BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1. Perpustakaan Sekolah
2.1.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan di sekolah
yang walaupun keberadaannya masih kurang, tekah banyak di usahakan
penigkatan dan penggunaannya, pengembangan perpustakaan sekolah sangat
penting untuk sarana pendidikan, dimana perpustakaan yang menyimpan
buku-buku pelajaran menyangkut dengan kurikulum sekolah.
Adapun pengertian perpustakaan sekolah menurut Darmono (2007 : 3)
adalah, “merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan,
dimana bersama-sama dengan komponen lainnya turut menentukan keberhasilan
proses pendidikan dan pengajaran”. Pengertian perpustakaan sekolah secara
umum adalah sebuah tempat yang menyediakan koleksi literature yang berguna
bagi pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan bagian terpadu dari
sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, minyimpan dan memelihara
bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Keberadaannya pun menyatu dengan lingkungan
sekolah, serta hanya bisa di akses oleh civitas akademika sekolah yang
bersangkutan. Perpustakaan ini sendiri didirikan bukan hanya sebagai pelengkap
penderita hanya agar dikatakan sebagi sekolah yang bonafid. Perpustakaan itu
difungsikan semaksimal mungkin demi kemajuan pendidikan anak didik.
Reitz dalam Hasugian (2009 : 78) mendefenisikan Perpustakaan Sekolah (school library), A library in a public or private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed by a school librarian of media specialist. A school library collection usually contains books, periodicals and educational media suitable for the grade levels served.
Defenisi yang di kemukakan di atas menyatakan bahwa Perpustakaan
Sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar
sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta
yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan
Keberadaan perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengetahuan siswanya,
menyuburkan daya kritik dan membantu mengembangkan bakat serta kegemaran
si anak. Melalui perpustakaan sekolah, siswa dilatih untuk lebih menunjukkan
keaktifannya sebagai seorang pelajar.
Perpustakaan sekolah adalah salah satu bagian kelengkapan yang harus
ada di setiap lembaga pendidikan formal di berbagai tingkatan. Karena
perpustakaan dianggap sebagai guru kedua, setelah guru yang ada di sekolah
tersebut. Hal ini disebabkan perpustakaan adalah tempat di mana di dalamnya
terdapat banyak ilmuyang sangat bermanfaat bagi siswa untuk
diketahui. Oleh karena itu, umumnya perpustakaan sekolah dibina oleh guru yang
telah mendapat didikan khusus dalam menyelenggarakan perpustakaan dan
mempunyai pengetahuan umum yang cukup luas. Sehingga, pelajar yang
membutuhkan informasi dapat dilayani dengan baik oleh pustakawan yang
tentunya memiliki pengetahuan yang luas dalam memenuhi kebutuhan dan
harapan penggunanya.
2.1.2. Tujuan, Fungsi, Manfaat dan Tugas Perpustakaan Sekolah
2.1.2.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari sekolah
penyelenggaranya. Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan tujuan lainnya adalah
menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler,
ko-kurikuler dan ekstra ko-kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu
menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat siswa serta memantapkan
strategi belajar mengajar.
1.
Menurut Yusuf (2007 : 8), tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai
berikut :
2.
Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa
3.
Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.
4.
5.
6.
Mendorong, menggairahkan, memelihara dan member semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
7.
Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan.
Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.
Selanjutnya menurut Sutarno (2006 : 25), “tujuan perpustakaan sekolah
adalah agar terciptanya masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca
dan berbudaya tinggi”.
Dari beberapa pendapat diatas, disimpulkan bahwa tujuan didirikannya
suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar dengan menghimpun
sumber ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah yang dapat
menumbuhkan minat baca siswa yang terdidik, terpelajar dan berbudaya tinggi
sehingga mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional serta meningkatkan
mutu sekolah pada tempat bernaung.
2.1.2.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Dalam pencapaian tujuan yang sempurna harus didukung juga dengan
fungsinya. Menurut Sutarno (2006 : 58), “fungsi perpustakaan adalah suatu tugas
atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut.” Pada
prinsipnya perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu menghimpun,
memelihara dan memberdayakan semua koleksi bahan pustaka.”
Darmono (2001 : 3), menyatakan bahwa, secara umum perpustakaan
memiliki beberapa fungsi umum sebagai berikut:
1. Fungsi Informasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar para pengguna perpustakaan dapat:
a. Mengambil ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu,
b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai dengan kebutuhannya,
d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,
2. Fungsi Pendidikan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Manfaat yang dapat kita peroleh dari adanya fungsi ini adalah:
a. Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan,
b. Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreatifitas dan kegiatan intelektual
c. Mempertinggi sikap social dan menciptakan masyarakat yang demokratis,
d. Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru
3. Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk :
a. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagi rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik individual maupun secara kelompok,
b. Membangkitkan minat terhadap terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni,
c. Mendorong tumbuhnya kreatifitas dalam berkesenian,
d. Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis,
e. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan ahli teknologi.
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk:
a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani, b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan
dan pemanfaatan waktu senggang
c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. 5. Fungsi Penelitian
Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meluputi berbagai jenis dan bentuk informasi.
6. Fungsi Deposit
Dari uraian di atas menyatakan bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah
sebagai pusat sumber informasi, edukatif, rekreasi, penelitian yang mengelola
informasi dan melayankannya kepada pengguna yang bertujuan untuk membantu
siswa dan guru di dalam proses belajar mengajarnya. Informasi yang di kemas
dapat berbentuk elektronik maupun tercetak yang disediakan untuk mendukung
kegiatan pendidikan, peningkatan pengetahuan, serta sebagai referensi untuk
keperluan penelitian.
