• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENERAPAN TEKNIK RESITASI GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of PENERAPAN TEKNIK RESITASI GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

12

PENERAPAN TEKNIK RESITASI GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

M U J I O N O

SMP Negeri 6 Bangkalan

Abstrak : Empat kemampuan/kompetensi yang harus dikuasai siswa SMP sesuai dengan sistem pembelajaran pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.setiap kompetensi mempunyai karakteristik tersendiri untuk menguasainya. Keempat kompetensi tersebut merupakan suatu ketrampilan berbahasa. Menulis sebagai suatu ketrampilan berbahasa dalam pemerolehannya harus melalui suatu proses, menulis atau tulis-menulis lebih dikenal siswa dengan sebutan mengarang. Biasanya tugas mengarang yang diberikan guru kepada siswa dianggap oleh siswa sebagai suatu tugas yang memberatkan. Banyak faktor mengapa siswa mendaulat mengarang atau tulis-menulis adalah tugas yang sangat membebani belajar siswa. Anggapan tersebut muncul karena siswa tidak tahu apa yang harus ditulis, bagaimana memulai menulis itu? Dan bagaimana kepaduan antarkalimat maupun antarparagraf yang baik itu? Dari sisi guru sendiri, setidaknya guru mempunyai keluangan waktu untuk menjadi seorang motivator sepenuhnya. Namun pada kenyataannya waktu pembelajaran di kelas harus disesuaikan dengan berbagai macam tuntutan diantaranya; Silabus, Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan kegiatan-kegiatan lain yang mempengaruhi jumlah jam efektif pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu tambahan di luar jam pembelajaran tatap muka. Nilai rata-rata ulangan harian Bahasa Indonesia siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus pertama adalah 6,74. Kegiatan pembelajaran pada siklus ini masih bersifat pemberian informasi dengan menggunakan metode ceramah secara dominan dengan penyampaian pembelajaran secara klasikal. setelah dilakukan refleksi, kemudian diberikan teknik resitasi sebelum pertemuan pembelajaran berikutnya (siklus kedua). Setelah diterapkan teknik resitasi tersebut dilakukan ulangan harian untuk siklus kedua dan hasilnya menunjukkan peningkatan menjadi 7,41. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan tahapan: Guru memberikan informasi secara klasikal terhadap materi pembelajaran dan diadakan tes pertama. Kemudian siswa membentuk kelompok-kelompok kecil menjadi 8 kelompok-kelompok, setiap kelompok-kelompok diberi sebuah gambar atau alat untuk dibuat menjadi karangan deskripsi, tugas membuat karangan deskripsi dikerjakan di luar kelas. Tugas guru adalah membimbing, menfasilitasi, memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Dengan demikian dengan penerapan teknik resitasi dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas

Kata Kunci : Menulis Deskripsi

(2)

13

writing it? And how connect sentence as well as to be a good paragraphs? From the teachers themselves, at least teachers have time to be a motivator. But in fact the time learning in the classroom should be adjusted with a range of demands including; Syllabus, Deuteronomy, Midterm of the Semester, and other activities that affect the number of hours in effective learning in the classroom. The average daily test score of bahasa Indonesia after following the learning activity in the first cycle is 6.74. Learning activities in this cycle is still giving information by using the lecture method is dominant with the delivery of learning in a classical. after the reflection, then given the recitation technique before the next learning meeting (second cycle). After the recitation technique was performed daily replication for the second cycle and the results showed an increase to 7.41. Learning activities are designed with stages: Teachers provide information classically to learning materials and held the first test. Students then form small groups into 8 groups, each group is given a drawing or tool to be made into a description essay, the task of creating a description essay is done outside the classroom. Teacher's job is to guide, facilitate, solve problems faced by students. Thus with the application of recitation techniques can improve the ability to write class student descriptions Refleksi

Pendahuluan

Usaha peningkatan sumber daya manusia sedang marak dilakukan di ne-gara ini. Salah satu perwujudannya a-dalah melalui peningkatan kualitas pen-didikan

yang diusahakan oleh pemerin-tah

sedemikian rupa sehingga terjadi

penyempurnaan dan perubahan kuriku-lum

beberapa kali. Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK). Tahun 2001 mulai dikembangkan suatu sistem pembelaja-ran pada Kurikulum Berbasis Kompe-tensi (KBK). KBK berisikan silabus yang

merupakan bentuk operasionali-sasi

kompetensi dan materi pembelaja-ran. Dalam silabus mata pelajaran Ba-hasa dan

Sastra Inggris ada empat

kom-petensi/kemampuan yang harus dikua-sai siswa pada setiap jenjang pendidi-kan. Adapun keempat kemampuan ter-sebut adalah menyimak; berbicara; membaca; dan menulis. Masing-masing kemampuan saling mempengaruhi.

