• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASIONALISASI PT INALUM MENURUT UNDANG U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NASIONALISASI PT INALUM MENURUT UNDANG U"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.1, No.1, Juni 2016: 41-48 ISSN 2527 – 7502

________ ____________ ____________ ____________ ___________ ____________ ____________ ____________ _________________ ____________ ____________ ____________ ___________ ____________ ____________ ____________ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ ____ ____________ ____________ ____________ ___________ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ _

NASI ONALI SASI PT I NALUM MENURUT UNDANG-UNDANG

PENANAMAN MODAL ( UNDANG-UNDANG NO. 25 TAHUN 2007) :

PRO KONTRA INDONESIA DAN JEPANG

pat ungan Jepang dengan Indonesia, PT. Inal um yang memil iki aset pot ensial dalam mendukung peni ngkat an ekonomi "Nasi onalisasi PT Inalum menur ut UU Invest asi di Indonesi a." Meskipun penelit ian ini dilakukan secar a nor mative, melalui w awancar a dengan informan dar i Jepang yait u I bu Haruna Hir oko dan pedoman w aw ancar a dikir im mel al ui email ke kepada Pr of. Yuketa Hir oshi dari Touin Uni ver sit y di Yokohama, Jepang. Hasil penelit ian mencat at bahw a penyelesaian nasi onalisasi PT Inalum di Indonesia tidak diselesaikan oleh Badan Ar bit r ase Asing, sebagaimana amanat UU, namun hal it u dilakukan secar a musyaw arah

(2)

1.

Pendahuluan

Kebutuhan akan pasokan l istr ik di Indonesia t er nyata ti dak dapat di penuhi oleh PT PLN, hal i ni ber l angsung cukup lama sejak aw al tahun 2000an. Sebagai contoh kebutuhan l istr ik di Pulau Sumater a Utar a, hanya dipenuhi dar i PLTA ( Pembangki t Listr i k Tenaga Ai r ) yai tu dar i ai r w aduk Sigur a-gur a dar i ali r an Sungai Asahan. Sungai Asahan memang menjadi sumber li st r ik yang luar bi asa. Di hulu Si gur a-gur a i tu t el ah dibangun PLTA Asahan 1, di hilir Sigur a-gur a itu dahul unya akan di bangun pembangkit l istr ik Asahan 3, namun ter halang oleh sul itnya per iji nan. Kini sudah ada i jin Guber nur Sumut kepada PT PLN, namun t inggal pelaksanaannya. Semua bentuk pembangunan pada kenyataannya membutuhkan dana.

Investor asing adalah sal ah satu sumber pendanaan pembangunan di Indonesi a. PT Inalum yang aw al nya bentuk ker ja sama Indonesia Jepang, di mana Jepang adalah sebagai pemodalnya dalam usaha pengusahaan al umuni um, yang kini telah di ambil al ih oleh pi hak Indonesia sejak November 2013 yang l al u.

Pada tanggal 6 Januar i 1976, PT I ndonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah per usahaan patungan antar a pemer intah Indonesia dan Ni ppon Asahan Alumi ni um Co., Ltd, di di ri kan di Jakar t a. Inal um adalah per usahaan yang membangun dan mengoper asikan Pr oyek Asahan, sesuai dengan Per janji an Induk. Per bandi ngan saham ant ar a pemer intah I ndonesia dan Ni ppon Asahan Al uminium Co., Ltd pada saat per usahaan didir ikan adal ah 10% dengan 90%. Pada bul an Okt ober 1978 per bandingan ter sebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Febr uar i 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.

Inalum membangun dan mengoper asi kan PLTA yang t er dir i dar i stasiun pembangki t listr i k Sigur agur a dan Tangga yang t er kenal dengan nama Asahan 2 yang t er l et ak di Par it ohan, Kabupat en Toba Samosir , Pr opi nsi Sumat er a Ut ar a. Stasiun pembangkit ini di oper asi kan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalir kan ai r danau Toba ke Sel at Mal aka. Oleh kar ena itu, total list rik yang dihasil kan sangat ber gantung pada kondisi per mukaan ai r danau Toba. Pembangunan PLTA dimul ai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangki t list r ik baw ah tanah Sigur agur a dimulai pada tanggal 7 Apr i l 1980 dan dir esmi kan ol eh Pr esi den RI, Soehar t o dalam acar a Peletakan Batu Per tama yang diselenggar akan dengan t ata car a adat Jepang dan t r adisi l okal. Pembangunan selur uh PLTA memakan w aktu 5 tahun dan dir esmikan ol eh w akil pr esiden Umar Wir ahadikusuma pada t angagl 7 Juni 1983. Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Li str ik yang dihasi lkan di gunakan untuk pabri k pelebur an di Kual a Tanjung.

