DAFTAR ISI DAFTAR ISI
Kata
Kata pengantar...pengantar... ... ii
Daftar
Daftar Isi...Isi... ... iiii
I.
I. BAB IBAB I I.1
I.1 Pendahuluan...Pendahuluan... ... 11 I.2
I.2 Anatomi Anatomi dan dan Fisiologi Fisiologi mata...mata... ... 11 I.2.1
I.2.1 Anatomi Anatomi Lensa...Lensa... ... 33 I.2.2
I.2.2 Fisiologi Fisiologi Lensa...Lensa... ... 44 I.3
I.3 Pemeriksaan Pemeriksaan Lensa...Lensa... ... 44 I.4
I.4 Metabolisme Metabolisme Lensa...Lensa... ... 44
II.
II. BAB IIBAB II KATARAK KATARAK II.1
II.1 Definisi...Definisi... ... 66 II.2
II.2 Etiologi...Etiologi... ... 77 II.3
II.3 Patofisiologi...Patofisiologi... ... 88 II.4
II.4 Klasifikasi...Klasifikasi... ... 88 II.4.1
II.4.1 Katarak Katarak Developmental...Developmental... ... ... ... 1010 II.4.1.1
II.4.1.1 Katarak Katarak Kongenital...Kongenital... ... ... ... 1010 Arteri
Arteri hialoidea hialoidea persisten...persisten... ... 1111 Katarak
Katarak Polaris Polaris Anterior...Anterior... .... 1111 Katarak
Katarak Polaris Polaris Posterior...Posterior... ... 1111 Katarak
Katarak Aksialis...Aksialis... ... 1212 Katarak
Katarak Zonularis...Zonularis... ... 1212 Katarak
Katarak Stelata...Stelata... ... 1212 Katarak
Katarak Kongenital Kongenital membranasea...membranasea... ... 1212 Katarak
Katarak Kongenitak Kongenitak totalis...totalis... ... 1313 II.4.1.2 Katarak
II.4.1.2 Katarak Juvenil...Juvenil... ... 1313
Tindakan Tindakan pengobatan pengobatan pada pada katarak katarak kongenital...kongenital... ... 1313 Ekstrasi
II.4.2
II.4.2 Katarak Katarak Degeneratif Degeneratif ... ... 1616
Katarak
Katarak senilis...senilis... ... 1616
Stadium Stadium Insipiens...Insipiens... ... 1717
Stadium Stadium Imatur...Imatur... ... 1717
Stadium Stadium matur...matur... ... 1818
Stadium Stadium Hipermatur...Hipermatur... .... 1919 Katarak
Katarak Komplikata...Komplikata... 21... 21
II.5 II.5 Gejala Katarak...Gejala Katarak...22...22
Gejala Gejala Subjektif...Subjektif... ... 2222 Gejala Gejala Objektif...Objektif... ... 2323 II.6 II.6 Penatalaksanaan...Penatalaksanaan... ... 2424 2.6.1. 2.6.1. Indikasi Indikasi Operasi Operasi Katarak...Katarak... ... 2424 2.6.2. 2.6.2. Kontra Kontra Indikasi Indikasi Katarak...Katarak... ... 2525 2.6.3. 2.6.3. Pemeriksaan Pemeriksaan yang yang dilakukan dilakukan sebelum sebelum operasi...operasi... ... 2525 2.6.4. 2.6.4. Teknik Teknik Operasi...Operasi... ... 2525 EKIK... 25 EKIK... 25 EKEK... 26 EKEK... 26 Fakoemulsifikasi... 26 Fakoemulsifikasi... 26 SICS... 27 SICS... 27 2.6.5. 2.6.5. Penyulit Penyulit yang yang mungkin mungkin timbul timbul pada pada waktu waktu melakukan melakukan operasi operasi katarak... katarak... 2727 2.6.6. 2.6.6. Penyulit Penyulit yang yang timbul timbul setelah setelah operasi operasi katarak...katarak... ... 2727 2.6.7. 2.6.7. Penanaman Penanaman lensa...lensa... ... 2828 II.7. II.7. Pencegahan...Pencegahan... ... 2929 II.8. II.8. Komplikasi...Komplikasi... ... 2929 BAB III BAB III Kesimpulan... 30 Kesimpulan... 30 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
BAB I BAB I
1.1
1.1 PENDAHULUANPENDAHULUAN
Kebutaan adalah masalah kesehatan masyarakay yang serius bagi tiap negara, terutama pada Kebutaan adalah masalah kesehatan masyarakay yang serius bagi tiap negara, terutama pada negara-negara berkembang, dimana 9 dari 10 tunanetra hidup disana, demikian dikatakan oleh negara-negara berkembang, dimana 9 dari 10 tunanetra hidup disana, demikian dikatakan oleh Direktur Jendral WHO, Dr. Groharlem Bruntland. Kebutaan akan berdampak secara sosial dan Direktur Jendral WHO, Dr. Groharlem Bruntland. Kebutaan akan berdampak secara sosial dan ekonomi. Sebenarnya, 75% kebutaan di dunia ini dapat dicegah atau diobati. Salah satunya kebutaan ekonomi. Sebenarnya, 75% kebutaan di dunia ini dapat dicegah atau diobati. Salah satunya kebutaan yang disebabkan oleh katarak.
yang disebabkan oleh katarak.
