• Tidak ada hasil yang ditemukan

iero poin 2017 final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "iero poin 2017 final"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Macroeconomic Dashboard

(2)

Kata Pengantar

Selamat membaca

Muhammad Edhie Purnawan

Head of Researcher

Macroeconomic Dashboard

Selamat datang di IERO edisi ke-2 tahun 2017. Kali ini, kami

mengangkat tema Ekonomi Indonesia dalam Konigurasi

G20. Peningkatan daya saing Indonesia serta performa jangka

panjangnya di kancah global membuat kami tertarik untuk

mengangkat topik ini.

IERO terbagi ke dalam sembilan bagian. Pada bagian pertama

hingga bagian keenam akan disajikan

review

perekonomian

Indonesia dalam tiga bulan terakhir. Bagian ketujuh akan

membahas perkembangan ekonomi global dan perkembangan

komoditas. Pada bagian kedelapan, redaksi akan membahas

proyeksi dan prospek perekonomian Indonesia secara khusus

dalam GAMA Leading Economic Indicator (GAMA LEI), yang

merupakan instrumen proyeksi perekonomian satu kuartal

ke depan yang dikembangkan secara autentik oleh tim Macroeconomic Dashboard yang

masih terus mengalami penyerpurnaan seiring waktu. Pada bagian kesembilan, redaksi

akan menyajikan dua artikel opini dari mahasiswa dan dosen Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, masing-masing adalah “Agenda KTT-G20 Hamburg dan

Indonesia” dan “Fobia Utang sebagai Penghambat Pembangunan Infrastruktur.”

(3)

DAFTAR ISI

1

2

2

4

5

5

6

7

9

9

11

11

12

13

14

14

16

16

16

17

17

21

22

Ringkasan Eksekutif

...

A. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI DAN FISKAL

...

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berangsur naik di awal tahun 2017...

2. Rancangan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2017...

B. SEKTOR MONETER DAN PASAR FINANSIAL

...

1. Bank Indonesia bersikap konservatif atas outlook perekonomian domestik,

sentimen positif global dan domestik menopang perkembangan pasar modal...

2. Kurs rupiah melanjutkan apresiasi, cadangan devisa membaik...

3. Utang luar negeri swasta meningkat, indikator utang dan persepsi risiko Indonesia

membaik...

C. SEKTOR PERBANKAN

...

1. Daya Tahan Sistem Perbankan masih aman terkendali...

D. INFLASI DAN KEMISKINAN

...

1. Inlasi Tahunan per Juni 2017 meningkat...

2. Inlasi Regional...

3. Kondisi Kemiskinan Membaik...

E. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

...

1. Neraca Pembayaran Indonesia relatif dalam kondisi stabil...

F. EXCHANGE MARKET PRESSURE INDEX (EMPI)

...

1. Tekanan pada pasar valuta asing cenderung meningkat pada Juni 2017...

2. Tekanan di Sektor Perbankan Indonesia Meningkat...

G. PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN PASAR KOMODITAS

...

1. Secara umum baik negara maju maupun negara berkembang tumbuh lebih lambat

dibandingkan tahun 2015...

H. GAMA LEADING ECONOMIC INDICATOR (GAMA LEI)

...

(4)

DAFTAR ISTILAH

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan

Bank Indonesia

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Bank Pembangunan Daerah Banking Pressure Index basis points

Bank Umum Swasta Nasional Capital Adequacy Ratio Credit Default Swap

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko

Dana Pihak Ketiga Debt-Service Ratio European Central Bank

Exchange Market Pressure Index Efective Yield Index

Federal Open Market Committee Financial Stability Index

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia

Gadjah Mada Leading Economic Indicator

Indonesian Bond Pricing Agency Indonesia Crude Price

Inter Dealer Market Agency Indonesian Rupiah

Indonesian Global Bond Clean Price Index

Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Penjualan Riil Indeks Tendensi Bisnis Indeks Tendensi Konsumen

Jakarta Interbank Ofer Rate

Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Kredit Konsumsi

Kredit Modal Kerja Liquidity Assets Ratio Loan to Deposit Ratio

Lembaga Non-proit Pembantu Rumah

Tangga

Organization of The Petroleum Exporting Countries

Produk Domestik Bruto

Pembentukan Modal Total Bruto Penerimaan Negara Bukan Pajak percentage point

Pasar Uang Antar Bank quarter to quarter

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Real Efective Exchange Rate

Right Hand Side (Sumbu vertikal kanan) Return On Asset

Sertiikat Bank Indonesia

Surat Berharga Negara Surat Perbendaharaan Negara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Utang Luar Negeri

(5)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Ekonomi Indonesia Kuartal-I 2017 tumbuh 5,01 persen secara year on year—lebih tinggi dibandingkan

Kuartal- IV 2016 sebelumnya (4,94 persen) maupun Kuartal-I 2016 (4,92 persen). Sektor jasa tumbuh tertinggi

dengan capaian tumbuh 5,49 persen. Didukung oleh kondusiitas iklim dan musim panen yang tepat waktu,

sektor primer secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan tertinggi selama kurun waktu 3 tahun terakhir

dengan capaian tumbuh sebesar 4 persen yoy.

Secara akumulatif, belanja rumah tangga dan LNPRT masih akan mendominasi perekonomian domestik,

sebagaimana diindikasikan oleh optimisme konsumen terhadap pasar yang terpantau terus menguat.

Indikator-indikator penjualan per Juni 2017 tercatat melemah karena jumlah hari kerja yang terpantau

pendek—hanya 20 hari—akibat musim libur lebaran 2017. Di sisi lain, statistik kemiskinan menunjukkan

perbaikan dengan tingkat kemiskinan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan September maupun

Maret 2016.

Menjelang pertengahan tahun 2017, RAPBN-P 2017 sudah memasuki tahap ratiikasi. Perubahan

asumsi ekonomi makro memprediksikan prospek ekonomi yang lebih baik selama satu semester ke depan.

RAPBN-P 2017 dirancang lebih attainable dengan adanya rasionalisasi pada komponen pendapatan negara

dan peningkatan target belanja. Sebagai implikasinya, pagu deisit anggaran melebar hingga 2,92 persen

terhadap PDB.

Sementara itu, kondisi sektor keuangan dan perbankan secara umum terpantau masih aman. Berkat

sentimen positif, pasar saham Indonesia melanjutkan tren penguatan sejak awal tahun 2017, ditunjukkan

oleh nilai IHSG yang bertengger pada posisi 5.829 poin. Di sisi lain, pertumbuhan aset bank umum per Mei

2017 terpantau meningkat dibanding bulan sebelumnya. Rasio kecukupan modal (CAR) terpantau meningkat

tipis sementara rasio kredit macet (NPL) terlihat stabil.

Di sisi eksternal, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia

naik 5,6 persen secara year on year

—dimotori oleh peningkatan signiikan pada ULN sektor swasta. Berdasrkan

jangka waktunya, ULN jangka panjang masih mendominasi struktur utang Indonesia, dengan proporsi 83

persen terhadap ULN total. Meski begitu, debt-to-service ratio (DSR) Indonesia turun 16,37 persen—suatu

indikasi naiknya solvabilitas nasional. Sementara itu, indeks harga komoditas global turun 3,39 persen m-t-m,

sedangkan harga minyak mentah jenis WTI turun pascapeningkatan volume produksi di Amerika Serikat.

Perekonomian global terpantau relatif stabil. Negara-negara maju tumbuh relatif stabil—Amerika

Serikat tumbuh 2,1 persen sementara Uni Eropa tumbuh 2,06 persen per Kuartal-I 2017. Di sisi lain,

Negara-negara bherkembang menunjukkan performa yang baik dengan pertumbuhan Kuartal-I 2017 yang relatif

tinggi.

Baik EMPI dan BPI menunjukkan sinyalemen peningkatan tekanan di pasar valuta asing dan sektor

perbankan Indonesia. Per Juni 2017, nilai EMPI dan nilai BPI sama-sama memburuk. Empi naik 6,51 basis poin

ke level 42,66 skala poin, sedangkan BPI formula EMPi dan FSI masing-masing turun (mendekati ambang

kritis) akibat naiknya rasio kredit macet yang dibarengi oleh turunnya rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio

aset lancar (LAR).

(6)

A. PERKEmbANGAN PEREKoNomIAN DAN FISKAL

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berangsur naik di awal tahun 2017

Gambar 1 Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, 2014 – 2017

Perekonomian Indonesia tumbuh lebih tinggi di Kuartal-I 2017

Catatan:

Sektor Primer: (1) Pertanian Kehutanan dan Perikanan; (2) Pertambangan dan Penggalian

Sektor Industri: Industri Pengolahan

Sektor Jasa: (1) Pengadaan Listrik dan Gas; (2) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; (3) Konstruksi; (4) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; (5) Transportasi dan Pergudangan; (6) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; (7) Informasi dan Komunikasi; (8) Jasa Keuangan dan Asuransi; (9) Real Estat; (10) Jasa Perusahaan; (11) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; (12) Jasa Pendidikan; (13) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; (14) Jasa Lainnya.

Sumber: BPS dan CEIC (2017)

Per akhir Kuartal-I 2017, perekonomian Indonesia tercatat tumbuh 5,01 persen secara year on year terhadap Kuartal-I 2016.

■ Capaian pertumbuhan pada kuartal ini lebih tinggi 0,07 persen dibandingkan dengan capaian pertumbuhan di kuartal-IV 2016 (4,94 persen) maupun di kuartal-I 2016 (5,17 persen).

■ Meneruskan tren sebelumnya, sektor jasa tumbuh tertinggi dibandingkan sektor lainnya dengan capaian tumbuh sebesar 5,49 persen.

■ Sektor primer secara keseluruhan menunjukkan performa terbaik selama kurun waktu 3 tahun terakhir dengan capaian pertumbuhan sebesar 4 persen yoy.

