• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR ( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR ( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

LUM’ATUN NAYIROH

NIM : 114 07 170

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )

(2)

S i t i R u k h a y a t i , M . A g

Program : Pendidikan Agama Islam

Judul : HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR ( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga T ahun 2 0 0 8 )

Telah d a p a t diujikan dalam sidang m u n aq o sa h skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN) Salatiga.

Demikian, a ta s p erh atian n y a diucapkan te rim a kasih. W assalam u'alaikum Wr. Wb.

Salatiga , A gustus 2009 Pem bim bing

(3)

P E N G E S A H A N

Skripsi S au d ari: LUM’ATUN NAYIROH dengan N om or Induk Mahasiswa: 114 07 170 yang berjudul : “HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR (Studi Kasus Pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008)”. Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a r i: Sabtu 29 Agustus 2009 M yang bertepatan dengan tanggal 8 Ramadhan 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

(4)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA

JL. Stadion 03 Telp. (0298) 323433 Salatiga 50721

W ebsite: www.stainsalatiga.ac.id

E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Dengan penuh tanggung jaw ab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 14 Agustus 2009

Jenulis,

(5)

(kntatma kejuuOz /KlaA ttticaya 'Di#, ak&u

TjtenefodaAan fatquufo, jalan foeiuan,

"

(6)

perR^eMSttfifiN

§kripsi ini penulis persembahkan:

t. Bapak Ktl. Mawahib dan ibu tij. Mutiatun gang telah mendidik,

memberi do’a serta gang mengorbankan segalanga.

2. §uamiku tercinta Muhamad Zul/a dan anakku tersagang

Muhamad fa z a filkaunain gang senantiasa memberiku

motivasi dan inspirasi

3. Teman-temanku Bu ftsiyah, Bu timi, Bu Istiqomah, p ak flziz,

pak Ihsan, Bu tlanifah, Bu Nur.

4*. Kakak-kakku tercinta mbak nunuk, mbak afi/, mas ali.

(7)

Kesuksesan untuk menyelesaikan skripsi ini, bukanlah kekuatan penulis

semata, melainkan karunia Allah dengan perantaraan banyak pihak maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ketua STAIN Salatiga, Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku pembimbing skripsi.

3. Para dosen yang telah banyak jasanya dalam mendidik penulis selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

4. Drs. Syamsul selaku Kepala Sekolah MTs N U Salatiga beserta guru dan karyawan.

5. Keluarga besar Bapak KH. Mawahib dan KM. Imam Muslim Sholeh atas

do’a dan kasih sayangnya.

6. Teman-teman angkatan 2008 atas kebersamaannya.

Semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan mendapat balasan dari Allah AWT.

Akhir kata, penulis berharap karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... vii

HALAMAN T A B E L ... X B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah ... 1

B. Rumusan M asalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat P enelitian... 4

E. Definisi O perasional... 5

F. H ipotesis... 7

G. Metode Penelitian... 7

H. Sistematika Penulisan S k rip si... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Profesionalisme G u ru ... 12

1. Pengertian... 12

(9)

B. Prestasi B elajar... 21

1. Pengertian P restasi... 21

2. Pengertian B elajar... 22

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar s isw a ... 23

4. Cara-cara Menentukan Masalah-masalah B elaja r... 25

C. Hubungan Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar.. 27

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs NU S alatiga... 29

L Sejarah Berdirinya MTs NU S alatiga... 29

2. Lokasi MTs NU S alatig a... 30

3. Struktur Organisasi Guru dan K aryaw an... 31

4. Jumlah Siswa, Struktur Organisasi S ek o lah ... 32

5. Jumlah R u an g ... 33

B. Daftar Nama R esponden... 35

C. Penyajian Data... 37

BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Data P ertam a... 44

B. Analisa Data K e d u a ... 58

C. Analisa Data K e tig a ... 66

(10)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 73

B. Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)
(12)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil studi faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan membuktikan bahwa prosentase guru 30 %, manajemen 27%, waktu belajar 22%, sarana dan prasarana 19% Besarnya prosentase pengaruh guru terhadap suksesnya suatu pendidikan adalah membahas profesionalisme guru yang akan memberikan hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar

memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dengan demikian semua guru baik swasta maupun negeri, baik berasal dari sekolah keguruan maupun dari non keguruan dituntut kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugasnya dan tanggung jawab sebagai guru yang kegiatannya nanti akan tercermin dalam bentuk yang nyata melalui tercapainnya tujuan pengajaran yang telah direncanakan. Sudah tampak jelas akan tanggung jawab dan tugas seorang guru. Guru tidak cukup hanya mengetahui bahan ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, dan mampu menguasai kondisi kelas selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. 1

(13)

Tugas pokok seorang guru adalah berhubungan dengan berbagai pengalaman belajar yang diterima oleh murid-murid dalam kelas. Pengalaman belajar yang dimaksudkan adalah segala pengalaman yang di terima dan dialami oleh murid-murid di dalam kelas yang menimbulkan perubahan-perubahan dalam diri dan perilaku murid-murid2.

Latar belakang dalam pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru

dalam mengajar dan juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru yang berlatar belakang pendidikan di sekolah keguruan, maka guru tersebut akan menguasai pembelajaran yang efektif.

Dalam hubungannya dengan guru-guru di MTs NU Salatiga, guru sebagai pengajar yang masing-masing mempunyai latar belakang yang berbeda- beda, ada yang berasal dari pendidikan keguruan dan ada yang berasal dari non keguruan. Pendidikan yang diampu adalah pendidikan formal, maka guru dituntut kemampuannya untuk membawa siswa ke arah yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.

Pekeijaan guru adalah profesional. Ciri khas profesi terlihat dengan adanya suatu peraturan yang mengikat jabatan itu3. Guru harus bertanggung jawab sebagai orang yang tahu dibidang profesinya, sehingga guru dituntut untuk mengamalkan ilmunya. Setiap guru profesional harus memenuhi

persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam arti mampu

2 Tadjab.//m« Pendidikan,Surabaya,Karya Abditama,1994.hlm.48

(14)

3

menbuat pilihan dan keputusan atas dasar nilai-nilai dan norma-norma tertentu, baik ynag bersumber dari dirinya maupun lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, seorang guru profesional harus mempunyai kemampuan bertindak sesuai keputusan moral. Menurut Oemar Hamalik, guru bertanggung jawab mewariskan nilai- nilai dan norma- norma kepada generasi muda sehingga akan

terjadi konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai- nilai baru dimana dalam hal ini pendidikan berfungsi mencipta, memodifikasi dan mengkonstruksi4. Dengan kata lain seorang guru profesional memiliki empat kriteria yaitu : a. Paedagogis b. Kognitif, c. Personality, d. Sosial.

Kriteria bagi guru profesional diatas merupakan perwujudan usaha dalam mencapai prestasi belajar siswa yang maksimal dikarenakan guru profesional disiapkan agar memiliki kemampuan untuk mengantarkan siswa menjadi siswa yang berprestasi, maka pengetahuan terhadap sejauh mana pengaruh guru yang memiliki kompetensi profesional terhadap hasil belajar siswa perlu dikaji dan diteliti.

Dari fenomena diatas, maka tema tersebut layak untuk diteliti obyek tersebut belum ada meneliti sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul ’’HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TARHADAP PRESTASI BELAJAR (Studi kasus kelas VIII pada MTs NU SalatigaTahun 2008-2009).”