2.1.2.3. Manfaat Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan tampak bermanfaat apabila benar-benar mempelancar
pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah indikasi manfaat tersebut
tidak hanya berupa tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi antara
lain adalah murid-murid mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai
informasi murid-murid terbiasa belajar mandiri, murid-murid telah terlatih kearah
tanggung jawab, murid-murid selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Menurut Bafadal (2006 : 5-6), adapun manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah
menengah adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca
2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid
3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri
4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca
5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa
6. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid kea rah tanggung jawab
7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah
8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran
Dengan demikian, perpustakaan sekolah sangatlah dibutuhkan
keberadaannya dengan pertimbangan bahwa :
1. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar dilingkungan sekolah 2. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem
pengajaran
3. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran
4. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuaan untuk membaca, menulis dan berkomunikasi (Darmono, 2001 : 2).
2.1.2.4. Tugas Perpustakaan Sekolah
Untuk mencapai tujuan dan fungsinya dengan baik, perpustakaan sekolah
mempunyai tugas yang harus dilaksanakan. Secara umum, tugas perpustakaan
menurut Mahmudin (2006 : 2) adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pusat kegiatan belajar mengajar yang berfungsi
a. Membantu program pendidikan pada umumnya sesuai dengan tujuan lembaga di atasnya sesuai dengan misi dan visi lembaga tersebut. Mengembangkan kemampuan pengunjung menggunakan sumber informasi.
b. Membantu pengguna dalam menyediakan informasi dan memperkaya pengetahuan.
2. Membantu memperluas pengetahuannya tentang suatu bidang pelajaran.
3. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri.
4. Membiasakan pengunjung untuk mencari informasi di perpustakaan, kemahiran dalam mencari dan menemukaninformasi yang dibutuhkan. 5. Perpustakaan sebagai tempat belajar seumur hidup.
Tugas dari perpustakaan sekolah adalah memberikan jasa yang dapat
mendukung dalam proses belajar mengajar dengan cara melengkapi koleksi baik
tercetak maupun tidak tercetak demi mendukung dan mengembangkan kualitas
pendidikan pada tempat bernaung.
2.2. Pelayanan Perpustakaan
2.2.1. Pengertian Layanan
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah ditujukan untuk melayani
kebutuhan informasi penggunanya melalui koleksi yang dimiliki perpustakaan.
tidak langsung dengan pemakai perpustakaan. Menurut Darmono (2007 : 166),
kegiatan layanan perpustakaan perlu memperhatikan asas layanan sebagai berikut:
a. Layanan selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pemakai perpustakaan
b. Layanan diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan memandang pemakai perpustakaan sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan tidak dipandang secara individual
c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untk mengoptimalkan fungsi layanan, peraturan perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak agar layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik
d. Layanan dilaksanakan degan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik.
Kegiatan pelayanan kepada pengguna perpustakaan merupakan
pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan untuk menyebarkan informasi
dan pemanfaatan koleksi. Para pengguna perpustakaan tidak hanya menginginkan
pelayanan yang diberikan pihak perpustakaan saja, tetapi juga menginginkan
pelayanan tersebut dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Menurut Dwijati
(2006 : 58) bahwa perpustakaan dikatakan baik, jika perpustakaan memiliki
beberapa kriteria antara lain adalah:
1. koleksi yang relevan, aktual dan akurat, 2. tenaga yang berkualitas dan profesional, 3. sistem pelayanan yang cepat dan tepat,
4. didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Selanjutnya perpustakaan dikatakan berhasil jika perpustakaan itu dimanfaatkan
secara optimal oleh penggunanya. Pelayanan perpustakaan adalah proses
penyebarluasan segala macam informasi serta jasa dan fasilitas yang ada di
perpustakaan. Pelayanan merupakan hal yang terpenting dalam perpustakaan
karena setiap pemberian jasa kepada pengguna harus melalui layanan sehingga
kebutuhan informasinya dapat terpenuhi. Layanan perpustakaan akan berjalan
dengan baik apabila akses layanan digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan
penggunanya.
Dalam UU No. 43 Tahun 2007 pasal 14 tentang layanan perpustakaan
dinyatakan bahwa :
2) Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpsutakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan.
3) Setiap perpustakaan mengembagkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
4) Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka.
5) Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka. 6) Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar
perpustakaan.
7) Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika.
Kepentingan pengguna dalam memanfaatkan informasi yang tersedia di
perpustakaan adakalanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan
tersebut memotifasi pustakawan menambah pengetahuannya dalam bidangnya
agar dapat memberi pelayanan maksimal bagi para penggunanya. Pengguna akan
merasa puas dan merasa dihargai sehingga akan tetap merasa senang untuk datang
dan memanfaatkan jasa perpustakaan. Sebaliknya, jika pelayanan diabaikan maka
bisa menimbulkan rasa tidak puas di pihak pengguna perpustakaan sehingga
perpustakaan tersebut tidak berhasil dalam menyebarkan informasi. Pada
perpustakaan sekolah, pemakaian bahan pustaka yang dinamis memerlukan kerja
sama yang erat antara guru kelas, para pelajarnya dan guru pustakawan. Selain
untuk meminjamkan buku-buku, aktivitas perpustakaan yang teratur dengan baik,
mempunyai beranekan ragam bahan pustaka dari berbagai subjek yang tentunya
dikendalikan oleh pustakawan yang aktif yang selalu dapat melayani
kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber-sumber informasi bagi
murid atau guru perorangan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan murid atau
guru tentang berbagai jenis masalah. Selain itu pustakawan juga dituntut bersikap
ramah, sopan, tekun dan tidak cepat bosan, setiap memberi jawaban dari semua
pertanyaan penguna perpustakaan. Seorang pustakawan juga harus memiliki
kompetensi sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas sehingga
pengguna dapat memperoleh informasi yang dibutuhkannya secara optimal.
