• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 832009021 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 832009021 BAB III"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

53

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. VARIABEL PENELITIAN

Variabel -variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel terikat : Perilaku Prososial

2. Variabel bebas : Empati dan Pola Asuh Demokratis

3.2. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 3.2.1. Perilaku Prososial

Perilaku prososial adalah segala bentuk perilaku yang memberikan konsekuensi positif bagi si penerima, baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis yang memberi keuntungan pada orang lain atau dirinya sendiri.

Aspek-aspek dari perilaku prososial diantaranya adalah berbagi

(Sharing), kerjasama (Cooperative), menyumbang (Donating), menolong

(Helping), kejujuran (Honesty), dan kedermawanan (Generosity). Aspek-aspek tersebut mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Eisenberg dan Munssen mengenai perilaku prososial.

(2)

54

3.2.2. Empati

Empati adalah kecenderungan kecenderungan seseorang untuk memahami pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, kondisi, keadaan orang lain tanpa harus terlibat secara nyata di dalamnya.

Aspek-aspek yang terkandung dalam empati meliputi : Pengambilan Perspektif, Fantasi, Perhatian Empatik dan Distress Pribadi. Alat ukur aspek empati ini yaitu menggunakan skala empati yang dibuat Davis (1983) yang telah diterjemahkan oleh Elvin (2001) dan telah dimodifikasi oleh penulis sendiri.

Penilaian skala empati ini makin tinggi skor total yang diperoleh individu menunjukkan empatinya makin tinggi, sedangkan makin rendah skor total yang diperoleh individu menunjukkan empatinya makin rendah.

3.2.3. Pola Asuh Demokratis

Pola Asuh Demokratis yaitu cara mendidik anak, di mana orang tua menggunakan kebebasan dan pengendalian, dan ada kontrol yang diimbangi dengan pemberian dukungan oleh orang tua kepada anak.

Alat ukur pola asuh orang tua menggunakan skala pola asuh orangtua, skala yang digunakan adalah skala yang disusun oleh penulis sendiri dengan mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Zahara Idris (dalam Shochib, 1998), yaitu adanya musyawarah dalam keluarga, adanya kebebasan yang terkendali, adanya pengarahan dari orang tua, adanya bimbingan dan perhatian, adanya saling menghormati antar anggota keluarga, dan adanya komunikasi dua arah.

(3)

55

3.3. PARTISIPAN PENELITIAN

Azwar (2000) menyatakan bahwa subyek dalam penelitian merupakan sumber utama data penelitian, yaitu memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti dan yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang dimaksudkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini, subyek yang digunakan adalah remaja usia 11-19 tahun, merupakan anak-anak di Pusat Pengembangan Anak di kota Solo dan masih aktif mengikuti kegiatan PPA, aktif mengikuti kegiatan gereja, aktif mengikuti pembelajaran di kelas PPA. Alasan dipilih subyek penelitian remaja usia 11-19 tahun dan anggota Pusat Pengembangan Anak di kota Solo karena:

1. Remaja anggota Pusat Pengembangan Anak di kota Solo.

Dengan alasan, remaja di PPA Solo adalah anak yang miskin dalam empat bidang kehidupan, yaitu miskin intelektual, rohani, fisik, sosio-emosionalnya, dengan asumsi anak yang mengalami kemiskinan adalah anak yang perkembangannya mengalami masalah, salah satunya perkembangan sosio-emosionalnya. Selain itu anak-anak PPA adalah anak-anak dengan beraneka ragam latar belakang gaya pengasuhan. 2. Usia 11-19 tahun.

Pada usia ini remaja berada pada fase perkembangan di mana salah satu tugas perkembangannya adalah masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan pencapaian tingkah laku sosial yang bertanggung jawab (Hurlock, 1999).

3.4.POPULASI DAN SAMPEL

3.4.1. Populasi

(4)

56

untuk pengambilan kesimpulan, Sugiyono (2010). Sedangkan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh PPA Solo yang berjumlah 15 PPA.

3.4.2 Sampel

(5)

57

3.5. INSTRUMEN DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, pengambilan data atau pengumpulan data yang digunakan adalah skala psikologi yaitu skala yang disusun untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negative, setuju dan tidak setuju terhadap suatu obyek social (Azwar, 1998).