Sebagai suatu ketrampilan berba-hasa kemampuan menyimak dapat di-peroleh

secara ‘alamiah’ berbeda de-ngan kemampuan menulis. Pada ke-mampuan

menulis ini harus dipelajari dan dilatih secara sungguh-sungguh. Seorang yang trampil dalam menulis dapat mendatangkan

banyak manfaat, diantaranya; bagi

pengembangan men-tal seseorang; bagi intelektual seseo-rang; dan juga bagi hubungan sosial se-seorang. Dari hasil tulisan dapat me-nyumbangkan kecerdasan; mengem-bangkan inisiatif dan kreativitas; me-numbuhkan keberanian; serta

merang-sang kemauan dan kemampuan

me-ngumpulkan informasi.

Meskipun demikian, ternyata ti-dak banyak orang yang menyukai tulis-enulis. Diantaranya penyebabnya ada-lah orang merasa tidak berbakat, dan ti-dak tahu untuk apa dan bagaimana me-nulis itu. Alas an

keengganan menulis sebenarnya tidak

terlepas dari pengala-man belajar menulis yang dialami sese-orang ketika ia di sekolah.

Umumnya siswa yang mempu-nyai kemampuan menulis baik sastra maupun nonsastra dikarenakan siswa tersebut mempunyai kebiasaan dan ba-kat yang mereka bawa/miliki dari ru-mah, bukan hasil

dari sebuah proses pembelajaran di

(3)

14 peran guru da-lam hal ini sangatlah dituntut

sebagai motivator dalam membidani

lahirnya penulis-penulis baru.

Sebagai seorang bidan, guru hen-daknya dibekali kewenangan untuk me-lahirkan karya-karya yang dikandung siswa. Pada kenyataannya tidaklah de-mikian, seperangkat tuntutan yang ha-rus dihadapi

oleh seorang guru demi-kian tebal

diantaranya GBPP; Silabus; Ulangan

Bersama; Ujian Nasional; dan lain-lain yang membelenggu kemam-puan seorang bidan

untuk membantu proses kelahiran sebuah karya. Belum lagi dari sebuah sistem itu sendiri yang bemuara pada intern guru itu sendiri. Bagi siswa sebagai penulis pemula, tu-gas menulis yang biasa disebut menga-rang adalah tugas yang memberatkan bahkan tugas mengarang bebas sekali-pun. Apabila siswa diberi tugas mem-buat suatu karangan yang ditentukan jenis karangannya dengan obyek yang berbeda maka hasilnya kurang menge-nai sasaran. Bagaimana mungkin obyek yang berbeda menghasilkan bahasa; isi; dan diksi yang sama?

Banyak sebab dan fakta lainya yang dapat dibeberkan, diantaranya a-dalah jam

pembelajaran yang ditentu-kan dalam

silabbus SMP (khususnya setara tingkat madya) nampaknya be-lum memadai untuk membuat siswa benar-benar mampu, hal ini disebabkan pada proses pembelajaran siswa Kelas VIII pada semester I setara tingkat madya diprogramkan untuk melakukan prakerin selama 6 bulan dalam satu ta-hun. Oleh karena itu, agar siswa mem-punyai ketrampilan berbahasa khusus-nya dalam

menulis maka penambahan jam

pembelajaran di luar yang tercan-tum dalam

silabus merupakan suatu ke-harusan.

Penambahan jam pembelaja-ran tersebut sangatlah berpengaruh terhadap kemampuan siswa.

Dalam hal ini adalah dengan pe-nerapan teknik resitasi. Dengan pene-rapan

teknik resitasi diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan menulis sis-wa SMP khususnya siswa SMP Kelas VIII pada semester I. Teknik pembela-jaran ini ditandai dengan pembelajaran yang bersifat praktik, pembelajaran di-laksanakan di sekolah dan di luar seko-lah.

