S K R I P S I
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
LUM’ATUN NAYIROH
NIM : 114 07 170
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
S i t i R u k h a y a t i , M . A g
Program : Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR ( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga T ahun 2 0 0 8 )
Telah d a p a t diujikan dalam sidang m u n aq o sa h skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN) Salatiga.
Demikian, a ta s p erh atian n y a diucapkan te rim a kasih. W assalam u'alaikum Wr. Wb.
Salatiga , A gustus 2009 Pem bim bing
P E N G E S A H A N
Skripsi S au d ari: LUM’ATUN NAYIROH dengan N om or Induk Mahasiswa: 114 07 170 yang berjudul : “HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR (Studi Kasus Pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008)”. Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a r i: Sabtu 29 Agustus 2009 M yang bertepatan dengan tanggal 8 Ramadhan 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA
JL. Stadion 03 Telp. (0298) 323433 Salatiga 50721
W ebsite: www.stainsalatiga.ac.idE -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
Dengan penuh tanggung jaw ab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 14 Agustus 2009
Jenulis,
(kntatma kejuuOz /KlaA ttticaya 'Di#, ak&u
TjtenefodaAan fatquufo, jalan foeiuan,
"
perR^eMSttfifiN
§kripsi ini penulis persembahkan:
t. Bapak Ktl. Mawahib dan ibu tij. Mutiatun gang telah mendidik,
memberi do’a serta gang mengorbankan segalanga.
2. §uamiku tercinta Muhamad Zul/a dan anakku tersagang
Muhamad fa z a filkaunain gang senantiasa memberiku
motivasi dan inspirasi
3. Teman-temanku Bu ftsiyah, Bu timi, Bu Istiqomah, p ak flziz,
pak Ihsan, Bu tlanifah, Bu Nur.
4*. Kakak-kakku tercinta mbak nunuk, mbak afi/, mas ali.
Kesuksesan untuk menyelesaikan skripsi ini, bukanlah kekuatan penulis
semata, melainkan karunia Allah dengan perantaraan banyak pihak maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua STAIN Salatiga, Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku pembimbing skripsi.
3. Para dosen yang telah banyak jasanya dalam mendidik penulis selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
4. Drs. Syamsul selaku Kepala Sekolah MTs N U Salatiga beserta guru dan karyawan.
5. Keluarga besar Bapak KH. Mawahib dan KM. Imam Muslim Sholeh atas
do’a dan kasih sayangnya.
6. Teman-teman angkatan 2008 atas kebersamaannya.
Semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan mendapat balasan dari Allah AWT.
Akhir kata, penulis berharap karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi
HALAMAN DAFTAR ISI ... vii
HALAMAN T A B E L ... X B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah ... 1
B. Rumusan M asalah ... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat P enelitian... 4
E. Definisi O perasional... 5
F. H ipotesis... 7
G. Metode Penelitian... 7
H. Sistematika Penulisan S k rip si... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Profesionalisme G u ru ... 12
1. Pengertian... 12
B. Prestasi B elajar... 21
1. Pengertian P restasi... 21
2. Pengertian B elajar... 22
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar s isw a ... 23
4. Cara-cara Menentukan Masalah-masalah B elaja r... 25
C. Hubungan Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar.. 27
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs NU S alatiga... 29
L Sejarah Berdirinya MTs NU S alatiga... 29
2. Lokasi MTs NU S alatig a... 30
3. Struktur Organisasi Guru dan K aryaw an... 31
4. Jumlah Siswa, Struktur Organisasi S ek o lah ... 32
5. Jumlah R u an g ... 33
B. Daftar Nama R esponden... 35
C. Penyajian Data... 37
BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Data P ertam a... 44
B. Analisa Data K e d u a ... 58
C. Analisa Data K e tig a ... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 73
B. Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil studi faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan membuktikan bahwa prosentase guru 30 %, manajemen 27%, waktu belajar 22%, sarana dan prasarana 19% Besarnya prosentase pengaruh guru terhadap suksesnya suatu pendidikan adalah membahas profesionalisme guru yang akan memberikan hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar
memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dengan demikian semua guru baik swasta maupun negeri, baik berasal dari sekolah keguruan maupun dari non keguruan dituntut kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugasnya dan tanggung jawab sebagai guru yang kegiatannya nanti akan tercermin dalam bentuk yang nyata melalui tercapainnya tujuan pengajaran yang telah direncanakan. Sudah tampak jelas akan tanggung jawab dan tugas seorang guru. Guru tidak cukup hanya mengetahui bahan ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, dan mampu menguasai kondisi kelas selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. 1
Tugas pokok seorang guru adalah berhubungan dengan berbagai pengalaman belajar yang diterima oleh murid-murid dalam kelas. Pengalaman belajar yang dimaksudkan adalah segala pengalaman yang di terima dan dialami oleh murid-murid di dalam kelas yang menimbulkan perubahan-perubahan dalam diri dan perilaku murid-murid2.
