• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis tingkat kepentingan orang tua murid dan kinerja pelayanan sekolah dasar : studi kasus Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis tingkat kepentingan orang tua murid dan kinerja pelayanan sekolah dasar : studi kasus Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo - USD Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

 

Disusun oleh:

Nama : Yuliana Umi Lestari NIM : 042214002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(5)

Studi Kasus Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo

Yuliana Umi Lestari 042214002

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan orang tua murid dilihat dari tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan SD Maria Purworejo.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Kuesioner yang digunakan terdiri dari dua kelompok, kelompok pertama tentang tingkat kepentingan orang tua murid dan kelompok kedua tentang kinerja pelayanan. Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan memilih seluruh orang tua murid kelas empat sampai dengan kelas enam, dengan jumlah 134 responden dari total populasi sebanyak 299. Teknik analisis data menggunakan diagram kartesius. Diagram ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan orang tua murid dan kinerja pelayanan sekolah, dan menentukan prioritas yang perlu ditingkatkan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

(6)

Case Study of Elementary School at SD Maria Purworejo

Yuliana Umi Lestari 042214002

Sanata Dharma University Yogyakarta 2009

This research aimed to know and analyse the factors which should to be improved to increase student’s parents satisfaction based on the importance level and the service performance of SD Maria Purworejo.

The methods to collect data ware questionnaire and documentation. The questionnaire consisted of two groups, the first was about the importance level of student’s parents and the second was about service performance. The Sample was selected by choosing all parents of students of four to six degree, and consisted of 134 respondents out of 299 of the total population. The data analysis method used was cartesius diagram. The diagram was used to identify the importance level of student’s parents and the school service performance, and to determine the priority which formed customer satisfaction.

(7)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yuliana Umi Lestari

NIM : 042214002

Demi pengembangn ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah ini berjudul:

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN ORANG TUA MURID DAN KINERJA PELAYANAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR. STUDI KASUS PADA SEKOLAH DASAR (SD) MARIA PURWOREJO

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 September 2009

(8)

Syukur dan terimakasih saya haturkan kepada Hati Kudus dan Bunda Hati Kudus yang telah memberikan rahmat dan kasihNya, sehingga saya dapat menyusun skripsi ini dengan judul Analisis Tingkat Kepentingan Orang Tua Murid dan Kinerja Palayanan Pendidikan Dasar. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sanata Dharma, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen.

Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu perkenankanlah pada kesempatan ini saya menghaturkan limpah terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Drama.

2. Drs. Y. P. Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Venantius Mardi Widyadmono, S.E, M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Diah Utari Rivieda, M.Si., selaku pembimbing I yang telah dengan penuh kesabaran dan kesetiaan telah membimbing serta mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

5. MT. Ernawati, SE., M.A., sebagai pembimbing II yang dengan teliti dan penuh kesabaran membantu saya dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

8. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Orang Tua murid SD Maria Purworejo yang telah mengijinkan dan memberikan data yang saya butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Kongregasi Putri Bunda Hati Kudus yang memberikan kepercayaan pada saya untuk menempuh studi lanjut di Universitas Sanata Dharma.

10.Sr. M. Gaudentia, FDSC dan teman-teman yang ada di komunitas studi Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

11.Teman-teman angkatan yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan doa sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12.Ayah, Ibu, Kakak dan Adik yang selalu memberikan dorongan dan dukungan baik moril maupun materiil hingga sampai selesainya penyusunan skripsi ini. 13.Semua Pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu

(10)

menyempurnakan karya saya. Saya berharap skripsi yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi Anda yang membacanya.

Yogyakarta, 5 Februari 2009

(11)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... x

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II: LANDASAN TEORI... 9

A. Pemasaran Jasa ... 9

1. Pengertian Jasa... 9

2. Karakteristik Jasa ... 10

3. Kualitas Jasa ... 11

4. Dimensi Kualitas Jasa ... 12

5. Pemasaran Jasa ... 13

B. Kepuasan Pelanggan ... 16

1. Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 16

2. Pengertian Tingkat Kepentingan Pelanggan... 17

(12)

C. Manajemen Pendidikan... 27

1. Pengertian Manajemen Pendidikan ... 27

2. Ciri-ciri Manajemen Sekolah... 29

3. Unsur-unsur Pokok Pendidikan ... 29

4. Aspek-aspek penting yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan kegiatan sekolah... 31

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 36

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian... 37

E. Jenis dan Sumber Data... 39

F. Teknik Pengumpulan Data... 39

G. Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 40

H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 41

I. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV: GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 49

A. Sejarah SD Maria Purworejo ... 49

B. Visi, Misi, dan Tujuan SD Maria... 49

C. Kegiatan Usaha ... 52

D. Struktur Organisasi ... 56

BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 57

A. Deskripsi Data... 57

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 61

C. Analisis Data... 65

(13)

C. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(14)
(15)
(16)

Variabel Tingkat Kepentingan Orang Tua Murid dan Kinerja Pelayanan ... 38

Karakteristik Umur Responden ... 58

Karakteristik Pendidikan Responden ... 58

Karakteristik Pekerjaan Responden ... 59

Karakteristik Pengeluaran RT Responden ... 60

Karakteristik Jumlah Anak ... 61

Perhitungan Validitas Kinerja ... 62

Perhitungan Validitas Tingkat Kepentingan ... 63

Perhitungan Reliabilitas ... 64

Perhitungan rata-rata Kinerja dan Penilaian Kepentingan ... 65

Perhitungan Tingkat Kesesuaian ... 68

Tingkat Keinginan Ortu terus Menggunakan Jasa SD Maria ... 75

Tingkat Keinginan Ortu Merekomendasikan SD Maria ... 76

Penilaian Orang Tua terhadap SD Maria ... 76

Tingkat Kepuasan Ortu terhadap Kinerja secara keseluruhan ... 77

(17)

A. Latar belakang

Pada saat ini produk yang berupa jasa telah menjadi bagian yang cukup

dominan pengaruhnya di dalam perekonomian di samping produk dalam artian

produk fisik. Hal ini berkaitan dengan perkembangan pola konsumsi masyarakat di

dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga produk jasa dapat menggeser

kedudukan produk bukan jasa. Artinya bahwa masyarakat tidak hanya memandang

kebutuhan hidupnya hanya sebatas kebutuhan makanan, pakaian atau tempat

tinggal, dan lainnya yang sifatnya fisik semata. Tetapi lebih jauh masyarakat telah

memandang bahwa kebutuhan yang bersifat nonfisik pun harus dipenuhi, seperti

rasa tenteram, kesehatan, jaminan keselamatan, kesenangan, pendidikan, dan lain

sebagainya. Semakin maju tingkat peradaban dan tingkat perbaikan ekonomi

masyarakat, maka jasa atau service menjadi bagian dari kebutuhan hidupnya yang

pokok.

Ada berbagai macam jasa yang saat ini ditawarkan untuk kebutuhan

masyarakat, diantaranya adalah kebutuhan akan pendidikan. Masyarakat

memandang bahwa pendidikan menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi

anak-anaknya mengingat bahwa perkembangan peradaban menuntut mutu hidup

seseorang yang dapat dibentuk dan dicapai melalui pendidikan dasar di sekolah.