Secara umum, seluruh sektor mengalami percepatan pertumbuhan.

■ Seluruh sektor tercatat mengalami pertumbuhan positif, kecuali subsektor pertambangan dan penggalian yang mencatatkan kontraksi sebesar 0,49 persen year on year.

■ Akan tetapi, bila subsektor agrikultur dan subsektor pertambangan dan penggalian dipisahkan, tampak bahwa subsektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif di Kuartal-I 2017. Hal ini salah satunya dipicu oleh turunnya volume produksi tambang harian nasional serta turunnya produksi tembaga dan emas PT. Freeport Indonesia dan PT. Newmont.

■ Di sisi lain, melesatnya pertumbuhan subsektor pertanian kuartal ini ikut didorong oleh 1) curah hujan yang memadai selama akhir 2016, dan 2) awal musim panen yang dimulai tepat waktu per Maret 2017.

■ Sirkumstansi ini kontras dengan siklus panen tahun 2016 yang tertunda akibat gelombang El Nino yang menjadikan musim kemarau 1 hingga 2 bulan lebih panjang dari kondisi normal.

Gambar 2 Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran, 2015 – 2017

Belanja pemerintah tidak lagi terkontraksi, kinerja ekpor-impor masih lesu di awal tahun

Sumber: BPS dan CEIC (2017)

Ditinjau dari sisi pengeluaran, beberapa pos belanja mengalami penurunan pertumbuhan.

■ Pertumbuhan pos belanja rumah tangga melambat 0.06 dan percentage point, sementara ekspor mencatatkan kontraksi lebih dalam hingga ke level 3.52 persen.

■ Di sisi lain, belanja pemerintah di awal 2017 ini tidak lagi tumbuh negatif, dikarenakan upaya penyerapan anggaran yang gencar di awal tahun.

■ Ini kontras dengan pertumbuhan negatif belanja pemerintah

selama paruh akhir 2016 guna mencegah deisit yang lebih

dalam.

Sedangkan secara kuartalan, perekonomian Indonesia turun sebesar 0,34 persen.

(7)

Gambar 3 Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini, dan Indeks Ekspektasi Konsumen, Juni 2012–Juni 2017

Sentimen konsumen masih berada pada level optimis

Sumber: Bank Indonesia & CEIC (2017) Per Juni 2017, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat

masih berada di dalam level optimis (122,4).

■ Meskipun turun 3,5 poin dibandingkan Mei 2017, hasil survei tetap mengindikasikan membaiknya penghasilan yang diperoleh masyarakat. Hal ini salah satunya didorong oleh adanya Tunjangan Hari Raya (THR) serta bonus yang diperoleh seiring musim libur Hari Raya Idul Fitri 2017.

■ Di sisi lain, persepsi konsumen akan kondisi perekonomian saat ini tercatat melemah dibanding bulan sebelumnya— sebagaimana ditunjukkan oleh turunnya Indeks Kondisi Ekonomi Saati Ini (IKE) ke level 113,70 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) ke level 131,00. Melemahnya persepsi konsumen ini didorong oleh turunnya ketersediaan lapangan pekerjaan.

Gambar 4 Indeks Penjualan Eceran Riil, Juni 2012‒Juni 2017

Penjualan eceran riil meningkat selama musim lebaran

Sumber: Bank Indonesia & CEIC (2017)

Pada Juni 2017, Indeks Penjualan Eceran Riil tumbuh signiikan

secara m-t-m sebesar 8,87 persen ke level 233.3 poin.

■ Peningkatan penjualan ritel terjadi baik pada kelompok komoditas makanan maupun non makanan. Ini sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat selama Bulan Ramadhan (pertengahan Mei sampai dengan akhir Juni) dan musim libur lebaran.

■ Secara year on year, Indeks Penjualan Eceran tumbuh 9,33 persen dibandingkan Juni 2016—lebih tinggi 5,00 percentage point dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2017.

■ Pada Kuartal-II 2017, rata-rata nilai Indeks (selama Oktober hingga Desember) berada pada level 218.033 poin— lebih tinggi 15.27 basis poin dibandingkan Kuartal-I 2017 (2012.77).

■ Di sisi lain, rata-rata pertumbuhan bulanan selama Kuartal-II 2017 sebesar 4.62 persen—berbalik dari rata-rata pertumbuhan negatif pada Kuartal-I 2017 (-2.11).

Gambar 5 Penjualan Motor, Mobil, dan Semen, Juni 2012 – Juni 2017

Seluruh indikator penjualan turun signiikan

Sumber: Astra International, GAIKINDO, Asosiasi Semen Indonesia (2017) Per Juni 2017, seluruh indikator penjualan tercatat turun 28 –

29 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

■ Di bulan tersebut, penjualan motor domestik berkurang lebih dari 150.000 unit, sementara penjualan mobil turun hingga 27.000 unit. Di sisi lain, penjualan semen menyusut hingga 1,7 juta ton.

■ Faktor utama melemahnya angka penjualan ini adalah pendeknya hari kerja selama bulan Juni 2017 akibat musim libur lebaran—hanya 20 hari.

■ Selain itu, ada pula kecenderungan peningkatan rata-rata proporsi pengeluaran sebagian besar masyarakat untuk kelompok barang makanan selama bulan Mei hingga Juni yang diakibatkan naiknya harga bahan-bahan makanan pokok.

Meski begitu, catatan kontraksi indikator penjualan saat musim libur lebaran kali ini tidak sedalam tahun 2016 lalu.

■ Pada musim libur lebaran sebelumnya (Juli 2016), angka penjualan motor dan mobil masing-masing sempat melebihi 31 dan 41 persen.

(8)

2. Rancangan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2017

Tabel 1 Perbandingan Asumsi Dasar Ekonomi Makro pada APBN dan RAPBN-P 2017

Beberapa asumsi makro mengalami perubahan

Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2017)

Pada Rancangan APBN Perubahan 2017, perubahan asumsi pada beberapa indikator makro mengindikasikan prospek ekonomi yang lebih baik selama paruh akhir tahun ini.

■ Asumsi pertumbuhan ekonomi dinaikkan 0.1 percentage point menjadi 5.2 persen secara year on year pada RAPBN-P 2017.

■ Ketetapan ini didasarkan pada kuatnya konsumsi rumah tangga dan konsumsi LNPRT yang menunjukkan tren peningkatan sejak awal 2016, kinerja ekspor, serta peningkatan belanja infrastruktur sepanjang semester-II 2017 nanti.

■ Timbul peluang akan kenaikan ketersediaan pendanaan domestik yang bersumber dari dana repatriasi hasil tax amnesty yang berakhir Maret 2017 lalu.

■ Aliran dana investasi asing juga diproyeksikan akan meningkat seiring dengan naiknya rating investasi oleh Standard & Poor (S&P).

■ Asumsi tingkat inlasi ditingkatkan 0.3 percentage point ke level 4.3 persen, sedangkan kurs diasumsikan terdepresiasi hingga ke level 13.400 rupiah per USD.

■ Naiknya inlasi diperkirakan ikut dipengaruhi oleh tren

kenaikan harga minyak dunia.

■ Prakiraan depresiasi kurs ini merupakan hasil pertimbangan potensi risiko terkait rencana kebijakan The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan seiring dengan upaya proteksi perdagangannya.

■ Terakhir, tingkat bunga rata-rata SPN 3 bulan turun 0.1 pp

ke 5.2 persen—berpeluang menurunkan deisit 0,14 hingga

0,21 percentage point.

Tabel 2 Realisasi APBN 2016 dan Perbandingan Postur APBN dan RAPBN-P 2017

Rancangan APBN Perubahan disusun lebih realistis

Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2017)

Pada RAPBN-P 2017, adanya revisi kebijakan pendapatan maupun belanja negara berpeluang untuk meningkatkan

pembiayaan guna menutupi pagu deisit yang lebih besar

(2,92 persen terhadap PDB).

■ Sebagai akibat dari turunnya proyeksi penerimaan perpajakan, total pendapatan negara diperkirakan turun hingga 2,1 persen dibandingkan APBN 2017.

■ Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat diperkirakan meningkat 10.041,9 Miliar Rupiah, dengan memperhitungkan beberapa kemungkinan, di antaranya potensi meningkatnya pendapatan dari sektor migas akibat naiknya harga minyak mentah serta batu bara.

Belanja Negara total pada RAPBN-P 2017 diperhitungkan naik 1,5 persen dibanding APBN 2017.

■ Selain akibat perubahan asumsi makro, ini juga disebabkan oleh penyerapan anggaran untuk agenda prioritas pemerintah pusat—seperti pendidikan dan kesehatan (seperti penguatan kelembagaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dengan skema sovereign wealth fund (SWF)— serta untuk melunasi kewajiban-kewajiban pemerintah.

■ Kenaikan prakiraan belanja untuk subsidi juga ikut memicu pembengkakan belanja negara.

■ Secara netto, turunnya proyeksi pendapatan dan naiknya

anggaran belanja ini menjadikan potensi deisit melebar

hingga ke level 2,92 persen terhadap PDB.

■ Meski begitu, deisit RAPBN-P 2017 ini diperkirakan akan

(9)

b. SEKToR moNETER DAN PASAR FINANSIAL

1. Bank Indonesia bersikap konservatif atas outlook perekonomian domestik, sentimen positif global dan do-mestik menopang perkembangan pasar modal

Gambar 6 Suku Bunga LPS, Deposito, dan 7-days Repo Rate, 2012 – 2017

Bank Indonesia masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan

Sumber: CEIC Database dan Bank Indonesia (2017)

Gambar 7 Pergerakan IHSG, 2012 – 2017

Bursa saham Indonesia masih dipengaruhi sentimen pasar positif

Sumber: CEIC Database (2017)

Gambar 8 Kapitalisasi Pasar IHSG, 2012 – 2017

Kapitalisasi pasar didorong penawaran perdana, investor non-residen memulai aksi penjualan bersih

Sumber: CEIC Database dan Bloomberg (2017) Bank Indonesia masih mempertahankan tingkat suku bunga

acuan 7-days Reverse Repo Rate di tingkat 4,750.