(15)

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka yang manjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat Profesionalisme Guru di MTs NU Salatiga Tahun 2008? 2. Bagaimanakah Prestasi Belajar Siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2008? 3. Adakah Hubungan Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa di

MTs NU Salatiga Tahun 2008? C. Tu juan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui tingkat Profesionalisme Guru pada MTs NU Salatiga Tahun 2008.

2. Untuk mengetahui Prestasi Belajar Siswa pada MTs NU Salatiga Tahun 2008 3. Untuk mengetahui Hubungan tingkat Profesionalisme Guru terhadap Prestasi

Belajar Siswa MTs NU Salatiga Tahun 2008.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan profesionalisme guru terhadap prestasi

belajar siswa.

(16)

5

1. Secara praktis apabila ada hubungan, hal ini akan berarti bagi guru khususnya dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya profesionalisme guru yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Secara teoritik diharapkan dapat memberikan informasi sumbangan

pendidikan pada umumnya dan khususnya dapat menjelaskan tentang arti pentingnya profesionalisme guru.

E. Definisi Istilah/Operasiona)

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran penulisan penelitian ini, perlu penulis tegaskan terlebih dahulu mengenai beberapa istilah:

1. Profesionalisme

Yang dimaksud profesionalisme yaitu kualitas, mutu dan tindak

tanduk yang merupakan ciri suatu profesi. Menurut Oemar Hamalik, profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendiriya menuntut keahlian, pengetahuan dan ketrampilan tertentu pula.5

2. Guru

Guru merupakan pelaku yang bertanggung jawab membimbing dan membantu siswa dalam perkembangan jiw a dan pengetahuannya.

(17)

Jadi yang dimaksud profesionalisme guru adalah mutu atau kualitas seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar pada siswa.

Untuk mengukur profesionalisme guru, maka digunakan indikator Variabel profesionalisme guru sebagai berikut:

1) Variabel Profesionalisme Guru

a) Guru mampu memenguasai bahan pelajaran.

b) Guru mampu menggunakan metode mengajar dengan bahan pelajaran. c) Guru mampu menelola kelas dengan baik.

d) Guru mampu menggunakan media / sumber belajar. e) Guru mampu menilai prestasi belajar peserta didik.

Adapun untuk memahami tentang prestasi belajar, penulis memberi batasan pengertian sebagai berikut:

3. Prestasi Belajar

Menurut WJS. Poerwodarminto, Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikeijakann dan sebagainnya)6. Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara idividu dengan lingkungan7. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dilambangkan dengan buku raport siswa dengan nilai rata-rata 7(tujuh) dan didukung dengan perilaku siswa dalam melakukan tugas sebagai pelajar.

6 Ibid. him. 117

(18)

7

Kemudian yang menjadi indikator variabel prestasi belajar adalah sebagai berikut:

Nilai rata-rata raport pada semester minimal 7 4. MTs NU

MTs NU adalah suatu lembaga pendidikan formal yang terletak di Kodya Salatiga.

F. Hipotesis

Hipotesa berasal dari kata ”hypo”yang berarti di bawah dan ”thesa”yang berarti kebenaran.Dari kata tersebut hipotesa dapat diartikan sebagai anggapan dasar yang menjadi teori sementara dan masih bisa di uji kebenarannya8.

Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesa yang dikemukakan adalah” Ada Hubungan Positif Antara Profesionalisme dengan Prestasi Belajar”. G. Metodologi Penelitian

Dalam pembicaraan metodologi dibahas beberapa komponen yang meliputi : Populasi, sampel, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data sebagaimana berikut:.

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian9. Populasi dalam penelitian ini adalah pada MTs NU Salatiga kelas VIII Tahun 2008.

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta, 1983,

hlm.68

(19)

b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti10. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa.

c. Variabel Penelit'an

Variabel yang menjadi fokus penelitian ini ada 2 yaitu hubungan profesionalisme guru sebagai variabel pertama, sedangkan prestasi belajar siswa sebagai variabel kedua.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu:

a. Metode Angket

Dalam penelitian ini bisa disebut kuesioner sampelnya dihubungi melalui daftar penulis11. Penulis menggunakan metode ini sebagai metode pokok untuk mencari data tentang hubungan profesionalisme guru.

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai sumber masalah atau variabel yang berupa catatan buku, surat kabar, dan sebagainya12. Penulis menggunakan metode ini sebagai metode pokok untuk mencari data tentang prestasi belajar siswa.

10 Ibid. Mm .117.

(20)

9

c. Metode Observasi

Dengan metode ini peneliti langsung terjun ke sekolah untuk mengadakan pengamatan situasi umum serta penjajagan lapangan.

3. Analisis Data

Setelah data yang diperlukan telah terkumpul maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut, Sehingga mengandung arti atau dapat diambil suatu kesimpulan akhir. Dalam hal ini penulis menggunakan metode statistik, dengan mengambil langkah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui distribusi dari masing-masing variabel penulis menggunakan teknik analisa frekuensi dengan rumus :

P=F_ x 100%

N

Ket P = Prosentase F = Frekuensi

N=Jumlah total sampel

b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa, Penulis menggunakan analisa statistik dengan rumus

Product Moment sebagai berik u t:

(21)

Keterangan :

rxy Koefisien antara skor pada x dan skor pada y

N : Jumlah skor seluruh responden

X : Variabel skor I ( Profesionalisme Guru )

Y : Variabel II ( Prestasi B elajar)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Definisi istilah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II Landasan Teori barisi tentang Pertama: Pengertian Profesionalisme Guru, Ciri-ciri Guru Profesional, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme, dan Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru, Kedua: Pengertian Prestasi Belajar, Pengertian Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar Siswa, dan cara-cara Menentukan Masalah-masalah Belajar. Sedangkan yang

(22)

Bab III Laporan Penelitian disajikan data mengenai Gambaran Umum tentang Sejarah Berdirinya MTs NU Salatiga,Lokasi MTs NU Salatiga, Struktur Organisasi Sekolah, Keadaan Guru, Keadaan Siswa, Jumlah Lokal, Penyajian Data. Data tentang Profesionalisme Guru, Prestasi Belajar Siswa.

Selanjutnya pada Bab IV Analisis Data berisi tentang Pertama: Analisis Data tentang Data Profesionalisme Guru, Kedua: Data tentang Prestasi Belajar Siswa, Ketiga: Analisis Data tentang uji hipotesa tentang Hubungan Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa.

(23)

BA B U

LANDASAN TEORI

A. Profesionalisme Guru 1. Pengertian

Istilah profesionalisme berasal dari profession. Profession

mengandung arti yang sama dengan kata accupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan

khusus1. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan

sebagainya) tertentu.2

M enurut Sikun Pribadi;

“ Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa

terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu” .3

Profesionalisme adalah kualitas, mutu, dan tindak tanduk yang

merupakan ciri suatu profesi.4 Hal ini berarti profesionalisme merupakan

suatu faham bahwa setiap pekerjaan itu harus dilakukan oleh orang yang

profesional. Orang yang profesional adalah orang yang memiliki profesi.

