• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resensi Buku Regionalisme dalam Studi Hu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resensi Buku Regionalisme dalam Studi Hu"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTITAS BUKU

Judul : Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional

Penulis : Nuraeini S., Deasy Silvya, dan Arfin Sudirman

Penerbit : Pustaka Pelajar

Tahun terbit : Cetakan Pertama, 2010

Kota terbit : Yogyakarta

(2)

PENDAHULUAN

Pasca Perang Dunia ke II, memang tidak dapat dipungkiri, merupakan suatu bencana terbesar dan yang paling sangat mengerikan pada masa itu, trauma yang diakibatkan oleh Perang Dunia II tersebut memang membuat sebagian negara-negara besar terutama negara yang mengalami langsung perang tersebut tidak ingin merasakan hal yang serupa dan ingin menciptakan kedamaian yang didambakan selama ini, kerugian yang diakibatkan oleh Perang Dunia II tersebut pun membuat beberapa negara mulai khawatir bahwa kejadian serupa akan terulang dalam jangka waktu dekat, maupun dimasa yang akan datang.

Hal inilah yang membuat dan mendasari pentingnya untuk mencegah kejadian serupa agar tidak terjadi lagi sehingga mereka pun mulai menyadari pentingnya untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara lain terutama negara yang berada diwilayah kawasanya maupun yang berada disekitar mereka. Meluasnya kerjasama antar kawasan, atau yang lebih dikenal dengan regionalisme, menimbulkan perubahan tata ekonomi global serta transformasi sistem internasional, dimana Pasca Perang Dingin, isu-isu internasional berubah secara signifikan dari isu high politics ke arah isu low politics yang menyebabkan mulai saat itu, ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi besar atau kecilnya pengaruh yang ditimbulkan bagi negara tersebut ke negara lainnya.

(3)

SUBSTANSI BUKUBAB 1

Menurut Mansbaach, region atau kawasan adalah “Pengelompokan regional diidentifikasikan dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan, dan saling ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta keikutsertaan dalam organisasi internasional”. (Raymond F. Hopkins dan Richard W. Mansbach: 1973). Sedangkan, menurut Coulumbis dan Wolfe, dalam bukunya yang berjudul Introduction to International Relations, Power and Justice, terdapat empat cara atau kriteria yang bisa digunakan untuk mendefinisikan dan menunjuk sebuah kawasan atau region yang sebenarnya sangat ditentukan oleh tujuan analisis, yaitu: krtieria geografis, kriteria politik/militer, kriteria ekonomi, dan kriteria transaksional.

Kajian ciri khusus suatu kawasan adalah ciri geografis, sosiologis, etnolinguistik, sistem sosial-politik dan ekonomi suatu kawasan tertentu, sehingga kita dapat membedakan unit-unit anggota kawasan tersebut dengan unit diluar kawasan (Ruddy, 1997: 18-19).

T. May Rudy menyatakan bahwa di setiap kawasan terdapat ciri-ciri khusus. Kajian peristiwa-peristiwa menyangkut berbagai peristiwa yang terjadi di suatu kawasan atau yang menyangkut negara disuatu kawasan (Rudy, 1997:20). Hal terpenting dalam kajian regionalisme adalah meninjau deajat keeratan (level of cohesion), struktur dalam pelaksaan peran atau percaturan politik (structure of relations) dalam suatu kawasan, serta rasa kebersamaan yang mewarnai tumbuhnya kerjasama regional tersebut. Kawasan lebih mengacu pada posisi teritori geografis, batas-batasnya terwujud dan mampu diterjemahkan dengan nyata, sementara regionalisme lebih bersifat abstrak, menyangkut “ruh” sebuah kawasan.

(4)

regionalisme sebagai posisi moral, sementara regionalisme sebagai preskripsi berarti berarti regionalisme sebagai suatu doktrin atau ajaran tentang bagaimana hubungan internasional seharusnya diatur.

Menurut Andrew Hurrel (1995), ada lima proses berlangsungnya. Regionalisme, yaitu: regionalisasi, kesadaran dan identitas regional, kerjasama regional antarnegara, integrasi regional yang didukung negara, serta kohesi regional.

BAB 2

Beralih kepada sejarah terbentuknya regionalisme yang di bagi menjadi dua bagian yaitu klasik dan baru. Munculnya kembali regionalisme (1990-an) dalam percaturan politik dunia mendapat reaksi yang berbeda jelas bahwa ada negara yang menanggapinya dengan optimis dan ada juga yang pesimis. Mereka yang memandang optimis regionalisme sebagai sesuatu yang positif dan menjadi ciri tatanan internasional setelah perang dingin dimana regionalisme berperan sebagai penyeimbang interaksi aktor-aktor dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Sementara pihak yang pesimis, memandang regionalisme hanya sebagai tren yang sifatnya sementara karena keberadaanya dilandaskan pada kepentingan sesaat.

Regionalisme klasik adalah regionalisme yang muncul sekitar tahun 1960an seiring dengan munculnya organisasi-organisasi kerjasama regional, yang bersifat high politics dimana aspek politik yang lebih mendominasi kinerja organisasi. Ketika terbentuknya regionalisme yang menjadi titik tolak ukurnya adalah yang pertama dengan melihat faktor daya ikat (kohesi) yang membuat negara-negara tertarik untuk melakukan kerjasama regional, kedua dengan melihat lahirnya sebuah lahirnya sebuah institusi regional sebagai wujud dari kerjasama regional di suatu kawasan.

(5)

kawasan Eropa saja, yang kedua terjadinya transformasi dalam tatanan masyarakat internasional yang pada saat itu bersifat ‘Eurosentris’ : eropa sebagai pusat segalanya.

Maka pada masa perang dingin inilah wilayah menjadi aspek yang sangat penting, hal ini terkait dengan persaingan dua adikuasa AS dan US. Negara-negara di dunia seakan harus memilih untuk mendukung dan beraliansi dengan AS atau US sehingga menurut salah satu tokoh Fawcett pada masa perang dingin bisa diidentifikasikan munculnya regionalism, meskipun dalam bentuk yang masih lemah; Regionalisme Klasik.