Menurut Prof. Dr. Suryanto, Ph.D (Suparlan, 2008: 9) Pendidikan sebagai suatu

(18)

pembiasaan (habit formation), proses belajar mengajar (teaching-learning process),

dan keteladanan (role model). Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

diperlukan satu sinergi dari semua komponen pendidikan nasional. Beberapa

komponen penting pendidikan, yakni: 1) komponen masukan adalah siswa atau

peserta didik, 2) komponen masukan instrumental, yaitu kepala sekolah, guru, staf

tata usaha, staf pendukung lainnya, kurikulum dan buku pelajaran, serta fasilitas

lainnya. 3) komponen masukan lingkungan adalah lingkungan pendidikan, seperti

orang tua dan kondisi alam dan sosial, ekonomi, budaya, serta 4) komponen proses

pendidikan (Suparlan, 2008:10). Dan sebagai institusi, sekolah dapat dilihat dari dua

aspek. Yang pertama, wajah sekolah dari segi fisiknya, seperti gedung sekolah dan

fasilitasnya. Yang kedua, sekolah dapat dilihat dari aspek kiprahnya atau

kinerjanya, atau ragam kegiatan sekolah, seperti kegiatan manajemen dan

administrasi, kegiatan intrakurikuler (proses pembelajaran pengajaran), kegiatan

ekstrakurikuler, dan jalinan hubungan kerjasama sekolah dengan orang tua dan

masyarakat (Suparlan, 2008:4).

Saat ini, sistem pendidikan yang selalu berubah-ubah menimbulkan

permasalahan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia secara umum maupun

oleh lembaga pendidikan, seperti kasus UAN yang kontroversial, sekolah mahal,

politik pendidikan yang sempat menganaktirikan lokalitas dan lain sebagainya,.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,

antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan

(19)

peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian usaha peningkatan mutu

pendidikan belum dapat menunjukkan peningkatan yang berarti. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain Pertama, Kebijakan dan penyelenggaraan

pendidikan nasional menggunakan pendekatan Education Production Function atau

Input-output Analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Akibatnya mutu

pendidikan yang diharapkan tidak terjadi karena terlalu memusatkan pada input

pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan, sementara proses

pendidikan sangat menentukan output pendidikan. Kedua, Penyelenggaraan

pendidikan nasional dilaksanakan secara birokratik-sentralistik. Faktor kedua ini

menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan yang sangat tergantung

pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan

kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan keadaan sekolah setempat.

Akibatnya sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk

mengembangkan dan memajukan lembaganya, termasuk peningkatan mutu

pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan. Ketiga, Peran serta masyarakat,

khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat

minim. Partisipasi masyarakat pada umumnya banyak bersifat dukungan input

(dana), bukan pada proses pendidikan, seperti pengambilan keputusan, monitoring,

evaluasi dan akuntabilitas. Berkaitan dengan akuntabilitas, sekolah tidak

mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan

kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa sebagai salah satu unsur utama yang

(20)

Dengan adanya kenyataan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan

dengan melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dari manajemen

peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis

sekolah. Mutu pendidikan berbasis sekolah itu sendiri bertujuan untuk: 1)

meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam

mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia, 2) meningkatkan

kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

melalui pengambilan keputusan bersama, 3) meningkatkan tanggung jawab sekolah

pada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya, 4)

meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang

akan dicapai (Departemen Pendidikan Nasional, 2001:5).

Salah satu cara agar tujuan pendidikan tercapai dan dapat menciptakan sekolah

yang efektif serta mampu melayani kebutuhan masyarakat secara umum, maka

penting untuk melakukan evaluasi kinerja sekolah. Salah satunya dengan

melakukan pengukuran tingkat kepuasan pemakai jasa dengan melihat tingkat

kepentingan dan kinerjanya. Menurut Kotler, kepuasan pelanggan merupakan

perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara

prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan (Freddy Rangkuti,

2006:23). Dari pengertian ini kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara

tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan, sehingga dari hasil

pengukuran tingkat kepentingan dapat diketahui apa yang seharusnya dikerjakan

oleh perusahaan/lembaga pendidikan agar menghasilkan jasa yang berkualitas dan

(21)

dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Dengan melakukan pengukuran

tingkat kepuasan diharapkan dapat mengetahui persepsi pelanggan/ pemakai jasa

secara lebih jelas mengenai pentingnya variabel-variabel yang dinilai dan

mengkaitkannya dengan kenyataan yang dialami pelanggan/pemakai jasa.

Subyek yang akan diteliti dalam kasus ini adalah orang tua murid, karena peran

orang tua murid dianggap penting bagi terselenggaranya pendidikan, walaupun

secara langsung mereka tidak merasakan pelayanan pendidikan, tetapi orang tua

murid bisa menjadi evaluator dan ikut berperan dalam kebijakan sekolah.

Pengukuran tingkat kepuasan orang tua murid dapat dilakukan dengan melihat

tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya, sehingga dari hasil pengukuran itu

dapat membantu sekolah dalam meningkatkan pelayanan pendidikan dan sebagai

bahan pertimbangan dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan

mengenai pelayanan dan kinerjanya terhadap pemakai jasa baik untuk murid

maupun orang tuanya. Aspek-aspek yang akan diukur dan dijadikan penilaian dalam

pengukuran tingkat kepuasan orang tua murid sekolah dasar, antara lain: gedung

sekolah dan fasilitasnya, kegiatan manajemen dan administrasi sekolah, kegiatan

intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, dan jalinan hubungan kerjasama sekolah

dengan orang tua murid dan masyarakat. Penilaian terhadap aspek-aspek ini akan

diidentifikasi dengan lima dimensi kualitas pelayanan berdasarkan hasil penelitian

Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (1985) yaitu: Tangibles (bukti langsung),

Reliability (kehandalan), Responsiveness (daya tangkap), Assurance (jaminan), dan

(22)

Berdasar uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan menuangkan

tulisan dalam judul: “Analisis Tingkat Kepentingan Orang Tua Murid dan Kinerja Pelayanan Pendidikan Sekolah Dasar” dengan menggunakan studi kasus di Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Dengan melihat tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan sekolah, faktor-faktor

apa saja yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan orang tua murid

terhadap pelayanan pendidikan sekolah dasar (SD) Maria Purworejo?

C. Batasan masalah

Untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini penulis akan menganalisis

tingkat kepentingan orang tua murid dan kinerja pelayanan pendidikan sekolah

dasar (SD) Maria Purworejo dengan melihat pada aspek-aspek yang ada dalam

lembaga sekolah, yaitu:

1. Gedung sekolah dan fasilitasnya

Yang mau dilihat dari aspek ini adalah sejauh mana gedung dan fasilitas

sekolah dapat mendukung proses pembelajaran

2. Kegiatan manajemen

Yang mau dilihat dari aspek ini adalah: a) kepala sekolah, sejauh mana kepala

sekolah melaksanakan perannya sebagai leader, yang mampu untuk

(23)

organisasi yang demokratis, transparan, dan akuntabel); b) suasana sekolah; c)

guru dan para pegawai; d) keterbukaan dalam penyelenggaraan sekolah yang

mampu membangun kepercayaan masyarakat.

3. Kegiatan intrakurikuler

Yang mau dilihat dari aspek ini adalah: apakah proses belajar mengajar yang

terjadi di sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari

hasil prestasi dan perkembangan diri anak.

4. Kegiatan ekstrakurikuler

Yang mau dilihat dari aspek ini adalah sejauh mana kegiatan ekstrakurikuler

yang ada di sekolah mendukung proses pembelajaran (kegiatan intrakurikuler)

dan mendukung perkembangan anak.