Katarak adalah kekeruhan atau perubahan warna pada lensa. Baik itu kekeruhan lensa yang Katarak adalah kekeruhan atau perubahan warna pada lensa. Baik itu kekeruhan lensa yang kecil, lokal atau seluruhnya. Pada umumnya katarak terjadi karena proses penuaan, tetapi banyak kecil, lokal atau seluruhnya. Pada umumnya katarak terjadi karena proses penuaan, tetapi banyak fakto-faktor lainnya, yaitu kelainan genetik atau kongenital, penyakit sistemik, obat-obatan, dan fakto-faktor lainnya, yaitu kelainan genetik atau kongenital, penyakit sistemik, obat-obatan, dan trauma. Peningkatan kasus katarak biasanya banyak terjadi pada usia diatas 70 tahun. Faktanya, trauma. Peningkatan kasus katarak biasanya banyak terjadi pada usia diatas 70 tahun. Faktanya, katarak katarak yang berhubungan dengan usia terjadi kira-kira 50% pada orang dengan usia 65-74 katarak katarak yang berhubungan dengan usia terjadi kira-kira 50% pada orang dengan usia 65-74 tahun dan 70% pada usia 75 tahun. Katarak sebagian besar umumnya menyebabkan penglihatan tahun dan 70% pada usia 75 tahun. Katarak sebagian besar umumnya menyebabkan penglihatan menurun (tidak dapat dikoreksi dengan kacamta).
menurun (tidak dapat dikoreksi dengan kacamta).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki catatan yang menakutkan tentang kondisi kebutaan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki catatan yang menakutkan tentang kondisi kebutaan di dunia khususnya di negara berkembang. Disebutkan, saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di di dunia khususnya di negara berkembang. Disebutkan, saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia 60% diantaranya berada di negara miskin atau berkembang. Indonesia, dalam catatan WHO dunia 60% diantaranya berada di negara miskin atau berkembang. Indonesia, dalam catatan WHO berada diurutan ketiga dengan terdapat angka kebutaan sebesar
berada diurutan ketiga dengan terdapat angka kebutaan sebesar 1,47%.1,47%.
1.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA 1.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
Anatomi dan fisiologi mata sangat rumit dan mengaggumkan. Secara konstan mata Anatomi dan fisiologi mata sangat rumit dan mengaggumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera di
serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera di hantarkan ke otak.hantarkan ke otak.
Mata memiliki struktur sebagai berikut : Mata memiliki struktur sebagai berikut :
Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang bewarna putih dan relatif kuat.Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang bewarna putih dan relatif kuat.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian sclera.Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian sclera.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil danKornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
Iris : jaringan bewarna yag berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depanIris : jaringan bewarna yag berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa, berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran lensa, berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
pupil.
Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aquos dan vitreus, berfungsiLensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aquos dan vitreus, berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
membantu memfokuskan cahaya ke retina.
Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak dibagian belakang bola mata, berfungsiRetina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak dibagian belakang bola mata, berfungsi mengirimkan pesan visual melalui saraf optikus ke otak.
mengirimkan pesan visual melalui saraf optikus ke otak.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual ke otak.yang membawa pesan visual ke otak.
Humor aqueus : caian jernih dan Humor aqueus : caian jernih dan encer yang mengalir diantara lensa encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmendan kornea (mengisi segmen anterior bola mata) serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea, dihasilkan oleh anterior bola mata) serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea, dihasilkan oleh processus ciliaris.
processus ciliaris.
Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisiHumor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata)
segmen posterior mata)
Gambar 1.
1.2.1 ANATOMI LENSA 1.2.1 ANATOMI LENSA
Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh darah (avaskular), tembus Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh darah (avaskular), tembus pandang, dengan diameter
pandang, dengan diameter 9 mm dan tebal 5 mm. Ke depan b9 mm dan tebal 5 mm. Ke depan berhubungan dengan cairan erhubungan dengan cairan bilik mata,bilik mata, ke belakang berhubungan dengan badan kaca. Digantung oleh Zunula zinii (Ligamentum ke belakang berhubungan dengan badan kaca. Digantung oleh Zunula zinii (Ligamentum suspensorium lentis), yang menghubungkannya dengan korpus siliaris. Permukaan posterior lebih suspensorium lentis), yang menghubungkannya dengan korpus siliaris. Permukaan posterior lebih cembung daripada permukaan anterior. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai cembung daripada permukaan anterior. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai membran yang sempermiabel, yang akan memperoleh air dan
membran yang sempermiabel, yang akan memperoleh air dan elktrolit untuk masuk.elktrolit untuk masuk.
Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dengan lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dengan persambungan lamellae ini ujung ke ujung berbentuk ( Y ) bila dilihat dengan slitlamp. Bentuk ( Y ) persambungan lamellae ini ujung ke ujung berbentuk ( Y ) bila dilihat dengan slitlamp. Bentuk ( Y ) ini tegak di anterior dan terbalik di posterior. Lensa ditahan ditempatnya oleh ligamen yang dikenal ini tegak di anterior dan terbalik di posterior. Lensa ditahan ditempatnya oleh ligamen yang dikenal zonula zinii, yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliaris dan menyisip ke dalam zonula zinii, yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliaris dan menyisip ke dalam ekuator lensa.
ekuator lensa.
Lensa terdiri atas 65% air dan 35% protein (kandungan tertinggi diantara jaringan-jaringan Lensa terdiri atas 65% air dan 35% protein (kandungan tertinggi diantara jaringan-jaringan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa berada di dalam jaringan tubuh lainnya. Kandungan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa berada di dalam jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada dikebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation kalium lebih tinggi di lensa daripada dikebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak a
terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak a da serat nyeri, pembuluh darah atau da serat nyeri, pembuluh darah atau saraf saraf di lensa.
di lensa.
Gambar 2.
I.2.2
I.2.2 FISIOLOGI FISIOLOGI LENSALENSA
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Utuk memfokuskan cahaya Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Utuk memfokuskan cahaya datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula zinii dan memperkecil diamter datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula zinii dan memperkecil diamter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, dalam posisi ini daya refraksi lensa diperkecil anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, dalam posisi ini daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel akan terfokus ke
sehingga berkas cahaya paralel akan terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat,dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya bias
mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya bias nya. Kerjasama fisiologisnya. Kerjasama fisiologis antar zonula, korpus siliaris, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai antar zonula, korpus siliaris, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi.
akomodasi.
Pada orang dewasa lensanya lebih padat dan bagaian
Pada orang dewasa lensanya lebih padat dan bagaian posterior lebih konveks. Proses sklerosisposterior lebih konveks. Proses sklerosis bagian sentral lensa, dimulai pada masa kanak-kanak dan terus berlangsung perlahan-perlahan sampai bagian sentral lensa, dimulai pada masa kanak-kanak dan terus berlangsung perlahan-perlahan sampai dewasa dan setelah ini proses bertambah cepat, dimana nukleus menjadi besar dan korteks bertambah dewasa dan setelah ini proses bertambah cepat, dimana nukleus menjadi besar dan korteks bertambah tipis. Pada orang tua lensa lebih besar, lebih gepeng, warnanya kekuningan, kurang jernih dan tampak tipis. Pada orang tua lensa lebih besar, lebih gepeng, warnanya kekuningan, kurang jernih dan tampak seperti “ gray reflek “ atau “senil reflek”, yang sering disangka katarak. Karna proses sklerosis ini seperti “ gray reflek “ atau “senil reflek”, yang sering disangka katarak. Karna proses sklerosis ini lensa menjadi kurang elastis dan daya akomodasinya berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia, lensa menjadi kurang elastis dan daya akomodasinya berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia, dimana pada orang Indonesia dimulai pada usia 40 tahun.
dimana pada orang Indonesia dimulai pada usia 40 tahun.
1.3 PEMERIKSAAN LENSA 1.3 PEMERIKSAAN LENSA
Pemeriksaan yang dilakukan pada enyakit lensa adalah pemeriksaan tajam penglihatan dan Pemeriksaan yang dilakukan pada enyakit lensa adalah pemeriksaan tajam penglihatan dan dengan melihat lensa melalui slit
dengan melihat lensa melalui slit lamp, oftalmoskop, penlight, loop, sebaiknya dengan pupil dilatasi.lamp, oftalmoskop, penlight, loop, sebaiknya dengan pupil dilatasi.
1.4 METABOLISME LENSA NORMAL 1.4 METABOLISME LENSA NORMAL
Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium). Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari humor aqueus dan vitreus. Kadar kalium dibagian anterior lensa lebih tinggi Kedua kation berasal dari humor aqueus dan vitreus. Kadar kalium dibagian anterior lensa lebih tinggi dibandingkan posterior, sedangkan kadar Natrium lebih tinggi dibagian posterior lensa. Ion kalium dibandingkan posterior, sedangkan kadar Natrium lebih tinggi dibagian posterior lensa. Ion kalium bergerak ke bagian posterior dan keluar ke humor aqueus, dari luar ion natrium masuk secara difusi bergerak ke bagian posterior dan keluar ke humor aqueus, dari luar ion natrium masuk secara difusi bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion kalium dan keluar melalui pompa aktif Na-K bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion kalium dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan didalam oleh
ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan didalam oleh Ca-ATPaseCa-ATPase
Metabolisme lensa melalui glikolisis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP-shunt Metabolisme lensa melalui glikolisis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP-shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktase adalah enzim yang merubah glukosa menjadi reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktase adalah enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fruktosa oleh enzim sorbitol
BAB II BAB II KATARAK KATARAK II.1 DEFINISI II.1 DEFINISI
Katarak berasal dari Yunani “Katarrhakies”, Inggris “Cataract”, Latin “Cataracta” yang Katarak berasal dari Yunani “Katarrhakies”, Inggris “Cataract”, Latin “Cataracta” yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana seperti tertutup air terjun akibat lensa berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, proses penuaan.