Dat a Media Peker ja BUMN ter lihat bahw a PT Inalum yang mer upakan i nvestor dar i Jepang di Indonesia, menjadi menar ik untuk dimil iki I ndonesia adal ah ber kai tan dengan pasokan listr ik yang masi h kur ang di Sumatr a Utar a, sement ar a PT Inal um memil iki pembangkit listr i k sendir i dengan kapasitas 600 MW yang ber ada di dal am pabri k, dengan per hit ungan mur ah yaitu 3 sen doll ar Amer i ka per Kw h. Apabi la list r ik itu di jual kepada PT PLN, PT PLN hanya membeli 6 sen doll ar Amer i ka per Kw h. Sebelumnya Pemer intah Pr opinsi Sumut dan 10 kabupat en di dalamnya siap mengelola 58,8% saham PT Inalum. Alasannya jel as i ngin meni kmati manfaat dar i sumber daya alam daer ah itu seti daknya 30 tahun ke depan.

Namun hingga kini, pr oses pengambi lalihan (nasionalisasi i stilah dalam UU No. 25 tahun 2007) PT Inalum masih ter kendala per bedaan nilai val uasi antar a Pemer intah Indonesia yang mengajukan ni lai buku 424 jut a dollar AS, sement ar a pi hak Jepang mematok 626 jut a dolar AS. Maka kasus ini menar i k untuk dit el iti menur ut UU No. 25 Tahun 2007, kar ena di dal am PT Inalum memi liki aset ber upa pembangkit listr ik yang sangat besar dan dapat ki r anya memenuhi pasokan listr i k di wi layah Sumat r a Utar a dan sekit ar nya.

(3)

ekonomi r akyat. Kebi jakan ini diambil dengan maksud agar negar a-negar a tujuan investasi dapat membangun kembali str uktur per ekonomian suat u Negar a (Kanumoyoso, 2001).

Hukum penanaman modal di Indonesi a, baik Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal yang ber laku saat ini maupun undang-undang yang per nah ber l aku pada masa lalu ti dak membuat kategor isasi pengambilali han (taking) ke dalam nasi onalisasi dan ekspr opr i asi ataupun pencabut an hak (ontei gening) ke dalam pencabutan hak secar a global dan pencabutan hak secar a i ndividual . Undang-undang hanya mengenal istilah tunggal “nasionali sasi atau pengambil al ihan hak kepemili kan penanam modal”, sedangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tent ang Penanaman Modal Asi ng (UUPMA) menggunakan i stilah “nasi onalisasi/ pencabut an hak mili k secar a menyelur uh atas per usahaan-per usahaan modal asing atau ti ndakan-tindakan yang mengur angi hak menguasai dan/ at au mengur us per usahaan yang ber sangkut an”.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 t idak secar a spesifik menentukan besar an kompensasi. Pasal 7 Ayat (2) Undang Undang ini hanya menyebut kan bahw a, dalam hal pemer int ah melakukan tindakan nasionalisasi at au pengambilali han hak kepemilikan, pemer int ah akan member ikan kompensasi yang juml ahnya ditetapkan ber dasar kan har ga pasar . Bagi i nvestor asi ng, hukum dan undang-undang menjadi salah satu tolok ukur untuk menentukan kondusif tidaknya ikli m invest asi di suatu Negar a. Dalam 3 dekade belakangan ini , pelaku usaha sangat memper timbangkan kondisi hukum Negar a Tuan Rumah. Hukum bagi mer eka mer upakan i nstr umen penting dalam menjamin investasi mer eka. Hukum bagi mer eka member ikan keamanan, cer taint y dan pr edi ct abil ity atas investasinya. Semakin baik kondisi hukum dan Undang-Undang yang mel indungi investasi mer eka semakin menganggap ikli m invest ai di Negar a ter sebut adalah kondusi f (Juw ana, 2006).