■ Tingkat ini masih dipertahankan Bank Indonesia sejak Oktober 2016 dengan mempertimbangkan pemulihan keadaan makroekonomi Indonesia pada Kuartal II 2017 yang belum sekuat perkiraan awal.

■ BI masih akan terus mewaspadai risiko perekonomian domestik dan global.

■ LPS masih mempertahankan suku bunga penjaminan di level 6,25 persen sejak September 2016.

Suku bunga deposito masih bertahan pada tingkat yang sama pada kuartal sebelumnya dan cenderung melemah.

■ Rata-rata tertimbang suku bunga deposito pada April 2017 adalah 6,370 persen, turun 7 bps dibandingkan bulan sebelumnya atau 58 bps dari tahun sebelumnya.

■ Tren pelemahan imbal hasil sejumlah aset keuangan berbasis simpanan dan hutang seperti deposito dan obligasi masih terus berlanjut hingga Kuartal II.

Pasar saham masih melanjutkan tren penguatan yang terjadi semenjak awal tahun 2017.

■ Pada akhir bulan Juni 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertengger pada posisi tertingginya 5.829 poin, naik 1,6 persen m-t-m atau telah memberikan imbal hasil sebesar 16,2 persen y-o-y.

■ Sentimen positif pengumuman investment grade oleh lembaga pemeringkat S&P kinerja sejumlah emiten, dan data makroekonomi Indonesia pada Kuartal II 2017 mempengaruhi pergerakan IHSG.

Di sisi lain, investor non-residen mulai menarik dananya dari pasar modal Indonesia secara bertahap.

■ Pada Juni 2017, tercatat non-residen membukukan transaksi jual bersih Rp4,32 triliun, angka yang lebih tinggi dari nilai jual bersih non-residen pada Mei 2017 sebesar Rp624 miliar.

■ Nilai kapitalisasi pasar bursa efek Indonesia semakin meningkat didukung oleh 12 emiten baru yang mulai listing di bursa.

Gambar 9 MSCI Equity Markets Benchmark Indices

Pasar modal dunia masih menunjukkan tren positif

Sumber: Bloomberg (2017)

Sejalan dengan optimisme yang terjadi di pasar Indonesia, pasar modal dunia menunjukkan tren bullish secara umum.

■ Hingga 30 Juni 2017, indeks MSCI All-Country World yang merangkum pergerakan pasar modal global telah naik 10,1 persen y-t-d.

■ Pasar modal di negara-negara emerging markets pun masih menunjukkan pergerakan positif terlihat dari indeks MSCI Emerging Markets yang telah naik 17,2 persen y-t-d.

(10)

Gambar 10 Kurs Rupiah terhadap Dolar AS*, Juni 2012 – Juni 2017

Stabilitas Rupiah masih terjaga pada Juni 2017

Catatan: * = mulai Mei 2013, data kurs menggunakan JISDOR Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2017, diolah)

2. Kurs rupiah melanjutkan apresiasi, cadangan devisa membaik

Kurs rupiah terhadap dollar berada pada Rp13.319/US$, pada Juni 2017.

■ Secara m-t-m rupiah terapresiasi 0,02 persen—selama tujuh bulan terakhir rupiah selalu terapresiasi.

■ Akan tetapi secara y-o-y rupiah terdepresiasi 1,55 persen— hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan rupiah untuk terdepresiasi dalam jangka menengah.

■ Relatif stabilnya perekonomian Indonesia berkontribusi terhadap stabilitas rupiah.

Gambar 11 Real Efective Exchange Rate, Juni 2012 – Juni 2017

Rupiah mengalami apresiasi dibandingkan dengan basket mata uang lainnya

Sumber: BIS dan CEIC (2017, diolah)

Nilai Tukar Efektif Riil (Real Efective Exchange Rate/REER) adalah nilai tukar riil suatu mata uang (rupiah) dengan sekelompok (basket/bundle) mata uang lainnya (dollar, poundsterling, yuan, dll).

■ REER rupiah pada Juni 2017 lalu berada pada level 111,05 angka indeks.

■ Nilai REER ini overvalued 4,6 poin dibandingkan rata-rata jangka panjangnya (106,14 angka indeks).

■ Hal ini mengindikasikan bahwa rupiah terapresiasi terhadap bundle mata uang global lainnya.

■ Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 (106,47), maka nilai apresiasi pada Juni 2017

Gambar 12 Cadangan Devisa, Juni 2012 – Juni 2017

Cadangan devisa Indonesia turun tipis

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2017, diolah)

Pada Juni 2017 cadangan devisa Indonesia berada pada US$ 123,1 miliar.

■ Besaran cadangan devisa ini menurun 1,49 persen secara m-t-m.

■ Akan tetapi apabila dibandingkan secara y-o-y maka cadangan devisa ini meningkat 12,1 persen

■ Dua implikasi dari luktuasi ini: (1) dalam jangka sangat

pendek cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan. (2) Kondisi cadangan devisa Indonesia stabil secara fundamental, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan y-o-y cadangan devisa yang meningkat—terlihat dari kenaikan trend cadangan devisa.

■ Cadangan devisa Indonesia pada Juni 2017 cukup untuk mendanai 8,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah. lebih tinggi 4,6 poin.

(11)

Pasar Finansial dan Sektor Moneter

Gambar 13 Utang Luar Negeri Indonesia (Juta USD) Mei 2012 - 2017**

ULN sektor swasta mencatatkan pertumbuhan tinggi

Sumber: Statistik Utang Luar Negeri Bank Indonesia (2017) Gambar 15 Indikator Utang Luar Negeri Indonesia, Q1

2012-2017**

Indikator Utang Luar Negeri menunjukkan perbaikan

Sumber: Statistik Utang Luar Negeri Bank Indonesia (2016)

DSR Tier 1 merupakan pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek.

DSR Tier 2 meliputi pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam rangka investasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-ailiasi.

3. Utang luar negeri swasta meningkat, indikator utang dan persepsi risiko Indonesia membaik

Perkembangan ULN hingga pertengahan Kuartal II 2017 ditandai dengan peningkatan total ULN, terutama ULN sektor swasta.

■ Jumlah total ULN pada Mei 2017 adalah US$333.592 juta, meningkat sebanyak 5,6 persen y-o-y atau 1,24 persen m-t-m.

■ ULN swasta mencatatkan pertumbuhan m-t-m 2,20 persen; lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang selalu mencatatkan peningkatan tipis, bahkan berkontraksi.

■ Sektor swasta memegang porsi 49,5 persen dari keseluruhan ULN Indonesia.

■ Sementara itu, ULN sektor publik telah tumbuh 11,41 persen y-o-y.

■ Bank Indonesia memastikan akan terus memantau ULN, terutama sektor swasta, pada tingkat pertumbuhan dan risiko yang terkendali.

Gambar 14 Utang Luar Negeri Indonesia Berdasarkan Jangka Waktunya (Remaining Maturity) Mei 2012 - 2017**

Utang jangka panjang pendek meningkat cukup tajam dibandingkan periode sebelumnya

Sumber: Statistik Utang Luar Negeri Bank Indonesia (2017)

Dilihat dari jangka waktunya, ULN Indonesia masih didominasi oleh ULN jangka panjang.

■ ULN jangka panjang menyumbang pangsa 83 persen dari keseluruhan ULN Indonesia.

■ Sebagian besar ULN jangka panjang terdiri dari ULN sektor

sektor publik (57 persen), lebih besar daripada Mei tahun lalu (54 persen).

■ Jumlah ULN jangka pendek didominasi oleh ULN sektor swasta (80 persen) dengan pangsa yang lebih kecil daripada Mei tahun lalu (83 persen).

Utang jangka pendek dan panjang meningkat pada Mei 2017 dengan peningkatan ULN jangka pendek yang cukup besar.

■ Jumlah ULN jangka pendek meningkat sebanyak 4,7 persen m-t-m (-1,3 persen y-o-y) didorong oleh peningkatan ULN swasta.

■ ULN jangka panjang terus tumbuh sebesar 0,6 persen y-o-y atau 7,1 persen y-o-y.

■ Peningkatan ULN jangka pendek, khususnya ULN jangka pendek swasta perlu diwaspadai karena dapat mempengaruhi tingkat sustainibilitas ULN Indonesia.

Secara umum, indikator ULN Indonesia membaik.

■ DSR Tier 1 dan DSR Tier 2 menurun sebesar 16.37 persen dan 11.44 persen q-t-q secara berurutan.

■ Rasio utang terhadap ekspor menurun sebesar 1.38 persen q-t-q menjadi 172.20 persen.

(12)

Gambar 16 Surat Berhaga Negara (SBN) Indonesia Outstanding, 2012 – 2017

SBN terus mengalami peningkatan dengan SBN Tradeable yang mendominasi

Sumber: DJPPR Kementerian Keuangan (2017)

Jumlah SBN Outstanding terus meningkat dengan peningkatan SBN Tradeable dan penurunan SBN Non Tradeable.

■ Jumlah SBN outstanding sebesar Rp2.991 triliun ini meningkat 14 persen y-o-y atau 0,23 persen m-t-m.

■ SBN Tradeable memiliki pangsa mayoritas, 92,2 persen dari total SBN yang beredar.

■ SBN tradeable Juni 2017 adalah sebesar Rp2.758,74 triliun, meningkat 16,8 persen y-o-y atau 1,82 persen m-t-m.

■ SBN non-tradeable hanya sebesar Rp232,61 triliun, meningkat 9,7 persen m-t-m atau turun 10.7 persen y-o-y.

■ Pemerintah hingga kuartal II masih terus menerbitkan SBN tradeable sebagai sumber pembiayaan APBN 2017 yang hingga Kuartal I 2017 telah terbit sebanyak 38,7 persen dari target penerbitan.