(membimbing dan mengarahkan). Selanjutnya staf perpustakaan juga menguasai koleksi, baik jenis maupun letaknya dan berpengetahuan luas, terakhir staf perpustakaan harus berminat dan berusaha untuk selalu menambah ilmu dalam bidangnya”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan yang bersikap
baik dan ramah akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan. Pengguna akan merasa senang berada di perpustakaan apabila
pustakawan memberikan pelayanan yang berkualitas. Sebaliknya, jika pustakawan
bersikap tidak baik dan tidak ramah maka pengguna akan enggan mengunjungi
perpustakaan. Oleh karena itu pustakawan dituntut untuk memiliki kompetensi
agar dapat menimbulkan pelayanan yang berkualitas.
2.2.2. Unsur Layanan Perpustakaan
Agar pengguna merasa puas, maka layanan pengguna perpustakaan harus
berkualitas. Menurut Rahayuningsih (2007 : 86), karakteristik layanan
perpustakaan yang berkualitas dapat dilihat dari:
a. Koleksi
Adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi. Adapun karakteristik koleksi adalah:
1) Kuantitas berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan
2) Kualitas berkaitan dengan mutu, kemuktahiran dan kelengkapan
koleksi.
b. Fasilitas
Adalah segala hal yang memudahkan suatu kegiatan kelancaran tugas, seperti gedung, perlengkapan (meja, kursi, rak dan sebagainya). Adapun karakteristik fasilitas yang baik adalah:
1) Kelengkapan, menyangkut lingkup layanan dan ketersediaan sarana pendukung serta layanan pelengkap lainnya.
2) Kenyamanan memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan, petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain.
c. Sumber Daya Manusia
Yaitu petugas yang ada di bagian layanan. Karakteristik sumber daya manusia yang baik adalah:
1) Kesopanan dan keramahan petugas member layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung dengan pengguna
3) Empati, wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pengguna
4) Profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tecermin dalam diri petugas yang berjiwa SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusias/bangga pada profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa, tabah ditengah kesulitan.
d. Layanan Perpustakaan
Yaitu proses penyebarluasan segala macam informasi kepada masyarakat luas. Karakteristik layanan yang baik adalah:
1) Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses
2) Akurasi layanan, berkaitan dengan layanan yang meminimalkan kesalahan
3) Kemudahan mendapatkan layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani, fasilitas pendukung seperti computer.
2.2.3. Sistem Layanan Perpustakaan
Sistem layanan merupakan satu sistem yang berhubungan dengan cara
bagaimana perpustakaan meemberikan kesempatan kepada pembacanya untuk
mendekati buku atau mencari informasi. Layanan perpustakaan merupakan salah
satu kegiatan yang pada pelaksanaanya perlu adanya perencanaan dalam
penyelenggaraanya. Layanan perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila
sistem layanan yang digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
Ada dua sistem layanan perpustakan, yakni sistem layanan terbuka (open access)
dan sistem layanan tertutup (close access), kedua sistem layanan ini ada
hubungannya dengan cara bagaimana perpustakaan memberikan kesempatan
kepada pembacanya untuk menemukan bahan pustaka. Masing-masing sistem
tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian.
2.2.3.1. Sistem Layanan Terbuka (Open Access)
Sistem layanan terbuka merupakan bagian dari sistem layanan
perpustakaan. Menurut Darmono (2001 : 139), “sistem layanan terbuka adalah
sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat
memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki
dari jajaran koleksi perpustakaan”. Sedangkan Syihabuddin Qalyubi (2007 : 222),
“sistem terbuka membebaskan pengunjung ke tempat koleksi perpustakaan
menemukan dan mencari bahan pustaka yang diperlukan”. Pengguna diizinkan
langsung ke ruang koleksi perpustakaan, memilih dan mengambil bahan pustaka
yang diinginkan. Ketika bahan tersebut tidak cocok mereka dapat memilih bahan
yang lain yang hamper sama atau bahkan berbeda.
Tujuan sistem layanan terbuka adalah memberikan kesempatan kepada
pengguna untuk mendapatkan koleksi seluas-luasnya, tidak hanya sekedar
membaca-baca di rak, tetapi juga mengetahui berbagai alternatif dari pilihan
koleksi yang ada di rak, yang kira-kira dapat mendukung penelitiannya.
Menurut Darmono (2001 : 139), keuntungan dan kerugian sistem layanan
terbuka antara lain:
Keuntungan sistem layanan terbuka adalah:
1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi
2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika tidak ditemukan. 4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk
mengembalikan bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain.
Kerugian sistem layanan terbuka adalah:
1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan penelusuran, buku yang di ambil dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pengguna secara tidak tepat.