Dalam melihat legalitas regionalisme klasik dapat dilihat dalam piagam PBB yang mengakui eksistensi organisasi regional sebagai aktor yang penting dalam upaya menyelesaikan konflik atau sengketa yang terjadi, sebelum masalah tersebut diselesaikan di mahkammah internasional PBB. Munculnya regionalisme klasik dikaitkan dengan dua kondisi yaitu :

Yang pertama , bahwa regionalisme muncul dalam versi persiapan piagam PBB yang di buat di Dumbarton Oaks pada tahun 1944 yang menetapkan bahwa ‘keberadaan badan-badan regional yang berkaitan dengan masalah perdamaian dan keamanan tidak seharusnya dihalang-halangi’

Kedua keberadaan agen regional hanya merupakan sub-ordinat dari kekuasaan dan pengaruh dua negara adikuasa dan hal ini ditunjukan dengan munculnya NATO, Pakta Wasarta, Pakta Rio, SEATO, CENTO, dan ANZUS.

Organisasi internasional ini secara politik hanya salah satu wadah atau sarana struggle for power bagi negara lemah, setelah bertahan selama 10 tahun regionalisme klasik mengalami kemunduran yang disebabkan oleh bukan kaum regionalis yang mengembangkan Uni Eropa tapi kaum fungsional dan neofungsionalis, munculnya anti-Eurosentris dan bubarnya beberapa organisasi regional.

(6)

awal tahun 90-an pasca perang dingin yang bersifat low politics, dan dimana aspek ekonomi, bidaya lebih mendominasi kerjasama antar negara.

Sebab kemunculan dari regionalism baru ini didominasi oleh 4 faktor yaitu; berakhirnya perang dingin membuat pandangan elite terhadap kerjasama internasional dan desentralisasi sistem internasional, perubahan ekonomi, berahirnya paham dunia ketiga dan demokratisasi.

Hal ini tetap saja memunculkan kritik terhadap regionalism baru dan diantaranya; fashionable than desirable (trend dan keinginan), kemampuan organisasi regional dalam menangani permasalahan regional meragukan serta daya ikat regional ialah mempertajam perbedaan antara inside/outside kawasan.

BAB 3

Pembabagan teoretis mengenai regionalisme ini didasarkan pada pemetaan regionalisme dalam peringkat analisis (level of analysis) studi hubungan internasional. Indikator-indikator yang akan dilihat dalam setiap tahap peringkat analisis, yaitu:

1. Pada tingkatan sistem akan menganalisis karakteristik struktural, hubungan power, pola-pola ekonomi, dan norma-norma perilaku dari sistem.

2. Tingkat negara / organizational akan menganalisis tipe pemerintahan; situasi, kebijaka, dan budaya politik; serta aktor yang membuat kebijakan. 3. Tingkat individu akan melihat manusia sebagai a species, perilaku dia

dalam berorganisasi dan karakter kepemimpinannya.

(7)

Teori-teori sistematik menyoroti pentingnya peran struktur politik dan ekonomi yang lebih luas terhadap suatu kawasan dan pengaruh berbagai tekanan dari luar terhadap kawasan, hal ini bersifat out-side-in. kawasan dipandang sebagai bagian dari sistem yang lebih luas, dua teori sistemik yang pertama adalah teori dari kaum neo-realis yang menekankan pentingnya sistem internasional yang anarki serta pentingnya persaingan power secara politis dan ekonomis. Kedua, teori interdepensi dan globalisasi yang menekankan perubahan ciri dalam sistem internasional dan pengaruh perubahan secara ekonomi dan teknologi.

Regionalisme sering kali dianggap sebagai hal yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip realisme yang hanya memandang negara (nation-state) sebagai satu-satunya aktor dalam hubungan internasional, dimana negara-negara itu pada dasarnya harus mampu mempertahankan diri dalam kondisi sistem internasional yang anarki sehingga masing-masingnya melakukan struggle for power. Pada kenyataannya negara-negara yang letaknya berdekatan secara geografis saling melakukan kerja sama dan sebisa mungkin menjadi sebuah good neighbor.

Bagi kaum neo-realis, hegemoni AS sangatlah penting. Neorealis menyoroti integrasi yang dikendalikan langsung oleh desakan dan tekanan AS. Dia juga menekan integrasi Eropa yang ppada kenyataannya merupakan integrasi subregional yang ditanamkan dengan kerangka keamanan trans-atlantik. Penerimaan terhadap ketergantungan keamanan kemudian menjadi salah satu ‘kesepakatan inti’ di dalam terbentuknya kerja sama dan integrasi Eropa, suatu fakta yang membuat pentingnya ketergantungan keamanan dalam hubungan antara isu-isu ekonomi dan keamanan di berbagai belahan dunia lainnya.

Sasaran ekonomi dalam integrasi ekonomi tidak berasal dari keinginan untuk mengejar kesejahteraan tapi dari hubungan langsung antara kekayaan ekonomi dengan power politik dan dari negara-negara fokus terhadap keuntungan dan kerugian relatif. Regionalisme ekonomi kemudia bisa dilihat sebagai suatu strategi persaingan kamu neo-merkantilis.

(8)

menguasai negara lain. Kebijakan hegemoni inipun mempengaruhi kebijakan negara lain. Terdapat empat cara negara hegemon mendorong regionalisme dan terciptanya insitusi regional, yakni:

1. Kelompok-kelompok subreginal sering berkembang sebagai respon terhadap keberadaan kekuasaan hegemon atau yang berpotensi menjadi hegemon.

2. Regionalisme dapat muncul untuk membatasi free exercise dari kekuasaan hegemoni melalui pembentukan insitusi-intitusi regional.

3. Bandwagoning. Negara-negara lemah terhadap hegemon regional, terjadinya kerjasama antara negara lemah dengan negara kuat. 4. Negara hegemon berusaha mencari cara teribat dalam

pembentukan intitusi-intitusi regional.