Gambar 17 Kepemilikan SBN Tradeable (Triliun IDR), 2012 – 2017

Non-residen semakin mendominasi porsi kepemilikan SBN Tradeable

Sumber: DJPPR Kementerian Keuangan (2017)

Non-residen masih mendominasi kepemilikan SBN outstanding tradeable dengan pertumbuhan kepemilikan yang tinggi.

■ Non-residen memiliki 57 persen dari keseluruhan SBN tradeable. Jumlah ini meningkat dari Juni 2016 yang hanya sebesar 55 persen.

■ Porsi kedua kepemilikan SBN tradeable adalah oleh

perbankan dengan pangsa 29 persen.

■ Institusi pemerintah hanya memiliki 13 persen dari keseluruhan SBN tradeable.

■ Peningkatan porsi kepemilikan SBN tradeable oleh non-residen menunjukkan kenaikan risiko capital light jika sewaktu-waktu terdapat sentimen negatif atas perekonomian Indonesia.

Gambar 18 Yield SBN Indonesia 2012 – 2017

Imbal hasil SBN Indonesia melanjutkan tren penurunan dari awal tahun 2017

Sumber: CEIC Database (2017)

Imbal hasil SBN menunjukkan tren penurunan hingga pertengahan Juli 2017 pasca berita pemberian peringkat investment grade oleh lembaga pemeringkat S&P.

■ Tren penurunan yield SBN Indonesia didorong oleh peningkatan minat asing dan domestik terhadap SBN dan penurunan persepsi resiko domestik.

■ Sejak awal tahun 2017, lelang SBN selalu mengalami oversubsription, melambungkan harga SBN dan menurunkan nilai imbal hasilnya.

(13)

Pasar Finansial dan Sektor Moneter

Gambar 19 Pertumbuhan kredit Perbankan Mei 2015 – Mei 2017 y-o-y

Pertumbuhan kredit menurun

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)

Gambar 20 Perkembangan pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) Bank Umum, Mei 2016 – Mei 2017 y-o-y

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2017 meningkat

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)

C. SEKToR PERbANKAN

1.Daya Tahan Sistem Perbankan masih aman terkendali

Pertumbuhan kredit perbankan Mei 2017 menurun.

■ Pertumbuhan kredit pada Mei 2017 tercatat menurun sebesar 0,75 percentage point (pp) dibandingkan dengan April 2017 yang sebesar 9,52 persen secara y-o-y.

■ Meskipun jumlah kredit secara keseluruhan cenderung meningkat, pertumbuhan kredit justru melambat dibandingkan bulan April 2017.

■ Berdasarkan jenis penggunaan kredit, penurunan kredit terbesar terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) yakni sebesar 1,55 pp, dari 10,1 persen pada April 2017 menjadi 8,55 persen pada Mei 2017.

■ Pertumbuhan Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK) masing-masing menurun tipis sebesar 0,05 pp dan 0,13 pp.

■ Turunnya pertumbuhan KMK disebabkan oleh harga komoditas seperti minyak sawit, minyak mentah, batu bara, dan kopi yang menurun sehingga menghambat gairah para pelaku usaha.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum meningkat.

■ Pertumbuhan DPK pada Mei 2017 meningkat menjadi 11,2 persen y-o-y, dibandingkan dengan bulan sebelumnya April 2017 sebesar 9,9 persen.

■ Peningkatan komponen DPK utamanya terjadi pada giro

yang meningkat sebesar 3,0 pp, dibandingkan dengan bulan April 2017.

■ Sementara itu, pertumbuhan tabungan dan deposito juga meningkat masing masing sebesar 0,7 pp dan 0,8 pp, dibandingkan April 2017.

■ Pada Mei 2017 jumlah DPK Indonesia pertama kalinya mencapai level lebih dari Rp 5.000 triliun yang merupakan tertinggi sepanjang sejarah.

■ Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan semakin tinggi.

Gambar 21 Perkembangan total aset perbankan di Indonesia, Mei 2012 – Mei 2017

Total aset Bank Umum pada Mei 2017 meningkat

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)

Pertumbuhan Aset Bank Umum meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

■ Total aset Bank Umum pada Mei 2017 meningkat menjadi Rp 6.912,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan April 2017 yang sebesar Rp 6.823,2 triliun.

■ Seluruh kelompok perbankan seperti Bank Persero, BUSN Devisa, BUSN Non-Devisa, BPD, Bank Campuran Konvensional, dan Bank Asing mengalami peningkatan aset.

■ Bank Persero dan Bank BPD yang merupakan bank dengan peningkatan aset terbesar mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp 72,1 triliun (2,75 persen) dan Rp 10,9 triliun (1,79 persen) dibandingkan April 2017.

■ BUSN Devisa dan Non-Devisa juga mengalami peningkatan aset pada Mei 2017 yang masing-masing sebesar Rp 0,67 triliun (0,02 persen) dan Rp 0,94 triliun (1,23 persen) dibandingkan bulan sebelumnya.

■ Sementara itu, total aset Bank Campuran Konvensional dan Bank Asing pada Mei 2017 meningkat sebesar Rp 2,6 triliun (0,83 persen) dan Rp 1,7 triliun (0,42 persen) dibandingkan April 2017.

(14)

Gambar 22 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) per kelompok bank Mei 2012 – Mei 2017

Secara umum CAR Bank Umum masih dalam kondisi yang terjaga

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)

Nilai Rasio Kecukupan Modal (CAR) perbankan pada Mei 2017 masih memadai.

■ Rasio Kecukupan Modal (CAR) perbankan secara keseluruhan tercatat meningkat tipis menjadi 22,86 persen, dibandingkan April 2017 sebesar 22,79 persen.

■ Dari masing-masing kelompok perbankan, beberapa bank mengalami penurunan tetapi beberapa juga mengalami peningkatan.

■ CAR Bank Persero dan BUSN Devisa Mei 2017 tercatat sebesar 20,77 persen dan 20,63 persen—lebih tinggi 0,02 pp dan 0,29 pp dibandingkan April 2017.

■ Selain itu, BPD, BUSN Non-Devisa, dan Bank Asing pada Mei 2017 justru menunjukkan penurunan masing-masing sebesar 0,28 pp, 0,54 pp, dan 0,87 pp dibandingkan bulan sebelumnya.

■ Di sisi lain, CAR Bank Campuran meningkat lebih tinggi dari Bank Persero dan BUSN Devisa yakni sebesar 0,52 pp menjadi 22,61 persen pada Mei 2017.

■ Sementara itu, pada Mei 2017 Bank Asing merupakan bank dengan CAR tertinggi dibandingkan kelompok bank lainnya yakni sebesar 52,6 persen, sedangkan BPD menjadi bank dengan CAR terendah dengan nilai 20,15 persen.

■ Sejauh ini daya tahan perbankan masih cukup tinggi ditunjukkan dengan CAR yang jauh di atas 8% yang merupakan batas minimum CAR perbankan.

Gambar 23 Kinerja Bank Umum Februari 2014 – Februari 2017

Rentabilitas perbankan masih relatif baik dan stabil tetapi Risiko Kredit dan Likuiditas perlu dijaga

Sumber: Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (2017)

Stabilitas perbankan secara umum perlu dipertahankan.

■ Dari sisi proitabilitas, laba industri perbankan yang

ditunjukkan Return of Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM) terlihat relatif stagnan dalam 2 bulan terakhir.

■ Pada Mei 2017, perkembangan ROA menurun tipis sebesar 0,02 pp sedangkan NIM meningkat tipis 0,01 pp dibandingkan April 2017.

■ Menurut kelompok perbankan, ROA tertinggi dimiliki oleh Bank Asing sebesar 2,87 persen, sedangkan pencetak NIM terbesar berasal dari Bank BPD sebesar 6,53 persen.

■ Selain itu, intermediasi dan likuiditas perbankan yang dicerminkan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan penurunan, sedangkan risiko kredit perbankan yang digambarkan oleh Non Performing Loan (NPL) terlihat konstan.

■ LDR tercatat sebesar 88,57 persen, menurun sebesar 0,93 pp dibandingkan April 2017.

■ Meskipun begitu, likuiditas perbankan masih tetap baik

tetapi kemampuan bank untuk menghasilkan proit sedikit

berkurang, terlihat dari ROA dan NIM yang relatif stabil.

■ Di sisi lain, NPL tercatat sebesar 3,07 persen, sama seperti bulan April 2017.

■ Besaran NPL secara keseluruhan yang masih di bawah 5 persen mencerminkan kondisi risiko perbankan masih terjaga.

■ Eisisensi industri perbankan yang dicerminkan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat mengalami penurunan menjadi 79,70 persen, lebih rendah 0,11 pp dibandingkan bulan sebelumnya April 2017, artinya industri perbankan secara keseluruhan semakin

(15)

Pasar Finansial dan Sektor Moneter

Gambar 24 Perkembangan Non Performing Loan Gross (NPL) per kelompok bank Mei 2016 - Mei 2017

Rasio kredit perbankan secara umum tidak mengkhawatirkan

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)

Nilai Rasio Non Performing Loan Gross (NPL) perbankan pada Mei 2017 perlu dijaga.

■ Rasio Non Performing Loan Gross (NPL) perbankan secara keseluruhan tercatat stabil di tingkat 3,07 persen pada April dan Mei 2017.

■ Menurut kelompok perbankan, NPL Bank Persero, BUSN Devisa, dan BUSN Non Devisa meningkat tipis masing-masing sebesar 0,02 pp, 0,03 pp, dan 0,09 pp, dibandingkan April 2017.

■ Sementara itu, NPL BPD, Bank Campuran, dan Bank Asing tercatat menurun sebesar 0,08 pp, 0,06 pp, dan 0,2 pp.