1 Muzayyin Arifin,M.Ed, Kapita Selekta Pendidikan Idam , Bumi Aksara, Jakarta. 2003

him 158

2 Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta, 1989, him. 702

3 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara,

Jakarta,2003 him 1-2

(24)

13

Menurut Mukhtar Lutfi ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh

suatu pekeijaan agar disebut sebagai suatu profesi, antara lain:

a. Profesi merupakan panggilan hidup yang sepenuh waktu.

b. Profesi harus dilakukakn atas dasar pengetahuan dan kecakapan atau

keahlian yang khusus dipelajari.

c. Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk mengabdikan diri pada masyarakat

d. Profesi mempunyai kebakuan yang universal, diantaranya profesi itu dilakukan menurut teori, prosedur, prinsip, dan anggapan dasar yang

sudah baku secara universal, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi

pemberian pelayanan.

e. Profesi harus mempunyai kecakapan diagnotif dan kompetensi

aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani

f. Profesi merupakan pekeijaan yang dilakukan secara otonomi

berdasarkan prinsip- prinsip atau norma-norma.

g. Profesi mempunyai kode etik sebagai pedoman yang diakui dan dihargai oleh masyarakat.

h. Profesi merupakan pekeijaan untuk melayani klien ( orang yang

membutuhkan pelayanan.5

Semua pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan dan kecakapan itu sekedar produk dari m inat dan belajar dari kebiasaan.

5 Syafirudin Nurdin, ed.M. Basyirudin Usman Guru Profesional dan Implementasi

(25)

Pekeija profesioanal ( termasuk Guru) memiliki kriteria sebagai b e rik u t:

a. Secara nyata dituntut berkecakapan keija (berkeahlian) sesuai dengan

tugas-tugasnya dan tuntutan jabatannya.

b. Kecakapan (keahlian) seorang pekeija profesional bukan hasil pembiasaan tetapi memilki pendidikan prajabatan.

c. Pekeija profesioanal dituntut berwawasan sosial yang luas.

d. pekeija tersebut mencintai profesinya dan memiliki etos keija yang tinggi.

e. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atas negara.6

Jadi yang dikatakan pekeija profesioanal ialah seseorang yang sudah dilatih dan dipersiapkan secara khusus untuk melakukan pekeijaan itu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme adalah mutu,

kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesioanal.

Guru adalah merupakan pelaku yang bertanggung jaw ab

membimbing dan membantu siswa dalam perkembangan jiw a dan

pengetahuannya.

Jadi Profesionalisme Guru adalah mutu atau kualitas seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar pada siswa.

(26)

15

2. Ciri-Ciri Guru Profesional

Untuk menciptakan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas, guru dituntut untuk menjadi sosok yang profesional. Adapun ciri-ciri guru yang profesional adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.

b. Menguasai secara mendalam bahan/materi pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa.

c. Bertanggung jaw ab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai

tehnik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai

tes hasil belajar.

d. M ampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.

e. Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan

profesinya, misalnya di PGRI ada organisasi profesi lainnya.7

Dengan demikian seorang pendidik profesional adalah seseorang yang

memiliki pengetahuan, yang mampu dan siap mengembangkan profesinya,

menjadi anggota organisasi profesional pendidikan, memegang teguh kode

etik profesinya, ikut serta dalam mengkomunikasikan usaha

pengembangan profesi dan bekerja sama dengan profesi lain.

(27)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme

a. Pendidikan

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna yaitu

potensi diri. Akal dapat berkembang dengan baik jika memperoleh

pendidikan dan latihan-latihan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila

dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang sangat penting

untuk bekeija. Dengan adanya pendidikan (guru) yang berkualitas maka sumber-sumber yang ada dapat dikelola lebih efektif dan efisien

dengan diberi akal untuk berfikir dan mengembangkan

potensi-dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.8

terhadap perilaku dan sikap seseorang dalam mengartikan perlunya hidup

Departemen Agama RI, A l-Q ur’an dan Terjemahannya, Diponegoro, Bandung, 2000,

(28)

17

b. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana pada lembaga pendidikan

ialah sarana dan prasarana yang bersifat manual, sangat sederhana dan mungkin sudah tertinggal. Apabila pada satu lembaga (sekolah) sarana

dan prasarana pendidikan yang ada seperti perpustakaan, UKS, pusat

sumber belajar (PSB) dan perlengkapan yang lain masih kurang, maka akan sangat menghambat tumbuhnya guru yang profesional.

c. Motivasi

Keberhasilan seseorang dalam menjalankan profesinya sangat

dipengaruhi oleh motivasi dalam diri. Orang selalu berpandangan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus

lebih baik dari hari ini, maka biasanya ia melakukan suatu pekeijaan dengan sungguh-sungguh karena termotivasi oleh keinginan tersebut. d. Gaji (Upah)

Seseorang yang bekeija mengharapkan imbalan yang sesuai dengan pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan pekeijaannya, maka akan timbul rasa semangat keija yang semakin

baik. Dengan terpenuhinya gaji yang baik, maka rasa kecukupan untuk

memenuhi kebutuhan hidup akan semakin terasa. Selain itu guru akan

merasa dihargai dan dibutuhkan oleh lembaga pendidikan. e. Pengalaman

Seorang pendidik yang mempunyai pengalaman dalam

(29)

dengan mereka yang tidak mempunyai pengalaman. Dari pengalaman

tersebut digunakan untuk meningkatkan dan mengevaluasi keijanya

agar lebih baik dan berhasil dari sebelumnya.

4. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru

M enurut Syafruddin Nurdin, ada 4 upaya dalam meningkatkan

profesionalisme yaitu:

a. Ketersediaan dan mutu calon guru

Jika kita melihat ke masa lalu, profesi guru merupakan sesuatu

yang tidak membanggakan. Guru identik dengan rakyat yang pas-

pasan bahkan serba kekurangan. Guru adalah sebagai profesi yang

kurang menjanjikan masa depan. Hal itu masih terjadi sampai saat ini.

Banyak lulusan SLTA yang melanjutkan ke lembaga pendidikan tenaga kependididikan tetapi belum secara sadar bahwa nantinya mereka akan menjadi tenaga pendidik atau guru. Dengan demikian apabila mereka menjadi guru tentunya dilakukan dengan terpaksa dan

tidak sepenuh hati, kurang memahami dan menghayati makna profesi

dari keguruan sehingga akan menjadi guru yang tidak bermutu dalam

mengajar dan selanjutnya akan berdampak buruk dalam pendidikan.

b. Pendidikan Pra-jabatan

(30)

19

melalui proses pendidikan.9 Implementasi dari ciri tersebut yaitu

adanya pendidikan pra-jabatan yang memberikan kepada guru pemilikan kemampuan profesional awal. Pendidikan pra-jabatan guru

harus dilaksanakan secara sistematis menyiapkan calon guru untuk memiliki kemampuan profesional.

Pada pendidikan pra-jabatan, calon guru dididik dengan berbagai pengetahuan. Ketrampilan, sikap profesional, disiplin dan sikap teliti yang diperlukan dalam pekeijaannya nanti. Pembentukan

sikap tersebut tidak mungkin muncul dengan sendirinya, tetapi harus

dibina sejak calon guru memulai pendidikan dilembaga pendidikan keguruan.

Adapun langkah yang diambil untuk mencapai keadaan yang dikehendaki adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui kemampuan profesional, perlu dilakukan penyaringan calon peserta didik

2) Pra-jabatan secara efektif, baik dari segi kemampuan potensial,

aspek-aspek kepribadian yang relevan maupun motivasi

mengikuti pendidikan pra-jabatan keguruan.

3) Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar dilakukan secara sistematis menyiapkan calon guru untuk menguasai kemampuan profesional. Pekerjaan profesional keguruan

(31)

memerlukan wawasan kependidikan serta pengetahuan dan

ketrampilan keguruan.