Kajian Teori

Kemampuan Menulis

1. Materi Pembelajaran Bahasa Inggris SMP

Materi pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang meli-puti

ketrampilan menyimak, mem-baca,

menulis, dan berbicara dike-mas dalam satu kesatuan unit pem-belajaran yang utuh dengan bahasan tema tertentu.

Dalam Rencana Pe-laksanaan

Pembelajaran (RPP) un-tuk mata

pelajaran Bahasa Inggris dirumuskan tujuan pembelajaran da-lam standar kompetensi, kompeten-si, ketrampilan berbahasa dalam in-dikator.

Ketrampilan brbahasa dalam ku-rikulum/silabus di sekolah mene-ngah kejuruan mencakup empat se-gi, yaitu:

(1) ketrampilan menyimak

(4)

15 dimilikinya menggunakan bahasa tulis. Ide atau gagasan tersebut dapat berupa angan-angan/khayalan, sesu-atu yang

pernah dilihat atau dirasa-kan,

pendapatnya, alasan yang dimi-liki, dll. Berikut adalah materi pem-belajaran Bahasa Inggris untuk SMP.

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMP

1.1Menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak.

1.2Menyimak untuk memahami informasi lisan dalam konteks bermasyarakat. 1.3Membaca cepat untuk memahami

informasi tertulis dalam konteks bermasyarakat.

1.4Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.

1.5Melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.

1.6Memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

1.7Menggunakan kalimat yan baik, tepat, dan santun.

1.8Mengucapkan kalimat dengan jelas, lancar, bernalar, dan wajar.

1.9Menulis dengan memanfaatkan kategori/kelas kata.

1.10 Me

mbuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

1.11 Me

nggunakan kalimat Tanya secara tertulis dengan situasi komunikasi.

1.12 Me

mbuat parafrase dari teks tertulis 2.Berkom

2.1 Menyimak untuk menyimpulkan informasi yang tidak bersifat perintah dalam konteks.

2.2 Menyimak untuk memahami perintah yang diungkapkan atau yang tidak dalam konteks bekerja.

2.3 Memahami perintah kerja tertulis. 2.4 Membaca untuk memahami makna kata,

bentuk kata, ungkapan, dan kalimat dalam konteks bekerja.

2.5 Menggunakan secara lisan kalimat tanya/pernyataan dalam konteks bekerja. 2.6 Membuat parafrase lisan dalam konteks

bekerja.

2.7 Menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi.

2.8 Bercakap-cakap secara sopan dengan

mitra bicara dalam konteks bekerja. 2.9 Berdiskusi yang bermakna dalam konteks

bekerja.

2.10Bernegosiasi yang menghasilkan dalam konteks bekerja.

2.11Menyampaikan laporan atau prsentasi lisan dalam konteks bekerja.

2.12Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif.

2.13Meringkas teks tertulis dalam konteks bekerja.

2.14Menyimpulkan isi teks tertulis dalam konteks bekerja.

3.1 Menyimak untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana.

3.2 Mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana. 3.3 Menulis proposal untuk kegiatan laporan

ilmiah sederhana.

3.4 Menulis surat dengan memperhatikan jenis surat.

3.5 Menulis laporan ilmiah sederhana.

2. Kemampuan Menulis

Menulis adalah kegiatan penyam-paian pesan (gagasan, perasaan, dan informasi) secara tertulis kepada pi-hak

lain. Sebagai salah satu bentuk

komunikasi verbal, menulis melibat-kan unsur penulis sebagai penyam-pai pesan, pesan atau isi tulisan, sa-luran atau medium tulisan, dan pem-baca sebagai penerima pesan.

Kemampuan/ketrampilan berba-hasa

menulis disebut juga menga-rang.

Adapun yang dimaksud me-ngarang diungkapkan Widyamar-taya (1984:9) adalah suatu proses kegiatan manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan. Dalam

mengarang seseorang akan

menge-mukakan atau mengungkapkan sesu-atu, dan sesuatu itu adalah ide, gaga-san, pikiran, dll. Dari ide, gagasan yang akan disampaikan seseorang menghasilkan ragam atau jenis ka-rangan yaitu:

(5)

16 urutan waktu. Yang ter-masuk dalam karangan narasi mi-salnya cerpen, novel, roman, bio-grfi, otobiografi, dll. Ada dua je-nis narasi yaitu narasi fiksi

dan narasi nonfiksi.