Tedapat dua konsep tatanan atau sistem internasional pasca perang dingin yaitu complex interdependence menyangkut interdependensi struktural dan globalisasi sebagai sistem internasonal. Ciri utama complex interdependence yaitu multiple channels meghubungkan masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dengan hubungan bersifat interstate, transgovernmental atau hubungan antarpemerintah, dan transnational yang artinya hubungan individu atau kelompok yang melintasi batas negaranya.

Berbeda dengan pendekatan outside-in, terdapat teori yang lebih melihat langsung hubungan antara reginalisme dan interdependensi regional yakni kesalingtergantungan yang tumbuh di antara aktor-aktpr yang berada di suatu kawasan. Terdapat tiga teori yang membahas mengenai interdependensi kawasan, yaitu Neofungsionalis, Neo-liberal institusionalisme dan Konstruktivisme.

(9)

mempertahanan integrasi kawasan akan sulit terbentuknya suatu kawasan.Kedua yakni Tipe Rezim dan Demokratisasi yang teorinya berfokus pada kebijakan domestic suatu negara dalam melakukan adaptasi sistem internal dengan kawasannya melalui proses demokratisasi. Ketiga, Teori Konvergensi yang memahami dinamika kerja sama regional dan integrasi ekonomi dalam kerangka bertemunya atau bersatunya berbagai pilihan kebijakan domestic dari negara-negara. Regionalisme dalam teori ini bukanlah suatu pergerakan melainkan suatu kawasan yang melindungi negara anggota kawasan tersebut. Singkatnya dalam teori ini negara sudah benar-benar menyadari kompayibilitas atau kesesuaian kebijakan domestiknya dengan kawasan.

BAB 4

Pada abad ke 20, terjadi pertentangan antara pengusung universalisme dengan regionalisme. Keduanya memang setuju dengan sistem internasional, tetapi ada modifikasi dari negara-negara utama terkait dengan penyerahan sebagian kedaulatan negara kepada unit politik yang lebih besar. Kaum regionalis sering mengutarakan klaim-klaim berikut yang memperlihatkan superioritas regionalisme terhadap universalisme.

1. Terdapat kecenderungan terhadap regionalisme berdasarkan kesamaan dalam hal kepentingan, tradisi, dan nilai-nilai di dalam kelompok-kelompok kecil dari negara-negara yang saling bertetangga.

2. Integrasi politik, ekonomi dan sosial akan lebih mudah dicapai oleh negara-negara dalam jumlah yang sedikit di dalam wilayah geografis yang terbatas dibandingkan secara global.

3. Kerja sama ekonomi regional menjadi wadah perekonomian yang lebih efisien bagi negara-negara, dan entitas regional ini diharapkan bisa berhasil di dalam persaingan pasar dunia secara global.

(10)

5. Dengan bergabungnya negara-negara ke dalam kelompok-kelompok regional, keseimbangan kekuasaan global akan terpelihara dan mendukung perdamaian dan keamanan dunia.

6. Dunia belum siap mendirikan suatu otoritas global guna memelihara perdamaian dunia dan mendukung kesejahteraan dunia.

7. Kaum universalis gagal memperhitungkan keberagaman faktor-faktor politik, ekonomi, sosial dan geografis di seluruh dunia yang menghalang-halangi kesatuan global.

Sebaliknya, kaum universalis sering mengemukakan alasan-alasan berikut yang menunjukkan dominasi universalisme terhadap regionalisme. Alasan-alasan tersebut diantaranya:

1. Kesalingtergantungan dunia telah meningkatkan berbagai permasalahan yang membutuhkan pemecahan secara global.

2. Sumber daya regional seringkali tidak cukup untuk memecahkan permasalahan negara-negara di dalam kawasan.

3. Ketika perdamaian tidak dapat ditangani oleh satu organisasi dunia, ancaman terhadap perdamaian mungkin jika tidak dicegah tersebut melewati batas-batas lokal atau regional.

4. Hanya organisasi universal yang bisa mengawasi dominasi negara besar terhadap anggota-anggota lainnya dalam suatu tatanan regional.

5. Sanksi terhadap aggressor biasanya tidak efektif jika diterapkan pada tatanan regional, karena sumber-sumber bantuan dukungan terhadap agresor berasal dari luar kawasan.

6. Kawasan bukan alat yang tepat dan tetap. Tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai di dalam suatu sistem kawasan yang tidak bisa dicapai oleh global. 7. Aliansi-aliansi regional memfasilitasi persaingan dan pertentangan bagi

supremasi militer di antara kawasan-kawasan yang kemungkinan besar mengarah pada pecahnya peperangan besar-besaran.

(11)

menggunakan organisasi regional sebagai tahapan awal mengembangkan konsensus komunitas.

BAB 5

Kerja sama regional memiliki beragam bentuk,misalnya 1) Kerja sama fungsional mengacu pada area isu terbatas yang disepakati oleh negara-negara guna bekerja sama dalam isu-isu tertentu; 2) Kerja sama ekonomi mengacu pada tatanan meramalkan atau mengangankan terciptanya suatu derajat keistimewaan komersial, namun tanpa adanya harmonisasi dalam aturan domestik maupun obligasi bagi tindakan bersama dalam urusan-urusan internasional; 3) Kerja sama politik, meliputi dukungan dan komitmen bersama yang saling menghargai dalam penerapan nilai dan praktik-praktik tertentu dalam suatu negara; 4) Kerja sama dalam masalah luar negeri dan kebijakan keamanan yang berarrti bahwa para pemerintah secara sistematis saling memberitahu dan berkonsultasi satu sama lain. Dalam beragamnya bentuk kerja sama regional tidak diperlukan hubungan di antara wilayah-wilayah kerjasama ini. Maisng-masing kerja sama mempunyai konsekuensi status internasional tersendiri. Organisasi regional merupakan suatu bagian dari dunia yang sama-sama diikat oleh kesamaan tujuan berdasarkan ikatan geografis, sosial, budaya, ekonomi, atau politik dan struktur formal yang memberikan arahan pada berbagai kesepakatan intergovernmental secara formal.

Tingkat-tingkat kerja sama regional dapat dilihat menjadi empat jenis, yakni berupa asosiasi, koordinasi, harmonisasi, dan integrasi baik sebagian maupun sepenuhnya.