Latar belakang dalam pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru
dalam mengajar dan juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru yang berlatar belakang pendidikan di sekolah keguruan, maka guru tersebut akan menguasai pembelajaran yang efektif.
Dalam hubungannya dengan guru-guru di MTs NU Salatiga, guru sebagai pengajar yang masing-masing mempunyai latar belakang yang berbeda- beda, ada yang berasal dari pendidikan keguruan dan ada yang berasal dari non keguruan. Pendidikan yang diampu adalah pendidikan formal, maka guru dituntut kemampuannya untuk membawa siswa ke arah yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
Pekeijaan guru adalah profesional. Ciri khas profesi terlihat dengan adanya suatu peraturan yang mengikat jabatan itu3. Guru harus bertanggung jawab sebagai orang yang tahu dibidang profesinya, sehingga guru dituntut untuk mengamalkan ilmunya. Setiap guru profesional harus memenuhi
persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam arti mampu
2 Tadjab.//m« Pendidikan,Surabaya,Karya Abditama,1994.hlm.48
3
menbuat pilihan dan keputusan atas dasar nilai-nilai dan norma-norma tertentu, baik ynag bersumber dari dirinya maupun lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, seorang guru profesional harus mempunyai kemampuan bertindak sesuai keputusan moral. Menurut Oemar Hamalik, guru bertanggung jawab mewariskan nilai- nilai dan norma- norma kepada generasi muda sehingga akan
terjadi konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai- nilai baru dimana dalam hal ini pendidikan berfungsi mencipta, memodifikasi dan mengkonstruksi4. Dengan kata lain seorang guru profesional memiliki empat kriteria yaitu : a. Paedagogis b. Kognitif, c. Personality, d. Sosial.
Kriteria bagi guru profesional diatas merupakan perwujudan usaha dalam mencapai prestasi belajar siswa yang maksimal dikarenakan guru profesional disiapkan agar memiliki kemampuan untuk mengantarkan siswa menjadi siswa yang berprestasi, maka pengetahuan terhadap sejauh mana pengaruh guru yang memiliki kompetensi profesional terhadap hasil belajar siswa perlu dikaji dan diteliti.
Dari fenomena diatas, maka tema tersebut layak untuk diteliti obyek tersebut belum ada meneliti sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul ’’HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TARHADAP PRESTASI BELAJAR (Studi kasus kelas VIII pada MTs NU SalatigaTahun 2008-2009).”
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka yang manjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat Profesionalisme Guru di MTs NU Salatiga Tahun 2008? 2. Bagaimanakah Prestasi Belajar Siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2008? 3. Adakah Hubungan Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa di
MTs NU Salatiga Tahun 2008? C. Tu juan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui tingkat Profesionalisme Guru pada MTs NU Salatiga Tahun 2008.
2. Untuk mengetahui Prestasi Belajar Siswa pada MTs NU Salatiga Tahun 2008 3. Untuk mengetahui Hubungan tingkat Profesionalisme Guru terhadap Prestasi
Belajar Siswa MTs NU Salatiga Tahun 2008.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan profesionalisme guru terhadap prestasi
belajar siswa.