Alasan menggunakan metode ini karena data yang diungkap berupa konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu dan subyek (Azwar, 1999). Hadi (1990) mengatakan bahwa subyek adalah orang yang paling mengerti tentang dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subyek kepada peneliti benar-benar dapat dipercaya.

Skala yang digunakan untuk pengambilan data yaitu skala empati, pola asuh demokratis, dan perilaku prososial. Pola dasar pengukuran skala di atas menggunakan metode penskalaan model Likert. Penskalaan model Likert menggunakan lima pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), antara sesuai dan tidak sesuai adalah netral (N), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan favorabel atau positif dimulai dengan skor yaitu 5, 4, 3, 2, 1 dan pernyataan unfavorabel atau negative dimulai dengan skor yaitu 1, 2, 3, 4, 5.

3.5.1. Skala Perilaku Prososial

(6)

58

Tabel 3.1

Alat Ukur Penelitian Skala Perilaku Prososial

SS (Sangat Sesuai)

S (Sesuai)

N (Netral)

TS (Tidak Sesuai)

STS (Sangat

Tidak Sesuai)

Favorable 5 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4 5

Tabel 3.2

Blue Print Skala Perilaku Prososial

No Aspek No Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Berbagi 1,8,26 9,15,21 6

2 Kerjasama 2,3,14 7,10,16,20 7

3 Menyumbang 17,22,27 4,11,29 6

4 Menolong 5,23,32 24,30 5

5 Kejujuran 12,33 18,28 4

6 Kedermawanan 6,25,31 13,19 5

JUMLAH 18 15 33

Tabel 3.3

Tabel Daftar Sebaran Item Angket Perilaku Prososial Sebelum Uji Coba

Aspek-aspek Indikator Item No Item

F UF Berbagi Kesediaan untuk

memecahkan masalah orang lain.

Saya bersedia berbagi solusi masalah dengan teman yang mengalami kesukaran.

1

Kesediaan meluangkan waktu untuk orang lain.

Saya selalu dapat meluangkan waktu untuk teman yang ingin curhat.

8

Jika saya melihat ada teman yang ingin curhat, saya berusaha menyibukkan diri agar teman mengurungkan niat untuk curhat dengan saya.

15

(7)

59

mendengarkan curhat teman yang ceritanya menyedihkan.

Kesediaan mendengarkan cerita atau curahan hati teman.

Saya bersedia mendengarkan curahan hati teman saya yang sedang sedih.

26

Saya hanya bersedia bercerita dengan teman untuk hal-hal yang

menyenangkan saja.

9

Kerjasama Menunjukkan kemauan untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas kebersamaan.

Saya bersedia mengerjakan tugas-tugas sekolah bersama dengan teman lain di dalam kelompok saya untuk menyelesaikan tugas tersebut.

2

Saya bersedia bekerja sama dengan siapa saja dalam menyelesaikan suatu hal yang berkaitan dengan

kepentingan bersama.

14

Saya hanya bersedia bekerja sama dengan teman-teman dekat saya.

20

Adanya situasi saling

menguntungkan satu sama lain.

Banyak manfaat ketika saya berdiskusi kelompok untuk membicarakan atau menyelesaikan topik permasalahan.

3

Saya merasa tidak ada manfaatnya bekerja bersama-sama karena akan membuang-buang waktu saja.

16

Pendapat orang lain belum tentu benar karena itu lebih baik bekerja sendiri daripada melibatkan banyak orang.

10

Saya tidak suka bekerjasama karena akan membuang-buang waktu saja.

7

Menyumbang Memberikan sesuatu barang tanpa memandang latar belakang suku atau agama atau ras.

Saya akan menyumbang barang-barang layak pakai kepada orang yang benar-benar membutuhkan.

22

Ketika saya memberi, saya tidak memandang dari latar belakang suku, agama, ras mana saja.

27

Saya hanya akan menyumbangkan barang-barang layak pakai kepada orang-orang dari agama tertentu saja.

4

Kesediaan memberi dengan ikhlas.

Saya dapat memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas.

17

Harapan saya ketika memberikan bantuan kepada orang lain adalah saya akan mendapatkan umpan balik berupa pujian ataupun materi (uang atau barang).

(8)

60

Suatu saat saya akan meminta bantuan kepada orang yang dahulu pernah saya bantu.

29

Menolong Kesediaan menolong dengan tulus.

Saya bersedia menolong orang yang membutuhkan dengan tulus hati.

23

Saya akan menolong orang lain tanpa mengharapkan pujian dari orang yang melihatnya.

