penyakit balita, namun tidak secara langsung berhubungan dengan sistem ini.
3. User
User adalah pengguna biasa yang menggunakan atau memanfaatkan sistem pakar ini. Karakteristik yang dimiliki adalah dapat menggunakan komputer.
3.10.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Analisis perangkat keras yang digunakan untuk menunjang program yang dijalankan dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) Processor : intel pentium 4. 2.00 Ghz 2) Memory : RAM DDR 1 GB
3) Space hardisk 160 GB 4) VGA onboard 128 MB 5) Keyboard dan mouse 6) Printer
7) Monitor
3.10.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Analisis perangkat lunak yang digunakan untuk menunjang program yang dijalankan adalah menggunakan sistem operasi windows XP, sistem ini dibuat dengan bahasa pemrograman Visual Studio 2008 dan database-nya menggunakan SQL Server 2005.