• Tidak ada hasil yang ditemukan

syok obstruksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "syok obstruksi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Syok obstruktif disebabkan adanya hambatan mekanik

(cardiac tamponade, pneumothotak, massive pulmonary

emboli) yang menghalangi pengisian jantung dengan

gambaran hemodinamik menurunnya kardiak output,

meningkatnya SVR dan tekanan pengisian ventrikel kiri

tergantung etiologi.

SYOK DAN PENANGANANNYA

LATAR BELAKANG

Syok merupakan salah satu kejadian kegawatdaruratan dengan angka insiden yang tinggi bahkan

sering menyebabkan kematian akibat keterlambatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam

menangani kejadian syok ini, yang berakibat pada kesalahan penanganan. Menyikapi hal tersebut, dewasa

ini setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam penanganan kejadian syok. Bahkan di era

mendatang keahlian ini akan menjadi kebutuhan setiap orang sebagai pengetahuan universal.

DEFENISI SYOK

Syok adalah suatu keadaan yang gawat, dimana sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal menyalurkan

darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ vital (otak, jantung dan paru-paru).

(2)

Berdasarkan etiologinya, syok dibagi menjadi :

1.

Syok hipovolemik.

Syok hipovolemik adalah syok yang diakibatkan oleh kehilangan volume intravaskuler secara

akut dan massif. Hal ini bisa diakibatkan oleh kehilangan darah, plasma, cairan tubuh ataupun

elektrolit.Keadaan ini bias terjadi pada luka bakar, perdarahan dalam ataupun luar, diare berat dan

lain-lain.

2.

Syok Kardiogenik.

Syok kardiogenik adalah syok yang diakibatkan oleh kelainan pada jantung, misalnya pada

aritmia, infark miokardium, kelainan katup ataupun akibat obat-obat myocardial depressant.

3.

Syok Obstruktif.

Syok obstruktif adalah syok yang diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan

maupun kiri yang dalam keadaan berat bias menyebabkan penurunan Cardiaac Output. Hal ini

bias terjadi pada obstruksi vena cava, emboli pulmonal, pneumotoraks, gangguan pada

pericardium (misalnya : tamponade jantung) ataupun berupa atrial myxoma.

4.

Syok Distributif.

Syok distributive adalah syok yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada distribusi volume

sirkulasi, baik karena perubahan resistensi pembuluh darah ataupun akibat perubahan

permeabilitasnya. Hal ini bias terjadi pada keadaan sepsis, anafilaktik ataupun neurogenik.

DIAGNOSIS SYOK

Berikut ini ada empat tanda syok yang paling penting :

1.

Hipotensi terjadi akibat dari berkurangnnya curah jantung. Dikatakan hipotensi jika tekanan darah

systole dibawah 80 mmHg atau tekanan nadi dibawah 20 mmHg.

2.

Takikardi terjadi akibat dari refleks simpatis terhadap keadaan hipotensi. Pada orang dewasa

frekuensi nadi 60-100 kali/menit, jadi dikatakan takikardi jika frekuensi nadi diatas 100

kali/menit. Pada anak-anak dikatakan takikardi jika di atas 120 kali/menit.

3.

Takipnu terjadi akibat usaha tubuh untuk mengkompensasi hipoksia pada keadaan syok.

Pernapasan di katakana takipneu, jika frekuensinya di atas 24 kali/menit.

4.

Penurunan kesadaran terjadi akibat aliran darah ke saraf pusat tidak memadai. Penurunan

kesadaran ini bisa berupa kebingungan, letargia, agitasi dan koma.

(3)

Berikut ini beberapa gejala-gejala syok, baik yang bersifat subyektif ataupun objektif :

Gejala Obyektif

1.

Pernapasan cepat & dangkal

2.

Nadi capat dan lemah

3.

Akral pucat, dingin & lembab

4.

Sianosis : bibir, kuku, lidah & cuping hidung

5.

Pandangan hampa & pupil melebar

Gejala Subyektif

1.

Mual dan mungkin muntah

2.

Rasa haus

3.

Badan lemah

4.

Kepala terasa pusing

Gejala khusus syok sesuai penyebabnya, antara lain :

1.

Syok Hipovolemik : pasien menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, tanda dan gejala perdarahan

internal ataupun eksternal.

2.

Syok Kardiogenik : biasanya ada keluhan nyeri dada, tanda-tanda edema paru ataupun kematian

mendadak.

3.

Syok Obstruktif : gejalanya sulit dibedakan dengan syok kardiogenik, namun dari riwayat

penyakit pasien, syok ini bisa didiagnosa.

4.

Syok distributive : pada awalnya pasien ada demam, riwayat penyakit infeksi sebelumnya,

riwayat alergi makanan, obat-obatan, dll. Bisa juga didapatkan urtikaria dan angioedema serta

bronkospasme (terutama pada syok anafilaktik).

PENANGANAN

Penanganan Awal :

(4)

2.

Tenangkan dan yakinkan penderita bahwa dia akan ditangani dengan baik

3.

Tidurkan penderita, dengan posisi terlentang, tungkai ditinggikan 20-30 cm(± 30°).