32

Saya akan menolong orang lain jika ada imbalan tertentu.

30 Kesediaan untuk mengupayakan apa saja demi meringankan beban orang lain.

Saya akan melakukan apa saja untuk meringankan beban orang tersebut.

5

Saya hanya akan meringankan beban orang yang benar-benar saya kenal.

24

Kejujuran Kesediaan dengan tulus ketika menolong orang lain.

Saya berusaha tulus ketika menolong orang lain.

12

Saya menolong teman dengan tidak maksimal karena tidak ada untungnya bagi saya.

28

Saya akan pura-pura menolong teman yang kesulitan agar dipuji oleh orang lain.

18

Saya menolong teman dengan tulus agar ia merasa senang.

33

Kedermawanan Kesediaan untuk memberi sesuatu dengan sukarela.

Saya mau memberikan bantuan dengan sukarela kepada orang yang terkena musibah.

31

Saya senang memberi barang-barang pantas pakai kepada anak-anak di panti asuhan.

6

Saya termasuk orang yang suka memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan.

25

Bersedia memberi atau menolong tanpa ada syarat-syarat tertentu.

Sikap memberi tanpa pamrih perlu dimiliki hanya ketika terjadi bencana.

13

Saya memberikan uang kepada pengemis, jikalau saya mempunyai uang kecil.

19

(9)

61

3.5.2. Skala Empati

Alat ukur aspek empati yaitu menggunakan skala empati. Skala ini telah digunakan oleh Elvin (2001) dalam penulisan skripsinya yang berjudul ”Hubungan antara Kesadaran Emosi dengan Empati” dengan modifikasi penulis. Skala empati yang digunakan adalah modifikasi skala yang dibuat Davis (1983) dan telah diterjemahkan oleh Elvin. Skala ini mengandung empat aspek, yaitu pengambilan perspektif, fantasi, perhatian empatik, dan distress pribadi.

Tabel 3.4

Alat Ukur Penelitian Skala Empati

SS (Sangat Sesuai)

S (Sesuai)

N (Netral)

TS (Tidak Sesuai)

STS (Sangat

Tidak Sesuai)

Favorable 5 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4 5

Tabel 3.5

Blue Print Skala Empati

Aspek Nomor Aitem Jumlah

Favorabel Unfavorabel

Pengambilan Perspektif 1,9,23 5,15,19 6

Fantasi 16,20, 24 2,6,10 6

Perhatian Empatik 3,13,21 7,17,25 6

Distress Pribadi 8,12,14 4,11,18,22 7

Jumlah 12 13 25

Tabel 3.6

Tabel Daftar Sebaran Item Angket Empati Sebelum Uji Coba

Aspek-aspek Indikator Item No Item

F UF Pengambilan

Perspektif

Berusaha memahami apa yang dipikirkan atau diutarakan oleh orang lain

Apapun jalan pikiran teman, saya berusaha untuk dapat memahaminya.

(10)

62

Berusaha mendengarkan pendapat orang lain adalah baik, karena saya menyadari bahwa setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.

9

Kadang saya kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain karena saya tidak mengalaminya.

15

Lebih berorientasi pada kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri.

Memikirkan masalah orang lain merupakan suatu hal yang akan membuang-buang waktu saya.

5

Saya berusaha mendahulukan kepentingan teman daripada kepentingan diri sendiri.

23

Lebih baik menyelesaikan masalah sendiri dari pada memikirkan permasalahan yang dihadapi teman.

19

Imajinasi

Dapat membayangkan bagaimana orang lain sedang merasa

Saya dapat membayangkan bagaimana rasanya diperlakukan tidak adil oleh orang yang sangat disayangi.

20

Saya dapat membayangkan betapa sedihnya orang yang tertimpa bencana banjir maupun kebakaran.

16

Jika ada korban kecelakaan, perasaan saya biasa saja.

2

Dapat membayangkan bagaimana seseorang merasakan seperti ia mengalaminya sendiri.

Saya dapat membayangkan bagaimana rasanya mendengar ada salah satu keluarga mengalami kecelakaan.

24

Jika saya belum pernah mengalami kejadian itu, saya sulit

membayangkan apa yang sedang dialami orang lain.

10

Memikirkan perasaan orang lain tidaklah penting bagi saya, karena saya tidak mengalaminya.

6

Perhatian

Empatik Menunjukkan perasaan simpatik pada orang lain.

