1.1
Latar Belakang
K
abupaten Kaimana yang diabadikan dalamsebuah lagu “Senja Indah di Kaimana”
merupakan ibukota Kabupaten pemekaran
(Kaimana) berdasarkan Undang - Undang No. 26
Tahun 2002 yang membuat semakin tingginya
arus urbanisasi yang datang ke kawasan ini.
Sebagai bagian dari lingkungan kota, beberapa
kawasan diantaranya memiliki pertumbuhan fisik
yang cepat namun berkembang kurang tertib
tidak selaras dan serasi dengan lingkungannya,
sehingga kawasan tersebut menjadi tidak
Kabupaten Kaimana memegang peranan penting dalam menampung berbagai aktivitas
yang ada didalamnya. Langkah ini dilakukan mengingat berbagai aktivitas mulai
pemerintahan, perdagangan dan jasa serta lainnya yang mempunyai skala pelayanan
kabupaten mulai berkembang di wilayah ini.
Perencanaan dan pembangunan prasarana yang baik adalah apabila perencanaan
prasarana tersebut dilakukan atau dilaksanakan bersama dari tingkat pemerintah
pusat sampai dengan tingkat pemerintah daerah dengan melibatkan stakeholders
sehingga prasarana tersebut dapat berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat.
Dengan telah diberlakukannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
serta UU No 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua maka Pemerintah
Kabupaten Kaimana dituntut harus siap menerima delegasi wewenang dari pemerintah
pusat atau pemerintah provinsi. Kewenangannya tidak hanya dalam hal
penyelenggaraan pemerintahannya, tetapi juga solusi permasalahan dan pendanaan
kegiatan pembangunan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Kaimana dituntut untuk
dapat menyiapkan dokumen perencanaan yang digunakan sebagai acuan dalam
pembangunan sehingga tercapai singkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Dokumen yang sedang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kaimana yaitu Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Pekerjaan Umum / Cipta Karya
pembangunan di Kabupaten Kaimana sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
1.2
Landasan Hukum
Penyusunan RPIJM pada dasarnya harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan
perundang maupun kebijakan yang berlaku pada saat RPIJM disusun. Peraturan dan
perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut diantaranya adalah:
1. Peraturan Perundangan
a. UU No. 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua.
b. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
c. UU No. 26/2007 tentang Penataan ruang;
d. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;
e. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
f. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
g. UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air;
h. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
i. UU No. 38/2004 tentang Jalan;
j. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
k. UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
l. UU No. 16/1985 tentang Rumah Susun;
m. Peraturan Presiden No. 7/2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2005 – 2009.
2. Kebijakan dan Strategi
a. Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi
Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan
perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan
terpadu;
b. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum;
c. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;
d. Keputusan Presiden No. 7/2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009.
3. Peraturan Daerah
a. Peraturan Daerah Kabupaten Kaimana tentang Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kabupaten Kaimana;
b. Peratutran Bupati Kaimana tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Kaimana.
Disamping itu, yang perlu juga dijadikan sebagai acuan atas dasar pendekatan dalam
penyusunan RPIJM adalah kebijakan ataupun arahan dari pimpinan Departemen PU/
Cipta Karya serta kebijakan pimpinan instansi terkait.
1.3
Tujuan dan Pentingnya RPI JM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya sebagai
rujukan dalam penyusunan kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap
daerah sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur (Infrastructure Development
Plan). Kebijakan Spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Kabupaten sedangkan
kebijakan sektoral/program dalam RPIJM mengacu pada RPJMD Kabupaten 2006
-2010. Oleh karena itu RPIJM ini akan memuat Arah Kebijakan, Program dan Kegiatan
yang akan dilaksanakan di Kabupaten Kaimana, diharapkan program-program yang
diusulakan dapat dibiayai dari berbagai sumber dana sesuai amanat PP No. 7 Tahun
2005 dalam upaya untuk mewujudkan 3 (tiga) agenda Pembangunan Nasional yaitu :
1. Menciptakan Indonesia yang aman dan damai.
2. Indonesia yang adil dan domokratis.
Melalui proses pengelolaan pembangunan yang baik dan terdesentralisasi sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Bidang Cipta Karya disusun dengan maksud sebagai berikut :
1. Menyediakan satu acuan bagi seluruh jajaran Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta
Karya Kabupaten Kaimana dalam menentukan prioritas program dan kegiatan
tahunan yang akan dibiayai dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN
ataupun pinjaman luar negeri.
2. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja
tahunan Bidang Cipta Karya.
3. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum infrastruktur sekarang dalam
konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah.
4. Memudahkan seluruh jajaran Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kaimana dalam upaya mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan
kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.
5. Memudahkan seluruh jajaran Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kaimana untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan
operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.
Selain maksud dari RPIJM Bidang Cipta karya seperti tersebut diatas, tujuan dan
pentingnya RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kaimana adalah :
1. Mendorong terwujudnya kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan
kawasan perkotaan dan perdesaan yang berkelanjutan serta terintegrasi dalam
pengembangan wilayah dalam rangka mengembangkan kehidupan sosial yang adail
dan domokratis, aman, damai serta kehidupan ekonomi nasional yang lebih
sejahtera.
2. Meningkatkan kerja sama Pemerintah Pusat dan Daerah yang lebih sinergis dan
sistematis yang dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum . Direktorat Cipta Karya
akan melakukan pendapingan kepada Pemerintah Daerah dalam menyiapkan RPIJM
Bidang Cipta Karya serta memberikan advisory ataupun konsultasi dalam upaya
meningkatkan kapasitas manajemen Pemerintah Daerah.
3. Menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya yang meliputi :
a. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan,
b. Peningkatan kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan.
c. Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat
berpenghasilan rendah.
d. Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kota.
e. Pengembangan Kawasan Permukiman.
f. Pembinaan teknis bangunan gedung, penataan bangunan dan lingkungan.
1.4
Mekanisme dan
Framew ork
Penyusunan RPI JM
Dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM),
mekanismenya adalah sebagai berikut :
Menggunakan pedoman perencanaan top-downdan bottom-up;
Kesepakatan dan keterpaduan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam perencanaan, program dan pendanaan.
Optimasi penggunaan sumber-sumber dana dari para pihak, melalui keterpaduan antar sektor.
Desentralisasi dan dekosentrasi kegiatan pembangunan daerah dengan azas prioritas dan keterpaduan antar komponen dengan bimbingan dan pembinaan dari
Gambar 1.1
Framework Penyusunan RPIJM
1.4.1
Ruang Lingkup
Penyusunan RPIJM Kabupaten Kaimana, pada hakekatnya mencakup proses, kerangka
pembahasan, analisis kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam
rangka mewujudkan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yang
berkualitas), sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan
daerah dalam Bidang PU/Cipta Karya.
Adapun cakupan/ RPIJM Bidang PU/Cipta Karya, yaitu :
1. Memberikan arahan proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur Jangka
Menengah Bidang PU/Cipta Karya terutama yang dibiayai dari APBN maupun APBD
(Cost Sharing maupun Joint Program) Provinsi maupun kabupaten/kota dalam
rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PU/Cipta
Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2004-2009 dan seterusnya maupun
MDG 2015 yang akan datang.
2. Mendorong pembangunan daerah Bidang PU/Cipta Karya terutama di kota-kota
yang mendapatkan prioritas, termasuk kota-kota sedang, dan kota kecil dalam
rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan daerah.
3. Memberikan penjelasan umum mengenai hal-hal yang dipertimbangkan dalam
penyusunan RPIJM secara umum meliputi :
Rambu-rambu, arahan kebijakan da Prioritas Pembangunan Nasional;
Isu dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan;
Pola pikir penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya dan sasaran/ keluaran yang perlu dicapai.
4. Memberikan petunjuk kerangka dasar ataupun sistematika RPIJM sebagai
ancar-ancar dan penjelasan/petunjuk spesifik dan setiap tahapan hal-hal yang perlu
dibahas oleh masing-masing aspek atau komponen program mencakup :
Rencana pembangunan perkotaan,
Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran sebagai ringkasan memorandum program),
Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya dalam penyediaan perumahan dan permukiman, perbaikan perumahan dan permukiman;
penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan
persampahan, penanganan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan
serta pengendalian banjir,
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan,
Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah,
Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah,
Lampiran Penunjang.
Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus
Dalam hal ini cakupan komponen program untuk kabupaten yang satu dengan yang
lainnya dapat saja berbeda sesuai dengan kebutuhan. Bisa saja terjadi program
investasi suatu kabupaten/kota hanya mencakup beberapa komponen program saja
(tidak perlu harus lengkap) tergantung urgensi kebutuhan dan prioritas penanganannya.
1.4.2
Pendekatan
Pendekatan penyusunan RPIJM pada hakekatnya perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain :
1. Proses perencanaan yang partisipatif : pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
pembangunan kabupaten/kota yang dinamis membutuhkan penyediaan fasilitas
infrastruktur, dan yang layak, memadai, terjangkau, adil, serta bagi masyarakat
luas. Untuk itu diperlukan perencanaan program investasi yang partisipatif;
2. Membangun Transparansi dan Persepsi bersama : permasalahan yang dihadapi
kabupaten/kota baik persoalan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan maupun
persoalan kapasitas institusi agar menjadi persepsi bersama;
3. Keterpaduan dan Keberlanjutan : Perencanaan Program Investasi Jangka Menengah
Bidang PU/Cipta Karya mengacu pada prinsip pengembangan wilayah, RUTRW/K,
RPJMN, RPJMD, dan Renstra PU/Cipta Karya, Dinas Terkait, Masterplan, Sektor,
Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota, maupun Peraturan Perundangan yang
berlaku;
4. Kelayakan Teknis, Sosial, Ekonomi dan Lingkungan : Penentuan prioritas program
dan kegiatan perlu mengacu pada hasil studi kelayakan (FS/DED), kelayakan
ekonomi dan sosial serta lingkungan;
5. Credit Worthines dan Akuntabilias : Perhitungan kemampuan penyediaan dana
perlu didasarkan pada hasil analisis keuangan. Demikian pula kemampuan
pelaksanaan perlu diperhitungkan dari hasil analisis kelembagaannya serta perlu
mempertimbangkan keberlanjutan pembangunan.
1.4.3
Kedudukan
Kedudukan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya yaitu berada di bawah kebijakan apasial dan
kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana Pembangunan
Infrastruktur (Infrastructure Development Plan) di masing-masing daerah baik pada
skala provinsi maupun kabupaten/kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan
operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada
RTRW Nasional, provinsi, kabupaten/kota, sedangkan kebijakan sektoral/program
dalam RPIJM mengacu pada RPJMN dan RPJMD 2004-2009 atau lanjutannya
mempunyai Rencana Tata Ruang maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat
dilakukan assessment berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan sektoral
yang ada.
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Kedudukan RPIJM Secara Historis
Gambar 1.4