2. Ada kemungkinan buku yang hilang relative lebih besar bila dengan sistem yang bersifat tertutup.
3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa.
4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa sistem layanan
terbuka adalah sistem layanan yang memberikan kebebasan para pengguna untuk
bebas masuk ke tempat penyimpanan atau ke rak-rak buku dan dapat memilih
2.2.3.2. Sistem Layanan Tertutup (Closses Access)
Sistem layanan tertutup merupakan pelayanan yang tidak
memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk keruang koleksi.
Menurut Syihabuddin Qalyubi (2007:223), “yang menyebutkan bahwa di dalam sistem tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak-rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengambilkan bahan pustaka untuk para pengunjung”.
Pendapat di atas hampir sama dengan pemaparan Darmono (2001 : 137)
yang mendefenisikan bahwa “sistem layanan tertutup adalah sistem layanan
perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil
sendiri bahan pustakan di perpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui
petugas perpustakaan, demikian juga pengembalian bahan pustaka yang telah di
pinjamnya”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup
adalah sistem peminjaman koleksi perpustakaan dimana pengguna tidak dapat
masuk ke ruang koleksi jadi peminjaman koleksi dilakukan dengan cara mencari
atau menelusur koleksi yang diinginkan melalui catalog yang disediakan oleh
perpustakaan, kemudia pengguna mencatat nomor panggil (call number) dari
koleksi yang diinginkan untuk diberikan kepada petugas perpustakaan. Lalu
petugas perpustakaan mencari koleksi yang diinginkan pengguna di rak
berdasarkan call number yang diberikan. Setelah koleksi ditemukan, lalu petugas
memberikannya kepada pengguna dan jika koleksi tersebut sesuai dengan yang
diinginkan pengguna, maka pengguna akan meminjam koleksi tersebut untuk
dibaca di tempat atau dibawa pulang. Jadi sistem ini peran catalog sangat penting
untuk membantu pengguna dalam menemukan koleksi yang sesuai dengan
kebutuhannya dengan cepat dan tepat.
Menurut Lasa (2008 : 214), keuntungan dan kerugian sistem layanan
tertutup ini antara lain:
Keuntungan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut : 1. Daya tampung koleksi lebih banyak
2. Sususan buku akan lebih teratur
2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak dikenal pengguna 3. Sering terjadi kesalahpahaman antara petugas dan pengguna.
Sedangkan menurut Syihabuddin Qalyubi (2007 : 223), “kelebihan
sistem tertutup yaitu koleksi akan tetap terjaga kerapiannya dan koleksi yang
hilang dapat diminimalkan”. Selanjutnya kelemahan dari sistem ini antara lain
banyak waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir dan menunggu bagi yang
mengembalikan bahan pustaka serta pengguna tidak dapat browsing.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa sistem layanan
tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan para pengguna
dalam mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan, akan tetapi melalui bantuan
petugas perpustakaan.
2.3. Pelayanan Pengguna Perpustakaan Sekolah
Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah melaksanakan kegiatan
pelayanan pengguna yang berupa layanan bahan pustaka dan menyebarluaskan
informasi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Melalui pelayanan
perpustakaan tersebut pengguna akan memperoleh informasi secara optimal serta
memanfaatkan berbagai sarana penelusuran yang tersedia. Menurut Yusuf (2005 :
69), “pelayanan perpustakaan adalah proses penyebarluasan segala macam
informasi kepada masyarakat luas”. Layanan perpustakaan adalah titik sentral dari
kegiatan perpustakaan, dimana aktivitas layanan perpustakaan berarti penyediaan
bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka memenuhhi kebutuhan
informasi bagi para pengguna perpustakaan. Pelayanan perpustakaan sekolah
bertujuan untuk menyajikan bahan pustaka dan sumber informasi lainnya
terutama kepada guru dan murid guna kegiatan belajar mengajar dan bacaan
hiburan. Menurut Darmono (2001 : 141), jenis layanan perpustakaan sekolah
adalah:
1. Pelayanan peminjaman bahan pustaka (pelayanan sirkulasi) yaitu,
pelayanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam pelayanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.
2. Pelayanan refrensi yaitu, pelayanan yang diberikan oleh
teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.
3. Pelayanan ruang baca yaitu, pelayanan yang diberikan oleh
perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Pelayanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pelayanan
perpustakaan sekolah dapat memotivasi pengguna secara aktif untuk
menggunakan koleksi dan fasilitas yang ada, baik untuk kepentingan proses
belajar mengajar dan lainnya.
2.3.1. Layanan (Sirkulasi)
Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “Circulation”
Menurut Rahayuningsih (2007 : 95) definisi pelayanan sirkulasi adalah,
“layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan
perpanjangan koleksi”. Namun layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya
sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi saja,
melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan
penguna melalui jasa sirkulasi.
yang berarti
perputaran, peredaran. Pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh hamper semua perpustakaan, karena layanan ini adalah tempat masuk dan
keluarnya bahan pustaka.
Sedangkan Darmono (2001 : 141) menyatakan bahwa, “pelayanan
sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan
pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam layanan ini biasanya digunakan
system tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi
perpustakaan.”
