BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan terdiri dari berbagai macam peralatan dengan kualitas
yang berbeda dan selalu berkembang pesat dari waktu ke waktu baik dari segi
jenis maupun prinsip kerjanya seiring dengan kemajuan teknologi. Peralatan
kesehatan di dalam penggunaannya kepada penderita baik yang langsung maupun
tidak langsung tujuan akhirnya adalah untuk menyelamatkan jiwa manusia.
Kelancaran dan keamanan pengoperasian merupakan hal yang mutlak perlu pada
peralatan kesehatan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam menyediakan alat
kesehatan yang merupakan unsur penting dalam operasional sebuah rumah sakit,
tetapi disebabkan sifat umum rumah sakit menurut Undang-Undang No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat, maka hal-hal
lainnya seperti pengadaan alat kesehatan merupakan kerjasama dengan pihak lain.
Salah satu bentuk perjanjian yang merupakan kajian penelitian ini adalah
perjanjian kerjasama operasional mesin hemodyalisa antara RSUD Dr. Pirngadi
Medan dengan PT. Mendjangan Jakarta. Perjanjian ini disebut perjanjian
kerjasama karena meletakkan suatu sifat perbuatan pinjam pakai mesin
hemodyalisa dalam kaitannya dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan pasien di
RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Perjanjian kerjasama operasional mesin hemodyalisa termasuk dalam
perjanjian sebagaimana yang diatur dalam Buku III KUH Perdata. Secara garis
besar, tatanan hukum perdata Indonesia memberikan peluang yang seluas-luasnya
bagi masyarakat untuk saling mengadakan perjanjian tentang apa saja yang
dianggap perlu bagi tujuannya. Sebagaimana ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata
yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagaimana undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Menyikapi hal
tersebut R. Subekti menjelaskan
Bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja (atau tentang apa saja) dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang membuatnya seperti undang-undang. Atau dengan perkataan lain, dalam soal perjanjian, kita diperbolehkan membuat undang-undang bagi kita sendiri. Pasal-pasal dari hukum perjanjian hanya berlaku, apabila atau sekedar kita tidak mengadakan aturan-aturan sendiri dalam perjanjian-perjanjian yang kita adakan itu.1
Dalam setiap perjanjian terdapat subyek dan obyek perjanjian. Subyek
perjanjian adalah para pihak yang membuat perjanjian, baik orang maupun badan
hukum, para pihak tersebut adalah kreditur dan debitur. Dalam hal ini kreditur
berhak atas prestasi, sedangkan debitur mempunyai kewajiban untuk memenuhi
prestasi. Apabila dalam suatu perjanjian terdapat lebih dari satu kreditur yang
berhadapan dengan seorang debitur ataupun sebaliknya, maka perjanjian yang
dibuat tersebut adalah tetap sah. Sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang
terkait dalam suatu perjanjian. Apabila terjadi pengurangan jumlah kreditur, juga
tidak mengurangi sahnya perjanjian tersebut. Sesuai dengan teori dan praktek
hukum, kreditur dan debitur terdiri dari :
1
1. Individu sebagai person yang bersangkutan.
a. Natuurlijk Persoon atau manusia tertentu.
b. Rechts persoon atau badan hukum.
2. Seseorang atas keadaan tertentu mempergunakan kedudukan atau hak orang
lain.
3. Person yang dapat diganti.
Identitas para pihak harus selalu diketahui oleh pihak-pihak walaupun
telah dilakukan suatu penggantian karena suatu hak agar masing-masing dapat
dengan mudah menuntut prestasinya.
Mengenai obyek perjanjian, Wirjono Prodjodikoro, SH mengatakan:
“… Obyek dalam suatu perjanjian dapat diartikan sebagai hal yang
diperlukan oleh subyek itu berupa suatu hal yang penting dalam tujuan yang
dimaksudkan dengan membentuk suatu perjanjian”.2
Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan obyek perjanjian adalah
prestasi. Sesuai dengan Pasal 1234 KUH perdata bahwa prestasi yang
diperjanjikan oleh para pihak dapat berupa:
1) Untuk memberikan sesuatu,
2) Berbuat sesuatu dan,
3) Tidak berbuat sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini akan mengajukan judul
penelitian yaitu “Analisis Terhadap Perjanjian Kerjasama Operasional Mesin
2
Hemodyalisa Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan”.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa permasalahan yang akan
menjadi batasan pembahasan dari penelitian ini nantinya, antara lain:
a. Bagaimana proses perjanjian kerjasama operasional mesin hemodyalisa di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan?
b. Bagaimana bentuk perjanjian kerjasama operasional mesin hemodyalisa di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. pirngadi Medan?
c. Bagaimana akibat hukum wanprestasi dalam perjanjian kerjasama operasional
mesin hemodyalisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan?
d. Bagaimana bentuk Penyelesaian sengketa dalam perjanjian kerjasama
operasional mesin hemodyalisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui proses perjanjian kerjasama operasional mesin
hemodyalisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
2. Untuk mengetahui bentuk perjanjian kerjasamao perasional mesin
3. Untuk mengetahui akibat hukum wanprestasi dalam perjanjian kerjasama
operasional mesin hemodyalisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan.