Karena saya tidak tahan melihat korban kecelakaan di jalan raya, maka saya segera membantunya.

13

Perasaan saya biasa-biasa saja ketika ada orang lain yang diperlakukan tidak adil, karena itu tidak terjadi pada saya.

17

Menunjukkan sikap peduli

Ketika ada kecelakaan, saya hanya diam dan menyaksikan saja karena pasti ada orang lain yang

membantunya.

25

Saya segera memberikan pertolongan kepada orang yang sedang tertimpa

(11)

63

kecelakaan.

Mengetahui keadaan internal orang lain

Saya dapat memahami bagaimana rasanya ditinggal (mati) untuk selamanya oleh orang yang sangat disayangi.

3

Saya tidak tahu apa yang dirasakan oleh korban kecelakaan itu, karena saya tidak pernah mengalaminya.

7

Distress Pribadi

Perasaaan bingung ketika melihat penderitaan orang lain.

Saya merasa puas bila dapat membantu korban kecelakaan di jalan raya.

11

Saya bingung apa yang harus dilakukan ketika ada kecelakaan di jalan raya.

14

Ketika teman terkena musibah, saya berusaha tidak panik agar dapat berpikir dan melakukan bantuan secepat mungkin.

18

Fokus pada perasaan diri sendiri.

Saya takut menolong orang yang terkena musibah, karena saya tidak ingin mereka tersinggung.

8

Saya harus memberanikan diri menolong korban kecelakaan agar nyawanya terselamatkan.

22

Marah melihat penderitaan orang lain.

Saya marah jika sahabat tertimpa musibah kecelakaan.

12

Saya berusaha menahan emosi marah ketika ada keluarga yang tertimpa kecelakaan.

4

Total 25

3.5.3. Skala Pola Asuh Orang Tua

(12)

64

Tabel 3.7

Alat Ukur Penelitian Skala Pola Asuh Demokratis

SS (Sangat Sesuai)

S (Sesuai)

N (Netral)

TS (Tidak Sesuai)

STS (Sangat Tidak

Sesuai)

Favorable 5 4 3 2 1

Tabel 3.8

Blue Print Skala Pengasuhan Orang Tua

No Ciri-ciri No Aitem Favorable Jumlah

1 Musyawarah dalam keluarga 1,7,13,19,25,31,34. 7

2 Kebebasan yang terkendali 2,8,14,20,26,32,35. 7

3 Pengarahan dari orang tua. 3,9,15,21,27. 5

4 Bimbingan dan perhatian. 4,10,16,22,28,33. 6

5 Saling menghormati antar anggota keluarga 5,11,17,23,29. 5

6 Komunikasi dua arah. 6,12,18,24,30. 5

Jumlah 35

Tabel 3.9

Tabel Daftar Sebaran Item Angket Pola Asuh Demokratis Sebelum Uji Coba

Ciri-ciri Indikator Item No

Item Adanya

musyawarah dalam keluarga

Mengikutsertakan anak dalam membuat peraturan keluarga.

Saya dilibatkan dalam membuat peraturan di rumah.

1

Orang tua sering membuat peraturan secara sepihak.

7

Mengajak anak-anak berunding dalam menetapkan kelanjutan sekolah

Aktivitas saya di luar jam sekolah, dibuat atas kesepakatan antara saya dan orangtua .

13

Orangtua memberi bimbingan, agar prestasi belajar saya meningkat.

19

Bermusyawarah dalam memecahkan problem-problem yang dihadapai anak maupun keluarga.

Orang tua membantu memecahkan masalah yang saya hadapi.

(13)

65

Masalah di dalam keluarga saya, dipecahkan bersama-sama semua anggota keluarga.

31

Orangtua mengajarkan bagaimana cara mengambil keputusan dalam memecahkan persoalan saya.

34

Adanya kebebasan yang terkendali.

Mendengar pendapat anak. Segala pendapat saya selalu didengar oleh orang tua.

2

Mempertimbangkan keinginan anak.

Segala keinginan saya akan

dipertimbangkan terlebih dahulu oleh orang tua.

8

Memperhatikan penjelasan anak ketika melakukan kesalahan.

Orang tua menerima penjelasan dari saya ketika saya melakukan kesalahan.

14

Orang tua memberi kesempatan pada saya untuk menjelaskan ketika saya berbuat kesalahan.

20

Anak meminta ijin jika hendak keluar dari rumah.