Pelayanan sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut peredaran
bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Pada pelayanan sirkulasi ini
dilakukan proses peminjaman bahan pustaka yang boleh dipinjam, penentuan
jangka waktu peminjaman, pengembalian bahan pustaka yang dipinjam dan
Menurut Soedibyo (2005 : 190), fungsi pelayanan sirkulasi adalah :
1. Melayani pendaftaran anggota.
2. Melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku.
3. Menarik denda bagi anggota yang terlambat dalam mengembalikan buku-buku pinjaman.
4. Penagihan buku-buku.
5. Memberikan surat keterangan bebas pinjam. 6. Membuat laporan harian.
7. Bertanggung jawab atas kerapian buku-buku di rak.
Agar fungsi pelayanan sirkulasi dapat tercapai secara maksimal maka
perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Adanya iklim yang kondusif untuk menciptakan minat baca, gairah membaca, dan kebiasaan membaca.
2. Tersedianya koleksi yang sesuai dengan kebutuhan dan selera pengguna perpustakaan.
3. Perpustakaan diselenggarakan dengan teratur diorganisir secara baik, artinya perpustakaan dikelola dengan baik dan bertumpu pada manajemen penyelenggaraan perpustakaan serta adanya tertib administrasi.
4. Pemakai mengetahui cara-cara pemanfaatan perpustakaan dengan baik, untuk menunjang ini perpustakaan perlu membuat rambu-rambu yang dapat menuntun pemakai untuk menarik dan menemukan informasi di perpustakaan.
5. Adanya pustakawan atau tenaga perpustakaan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan bidang kepustakawanan yang memadai. Darmono (2001 : 136)
Utuk dapat melaksanakan fungsinya denga baik, bagian layanan sirkulasi
mempunyai tugas melayani pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal
berikut ini :
1. Pengawasan pintu masuk dan keluar perpustakaan
2. Pendaftaran anggota perpustakaan, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustkaan
3. Peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan waktu bahan peminjaman
4. Pengurusan keterlambatan pengembalian koleksi yang dipinjam, seperti denda
5. Pengeluaran surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya dan surat bebas pustaka
6. Penugasan yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak
7. Pertanggungjawaban atas segala berkas peminjaman
mengundurkan diri, pengunjung perpustakaan, statistik peminjam, statistik jumlah buku yang dipinjam, statistik peminjaman buku berdasarkan subjek, dan jumlah buku yang masuk daftar tendon
9. Penugasan lainnya, terutama yang berkaitan dengan peminjaman. Qalyubi (2007 : 221)
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa layanan sirkulasi
perpustakaan bukan hanya sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian, dan
perpanjangan koleksi saja, melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses
pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi. Hal ini karena bagian
layanan sirkulasi masih memiliki tugas untuk penagihan koleksi yang belum
dikembalikan, penagihan denda, memberikan surat bebas perpustakaan, mencatat
jumlah pengunjung dan peminjam.
Kegiatan kerja pelayanan sirkulasi pada perpustakaan secara umum
terdiri dari beberapa bidang kegiatan kerja. Kegiatan tersebut saling berkaitan satu
dengan yang lain. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 98), proses pelayanan
sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Keanggotaan
Keanggotaan perpustakaan sangat perlu untuk mempermudahkan pengguna dalam meminjam koleksi perputsakaan. Untuk pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Pada perpustakaan tertentu ada punggutan uang pendaftaran dan ada pula yang tidak, menyerahkan foto diri serta foto kopi tanda pengenal, semua ini diperlukan untuk mengenal jati diri anggota.
Menurut Sutarno, N.S (2003 : 98), kegunaan dari pada pendaftaran anggota adalah:
a.Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggung jawab untuk mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak pembaca yang lain, yang memungkinkan ingin mempergunakan dengan baik.
b. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya.
c.Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui jumlah buku yang dipinjam oleh para pembaca.
d. Mengetahui golongan peminjaman untuk mengetahui pula kebutuhan mereka, selera yang sesuai dapat dipergunakan sebagai data perbandingan dengan perpustakaan lain, kemudian meningkatkannya.
Untuk pendaftaran anggota diperlukan formulir pendaftaran untuk diisi oleh calon anggota yang berisi keterangan tentang data pribadi anggota.
Peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada bagian layanan sirkulasi. Layanan ini hanya terbuka bagi pengguna perpustakan yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Sesuai yang tercantum dalam Buku Pedoman Umum Pengolahan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000 : 36), langkah-langkah peminjaman pustaka sebagai berikut:
a.Peminjam menunjukkan kartu anggota yang masih berlaku. b. Petugas mencatat :
• Nomor atau nama anggota yang bersangkutan.
• Tanggal kembali pada kartu buku.
• Tanggal kembali pada lembaran tanggal kembali (date due slip) untuk mengingatkan peminjam waktu penggembalian buku.
• Nomor panggil buku(call number) dan tanggal kembali buku pada kartu induk peminjaman anggota bersangkutan, bila menggunakan sistem kartu besar.
c.Peminjam menanda tangani kartu buku. d. Buku diserahkan kepada peminjam.
e.Petugas menyusun kartu buku pada kotak kartu buku berdasarkan tanggal kembali.
f.Petugas menyusun kartu induk peminjaman berdasarkan nomor urut kartu anggota atau abjad nama peminjam pada sistem buku besar.