■ Bank Asing terlihat sebagai bank yang paling hati-hati dalam memberikan kredit, hal ini dicerminkan dengan NPL sebesar 1,83 persen yang merupakan terendah di antara kelompok bank lainnya.

■ Di sisi lain, BUSN Non Devisa merupakan kelompok bank dengan tingkat NPL tertinggi yakni sebesar 4,07 persen pada Mei 2017.

■ NPL secara keseluruhan dan per kelompok bank masih cukup aman karena masih di bawah batas maksimal 5 persen.

D. INFLASI DAN KEmISKINAN

1. Inlasi Tahunan per Juni 2017 meningkat

Gambar 25 Tingkat Inlasi, Juni 2012-Juni 2017 (year on year)

Inlasi secara umum meningkat

Sumber: BPS dan CEIC, diolah (2017)

Per Juni 2017, inlasi umum tercatat 4,37 persen secara year on year.

■ Inlasi umum tercatat lebih tinggi bila dibandingkan Mei 2017 dan Juni 2016 ketika inlasi umum tahunan

masing-masing tercatat sebesar 4,33 persen dan 3,45 persen.

■ Inlasi inti tercatat sebesar 3,13 persen lebih rendah 0,7 pp dibandingkan Mei 2017—yakni sebesar 3,20 persen.

■ Inlasi harga diatur pemerintah mencapai 10,64 persen,

meningkat 1,5 pp dari Mei 2017 yang mencapai 9,14 persen.

■ Kenaikan Inlasi harga diatur pemerintah disebabkan oleh

penyesuaian tarif listrik tahap ketiga untuk pelanggan pasca bayar daya 900 VA nonsubsidi, serta kenaikan tarif berbagai angkutan seiring kenaikan permintaan penggunaan angkutan pada periode lebaran

■ Inlasi komponen harga bergejolak mencapai 2,17 persen,

(16)

Tabel 3 Tingkat Inlasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran, 2011 – 2017 (2012=11, %y-t-y)

Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas,

dan bahan bakar menjadi penyumbang inlasi terbesar

Catatan: 2010 – 2013 tahun dasar 2007; 2014 – 2015 tahun dasar 2012

(1) Bahan Makanan; (2) Makanan Olahan, Minuman, Tembakau; (3) Perumahan, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar; (4) Sandang; (5) Kesehatan; (6) Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga; (7) Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Juni 2017, kelompok Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan

Bakar mengalami inlasi tertinggi sebesar 6,18 persen ( year-on-year).

■ Inlasi kelompok Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan bakar

naik 0,64 pp dibanding Mei 2017 yang mencapai 5,544 persen.

■ Kelompok Bahan Makanan mengalami inlasi yang paling rendah dibandingkan inlasi di kelompok pengeluaran lainnya sebesar 2,43 persen, turun dibandingkan inlasi Mei

2017 yang mencapai 3,37 persen.

■ Kelompok yang memberikan kontribusi terbesar kepada

inlasi umum di Juni 2017 adalah kelompok transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen.

■ Besaran NPL secara keseluruhan yang masih di bawah 5 persen mencerminkan kondisi risiko perbankan masih terjaga.

2. Inlasi Regional

Tabel 4 Perbandingan Inlasi di 33 Kota di Indonesia, 2017 (2012=11, %m-t-m, %y-t-y)

Inlasi tertinggi terjadi di Kota Kendari

Catatan: *Kota yang dipilih merupakan Ibukota dari 33 provinsi di Indonesia. Ibukota Provinsi diharapkan menjadi indikator yang tepat untuk menggambarkan inlasi di Provinsi tersebut.

Sumber: BPS dan CEIC (2017)

Berdasarkan perbandingan diantara 33 kota di 33 Provinsi,

Pada Maret 2017 Inlasi month to month tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 3,58 persen.

■ 1 kota yang mengalami delasi pada Juni 2017, yaitu kota

Denpasar

■ Delasi yang terjadi di Kota Denpasar disebabkan oleh

turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan

■ 32 kota lainnya mengalami inlasi pada Juni 2017.

■ Inlasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 3,58 persen

diikuti kota Ambon sebesar 2,91 persen.

■ Inlasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh kenaikan

(17)

Gambar 26 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2013–Maret 2017

Tingkat kemiskinan selama periode Maret 2016 s/d Maret 2017 menurun

Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)

3. Kondisi Kemiskinan Membaik

Pada Maret 2017, tingkat kemiskinan di Indonesia terpantau lebih rendah, baik dibandingkan dengan September 2016 maupun dengan Maret 2016.

■ Jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2017 mencapai 27,77 juta jiwa.

■ Persentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk tercatat sebesar 10,64 persen—merupakan yang terrendah selama 4 tahun terakhir.

■ Dibandingkan dengan September 2016, terjadi sedikit peningkatan jumlah penduduk miskin, yakni sekitar 6,90 ribu orang.

■ Di sisi lain, bila dibandingkan dengan Maret 2016, maka dalam kurun waktu satu tahun jumlah penduduk miskin Indonesia berkurang hingga 240 ribu orang.

Secara umum, tren jumlah maupun persentase penduduk miskin cenderung turun dari tahun ke tahun, setidaknya selama periode amatan.

■ Perbaikan statistik kemiskinan ini di antaranya didukung oleh beberapa faktor seperti:

■ Tekanan harga yang relatif kecil—diindikasikan oleh inlasi

umum tahunan (Maret 2016-Maret 2017 dan September 2016-Maret 2017) masing-masing sebesar 3,61 persen dan

Gambar 27 Garis Kemiskinan, Inlasi Garis Kemiskinan, dan Inlasi Umum, Maret 2013–Maret 2017

Inlasi garis kemiskinan meningkat

Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)

Selama periode September 2016 – Maret 2017, inlasi Garis

Kemiskinan (GK) total tercatat naik ke level 3,45 persen.

■ Sedangkan selama periode Maret 2016 – Maret 2017, inlasi

garis kemiskinan Indonesia tercatat berada di level 5,67 persen.

■ Di sisi lain, tekanan harga secara umum selama satu semester terakhir terpantau rendah terukur, sehingga berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat dan naiknya standar hidup rata-rata—diindikasikan oleh naiknya GK.

■ Terakhir, secara umum GK nasional menunjukkan tren peningkatan dengan gap yang semakin sempit antara

tingkat inlasi umum dan tingkat inlasi GK.

■ Hal ini merupakan sinyalemen daya beli masyarakat yang laju pertumbuhannya hampir menyamai laju pertumbuhan tekanan harga umum.

2,24 persen,

(18)

Gambar 28 Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal-I 2014 – Kuartal-I 2017

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia mengalami penurunan

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2017)

E. NERACA PEmbAYARAN INDoNESIA

1. Neraca Pembayaran Indonesia relatif dalam kondisi stabil

Pada Kuartal I-2017, surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) tercatat sebesar US$ 4,5 miliar.

■ Besaran NPI pada kuartal I-2017 ini relatif tetap dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

■ Adapun neraca transaksi berjalan mengalami kenaikan

deisit dari US$ 2,1 miliar menjadi US$ 2,4 miliar (naik 14,2

persen q-t-q).

■ Pada sisi lainnya neraca tranksaksi modal dan inansial

mengalami kenaikan surplus sebesar 3,24 persen dibandingkan q-t-q.

Gambar 29 Neraca Transaksi Berjalan Kuartal I-2014 – Kuartal I-2017

Tekanan Deisit Neraca Tranksaksi Berjalan Meningkat

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016)

Saldo neraca tranksaksi berjalan pada kuartal I-2017 tercatat

deisit sebesar US$ 2,4 miliar.

■ Deisit pada kuartal I-2017 ini meningkat 12,5 persen q-t-q, akan tetapi secara y-t-y nilai tekanan deisit ini menurun 91,67 persen.

■ Kenaikan secara y-t-y mengindikasikan perbaikan kinerja neraca tranksaksi berjalan dalam jangka menengah.

■ Meningkatnya deisit neraca tranksaksi berjalan ini disebabkan oleh peningkatan deisit neraca tranksaksi

perdagangan migas serta pendapatan primer.

Pada akhir kuartal I-2017 saldo neraca perdagangan barang tercatat sebesar US$ 5,65 miliar.

■ Nilai neraca perdagangan barang pada kuartal I-2017 ini lebih tinggi 10,78 persen q-t-q.

■ Nilai surplus neraca perdagangan barang pada kuartal I-2017 merupakan nilai surplus tertinggi pada periode amatan (Kuartal I-2014 sampai dengan Kuartal I-2017.

■ Peningkatan ini dipicu oleh pertumbuhan ekspor non-migas (meningkat 20,31 persen q-t-q) serta ekspor barang lainnya (meningkat 197,6 persen q-t-q).

■ Meningkatnya harga komoditas non-migas berpengaruh positif pada kenaikan ekspor non-migas Lebih lanjut

peningkatan surplus ini tertahan oleh peningkatan deisit neraca perdagangan migas—tercatat deisit sebesar US$

2,2 miliar—atau menigkat 50 persen q-t-q.

Neraca jasa-jasa kembali mencatatkan deisit pada kuartal

I-2017.

■ Adapun besaran deisit neraca jasa-jasa tercatat sebesar

US$ 1,35 persen, lebih rendah 32,8 persen q-t-q.

■ Menurunnya tekanan deisit pada neraca jasa transportasi

(menurun 19,2 persen q-t-q) dan neraca jasa asuransi (menurun 22,4 persen q-t-q) serta pertumbuhan positif pada neraca jasa perjalanan (meningkat 53,8 persen q-t-q)

berkontribusi terhadap penurunan deisit neraca jasa-jasa. ■ Lebih lanjut perbaikan deisit ini tertahan oleh kenaikan

deisit pada neraca jasa telekomunikasi (meningkat sebesar

19,2 persen q-t-q) serta jasa bisnis lainnya (37,8 persen q-t-q).

Tekanan deisit pada neraca pendapatan primer kembali

meningkat.