2. Deskripsi atau perian atau luki-san atau gambaran, yaitu bentuk karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mende-ngar, merasakan sendiri apa yang sedang dirasakan penulis/

penga-rang. Lukisan/gambaran kadang

merupakan gabungan (narasi dan eksposisi) merupakan karya tulis berupa laporan.

3. Eksposisi atau paparan atau pen-jelasan tentang sesuatu berdasar-kan fakta dan data, yaitu bentuk karangan

yang member ketera-ngan,

menjelaskan, member in-formasi

sejelas-jelasnya menge-nai suatu hal. Karya eksposisi di-antaranya berupa artikel.

4. Persuasi atau bujukan, yaitu ben-tuk

karangan yang bertujuan un-tuk

membujuk pembaca agar mau

mengikuti kemauan atau gagasan/ ide

penulis. Bentuk karangan ini

diperkuat/disertai dengan alasan, bukti, contoh kongkrit.

5. Argumentatif atau ide atau gaga-san, yaitu karangan yang isinya bertujuan

meyakinkan atau mem-pengaruhi

pembaca terhadap per-masalahan

dengan mengemuka-kan alasan, bukti, contoh nyata.

Dalam mengarang agar seseorang menghasilkan karangan sesuai de-ngan jenis karangan yang diinginkan dan

tujuan mengarang sesuai dengan

maksudnya, maka harus mengikuti

langkah-langkah dan tujuan menga-rang, sebagai berikut:

1. Pemilihan topik, Apa yang harus dibahas dalam tulisan atau kara-ngan?

Pemilihan topik perlu

di-pertimbangkan hal-hal berikut:

a. Topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas

b. Topik itu cukup menarik ter-utama bagi penulis

c. Topik itu dikenal baik

d. Bahan yang diperlukan dapat

diperoleh dan cukup memadai. 2. Pembatasan topik, pembatasan

terhadap topik yang dipilih cukup dari tulisan dan tujuan dari penulis itu berbeda-beda.

5. Pengembangan topik, topik yang telah dipilih dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan.

6. Membuat kerangka karangan,

kerangka karangan dibuat agar

karangan atau tulisan yang dibuat tersusun secara sistematis.

7. Penulisan, memulai melakukan

penulisan karangan (membuat

konsep).

8. Revisi, tulisan yang sudah jadi berupa konsep hendaknya dicek ulang atau dilakukan revisi.

Teknik Resitasi

Keberhasilan suatu pembelajaran

ditentukan oleh teknik digunakan dalam proses belajar mengajar. Teknik adalh metode atau sistem untuk mengerjakan sesuatu (KUBI, 1990:916). Istilah tek-nik berasal dari bahasa Inggris tech-nique yang antara lain berarti ketram-pilan dalam bidang tertentu. Dengan demikian teknik adalah daya upaya, u-saha-usaha, atau cara-cara yang digu-nakan guru untuk mencapai

tujuan langsung dalam pelaksanaan

(6)

17

memberikan tugas untuk mempelajari

sesuatu kepada pembelajar, kemudian

melaporkan hasilnya (Hastuti, 1996: 133). Sering orang mengacaukan antara resitasi dan homework (pekerjaan ru-mah/PR), karena dalam percakapan se-hari-hari jika pengajar memberikan tu-gas dikatakan memberikan PR.

Padahal pekerjaan rumah mem-punyai pengertian yang lebih meng-khusus ialah pekerjaan yang harus di-kerjakan pemblajar di rumah. Sedang-kan dengan resitasi, tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar tidak sekedar dikerjakan di rumah melainkan dapat dikerjakan di sekolah, diperpustakaan, di laboratorium, atau di tempat-tempat lain byang berhubungan dengan pela-jaran yang diberikan pengajar. Jadi, re-sitasi lebih luas daripada honework a-tau pekerjaan rumah (PR). Akan tetapi keduanya terdapat persamaan, yaitu:

1. Mempunyai unsur tugas

2. Dikerjakan oleh pembelajar dan di-laporkan hasilnya

3. Mempunyai unsur didaktis paedago-gis Penggunaan teknik resitasi ber-tujuan: 1. Menambah pengertian/ memperkuat hasil

belajar yang telah diterima di sekolah.

2. Melatih pembelajar untuk belajar

mandiri.

3. Melatih pembelajar membagi waktu

secara teratur.

4. Agar pembelajar dapat mengguna-kan

waktu luang untuk menyelesai-kan

tugasnya.