4.

Longgarkan pakaian penderita dan jangan diberikan makanan dan minuman.

5.

Kontrol ABC

6.

Segera rujuk ke fasilitas kesehatan.

Penanganan lanjut :

1. Syok Hipovolemik :

Pulihkan status volume

Koreksi gangguan elektrolit

Tangani penyebab

2. Syok kardiogenik

Perbaiki fungsi jantung (Dopamin)

3. Syok Obstruktif

- Lakukan penanganan syok secara umum.

- Penanganan sesuai dengan penyebab :

- Tamponade  Pericardiosintesis

- Emboli paru  Trombokinase

- Atrial Myxoma, Pneumotoraks  Operasi

4. Syok Distributif

(5)

Klasifikasi Syok

Syok adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).

Syok

Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan.

Langkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma, pengenalan syok berhubungan langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua jenis syok dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok hipovolemik karena perdarahan. Syok

kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang mengalami trauma di atas diafragma dan syok

neurogenik dapat disebabkan olehtrauma pada sistem saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.

(6)

Patofisiologi Syok Tiga faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah normal:

a. Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.

b. Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri dan kapiler-kapiler jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan, sistem vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan mengalirkan kembali ke jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang maka dapat terjadi syok.

c. Tahanan pembuluh darah perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah kecil, yaitu arteriole-arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh darah perifer meningkat, artinya terjadi vasokonstriksi pembuluh darah kecil. Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi vasodilatasi. Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah. Darah akan berkumpul pada pembuluh darah yang mengalami dilatasi sehingga aliran darah balik ke jantung menjadi berkurang dan tekanan darah akan turun.

Penyebab syok dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri): (a) Penyakit jantung iskemik, seperti infark; (b) Obat-obat yang mendepresi jantung; dan (c) Gangguan irama jantung.

b. Syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah): (a) Kehilangan darah, misalnya perdarahan; (b) Kehilangan plasma, misalnya luka bakar; dan (c) Dehidrasi: cairan yang masuk kurang (misalnya puasa lama), cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah, fistula, obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus).

(7)

c. Syok obstruktif (gangguan kontraksi jantung akibat di luar jantung): (a) Tamponade jantung; (b) Pneumotorak; dan (c) Emboli paru.

Syok distributif (berkurangnya tahanan pembuluh darah perifer): (a) Syok neurogenik; (b) Cedera medula spinalis atau batang otak; (c) Syok anafilaksis; (d) Obat-obatan; (e) Syok septik; serta (f) Kombinasi, misalnya pada sepsis bisa gagal jantung, hipovolemia, dan rendahnya tahanan pembuluh darah perifer.

Tanda dan Gejala Syok Sistem Kardiovaskuler

- Gangguan sirkulasi perifer – pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.

- Nadi cepat dan halus.

- Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.

- Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik. - CVP rendah.

Sistem Respirasi

- Pernapasan cepat dan dangkal. Sistem saraf pusat

- Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.

Sistem Saluran Cerna

- Bisa terjadi mual dan muntah. Sistem Saluran Kencing

- Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60 ml/jam (1/5–1 ml/kg/jam). Penanggulangan Syok

Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.

Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas (A =air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. Pernafasan (B =breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C = circulation) pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk

mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.

Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat, yang juga bisa merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus dicari dan ditanggulangi.

(8)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama dalam menghadapi syok: Posisi Tubuh

1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.

2. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas.

3. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia. 4. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak ditinggikan.

Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.

5. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan dengan posisi telentang datar.

6. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali.

Pertahankan Respirasi

1. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah.

2. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas (Gudel/oropharingeal airway). 3. Berikan oksigen 6 liter/menit

4. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT. Pertahankan Sirkulasi

Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP).

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berkurangnya curah jantung pada gagal jantung mengakibatkan pada akhir sistol terdapat sisa darah yang lebih banyak dari keadaan keadaan normal sehingga pada masa

Syok Distributif apabila terdapat gangguan vasomotor akibat maldistribusialiran darah karena vasodilatasi perifer, sehingga volume darah yang bersirkulasi

Casodilatasi pembuluh darah yang terjadi mendadak menyebabkan terjadinya fenomena maldistribusi dari volume dan aliran darah. Hal ini menyebabkan penurunan aliran

Berdasarkan patofisiologi syok dan perubahan hemodinamik, rasio laju jantung terhadap tekanan darah sistolik (LJ/TDS) yang disebut sebagai indeks syok berkorelasi negatif

kebocoran. Penyakit katup jantung dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang melintasi katup-katup jantung tersebut. atup yang terserang penyakit

FUNGSI SISTEM SIRKULASI   Jantung   Pembuluh Darah  Volume Darah Curah jantung & adekuat  Aliran darah Metabolisme  jaringan Metabolit Eliminasi Di Organ

Invasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini. Hasilnya adalah keadaan ketidakadekuatan perfusi

Resusitasi dengan cairan kristaloid adalah intervensi lini pertama jika etiologi syok masih belum jelas.12 Pada kasus syok akibat tamponade jantung, perikardiosentesis merupakan