■ Saldo neraca pendapatan primer tercatat deisit sebesar

US$ 7,47 miliar, lebih tinggi 21,7 persen q-t-q.

■ Naiknya pembayaran investasi portofolio (naik 90,9 persen q-t-q), baik dalam bentuk surat utang maupun saham, sebesar 90,9 persen q-t-q berpengaruh terhadap

peningkatan deisit neraca pendapatan primer.

■ Peningkatan saldo pembayaran investasi portofolio ini dipengaruhi oleh kenaikan pembayaran surat utang pemerintah. Selain itu pembayaran investasi langsung juga

turut memengaruhi peningkatan deisit ini. Pada kuartal

(19)

Gambar 30 Neraca Transaksi Modal dan Finansial Kuartal-I 2014 – Kuartal-I 2017

Neraca Tranksaksi Modal dan Finansial meningkat tipis

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016)

Neraca Investasi Portofolio mencatatkan surplus sebesar US$ 6,4 miliar atau tumbuh 2.170 persen.

■ Relatif stabilnya perekonomian Indonesia serta meredanya efek seasonal mendorong para investor untuk kembali berinvestasi pada surat berharga sektor privat.

■ Selain itu ekspektasi laba oleh beberapa perusahaan besar turut berkontribusi terhadap kenaikan neraca investasi portofolio ini (dapat dilihat dari meningkatnya saldo neraca investasi portofolio sektor swasta sebesar 154,05 persen q-t-q).

■ Adapun dari sektor publik, pada kuartal I-2017 neraca investasi portofolio pada sektor publik tercatat sebesar US$ 0,43 (meningkat 119.1 persen q-t-q).

■ Penerbitan sukuk global oleh pemerintah serta meningkatnya pembelian SUN turut berkontribusi terhadap

inlow neraca investasi portofolio.

■ Kembali positifnya neraca portofolio membawa angin

segar bagi perekonomian Indonesia. Deisit pada neraca

tranksaksi berjalan harus dibayar dengan surplus pada

neraca tranksaksi modal dan inansial—yang salah satu

komponen penyusun utamanya adalah neraca investasi portofolio.

■ Surplus neraca investasi portofolio meredakan tekanan pada neraca pembayaran Indonesia.

Saldo neraca investasi langsung pada akhir kuartal I-2017 tercatat sebesar US$ 2,5 miliar.

■ Nilai ini menurun 25,07 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

■ Apabila meninjau dari sisi aset—kepemilikan warga negara Indonesia atas aset asing—maka terjadi arus keluar/outlow sebesar US$ 0,37 miliar pada kuartal I-2017, setelah pada kuartal sebelumnya terjadi arus inlow.

■ Adapun dari sisi kewajiban, terdapat arus masuk sebesar US$ 2,9 miliar, setelah mengalami pembalikan dari outlow sebesar US$ 9,5 miliar pada kuartal sebelumnya (atau naik sebesar 130,21 persen).

■ Kembali positifnya neraca investasi langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti meningkatnya kewajiban investasi langsung di sektor non-migas (tumbuh 24,2 persen y-o-y).

(20)

F. ExCHANGE mARKET PRESSURE INDEx (EmPI)

1. Tekanan pada pasar valuta asing cenderung meningkat pada Juni 2017.

Gambar 31 Indeks Tekanan Pasar Valuta Asing, Juni 2001 – Juni 2017 (skala 0-100)

Meski tekanan meningkat namun pasar valas masih stabil

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2017, diolah)

Exchange Market Pressure Index merupakan indikator yang menggambarkan kondisi terkini tekanan pada pasar valuta asing (valas).

■ Indeks ini disusun dari komposit tiga variabel yaitu nilai tukar rupiah terhadap USD, cadangan devisa, dan suku bunga JIBOR.

■ Semua data dalam frekuensi bulanan dan telah dinormalisasi menggunakan metode yang diterapkan oleh Kaminsky, Lizondo, dan Reinhart (1998,1999).

■ Nilai indeks berada pada rentang skala 0 – 100, semakin mendekati 100 semakin besar tekanan yang diterima oleh pasar valas.

■ Adapun sebaliknya semakin mendekati 0, maka semakin kecil tekanan yang diterima oleh pasar valas.

Tekanan di pasar valuta asing meningkat pada Juni 2017.

■ EMPI pada Juni 2017 berada pada level 42,66 skala poin— meningkat 6,51 bps m-t-m dan meningkat 21,92 bps y-t-y.

■ Menurunnya cadangan devisa yang diakibatkan oleh efek seasonal (Idul Fitri) berkontribusi terhadap kenaikan tekanan di pasar valas

■ Meskipun EMPI pada Juni 2017 meningkat, namun kondisi ini masih relatif aman, sebab belum menembus ambang batas pertama yakni sebesar 63,36 skala.

2. Tekanan di Sektor Perbankan Indonesia Meningkat

Gambar 32 Indeks Tekanan Perbankan formula EMPI, 2014– 2017

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2017)

Banking Pressure Index (BPI) adalah indikator yang menunjukkan tekanan yang terjadi di sektor perbankan.

■ BPI dihitung dengan memperhitungkan tiga indikator di sektor perbankan, yakni Capital Adequacy Ratio (CAR), Nonperforming Loan (NPL), dan Liquidity Assets Ratio (LAR).

■ Seluruh data yang digunakan memiliki frekuensi bulanan dan diolah dengan menggunakan dua macam formula, yaitu formula yang mengacu pada perhitungan Exchange Market Pressure Index (EMPI) dan formula yang mengacu pada perhitungan Financial Stability Index (FSI).

■ Nilai indeks berada pada rentang 0 – 100, yang berarti bahwa semakin dekat nilai indeks ke angka 0 semakin besar tekanan yang terjadi di sektor perbankan, vice versa.

Gambar 33 Indeks Tekanan Perbankan formula FSI, 2014 –2017

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2017)

Per April 2017, nilai Banking Pressure Index formula EMPI dan formula FSI sama-sama menunjukkan penurunan—suatu indikasi meningkatnya tekanan di sektor perbankan domestik.

■ BPI formula EMPI turun 21,40 persen dibandingkan Maret 2017 ke level 56,63 poin.

■ Sementara itu, BPI formula FSI turun 13,08 persen ke level 86,92 poin.

■ Hal ini disebabkan oleh naiknya rasio kredit macet (Non Performing Loan Ratio) yang diikuti oleh turunnya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) dan rasio kredit lancar (Liquidity Asset Ratio).

■ Selama periode Maret – April 2017, NPL tercatat naik 0,87 persen ke level 3,07 persen, sedangkan CAR dan LAR turun masing-masing 0,37 persen dan 4,13 persen ke level 22,8 dan 17,71 persen.

(21)

Inlasi dan Kemiskinan

Tabel 5 Pertumbuhan Ekonomi Riil Kuartal I-2016 – Kuartal I-2017 (% y-o-y)

Negara maju tumbuh positif, pertumbuhan negara berkembang bervariatif.

Catatan: Kawasan Uni Eropa mencakup 28 negara yaitu Belanda, Belgia, Italia, Jerman, Luksemburg, Perancis, Britania Raya, Denmark, Irlandia, Yunani, Portugal, Spanyol, Austria, Finlandia, Swedia, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Malta, Polandia, Siprus, Slovenia, Slowakia, Bulgaria, Rumania, dan Kroasia.

Sumber: CEIC, Federal State Statistics Service, Statistics South Africa dan Trading Economics (2017)

Pertumbuhan negara-negara maju relatif stabil.

■ Raksasa dunia, Amerika Serikat (AS) tumbuh 2,1 persen pada kuartal I-2017.

■ Pertumbuhan AS pada kuartal I-2017 merupakan pertumbuhan tertinggi selama setahun terakhir

■ Negara-negara Uni Eropa (UE) juga tercatat tumbuh tinggi yakni sebesar 2,06—pertumbuhan tertinggi sejak kuartal I-2016.

■ Adapun pertumbuhan Jepang turun 0,36 pp dibandingkan kuartal sebelumnya.

■ Meskipun tumbuh lebih rendah namun pertumbuhan Jepang ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata tahun 2016 (1.01 persen).

■ Inggris tumbuh 1,99 persen, meningkat 0,06 pp dibandingkan kuartal sebelumnya.

■ Pasca Brexit perekonomian Inggris konsisten membukukan peningkatan pertumbuhan.

Performa negara-negara berkembang yang terkena resesi membaik.

■ Brasil menunjukkan pemulihan pasca resesi—pada akhir kuartal I-2017 Brasil tumbuh 2,03 pp lebih tinggi secara q-t-q.

■ Meskipun masih tumbuh negatif, namun pertumbuhan Brasil pada kuartal I-2017 merupakan pertumbuhan tertinggi selama dua tahun terakhir—mengindikasikan mulai pulihnya perekonomian Brasil.

■ Adapun Rusia tumbuh positif 0,5 persen setelah mengalami resesi selama setahun terakhir.

■ Afrika Selatan tumbuh 0,6 persen pada kuartal I-2017, pertumbuhan ini relatif konstan periode-periode sebelumnya.

■ Pertumbuhan India pada kuartal I-2017 (6,12) relatif rendah dibandingkan performa India pada periode sebelumnya— bahkan lebih rendah dibandingkan rata-rata tahun 2016 yakni 7,89 persen.

■ Tiongkok tumbuh dengan cukup mengesankan (6,9 persen) pada kuartal I-2017—merupakan pertumbuhan tertinggi Tiongkok sejak kuartal III-2015 (7 persen).

G. PERKEmbANGAN EKoNomI GLobAL DAN PASAR KomoDITAS

1. Secara umum baik negara maju maupun negara berkembang tumbuh lebih lambat dibandingkan tahun 2015

2. Perkembangan harga komoditas

Gambar 34 Indeks Harga Komoditas, Juni 2012-2017

Harga komoditas global turun pada kuartal kedua, meski masih bertahan di atas level tahun lalu

Sumber: Bank Dunia (2017)

Harga komoditas global menurun pada kuartal kedua, meski masih bertahan di atas level tahun lalu.