5. Jalinan hubungan kerjasama sekolah dengan orang tua dan masyarakat

Pada aspek ini yang mau dilihat adalah peran komite sekolah. Apakah

terbentuknya komite sekolah sudah mampu berperan sebagai wadah dan

penyalur aspirasi dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan; apakah

dengan terbentuknya komite sekolah, orang tua dan masyarakat ikut

bertanggung jawab dan berpartisipasi atas penyelenggaraan pendidikan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor

apa saja yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dilihat dari

tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan orang tua murid dengan kinerja dari

(24)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo

Penelitian ini diharapkan dapat membantu Pimpinan Sekolah Dasar (SD) Maria

untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

tambahan untuk penelitian lebih lanjut dan sumbangan kepustakaan untuk

Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Diharapkan melalui penelitian ini penulis dapat menerapkan teori-teori yang

telah diperoleh selama kuliah, sekaligus mendapatkan tambahan pengetahuan

serta informasi dalam mempelajari masalah-masalah yang ada dalam lembaga

pendidikan sekolah dasar sehubungan dengan tingkat kepuasan orang tua murid

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran jasa 1. Pengertian jasa

Terdapat beberapa definisi tentang jasa yang dikemukakan oleh banyak penulis

buku pemasaran jasa. Di antaranya jasa atau service diartikan sebagai suatu

aktivitas atau kinerja yang bersifat tidak nyata yang ditawarkan untuk memenuhi

harapan pelanggan (Nirwana, 2004: 4).

Stanton dalam buku prinsip-prinsip pemasaran jasa, menyebutkan bahwa jasa

adalah kegiatan yang dapat diidentifikasi secara tersendiri, dan pada prinsipnya

tidak dapat diraba secara fisik (intangible) tetapi dapat dipergunakan untuk

pemenuhan kebutuhan pelanggan. Keberadaan jasa juga tidak tergantung pada

keberadaan benda fisik lainnya, dengan demikian maka jasa dapat berdiri sendiri

(Nirwana, 2004: 4).

Sedangkan Kotler mendefinisikan jasa sebagai berikut:

Jasa adalah suatu manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya,

dan sifat jasa tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Adapun proses produksinya mungkin tidak dikaitkan dengan produk fisik (Nirwana,

2004: 4).

Dengan demikian jasa atau service secara ekonomi merupakan barang ekonomi

yang sifatnya tidak dapat dinilai secara fisik, sehingga yang menjadi pengukuran

(26)

2. Karakteristik Jasa

Secara umum jasa memiliki karakteristik yang berbeda dari produk bukan jasa.

Karakteristik jasa merupakan suatu bagian dari ciri-ciri jasa yang melekat pada

produk. Adapun karakteristik jasa dapat diidentifikasi menjadi beberapa bagian

(Nirwana, 2004:8):

a. Produk jasa lebih bersifat kinerja, sehingga bukan dalam bentuk fisik nyata.

b. Orang atau petugas merupakan bagian dari produk jasa.

c. Pelanggan atau konsumen akan terlibat di dalam proses operasional dari jasa.

d. Kualitas jasa lebih sulit distandardisasikan daripada produk bukan jasa.

e. Persediaan tidak diperlukan oleh produk jasa, hal ini sangat berbeda dengan

produk bukan jasa yang memerlukan persediaan.

f. Karena persediaan sulit dibentuk, maka waktu menjadi faktor yang cukup

penting di dalam pemasaran jasa.

Menurut Kotler terdapat empat karakteristik jasa (Nirwana, 2004:8):

a. Jasa memilliki karakter tidak berwujud (Intangibility)

Jasa tidak seperti produk barang layaknya yang dapat diraba, dilihat, atau

diindera secara pancaindera sebelum kita mengkonsumsinya.

b. Jasa tidak dapat dipisahkan (Inseparability)

Jasa tidak dapat dipisahkan maksudnya antara proses menghasilkan jasa dengan

proses pengkonsumsian jasa terjadi bersamaan. Dengan demikian jasa tidak

(27)

c. Berubah-ubah (Variability)

Jasa dikatakan berubah-ubah, maksudnya bahwa jasa dapat dibentuk sesuai

dengan variasi kualitas dan jenis, tergantung yang dikehendaki oleh pelanggan.

d. Daya tahan (Perishability)

Daya tahan dalam jasa berarti jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan pada saat

konsumsi jasa tersebut berlangsung. Dengan demikian maka pemanfaatan jasa

yang tidak mengenal penyimpanan ini memerlukan suatu kondisi permintaan jasa

yang sedang terjadi.

3. Kualitas Jasa Pelayanan

Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus

dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau

kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih

keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai

strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan produk jasa adalah tergantung dari

keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai

dengan harapan dan keinginan pelanggan.

Suatu cara perusahaan jasa untuk tetap dapat unggul bersaing adalah memberikan

jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan

pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke

mulut serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan jasa, kemudian

membandingkan harapan dengan promosi yang diterima. Parasuraman, Zeithaml,

dan Berry membentuk model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama

(28)

mengidentifikasikan kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa

(Supranto, 2006:230) adalah :

a. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.

Manajemen tidak selalu memahami dengan benar apa yang menjadi keinginan

pelanggan.

b. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.

Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak

menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.

c. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.

Para personel mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar.

d. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan

iklan perusahaan.

e. Kesenjangan antara jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan.

Kesenjangan ini terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan

cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa.

4. Dimensi kualitas Jasa

Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Lovelock (1991:367), ciri-ciri

kualitas jasa dapat dievaluasi ke dalam 5 (lima) dimensi besar, yaitu (Freddy

Rangkuti, 2006: 19) :

a. Reliability (keandalan): untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

(29)

b. Responsiveness (daya tanggap): untuk membantu dan memberikan pelayanan

kepada pelanggan dengan cepat

c. Assurance (jaminan): untuk mengukur kemampuan dan kesopanan karyawan

serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan

d. Emphaty (empati): untuk mengukur pemahaman karyawan terhadap kebutuhan

konsumen serta perhatian yang diberikan oleh karyawan.

e. Tangible (kasat mata): untuk mengukur penampilan fisik, peralatan, karyawan

serta sarana komunikasi

Dimensi kualitas tersebut berpengaruh pada harapan pelanggan dan kenyataan yang

mereka terima. Jika kenyataannya pelanggan menerima produk dan pelayanan

melebihi harapannya, maka pelanggan akan mengatakan produk dan pelayanannya

berkualitas dan jika kenyataannya pelanggan menerima produk dan pelayanan

kurang atau sama dari harapannya, maka pelanggan akan mengatakan produk dan

pelayanannya tidak berkualitas atau tidak memuaskan.

5. Pemasaran Jasa

Pemasaran jasa merupakan bagian aktivitas pemasaran yang bersifat intangible atau

tidak dapat dirasakan secara fisik, dalam artian tidak dapat disentuh secara produk

nyata. Di samping itu produksi jasa cenderung lebih dapat dilakukan secara

bersamaan dengan konsumen berhadapan dengan penjual jasa atau petugas jasa.

Dengan demikian maka pengawasan tentang mutu jasa atau kualitas jasa dapat

dilakukan secara langsung ketika jasa tersebut disampaikan. Karena jasa merupakan

suatu bentuk kinerja yang dapat memberikan tingkat kepuasan bagi pelanggan,

(30)

analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari bauran pemasaran dan

ditambah dengan unsur orang-orang yang terlibat di dalam penawaran jasa, serta

fasilitas fisik sebagai penunjang proses jasa (Nirwana, 2004: 5).

Pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk, karena (Freddy Rangkuti,

2006) :

a. Pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial karena produknya tidak

kasat mata dan tidak dapat diraba.

b. Produksi jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan petugas sehingga

pengawasan kualitasnya dilakukan dengan segera. Hal ini lebih sulit daripada

pengawasan produk fisik.

c. Interaksi antara konsumen dan petugas adalah penting untuk dapat mewujudkan

produk yang dibentuk.

Tujuan manajemen jasa pelayanan adalah untuk mencapai tingkat kualitas

pelayanan tertentu. Karena erat kaitannya dengan pelanggan, tingkat ini

dihubungkan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Manajemen kualitas jasa

pelayanan tidaklah semudah manajemen kualitas produk manufaktur. Ada beberapa

faktor yang harus diperhatikan dalam konsep manajemen jasa pelayanan (Freddy

Rangkuti, 2006: 21) yaitu :

a. Merumuskan suatu strategi pelayanan

Strategi pelayanan dimulai dengan merumuskan tingkat keunggulan yang

(31)

b. Mengkomunikasikan kualitas kepada pelanggan

Strategi yang telah dirumuskan dikomunikasikan kepada pelanggan. Hal ini

membantu pelanggan agar tidak salah menafsirkan tingkat kepentingan yang

akan diperolehnya. Pelanggan perlu mengetahui dengan jelas mengenai macam

dan tingkat pelayanan yang akan diperolehnya.

c. Menetapkan standar suatu kualitas secara jelas

Walaupun penetapan suatu standar kualitas pelayanan dalam bidang jasa tidak

mudah, hal ini perlu diusahakan agar setiap orang mengetahui dengan jelas

tingkat kualitas yang harus dicapai.

d. Menerapkan sistem pelayanan yang efektif

Menghadapi pelanggan tidaklah cukup hanya dengan senyuman dan sikap yang

ramah, tetapi perlu lebih dari itu, yaitu suatu sistem yang terdiri dari metode dan

prosedur untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat.

e. Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan

Setiap karyawan yang terlibat dalam jasa pelayanan harus mengetahui dengan

jelas standar kualitas pelayanan itu sendiri. Karena itu, perusahaan harus

memperhatikan pemilihan karyawan yang tepat dan melakukan pengawasan

secara terus menerus bagaimana pelayanan tersebut harus disampaikan.

f. Survei tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan

Pihak yang menentukan kualitas jasa pelayanan adalah pelanggan. Karena itu,

perusahaan perlu mengetahui sampai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan

dan kebutuhan pelanggan yang perlu dipenuhi oleh perusahaan. Informasi

(32)

secara periodik dan sistematis. Survei itu juga bisa menunjukkan dalam hal apa

ketidakpuasan terjadi.

B. Kepuasan Pelanggan

1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Untuk mendefinisikan kepuasan pelanggan sebenarnya tidaklah mudah,

karena pelanggan memiliki berbagai karakteristik, baik pengetahuan, kelas

sosial, pengalaman, pendapatan, maupun harapan. Jika harapan pelanggan ini

sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakannya, bahkan mungkin apa yang

dialami dan dirasakannya melebihi harapannya sudah dapat dipastikan

pelanggan tersebut akan merasa puas. Bila yang dialami dan dirasakan

konsumen tidak sesuai dengan harapannya, misalnya pelayanannya tidak ramah,

atau tidak tanggap, sudah dapat dipastikan pelanggan merasa tidak puas. Dengan

kata lain kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan menggunakan

produk dan jasa pelayanan.

Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi

setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya. Dari penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome)

yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan

yang diinginkan ( Zulian Yamit.2005:78).

Kepuasaan pelanggan (customer satisfaction) adalah persepsi pelanggan

(customer) bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Kepuasan

(33)

pelanggan, berdasarkan penilaiannya (perception) terhadap apa yang telah dia

terima (perceived) dibandingkan dengan harapan (expectation).

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi

tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapan. (www.elqorni.wordpress.com).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari

perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan.

2. Pengertian Tingkat Kepentingan Pelanggan

Tingkat kepentingan pelanggan didefinisikan sebagai keyakinan

pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk jasa yang akan

dijadikannya standar acuan dalam menilai kinerja produk jasa tersebut (Freddy

Rangkuti;2006:35). Menurut model konseptual tingkat kepentingan pelanggan

dari Zeithaml, Parasuraman, dan Berry ada dua tingkat kepentingan pelanggan,

yaitu, adequate service dan desired service (Freddy Rangkuti, 2006: 36).

Adequate service adalah tingkat kinerja jasa minimal yang masih dapat diterima

berdasarkan perkiraan jasa yang mungkin akan diterima dan tergantung pada

alternatif yang tersedia. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya adequate

service (Freddy Rangkuti, 2006:39) yaitu:

a. Keadaan darurat

Keadaan darurat yang dimaksud adalah pelayanan minimal yang harus

(34)

untuk sementara waktu. Pelayanan ini bersifat individual dan dapat

meningkatkan sensivitas pelanggan terhadap jasa tersebut, misalnya asuransi

mobil saat terjadi kecelakaan lalu lintas.

b. Ketersediaan alternatif

Keadaan alternatif yang dimaksud adalah pelayanan minimal yang

diharapkan oleh pelanggan yang muncul dari persepsi pelanggan atas tingkat

atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Semakin banyak

alternatif, semakin tingkat kepentingan pelayanannya.

c. Derajat keterlibatan pelanggan

Derajat keterlibatan pelanggan yang dimaksud adalah pelayanan minimal

yang masih diterima pelanggan karena pelanggan terlibat dalam penyediaan

jasa tersebut. Semakin besar keterlibatan pelanggan, semakin sukar

pelanggan melontarkan keluhan, dan pelanggan semakin merasa harus

menerima hasil pelayanan.

d. Faktor-faktor yang tergantung situasi

Faktor-faktor yang tergantung situasi yang dimaksud adalah pelayanan

minimal yang masih dapat diterima oleh pelanggan karena adanya peristiwa

yang bisa mempengaruhi kinerja jasa, yang berada di luar kendali penyedia

jasa, misalnya cuaca buruk, dan bencana alam.

e. Pelayanan yang diperkirakan

Pelayanan yang diperkirakan yang dimaksud adalah pelayanan minimal yang

dapat diterima pelanggan karena pelanggan telah memperkirakan akan

(35)

cenderung merupakan perkiraan pelanggan atas transaksi individu dan bukan

keseluruhan hubungan dengan penyedia jasa.