5
1. Secara praktis apabila ada hubungan, hal ini akan berarti bagi guru khususnya dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya profesionalisme guru yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Secara teoritik diharapkan dapat memberikan informasi sumbangan
pendidikan pada umumnya dan khususnya dapat menjelaskan tentang arti pentingnya profesionalisme guru.
E. Definisi Istilah/Operasiona)
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran penulisan penelitian ini, perlu penulis tegaskan terlebih dahulu mengenai beberapa istilah:
1. Profesionalisme
Yang dimaksud profesionalisme yaitu kualitas, mutu dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi. Menurut Oemar Hamalik, profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendiriya menuntut keahlian, pengetahuan dan ketrampilan tertentu pula.5
2. Guru
Guru merupakan pelaku yang bertanggung jawab membimbing dan membantu siswa dalam perkembangan jiw a dan pengetahuannya.
Jadi yang dimaksud profesionalisme guru adalah mutu atau kualitas seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar pada siswa.
Untuk mengukur profesionalisme guru, maka digunakan indikator Variabel profesionalisme guru sebagai berikut:
1) Variabel Profesionalisme Guru
a) Guru mampu memenguasai bahan pelajaran.
b) Guru mampu menggunakan metode mengajar dengan bahan pelajaran. c) Guru mampu menelola kelas dengan baik.
d) Guru mampu menggunakan media / sumber belajar. e) Guru mampu menilai prestasi belajar peserta didik.
Adapun untuk memahami tentang prestasi belajar, penulis memberi batasan pengertian sebagai berikut:
3. Prestasi Belajar
Menurut WJS. Poerwodarminto, Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikeijakann dan sebagainnya)6. Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara idividu dengan lingkungan7. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dilambangkan dengan buku raport siswa dengan nilai rata-rata 7(tujuh) dan didukung dengan perilaku siswa dalam melakukan tugas sebagai pelajar.
6 Ibid. him. 117
7
Kemudian yang menjadi indikator variabel prestasi belajar adalah sebagai berikut:
Nilai rata-rata raport pada semester minimal 7 4. MTs NU
MTs NU adalah suatu lembaga pendidikan formal yang terletak di Kodya Salatiga.
F. Hipotesis
Hipotesa berasal dari kata ”hypo”yang berarti di bawah dan ”thesa”yang berarti kebenaran.Dari kata tersebut hipotesa dapat diartikan sebagai anggapan dasar yang menjadi teori sementara dan masih bisa di uji kebenarannya8.
Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesa yang dikemukakan adalah” Ada Hubungan Positif Antara Profesionalisme dengan Prestasi Belajar”. G. Metodologi Penelitian
Dalam pembicaraan metodologi dibahas beberapa komponen yang meliputi : Populasi, sampel, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data sebagaimana berikut:.
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian9. Populasi dalam penelitian ini adalah pada MTs NU Salatiga kelas VIII Tahun 2008.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta, 1983,
hlm.68
b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti10. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa.
c. Variabel Penelit'an
Variabel yang menjadi fokus penelitian ini ada 2 yaitu hubungan profesionalisme guru sebagai variabel pertama, sedangkan prestasi belajar siswa sebagai variabel kedua.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu:
a. Metode Angket
Dalam penelitian ini bisa disebut kuesioner sampelnya dihubungi melalui daftar penulis11. Penulis menggunakan metode ini sebagai metode pokok untuk mencari data tentang hubungan profesionalisme guru.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai sumber masalah atau variabel yang berupa catatan buku, surat kabar, dan sebagainya12. Penulis menggunakan metode ini sebagai metode pokok untuk mencari data tentang prestasi belajar siswa.
10 Ibid. Mm .117.
9
c. Metode Observasi
Dengan metode ini peneliti langsung terjun ke sekolah untuk mengadakan pengamatan situasi umum serta penjajagan lapangan.
3. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut, Sehingga mengandung arti atau dapat diambil suatu kesimpulan akhir. Dalam hal ini penulis menggunakan metode statistik, dengan mengambil langkah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui distribusi dari masing-masing variabel penulis menggunakan teknik analisa frekuensi dengan rumus :
P=F_ x 100%
N
Ket P = Prosentase F = Frekuensi
N=Jumlah total sampel
b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa, Penulis menggunakan analisa statistik dengan rumus
Product Moment sebagai berik u t:
Keterangan :
rxy ■ Koefisien antara skor pada x dan skor pada y
N : Jumlah skor seluruh responden
X : Variabel skor I ( Profesionalisme Guru )
Y : Variabel II ( Prestasi B elajar)
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Definisi istilah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II Landasan Teori barisi tentang Pertama: Pengertian Profesionalisme Guru, Ciri-ciri Guru Profesional, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme, dan Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru, Kedua: Pengertian Prestasi Belajar, Pengertian Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar Siswa, dan cara-cara Menentukan Masalah-masalah Belajar. Sedangkan yang
Bab III Laporan Penelitian disajikan data mengenai Gambaran Umum tentang Sejarah Berdirinya MTs NU Salatiga,Lokasi MTs NU Salatiga, Struktur Organisasi Sekolah, Keadaan Guru, Keadaan Siswa, Jumlah Lokal, Penyajian Data. Data tentang Profesionalisme Guru, Prestasi Belajar Siswa.
Selanjutnya pada Bab IV Analisis Data berisi tentang Pertama: Analisis Data tentang Data Profesionalisme Guru, Kedua: Data tentang Prestasi Belajar Siswa, Ketiga: Analisis Data tentang uji hipotesa tentang Hubungan Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa.
BA B U
LANDASAN TEORI
A. Profesionalisme Guru 1. Pengertian
Istilah profesionalisme berasal dari profession. Profession
mengandung arti yang sama dengan kata accupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan
khusus1. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan
sebagainya) tertentu.2
M enurut Sikun Pribadi;
“ Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa
terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu” .3
Profesionalisme adalah kualitas, mutu, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi.4 Hal ini berarti profesionalisme merupakan
suatu faham bahwa setiap pekerjaan itu harus dilakukan oleh orang yang
profesional. Orang yang profesional adalah orang yang memiliki profesi.
1 Muzayyin Arifin,M.Ed, Kapita Selekta Pendidikan Idam , Bumi Aksara, Jakarta. 2003
him 158
2 Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1989, him. 702
3 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara,
Jakarta,2003 him 1-2
13
Menurut Mukhtar Lutfi ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh
suatu pekeijaan agar disebut sebagai suatu profesi, antara lain:
a. Profesi merupakan panggilan hidup yang sepenuh waktu.
b. Profesi harus dilakukakn atas dasar pengetahuan dan kecakapan atau
keahlian yang khusus dipelajari.
c. Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk mengabdikan diri pada masyarakat
d. Profesi mempunyai kebakuan yang universal, diantaranya profesi itu dilakukan menurut teori, prosedur, prinsip, dan anggapan dasar yang
sudah baku secara universal, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi
pemberian pelayanan.
e. Profesi harus mempunyai kecakapan diagnotif dan kompetensi
aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani
f. Profesi merupakan pekeijaan yang dilakukan secara otonomi
berdasarkan prinsip- prinsip atau norma-norma.
g. Profesi mempunyai kode etik sebagai pedoman yang diakui dan dihargai oleh masyarakat.
h. Profesi merupakan pekeijaan untuk melayani klien ( orang yang
membutuhkan pelayanan.5
Semua pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan dan kecakapan itu sekedar produk dari m inat dan belajar dari kebiasaan.