5. Membiasakan anak berdisiplin de-ngan tidak mengabaikan tugas.

6. Melatih pembelajar untuk mencari dan menemukan cara-cara yang te-pat untuk menyelesaikan tugasnya.

7. Memperkaya pengalaman-pengala-man

sekolah dengan memulai kegia-tan-kegiatan di luar kelas.

Pengaruh Teknik Resitasi dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi

Pemilihan teknik pembelajaran a-kan

berpengaruh pada keberhasilan

pembelajaran. Dengan menetapkan mo-del

pembelajaran yang tepat, kegiatan

pembelajaran akan berjalan efektif dan efisien, serta siswa dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik. Tek-nik tugas atau resitasi ini dapat secara individual maupun kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih men-dalami materi pelajaran yang diberikan guru. Hal ini berhubungan dengan cirri khusus dari teknik

resitasi yaitu belajar melalui

aktivitas/kegiatan nyata akan membuat kegiatan pembelajaran lebih bermakna. Siswa akan mengetahui apa yang seharusnya

diketahui dan apa maksud/tujuannya.

Dengan demikian memanfaatkan waktu

yang tersedia di kelas dan dengan

memberikan teknik resitasi terhadap

kemampuan menulis deskripsi, maka siswa

lebih memahami dan menguasai

kemampuan menulis deskripsi pelajaran Bahasa Inggris

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan u-saha, cara, dan prosedur guna pembuk-tian kebenaran dengan menggunakan pendekatan keilmuan sehingga ilmu tersebut dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya

(7)

18

(G) Teknik Analisis Data, (H) Penyiapan Partisipan.

Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan tema

“Penerapan Teknik Resitasi guna

Meningkatkan Kemampuan Menulis

Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Ing-gris pada Siswa Kelas VIII-A pada se-mester I SMP Negeri 6 Bangkalan Ka-bupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2015-2016”

dilakukan dengan prose-dur: (1)

Perencanaan, (2) Implementasi Tindakan dan Observasi, (3) Refleksi, dan (4) Revisi. 1. Perencanaan

a. Menetapkan kelas sebagai obyek

penelitian.

b. Menginformasikan/mengajukan permohonan ijin ke sekolah.

c. Menetapkan/memilih metode se-suai dengan karakteristik peneli-tian.

2. Implementasi Tindakan dan Obser-vasi Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan tindakan adalah:

a. Menyiapkan materi pembelajaran

umum secara klasikal. b. Memberikan pelatihan. c. Memberikan evaluasi.

d. Membagi kelas menjadi kelom-pok-kelompok kecil (satu kelom-pok 5 siswa).

e. Memberikan tugas pada

masing-masing kelompok untuk dikerja-kan di luar jam tatap muka.

3. Refleksi

Nilai hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di-dokumentasikan, dianalisis, dan do-kumikasikan dengan teman sesame guru pengajar mata pelajaran Baha-sa Inggris dan Kepala Sekolah/ Wakil Kepala

Sekolah bidang Ku-rikulum. Ini

dikandung maksud se-bagai bahan

pertimbangan dalam melaksanakan

kegiatan pembelaja-ran di kelas. 4. Revisi

Setelah dilakukan refleksi dalam proses belajar mengajar, selanjutnya diadakan revisi sebagai tindak lanjut atau tinjauan ulang terhadap pembe-lajaran yang dilakukan. Tahap ini juga sebagai

tahap penyempurnaan dari siklus

sebelumnya.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini ada-lah siswa kelas VIII-ASMP Negeri 6 Bangkalan tahun pelajaran 2015-2016 Jumlah subyek penelitian adalah 29 o-rang siswa.

Hasil Penelitian dan Pembahasan A.Hasil Penelitian

1. Siklus Pertama (I)

1. Perencanaan

a. Guru memberikan gambaran,

pertanyaan-pertanyaan awal a-gar siswa mendapatkan kon-sep tentang materi yang akan dipelajarinya. b. Guru memberikan tanggapan atas

jawaban yang diberikan siswa dan

memberikan

perta-nyaan-pertanyaan lanjutan un-tuk

menggali lebih banyak konsep awal siswa tentang materi.

c. Guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan tentang materi

pe-lajaran untuk mendapatkan

gambaran utuh tentang materi yang akan dipelajari.

(8)

19

e. Masing-masing kelompok

me-ngerjakan satu tugas menga-rang deskripsi. Dan tugas ter-sebut dikerjakan di luar jam pembelajaran tatap muka.