3. Pengembalian
Pelayanan pengembalian pada perpustakaan, bagian ini sering dijadikan satu dengan bagian peminjaman. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 81), langkah kerja yang dilakukan oleh perpustakaan dalam prosedur pengembalian bahan perpustakaan adalah:
a.Memeriksa keutuhan buku dan tanggal kembali pada lembar tanggal kembali setelah pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang akan dikembalikan.
b. Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali.
c.Mengambil kartu pinjaman dari kotak kartu pinjaman berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku.
d. Membubuhkan stempel tanda “kembali” pada kartu buku, lembar tanggal kembali, dan kartu pinjaman.
e.Mengembalikan kartu buku pada kantong buku.
f.Mengembalikan kartu pinjam kedalam kotak kartu buku.
g. Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan ke dalam rak.
h. Memilih buku:
• Yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada suatu tempat untuk dikirim ke unit perawatan.
• Yang rusak tidak dapat diperbaiki diletakkan pada tempat lain untuk disiangi.
Perpanjangan waktu peminjaman tergantung kepada kebijakan perpustakaan, ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan sebanyak dua kali saja dan juga hanya memberikan satu kali saja. Sjahrial Pamuntjak dalam Buku Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan (2004 : 24), prosedur perpanjangan masa pinjam adalah sebagai berikut:
a.Pengguna membawa buku yang dipinjam ke meja layanan. b. Petugas memeriksa formulir penempahan.
c.Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru pada kartu pinjam dan kartu buku.
d. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin perpanjangan
5. Penagihan
Menurut Pamuntjak (2004 : 83), prosedur penagihan berlangsung sebagai berikut :
a.Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan;pekerjaan ini harus dilakukan setiap hari.
b. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua; lembar pertama dikirimkan kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan sebagai pertinggal.
c.Bila bahan pustaka dikembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan proses pengembalian.
6. Sanksi
Menurut Sjahrial Pamuntjak (2004 : 83-84) dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, “sanksi yang diberikan bergantung kepada bobot pelanggaran, sanksi yang lazim dikenakan kepada pengguna ada tiga macam:
a.Denda.
b. Sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan perpustakaan dalam waktu tertentu.
c.Sanksi akademik, berupa pembatalan hak dalam kegiatan belajar-mengajar
Dengan adanya sanksi dimaksudkan untuk menanamkan disiplin bagi para pembaca dan petugas perpustakaan agar peredaran buku dapat dilakukan seadil-adilnya diantara para pembaca, terutama kalau koleksi perpustakaan terbatas.
7. Memberikan keterangan bebas/bersih pinjaman
Bebas pinjaman adalah salah satu kegiatan pada pelayanan sirkulasi, yang memberi keterangan tanda bukti tidak lagi mempunyai pinjaman diperpustakaan. Keterangan bebas tagihan berfungsi untuk mencegah kemungkinan kehilangan bahan pustaka. Menurut Sjahrial Pamuntjak (2004 : 83-84) dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, “pemberian surat keterangan bebas pinjaman dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
b. Petugas mengambil kartu pinjaman berdasarkan nomor anggota yang tertera pada tanda pengenal.
Dengan adanya pelayanan sirkulasi maka pemanfaatan koleksi dapat
secara efektif, pengawasan terhadap bahan pustaka akan mudah dilakukan dan
koleksi perpustakaan akan lebih terjaga karena diketahui siapa peminjam koleksi,
waktu pengembalian yang jelas dan
pelanggaran dapat diketahui dengan segera.
2.3.2. Layanan Referensi
Secara etimologis referensi diambilkan dari bahasa inggris to-refer yang
artinya menunjukkan atau merujuk kepada suatu koleksi yang dapat menajawab
pertanyaan yang disampaikan oleh pemakai perpustakaan (Qalyubi, 2007 : 225),
“Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan unutk
koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku
tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat.” Definisi buku referensi
menurut Widjajanti (2009 : 249), “adalah buku yang isis dan penyajiannya dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan budaya secara dalam dan luas.” Maka koleksi ini tidak boleh dibawa pulang
oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.
Ada persamaan pendapat di atas dengan pernyataan Rahayuningsih (2007
: 103) yang menyatakan bahwa, “layanan referensi adalah suatu kegiatan untuk
membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan
cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta
memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi.” Tidak
jauh berbeda dengan pendapat Pawit M. Yusuf (2005 : 76), “yang termasuk ke
dalam jenis pelayanan referensi di perpustakaan sekolah misalnya, hanya berupa
menjawab pertanyaan para guru dan siswa dalam kaitannya dengan masalah
pendidikan dan informasi yang disediakan oleh perpustakaan.”
Menurut Lasa, H.S (2000 : 34), tujuan pelayanan referensi adalah sebagai
berikut:
b. Memilih sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu.
c. Memberikan pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan pengguna dalam suatu topic, subjek karena penjelasan suatu masalah diberikan oleh beberapa sumber dengan gaya yang berbeda.
d. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
e. Terciptanya efisiensi tenaga, biaya dan waktu.
Sedangkan dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman
(2004 : 87), setiap jenis koleksi referensi dapat dibedakan menurut sifat
informasinya yaitu :
1. Kamus
Merupakan bahan referensi yang berisi daftar kata-kata terpilih dari satu bahasa yang disusun menurut abjad setiap kata disertai dengan penjelasan mengenai artinya, cara mengucapkannya, ejaannya, cara memakainya, asal katanya dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan kata-kata tersebut.
2. Ensiklopedi
Bahan rujukan yang berisi uraian mengenai siapa, apa, bilamana, untuk apa, bagaimana, mengapa, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin ada dalam benak pengguna.