■ Pada Juni 2017, indeks harga komoditas menurun sebesar 3,39 persen m-t-m.

■ Penurunan tersebut sebagian besar dipicu oleh menurunnya indeks harga minyak mentah sebesar 7,59 persen m-t-m. Sementara itu, indeks harga metal dan agrikultur juga menurun masing-masing sebesar 1,47 persen m-t-m dan 2,89 persen m-t-m.

■ Secara q-t-q, indeks harga metal tercatat mengalami penurunan yang terbesar (11,39 persen), diikuti oleh menurunnya indeks harga minyak mentah (9,38 persen) dan indeks harga agrikultur (6,41 persen).

■ Adapun sejak awal 2017, nilai indeks harga minyak mentah turun 13,95 persen y-t-d, indeks harga logam turun 7,55 persen y-t-d dan indeks harga agrikultur turun 5,39 persen y-t-d.

■ Meskipun demikian, nilai indeks harga komoditas secara y-o-y tercatat lebih tinggi 1,25 persen dibandingkan tahun lalu.

■ Nilai indeks harga komoditas yang mengalami penurunan

cukup signiikan pada kuartal kedua ini menandakan bahwa

(22)

Gambar 35 Graik Harga Batubara dan Minyak Mentah Jenis Brent dan West Texas Intermediate, Juni 2012-2017

Harga minyak dunia menurun cukup signiikan sedangkan,

batubara meningkat cukup tajam

Sumber: Bank Dunia (2017)

Harga minyak mentah dunia turun cukup signiikan.

■ Pada Juni 2017, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate turun 6,98 persen m-t-m menjadi 45,17 USD/ Barrel.

■ Sementara itu, harga minyak mentah jenis Brent juga turun 7,82 persen m-t-m menjadi 46,89 USD/Barrel pada Juni 2017.

■ Menurunnya harga minyak mentah tersebut diakibatkan oleh pertumbuhan pasokan produksi minyak mentah di Amerika Serikat yang terus berlanjut.

■ Adanya resolusi pemadaman listrik di Kanada dan Libya juga turut menambah pasokan minyak mentah di Amerika Serikat.

■ Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh adanya ekspor yang kuat dari OPEC ke Amerika Serikat, akan tetapi permintaan impor dari Amerika Serikat lemah.

Harga batu bara dunia meningkat cukup tajam.

■ Pada Juni 2017, harga batu bara dunia meningkat sebesar 6,93 persen m-t-m dan 50,38 persen y-o-y menjadi 85,67 USD/Metric Ton.

■ Peningkatan ini terjadi karena adanya lonjakan impor batu bara Tiongkok hingga 33 persen selama empat bulan pertama di tahun ini, dengan jumlah impor mencapai 24,78 juta metrik ton pada April 2017.

■ Pemerintah Tiongkok melakukan intervensi kebijakan batu bara berupa pembatasan hari kerja dari 330 hari menjadi 270 hari dan adanya pembatasan produksi batu bara oleh Tiongkok.

■ Di sisi lain, Tiongkok memutuskan hubungan dagang batu bara antar kedua negara tersebut karena uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara. Hal ini mengakibatkan Tiongkok kehilangan pemasok utama batu bara dan berpotensi membuat Tiongkok mencari pemasok yang lain.

Gambar 36 Harga Tembaga, Timah, Nikel dan Bijih Besi, Juni 2012-2017

Mayoritas harga logam menurun

Sumber: Bank Dunia (2017)

Mayoritas harga logam menurun.

■ Pada Juni 2017, harga bijih besi, timah dan nikel turun sedangkan, harga tembaga naik dari bulan sebelumnya.

■ Penurunan harga logam baru-baru ini dapat dikaitkan dengan upaya Tiongkok mengendalikan sektor shadow banking-nya.

■ Banyak kredit dari transaksi of-balance sheet telah masuk

ke sektor logam melalui produk wealth management.

■ Dengan adanya pengetatan kredit menyebabkan perekonomian Tiongkok dan permintaan logamnya melambat.

Harga logam yang jatuh paling curam adalah bijih besi.

■ Pada Juni 2017, harga bijih besi turun 6,12 persen m-t-m dan 33,64 persen q-t-q menjadi 57,86 USD/Metric Ton.

■ Harga bijih besi yang tertekan karena kenaikan pasokan yang tidak seimbang dengan permintaan

■ Berlebihnya suplai berasal dari sejumlah negara produsen utama seperti Brasil, Australia, China dan India.

■ Sebanyak 180 juta Metric Ton pasokan bijih besi berbiaya rendah diperkirakan akan sampai di pasar dalam empat tahun ke depan menjaga harga tetap rendah.

Harga timah turun, terpengaruh anjloknya harga baja dan bijih besi Tiongkok.

■ Harga timah turun 2,68 persen m-t-m dan 4,99 persen y-t-d menjadi 19,66 ribu USD/Metric Ton pada Juni 2017.

■ Aktivitas konstruksi biasanya mereda di Tiongkok selama musim panas, mengurangi konsumsi baja dan material lainnya.

(23)

Pencabutan larangan ekspor bijih nikel mendorong harga nikel jatuh ke titik terendah dalam setahun terakhir.

■ Pada Juni 2017, harga nikel turun 2,44 persen m-t-m dan 10,43 persen y-t-d menjadi 8.932 USD/Metric Ton.

■ Indonesia telah mencabut larangan ekspor bijih nikel dan memberikan izin kepada PT Aneka Tambang dan Freeport.

■ Selain itu, Menteri Lingkungan Filipina, yang bertanggung jawab atas penutupan tambang baru-baru ini, dipecat awal Mei 2017.

■ Implikasinya, terjadi kenaikan pasokan dari Indonesia dan Filipina (menyumbang hampir 30 persen produksi tambang global pada tahun 2016).

Berlanjutnya pemogokan di tambang tembaga Grasberg Freeport di Indonesia mendorong peningkatan harga tembaga.

■ Harga tembaga telah meningkat 2,15 persen m-t-m dan 23,22 persen y-o-y mencapai 5.720 USD/Metric Ton pada Juni 2017.

■ Pemogokan yang sedang berlangsung di tambang tembaga Grasberg Freeport di Indonesia diperpanjang melampaui 30 Mei untuk bulan kedua.

■ Pemogokan ini merupakan tanggapan terhadap Freeport yang memberhentikan 10 persen pekerjanya bulan lalu, untuk mengurangi biaya di tengah perselisihan kontrak dengan pemerintah Indonesia.

■ Adanya gangguan pasokan yang terus berlanjut mendorong kenaikan harga.

■ Namun, kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Tiongkok juga membuat tekanan ke bawah pada harga, dimana harga tembaga tercatat pula mengalami penurunan sebesar 0,60 persen y-t-d.

Gambar 37 Harga Jagung, Beras, dan Gandum, Juni 2012-2017

Harga beras, dan gandum meningkat, jagung stabil

Sumber: Bank Dunia 2017

Harga beras meningkat tajam.

■ Pada Juni 2017, harga beras meningkat 10,37 persen m-t-m dan 20,90 persen q-t-q menjadi 444,68 USD/Metrik Ton.

■ Harga beras dari dua eksportir terbesar di dunia, India dan Thailand, telah meningkat tajam karena meningkatnya pembelian pemerintah dan panen yang buruk.

■ Pemerintah India secara aktif membeli beras dari petani lokal dengan harga tetap untuk meningkatkan persediaan makanan bersubsudi dan ketahanan pangan.

■ Akibatnya, pasokan menjadi sangat terbatas untuk eksportir swasta sehingga mendorong peningkatan harga ekspor beras.

Harga gandum melonjak seiring dengan proyeksi berkurangnya panen dari Amerika Serikat, sebagai produsen terbesar di dunia.

■ Harga gandum meningkat 7,31 persen m-t-m dan 14,67 persen y-t-d pada Juni 2017 menjadi 157,2 USD/Metrik Ton pada Juni 2017.

■ Pergerakan harga gandum disebabkan cuaca Amerika Serikat yang mengering. Suhu di wilayah pertanian dapat mencapai 100 derajat farenheit atau 38 derajat celcius, sehingga mengurangi potensi hasil panen.

■ Departemen pertanian Amerika Serikat (USDA) memperkirakan luasan area perkebunan produksi saat musim semi turun menjadi 10,9 juta hektar.

■ Selain di Amerika Serikat, cuaca panas juga melebar ke wilayah utara, Kanada dan Eropa Barat sehingga mengancam potensi panen gandum dalam beberapa pekan terakhir.

Harga jagung cenderung stabil.

■ Pada Juni 2017, harga jagung hanya turun sedikit sebesar 0,40 persen m-t-m, 0,63 persen q-t-q dan 1,27 persen y-t-d menjadi 157,96 USD/Metrik Ton.

■ Cuaca selama dua bulan musim panas mendatang akan menjadi penting dalam menentukan hasil panen jagung Amerika Serikat yang akan datang.

■ Selain itu, karena margin proitabilitas kedelai mengungguli

jagung sebelum musim tanam 2017 berlangsung, kemungkinan petani di Amerika Serikat menanam lebih sedikit jagung dan lebih banyak kedelai pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016.

■ Laporan USDA (Departemen Pertanian Amerika Serikat) memperkirakan pasokan jagung global untuk musim 2017/2018 turun 28,6 juta metrik ton menjadi 195 juta metrik ton.

Gambar 38 Harga Kedelai, Gula dan Sawit, Juni 2012-2017

Kedelai, gula dan minyak kelapa sawit menurun.

Sumber: Bank Dunia (2017)

Harga minyak sawit kembali turun, setelah sebelumnya sempat meningkat pada Mei 2017.