Profesi guru adalah jenis pekerjaan yang selama ini diabaikan orang dan terus menerus berada dalam perdebatan, sehingga guru tidak

disiapkan secara profesional. Agar guru dapat disiapkan secara profesional, maka penyelenggaraan pendidikan profesi guru

dibutuhkan penanganan dengan mekanisme yang lebih cermat,

terutama terhadap periiaku mereka sebagai guru. Agar perilaku calon guru dapat dicermati, maka mereka harus diasramakan minimal satu

semester bersamaan dengan pada saat mereka memperoleh pendidikan

dan latihan sejumlah ketrampilan mengajar, mencermati karakteristik

siswa, cara-cara mendeteksi kegagalan siswa, cara-cara memberikan

bantuan yang tepat, cara memaknakan kurikulum secara proporsional,

dan cara-cara memilih dan menyediakan media belajar, serta cara

evaluasi belajar mengajar yang mencapai sasaran.10

Jelaslah bahwa pendidikan pra-jabatan harus

diselenggarakan secara optimal dan mantap apabila kita menginginkan

jajaran guru terdiri dari tenaga-tenaga profesional dan bermutu,

c. Mekanisme pembinaan dalam jabatan

Mekanisme atau pengembangan sikap profesional tidak hanya berhenti apabila seorang guru telah mendapatkan pendidikan pra-jabatan, selama menjabat sebagai guru ju g a perlu dilakukan

10 H. Djohar ed. Dra. Istriningsih, M.P<L,Guru,Pendidikan dan Pembinaannya (

(32)

21

pembinaan. Banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan sikap

profesionalisme guru diantaranya diselenggarakannya penataran-

penataran, lokakarya, seminar-seminar, dan sebagainya. Guru juga harus selalu mengembangkan diri dengan banyak menyerap infonnasi

dari berbagai media seperti televisi, radio, koran, internet dan lain-lain,

d. Peranan organisasi profesi

Organisasi profesi guru di Indonesia adalah PGRI(Persatuan Guru Republik Indonesia). Organisasi PGRI merupakan suatu sistem,

dimana unsur pembentukannya adalah guru-guru. Oleh karena itu guru

harus bertindak sesuai dengan tujuan organisasi. Ada hubungan timbal

balik antara anggota dengan organisasi, baik dalam melaksanakan

tugas maupun dalam mendapatkan hak.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu rangkaian pengertian yang terdiri

dari rangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar.

Menurut W .J.S Poerwodarminto prestasi adalah hasil yang telah

dicapai, dilakukan dikeijakan dan sebagainya.11

Untuk mengetahui pengertian prestasi belajar secara terperinci penulis akan menjelaskan pengertian tentang belajar. Banyak para ahli memberikan definisi tentang belajar, di antaranya yaitu :

11 W.J.S. Poerwodaimiirto^aiwi» Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982,

(33)

a. Belajar

Pengertian belajar menurut para ahli yaitu:

1) M enurut Uzer Usman bahwa belajar diartikan sebagai proses pembahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu, individu dengan lingkungan.12

Pada umumnya belajar dapat diartikan kegiatan-kegiatan fisik

dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Kegiatan manusia dalam perbuatannya selalu

menuntut kegiatan jasm ani dan rohani.

2) Mengutip pernyataan Burton ” learning is a change in the

individual does to instruction and his environment, which fill a

need and make him more capable o f dealing adequately with

his environment”.

Dalam pengertian ini ada kata change atau “pem bahan”

yang berarti bahwa seseorang telah mengalami proses belajar maka akan mengalami pembahan tingkah laku, baik aspek

pengetahuan, keterampilan, maupun pada aspek sikapnya.13

3) Oemar Hamalik ju g a berpendapat bahwa belajar adalah suatu

bentuk pertumbuhan atau pembahan dalam diri seseorang

yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang bara berkat latihan dan pengalaman.14

12 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya, Bandung, 2000, him. 5.

u Ibid. him. 5

14 Oemar Hamalik, M etode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung,

(34)

23

4) Dimyati Mudjiono juga mengutip dari Gagne bahwa belajar

adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat

stimulasi lingkungan, melewati pengolahan inforasi menjadi kapabilitas baru.15

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam proses

perubahan dalam diri siswa baik tingkah laku, kepribadian atau

keterampilan

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa

Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses

belajar yang dilakukan siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan

belajar. Untuk mencapai keberhasilan harus memperhatikan beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern), diantaranya yaitu:

1) Aspek jasm aniah

Aspek jasm aniah mencakup kondisi dan kesehatan

jasm ani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, kondisi fisik juga menyangkut kelengkapan dan

,

(35)

kesehatan indera penglihatan, pendengaran, perabaan dan

penciuman serta pengucapan. 2) Aspek psikis (rohaniah)

Aspek psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, social, psikomotor serta

kondisi afektif dan konotatif dari individu.

3) Kondisi intelektual

K ond isi intelektual m enyan gk ut tingkat k ecerdasan,

bakat, baik bakat sekolah yaitu penguasaan siswa akan

pengetahuan atau pelajaran yang telah lalu, maupun bakat pada pekeijaan.

b. Faktor-faktor dari luar (ekstern), diantaranya: 1) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan yang paling utama dalam pendidikan. Dalam memberikan landasan dasar bagi proses belajar mengajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor fisik dan sosial psikologis

yang ada di dalam lingkungan keluarga sangat berpengaruh

terhadap perkembangan belajar pada anak. Keluarga yang

(36)

25

mempengaruhi belajar anak, yaitu hubungan yang akrab, dekat, penuh rasa sayang dan menyayangi, saling mempercayai,

saling membantu, saling tenggang rasa, dan saling mengerti. 2) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah ini meliputi lingkungan fisik

sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber

belajar,media belajar dan sebagainya. Lingkungan sosial yang

menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru- gurunya, serta staf-staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut akademik, yaitu suasana dalam pelaksanan

kegiatan belajar dan mengajar, berbagi kegiatan kurikuler dan sebagainya.

3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat yaitu dimana siswa sebagai

warga memiliki lata” belakang pendidikan yang cukup, yang

terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber

belajar yang didalamnya akan memberi pengaruh yang positif

terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi

mudanya.

3. Cara-cara Menentukan M asalah-masalah Belajar

Belajar di sekolah terkait dengan beberapa hal, dalam bertindak belajar, siswa berhubungan dengan guru, bahan ajar, perolehan

(37)

Disamping itu, siswa secara intern menghadapi disiplin,

kebiasaan dan semangat belajarnya sendiri. Faktor intern tersebut merupakan hal yang cukup kompleks. Dengan demikian guru sebagai

pendidik generasi muda bangsa berkewajiban mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh siswa.

Adapun cara untuk menentukan masalah-masalah belajar

tersebut adalah:

a. Pengamatan perilaku siswa.

Sekolah merupakan pusat pembelajaran, guru yang bertindak

menjelaskan dan siswa bertindak belajar. Tindakan belajar tersebut

dilakukan oleh siswa sebagaimana lazimnya tindakan seseorang.

M aka tindakan tersebut dapat diamati sebagai perilaku belajar.

b. Analisis hasil belajar.

Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar tiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jaw aban

soal ulangan atau ujian, dan berwujud karya atau benda. Semua

hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.

c. Tes hasil belajar.