Aspek Legal Personalities

1. Merupakan himpunan yang bersifat tetap yang dilengkapi dengan struktur organisasi yang lengkap

2. Memiliki perbedaan,dalam hal kewenangan hukum dan tujuan organisasi, antara organisasi tersebut dengan negara anggota

(12)

BAB 6

Integrasi merupakan suatu proses dimana dominasi sistem politik yang lebih besar menjadi meningkat atau bertambah dengan adanya penambahan unit-unit baru. Integrasi global terjadi karena perkembangan sistem internasional, dimana interaksi regional atau subsistem mungkin akan mengurangi atau memperkuat integrasi global tergantung pada tujuan dan kesalingketergantungan diantara para konglomerat regional yang berperan.

Integrasi internasional adalah proses pencapaian kondisi supranasional dimana urusan yang semula ditangani pemerintah nasional beralih ke unit-unit politik yang lebih besar. Secara singkat integrasi internasional didefinisikan sebagai, proses dimana aktor-aktor politik nasional dari berbagai Negara diminta mengarahkan loyalitas, harapan, dan kegiatan politik mereka ke institusi pusat baru dan lebih besar, yang lembaga-lembaganya memiliki atau mengambil alih yuridiksi yang semula berada di tangan Negara-bangsa.

(13)

Integrasi merupakan faktor pokok yang menentukan tumbuh atau tidaknya regionalisme. Hal ini terjadi integrasi bisa mewujudkan daya ikat antar unit-unit. Pemaparan ini dimulai dari definisi, faktor-faktor yang menyusun integrasi serta berbagai pandangan terhadap integrasi. Sebagian para ahli menganggap integrasi sebnagai sebuah ‘proses‘, ketika beberapa unit melebur menjadi satu unit atau minimalnya beberapa fungsi tertentu dari beberapa unit bergabung di bawah satu atap koordinasi. Sebagian lagi menganggap integrasi sebagai ‘kondisi‘, dimana terdapat rasa memiliki terhadap suatu komunitas politik tertentu. Kita akan menggunakan istilah integrasi sebagai suatu proses perubahan dan istilah ‘komunitas politik‘ atau ‘masyarakat yang terintegrasi’ sebagai hasil dari proses integrasi.

Integrasi bukanlah suatu proses yang berjalan lurus kedepan, sehingga jika kita memulai dari satu titik maka kita akan menemukan titik akhirnya. Integrasi lebih merupakan suatu dinamika, naik turunnya suatu proses. Terdapat 3 faktor utama dalam mendukung terjadinya integrasi, yakni faktor struktural (long term), faktor proses (middle term), dan faktor kebetulan (accidental).

Bab 7

Pengalaman buruk yang terjadi di Eropa membuat rasa tidak aman secara berkepanjangan bagi warga negaranya. Maka dari itu Eropa membuat beberapa bentuk kerjasama kawasan yang dapat menjadi barikade agar tidak terjadi konflik atau perang lagi. Salah satunya adalah dengan pembentukan Uni Eropa bagi negara-negara Eropa yang berfokus diberbagai bidang.

(14)

melainkan bagaimana orang di dalamnya dapat mempengaruhi dan menjalankan kerjasama yang dibentuk oleh sub-region tersebut.

Uni Eropa memiliki sejarah yang panjang, yaitu diawali dengan penyatuan Benelux hingga perjanjian Lisbon 2009. Dalam Uni Eropa terdapat integrasi politik yang menjadi ruh regionalisme klasik dalam perkembangan regionalisme baru.

Keanggotaan Uni Eropa sangat terbuka bagi negara-negara di kawasan Eropa yang hanya berpacu kepada dua syarat, yaitu:

pertama, negara yang bersangkutan harus berada di benua Eropa, kedua, negara tersebut menerpkan prinsip-prinsip demokrasi, penegakan hukum, penghormatan HAM, dan menjalankan segala peraturan perundangan Uni Eropa (acquis communautaires).

Akan tetapi tidak bagi Turki yang hingga sekarang masih mengambang untuk dijadikan sebagai anggota Uni Eropa. Alasan Uni eropa masih menahan Turki karena belum mampu melakukan reformasi politik dan ekonomi dalam negerinya.

Struktur Organisasi Uni Eropa terdapat empat dewan saja, yaitu:

1. Europen Council (Dewan Eropa) 2. Europesn Commission

3. The Council of Ministers 4. European Parliament

Selain badan atau dewan-dewan di atas, ada pula badan-badan lain di Uni Eropa yang ikut berperan dalam pelaksanaan Uni Eropa adalah:

1. Mahkamah Auditor

(15)

Council Of Europe dibentuk pada tanggal 3 Agustus 1949 dengan bahasa resmi yang digunakan adalah Inggris dan Prancis. Council of Europe bertujuan menjaga dan merealisasikan prinsip-prinsip dan ide warisan bersama (common heritage) bangsa Eropa serta memfasilitasi pemajuan bidang sosial dan ekonomi, termasuk merealisasikan hak-hak asasi dan kebebasan dasar fundamental manusia. Untuk itu dibentuklah badan dibawah Council of Europe, yakni the Committte of Ministers (yang beranggotakan para Menteri Luar Negeri) dan the Consultative Assembly yang masing-masing dipimpin oleh seorang sekretaris Jenderal.

OECD didirikan pada tahun 1961 sebagai pengganti Organization for European Economic Cooperation (OEEC). Organisasi ini bertujuan sebagai institusi administratif pelaksana bantuan Marshall Plan dan rencana-rencana perbaikan Eropa. Selain itu juga meliputi dukungan terhadap optimalisasi kondisi ekonomi dan stabilitas finansial anggota, pengembangan perekonomian dunia, dukungan terhadap pembangunan ekonomi negara-negara anggota dan non-anggota, serta perluasan perdagangan dunia berdasarkan sifat non-diskriminatif. Keanggotaannya meliputi negara-negara eropa dengan sistem konomi pasar pada tahun 1960-an, Australia, New Zealand, Jepang, Amerika Serikat, Kanada dan Turki. Melalui konsultasi, penelitian, pertukaran informasi dan publikasi, OECD menjadi pusat koordinasi kebijakan-kebijakan perekonomian dari negara-negara anggota mereka sendiri kepada negara-negara berkembang.