■ Pada Juni 2017, harga minyak sawit turun 5,24 persen m-t-m, 6,35 persen q-t-q dan 14,50 persen y-t-d menjadi 621,18 USD/Metrik Ton.

■ Padahal harga minyak sawit sempat meningkat 5,2 persen m-t-m pada Mei 2017 akibat menguatnya permintaan ekspor di Asia Tenggara saat Ramadhan 2017.

(24)

■ Sementara itu permintaan minyak kelapa sawit menunjukkan pertumbuhan yang lemah karena ketersediaan minyak nabati kompetitif lainnya.

■ Adanya pelemahan ekspor tersebut tentunya melemahkan harga minyak sawit.

■ Selain itu, pergerakan bursa berjangka yang didominasi oleh spekulan biasanya cenderung sepi menjelang libur panjang.

■ Biasanya negara-negara konsumen terbesar sudah melakukan penyetokan dua minggu sebelum lebaran, yang tahun ini jatuh pada 25 Juni 2017.

■ Apalagi bursa utama yang menjadi patokan global berada di Indonesia dan Malaysia yang mayoritas memiliki penduduk muslim, sehingga lebih menyibukkan diri untuk perayaan

idul itri.

Stok kedelai melimpah, harga turun.

■ Pada Juni 2017, harga kedelai turun 2,98 persen m-t-m, 7,20 persen q-t-q, 10,50 persen y-t-d, 19,35 persen y-o-y menjadi 339,73 USD/Metrik Ton.

■ Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Total persediaan atau stok akhir kedelai di Amerika Serikat mencapai 92,2 juta metrik ton, lebih tinggi dari bulan Juni sebesar 88,8 juta metrik ton.

■ Petani kedelai di Amerika Serikat, penghasil terbesar di dunia, memiliki insentif untuk meningkatkan area tanam pada tahun 2017.

■ Departemen Pertanian Amerika Serikat mematok peningkatan lahan tahun ini untuk naik 1,8 juta hektar dari tahun 2016. Namun, banyak analis percaya bahwa kenaikan mendekati 5 juta hektar.

■ Hal ini didasarkan pada margin proitabilitas yang tercatat

lebih tinggi dari panen jagung, sebagai kompetitor utama.

■ Tahun ini, para analis memprediksi bahwa Brazil (eksportir utama) akan meningkatkan 103 juta ton kedelai dalam jumlah besar dalam beberapa bulan ke depan.

■ Implikasinya stok kedelai Amerika Serikat tumbuh ke level tertinggi dalam 10 tahun terakhir dan mungkin akan memberikan pukulan terbesar tahun ini terhadap harga kedelai.

Harga gula semakin tertekan akibat penambahan produksi di Thailand.

■ Harga gula turun 12,36 persen m-t-m, 23,86 persen q-t-q, 33,06 persen y-t-d menjadi 13,75 US Cents/Pound pada Juni 2017.

■ Pada musim produksi 2017-2018 produksi gula di Thailand, eksportir terbesar kedua di dunia, mencapai 11,5 juta ton yang berasal dari 105 juta ton batang tebu.

■ Hal ini terjadi akibat peningkatan panen yang dipicu banyaknya curah hujan yang sangat baik di seluruh wilayah Thailand.

■ Sementara itu, International Sugar Organization memperkirakan pada musim 2017-2018 pasar global akan mengalami surplus gula sebesar 3 juta ton.

■ Padahal pada musim sebelumnya pasar mengalami deisit

6,5 juta ton.

■ Oleh karenanya, harga global turun karena adanya bayang-bayang surplus 2017-2018.

Gambar 39 Harga Coklat dan Kopi, Juni 2012-2017

Harga coklat meningkat, kopi turun

Sumber: Bank Dunia (2017)

Tren harga kopi menurun sejak awal 2017.

■ Pada Juni 2017, harga kopi Arabika turun 4,68 persen m-t-m, 9,59 persen q-t-q, dan 13,11 persen y-o-y menjadi 144,1 US Cents/Pound.

■ Mengutip data International Cofee Organisation (ICO), peningkatan produksi akan terjadi terhadap tanaman robusta dan arabika.

■ ICO mencatat, produsen di Uganda, Indonesia, Honduras, India dan Peru – yang berkontribusi seperempat ekspor

global – secara signiikan meningkatkan pengapalannya

pada awal musim 2016-2017.

■ Sementara itu, pada musim 2017-2018, Brasil dan Vietnam mengalami pemulihan produksi. Masing-masing negara merupakan pemasok arabika dan robusta terbesar di dunia.

Harga coklat mengalami sedikit peningkatan.

■ Harga coklat dunia meningkat 0,76 persen m-t-m menjadi 1.998,25 USD/Metrik Ton pada Juni 2017.

■ Akan tetapi, harga coklat menunjukkan tren penurunan yang tajam sebesar 36,01 persen y-o-y dan 8,97 persen y-t-d.

■ Amerika Serikat menurunkan probabilitas terjadinya El-Nino sampai 36 persen dari yang sebelumnya diperkirakan 46 persen pada paruh kedua 2017.

(25)

H. PERKEmbANGAN EKoNomI GLobAL DAN PASAR KomoDITAS

1. Secara umum baik negara maju maupun negara berkembang tumbuh lebih lambat dibandingkan tahun 2015

Gambar 40 GAMA Leading Economic Indicator

GAMA LEI menunjukkan kemungkinan arah positif siklus perekonomian Indonesia

Sumber: Estimasi Tim Mandiri Macroeconomic Dashboard (2017)

GAMA Leading Economic Indicator (GAMA LEI) adalah model early warning system untuk memperkirakan arah pergerakan siklus ekonomi Indonesia satu kuartal ke depan.

■ Outlook atas perekonomian satu kuartal ke depan didapatkan dengan membandingkan pergerakan indeks komposit GAMA LEI dengan pergerakan siklus ekonomi.

■ Gambaran kondisi perekonomian kuartal II-2017 ke depan akan tercermin dalam pergerakan indeks GAMA LEI pada kuartal I-2017 dan sebelumnya.

■ Akan tetapi, harap dicermati bahwa kondisi perekonomian makro dapat berubah sewaktu-waktu.

■ Sejak 2012, model GAMA LEI telah berhasil memprediksi arah pergerakan siklus ekonomi dengan tingkat akurasi 80 persen.

Indeks komposit GAMA LEI dihasilkan dengan menggabungkan uraian komponen siklikal atas variabel-variabel makro ekonomi yang merupakan indikator pendahulu dari siklus bisnis.

■ Variabel penyusun indeks komposit GAMA LEI memiliki

signiikansi sebagai variabel yang pergerakannya secara

teoretis sejalan dan mendahului siklus bisnis.

■ Setelah melalui rangkaian pengujian statistik, terpilihlah variabel Indeks Tendensi Bisnis, real efective exchange rate, indeks pasar saham Shenzen, total pengunjung turis, dan produksi otomotif yang berkorelasi dengan nilai siklus PDB di tingkat kelambanan positif.

■ Kumpulan variabel tersebut menyusun indeks komposit GAMA LEI dengan pembobotan yang didapatkan dari nilai korelasi parsialnya dengan siklus PDB.

■ Nilai indeks GAMA LEI yang berada di atas 100 menunjukkan kondisi yang baik atau prospektif sedangkan nilai indeks yang berada di bawah 100 menunjukkan kondisi kurang baik atau depresi.

Indeks GAMA LEI menunjukkan kecenderungan perbaikan siklus ekonomi (PDB) Indonesia dari kuartal sebelumnya.

■ Hal ini mengindikasikan perekonomian Indonesia pada Kuartal II-2017 akan lebih baik daripada kuartal sebelumnya.

■ Nilai indeks ada pada 100,547 poin, berada di atas 100 yang menunjukkan kondisi prospektif.

IIndikasi perbaikan siklus perekonomian Indonesia ini didasarkan atas beberapa indikator ekonomi Indonesia pada Kuartal I 2017 hingga pertengahan Kuartal II 2017 yang membaik.

■ Percepatan pertumbuhan seluruh sektor yang terjadi awal 2017 diperkirakan akan masih berlanjut hingga pertengahan 2017.

■ Faktor musiman Bulan Ramadhan 2017 mendorong konsumsi ritel masyarakat pada Mei-Juni 2017.

■ Kinerja investasi meningkat ditopang beberapa konstruksi infrastruktur pemerintah yang sudah berjalan menjelang tengah tahun.

■ Akan tetapi, masih terdapat tekanan di ekspor Indonesia hingga Juni 2017.

Gambar

Gambar 11 Real Efective Exchange Rate, Juni 2012 – Juni 2017
Gambar 14 Utang Luar Negeri Indonesia Berdasarkan Jangka Waktunya (Remaining Maturity) Mei 2012 - 2017**
Gambar 16 Surat Berhaga Negara (SBN) Indonesia Outstanding, 2012 – 2017
Gambar 24 Perkembangan Non Performing Loan Gross (NPL) per kelompok bank Mei 2016 - Mei 2017
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia dalam konsep Bani Adam, adalah sebuah usaha pemersatu (persatuan dan kesatuan) tidak ada perbedaan sesamanya, yang

Kesejahteraan psikologis atau psychological wellbeingadalah suatu kondisi dimana individu menjadi sejahtera dengan menerima diri, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi

dan revaskularisasi jantung dengan depresi menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien PJK dibanding kedua faktor yang lain.. Lebih jauh hasil

Setiap orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal fisik, mental-emosional, maupun kemampuan-kemampuannya. Ada ungkapan yang sering didengar

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

Isu mengenai pengaruh dari pendapatan regional perkapita, produk domestik regional bruto (PDRB), dana alokasi umum (DAU), pendapatan asli daerah (PAD), dan rasio

Metode muhawarah adalah metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di

“Haroa” sebagai sebuah tradisi dan merupakan rumpun media tradiosional adalah merupakan salah satu media dakwah efektif yang digunakan oleh tokoh agama (khatibi, lebe)