4. Untuk Mengetahui Bentuk Penyelesaian jika terjadi sengketa dalam
perjanjian kerjasama operasional mesin hemodyalisa di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari Penelitian yang dilakukan ini dibedakan dalam manfaat
teoritis dan manfaat praktis yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis sebagai berikut:
a. Memberikan manfaat dalam bentuk sumbang saran untuk perkembangan
ilmu hukum pada umumnya dan khususnya pada bidang hukum
perjanjian kerjasama di bidang operasional alat kesehatan seperti
hemodyalisa.
b. Menambaha khasanah perpustakaan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut:
a. Sebagai masukan bagi instansi terkait seperti pemerintah dan juga pihak
kontaktor dalam kaitannya dengan pembuatan perjanjian kerjasama
operasional alat kesehatan seperti hemodyalisa.
masyarakat tentang proses perjanjian kerjasama operasional alat
kesehatan di sebuah rumah sakit.
c. Sebagai bahan masukkan bagi penyempurnaan perundang-undangan
nasional khususnya yang berhubungan dengan masalah perjanjian
kerjasama dilingkungan rumah sakit.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Sifat dan materi penelitian
Penelitian ini bersifat deskripsif analisi yaitu menggambarkan, menelaah dan
menjelaskan serta menganalisa peraturan-peraturan yang berlaku dihubungkan
dengan pengaturan perjanjian kerjasama operasional mesin hemodyalisa di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pringadi Medan. Sedangkan materi penelitian
ini adalah berdasarkan data sekunder yaitu berdasarkan telah teoritis.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meneliti penerapan
ketentuan-ketentuan perundang-undangan (hukum positif) dalam bidang perjanjian
kerjasama operasional mesin hemodyalisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan. Dengan demekian penelitian yang dilakukan merupakan
penelitain hukum juridis normatif yaitu suatu penelitain dengan mengambil
kerangka penelitian berdasarkan ketentuan pengaturan perundang-undangan,
yang kemudian hasilnya akan dipaparkan dalam bentuk deskripsi berupa
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni:
1) Norma atau kaidah dasar, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945,
2) Peraturan perundang-undangan yang terkait seperti KUH perdata,
Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah
No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat
Kesehatan serta Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
perubahan-perubahannya Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan lain sebagainya.
b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, seperti : buku-buku, hasil-hasil penelitian, karya dari
kalangan hukum dan sebagainya.
c. Bahan hukum tertier atau bahan hukum penunjang mencakup :
1) Bahan-bahan yang member petunjuj-petunjuk maupun penjelasan
terhadap hukum primer dan sekunder.
2) Bahan-bahan primer, sekunder dan tertier (penunjang) di luar bidang
hukum seperti kamus, insklopedia, majalah, koran, makalah dan
sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan.
3. Alat pengumpul data
melalui studi dokumen dan penelusuran kepustakaan yang merupakan alat
pengumpul data dalam bentuk sekunder.
4. Analisis hasil penelitian
Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan, studi
dokumen, maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisa
kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan tentang teori-teori yang
dikemukakan, sehingga dari teori-teori tersebut dapat ditarik beberapa hal
yang dapat dijadikan kesimpulan dan pembahasan skripsi ini.
F. Keaslian Penulisan
Adapun penulisan skripsi yang membahas tentang Analisis Terhadap
Perjanjian Kerjasama Operasional Mesin Hemodyalisa Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan ini merupakan luapan dari hasil pemikiran penulis
sendiri. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggung
jawabkan secara moral dan akademik.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa bab, dimana dalam bab
terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam
bentuk uraian:
Bab I. Pendahuluan
Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti penelitaian
Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan, Keaslian Penulisan
dan Sistematika Penulisan.
Bab II. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian/Perikatan
Dalam Bab ini akan diuraikan pembahasan tentang: Pengertian
Perjanjian/Perikatan, Syarat Sah Perjanjian, Asas-asas Perjanjian,
Wanprestasi, Onrechtmatige Daad.
Bab III. Tinjauan Umum Tentang Mesin Hemodyalisa Di Rumah Sakit Umum
Dalam Bab ini akan diuraikan pembahasan tentang: Pengertian Rumah
Sakit Umum, Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Umum, Pengertian
Mesin Hemodyalisa, Peranan Rumah Sakit Umum Dalam
Penatalaksanaan Mesin Hemodyalisa.
Bab IV. Perjanjian Kerjasama Operasional Mesin Hemodyalisa Di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Dalam Bab ini akan diuraikan pembahasan tentang: Proses Perjanjian
Kerjasama Operasional Mesin Hemodyalisa Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan, Bentuk Perjanjian Kerjasama Operasional
Mesin Hemodyalisa Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi
Medan, Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Perjanjian Kerjasama
Operasional Mesin Hemodyalisa Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan, Bentuk Penyelesaian Sengketa Dalam Perjanjian
Kerjasama Operasional Mesin Hemodyalisa Di Rumah Sakit Umum
Bab V. Kesimpulan dan Saran
Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana akan