Pada akhir proses hasil belajar diluncurkan tes hasil belajar. Adapun jenis tes yang digunakan pada umumnya digolongkan

(38)

27

tes obyektif. Tes hasil belajar adalah alat untuk membelajarkan

siswa. Meskipun dengan demikian keseringan penggunaan tes

tertentu akan menimbulkan kebiasaan tertentu, artinya jenis tes

tertentu akan membentuk jenis-jenis ranah tertentu seperti ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotor tertentu pula.16

C. Hubungan Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Guru merupakan sebuah profesi dimana didalamnya menuntut adanya

sebuah penguasaan, keahlian, seita keterampilan dalam menjalankan sebuah proses pengajaran mengingat banyaknya kompetensi yang harus dikuasai dan

dimiliki oleh seorang guru dalam dunia pendidikan sinkron dengan begitu

banyaknya aspek- aspek yang harus digarap oleh seorang guru dalam dunia pendidikan maka seringkah hal ini menjadi permasalahan tersendiri.

Berdasarkan Undang -undang no 14/2005 pasal 10 Seorang guru dituntut untuk menguasai bebrapa kompetensi diantaranya :

1. Kompetensi pedagogik 2. Kompetensi kepribadian

3. Kompetensi sosial dan

4. Kompetensi profesional17

Dalam undang- undang tersebut dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kompetensi kepribadian adalah kemempuan pribadi yang mantap, berakhlak

16 Dimyati Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hhn.

254-17 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(39)

mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran luas dan mendalam , kompetensi sosial ialah kemampuan guru untuk berkomunikasi

secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua /wali murid dan masyarakat sekitar.18

Secara umum keadaan guru di indonesia sangat sulit untuk menemukan

pendidik yang menguasai keempat kompetensi yang dituntut, bahkan satu

kompetensi saja sangat sulit bagi seorang guru yakni kompetensi profesional yang berhubungan langsung dengan masalah pengajaran, faktanya sebagian

guru masih ada yang tidak sesuai antara kualifikasi akademik dengan bidang

pengajarannya.

Maka tentunya permasalahan tersebut di atas akan mempengaruhi proses pendidikan siswa dikarenakan tidak terpenuhinya kompetensi yang

ada pada guru sehingga secara langsung atau tidak langsung dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagai contoh misalnya ketika siswa mengalami kesulitan belajar guru tidak tahu bagaimana seharusnya

memperlakukan siswa tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan seorang

guru akan ilmu jiw a anak dan metode pengajaran.

Diharapkan dari pengkajian permasalahn profesionalisme guru dan

prestasi belajar siswa, akan dapat menemukan hubungan serta arti pentingnya penguasaan guru terhadap kompetensi yang harus dimilikinya dan pengaruhnya terhadap prestasi prestasi belajar siswa.

(40)

29

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs NU Salatiga

1. Sejarah Berdirinya MTs NU Salatiga

Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTs NU) Salatiga

didirikan pada tahun 1959 M oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi Shaleh yang dibantu tokoh-tokoh islam pada waktu itu antara lain:

a. K.H. Zubair

b. K.H. Bahrudin Honggowongso c. K.H. Ghufron

d. K.H. Kasmuni e. K.H. Zainudin

Sejak berdirinya hingga tahun 1964 lembaga tersebut belum

memiliki gedung sendiri, sehingga selama kurun waktu tersebut (1956- 1964) pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah K.H.

Bahrudin Honggowongso, yaitu jalan Taman Makam Pahlawan No. 20 Salatiga.

Setelah berkisar 8 tahun atas usaha beberapa tokoh dan pengurus

Yayasan Irnaratul Masajid Wal Madaris (Y AIM AM) MTs NU berhasil

membangun gedung sendiri di jalan Kartini No. 02 Salatiga sampai sekarang.

Pada awal pendidikan lembaga ini (MTs NU) kurang bisa beijalan

(41)

sarana dan prasarana saat itu. Namun keadaan ini tidak langsung begitu lama, karena sedikit demi sedikit sarana dan prasarana lembaga ini

terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan masyarakat. Dan ju g a mendapat bantuan dari Departemen Agama Kodya Salatiga, Sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik, baik

kualitas tenaga pengajar maupun jum lah siswanya.

Atas upaya pengurus dan pendidikan di MTs NU Salatiga, Kanwil

Departemen Agama Propinsi Jaw a Tengah memberikan pengakuan akreditas dari terdaftar menjadi diakui dengan SK No. WK/Se/PP. CO.

5/1390. 1993. Sejak itulah lembaga pendidikan MTs NU Salatiga

mengalami kemajuan pesat.

2. Lokasi MTs NU Salatiga

MTs NU Salatiga merupakan lembaga pendidikan formal yang

berada ditengah kota Salatiga. MTs NU menghadap ke Utara dan di

depan sekolah sebelah utara terdapat Jl. Kartini dan perumahan penduduk dan SLTP 1 dan SMU 3. Sedangkan sebelah selatan terdapat

Hotel Palapa sebelah barat terdapat Jl. Osamaliki. MTs NU Salatiga

(42)

31

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi guru dan karyawan MTs NU Salatiga Tahun

2008/2009.

Tabel 1

Struktur Organisasi Guru dan Karyawan

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

NO NAMA JABATAN

1 Drs. Muh Syamsul Kepala Sekolah

2 M. Yunus Nawawi Ketua Komite

3 Ali Munabah, S.Pdi Kesiswaan

4 Busyaeri Wali Kelas

5 Arzuqoh, S.Ag BP

6 Sri Supadmi Wali Kelas

7 Su’udi Kurikulum

8 Nur Abdul Madjid Humas

9 Luluk Mudhiati Koperasi

10 Paini Juru Bayar

11 Iin Indah K. Bendahara

12 Rio Abinowo TU

13 Ngatman Penjaga

(43)

4. Data tentang keadaan siswa MTs NU Salatiga Tahun 2008/2009.

Ju n lah siswa ada 242 siswa, dengan rincian 136 siswa dan 106

siswi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini:

Tabel 2

Rekapitulasi Jumlah Siswa

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

NO KELAS PA P1 JUMLAH

1. Ia 14 15 29

2. Ib 16 17 33

3. Ila 21 19 40

4. Hb 22 15 37

5. IIc 20 12 32

6. lila 21 14 35

7. Illb 22 14 36

jumlah 136 106 242

a. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga Tahun 2008/2009

TABEL 3

Struktur Organisasi Sekolah

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

NO NAMA JABATAN KET

1. M. Yunus Nawawi Ketua Komite

(44)

33

3. Iin Indah K, A.Md Tata Usaha GTT

4. Su’udi Waka Kurikulum GTT

5. Ali Munabah, S.Pdi W aka Kesiswaan GTT

6. Rio Abinowo Sarpras PTT

7. Nur Abdul Madjid Humas GTT

8. Busyaeri Wali Kelas Ia GTT

9. Suharman, AMd Wali Kelas Ib DPK

10 Tasdiq Wali Kelas Iia DPK

11 Uswatun Khasanah, Spdl Wali Kelas Iib GTT

12 Siti Fatimah, SPd Wali Kelas lie DPK

13 Kartini, S S Wali Kelas lila DPK

14 Muhtadi Wali Kelas Illb

15 Sri Supadmi Wali Kelas IIIc GTT

b. Jumlah ruang atau lokal

Keseluruhan jum lah ruang atau lokal MTs NU Salatiga Tahun

2008 adalah 25. Lebih jelasnya dapat melihat tabel di bawah

(45)