Visegard Group adalah aliansi dari empat negara Eropa Tengah yaitu Republik Ceko, Slovakia, Hungaria, dan Polandia. Kelompok ini dibentuk pada tanggal 15 februari 1991. Tujuan Organisasi ini adalah terbinanya kerja sama dan meningkatkan keeratan dalam integrasi di Eropa. Visegard dipimpin oleh Seorang Presiden yang dipilih secara rotasi setiap satu tahun sekali dari tiap negara anggota.

(16)

dari Norden yakni Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Denmark. Kelompok inti ini didasarkan pada persamaan sejarah, budaya, bahasa dan variabel geometri.

Nordic Council merupakan organisasi kerja sama diantara negara-negara berbahasa Nordic yang terletak di Tanjung Skandinavia. Terdiri dari lima anggota utama, yakni Denmark, Skandinavia, Finlandia, Swedia dan Islandia; serta teritorial otonom seperti Faroe Islands dan Greenland (di bawah Denmark) dan Aland Islands (dibawah Finlandia). Bahasa resmi yang digunakan adalah Nordic Danish, Norwegian dan Swedish. Sejak tahun 1952, Nordic Council mampu mewujudkan common labour market (pasar buruh bersama) dan mobilitas yang bebas melintas batas negara tanpa harus memiliki paspor selama ia menjadi warga negara salah satu anggota Nordic Council.

Benelux merupakan kesatuan tiga negara Eropa Barat, yaitu Belgia, Netherlands (Belanda) dan Luxemburg yang secara geografis letaknya saling berdekatan, yakni di wilayah Eropa Barat Laut antara Prancis dan Jerman. Benelux ini merupakan cikal bakal regionalisme di Eropa yang kohesinya didasarkan pada kedekatan geografis, budaya dan ekonomi. Benelux dibentuk sejak Agustus 1946.

BAB 8

(17)

berkembangnya organisasi-organisasi seperti OAS, NAFTA, SICA, CACM, CARICOM, CAN, dan MERCOSUR.

Bab 9

Merupakan sub kawasan Asia yang terdiri dari Negara Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja, Brunei, Malaysia, Singapura, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Asia tenggara berada di posisi strategis yakni berada di sebelah timur india dan di sebelah selatan China. Penduduk asli Asia Tenggara adalah orang yang berkulit gelap dan berbadan kecil, yang kini menghuni dataran tinggi di Filipina, Indonesia, dan Malaysia.

Untuk pertama kalinya Negara-negara Asia Tenggara mengenal organisasi regional pada saat terbentuknya SEATO (South East Asia Treaty Organization). Organisasi ini dibentuk sebagai upaya Amerika Serikat untuk membendung pengaruh komunis di Asia Tenggara, terutama pengaruh dari Sovyet melalui China. Organisasi regional yang pertama dibentuk oleh Negara-negara di kawasan ini adalah ASA (Association of Southeast Asia) tahun 1961. Organisasi ini tidak bertahan lama karena adanya konflik antara Filipina dan Malaysia dan konflik tersebut mendorong terbentuknya Maphilindo (Malaysia, Filipina, dan Indonesia) Maphilindo bubar karena konflik Indonesia yang menentang pembentukan Negara Malaysia.

(18)

Asia selatan merupakan kawasan yang terdiri dari Negara Bangladesh, Bhutan, India, Maldives, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka. Kawasan ini mewarisi peradaban kuno Lembah Sungai Indus. Kawasan ini mengalami masa penjajahan di bawah portugis, Belanda, Perancis dan Inggris. Pemberitaan media menganai kawasan ini tidak terlalu menyenangkan. Kemiskinan, konflik yang mengarah pada peperangan karena perbedaan etnis dan agama, korupsi yang merajalela, dan pembunuhan tokoh politik menjadi citra kawasan ini. Meskipun begitu, upaya integrasi tetap berlangsung di kawasan ini. Tanggal 9 Desember 1974, didirikan ACU (Asian Clearing Union oleh Bangladesh, India, Iran, Myanmar, Nepal, Pakistan, Dan Sri Lanka. ACU merupakan sebuah system clearing payment (sistem pembayaran dalam perdagangan) di antara Negara-negara anggota yang disesuaikan dengan sistem multilateral. Penggunaan ACU ini terkait dengan upaya awal ESCAP (badan ECOSOC PBB untuk kawasan Asia Pasifik) menerapkan pengurangan tarif dalam perdagangan antara lima Negara, yakni Bangladesh, India, Laos, Korea Selatan, dan Sri Lanka. Pada umumnya, upaya ini gagal terkait dengan prosedur structural di Negara masing-masing karena dalam perdagangan bebas, bukan hanya tarif saja yang harus dihilangkan tetapi juga masalah hambatan nontarif yang bias menjadi kendala utama.

BAB 10

Negara – negara pecahan Uni Soviet terdiri dari Kazakstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgistan, danTajikistan. Wilayah ini dulu dikenal sebagai Turkestan Barat. Populasinya sekitar 50 juta penduduk yang terdiri dari 35 juta muslim dan 10 juta orang Rusia.

Ada dua aktor penting yang dapat menentukan arah regionaliisme di Asia Tengah. 1. Kazakstan, sebagai raksaksa didalam luas wilayah diantara

republik-republik lainnya di Asia Tengah.

(19)

kuat untuk mempengaruhi pembangunan kawasan tersebut secra keseluruhan.

BAB 11

Menurut Cantory dan Spiegel, negara-negara core di kawasan Timur Tengah adalah United Arab Republic, Yaman, Saudi Arabia, Kuwait, Libanon, Sudan, Jordan, Syria, South Yemen (Persian Gulf States). Negara pheriphery nya adalah Israel, Turkey, Iran, dan Afghanistan. Sementara Intrusive system-nya adalah Amerika Serikat, USSR Perancis, Inggris, Jerman Barat, dan China. Timur Tengah merupakan istilah yang dipakai pasca Perang Dunia II yang merujuk pada kawasan dengan batas sebelah utara adalah Laut Kaspia dan Laut Hitam, sebelah timur Afghanistan dan Pakistan, sebelah selatan adalah Laut Arab, Teluk Aden, dan Sahara. Di wilayah ini lahir 3 agama besar, yakni Yudaisme, Kristen, dan Islam.