Dengan masuknya modal asing dalam per ekonomian Indonesi a mer upakan tuntutan keadaan bai k ekonomi maupun politi k, penghimpunan dana pembangunan ekonomi Indonesia melal ui investasi modal secar a langsung sangat baik dibanding dengan pinjaman luar neger i (Syahyu, 2003). Penanaman modal asing membuat pemer int ah memi liki modal untuk membangun infr astr uktur , seper ti jalan t ol, jembatan, j al an r aya, jalan l ayang, hotel, dan lain-lain. Sehi ngga pemer intah bisa member i kan pel ayanan yang l ebih baik kepada masyar akat, yang dapat mengger akkan r oda per ekonomian dan bisnis.

Dal am r angka nasionalisasi per usahaan asing yang memi l iki pr ospek dan pr ofit bai k, tentu saj a akan menguntungkan bagi Negar a untuk mengambil al ih. Kegi at an i nvestasi oleh asing di Indonesi a di maksudkan sebagai pelengkap untuk mengisi sektor -sektor usaha dan industr i yang bel um dapat di laksanakan sepenuhnya oleh pi hak sw asta nasional , baik kar ena alasana teknologi, manajemen, maupun alasan per modalan. Modal asing juga di har apkan secar a langsung maupun ti dak langsung dapat l ebih mer angsang dan menggai r ahkan iklim at au kehidupan dunia usaha, ser ta dapat di manfaat kan sebagai upaya menembus jar ingan pemasar an i nt er nasional melalui jar i ngan yang mer eka mi liki, sehingga nasional isasi mer upakan kesempat an bagus untuk memper oleh biaya dalam membangun per ekonomi an.

Pada bahasan ber i kut ter dapat beber apa per masalahan yang akan dibahas yai tu; apakah pr oses nasi onalisasi (pengambil-ali han) PT I nalum di Sumat r a Utar a telah sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 t ent ang Penanaman Modal ? Bagaimana t anggapan pi hak Jepang dalam nasionalisasi PT Inal um t er hadap pihak Indonesia, sehingga pihak Jepang memil ih mengajukan ke Badan Ar bi tr ase masalah ter sebut? Ser t a apa keuntungan dan ker ugian bagi pihak Indonesia dan Jepang, apabi la masalah nasional isasi PT Inal um t er sebut diselesai kan di badan Ar bi tr ase? Juga apa keuntungan yang diper oleh pihak Indonesi a dengan melakukan nasi onalisasi PT Inal um menjadi mili k Indonesia?

2.

Metode

(4)

melalui email ke Pr of. Yuketa Hi r oshi dar i Touin Univer sity di Yokohama, Jepang. Untuk melengkapi bahan kajian, di gunakaan studi liter atur e melalui ber bagai ar t i kel dan Undang-Undang ter kait dengan per masalahan nasional isasi asset asing di Indonesia.

3.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Indonesi a sudah l ama membuka l ebar -lebar pintu masuk bagi per usahaan-perusahaan mul tinasi onal untuk memasukan modalnya ke Indonesi a (Chandr aw ulan, 2011). Sejak di kel uar kannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1967 t entang Penanaman Modal Asing, beber apa per usahaan multi nasional seper t i Fr eepor t Sulphur Co. I nter nasi onal Tel & Tel (ITT) , Unilever , Good Year , Dumex, Phi lips. Ter masuk PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) sebuah per usahaan patungan antar a pemer int ah Indonesia dengan Nipon Asahan Al umuni um Co., Ltd yang ber kedudukan di Tokyo telah menyepakati didir ikan per usahaan di Indonesia pada 6 Januar i 1976, adalah sebuah per uhaan yang membangun dan mengoperasi kan Pr oyek Asahan, sesuai dengan per janji an I nduk. Per bandingan saham antar a pemer intah Indonesi a dan Ni ppon Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat per usahaan di di r ikan adal ah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 per bandingan ter sebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Febr uar i 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.

Untuk melaksanakan ket entuan dal am Per janjian I nduk, Pemer i nt ah Indonesi a kemudian mengeluar kan Sur at Keputusan Pr esiden No. 5 Tahun 1976 yang melandasi t er bent uknya Otor i ta Pengembangan Pr oyek Asahan sebagai w aki l Pemer int ah yang ber tanggung jaw ab atas lancar nya pembangunan dan pengembangan Pr oyek Asahan. PT Inalum dapat dicatat sebagai pel opor dan per usahaan per t ama di I ndonesia yang ber ger ak dalam bi dang industr i pelebur an aluminium dengan i nvestasi sebesar 411 milyar Yen.