Desired service adalah tingkat kinerja jasa yang diharapkan pelanggan akan

diterimanya, yang merupakan gabungan dari kepercayaan pelanggan mengenai

apa yang dapat dan harus diterimanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Desired service (Freddy Rangkuti, 2006: 38) yaitu:

a. Keinginan untuk dilayani dengan baik dan benar

Pelanggan berharap dilayani dengan baik karena ia melihat pelanggan

lainnya dilayani dengan baik serta dilayani dengan benar, dimana pelayanan

yang benar tergantung pada falsafah individu yang bersangkutan.

b. Kebutuhan perorangan

Kebutuhan perorangan yang dimaksud adalah pelayanan yang diharapkan

pelanggan karena kebutuhan pelayanan tersebut bersifat mendasar dan terkait

dengan kesejahteraan pelanggan.

c. Janji secara langsung

Janji secara langsung merupakan pelayanan yang diharapkan pelanggan

karena pelanggan dijanjikan mendapatkan pelayanan seperti itu secara

langsung oleh pemberi/organisasi pemberi jasa.

d. Janji secara tidak langsung

Janji secara tidak langsung merupakan pelayanan yang diharapkan pelanggan

karena pelanggan memperoleh petunjuk yang berkaitan dengan pelayanan

(36)

yang seharusnya diberikan. Petunjuk tersebut meliputi harga serta peralatan

pendukung pelayanan.

e. Komunikasi mulut ke mulut

Komunikasi mulut ke mulut merupakan Pelayanan yang diharapkan

pelanggan karena pelanggan menerima informasi atau pernyataan yang

disampaikan oleh pihak lain (bukan organisasi penyedia jasa), misalnya

individu, orang ahli, dan laporan pelanggan.

f. Pengalaman masa lalu

Yang dimaksud dari pengalaman masa lalu adalah pelayanan yang

diharapkan oleh pelanggan karena telah memiliki pengalaman yang meliputi

hal-hal yang telah dipelajarinya atau diketahuinya.

Apabila pelayanan yang diterima oleh pelanggan berada dibawah

adeguate service, pelanggan akan frustrasi dan kecewa. Sedangkan apabila

pelayanan yang diterima pelanggan melebihi desired service, pelanggan akan

sangat puas dan terkejut.

3. Tujuan Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Menurut Richard F. Gerson, ada tujuh alasan utama mengapa perlu

melakukan pengukuran kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yaitu

(www.elqorni.wordpress.com):

a. Untuk mempelajari persepsi pelanggan (customer).

b. Untuk menentukan kebutuhan, keinginan, persyaratan, dan harapan

pelanggan (customer).

(37)

d. Untuk memeriksa apakah peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan

pelanggan (customer satisfaction) sesuai harapan anda atau tidak.

e. Untuk mengetahui peningkatan kinerja.

f. Untuk mempelajari bagaimana melakukannya dan apa yang harus dilakukan

kemudian.

g. Untuk menerapkan proses perbaikan yang berkesinambungan

Secara spesifik tujuan yang ingin diukur adalah menilai mutu berdasarkan

persepsi pelanggan (customer), mengukur tingkat pelayanan yang diterima oleh

customer, mengukur tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

Dengan adanya tujuan pengukuran kepuasan pelanggan (customer

satisfaction) maka akan dibuat kuesioner sebagai alat untuk menanyakan secara

langsung kepada pelanggan seputar tingkat kepuasan yang mereka rasakan.

4. Cara Mengukur Kepuasan Pelanggan

Cara sederhana yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu

(www.elqorni.wordpress.com):

a. Sistem Keluhan dan Saran: Industri yang berwawasan pelanggan akan

menyediakan formulir bagi pelanggan untuk melaporkan kesukaan dan

keluhannya. Selain itu dapat berupa kotak saran dan telepon pengaduan bagi

pelanggan. Alur informasi ini memberikan banyak gagasan baik dan

industri dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.

b. Survei Kepuasan Pelanggan: Industri tidak dapat menggunakan tingkat

keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Industri yang responsif

(38)

dengan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon secara acak dari

pelanggan untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja

industri. Selain itu juga ditanyakan tentang kinerja industri saingannya.

c. Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan): Pelanggan bayangan adalah

menyuruh orang berpura-pura menjadi pelanggan dan melaporkan titik-titik

kuat maupun titik-titik lemah yang dialami waktu membeli produk dari

industri sendiri maupun industri saingannya.

d. Analisa Pelanggan yang Beralih: Industri dapat menghubungi pelanggan

yang tidak membeli lagi atau berganti pemasok untuk mengetahui

penyebabnya (apakah harganya tinggi, pelayanan kurang baik, produknya

kurang dapat diandalkan dan seterusnya, sehingga dapat diketahui tingkat

kehilangan pelanggan.

5. Strategi Memuaskan Kebutuhan Pelanggan

Untuk dapat memuaskan kebutuhan pelanggan, perusahaan atau lembaga dapat

melakukan dengan tahapan berikut (Zulian Yamit, 2005:94):

a. Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan

Mencari tahu kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat dilakukan dengan

mengetahui motif pelanggan dalam membeli suatu produk atau jasa. Perlu

disadari bahwa tidak semua pelanggan mau dan mampu secara terbuka

mengungkapkan motif pembelian suatu produk atau jasa. Mengetahui apa

yang diinginkan oleh pelanggan atas suatu produk atau jasa, akan

memudahkan perusahaan dalam mengkomunikasikan produk kepada sasaran

(39)

b. Mengetahui proses pengambilan keputusan dalam membeli

Dengan mengetahui tipe pengambilan keputusan pelanggan dalam membeli

produk, perusahaan dapat memprediksi faktor yang mempengaruhi

pelanggan dalam memutuskan pembelian dan memilih cara pelayanan

pelanggan yang tepat.

c. Membangun citra perusahaan

Perusahaan perlu memperhatikan proses informasi yang membentuk persepsi

pelanggan terhadap produk perusahaan. Persepsi positif atau negatif sangat

tergantung pada informasi yang diterima pelanggan atas produk yang

dihasilkan perusahaan.

d. Membangun kesadaran akan pentingnya kepuasan pelanggan

Membangun kesadaran harus diimplementasikan dalam tindakan nyata

bahwa semua unit yang ada dalam perusahaan bertanggung jawab untuk

memuaskan pelanggan. Jika kepuasan pelanggan menjadi motivasi setiap

unit dalam organisasi, maka pembentukan citra akan maksimal.

6. Teknik Mengukur Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan cara (Freddy Rangkuti, 2006:87):

a. Traditional Approach

Dalam pendekatan ini, konsumen diminta memberikan penilaian atas

masing-masing indikator produk atau jasa yang mereka nikmati (pada

umumnya dengan menggunakan skala likert), yaitu dengan cara

memberikan skor dari 1 sampai 5. Selanjutnya konsumen juga diminta

(40)

Penilaian secara keseluruhan merupakan nilai standar yang akan

dibandingkan dengan nilai masing-masing indikator. Hasilnya adalah jika

nilai masing-masing indikator tersebut lebih tinggi dibanding nilai

standar, konsumen dianggap sudah merasa puas. Sebaliknya jika nilai

masing-masing indikator tersebut lebih rendah dibanding nilai standar,

konsumen dianggap tidak puas.

b. Analisis secara Deskriptif

Analisis deskriptif harus dilakukan secara hati-hati karena apabila nilai

rata-rata menunjukkan hasil yang relatif cukup tinggi, nilai ini harus

dibandingkan dengan nilai standar deviasi. Nilai rata-rata yang cukup tinggi

belum tentu menghasilkan tingkat kepuasan yang relatif tinggi kalau nilai

itu diikuti dengan nilai standar deviasi yang cukup besar. Begitu juga

sebaliknya, apabila nilai rata-rata yang relatif rendah diikuti oleh nilai

standar deviasi yang relatif kecil, hasilnya akan lebih mencerminkan

keadaan yang sebenarnya. Selain itu perlu juga melakukan analisis korelasi

dengan nilai rata-rata secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk melihat

reliabilitas indikator yang akan diukur.

