5 ABSTRAK
Spekulasi tanah dapat diartikan sebagai suatu teknik investasi membeli
tanah unimproved dengan harapan pertumbuhan cepat dalam harga. Data tentang
spekulasi tanah tampaknya menyiratkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan makin
meningkatnya diferensiasi pendapatan berkaitan dengan tanah, akibatnya semakin
banyak lahan terkonsentrasi di tangan golongan kelas atas kota. Konsentrasi
pemilikan lahan cenderung mengakibatkan kesesakan dan kepadatan penduduk di
sejumlah daerah kota, sementara di sejumlah daerah lain lahannya praktis
menganggur karena dijadikan objek spekulasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran atas apa
yang dilihat dari situasi, kejadian, dan perilaku. Lokasi penelitian ini berada di
lingkungan XI Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun dengan unit
analisis adalah aktor-aktor dalam spekulasi tanah di perkotaan yaitu seperti
developer, masyarakat yang menempati lahan, lurah, kepling, polisi, pemko,
ormas Pam Swakarsa & GM3B (Gerakan Masyarakat Medan Maimun Bersatu),
serta calo (orang yang bekerja pada developer).
Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada informan diketahui bahwa
relasi aktor-aktor dalam spekulasi tanah di perkotaan terjadi akibat adanya
aneksasi yaitu dimana adanya kekuatan dan kekuasaan dari koorporasi yang
senantiasa menguasai daerah lahan tempat tinggal masyarakat dalam hal modal
spekulasi tanah. Dalam hal ini juga, pemerintah yang dominan memiliki kekuatan
politik melalui intervensi sedangkan masyarakat mempunyai kekuatan sosial
melalui gerakan sosial. Spekulasi tanah masih tetap terjadi sampai saat ini,
dikarenakan masih tidak adanya kejelasan dari pihak developer sendiri bahwa
akan dibangunnya atau tidak CBD di lahan tersebut sampai dengan saat ini juga.