Saya selalu minta ijin ketika hendak keluar rumah.

26

Memberikan izin bersyarat dalam hal bergaul dengan teman-temannya.

Orang tua memberikan kebebasan yang bertanggung jawab dalam hal bergaul dengan teman.

32

Jika pergi dengan teman, orang tua akan mengingatkan untuk pulang dengan tepat waktu sampai di rumah.

35

Adanya pengarahan dari orang tua.

Bertanya kepada anak tentang kegiatan sehari-hari.

Setiap pagi orang tua bertanya tentang kegiatan apa yang akan saya lakukan.

3

Orang tua selalu menanyakan tentang kegiatan yang telah saya lakukan selama sehari ini.

9

Memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik.

Orang tua menasehati saya bahwa orang yang menabur kebaikan, suatu saat pasti akan menuai kebaikan pula.

15

Memberikan penjelasan tentang perbuatan yang tidak baik.

Orang tua selalu menjelaskan kepada saya tentang akibat orang yang tidak jujur.

21

Orang tua selalu memberi nasehat ketika saya melakukan kesalahan.

27

Adanya bimbingan dan perhatian

Memberikan pujian atau hadiah kepada anak bila berperilaku benar atau baik.

Orang tua akan memberikan pujian jika apa yang saya lakukan itu baik.

4

Orang tua akan memberi hadiah ketika saya mendapat juara kelas.

10

Memberikan teguran kepada anak, jika salah atau berperilaku buruk.

Orang tua akan menegur bila saya berperilaku yang tidak sopan.

16

Memenuhi kebutuhan sekolah anak sesuai dengan

kemampuan.

Orang tua selalu berusaha memenuhi kebutuhan sekolah saya tepat waktu.

22

Mengurus keperluan anak sehari-hari.

Keperluan pribadi saya seperti (baju, sepatu, tas, dll) selalu diperhatikan oleh

(14)

66

orang tua.

Mengingatkan anak untuk belajar.

Orang tua senantiasa mengingatkan saya untuk belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh.

33

Adanya saling menghormati antar anggota keluarga.

Terdapat tutur kata yang baik antara anggota keluarga.

Kata-kata sopan yang setiap hari saya dengar dalam komunikasi di keluarga saya.

5

Tolong menolong dalam bekerja.

Saya akan menolong orang tua dalam menyelesaikan pekerjaan rumah.

11

Saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya.

Menghormati orang tua serta kakak adik, itulah yang selalu ditekankan dalam keluarga saya.

17

Bersikap adil terhadap setiap anak dalam pemberian tugas.

Orang tua membagi tugas membersihkan rumah sesuai kemampuan masing-masing dengan adil.

23

Orang tua saya selalu bersikap adil terhadap semua anak-anaknya.

29

Adanya komunikasi dua arah.

Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya atau berpendapat tentang sesuatu hal.

Jika saya akan memutuskan sesuatu, orang tua menjelaskan akibat baik buruknya.

6

Orang tua selalu memberi jawaban yang baik ketika saya bertanya tentang sesuatu hal.

12

Menjelaskan alasan ditetapkannya suatu peraturan.

Orang tua akan memberikan penjelasan mengenai alasan ditetapkannya suatu peraturan dalam keluarga.

18

Membicarakan segala persoalan yang timbul dalam keluarga.

Orang tua mengajak saya membicarakan masalah yang timbul dalam keluarga.

24

Keluarga saya terbuka dalam memecahkan masalah.

30

TOTAL 35

3.6.VALIDITAS DAN RELIABILITAS

3.6.1. Validitas

(15)

67

mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes tersebut (Azwar, 1997). Cara untuk mengetahui validitas dari alat ukur adalah mengkorelasikan nilai yang diperoleh dari setiap item dengan skor total, dan untuk memperoleh koefisien korelasi dengan skor total digunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menggunakan bantuan komputer dengan SPSS for windows versi 17.0 pada setiap item dari kedua angket yang digunakan.

Validitas item didasarkan pada besarnya korelasi yang diperoleh. Suatu aitem dikatakan valid jika koefisien korelasi > 0,25 (Azwar, 1997). Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak. Perhitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan corrected item total corelation dengan teknik korelasi product moment memakai program SPPS For Windows Versi 17.00.

3.6.2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliable (reliable). Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1997).