c. Pendekatan secara Terstruktur

Pendekatan ini paling sering digunakan untuk mengukur kepuasan

pelanggan. Salah satu teknik yang paling popular adalah semantic

differential dengan menggunakan prosedur scaling. Caranya adalah

responden diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap suatu produk

(41)

satu produk atau fasilitas dengan produk atau fasilitas lainnya, dengan

syarat variabel yang diukur sama.

d. Analisis Importance dan Performance Matrix

Konsep ini sebenarnya berasal dari konsep SERVQUAL. Intinya adalah

bahwa tingkat kepentingan pelanggan diukur dalam kaitannya dengan apa

yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk atau

jasa yang berkualitas tinggi. Untuk memperjelas konsep ini istilah

expectation sebaiknya diganti dengan importance atau tingkat kepentingan

menurut persepsi pelanggan. Dari berbagai persepsi tingkat kepentingan

pelanggan, kita dapat merumuskan tingkat kepentingan yang paling

dominan. Diharapkan dengan memakai konsep tingkat kepentingan ini, kita

dapat menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel

tersebut di mata pelanggan. Selanjutnya kita dapat mengkaitkan variabel ini

dengan kenyataan yang dialami pelanggan. Setelah mengetahui hasil

pengukuran dari variabel-variabel, maka hasil pengukurannya dapat

dimasukkan ke dalam diagram importance & performance. Dari diagram

itu akan dapat direkomendasikan hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam

upaya meningkatkan kepuasan pelanggan.

Dengan menggunakan Importance & Performance Matrix dapat dianalisis

strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Matrix ini terdiri dari 4

(42)

Kuadran 1 (attributes to improve)

Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh

pelanggan tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti

yang ia harapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah).

Variabel yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Caranya adalah

perusahaan melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga

performance variabel yang ada dalam kuadran ini dapat meningkat.

Kuadran 2 (maintain performance)

Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh

pelanggan dan faktor-faktor yang dianggap oleh pelanggan sudah sesuai

dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi.

Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap

dipertahankan karena semua variabel ini menjadikan produk /jasa tersebut

unggul di mata pelanggan.

Kuadran 3 (attributes to maintain)

Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang

penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu

istimewa. Peningkatan variabel-variabel yang terdapat dalam kuadran ini

dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang

dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.

Kuadran 4 (main priority)

Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang

(43)

termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat

menghemat biaya.

Untuk penelitian ini penulis akan menganalisis data dengan menggunakan

teknik analisis importance dan performance matrix.

C. Manajemen Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Pendidikan

Sebagaimana dicatat dalam Encyclopedia Americana, manajemen merupakan

the art of coordinating the element of factor of production towards the

achievement of the purposes of an organization”, yaitu suatu seni untuk

mengkoordinir sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

(www.bpkpenabur.or.id). Sumberdaya tersebut meliputi manusia (men), bahan

baku (materials) dan mesin (machines). Koordinasi dimaksudkan agar tujuan

organisasi bisa dicapai dengan efisien sehingga dapat memenuhi harapan

berbagai pihak (stakeholder) yang mempunyai kepentingan terhadap

organisasi.

Pendidikan merupakan setiap proses dimana seseorang memperoleh

pengetahuan, mengembangkan kemampuan/ketrampilan sikap atau mengubah

sikap. Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar mencapai

hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya.

Sebagai bagian dari masyarakat, pendidikan memiliki fungsi ganda yaitu fungsi

sosial dan fungsi individual. Fungsi sosialnya untuk membantu individu

(44)

pengalaman kolektif masa lalu dan sekarang, sedangkan fungsi individualnya

untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan

lebih produktif dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan

(pengalaman baru). Fungsi tersebut dapat dilakukan secara formal seperti

yaang terjadi di berbagai lembaga pendidikan, maupun informal melalui

berbagai kontak dengan media informasi seperti buku, surat kabar, majalah,

TV, radio dan lain sebagainya.

Dari pengertian diatas, manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk

mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan

prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, untuk mencapai

tujuan dan sasaran pendidikan. Dalam kapita selekta manajemen pendidikan

dikatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan

bersama dan dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas

yang ada, baik personal, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan

pendidikan. Manajemen dalam lingkungan pendidikan adalah mendayagunakan

berbagai sumber (manusia, sarana dan prasarana serta media pendidikan

lainnya) secara optimal, relevan, efektif dan efisien guna menunjang

pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan manajemen sekolah adalah aktivitas

memadukan sumber-sumber pendidikan di sekolah agar terpusat dalam usaha

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Tujuan pendidikan

sebagaimana tertuang pada UU No 2 tahun 1989 pasal 4, antara lain

dirumuskan:

(45)

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

2. Ciri-ciri Manajemen Sekolah

Ciri-ciri khusus manajemen sekolah adalah sebagai berikut (Seri Manajemen

Pendidikan, 1995: 1) :

a. Manajemen sekolah bermuara pada kesuksesan perkembangan para siswa.

b. Manajemen ini sangat bervariasi sejalan dengan keunikan masing-masing

para siswa, kondisi, kebutuhan dan kebudayaan daerah tempat tinggal

mereka yang juga berbeda.

c. Manajemen sekolah membutuhkan banyak kiat dan strategi.

d. Manajemen sekolah lebih banyak bertindak secara didaktis-metodis

dibandingkan dengan melaksanakan peraturan-peraturan secara birokrasi

karena sasaran yang dituju berkaitan dengan psikologi para siswa.

e. Pendidikan adalah milik bersama dan untuk kepentingan bersama semua

pihak di lingkungan sekolah. Maka manajemen sekolah berusaha

menggalang kerjasama untuk semua pihak dalam melaksanakan misi

pendidikan.

3. Unsur-unsur Pokok Pendidikan

Ada beberapa unsur-unsur pokok pendidikan yang perlu dipahami antara lain

(46)

a. Proses pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses terhadap diri anak didik dan dialami

oleh anak didik serta berlangsung terus menerus sampai ia mencapai pribadi

dewasa susila, bahkan berlangsung sepanjang hayatnya.

b. Perbuatan manusiawi

Pendidikan itu berlangsung dalam kegiatan-kegiatan manusiawi sebagai

interaksi orang dewasa susila (pendidik) dan orang belum dewasa susila

(anak didik) yang dilakukan dengan sadar dan disengaja berdasarkan

nilai-nilai kemanusiaan.

c. Hubungan antar pribadi

Pendidikan itu berlangsung dalam hubungan antar pribadi pendidik dan

pribadi anak didik. Hubungan ini dapat berawal dari situasi pergaulan antar

pendidik dan anak didik sebagai anggota dalam kehidupan bersama. Situasi

itu dengan sengaja diubah menjadi situasi pendidikan dengan tujuan

mempengaruhi anak didik mengubah keadaan dirinya. Hubungan ini juga

dapat berawal dari situasi belajar anak didik dan berubah menjadi situasi

pendidikan dengan tujuan anak didik meneruskan belajarnya untuk

mencapai tujuan belajarnya.

d. Hasil Pendidikan

Pendidikan itu membawa perubahan dalam diri anak didik dan perubahan

itu merupakan tanda-tanda kedewasaan diri anak didik yang terus

meningkat sampai sepenuhnya anak didik mampu mengambil keputusan

(47)

karena itu perlu penilaian terhadap hasil kegiatan pendidikan. Dengan

demikian hasil pendidikan sepenuhnya akan terwujud.