Liga Arab merupakan sebuah asosiasi negara-negara independen dimana masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Arab untuk percakapan sehari-hari. Unsur yang menjadi dasar ikatan mereka adalah agama, bahasa, dan budaya yang sama. Liga arab dibentuk pada 22 Maret 1945 berdasarkan proposal Raja Faruk dari Mesir. Organisasi ini berdiri dengan penandatanganan perjanjian oleh lima negara yakni Mesir, Suriah, Irak, Yaman, dan Arab Saudi yang dilaksanakan di Kairo Mesir. Mereka menginginkan agar Liga Arab bisa menjadi sebuah organisasi yang dapat mempererat kerjasama di antara mereka tanpa kehilangan kedaulatan untuk membuat peraturan-peraturan independen di negaranya yang biasanya terjadi pada organisasi yang terbentuk union. United Arab Emirates (UAE) adalah sebuah negara persatuan dari tujuh negara emirat yang kaya akan minyak bumi. Tujuh emirat ini adalah: Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, dan Umm al-Qaiwain. Sehingga tidak heran jika motif ekonomi, terutama masalah minyak dan perdagangannya menjadi kohesi UAE.

(20)

PAN AFRIKA merupakan sebuah ide ikatan diantara penduduk asli Afrika yang keberadaannnya bisa ditelusuri sejak zaman kuno dan mendukung berbagai nilai-nilai yang menjadi keunikan peradaban Afruja dan juga berjuang melawan perbudakan, rasisme, kolonialisme, dan neo-kolonialisme. Menurut Henry Sylvester-William, konsep Pan Afrika mengacu pada keinginan untuk menyatukan seluruh bangsa Afrika diseluruh benua Afrika.

a. Organization of African Unity (OAU)

Merupakan salah satu multipurpose regional organization yang berdiri pertama kali. OAU muncul pada 1963 sebagai gabungan dari beberapa kelompok negara-negara subregional di Afrika. Tujuan OAU adalah sebagai berikut: mendukung kesatuan dan solidaritas negara-negara bangsa Afrika, upaya-upaya kerjasama dan koordinasi guna mencapai kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang Afrika, mempertahankan kedaulatan, intgritas wilayah, dan kemerdekaan negara-negara Afrika, memberantas semua bentuk kolonialisme dari bumi Afrika, dan mendukung kerjasama internasional berdasarkan Piagam PB dan Universal Declaration of Human Rights.

b. African Union (AU)

Guna mengisi kebuntuan gerak OAU, OAU melalui KTTnya berubah menjadi African Union (AU) yang menandakan terjadinya integritas politik yang lebih serius antarpemerintah negara-negara dikawasan Afrika. AU terdiri dari beberapa badan resmi, yakni:

1. Pan-African Parliement (PAP) sebagai badan legislatif tertinggi AU. Terdiri dari 265 orang perwakilan dari seluruh anggota AU (53 negara).

2. Majelis AU, terdiri dair kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara AU, sebagai badan tertinggi di AU. Mekanisme pengambilan keputusan dilakukan secara consensus atau 2/3 suara terbanyak dan menjadi rujukan bagi PAP.

(21)

kinerja administrasi dan melakukan koordinasi berbagai aktivitas pertemuan AU.

4. African Court of Justice, dibentuk berdasarkan The Constitutive Act yang mengamanahkan badan ini untuk menyelesaikan berbagai sengketa atas berbagai interpretasi terhadap perjanjian AU.

5. Executive Council (Dewan Eksklusif), terdiri dari para menteri yang menjadi utusan pemerintah negara-negara anggota. Dewan ini memutuskan berbagai materi mengenai perdagangan luar negeri, keamanan sosial, makanan, agrikultur dan komunikasi. Dan dipertanggungjawabkan kepada majelis AU.

6. Permanent Representative Committee, terdiri dari perwakilan tetap yang dipilih oleh masing-masing negara anggtoa. Komite ini mempersiapkan berbagai rencana kerja bagi Dewan Eksekutif. 7. Peace and Security Council (PSC), menggunakan mekanisme

collective security.

8. Economic, Social, and Cultural Council (Dewan Ekonomi, Sosial, dan Budaya) merupakan suatu badan advisori yang terdiri dari para pakar professional dan perwakilan sipil.

9. Komite Khusus terdiri dari para menteri atau pakar yang ditunjuk oleh negara-negara Afrika yang memberkan berbagai masukan kepada majelis.

c. Union Government

Pembentukan Union Government yang bertujuan untuk mengarahkan lebih lanjut pada pembentukan United State of Africa. Pilihan pertama menyatakan perlunya AU mempunyai angkatan bersenjata; pilihan kedua (terutama disuarakan oleh negara-negara Afrika Selatan) lebih mendukung memperkuat struktur yang telah ada; pilihan ketiga menginginkan adanya reformasi administrasi dan politis dalam pembuatan komisi AU dan badan-badan lainnya agar kinerjanya benar-benar efektif.

(22)

tumbuh dan berkembang dikawasan ini yang memang eksistensinya didasarkan pada the Lagos Plan of Action for Development of Africa (1980) dan Abuja Treaty (1991 yang melahirkan African Economic Community).

d. Southern African Development Community (SADC)

Merupakan sebuah IGO’s yang betujuan untuk mengembangkan integrasi dan kerjasama sosio-ekonomi dan juga keamanan dan politik diantara 15 negara Afrika Selatan. Secara informal pelopor pergerakan SADC yang bergerak dalam kerjasama politik dan keamanan adakah Front Line States (FLS) yang dibentuk pada 1980. Sementara SADCC (Southern African Development Coordination Conference) merupakan pelopor kerjasama sosio-ekonomi SADC. Pada 2008, SADC sepakat untuk membentuk zona perdagangan bebas dengan East African Community (EAC) dan Common Market of Eastern and Southern Africa (COMESA) meliputi semua anggota dari masing-masing organisasi tersebut.

e. Southern African Customs Union (SACU).