NO SARANA PRASARANA JUMLAH

1 Ruang Kelas 8

2 Ruang Guru 1

3 Aula 1

4 R. Koperasi 1

5 R. BP 1

6 R. Perpustakaan 1

7 R. Kepala Sekolah 1

8 Ruang TU 1

9 Ruang Multimedia 1

10 Ruang UKS 1

11 Ruang OSIS 1

12 Ruang Ganti 1

13 WC Guru 2

14 WC Siswa 2

15 Lap. Voli 1

16 Lap. Tenis Meja 1

(46)

35

B. Daftar Nama-nama Responden

Adapun nama- nama responden ada 40 siswa, umtuk lebih jelasnya dapat melihat data tabel sbb.:

Tabel 5

Daftar Nama Siswa Kelas VIII Yang Menjadi Responden Mts NU

(47)

16 M. Solikin VIII

17 Eko Haryadi VIII

18 Taqyudin VIII

19 Dwi Nelanti VIII

20 Riki Ariyanto VIII

21 Afsal Mutholib VIII

22 Wahyu Ningsih VIII

23 Keni Purnama S. VIII

24 Puji Tri utami VIII

25 Titis Eka Putri VIII

26 M. Saefuddin VIII

27 M. Ali Nur Fuad VIII

28 Lailatur rahmawati VIII

29 Laili Robiyatun VIII

30 Joko Suprianto VIII

31 Desi Ari sani VIII

32 Aji Anggoro VIII

33 Apriana VIII

34 Siti Nurrohmah VIII

35 B ambang Sutrisno VIII

36 Khusnul Afifah VIII

(48)

37

«

38 Isnaini VIII

39 Jazilatul Afifah VIII

40 Oki Setiawan VIII

C. Penyajian Data Penelitian

1. Data Tentang Profesionalisme Guru

Selama kurang lebih dari dua bulan peneliti mengadakan penelitian di

MTs NU Salatiga untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dengan cara menyebar angket kepada responden sebanyak 40 siswa eksemplar yang

disebarkan di MTs NU Salatiga dengan perincian soal sebagai b e rik u t:

Variabel profesionalisme guru sebanyak 10 item, soal masing-masing

4 option untuk menentukan pada jaw aban responden, penulis memberi nilai pada setiap jawaban sebagai b e rik u t:

1. Jawaban ( A ) diberi nilai 4 2. Jawaban ( B ) diberi nilai 3

3. Jawaban ( C ) diberi nilai 2 4. Jawaban ( D ) diberi nilai 1

(49)

T ab el 6

T ab u lasi Ja w a b a n Siswa K elas V III

T e rh a d a p A ngket Profesionalism e G u ru

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 C B C C B A A B C C

2 B B B C C B A B B A

3 A D B C C A A B B A

4 A B C D A A A A C C

5 C B C C B C B C C B

6 A B C C D D C C C A

7 A B B D C A A B A B

8 C B C B B C B C B A

9 C B B C A C A B C B

10 C B C C C B C C C C

11 c B C D B C B B C D

12

c

B C D B C C C C C

13

c

B B C A A A C B A

14

c

B C C C C B B C C

15 't B C B B C A C B C

16 c B C C C C C B C B

17

c

B A C A A A C C A

(50)

39

19 C B C C D C A B C C

20 A B A D C A A A B A

21 A D C C C B A C C C

22 C C A A C B C A C A

23 C B C B B A A C C B

24 C B C C B A A C C B

25 '<si B B C B A C B C C

26

c

B B C B A C B C C

27 A B A D C B c C C B

28 A B A C C A A C C B

29 A B B D C C B C C D

30 A C A D C C D C D D

31 A B C D D B C B C B

32 A B A A A A A D C A

33 C B B C A C A B B C

34 A B B C C D B C A B

35 C B C B B A B C C C

36 C B B B B C C C B A

37 A B B D B A A C C C

38 C B A D C C A C C A

39 D A C C C B B C A D

(51)

2. Data Tentang Prestasi Belajar

Adapun untuk mengetahui Prestasi Belajar Siswa dapat dilihat pada

tabel sebagai b e rik u t:

Tabel 7

Daftar Nilai Raport Siswa Kelas VIII

MTs NU Salatiga Tahun 2008/2009

NO NILAI KELAS

1 76 VIII

2 65 VIII

3 66 VIII

4 66 VIII

5 65 VIII

6 67 VIII

7 68 VIII

8 64 VIII

9 64 VIII

10 65 VIII

11 73 VIII

12 64 VIII

13 66 VIII

14 70 VIII

(52)

16 64 VIII

17 67 VIII

18 65 VIII

19 69 VIII

20 69 VIII

21 67 VIII

22 62 VIII

23 71 VIII

24 80 VIII

25 69 VIII

26 66 VIII

27 67 VIII

28 68 VIII

29 67 VIII

30 65 VIII

31 61 VIII

32 62 VIII

33 66 VIII

34 68 VIII

35 66 VIII

36 67 VIII

(53)

38 63 VIII

39 61 VIII

(54)

43

BAB IV

ANALISIS DATA

Setelah data yang diperlukan terkumpul selanjutnya langkah yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah menganalisa data. Dalam menganalisa data ini penulis menggunakan tehnik statistik, dimasudkan dalam rangka memperoleh jawaban dari beberapa pokok masalah yang dipertanyakan yaitu:

1. Bagaimana tingkat profesionalisme guru di MTs NU Salatiga Tahun 2008? 2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2008?

3. Adakah pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2008?

Adapun secara berturut-turut analisa yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

Untuk mencapai tujuan nomor satu dan nomor dua penulis menggunakan analisis prosentase sebagai analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus :

P = — xl00%

N

Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden

Untuk mencapai tujuan nomor tiga penulis menggunakan analisis product

moment sebagai analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus :

(55)

Keterangan :

'V: Koefisien antara skor pada x dan skor pada y

N : Jumlah skor seluruh responden

X : Variabel skor I ( Profesionalisme Guru )

Y: Variabel II ( Prestasi Belajar)

A. Analisis Pertama

1. Tingkat Profesionalisme Guru

a. Mencari skor masing-masing responden dengan cara

Untuk mengetahui tingkat Profesionalisme Guru di MTs NU Salatiga berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari 10 soal, masing-masing soal berbobot dengan n ila i:

1) Alternatif Jawaban A memiliki nilai 4 2) Alternatif jawaban B memiliki nilai 3 3) Alternatif jawaban C memiliki nilai 2 4) Alternatif jawaban D memiliki nilai 1

(56)

45

menentukan profesionalisme guru di MTs NU Salatiga. Lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 8

Skor Angket Profesionalisme G uru Mts NU Salatiga

NO RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JM L

1 2 3 2 2 3 4 4 3 2 2 27

2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 30

3 4 1 2 2 2 4 4 3 3 4 29

4 4 3 2 1 4 4 4 4 2 2 30

5 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 24

6 4 3 2 2 1 1 2 2 2 4 23

7 4 3 3 1 2 4 4 3 4 3 31

8 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 27

9 2 3 3 2 4 2 4 3 2 3 28

10 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 22

11 2 3 2 1 3 2 3 3 2 1 22

12 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 21

13 2 3 3 2 4 4 4 2 3 4 31

14 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 23

15 2 3 2 3 3 2 4 2 3 2 26

16 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 24

(57)