Ment er i Per i ndust r ian pada saat itu, MS Hi dayat mengat akan pada t r ibunnew .com: “Indonesi a sudah r esmi mengambi l ali h sisa saham kepemil ikan PT Indonesia Asahan Alumunium dari Jepang per Jumat (1/ 11/ 2013) . Selama ini Inalum, yang ber lokasi di Sumat er a Ut ar a, dikelola oleh pemerint ah Indonesia dan konsor si um invest or Jepang di Tokyo yang t er gabung dal am Nippon Asahan Aluminum (NAA). Dar i 100 per sen saham Inalum, t adinya pemerint ah Indonesia memili ki 41,12 per sen, dan sisanya milik NAA. Ber akhi r pada 31 Okt ober 2013 yang dii kut i ol eh penyer ahan asset PT Inal um kepada pemerint ah Indonesia dan membayar kompensasi sesuai dengan mast er agr eement ”

3.1. Nasionalisasi Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007

Dalam kaitannya dengan penegakan kepasti an hukum, di I ndonesia telah memper bahar ui at ur an tent ang penanaman modal yang semula t el ah ter bentuk di tahun 1967 dan 1968. Kepastian hukum di bidang investasi sangat diper lukan untuk menjamin ketenangan dan kepastian ber usaha. Pengat ur an penanaman modal dal am Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 t entang Penanaman Modal (yang memper bahar ui undang-undang yang lama tahun 1967 dan 1968) Pasal 3 ayat (1) hur uf a, telah di tentukan: kegiat an penanaman modal diselenggar akan ber dasar kan asas kepastian hukum: “asas kepasti an hukum” untuk menunjukan adanya konsi stensi pemer int ah ter hadap per atur an dan penegakan hukum.

(5)

Ber dasar kan ket entuan Pasal 32 ayat (4) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tent ang Penanaman Modal, mengenai penyelesaian sengket a dalam bidang penanaman modal menyatakan bahw a: “Dalam hal ter jadi sengketa di bidang penanaman modal antar a pemer i ntah dengan penanam modal asing, par a pihak akan menyelesai kan sengketa ter sebut mel alui ar bitr ase inter nasional yang har us di sepakati oleh par a pihak.”

3.2. Nasionalisasi PT Inalum Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Indonesia

PT Inalum yang ber kedudukan di Indonesi a hasil patungan I ndonesia-Jepang ber dasar kan per janji an dengan Konsor si um Nipon Asahan Al umunium, telah mengal ami pr oses nasional isasi. Dalam sebuah ar ti kel di media online, Menter i Per industr ian pada saat itu menyatakan “Sel ama ini w il ayah oper asinya berl okasi di Sumat er a Ut ar a, di kel ola oleh pemerintah Indonesia dan konsor si um invest or Jepang di Tokyo yang t er gabung dalam Nippon Asahan Aluminum ( NAA). Dari 100 per sen saham Inalum, t adinya pemer int ah Indonesia memili ki 41,12 per sen, dan sisanya mil ik NAA. Ber alih kepemil ikannya menjadi BUMN milik Indonesia dengan per nyat aan Ment er i Per indust r ian "Ber akhir pada 31 Okt ober 2013 yang diikut i oleh penyer ahan asset PT Inalum kepada pemerint ah Indonesia

dan membayar kompensasi sesuai dengan mast er agr eement ”

.

Dengan demi ki an, per 1 November 2013 selur uh asset kembali ke Pemer intah Indonesia. Kement er i an Badan Usaha Mili k Negar a punya asset bar u yang dikelola oleh beli au (Menter i BUMN). Kementr ian Per industr ian dan Kement r i an Keuangan, mendampingi beliau untuk hal teknis admini str asi dan legal ," tambahnya. Dijel askan, di sepakat i mekanisme pengali han saham melalui shar e t r ansfer yang besar annya USD 558 juta. Lebih lanjut dia katakan, kini pr oses konsol idasi inter nal dan pr oses pembelian atau pengal ihan at au ar bitr ase t engah dilakukan. Maka konsol idasi seger a ber samaan dengan Kement r ian Keuangan, Kementr i an Peri ndustr ian ber sama-sama selesaikan administr asi dan pr osedur penyelesai an pembayar annya melalui ar bitr ase sesuai ket entuan yang ada.