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, proses penuaan.
Kekeuruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai retina, sehingga penderita Kekeuruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai retina, sehingga penderita katarak mengalami gangguan penglihatan dimana objek terlihat kabur. Mereka mengidap kelainan ini katarak mengalami gangguan penglihatan dimana objek terlihat kabur. Mereka mengidap kelainan ini mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan tidak terletak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan tidak terletak dibagian tengah lensanya.
dibagian tengah lensanya.
Gambar 3.
Gambar 3. ((http://medicastore.com/images/katarak2.jpg&imgrefurlhttp://medicastore.com/images/katarak2.jpg&imgrefurl))
Gangguan penglihatan yang dirasakan oleh penderita katarak tidak terjadi secara instan, Gangguan penglihatan yang dirasakan oleh penderita katarak tidak terjadi secara instan, melainkan terjadi berangsur-angsur, sehingga penglihatan penderita terganggu secara tetap atau melainkan terjadi berangsur-angsur, sehingga penglihatan penderita terganggu secara tetap atau penderita mengalami kebutaan. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain, namun dapat penderita mengalami kebutaan. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain, namun dapat terjadi pada kedua mata secara bersamaan.
terjadi pada kedua mata secara bersamaan.
Katarak biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun dan pasen mungkin meninggal Katarak biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun dan pasen mungkin meninggal sebelum diperlukan pembedahan. Apabila diperlukan pembedahan maka pengangkatan lensa akan sebelum diperlukan pembedahan. Apabila diperlukan pembedahan maka pengangkatan lensa akan memperbaii ketajaman penglihtan pada > 90% kasus.sisanya mungkin mengalami kerusakan retina memperbaii ketajaman penglihtan pada > 90% kasus.sisanya mungkin mengalami kerusakan retina atau mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasio retina, atau infesi yang atau mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasio retina, atau infesi yang menghambat pemulihan daya pandang.
Gambar 4.
Gambar 4.((http://medicastore.com/images/katarak2.jpg&imgrefurlhttp://medicastore.com/images/katarak2.jpg&imgrefurl))
II.2 ETIOLOGI II.2 ETIOLOGI
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena
terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi: Penyebab katarak lainnya meliputi:
a.
a. Faktor keturunanFaktor keturunan b.
b. Cacat bawaan sejak lahirCacat bawaan sejak lahir c.
c. Masalah esehatan, misalnya diabetesMasalah esehatan, misalnya diabetes d.
d. Pengguanaan obat tertentu, khususnya steroidPengguanaan obat tertentu, khususnya steroid e.
e. Gangguan pertumbuhanGangguan pertumbuhan f.
f. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lamaMata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama g.
g. Asap rokok Asap rokok h.
h. Operasi mata sebelumnyaOperasi mata sebelumnya i.
i. Trauma (kecelakaan) pada mataTrauma (kecelakaan) pada mata j.
j. Faktor-faktor lainnya yang belum diketahuiFaktor-faktor lainnya yang belum diketahui
II.3 PATOFISIOLOGI II.3 PATOFISIOLOGI
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan
sklerosis:
1.
1. Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitellensa yang berada
Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitellensa yang berada
di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapatdikeluarkan dari lensa. Air yang
di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapatdikeluarkan dari lensa. Air yang
banyak ini
banyak ini akan
akan menimbulkan
menimbulkan bertambahny
bertambahnya
a tekanan osmotik
tekanan osmotik yangmeny
yangmenyebabkan
ebabkan
kekeruhan lensa.
kekeruhan lensa.
2.
2.
Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabutkolagen terus
Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabutkolagen terus
bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagendi tengah. Makin lama serabut
bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagendi tengah. Makin lama serabut
tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis
tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.
nukleus lensa.
Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut:
Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut:
1.Kapsula
1.Kapsula
a.
a.
Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
b.
b. Mulai presb
Mulai presbiopiac
iopiac
c. Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
c. Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
d. Terlihat bahan granular
d. Terlihat bahan granular
2. Epitel-makin tipis
2. Epitel-makin tipis
a.
a. Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar
Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat)
dan berat)
b.
b. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3.
3. Serat lensa
Serat lensa
a.
a.Serat irreg
Serat irregular
ular
b.Pada korteks jelas kerusakan serat
b.Pada korteks jelas kerusakan serat sel
sel
c. Brown sclerotic nucleu, sinar UV
c. Brown sclerotic nucleu, sinar UV lama kelamaan merubah proteinnukelus lensa, sedang
lama kelamaan merubah proteinnukelus lensa, sedang
warna coklat protein l
warna coklat protein lensa nucleusmenga
ensa nucleusmengandung histidin dan
ndung histidin dan triptofan disbanding normal
triptofan disbanding normal
d.
d. Korteks t
Korteks tidak
idak berwarna
berwarna karenai kadar
karenai kadar asam
asam askorbat
askorbat tinggi
tinggi dan
dan menghalang
menghalangi
i foto
foto
oksidasi.
oksidasi.