2 2 27

19 2 3 2 2 1 2 4 3 2 2 23

20 4 3 4 1 2 4 4 4 3 4 31

21 4 1 2 2 2 3 4 2 2 2 24

22 2 2 4 4 2 3 2 4 2 4 29

23 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 28

24 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 28

25 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 25

26 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 25

27 4 3 4 1 2 3 2 2 2 3 26

28 4 3 4 2 2 4 4 2 2 3 30

29 4 3 3 1 2 2 3 2 2 1 23

30 4 2 4 1 2 2 1 2 1 1 20

31 4 3 2 1 1 3 2 3 2 3 24

32 4 3 4 4 4 4 1 4 2 4 35

33 2 3 3 2 4 2 4 4 3 2 31

34 4 3 3 2 2 1 3 2 4 3 27

35 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 26

36 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 27

37 4 3 3 1 3 4 4 2 2 2 28

(58)

47

NO RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JM L

39 1 4 2 2 2 3 3 2 4 1 24

40 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 25

b. Menentukan lebar nilai interval

Berdasarkan nilai hasil angket di atas tentang profesionalisme

guru diperoleh nilai tertinggi 35 dan nilai terendah 20. Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, antara la in :

1) Rentang = nilai tertinggi - nilai terendah 35 - 20 = 15, Jadi diperoleh rentang : 15

2) Banyak kelas interval yang diperlukan, menggunakan aturan struges;

Banyak Kelas Interval = 1 + (3,3) Log n

= l + (3,3) Z,og 40

= 1+ (3,3) (1,6021)

= 6,286797971

Bisa membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6 (hasil pembulatan ke bawah) atau kelas 7 (hasil pembulatan ke atas).

3) Menentukan panjang kelas interval (P); p _ Rentang

(59)

15

7 2,143 (pembulatan menjadi 2

P =2

4) Pilih ujung bawah kelas interval, bisa diambil sama dengan data terkecil/nilai data yang lebih kecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang ditentukan yaitu 20

5) Dengan p = 3, diambil sama dengan data terkecil

Mengambil banyak kelas 6, panjang kelas 3 dan dimulai dengan ujung bawah kelas pertama sama dengan 20, seperti dalam point 3. perolehan daftar penolong, antara lain:

Nilai Tabulasi Frekuensi Keterangan

2 0 - 2 2 IIII 4 Sangat Kurang 2 3 - 2 5 'tttl'fttlll 12 Kurang 2 6 - 2 8 TBi m m 13 Sedang 2 9 -3 1 'fflnfH 10 Tinggi

3 2 - 3 4 0 0 Sangat Tinggi

3 5 - 3 7 i 1 Sangat Tinggi Sekali

c. Mengklasifikasi nilai responden

Dengan interval kelas 6, maka dapat diperoleh kategori profesionalisme guru sebagai berikut:

20 - 22 termasuk kategori profesionalisme guru Sangat Kurang 23 - 25 termasuk kategori profesionalisme guru Kurang

(60)

49

2 9 -3 1 termasuk kategori profesionalisme guru Tinggi

32 - 34 termasuk kategori profesionalisme guru Sangat Tinggi 35 - 37 termasuk kategori profesionalisme guru Sangat Tinggi Sekali

Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat profesional guru, seperti tabel di bawah ini:

Tabel 9

Interval Profesionalisme Guru

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

No. Nilai Interval Jumlah Siswa Keterangan

1 2 0 - 2 2 4 Sangat Kurang

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

(61)

12 21 Sangat Kurang

32 35 Sangat Tinggi Sekali

33 31 Tinggi

34 27 Sedang

35 26 Sedang

36 27 Sedang

(62)

51

No. Resp Skor Keterangan

38 26 Sedang

39 24 Kurang

40 25 Kurang

Setelah diketahui nilai Profesionalisme Guru dengan kategori sangat, kemudian masing -masing variabel dipresentasikan dengan rumus:

P = — xl00%

N

Keterangan : P= Prosentase

F= Jumlah subjek dalam masing-masing nominasi N= Jumlah subjek secara keseluruhan

Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut:

1) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme sangat tinggi sekali sebanyak 1 responden

P = — x 100% = 2,5%

40

2) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme sangat tinggi sebanyak 0 responden

/ > = A x i o o % = 0 % 40

(63)

4) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme sedang sebanyak 13 responden

/> = — x 100% -32,5% 40

5) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme kurang sebanyak 12 responden

P = — x 100% = 30%

40

6) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme sangat kurang sebanyak 4 responden

P = — xl00% = 10%

40

Tabel 11

Persentase Profesionalisme Guru

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

1 Profesionalisme sangat kurang 2 0 - 2 2 4 10% 2 Profesionalisme kurang 2 3 - 2 5 12 30% 3 Profesionalisme sedang 2 6 - 2 8 13 32,5% 4 Profesionalisme tinggi 2 9 -3 1 10 25%

(64)

53

d. Mencari prosentase dari setiap item pertanyaan

Tabel 12 pelajaran, Apakah anda senang dengan cara-cara mengajar guru anda?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah

1

35 2 2 2,5 87,5 5 5

3

Dalam menerangkan pelajaran, Apakah guru anda menggunakan metode yang Yang bervariasi?

a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah

(65)

A B C D A B C D

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah

5

Dalam menerangkan pelajaran, Apakah guru anda mengaitkan dengan kejadian- kejadian dengan lingkungan masyarakat?

a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah

6 15 16 3 15 37,5 40 7,5

6

Ketika proses belajar mengajar berlang sung, Apakah guru anda mampu mengelola kelas?

a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah

12 12 14 2 30 30 35 5

7

Setiap masuk kelas, Apakah guru anda memberi semangat untuk belajar?

a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah

(66)

55 b. Sering d.Tidak pernah

4 8 27 1 10 20 67,5 25

10

Apakah anda ditanya tentang kesulitan dalam belajar?

a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah

11 10 15 4 27,5 25 37,5 10

Kesimpulan dari tabel di atas

1) Pada item nomor I tentang. Dalam menerangkan pelajaran, Apakah anda senang dengan cara-cara mengajar guru anda?

Yang menjawab A ada 14 siswa atau 35%, Yang menjawab B ada 2 menjawab D ada 2 siswa atau 5%

(67)

atau 30%, yang menjawab C ada 19 siswa atau 47,5%, dan yang menjawab D tidak ada yang menjawabnya.

4) Pada item nomor 4 tentang, Apakah guru anda dalam menerangkan pelajaran menggunakan alat peraga?, Yang menjawab A ada 2 siswa atau 5%, yang menjawab B ada 7 siswa atau 17,5%, yang menjawab C ada 20 siswa atau 50%, dan yang menjawab D ada 11 siswa atau 27,5%.

5) Pada item nomor 5 tentang, Dalam menerangkan pelajaran, Apakah guru anda mengaitkan dengan kejadian-kejadian dengan

lingkungan masyarakat?, Yang menjawab A ada 6 siswa atau 15%, yang menjawab B ada 15 siswa atau 37,5%, yang menjawab C ada 16 siswa atau 40%, dan yang menjawab D ada 3 siswa atau 7,5%.

6) Pada item nonor 6 tentang, Ketika proses belajar mengajar berlangsung, Apakah guru anda mampu mengelola kelas?, Yang menjawab A ada 12 siswa atau 30%, yang menjawab B ada 12 siswa atau 30%, yang menjawab C ada 14 siswa atau 35%, dan yang menjawab D ada 2 siswa atau 5%.