Pr oses yang t erjadi pada PT Inalum, aw alnya t er jadi per undingan antar a pihak Indonesi a dengan Konsor sium NAA, setelah ada kesepakat an maka Pemer intah RI melakukan ijin kepada DPR dalam hal r eali sasi pengeluar an dana untuk pembeli an saham PT Inalum, pada akhir Oktober 2013 pi hak Jepang t er nyat a menyer ahkan aset ber upa PLTA di hul u sungai Asahan dan Pabr i k Pelebur an Al umuni um di hilir Sungai Asahan, Sumatar a Ut ar a. Namun untuk penyelesaian nasi onalisasi pihak Jepang menunjuk ar bitr ase inter nasional untuk menyelesai kannya. Namun pihak I ndonesia dalam hal ini di kaw al oleh Menter i Keuangan, Menter i Per i ndustr i an dan Menter i BUMN mengusulkan untuk musyaw ar ah saja tanpa melalui jalur ar bitr ase.

3.3. Tanggapan Pihak Jepang Terhadap Nasionalisasi PT Inalum

Di Negar a Jepang sebagai negar a yang mapan per ekonomiannya, tidak ter dapat atur an Penanaman Modal Asing seper ti Undang-Undang No. 25/ 2007 unt uk Penanaman Modal di Indonesia, hal i ni sebagai mana di ut ar akan Pr of YUGETA HIROSHI nar a sumber dar i Touin Univer sity, Yokohama, Jepang.

Menur ut nar a sumber di per oleh masukan bahw a Jepang mendukung adanya nasionali sasi atau pengambilali han hak mili k t er sebut, ada anggapan bahw a Indonesia pr o Jepang ( hal ini penuli s menganggap t er masuk unsur politi k), dalam masa per tumbuhan ekonomi sekalipun sumber daya alam kaya dan jumlah peduduk ti nggi, tetap Indonesi a memer l ukan tambahan modal atau pendanaan unt uk pembangunan. Ter utama dengan hasil PT Inalum yang telah mencapai 225.000 ton per tahun saat ini dan akan menghasilkan sekit ar 470.000 t on di tahun 2017. Hal ini mer upakan sumbangan asset dan juga penghasi lan yang ti nggi bagi negar a Indonesia.

(6)

Touin Uni ver sit y, Yokohama, Jepang, Pr of. Yuget a Hir oshi dan I bu Har una Hir oko sependapat dengan Undang-Undang No. 25/ 2007 har us melalui Ar bitr ase inter nasional yang ditunjuk oleh pi hak Indonesia dan Jepang pada per janji an aw alnya yang dibuat tahun 1975 di baw ah Konsor sium Nippon Asahan Al uminium (NAA) yang masa ber akhir nya Oktober 2013. Jadi hubungan ker ja sama Indonesia-Jepang sel ama 30 tahun dalam penambangan Alumunium di Sumater a Utar a, tepatnya di Kuala Tanjung, Kabupaten Bat u Bar a, yang juga mengembangkan Pembangkit Li st r ik Tenaga Air .

3.4. Keuntungan Dan Kerugian Bagi Indonesia Dan Jepang Pada Kasus Nasionalisasi PT

I nalum Di Indonesia

Bagi Indonesia lebi h banyak keuntungan yang diper ol eh dengan nasi onalisasi at au pengambilalihan PT Inalum di Kual a Tanjung, Kabupaten Batu Bar a yait u memi liki PLTA sendi r i di dalam Pabr i k Pelebur an Al umi ni um yang dapat menghasilkan ali r an l i str ik sebesar 600 megaw att. Tur binnya ber ada di baw ah gunung batu di kedalaman 100m dar i per mukaan t anah. Sementar a kr isis l istr ik di Sumater a Ut ar a dapat di tanggul angi dengan hasi l PLTA dar i PT Inalum yang memanfaat kan Sungai Asahan, kar ena memili ki 2 (dua) aset yaitu pembangkit listr ik Sigur a-gur a (Asahan II) di hulu Sungai Asahan dan pabr i k al umuni um di hil ir Sungai Asahan. Sampai akhir tahun 2013 penghasi lan alumunium PT Inalum mencapai 225.000 ton aluminium bat angan, dan akan meningkat sesuai per kir aan akan dihasi lkan 470.000 ton alumini um bat angan pada t ahun 2017. Pemer int ah Indonesia juga dapat menghemat dana dengan nasionali sasi PT Inalum, tidak per lu membangun PLTA guna pasokan li str ik unt uk w i layah Sumat er a Utar a;