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensaPerubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat perubahan pada serabut halus multipel yang mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat perubahan pada serabut halus multipel yang memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya menyebabkan penglihatan memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Pada protein lensa menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan mengalami distorsi. Pada protein lensa menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan pandangan dengan penghambatan jalannya cahaya ke retina.II.4
II.4 KLASIFIKASI KLASIFIKASI KATARAKKATARAK
A.
A. Menurut kejadianMenurut kejadian 1.
1. Katarak DevelopmentalKatarak Developmental 2.
2. Katara Degeneratif Katara Degeneratif B.
B. Menurut UmurMenurut Umur 1.
1. Katarak kongenitalKatarak kongenital 2.
2. katarak juvenilkatarak juvenil 3.
3. katarak senilkatarak senil C.
C. Menurut KonsistensiMenurut Konsistensi 1.
1. Katarak cairKatarak cair 2.
2. Katarak lunak Katarak lunak 3.
3. Katarak kerasKatarak keras D.
D. Menurut lokasi kekeruhannyaMenurut lokasi kekeruhannya 1.
1. Katarak nukleusKatarak nukleus 2.
2. Katarak kortikalKatarak kortikal 3.
3. Katarak subskapularKatarak subskapular E.
E. Menurut warnaMenurut warna 1.
1. Katarak nigra ( Hitam)Katarak nigra ( Hitam) 2.
2. Katarak rubra (Merah)Katarak rubra (Merah) 3.
3. Katarak Brusnesecent (coklat)Katarak Brusnesecent (coklat) F.
F. Menurut bentuk kekeruhanMenurut bentuk kekeruhan 1.
1. Katarak pungtataKatarak pungtata 2.
2. Katarak stelataKatarak stelata 3.
3. Katarak linierKatarak linier
II.4.1.
II.4.1. KATARAK KATARAK DEVELOPMENTALDEVELOPMENTAL
II.4.1.1
II.4.1.1 Katarak Katarak KongenitalKongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat Katarak kongenital adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian) dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Katarak kongenital bisa merupakan kemudian) dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Katarak kongenital bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh infeksi penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh infeksi kongenital, seperti campak Jerman, berhubungan dengan penyakit anabolik, seperti galaktosemia. kongenital, seperti campak Jerman, berhubungan dengan penyakit anabolik, seperti galaktosemia. Katarak kongenital dianggap sering ditemukan pada bayi yang
Katarak kongenital dianggap sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderitamenderita penyakit misalnya Diabetes Melitus. Jenis katarak ini jarang sering terjadi. Faktor risiko terjadinya penyakit misalnya Diabetes Melitus. Jenis katarak ini jarang sering terjadi. Faktor risiko terjadinya
katarak kongenital adalah penyakit metabolik yang diturunkan, riwayat katarak dalam keluarga, katarak kongenital adalah penyakit metabolik yang diturunkan, riwayat katarak dalam keluarga, infeksi virus pada ibu ketika bayi
infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.masih dalam kandungan.
Gambar 5. Katarak Kongenial
Gambar 5. Katarak Kongenial ((http://drshafa.wordpress.com/2010/03/09/katarak-kongenital/&usghttp://drshafa.wordpress.com/2010/03/09/katarak-kongenital/&usg))
Kekeruhan pada katarak kongenital dijumpai dalam berbagai
Kekeruhan pada katarak kongenital dijumpai dalam berbagai bentuk, antara lain :bentuk, antara lain :
a.
a. Katarak Hialoidea yang persistenKatarak Hialoidea yang persisten
Arteri hialoidea merupakan cabang dari arteri retina sentral yang memberi makan pada lensa. Pada Arteri hialoidea merupakan cabang dari arteri retina sentral yang memberi makan pada lensa. Pada usia 6 bulan dalam kandungan, arteri hialoidea mulai diserap sehingga pada keadaan normal, pada usia 6 bulan dalam kandungan, arteri hialoidea mulai diserap sehingga pada keadaan normal, pada waktu bayi lahir sudah tidak nampak lagi. Kadang-kadang penyerapan tidak berlangsung sempurna, waktu bayi lahir sudah tidak nampak lagi. Kadang-kadang penyerapan tidak berlangsung sempurna, sehingga masih tertinggal sebagai bercak putih dibelakang lensa, berbentuk ekor yang dimulai di sehingga masih tertinggal sebagai bercak putih dibelakang lensa, berbentuk ekor yang dimulai di posterior lensa. Gangguan terhada visus tidak begitu banyak. Visus biasanya 5/5, kekeruhannya posterior lensa. Gangguan terhada visus tidak begitu banyak. Visus biasanya 5/5, kekeruhannya statisioner, sehingga tidak memerlukan tindakan.