3. Buku Tahunan (Almanak)
Memuat ringkasan data mengenai Negara, orang berprestasi dalam berbagai kegiatan, kejadian penting, dan sebagainya yang terjadi dalam jangka waktu satu dua tahun yang disertai dengan statistic.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi-koleksi rujukan
tersebut atau sejenisnya sebaiknya tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang tetapi
hanya dibaca ditempat atau di foto kopi karena untuk keperluan rujukan dan tidak
perlu dibaca secara keseluruhan.
2.3.3. Bimbingan Membaca
Salah satu kegiatan yang dilakukan perpustakaan sekolah adalah dengan
memberikan bimbingan membaca. Menurut Sudarsana dan Bastiano (2010 : 364),
“bimbingan membaca sangat penting dalam penyelenggaraan kegiatan di
perpustakaan.” Bimbingan membaca memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi
utama bimbingan membaca adalah menolong pemakai untuk menafsirkan apa
yang dibacanya dan bagaimana reaksi mereka terhadap bacaan tersebut. Pengguna
apa yang dibacanya dan diberi kebebasan untuk memilih pengertian dan
ekspresinya sendiri.
Dasar dari bimbingan membaca adalah pengetahuan pemakai secara
individual, minat, kebutuhan, kemampuan dan pengetahuannya terhadap materi
bacaan itu sendiri. Oleh karena itu, materi bacaan harus bervariasi baik bentuk
maupun isi materi bacaan.
Menurut Sutarno (2006 : 95), “suatu kegiatan yang bermaksud
memberikan panduan, penjelasan tentang pengguna perpustakaan kepada
sekelompok pengguna baru perpustakaan. Hal itu dilakukan agar:
a. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan system yang diberlakukan di perpustakaan tersebut
b. Menggunakan sarana temu balik informasi yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu catalog dan petunjuk yang lain.
c. Dengan cepat dan tepat menemukan apa yang di perlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan
Sedangkan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman
(2004 : 95) dinyatakan bahwa “bimbingan pengguna adalah kegiatan
membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna atau calon pengguna
agar mampu memanfaatkan kemudahan pelayanan perpustakaan dengan efektif
dan efisien”.
Selanjutnya dalam buku tersebut di atas dinyatakan bahwa tujuan
bimbingan pengguna adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri
2. Membekali pengguna dengan tehnik yang memadai dan sesuai untk menemukan subjek tertentu
3. Meningkatkan pemanfaatan sumber informasi dan pelayanan pustaka 4. Mempromosikan layanan perpustakaan
5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Petugas harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal
2. Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna
4. Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu
Bimbingan membaca bagi siswa sekolah merupakan cara memperkenalkan
perpustakaan dengan metode literasi. Guided reading (Bimbingan membaca)
adalah memberi bimbingan memilih bacaan yang sesuai, cara teknik membaca
yang efektis agar isi bacaan cepat dapat dimengerti, cara memegang buku dan
sebagainya.
Dari uraian di atas yang dimaksud dengan pelayanan perpustakaan adalah
pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkannya antara lain pelayanan pengguna,
pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi dan pelayanan bimbingan membaca.
2.4. Pemanfaatan Perpustakaan
Pemanfaatan merupakan salah satu bentuk usaha penggunaan fasilitas
sarana dan prasarana yang ada. Menurut Sutarno (2006 : 215), “pemberdayaan
atau pendayagunaan perpustakaan adalah suatu upaya bagaimana memanfaatkan
perpustakaan dan segala fasilitas yang tersedia, baik oleh penyelenggara maupun
oleh pemakaiannya secara maksimal atau optimal.”
Sedangkan menurut Purwako (2007: 2) bahwa ”Pemanfaat pelayanan
perpustakaan adalah memberikan bantuan kepada pembaca untuk memperoleh
bahan pustaka/informasi sesuai kebutuhannya”.
Hal ini dapat diartikan bahwa pemanfaatan layanan perpustakaan adalah
suatu proses pendayagunaan layanan yang tersedia di perpustakaan oleh pengguna
dimana dimana ada suatu kebutuhan dan minat pengguna dalam pemanfaatan
perpustakaan.
Sasaran atau target dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah pengguna
perpustakaan atau biasa disebut pemustaka. Jumlah pemustaka yang
memanfaatkan layanan perpustakaan merupakan salah satu tolok ukur untuk
mengetahui perpustakaan tersebut berhasil atau tidak dalam memberikan layanan
informasi. Perpustakaan yang banyak dikunjungi dan dimanfaatkan seluruh
fasilitas dan layanan penggunanya, maka dapat dikatakan perpustakaan telah
Menurut Sutarno (2006 : 123) pengguna ingin memanfaatkan
perpustakaan adalah jika mereka:
1. Tahu arti dan manfaatnya
2. Mereka membutuhkan sesuatu di perpustakaan 3. Tertarik dengan perpustakaan
4. Merasa senang dengan perpustakaan 5. Dilayani dengan baik
Sedangkan Handoko yang dikutip oleh Handayani (2007 : 28),
menyatakan bahwa dari segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka di
perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi: 1. Kebutuhan
Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi
2. Motif
Motif merupakan suatu yang melingkupi semua penggerak, alas an atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu
3. Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Faktor eksternal meliputi:
1. Kelengkapan koleksi
Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh mahasiswa
2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna
Keterampilan pustakawan dalam melayani mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka member layanan
3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.