(16)

68

3.7. SELEKSI ITEM PENELITIAN

Sebelum dilakukan penelitian atau pengambilan data, alat ukur yang digunakan perlu diuji coba (try out) pertama di PPA Abdi Putra yang bertempat di GSJA Parakletos sejumlah 40 orang anak terlebih dahulu untuk menyeleksi alat ukur tersebut. Hasil try out yang pertama ternyata banyak sekali item yang gugur pada skala prososial dan empati. Skala prososial dari 33 item terdapat 24 dapat digunakan dan 9 gugur, item-item yang banyak gugur itu pada aspek yang penting dalam skala prososial seperti aspek menyumbang item gugur 3, dan item yang dapat digunakan 3; aspek menolong item gugur 2, dan item yang dapat digunakan 3 dengan validitas angket prososial bergerak dari rentang nilai 0,273 – 0,691 menghasilkan Koefisien Alfa Cronbach 0,885. Untuk skala empati dari 25 item terdapat 7 item gugur dan 18 item yang dapat digunakan, item-item yang banyak gugur itu pada aspek yang penting dalam skala empati seperti aspek perhatian empatik item gugur 3 dan item yang dapat digunakan 3 dengan validitas angket empati bergerak dari rentang nilai 0,267- 0,776 menghasilkan Koefisien Alfa Cronbach 0,842.

Hasil try out pertama banyak item-item penting yang gugur pada skala prososial dan skala empati, maka peneliti melakukan revisi item dan try out

ulang pada PPA Pangudi Putro yang bertempat di GSJA Efata dan menghasilkan hasil yang cukup bagus. Berikut ini hasil try out ke dua yang juga di gunakan acuan dalam penelitian ini.

3.7.1 Angket Perilaku Prososial

(17)

69

digunakan adalah 0,890 lebih besar 0,6 yang berarti semua item prososial tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Penyebaran item valid dan item gugur dari angket prososial dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.10

Sebaran Item Skala Perilaku Prososial Setelah Uji Coba

No Aspek No Item Jumlah Item

Favorable Unfavorable Valid Gugur

1 Berbagi 1,8,26 9,15,21 6 0

2 Kerjasama 2*,3,14 7*,10,16,20 5 2

3 Menyumbang 17,22,27 4,11,29* 5 1

4 Menolong 5,23,32 24,30* 4 1

5 Kejujuran 12,33* 18,28 3 1

6 Kedermawanan 6*,25,31 13,19 4 1

Item gugur = * JUMLAH 27 6

Tabel 3.11

Susunan Nomor Item Baru Skala Perilaku Prososial

No Aspek No Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Berbagi 1(1),8(5),26(23) 9(6),15(12),21(18) 6 2 Kerjasama 3(2),14(11) 10(7),16(13),20(17) 5 3 Menyumbang 17(14), 22(19), 27(24) 4(3),11(8) 5 4 Menolong 5(4), 23(20),32(27) 24(21) 4

5 Kejujuran 12(9) 18(15),28(25) 3

6 Kedermawanan 25(22),31(26) 13(10),19(16) 4

Item Baru = ( ) Jumlah 27

3.7.2 Angket Empati

(18)

70

semua item empati tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Penyebaran item valid dan item gugur dari angket empati dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.12

Sebaran Item Skala Empati Setelah Uji Coba

No Aspek No Item Jumlah Item

Favorable Unfavorable Valid Gugur 1 Pengambilan Perspektif 1,9,23 5,15,19 6 0

2 Fantasi 16,20,24 2,6,10* 5 1

3 Perhatian Empatik 3,13,21 7*,17,25 5 1 4 Distress Pribadi 8,12,14* 4,11,18,22 6 1

Item gugur = * JUMLAH 22 3

Tabel 3.13

Susunan Nomor Item Baru Skala Empati

No Aspek No Item Jumlah

Favorable Unfavorable 1 Pengambilan

Perspektif

1(1),9(9),23(17) 5(2),15(10),19(18) 6

2 Fantasi 16(3),20(11),24(19) 2(4),6(12) 5 3 Perhatian Empatik 3(5),13(13),21(20) 17(6),25(14) 5 4 Distress Pribadi 8(7),12(15) 4(8),11(16),18(21),22(22) 6

Item Baru = ( ) Jumlah 22

3.7.3 Angket Pola Asuh Demokratis

Berdasarkan perhitungan validitas terhadap 35 item, diperoleh 2 item tidak valid dan 33 item yang dapat digunakan. Validitas angket pola asuh demokratis bergerak dari rentang nilai 0,265 sampai dengan 0,800 Koefisien