4. Aspek-aspek penting yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan kegiatan

sekolah.

a. Wajah sekolah dari segi fisikalnya, seperti gedung sekolah dan fasilitasnya

Wajah sekolah yang terlihat secara fisik dapat mempengaruhi kesan dan

tanggapan konsumen terhadap pelayanan pendidikan sekolah, sehingga

keadaan fisik sekolah penting untuk menjadi pertimbangan dalam upaya

pengembangan atau peningkatan kualitas pelayanan. Gedung dan fasilitas

sekolah merupakan bagian dari sumber-sumber pendidikan, yang antara lain

terdiri dari ruang kelas, bangku, meja, papan tulis, halaman dan tempat olah

raga, perpustakaan, laboratorium, alat peraga, papan pengumuman, UKS,

kantin dan prasarana lain seperti tempat parkir, lapangan, tumbuhan

pelindung/penghijauan dan lain-lain (Seri Manajemen Pendidikan,

1995:26).

b. Kiprahnya atau kinerjanya, seperti

i) Kegiatan manajemen, adiministrasi, dan kebijakan yang telah berhasil

dirumuskan.

Sekolah sebagai suatu institusi, memerlukan proses organisasi dan

manajemen yang mengatur semua kegiatan yang terdapat dalam

institusi. Sebagai institusi, sekolah dipimpin oleh seorang kepala

sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah, didukung oleh sejumlah

(48)

Kegiatan manajemen ini dilaksanakan dengan tujuan agar dapat

menciptakan sekolah yang efektif dan meningkatkan mutu pendidikan.

Peran kepala sekolah sebagai manajer, menentukan kinerja pelayanan

sekolah. Maka kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar

untuk dapat memberikan teladan kepada semua warga sekolah,

melaksanakan manajemen secara terbuka, melibatkan peran semua

komponen sekolah secara aktif, dan melakukan pertanggungjawaban

kepada orang tua dan masyarakat.

ii) Kegiatan intrakurikuler (proses pembelajaran pengajaran).

Kegiatan intrakurikuler pada umumnya merupakan program

pembelajaran klasikal terjadwal dan rutin. Proses pembelajaran atau

proses belajar mengajar merupakan proses interaksi eduktif, yaitu

proses pendidikan bukan hanya proses pengajaran yang terjadi antara

pendidik dengan peserta didik, dengan menggunakan bahan ajar dalam

kurikulum yang berlaku, bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Suparlan, 2008: 106). Lebih dari itu, kegiatan pendidikan di

sekolah (pengajaran, pembimbingan, pelatihan) dalam berbagai mata

pelajaran memuat nilai-nilai kemanusiaan yang membantu siswa untuk

menemukan nilai-nilai kemanusiaan itu dan dapat menggunakannya

dalam kehidupannya. Pengajaran di sekolah yang ditujukan kepada

siswa harus bersifat mendidik (membangun manusia seutuhnya),

pengajaran bukan hanya berperan (menyumbang) dalam pembinaan

(49)

bukan hanya mementingkan nilai praktis (pragmatis) yang berupa

pelatihan ketrampilan kerja, tetapi jasa sekolah hendaknya sampai pada

pengembangan kepribadian siswa yang mencakup pula pembentukan

kognitif (kehendak) dan pembentukan afektif yang berpuncak pada

pengalaman hidup yang luhur (Samana, 1992: 11).

iii) Kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang mengambil

waktu diluar jam pelajaran sekolah dengan tujuan mengembangkan

berbagai kompetensi yang tidak memadai lagi bila hanya dengan

bentuk klasikal (UU No 20 Tahun 2003). Sedangkan menurut SK

Dirjen Dikdasmen No 226/C/Kep/1992 kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang

dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan

memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal

hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan minat, serta

melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Tujuan kegiatan

ekstra kurikuler (SK Mendikbud No. 0461/U/1996 dan SK Dirjen

Dikdasmen No. 226/C/Kep/O/1992) antara lain: memperdalam dan

memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai

mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, melengkapi upaya

pembinaan manusia seutuhnya, memantapkan pendidikan kepribadian

dan mengkaitkan pengetahuan yang diperoleh dengan program

(50)

iv) Jalinan hubungan dan kerjasama sekolah dengan orang tua dan

masyarakat.

Mengacu pada tujuan manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan

kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan dan meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang

tua dan masyarakat, maka sekolah penting untuk membentuk suatu

jalinan hubungan dan kerja sama sekolah dengan orang tua dan

masyarakat dengan membentuk komite sekolah. tujuan dibentuknya

komite sekolah antara lain, Pertama sebagai badan yang mewadahi dan

menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan

kebijakan dan program pendidikan. Kedua, meningkatkan tanggung

jawab dan peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan. Ketiga, menciptakan suasana dan kondisi

daerah dan sekolah yang transparan, akuntabel, dan demokratis dalam

penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu (Suparlan,

2008: 207). Sedangkan fungsi dari komite sekolah adalah mendorong

tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; melakukan kerjasama

dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait; menampung dan

menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan

dari masyarakat; memberikan masukan, pertimbangan, dan

rekomendasi kepada sekolah tentang berbagai kebijakan pendidikan;

(51)

bidang pendidikan guna mendukung upaya peningkatan mutu

pendidikan; melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka dan studi kasus. Studi

pustaka sebagai langkah awal, yaitu mengumpulkan data sehubungan dengan topik

dan mengumpulkan buku-buku yang dijadikan referensi untuk memperoleh data

landasan teori dan cara menganalisis data. Langkah selanjutnya adalah studi kasus

pada Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo, dimana hasil penelitiannya hanya

berlaku pada subyek dan obyek yang diteliti. Kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diteliti di tempat penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan bulan Nopember 2008

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai pemberi

(53)

menjadi subyek penelitian adalah orang tua murid Sekolah Dasar (SD) Maria

Purworejo.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok dalam

penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah gedung

dan fasilitas sekolah, kegiatan manajemen, kegiatan intrakurikuler, kegiatan

ekstrakurikuler, dan jalinan hubungan kerjasama sekolah dengan orang tua dan

masyarakat

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang akan diteliti adalah tingkat kepentingan dan tingkat

kepuasan orang tua murid.

1. Tingkat kepentingan

Tingkat kepentingan adalah keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau

membeli suatu produk jasa yang dijadikannya standar acuan dalam menilai

kinerja produk jasa tersebut.

2. Tingkat kepuasan

Tingkat kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil

dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang

(54)

Berikut disajikan tabel operasionalisasinya untuk tingkat kepentingan dan tingkat

kepuasan:

Tabel III.1

Variabel Tingkat Kepentingan Orang Tua Murid dan Tingkat Kepuasan Pelayanan Pendidikan

Dimensi Indikator Pertanyaan

Responsiveness 1. Informasi yang jelas 2. Pemecahan masalah

Reliability 1. Kepemimpinan yang kuat

2. Memiliki keterbukaan manajemen 3. Proses belajar mengajar yang efektif 4. Pengelolaan tenaga pendidikan yang

efektif

5. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib

Emphaty 1. Memiliki tim kerja yang kompak dan

dinamis

2. Memiliki komunikasi yang baik 3. Memiliki akuntabilitas

4. Pemahaman / pengertian terhadap pelanggan

Assurance 1. Memiliki budaya mutu

2. Evaluasi dan perbaikan 3. Kemauan untuk berubah

4. Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat

Tangible 1. Ruang kelas

2. Halaman dan tempat olah raga 3. Perpustakaan

4. Laboratorium 5. Alat peraga

6. Papan pengumuman 7. Kantin

8. UKS

Pengukuran variabel-variabel diatas didasarkan pada indikator-indikatornya.

Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang akan

menjawab dua informasi pokok , yaitu:1) informasi tentang kepentingan, disini

(55)

yang skor pilihannya adalah: sangat penting dengan skor 5, penting dengan skor

4, cukup penting dengan skor 3, kurang penting dengan skor 2, dan tidak penting

dengan skor 1. Dan 2) informasi tentang kepuasan, disini akan ditanyakan

perihal tingkat kepuasan terhadap masing-masing variabel dengan skor pilihan:

sangat puas dengan skor 5, puas dengan skor 4, cukup puas dengan skor 3,

kurang puas dengan skor 2, dan tidak puas dengan skor 1.

E. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari orang tua murid Sekolah

Dasar (SD) Maria Purworejo.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data mengenai obyek penelitian, khususnya mengenai

gedung dan fasilitas sekolah, kegiatan manajemen, kegiatan intrakurikuler,

kegaiatan ekstrakurikuler, dan jalinan hubungan kerjasama sekolah dengan

orang tua dan masyarakat.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil adalah:

1. Metode kuesioner

Teknik pengumpulan data ini dilaksanakan dengan memberikan daftar

pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk memperoleh data yang

(56)

kegiatan intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, dan jalinan hubungan

kerjasama sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara melihat dan mempelajari buku-buku, catatan dan dokumen serta arsip yang

berhubungan dengan obyek yang diteliti. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang gambaran umum Sekolah Dasar (SD) Maria

Purworejo dan data lainnya.

G. Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh orang tua murid Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo. Jumlah

populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah 299 orang tua murid

yang menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar (SD) Maria Purworejo.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Yang menjadi sampel penelitian ini adalah orang tua murid

dari kelas empat sampai dengan kelas enam Sekolah Dasar (SD) Maria

(57)

3. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non probability sampling

dengan jenis purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan

yang telah ditentukan. Sampel yang diambil 134 orang yang merupakan semua

orang tua murid mulai dari kelas empat sampai dengan kelas enam,

pengambilan sampel ini dengan pertimbangan agar orang tua murid tidak

mengalami kesulitan pada saat memberikan tanggapan dan penilaian penelitian

ini karena mereka dirasa sudah mengenal dan lebih lama berinteraksi dengan

pihak sekolah.

H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas alat ukur (skala) dilakukan untuk memperoleh

obyektifitas data yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga data yang diperoleh

dapat benar-benar mencerminkan gejala dari variabel-variabel yang diteliti.

1. Validitas

Validitas adalah suatu alat untuk mengukur taraf sampai dimana suatu

kuesioner valid/sah. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pernyataan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur tersebut. Validitas

mau mengukur apakah pernyataan dalam kuesioner benar-benar dapat

mengukur apa yang hendak kita ukur (Sudjana,1989:369).

Suatu kuesioner yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi, mampu

mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari

(58)

berarti memiliki validitas rendah. Tinggi rendahnya validitas kuesioner

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Validitas dihitung dengan menggunakan korelasi Product Moment dari

Pearson. Adapun rumus teknik korelasi Product Moment yang dipakai adalah

sebagai berikut :

(

) (

)(

)

(

)

(

)

{

2

2

}

{

(

) (

2

)

2

}

=

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy Keterangan: xy

r = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total

Χ = skor untuk masing-masing item

Υ = skor untuk semua

N

= jumlah subyek yang diteliti

Untuk melihat hasil perhitungan koefisien korelasi ini signifikan atau tidak,

maka perlu dibandingkan dengan r tabel. Besarnya rtabel dapat diperhitungkan

dengan menggunakan taraf kesalahan 5%. Jika rhitung lebih besar dari rtabel

maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Begitu juga sebaliknya jika

hitung

r lebih kecil dari pada rtabel maka butir soal tersebut tidak valid.

(59)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliaber/handal

bila jawaban atas pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu.

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik

dan mampu mengungkapkan data yang dipercaya (Suharsimi, A. 2002:154).

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan baik secara eksternal maupun

secara internal.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan pengujian reliabilitas instrument

secara internal. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan

menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik

tertentu. Pengujian reliabilitas dengan teknik internal consistency dilakukan

dengan cara mencobakan instrument sekali saja kemudian data yang diperoleh

dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas instrument. Peneliti dalam penelitian ini melakukan

pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha

Cronbach (Sugiono, 2005:282).

Rumus untuk varians total dan varians item

2 t

s =

(

2

)

2

2

n n

t

t

Χ

Χ ∑

2 i

s = 2

n jk n

jki s

(60)

Di mana:

= jumlah kuadrat seluruh skor item

s

jk = jumlah kuadrat subyek

Setelah diketahui hasil dari varians total dan varians item kemudian

dimasukkan ke dalam rumus alpha. Adapun rumusnya sebagai berikut:

i

r =

tot

S

x

S

k

k

2 2

1

Keterangan: ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

k

= mean kuadrat antara subyek

S2x = mean kuadrat kesalahan

tot

S2 = varians total

Apabila ri> r tabel, maka kuesioner memenuhi syarat reliabilitas. Apabila ri ≤ r

tabel maka kuesioner tidak memenuhi syarat reliabilitas. Uji reliabilitas dalam

penelitian ini akan menggunakan program SPSS 12.0 for windows.

I. Teknik Analisis Data 1. Analisa Deskriptif

Dari seluruh data yang terkumpul akan dilakukan analisa secara deskriptif

untuk melihat persebaran datanya.

2. Importance Performance Analysis

Untuk menganalisis tingkat kepentingan orang tua murid dan kinerja pelayanan

pendidikan sekolah dasar (SD) Maria Purworejo, akan digunakan kuesioner

(61)

yang dibuat untuk menjawab informasi tentang tingkat kepentingan dan tingkat

pelaksanaan/kinerja dengan menggunakan skala 5 tingkat (likert) yang terdiri

sangat penting dengan bobot5, penting

Gambar

Gambar diagram kartesius ...............................................................................
Tabel III.1
Tabel V.1 Karakteristik Umur Responden
Tabel V.3 Karakteristik Pekerjaan Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penyajian data dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi manajemen komunikasi Majalah Suara

selama perkuliahan, sangat menolong penulis untuk selalu melakukan yang terbaik.. Sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini

[r]

Surat pernyataan bermaterai 6.000,- bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan tidak dalam pengawasan pengadilan,tidak bangkrut dan tidak

Setelah berdiskusi, siswa mampu menyajikan teks petunjuk dalam bentuk poster dengan benar3. Setelah berdiskusi, siswa mampu menyajikan poster yang menunjukkan pelaksanaan hak

Menyatakan bahwa “Tugas Akhir” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada progam studi Diploma Tiga D-III Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri UIN Maulana

Dari kegiatan survei yang dilakukan dan peta tanah sangat detail ini menghasilkan peta yang mempunyai skala 1: 10.000 dengan luas pengamatan ± 35 ha

Jadi hipotesis nihil ( Ho ) dalam penelitian ini adalah : “Tidak Ada Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Akhlak Peserta Didik Di SMP (SAIM) Sekolah Alam