2. Pelaksanaan

a. Guru menyampaikan materi

pembelajaran kepada siswa se-suai

dengan rencana pelaksa-naan

pembelajaran (RPP) yang dibuat. b. Kegiatan pembelajaran pada siklus

pertama masih banyak bersifat penyampaian infor-masi secara klasikal. Metode ceramah masih digunakan se-bagai penyampaian materi pembelajaran pada siklus ini.

c. Kebanyakan siswa dalam

mengikuti kegiatan pembela-jaran

masih pasif, mendengar-kan,

mencatat hal-hal yang di-rasa penting. Umpan balik dari siswa dalam bentuk bertanya, meminta penjelasan kepada guru tentang materi pembela-jaran juga kurang.

d. Siswa yang masih mengalami

kesulitan dalam memahami materi atau sebagian materi pembelajaran tentang cende-rung diam, sekalipun guru memberikan kesempatan ke-pada siswa untuk bertanya.

Sehubungan dengan suasana

kegiatan pembelajaran yang cen-derung pasif, guru berusaha un-tuk menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa dengan ber-bagai upaya : a. Memberikan kesempatan ke-pada

siswa untuk menanya-kan, meminta

penjelasan ma-teri/bagian

pembelajaran yang belum

dipahaminya.

b. Memberikan pertanyaan pan-cingan untuk mendapatkan ja-waban atau tanggapan dari sis-wa.

c. Memberikan pemahaman ke-pada

siswa, bagaimana suasa-na kegiatan

pembelajaran yang ideal agar siswa dapat le-bih mudah memahami materi pembelajaran dan mendapat-kan informasi optimal tentang materi pembelajaran yang di-terima.

Sekalipun sudah diupayakan agar

kegiatan pembelajaran mem-buat

siswa lebih aktif, akan tetapi belum berarti. Namun, sudah mu-lai muncul respon dari siswa ten-tang materi pembelajaran yang diterima. Ada beberapa siswa yang sudah mulai bertanya, me-minta penjelasan tentang

materi pembelajaran/bagian yang

belum dikuasainya dengan baik.

2. Penilaian

Sebelum kegiatan pembelaja-ran selesai, diadakan penilaian dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Nilai Ulangan Harian Siswa

(9)

20

17 Moh.Rofii 60

18 Moh. Sukron 75

19 Moh.Wahyu Rizaldi 65

20 Muis Imamah 64

21 Mustofa 65

22 Nanang Abd Rosi 74

23 Sakroni 65

24 Suhari 65

25 Syaiful Abdullah 70

26 Yunus 65

3. Hasil yang dicapai siswa sete-lah

mengikuti kegiatan

pembela-jaran pada siklus I adalah :

a. Kegiatan pembelajaran berja-lan lancer, sesuai dengan ren-cana pelaksanaan pembelaja-ran (RPP) yang dibuat guru.

b. Kegiatan pembelajaran masih

didominasi penyampaian in-formasi dengan metode cera-mah, namun peran aktif siswa dalam mengikuti kegiatan su-dah mulai terlihat dengan ada-nya pertanyaan yang diajukan.

c. Nilai rata-rata hasil ulangan harian cukup bagus, yaitu …...

d. Peran aktif guru dalam pem-berian materi pembelajaran cukup baik

dengan adanya sis-wa yang

mengajukan perta-nyaan, meminta penjelasan materi yang belum dikua-sainya dengan baik.

2. Siklus Kedua (II)

1. Perencanaan

a. Guru menyampaikan materi secara umum kepada siswa dan bersifat klasikal.

b. Guru menugaskan siswa untuk

bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk pada per-temuan sebelumnya.

c. Masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerja

kelompok yang telah diker-jakan dengan teknik resitasi.

d. Guru memberikan simpulan u-mum

materi pembelajaran dan

dilanjutkan penilaian ulangan harian.