Merupakan custom union antara lima negara Afrika Selatan dan merupakan custom union tertua di dunia. SACU mengadakan perteman sekali setahun guna membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan kesepakatan. SACU bertujuan untuk memelihara pertukaran barang-barang secara bebas diantara negara-negara anggota, dan juga menentukan besaran tarif eksternal bersama dan besaran tarif pajak bersama yang berlaku dikawasan tersebut. Semua transaksi tersebut dibayarkan melalui National Revenue Fund Afrika Selatan. Revenue Fund ini ditentukan bersama menurut sistem bagi hasil yang dipaparkan dalam kesepakatan.

Dewan Menteri SACU menyepakati bahwa bagi hasil yang berlaku diantara negara-negara anggota harus dikalkulasikan dari 3 komponen dasar, yakni: Bagi hasil dari cadangan bea cukai, Bagi hasil dari cadangan pajak, dan Bagi hasil dari komponen pembangunan.

(23)

Merupakan organisasi pembangunan regional di Afrika Timur. Pembentukan IGAD dilatarbelakangi dengan terjadinya kemarau berkepanjangan dan berbagai bencana lainnya antara 1974 sampai 1984. Meski negara-negara secara individual telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah bencana alam tersebut disertai berbagai bantuan dari komunitas internasional, namun desakan untuk membentuk suatu organisasi kerjasama regional guna menghadapi permasalahan bencana alam secara kolektif tidak dapat ditangguhkan lagi.

g. ECOWAS (Economic Community of West African States)

Didirikan pada 28 Mei 1975 berdasarkan perjanjian Lagos. Misinya adalah untuk mendukung integrasi ekonomi diantara negara-negara Afrika Barat yang mengarah pada pembentukan union atau kesatuan perekonomian dan moneter dalam suatu blok perdagangan tersendiri. Guna mendukung stabilitas regional negara-negara di Afrika Barat ini melakukan kerjasama keamanan regional. Sebagai wadah penyelesaian sengketa secara damai terhadap interpretasi Perjanjian dala ECOWAS, dibentuklah ECOWAS Community Court of Justice. Sedangkan, guna mendukung integrasi ekonomi yang lebih luas, terutama menyangkut masalah mata uang bersama dibentuklah West African Economic Monetary Union (UEMOA).

h. Economic Community of Central African States (ECCAS)

Merupakan sebuah komunitas ekonomi bagian dari African Union (AU) yang mendorong kerjasama ekonomi regional di Afrika Tengah. Tujuannya adalah untuk mencapai otonomi kolektif yang meningkatkan standar hidup rakyatnya dan menjaga stabilitas ekonomi melalui kerjasama yang harmonis. Pada 1966 dibentuklah The Customs and Economic Union of Central Africa, kemudian UDEAC menandatangani sebuah perjanjian untuk membentuk Economic and Monetary Community of Central Africa (CEMAC).

Sasaran CEMAC adalah mendukung perdagangan membentuk institusi pasar bersama, dan solidaritas yang lebih besar diantara orang-orang yang berada dinegara dan di wilayah ini.

(24)

Merupakan sebuah komunitas yang bertujuan untuk membentuk zona perdagangan bebas dianara negara-negara Sahel Sahara. CEN-SAD bertujuan untuk mencapai eksatuan ekonomi melalui implementasi pergerakan secara bebas orang dan barang.

j. Economic Community of The Great Lakes Countries (CEPGL)

Merupakan organisasi sub-kawasan yang dibentuk berdasarkan Kesepakatan Gisenyi yang bertujuan untuk menjamin keamanan diantara negara-negara anggota, mengembangkan dan menciptakan aktivitas yang berorientasi kepentingan public, mendukung perdagangan dan peregerakan orang dan kepemilikan, membentuk kerjasama yang erat dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial, serta mendukung kerjasama dan integrasi ekonomi regional.

KELEBIHAN & KELEMAHAN BUKUKelebihan Buku

Buku Regionalisme ini setidaknya memiliki beberapa kelebihan, diantaranya isinya cukup lengkap dan dapat menjelaskan regionalisme secara menyeluruh dan terperinci dimana disertai beberapa contoh dan memiliki bahasa yang ringan sehingga mudah dibaca dan dimengerti oleh orang awam.

Kemudian buku ini juga secara menyeluruh menjelaskan mengenai hal-hal apa saja yang diperlukan oleh para penstudi Hubungan Internasional khususnya untuk diketahui dan dipelajari.

Kekurangan Buku

(25)

KONTRIBUSI BUKU TERHADAP STUDI HI

Setiap buku, pada dasarnya memiliki kontribusi terhadap segala aspek kehidupan, baik dibidang akademis maupun non akademis, hal ini dapat dilihat dari kontribusi buku Regionalisme, dimana buku ini memiliki banyak kontribusi terhadap perkembangan studi akademis, dalam hal ini dapat dikatakan studi Ilmu Hubungan Internasional. Karena dapat dilihat dari judulnya sendiri yaitu “Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional” hal ini sudah menjelaskan bahwa Regionalisme ini sendiri berkaitan erat dengan Ilmu Hubungan Internasional, terlebih Regionalisme sendiri merupakan salah satu hal yang dipelajari dan merupakan cakupan dalam studi ini.

(26)

didasari oleh kesamaan ideologi yang mereka anut sehingga tercipta Blok Barat dan Blok Timur.

Walaupun pada akhirnya Blok Barat lah yang menang, justru hal ini membuat negara-negara semakin menjadikan kerjasama kawasan sebagai sesuatu yang penting dan tidak luput dari perhatian negara-negara lain. Sehingga diera sekarang ini kerjasama kawasan merupakan hal lumrah dan sudah menjadi suatu “keharusan” bagi suatu negara untuk melakukan kerjasama agar tidak menemukan kesulitan dan dapat menciptakan keamanan, kedamaian, serta meminimalisir ancaman, dimana ancaman terbesar suatu negara biasanya berasal dari negara terdekat mereka, atau bisa dikatakan dari negara tetangganya, sehingga untuk meminimalisir ancaman tersebut, diperlukan kerjasama kawasan.