statisioner, sehingga tidak memerlukan tindakan.
b.
b. Katarak Polaris AnteriorKatarak Polaris Anterior
Berbentuk piramid yang mempunyai dasar dan puncak, karena itu disebut juga katarak piramidalis Berbentuk piramid yang mempunyai dasar dan puncak, karena itu disebut juga katarak piramidalis anterior. Puncaknya dapat kedalam atau keluar. Keluhan terutama mengenai penglihatan yang kabur anterior. Puncaknya dapat kedalam atau keluar. Keluhan terutama mengenai penglihatan yang kabur waktu terkena sinar, karena pada waktu ini pupil mengecil, sehingga sinar terhalang oleh kekeruhan di waktu terkena sinar, karena pada waktu ini pupil mengecil, sehingga sinar terhalang oleh kekeruhan di polus anterior. Sinar yang redup tidak terlalu mengganggu, karena pada cahaya redup, pupil melebar, polus anterior. Sinar yang redup tidak terlalu mengganggu, karena pada cahaya redup, pupil melebar, sehingga lebih banyak cahaya yang dapat masuk. Pada umumnya tiddak menimbulkan gangguan sehingga lebih banyak cahaya yang dapat masuk. Pada umumnya tiddak menimbulkan gangguan stationer, sehingga tidak memerlukan tinakan operatif. Dengan pemberiann midriatika, seperti sulfas stationer, sehingga tidak memerlukan tinakan operatif. Dengan pemberiann midriatika, seperti sulfas atropin 1% atau homatropin 2% dapat memperbaiki visus, karena pupil menjadi lebih lebar, tetapi atropin 1% atau homatropin 2% dapat memperbaiki visus, karena pupil menjadi lebih lebar, tetapi terjadi pula kelumpuhan dari Mm. Sili
c.
c. Katarak Polaris PosteriorKatarak Polaris Posterior
Kekeruhan terletak di polus posterior. Sifat-sifatnya sama dengan katarak polaris anterior. Juga Kekeruhan terletak di polus posterior. Sifat-sifatnya sama dengan katarak polaris anterior. Juga stationer, tidak menimbulkan banyak ganggan visus, sehingga tidak memerlukan tindakan operasi. stationer, tidak menimbulkan banyak ganggan visus, sehingga tidak memerlukan tindakan operasi. Tindakan yang lain sama dengan katarak polaris anterior.
Tindakan yang lain sama dengan katarak polaris anterior.
d.
d. Katarak AksialisKatarak Aksialis
Kekeruhan terletak pada aksis pada lensa. Kelainan dan tindakan sama dengan katarak polaris Kekeruhan terletak pada aksis pada lensa. Kelainan dan tindakan sama dengan katarak polaris posterior
posterior
e.
e. Katarak ZonularisKatarak Zonularis
Mengenai daerah tertentu, biasanya disertai kekeruhan yang lebih padat, tersusun sebagai Mengenai daerah tertentu, biasanya disertai kekeruhan yang lebih padat, tersusun sebagai garia-garis yang mengelilingi bagian yang keruh dan disebut
garis yang mengelilingi bagian yang keruh dan disebut ridersriders , merupakan tanda khas untuk katarak , merupakan tanda khas untuk katarak zonularis. Paling sering terjadi pada anak-anak, kadang herediter dan sering disertai anamnesa zonularis. Paling sering terjadi pada anak-anak, kadang herediter dan sering disertai anamnesa kejang-kejang. Kekeruhannya berupa cakram (diskus), mengelilingi bagian tengah yang jernih.
kejang. Kekeruhannya berupa cakram (diskus), mengelilingi bagian tengah yang jernih.
f.
f. Katarak StelataKatarak Stelata
Kekeruhan terjadi pada sutura, dimana serat-serat dari substansi lensa bertemu, yang merupakan Kekeruhan terjadi pada sutura, dimana serat-serat dari substansi lensa bertemu, yang merupakan huruf Y yang tegak di depan dan huruf Y terbalik di belakang. Biasanya tidak banyak mengganggu huruf Y yang tegak di depan dan huruf Y terbalik di belakang. Biasanya tidak banyak mengganggu visus, sehingga tidak memerlukan pengobatan.
visus, sehingga tidak memerlukan pengobatan.
g.
g. Katarak kongenital membranaseaKatarak kongenital membranasea
Terjadi kerusakan dai kapsul lensa, sehingga substansi lensa dapat keluar dan di serap, maka lensa Terjadi kerusakan dai kapsul lensa, sehingga substansi lensa dapat keluar dan di serap, maka lensa semakin menadi tipis dan akhirnya timbul
semakin menadi tipis dan akhirnya timbul kekeruhan seperti membran.kekeruhan seperti membran.
h.
h. Katarak kongenital totalKatarak kongenital total Katarak kongenital total di
Katarak kongenital total disebabkan gangguan pertumbuhan akibat peradangan intrauterin. Katarak sebabkan gangguan pertumbuhan akibat peradangan intrauterin. Katarak ini mungkin herediter atau timbul tanpa diketahui sebabnya. Lensa tampak putih, rata, keabu-abuan ini mungkin herediter atau timbul tanpa diketahui sebabnya. Lensa tampak putih, rata, keabu-abuan seperti mutiara.
seperti mutiara.