2. Pelaksanaan

a. Pembelajaran dilaksanakan di luar jam pembelajaran di kelas dengan

mengerjakan tugas da-lam

kelompok-kelompok ke-cil.

b. Pembelajaran dilanjutkan da-lam

bentuk diskusi atarkelom-pok

dalam kelas pada perte-muan

berikutnya.

c. Guru mengamati, membim-bing,

dan membantu siswa un-tuk

memecahkan penguasaan materi pembelajaran dengan lebih baik. d. Siswa lebih mudah mempero-leh

penguasaan materi pembe-lajaran. e. Terjadi perubahan perilaku dan

sikap dalam diri sisiwa pada waktu

dan setelah mengi-kuti

pembelajaran. 3. Penilaian

Setelah pembelajaran selesai di-adakan penilaian ulangan harian dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2

Nilai Ulangan Harian Siswa

(10)

21

7 Cdyan Pramana Putra 75

8 Hafid Anwar 76

9 Hermansyah 75

10 Husnul Hutami 65

11 M Jakfar Sodik 89

12 Mesdi 70

13 Moh. Fahri 76

14 Moh.Faisol Alif 77

15 Moh.Misbahul Alif 65

16 Moh. Robby 75

17 Moh.Rofii 69

18 Moh. Sukron 75

19 Moh.Wahyu Rizaldi 65

20 Muis Imamah 64

21 Mustofa 65

22 Nanang Abd Rosi 75

23 Sakroni 65

24 Suhari 65

25 Syaiful Abdullah 70

26 Yunus 75

27 Jefriyadi 76

28 Sulfan Madani 75

29 Abd. Rahman 65

Rata-Rata 6,74

4. Refleksi

Hasil yang dicapai siswa sete-lah mengikuti kegiatan pembela-jaran pada siklus kedua adalah :

a. Guru dan siswa mengikuti ke-giatan pembelajaran dengan baik. Suasana pembelajaran kondusif,

siswa berperan serta dalam

kelompok-kelompok belajar

mereka.

b. Kegiatan pembelajaran berja-lan

dengan sangat efektif yang

ditunjukkan melalui tingkat

penguasaan materi pembela-jaran berupa rata-rata nilai ulangan harian yang mening-kat. Hal ini didukung oleh data observasi yang

juga menun-jukkan tigginya tingkat peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Rata-rata hasil ulangan harian siswa juga me-nunjukkan adanya peningka-tan dibandingkan dengan sik-lus I yaitu 75.45

c. Adanya perubahan sikap dan

perilaku yang lebih baik dan positif dalam diri selama dan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus ke-dua. Para siswa memiliki per-hatian lebih dan memberikan umpan balik selama mengikuti kegiatan pembelajaran. d. Pembelajaran dengan penera-pan

teknik resitasi benar-benar dapat membantu guru dalam mengatasi keterbatasan jam pemelajaran yang tersedia di sekolah atau jam pembelajaran yang sesuai dengan silabus, dan dengan penerapan teknik resitasi dapat meningkatkan penguasaan materi menjadi le-bih mudah dan lebih optimal dalam diri siswa. Peningkatan penguasaan

materi ‘Menulis Deskripsi’ pada

siswa Kelas VIII pada semester I

SMP Ne-geri 6 Bangkalan

Kabupaten Bangkalan Tahun

Pelajaran 2015-2016 melalui

penerapan teknik resitasi dapat dilihat pa-da table berikut ini :

Tabel 4.3

(11)

22 Siswa Kelas VIII pada semester I SMP

Negeri 6 Bangkalan Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2015-2016

Nilai rata-rata ulangan harian ma-ta pelajaran Bahasa Inggris siswa Kelas

VIII SMP Negeri 6 Bangkalan Kabupaten Bangkalan Tahun Pelaja-ran 2015-2016 untuk materi Ke-mampuan Menulis Deskripsi pada Siklus I adalah 6,74. Peran serta sis-wa dalam kegiatan pembelajaran pa-da siklus ini masih terlihat rendah. Kegiatan pembelajaran

masih di-sampaikan dengan

menggunakan metode ceramah peran guru masih sangat dominan sehingga umpan ba-lik siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kurang nampak. Sebe-lum akhir pembelajaran pada siklus I ini berakhir guru menerapkan tek-nik resitasi. Pada siklus kedua, dila-kukan pembahasan terhadap teknik resitasi dengan presentasi hasil kerja kelompok, guru memberikan bim-bingan karena

guru memposisikan diri sebagai

fasilitator dalam pem-bahasan materi secara diskusi ke-lompok. Kemudian dilakukan tes ulangan harian sebelum jam pem-belajaran berakhir. Nilai rata-rata u-langan harian pada siklus kedua ini mengalami peningkatan disbanding-kan dengan hasil ulangan harian sik-lus pertama. Rata-rata nilai pada sik-lus kedua adalah 7,41. Hal ini me-nunjukkan

bahwa dengan menerap-kan teknik

resitasi dapat meningkat-kan penguasaan materi menulis des-kripsi untuk mata pelajaran Bahasa Inggris.