(68)

57

8) Pada item nonor 8 tentang, Setiap pertemuan di kelas, Apakah guru anda selalu menanyakan pelajaran yang telah lalu?, Yang menjawab A ada 3 siswa atau 7,5%, Yang menjawab B ada 14 siswa atau 35%, yand menjawab C ada 22 siswa atau 55%, dan yang menjawab D ada 1 siswa atau 2,5%.

9) Pada item nomor 9 tentang, Apakah guru anda sering memberi soal latihan?, Yang menjawab A ada 4 siswa atau 10%, Yang menjawab B ada 8 siswa atau 20%, yang menjawab C ada 27 siswa atau 67,5%, dan yang menjawab D ada I siswa atau 2,5%.

10) Pada item nomor 10 tentang, Apakah anda ditanya tentang kesulitan dalam belajar?, Yang menjawab A ad all siswa atau 27,5%, yang menjawab B ada 10 siswa atau 25%, yang menjawab C ada 15 siswa atau 37,5%, dan yang menjawab D ada 4 siswa atau

10%.

(69)

permasalahan kedua dalam penelitian ini, yaitu mengetahui variabel tingkat prestasi belajar siswa.

Adapun untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel sbb:

Tabel 13

Data Nilai Rata-rata Rape r t Semester I Siswa Kelas VIII

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

(70)

59

a. Menentukan lebar nilai interval

(71)

1) Rentang = nilai tertinggi - nilai terendah 80 - 61 = 19, Jadi diperoleh rentang : 19

2) Banyak kelas interval yang diperlukan, menggunakan aturan struges;

Banyak Kelas Interval = I + (3,3) Log n

Bisa membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6 (hasil pembulatan ke bawah) atau kelas 7 (hasil pembulatan ke atas).

3) Menentukan panjang kelas interval (P); p _ Rentang

Banyak Kelas

4) Pilih ujung bawah kelas interval, bisa diambil sama dengan data terkecil/nilai data yang lebih kecil tetapi selisihnya harus kurang

= 1 +(3,3) Log 40

= 1+ (3,3)(1,6021)

= 6,286797971

Dan dari sisi bisa diambil P = 3

dari panjang kelas yang ditentukan yaitu 61

(72)

61

Mengambil banyak kelas 7, panjang kelas 3 dan dimulai dengan ujung bawah kelas pertama sama dengan 61, seperti dalam point 3. perolehan daftar penolong, antara lain:

Nilai Tabulasi Frekuensi Keterangan

61 - 6 3 B I 6 Sangat Kurang ekali 6 4 - 6 6 TW'WTttH 15 Sangat Kurang 6 7 - 6 9 'W! m m 13 Kurang

7 0 - 7 2 II 2 Sedang

7 3 - 7 5 11 2 Tinggi

7 6 - 7 8 I 1 Sangat Tinggi

79-91 I 1 Sangat Tinggi Sekali

b. Mengklasifikasi nilai responden

Dengan interval kelas 6, maka dapat diperoleh kategori Prestasi Belajar sebagai berikut:

6 1 - 6 3 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sangat Kurang Sekali 64 - 66 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sangat Kurang 67 - 69 termasuk kategori prestasi belajar siswa Kurang 70 - 72 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sedang 73 - 75 termasuk kategori prestasi belajar siswa Tinggi

76 - 78 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sangat Tinggi 7 9 -9 1 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sangat Tinggi Sekali

(73)

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

No. Nilai Interval Jumlah Siswa Keterangan

1 6 1 - 6 3 6 Sangat Kurang Sekali

2 6 4 - 6 6 16 Sangat Kurang

3 6 7 - 6 9 13 Kurang

4 7 0 - 7 2 2 Sedang

5 7 3 - 7 5 1 Tinggi

6 7 6 - 7 8 1 Sangat Tinggi

7 7 9 -9 1 1 Sangat Tinggi Sekali

Tabel 15

Nilai Nominasi Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII

MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009

No. Resp Skor Keterangan

1 76 Sangat Tinggi

2 65 Sangat Kurang

3 66 Sangat Kurang

4 66 Sangat Kurang

5 65 Sangat Kurang

6 67 Kurang

7 68 Kurang

8 64 Sangat Kurang

(74)

No. Resp Skor Keterangan

10 65 Sangat Kurang

11 73 Tinggi

12 64 Sangat Kurang

13 66 Sangat Kurang

14 70 Sedang

15 64 Sangat Kurang

16 64 Sangat Kurang

17 67 Kurang

18 65 Sangat Kurang

19 69 Kurang

20 69 Kurang

21 67 Kurang

22 62 Sangat Kurang Sekali

23 71 Sedang

24 80 Sangat Tinggi

25 69 Kurang

26 66 Sangat Kurang

27 67 Kurang

28 68 Kurang

29 67 Kurang

30 65 Sangat Kurang

(75)

33 66 Sangat Kurang

34 68 Kurang

35 66 Sangat Kurang

36 67 Kurang

37 68 Kurang

38 63 Sangat Kurang Sekali 39 61 Sangat Kurang Sekali 40 62 Sangat Kurang Sekali

Setelah diketahui nilai prestasi belajar dengan kategori sangat, kemudian masing -masing variabel dipresentasikan dengan rumus:

P = — xl00%

N

Keterangan : P= Prosentase

F= Jumlah subjek dalam masing-masing nominasi N= Jumlah subjek secara keseluruhan

Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut:

1) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sangat Tinggi Sekali sebanyak 6 responden

(76)

65

2) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sangat Tinggi sebanyak 16 responden

P = — x 100% = 40%

40

3) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Tinggi sebanyak 13 responden

P = — x 100% = 32,5%

40

4) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sedang sebanyak 2 responden

P = —

x

100% = 5%

40

5) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Kurang sebanyak 1 responden

P = — x 100% -2,5%

40

6) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sangat Kurang sebanyak 1 responden

P = — x 100% = 2,5%

40

7) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sangat Kurang Sekali sebanyak 1 responden

P = — x 100% -2,5%

Gambar

Struktur Organisasi Guru dan KaryawanTabel 1
Tabel 2Rekapitulasi Jumlah Siswa
Rekapitulasi Jumlah Ruang dan FasilitasTabel 4
Daftar Nama Siswa Kelas VIII Yang Menjadi Responden Mts NUTabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB. Dalam bab 2 ini berisi tentang landasan teori mengenai variabel-variabel yang dipakai yaitu Teori Permintaan, Permintaan Pasar, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penelitian ini membahas tentang penerapan strategi Inside Outside Circle untuk meningkatkan sikap percaya diri dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS materi

Texas Instruments Incorporated and its subsidiaries (TI) reserve the right to make corrections, modifications, enhancements, improvements, and other changes to its products and

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

Melalui uji moderated regression analysis (MRA) dihasilkan customer satisfaction mampu memoderasi trust, commitment, communication dan conflict handling terhadap

Dalam metode penelitian ini, Peneliti menggunakan pendekatan komparatif yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui perbedaan

Berdasarkan analisis terhadap data yang didapatkan, diketahui bahwa subjek mengalami stress pasca trauma seperti subjek tersebut mengalami dan menyaksikan peristiwa gempa bumi,

Dalam Gereja Katolik terdapat Perayaan Sakramen Ekaristi yang diadakan setiap hari atau setiap minggunya untuk kenangan wafat serta kebangkitan Tuhan Yesus yang mengabadikan