Penyer ahan aset PT Inalum ter tanggal 30 Oktober 2013 dar i pihak Jepang membuat nasionalisasi PT Inalum tidak ber dasar kan penyer ahan saham. Menur ut Menter i BUMN Bpk Dahlan Iskan penyer ahan aset dar i pihak Jepang memang lebih sesuai dengan per janjian pokoknya (mast er agr eement). Dan pada tanggal 30 Oktober 2013 i tu juga DPR menyetujui pengambilalihan PT Inal um. Sel anjutnya pr oses yang diajukan Jepang untuk ke Ar bitr ase adalah untuk menentukan ber apa besar Indonesia har us membayar atas aset yang di ser ahkan dan dimi liki PT Inalum (Dahlan Iskan, 2013).

3.5. Keuntungan Dan Kerugian Yang Dihadapi I ndonesia Dan Jepang Bila Kasus PT Inalum

Diselesaikan Di Ar bitr ase

Pi hak Jepang pada aw al nya untuk penentuan atau penetapan akusisi nil ai buku PT Inalum akan membaw a ke ar bit rase. Dengan alasan : Ekonomis, Ar biter pr ofesional, Bahasa int er nasional yang di gunakan akan memper mudah penyelesaian masalah, Net r al , objektif, Sesuai per atur an Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 pasal 34. Ter jaga ker ahasiaan, Waktunya singkat

Ker ugi an yang didapat bila nasionalisasi dibaw a pi hak Jepang ke ar bitr ase inter nasional bagi pi hak Indonesia:

1. Penetapan ni lai tutup buku bisa lebih tinggi . Sementar a selalu sebagai pemer intah har us

atas per setujuan DPR setelah mendengar kan audit BPK dan BPKP.

2. Pihak Indonesi a sel aku pemer intah tidak dapat mel akukan t aw ar menaw ar seper ti halnya

pihak sw asta.

(7)

jar ingan yang mer eka mili ki , sehi ngga nasional isasi mer upakan kesempatan bagus untuk memper oleh biaya dal am membangun per ekonomi an. Kegiatan pengambilali han atau yang menur ut Undang-Undang Penanaman Modal di sebut dengan “nasional isasi ” lebih menguntungkan pi hak Negar a Tuan Rumah kar ena hal ter sebut lebih bai k dar i kegiat an peminjaman dana luar neger i.

4.

Keter batasan dan Agenda Penelitian Mendatang

Peneliti an ini menggunakan pendekatan kuali tatif melalui studi l iter atur dan w aw ancar a yang ter batas. Peneli tian l anjutan disar ankan untuk mengembangkan t eknik dan metode yang lebih kompr ehensi f dengan car a melakukan focus gr oup discussion (FGD) unt uk memper oleh infor masi dar i ber bagai pihak yang ber kepent ingan dalam w aktu yang ber samaan. Selain i tu, penelit ian i ni hanya ber fokus pada kasus PT. Inal um, sehi ngga tidak di sar ankan untuk digener alisasi pada kasus per usahaan-per usahaan l ai n meskipun dalam konteks per masal ahan yang sama.

5.

Kesimpulan

Set el ah dilakukan peneliti an ter hadap per atur an dan kasus pada PT Inal um, penul is memper oleh beber apa simpulan yai tu:

a. Pr oses nasional isasi PT Inalum di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu bar a Sumater a Utar a sesuai Pasal 7 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007, namun penetapan har ga tidak mel al ui ar bi tr ase seper ti yang di amanahkan Pasal 34 Undang-Undang 25 Tahun 2007.

b. Pi hak Jepang ber anggapan unt uk masal ah ker ja sama ekonomi I ndonesia- Jepang banyak di dukung, dengan alasan polit ik bahw a Indonesia dibeber apa ajang ter li hat sangat mendukung (pr o Jepang), Juga Jepang menganggap layak membantu per ekonomian Indonesia mengingat juml ah penduduk Ind padat dan sangat membutuhkan modal untuk pembangunan pada umumnya, dan kususnya pembangunan per ekonomian r akyat.

c. Bila nasi onalisasi PT I nalum melalui ar bit r ase keuntungan Jepang adalah: 1. Ekonomi s,