Kesimpulan dan Saran A.Kesimpulan

Dengan selesainya penelitian

(12)

23 pada semester I SMP Ne-geri 6 Bangkalan Kabupaten Bang-kalan, maka penulis dapat menyim-pulkan :

1. Penggunaan metode penyampai-an

materi dengan metode cera-mah secara dominan masih sering digunakan dalam kegiatan pem-belajaran di sekolah (khususnya dengan mata pelajara Bahasa Inggris). Dengan menggunakan metode ceramah secara dominan akan mengakibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi kurang. Siswa

tidak memiliki kesempatan

memberikan umpan balik atas pe-nguasaan materi yang dipelajari-nya. 2. Tingkat penguasaan materi

dipe-ngaruhi oleh cara guru untuk me-milih teknik pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan teknik yang tepat dalam

pembelajaran perlu mendapat

perhatian karena juga merupakan

faktor yang mempe-ngaruhi

keberhasilan dalam me-ngikuti

kegiatan pembelajaran.

3. Dengan penerapan teknik resitasi

dapat meningkatkan penguasaan

materi terhadap kemampuan me-nulis deskripsi mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa Kelas VIII pada semester I SMP Negeri 6 Bangkalan

Kabupaten Bangka-lan Tahun

Pelajaran 2015-2016.

B. Saran

Beberapa pertimbangan dari ha-sil penelitian tindakan kelas ini dian-taranya adalah:

1. Perlunya pemilihan teknik

pem-belajaran yang tepat dalam kegi-atan pembelajaran, agar siswa le-bih

mudah mengikuti kegiatan

pembelajaran sehingga dapat me-miliki tingkat penguasaan materi pembelajaran dengan lebih opti-mal.

2. Lembaga pendidikan (sekolah) dan komite sekolah perlu memi-kirkan ketersediaan sarana dan prasarana serta media pembelaja-ran yang lebih sempurna agar ke-giatan pembelajaran dapat mem-permudah siswa dalam

mempela-jari dan mengikuti

pembelajaran. Guru juga akan lebih udah mene-rapkan teknik pengelolaan pem-belajaran yang sesuai dan berva-riasi.

Daftar Pustaka

Adul, M. Asfandi. 1983. Bahasa Inggris Baku dan Fungsi Guru dalam Pembinaan Bahasa Inggris.

Surabaya: PT Bina Ilmu.

Akhadiyah, Sabarti, dkk. 1997. Menulis.

Jakarta: Depdikbud, Dirjen

Dikdasmen.

Burhan, Jasir. 1971. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Inggris. Bandung: NV Ganeco.

Halim, Amran (Ed.) 1980. Politik Bahasa Nasional 2. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Hastuti, Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Inggris. Jakarta: Depdikbud Pendidikan Dasar dan Menengah.

Keraf, Gorys. 1990. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.

Jakarta: Idayus.

(13)

24

Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Inggris. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Riyadi, Slamet. 1997. Metodologi

Penelitian. Surabaya: Universitas Dr. Soetomo.

Syafe’ie, H. Imam, DR. 1997. Materi Pokok Pendekatan Pembelajaran Bahasa Inggris; 1-9; EPNA 2204/3sks.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 1983.

Gambar

Tabel 4.3

Referensi

Dokumen terkait

Tahu yang dibuat dengan kadar lemak yang tinggi memiliki kadar lemak yang tinggi pula (Permana 2001). Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan standar karbohidrat produk

“Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial, Dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli di SMAN.

Berat badan lahir adalah ukuran berat badan bayi waktu lahir (kategori lebih: ≥4,0 kg, normal: <4 kg), uru - tan kelahiran adalah urutan anak yang dila- hirkan dari ibu

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Pada hari ini Jumat tanggal Dua puluh tiga Bulan Mei Tahun Dua ribu empat belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini, Pokja Pengadaan Barang Unit

Tabel 4.20 Pendapat dan Penilaian Guru Terhadap Pemanfaatan Taman Wisata Alam Situ Gunung Sebagai Sumber Belajar geografi SMA di Kabupaten Sukabumi ....

Imej fotografi boleh bertindak sebagai medium merakamkan seni budaya , Imej yang digunakan dapat memberikan maklumat yang lengkap terhadap sesuatu adat, peristiwa