(19)

71

Tabel 3.14

Sebaran Item Skala Pola Asuh Demokratis Setelah Uji Coba

No Ciri-ciri No Item Favorable Valid Gugur

1 Musyawarah dalam keluarga 1,7*,13,19,25,31,34. 6 1

2 Kebebasan yang terkendali 2,8,14,20,26,32,35*. 6 1

3 Pengarahan dari orang tua. 3,9,15,21,27. 5 0

4 Bimbingan dan perhatian. 4,10,16,22,28,33. 6 0

5 Saling menghormati antar

anggota keluarga

5,11,17,23,29. 5 0

6 Komunikasi dua arah. 6,12,18,24,30. 5 0

Item Gugur = * Jumlah 33 2

Tabel 3.15

Susunan Nomor Item Baru Skala Pola Asuh Demokratis

No Ciri-ciri No Item Favorable Jumlah

1 Musyawarah dalam keluarga 1(1),13(12),19(18),25(24),31(30),34(33). 6

2 Kebebasan yang terkendali 2(2),8(7),14(13),20(19),26(25),32(31) 6

3 Pengarahan dari orang tua. 3(3),9(8),15(14),21(20),27(26). 5

4 Bimbingan dan perhatian. 4(4),10(9),16(15),22(21),28(27),33(32). 6

5 Saling menghormati antar

anggota keluarga

5(5),11(10),17(16),23(22),29(28). 5

6 Komunikasi dua arah. 6(6),12(11),18(17),24(23),30(29). 5

Item Baru = ( ) Jumlah 33

3.8.TEKNIK ANALISIS DATA

3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan bahwa sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu diuji agar memenuhi

(20)

72

parameter penduga yang sahih. Uji tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji linearitas, dan uji autokorelasi.

3.8.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu berdistribusi normal, Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat menunjukkan apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau hampir berdistribusi normal (Ghozali, 2009). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram, P-P Plot Test, dan uji

one sample Kolmogorov Smirnov. Pada uji Kolmogorov Smirnov apabila nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan data nilai residual terdistribusi normal. Normalitas P-P Plot Test dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang bergerak dari bawah ke kanan atas. Sehingga bila titik-titik tersebut mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi normal, dan analisis dapat dilanjutkan (Santosa, 2000).

3.8.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Sebab jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Pengujian akan dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas masalah multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 (Ghozali, 2009).

3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas

(21)

73

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai prediksi dependenn ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik

scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

3.8.1.4 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi, 2000). Hasil uji linieritas dengan p<0.05 maka dapat dikatakan adanya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.8.2 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analisa data yang digunakan adalah:

3.8.2.1 Analisis Regresi Berganda

Gambar

Tabel 3.1 Alat Ukur Penelitian Skala Perilaku Prososial
Tabel 3.4 Alat Ukur Penelitian Skala Empati
Tabel 3.8 Blue Print Skala Pengasuhan Orang Tua
Tabel 3.10
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Setelah studi eksplorasi, disusun rancangan awal kuesioner untuk responden yang kemudian akan dipakai dalam penelitian pendahuluan ( pre-test ) terhadap 30 orang responden

Pada penelitian pendahuluan, informasi awal suda peneliti dapatkan dari wawancara dengan bu Damis Pasuma pada tanggal 10 M ei 2012 dari beliaulah peneliti mendapat

Sejak menjadi GKJ Pepanthan Sukoharjo ini, maka majelis GKJ Pepanthan Sukoharjo terus mengadakan kegiatan untuk memajukan jemaatnya, dengan mengadakan

Gambaran umum penelitian kualitatif adalah dalam mencari pemecahan masalah, peneliti tidak menggunakan perantara sebagai transformasi, tetapi peneliti langsung

11 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineke Cipta, 2006), 200.. peneliti kepada responden yaitu santri putri pondok pesantren Al- Ma’ruf yang

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus diperlukan dalam suatu penelitian, diperlukannya suatu alur yang dijadikan acuan agar peneliti tidak keluar dari ketentuan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan menggunakan metode penelitian tindakan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan analisis evaluasi

Alasan peneliti menggunakan judgement sampling adalah karena adanya beberapa karakteristik sesuai dengan peneliti menginginkan unit yang akan dijadikan responden sesuai