Untuk mencapai pemanfaatan perpustakaan secara maksimal perlu dilakukan
suatu kegiatan pembinaan pengguna agar membantu penggunaan memanfaatkan
setiap layanan. Mufid (2008: 2) yang dikutip oleh Wilson menyatakan bahwa:
Salah satu cara optimalisasi pemanfaatan layanan di perpustakaan adalah melalui pendidikan pemakaian, pendidikan pemakaian adalah mendidik pemakai perpustakaan apakah itu mahasiswa, staf dan anggota masyarakat umum, tentang bagaimana memanfaatkan perpustakaan dan layanan – layanannya.
Sehubungan dengan hal di atas Sutarno (2003: 112) mengemukakan bahwa
pembinaan masyarakat pemakaian dapat dilakukan dengan cara:
2. Memberitahukan pendidikan pemakai yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk beluk perpustakaan, cara menjadi anggota. Persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi, masyarakat didalam perpustakaan. Semua ini dikerjakan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan secara cepat dan tepat tanpa mengalami kesulitan.
3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan yakni dengan cara:
• Membuat papan nama dan papan petunjuk perpustakaan
• Mengadakan kegiatan yang melibatkan anggota perpustakaan
• Membuat sarana publikasi melalui media cetak dan elektronika
• Mengadakan pameranan perpustakaan
• Mengadakan pertemuan atau forum ilmiah
• Mengundang para tokoh , pakar, figure public ke perpustakaan
• Mengadakan berbagai perlombaan dengan hadiah piagam, piala dan penghargaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan masyarakat mencapai
pemanfaatan perpustakaan yang maksimal dilakukan dengan cara melaksanakan
bimbingan pemakaian dengan menuntut dan mengarahkan pengguna,
memberitahukan pendidikan pemakai dengan memberikan pengetahuan dan
keterampilan pemakai, selanjutnaya melakukan sosialisasi, publikasi, dan promosi
perpustakaan.
2.4.1. Tujuan Pemanfaatan
Dalam memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan selalu
memberikan pelayanan yang maksimal agar pengguna perpustakaan dapat
memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan, dengan baik hal ini
sesuai dengan tujuan perpustakaan yang memenuhi kebutuhan informasi
pengguna. Sebagai pusat pemanfaatan informasi, perpustakaan harus mampu
menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan
perpustakaan dapat tercapai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 :
1216), “tujuan bermakna arahan, haluan (jurusan), yang dituju, maksud, tuntutan
(yang dituntut)”. Sedangkan menurut Salim (2002 : 928), “pengertian
pemanfaatan sebagai proses, cara atau perbuatan pemanfaatan.”
lain, maka hanya bersifat sementara/spontan. Sedangkan yang diharapkan adalah kunjungan rutin sebagai suatu kegemaran, kebiasaan, dan keperluan yang berkaitan dengan perpustakaan.
Dari pendapat di atas jelas bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi
pengguna. Perpustakaan haruslah berorientasi pada kegemaran, kebiasaan dan
kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.
Tujuan pemanfaatan perpustakaan menurut Soedibyo (1987 : 71) adalah :
1. Keperluan tugas sekolah
2. Tugas studi yang dilakukan di sekolahnya 3. Tugas reseach dan
4. Recreational readings
Berdasarkan tujuan di atas diketahui bahwa banyak tujuan kunjungan ke
perpustakaan dimana keperluan setiap pengguna berbeda – beda, untuk siswa
tujuannya adalah untuk keperluan tugas sekolah, untuk pemenuhan tugas, untuk
tugas penelitian, dan Recreational Reading.
2.4.2. Frekuensi Pemanfaatan
Dalam upaya agar pengguna teratur dan terus-menerus memanfaatkan
perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal ini informasi yang
tersedia harus dapat menarik minat pengguna sehingga frekuensi pemanfaatan
perpustakaan semakin meningkat. Setiap perpustakaan mempunyai pengunjung,
anggota dan pemakai perpustakaan. Oleh karena itu, kehadiran pengguna
perpustakaan menjadi salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Semakin baik
perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan penggunanya maka semakin sering
pengguna tersebut datang ke perpustakaan karena mereka merasa informasi yang
mereka butuhkan tersedia pada perpustakaan tersebut. Sehubungan dengan hal di
atas, Salim (2002 : 425) menyatakan bahwa “frekuensi adalah sejumlah
pengulangan kejadian tertentu yang teratur”.
Setiap pengguna perpustakaan pasti memiliki frekuensi kunjungan yang
berbeda-beda dalam memanfaatkan layanan perpustakaan. Seperti halnya yang
kita ketahui bahwa perpustakaan yang berhasil adalah perpustakaan yang
dikunjungi oleh penggunanya. Jadi agar dapat dimanfaatkan dan dikunjungi
dengan baik, perpustakaan haruslah menyediakan fasilitas dan layanan yang baik
Jadi jelas bahwa keseringan pemanfaatan merupakan suatu rutinitas
pengguna perpustakaan, dimana frekuensi pemanfaatan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan pengguna sehingga frekuensi pemanfaatan dapat menjadi tolak
ukur pemanfaatan perpustakaan.
Dari uraian di atas yang dimaksud dengan pemanfaatan perpustakaan
adalah proses atau cara, perbuatan untuk menggunakan semua layanan dan
fasilitas yang tersedia di perpustakaan. Indikator dari variabel ini adalah tujuan