II.4.2
II.4.2 Katarak Katarak JuvenilJuvenil
Katarak juvenil terjadi pada anak-anak sesudah lahir, termasuk kedalam katarak Developmental, Katarak juvenil terjadi pada anak-anak sesudah lahir, termasuk kedalam katarak Developmental, karena terjadi pada waktu masih terjadinya perkembangan serat-serat lensa. Konsistensinya lembek karena terjadi pada waktu masih terjadinya perkembangan serat-serat lensa. Konsistensinya lembek seperi bubur disebut juga
seperi bubur disebut juga “soft cataract”“soft cataract” . katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak . katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.
Pada katarak kongenital bilateral yang lengkap, operasi harus dikerjakan pada bulan pertama, Pada katarak kongenital bilateral yang lengkap, operasi harus dikerjakan pada bulan pertama, sejarak katarak itu diketahui pada kedua mata. Katarak unilateral lengkap biasanya akibat trauma. sejarak katarak itu diketahui pada kedua mata. Katarak unilateral lengkap biasanya akibat trauma. Tindakan pembedahan harus dilakukan jangan melebihi 6 bulan setelah katarak itu diketahui, untuk Tindakan pembedahan harus dilakukan jangan melebihi 6 bulan setelah katarak itu diketahui, untuk menghindari ambliopia dan terjadinya strabismus.
menghindari ambliopia dan terjadinya strabismus.
Pengobatan pada katarak kongenital Pengobatan pada katarak kongenital
Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah
Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah opersai.opersai.
Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleOperasi katarak kongenital dilakukan bila reflek fundus tidak tampak.k fundus tidak tampak.
Biasanya bila katarak bersifat total, opersi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bilaBiasanya bila katarak bersifat total, opersi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.
telah dapat dilakukan pembiusan.
Pengobatan katarak bergantung pada : Pengobatan katarak bergantung pada :
1.
1. Katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya segera katarak Katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya segera katarak terlihat.
terlihat. 2.
2. Katarak total unilateral, dilakukan pembedahan 6 bulan sesudah terlihat atau segera sebelumKatarak total unilateral, dilakukan pembedahan 6 bulan sesudah terlihat atau segera sebelum terjadinya juling, bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak dilakukan tindakan terjadinya juling, bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak dilakukan tindakan segera.
segera. 3.
3. Katarak total atau katarak unilateral, mempunyai prognosis yang buruk, karena mudah sekaliKatarak total atau katarak unilateral, mempunyai prognosis yang buruk, karena mudah sekali terjadinya ambliopia, karena itu sebaiknya dilakukan pembedahan secepat mungkin, dan diberikan terjadinya ambliopia, karena itu sebaiknya dilakukan pembedahan secepat mungkin, dan diberikan kacamata segera.
kacamata segera. 4.
4. Katarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih konservatif sehingga sementara dapat dicobaKatarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih konservatif sehingga sementara dapat dicoba dengan kacamata atau midriatika, bila terjadi kekeruhan yang progresif disertai dengan mulainya dengan kacamata atau midriatika, bila terjadi kekeruhan yang progresif disertai dengan mulainya tanda-tanda juling dan ambliopia maka dil
tanda-tanda juling dan ambliopia maka dilakukan pembedahan, biasanya prognosis yang ebih baik.akukan pembedahan, biasanya prognosis yang ebih baik.
Tindakan pengobatan pada katarak kngenital yang umum dikenal Tindakan pengobatan pada katarak kngenital yang umum dikenal ::
1.
1. Disisio lensaDisisio lensa 2.
2. Ekstraksi linierEkstraksi linier 3.
3. Ekstraksi degan aspirasiEkstraksi degan aspirasi
II.3.2
II.3.2 KATARAK KATARAK DEGENERATIFDEGENERATIF
Katarak degeneratif dibagi menjadi dua, yaitu primer dan komplikata. Katarak degeneratif dibagi menjadi dua, yaitu primer dan komplikata.
1.
1. Katarak PrimerKatarak Primer
Katarak primer menurut usia : Katarak primer menurut usia :
Katarak presenile, usia 40-50 tahunKatarak presenile, usia 40-50 tahun
Katarak senilis, usia lebih dari 50 tahun.Katarak senilis, usia lebih dari 50 tahun.
A.