2. Ar bi ter pr ofesi onal,

3. Bahasa inter nasi onal yang di gunakan akan memper mudah penyelesai an masalah, 4. Net ral , objektif,

5. Sesuai per atur an Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Pasal 34. 6. Ter jaga ker ahasi aan,

7. Keputusan mempunyai kepastian hukum dan kekuatan hukum, 8. Wakt unya singkat.

Keuntungan besar bagi I ndonesia bila ar bit r ase diter apkan menjadi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 t ahun 2007. Ker ugian Jepang dengan melalui badan ar bitr ase:

a. Tetap har us mel epaskan PT Inalum kepada pihak Indonesia, sekal ipunc sudah 30 tahun menangani usaha pelebur an biji alumunium.

b. Nil ai tukar yang dihar apkan belum tentu ter penuhi.

(8)

akan dihasi lkan 470.000 t on alumi ni um batangan pada t ahun 2017. Pemer intah Indonesi a juga dapat menghemat dana dengan nasional isasi PT Inalum, ti dak per lu membangun PLTA guna pasokan li str ik unt uk w i layah Sumat er a Utar a.

Daftar Pustaka

Adolf, H. (2011). Hukum Penyel esai an Sengket a Penanaman Modal. Bandung: CV. Keni Medi a.

_____. 2011. Hukum Perdagangan Int er nasional. Jakar ta: Rajaw ali Per s.

_____.2010. Hukum Ekonomi Int er nasi onal, Suat u Pengant ar. Cetakan Ke-5. Bandung: CV Keni Media.

Batubar a, Sul eman dan Or iton Pur ba. (2013). Ar bi t rase Int er nasional Penyelesaian Sengket a Invest asi Asing, Mel al ui ICSID, UNCITRAL, dan SIAC. Cetakan ke-1. Jakar t a: Rai h Asa Sukses.

Chandr aw ul an, An. (2011). Hukum Per usahaan Multinasional, Li ber ali sasi Hukum Per dagangan Int er nasi onal dan Hukum Penanaman Modal. Bandung: PT Al umni.

Ilmar , A. (2010). Hukum Penanaman Modal di Indonesia. Cetakan ke-4. Jakar t a: Kencana.

Indonesia. Undang-Undang Republ ik Indonesia No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

_____. Per atur an Pemer int ah No. 20 Tahun 1994 tent ang Per syar at an Pemilikan Saham Dal am Per usahaan Penanaman Modal Asing.

Juw ana, H. Ar ah kebijakan Pembangunan Hukum di Bi dang Per ekonomian dan Investasi. (Jakar ta: BPHN)

Kanumoyoso, B. (2001). Nasional isasi Per usahaan Bel anda di Indonesia, Jakar t a: Pustaka Sinar Har apan.

Kair upan, D. (2014). Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesi a. Cetakan Ke-2. Jakar ta: Kencana Pr enadamedia Gr oup.

Lusiana. U. (2012). Usaha Penanaman Modal di Indonesi a. Jakar ta: Rajaw ali Per s.

Medi a Pekerja BUMN Pr ofesional Sej aht er a. Nopember 2013 Edisi 39. Jakar ta: 3-4.

Syahyu, Y. (2003). Per tumbuhan I nvestasi Asing di Kepulauan Batam” Jur nal Hukum Bisnis. Vo;. 22 No.5.

Tr i bunenew s.Com. Edi si 1 Nopember 2013. Jakar t a.

Referensi

Dokumen terkait

17 Dalam merealisasikan program dan kegiatan pendidikan yang termuat dalam rencana kerja sekolah, regulasi apa saja yang telah dikembangkan sekolah, antara lain:. □

[r]

Dokumen ini disiapkan oleh PT AJ Adisarana Wanaartha hanya sebagai informasi dan bukan merupakan suatu bentuk penawaran, undangan atau permintaan untuk membeli unit

Menunjuk Dokumen kami sebelumnya yaitu Dokumen Sayembara Nomor : 01/S/MA/APBD.DPUPR.CK/2017 tanggal 26 April 2017 dan Pengumuman Sayembara Nomor :

Disamping peranan aspek ideoplastis berupa ide, pendapat atau gagasan dan aspek fisikoplastis yang menyangkut masalah tehnik dan pengorganisasian elemen-elemen seni rupa,

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia jasa yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)