Regionalisme sendiri didalam buku ini menurut Mansbaach, dapat diartikan region atau kawasan adalah “Pengelompokan regional diidentifikasikan dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan, dan saling ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta keikutsertaan dalam organisasi internasional”. Kajian ciri khusus suatu kawasan adalah ciri geografis, sosiologis, etnolinguistik, sistem sosial-politik dan ekonomi suatu kawasan tertentu, sehingga kita dapat membedakan unit-unit anggota kawasan tersebut dengan unit diluar kawasan, sehingga dapat dilihat bahwa, geografis suatu wilayahlah yang menentukan kerjasama kawasan tersebut, semakin dekat geografis suatu negara, semakin tinggi peluang diadakanya kerjasama kawasan tersebut.

Buku ini juga tak luput membahas mengenai berbagai perspektif dalam memandang fenomena regionalisme ini, seperti pandangan teoretis mengenai regionalisme digulirkan oleh neorealisme dan interdependensi struktural globalisasi. Level negara, pandangan teoretisnya digulirkan oleh neofungsionalisme, neoliberal intitusionalisme, dan kontruktivisme yang memusatkan perhatian pada pengaruh interdependensi regional.

(27)

untuk bekerjasama dalam isu tersebut, jadi kerjasama fungsional ini hanya membahas isu-isu yang sudah disepakati oleh bersama. Kemudian ada juga yang disebut dengan kerjasama ekonomi. Mungkin hal inilah yang sekarang sedang menjadi suatu isu hangat untuk dibicarakan karena pada umumnya kerjasama kawasan sekarang lebih kepada kerjasama ekonomi dimana hal ini dimaksudkan untuk mempermudah berbagai perdangangan dengan menghapuskan berbagai kebijakan ekonomi yang memberatkan negara-negara anggota tersebut untuk melakukan transaksi. Kemudian ada juga yang disebut dengan kerjasama politik, seperti namanya, kerjasama ini berfokus kepada politik dinegara-negara anggotanya, seperti komitmen atau dukungan dari negara-negara anggota untuk saling menghargai praktek politik atau nilai-nilai dalam suatu negara. Kemudian hal yang terakhir sering disebut juga dengan kerjasama dalam masalah luar negeri dan kebijakan keamanan hal ini juga dapat disebut sebagai kerjasama ke arah yang high politics karena menyangkut masalah keamanan suatu negara, biasanya ada didalam suatu aliansi keamanan.

Buku Regionalisme dalam Hubungan Internasional juga menyinggung mengenai integrasi. Dimana didalam buku dijelaskan bahwa integrasi merupakan suatu proses dimana dominasi sistem politik yang lebih besar menjadi meningkat atau bertambah dengan adanya penambahan unit-unit baru. Serta menjelaskan juga mengenai integrasi global dan integrasi internasional.

Buku ini juga menjelaskan kepada para pembaca khususnya kepada para penstudi Hubungan Internasional, mengenai beberapa contoh kerjasama kawasan yang ada diseluruh kawasan seperti kerjasama yang ada dikawasan Eropa, seperti yang kita dengan Uni Eropa yang sangat maju dan dapat dikatakan berhasil dalam mengintegrasikan negara-negara anggotanya, kemudian berbagai kerjasama kawasan di daerah Asia, Afrika, Amerika, negara-negara di Timur-Tengah, bahkan negara-negara bekas Uni Soviet.

(28)

Israel, Turkey, Iran, dan Afghanistan. Sementara Intrusive system-nya adalah Amerika Serikat, USSR Perancis, Inggris, Jerman Barat, dan China. Timur Tengah merupakan istilah yang dipakai pasca Perang Dunia II yang merujuk pada kawasan dengan batas sebelah utara adalah Laut Kaspia dan Laut Hitam, sebelah timur Afghanistan dan Pakistan, sebelah selatan adalah Laut Arab, Teluk Aden, dan Sahara. Di wilayah ini lahir 3 agama besar, yakni Yudaisme, Kristen, dan Islam.

Ada juga pembahasan mengenai Liga Arab yang mana merupakan sebuah asosiasi negara-negara independen dimana masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Arab untuk percakapan sehari-hari.

Buku ini menjelaskan secara terperinci mengenai kerjasama dikawasan tersebut, dari yang lumrah kita dengarkan, hingga mungkin yang orang awam sendiri dan bahkan para penstudi Hubungan Internasional sendiri tidak pernah mendengar bahkan asing dengan kerjasama kawasan tersebut, karena umumnya Uni Eropa lah yang sangat sering dibahas diberbagai sumber dan sebagai contoh untuk negara-negara lain supaya kerjasama yang mereka lakukan dapat menyamai bahkan melebihi dari apa yang dilakukan oleh Uni Eropa itu sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan menjadi salah satu faktor yang penting dalam menciptakan loyalitas, hal ini dibuktikan dari hasil penulisan desertasi yang dilakukan oleh Rai Utama (2014)

Karakter agronomik yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, umur berbunga, panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot

Hipotesis ketiga menunjukkan terdapat hubungan positif antara variabel berpikir kreatif dan kemampuan membaca pemahaman secara bersama-sama dengan variabel kemampuan

Pembuatan sistem informasi berbasis web pada sebuah Lembaga Penelitian untuk dipublikasikan sudah sangat mendesak terutama di lingkungan akademisi Universitas

hasil perbanyakan pada berbagai media memberikan perbedaan nyata dengan T0 (Kontrol) dalam hal tinggi tanaman, jumlah cabang, bunga, buah dan bobot buah berarti

Dari hasil penelitian, analisis data dan pem- bahasan diperoleh simpulan bahwa metode mnemonik efektif untuk pembelajaran tri- gonometri yang ditinjau dari daya ingat dan

Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa dibuatkan oleh unit operasional PT PLN (Persero) Area Pengaturan Distribusi dan Penyaluran (APDP) Bidang Operasi