A. Katarak SenilisKatarak Senilis
Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas usia 50 tahun Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas usia 50 tahun keatas
keatas
Gambar 6. Katarak Senilis
Gambar 6. Katarak Senilis ((http://www.sciencephoto.com/image/256584/large/M1550179http://www.sciencephoto.com/image/256584/large/M1550179))
Katarak senilis merupakan katarak yang sering dijumapai. Satu-satunya gejala adalah distorsi Katarak senilis merupakan katarak yang sering dijumapai. Satu-satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan pengihatan yang semakin kabur. Katarak ini biasanya berkembang lambat selama penglihatan dan pengihatan yang semakin kabur. Katarak ini biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, dan pasien mungkin meninggal sebelum timbul indikasi pembedahan. Apabila beberapa tahun, dan pasien mungkin meninggal sebelum timbul indikasi pembedahan. Apabila diindikasikan pembedahan, maka eksraksi lensa akan secara definitif akan memperbaiki diindikasikan pembedahan, maka eksraksi lensa akan secara definitif akan memperbaiki ketajaman penglihatan pada lbih dari 90% kasus. Sisanya (10%) mungkin telah mengalami ketajaman penglihatan pada lbih dari 90% kasus. Sisanya (10%) mungkin telah mengalami kerusakan retina atau mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasi retina, kerusakan retina atau mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasi retina, perdarahan korpus vitreum, infeksi atau pertumbuhan epitel ke bawah kamera okuli anterior yang perdarahan korpus vitreum, infeksi atau pertumbuhan epitel ke bawah kamera okuli anterior yang menghambat pemulihan visual.
menghambat pemulihan visual.
Perubahan lensa pada usia lanjut : Perubahan lensa pada usia lanjut :
Kapsul : menebal dan Kapsul : menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak), mulai kurang elastis (1/4 dibanding anak), mulai presbiopia, bentuk lamelpresbiopia, bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur, terlihat bahan
kapsul berkurang atau kabur, terlihat bahan granular.granular.
Epitel makin tipis : sel epitel pada equator bertambah berat dan besarEpitel makin tipis : sel epitel pada equator bertambah berat dan besar
Serat lensa : lebih iregular, pada korteks jelas kerusakan serat selSerat lensa : lebih iregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel , brown slerosis nucleus , brown slerosis nucleus , sinar UV lama
Secara klinis katarak seniis dapat dibagi dalam 4 stadium, yaitu : Secara klinis katarak seniis dapat dibagi dalam 4 stadium, yaitu :
InsipienInsipien ImaturImatur MaturMatur HipermaturHipermatur 1.
1. Stadium InsipienStadium Insipien
Pada stadium ini belum menimbulkan gangguan visus. Visus pada stadium ini bisa normal Pada stadium ini belum menimbulkan gangguan visus. Visus pada stadium ini bisa normal atau 6/6
atau 6/6 – – 6/20. Dengan koreksi, visus masih dapat 5/56/20. Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5 – – 5/6. Kekeruhan terutamaterdapat pada5/6. Kekeruhan terutamaterdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis masih terlihat jernih. Gambaran ini disebut
anterior, sedangkan aksis masih terlihat jernih. Gambaran ini disebut Spokes of wheelSpokes of wheel, yang nyata, yang nyata bila pupil dilebarkan.
bila pupil dilebarkan.
2.
2. Stadium ImaturStadium Imatur
Sebagian lensa keruhtetapi belum mengenai seluruh lapis lensa. Visus pada stadium ini 6/60 Sebagian lensa keruhtetapi belum mengenai seluruh lapis lensa. Visus pada stadium ini 6/60 – – 1/60. Kekeruhan ini terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau 1/60. Kekeruhan ini terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan berada di posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang Oleh karena kekeruhan berada di posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerah yang keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerah yang terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang eruh dan daerah yang gelap, terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang eruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan
kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit, sehingga dapat menimbulkanmenjadi lebih sempit, sehingga dapat menimbulkan glaukoma sebagai penyulitnya.
glaukoma sebagai penyulitnya.
3.
3. Stadium MaturStadium Matur
Kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa, sehingga semua sinar yang melalui pupil Kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa, sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa. Kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa. Kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan klasifikasi lensa. Visus pada stadium ini 1/300. Bilik mata depan akan berukuran mengakibatkan klasifikasi lensa. Visus pada stadium ini 1/300. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif (shadow test (-) ). Di pupil tampak lensa seperti mutiara.
4.
4. Stadium HipermaturStadium Hipermatur
Pada stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut yang dapat menjadi keras atau Pada stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut yang dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, bewarna kuning dan kering. Visus pada stadium ini 1/300
menjadi mengecil, bewarna kuning dan kering. Visus pada stadium ini 1/300 – – 1/~. Pada1/~. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga berhubungan dengan zonula zinii menjadi kendur. Bila proses kekeruhan berjalan terus sehingga berhubungan dengan zonula zinii menjadi kendur. Bila proses kekeruhan berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihtkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nukleus keluar, maka korteks akan memperlihtkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak
yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak morgagni.morgagni.
Katarak
Katarak matur matur katarak katarak traumatik traumatik
Gambar 9. Perbandingan penglihatan normal dan katarak Gambar 9. Perbandingan penglihatan normal dan katarak