5 Syafirudin Nurdin, ed.M. Basyirudin Usman Guru Profesional dan Implementasi
Pekeija profesioanal ( termasuk Guru) memiliki kriteria sebagai b e rik u t:
a. Secara nyata dituntut berkecakapan keija (berkeahlian) sesuai dengan
tugas-tugasnya dan tuntutan jabatannya.
b. Kecakapan (keahlian) seorang pekeija profesional bukan hasil pembiasaan tetapi memilki pendidikan prajabatan.
c. Pekeija profesioanal dituntut berwawasan sosial yang luas.
d. pekeija tersebut mencintai profesinya dan memiliki etos keija yang tinggi.
e. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atas negara.6
Jadi yang dikatakan pekeija profesioanal ialah seseorang yang sudah dilatih dan dipersiapkan secara khusus untuk melakukan pekeijaan itu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme adalah mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesioanal.
Guru adalah merupakan pelaku yang bertanggung jaw ab
membimbing dan membantu siswa dalam perkembangan jiw a dan
pengetahuannya.
Jadi Profesionalisme Guru adalah mutu atau kualitas seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar pada siswa.
15
2. Ciri-Ciri Guru Profesional
Untuk menciptakan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas, guru dituntut untuk menjadi sosok yang profesional. Adapun ciri-ciri guru yang profesional adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.
b. Menguasai secara mendalam bahan/materi pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa.
c. Bertanggung jaw ab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
tehnik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai
tes hasil belajar.
d. M ampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.
e. Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya, misalnya di PGRI ada organisasi profesi lainnya.7
Dengan demikian seorang pendidik profesional adalah seseorang yang
memiliki pengetahuan, yang mampu dan siap mengembangkan profesinya,
menjadi anggota organisasi profesional pendidikan, memegang teguh kode
etik profesinya, ikut serta dalam mengkomunikasikan usaha
pengembangan profesi dan bekerja sama dengan profesi lain.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme
a. Pendidikan
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna yaitu
potensi diri. Akal dapat berkembang dengan baik jika memperoleh
pendidikan dan latihan-latihan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang sangat penting
untuk bekeija. Dengan adanya pendidikan (guru) yang berkualitas maka sumber-sumber yang ada dapat dikelola lebih efektif dan efisien
dengan diberi akal untuk berfikir dan mengembangkan
potensi-dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.8
terhadap perilaku dan sikap seseorang dalam mengartikan perlunya hidup
Departemen Agama RI, A l-Q ur’an dan Terjemahannya, Diponegoro, Bandung, 2000,
17
b. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana pada lembaga pendidikan
ialah sarana dan prasarana yang bersifat manual, sangat sederhana dan mungkin sudah tertinggal. Apabila pada satu lembaga (sekolah) sarana
dan prasarana pendidikan yang ada seperti perpustakaan, UKS, pusat
sumber belajar (PSB) dan perlengkapan yang lain masih kurang, maka akan sangat menghambat tumbuhnya guru yang profesional.
c. Motivasi
Keberhasilan seseorang dalam menjalankan profesinya sangat
dipengaruhi oleh motivasi dalam diri. Orang selalu berpandangan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini, maka biasanya ia melakukan suatu pekeijaan dengan sungguh-sungguh karena termotivasi oleh keinginan tersebut. d. Gaji (Upah)
Seseorang yang bekeija mengharapkan imbalan yang sesuai dengan pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan pekeijaannya, maka akan timbul rasa semangat keija yang semakin
baik. Dengan terpenuhinya gaji yang baik, maka rasa kecukupan untuk
memenuhi kebutuhan hidup akan semakin terasa. Selain itu guru akan
merasa dihargai dan dibutuhkan oleh lembaga pendidikan. e. Pengalaman
Seorang pendidik yang mempunyai pengalaman dalam
dengan mereka yang tidak mempunyai pengalaman. Dari pengalaman
tersebut digunakan untuk meningkatkan dan mengevaluasi keijanya
agar lebih baik dan berhasil dari sebelumnya.
4. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
M enurut Syafruddin Nurdin, ada 4 upaya dalam meningkatkan
profesionalisme yaitu:
a. Ketersediaan dan mutu calon guru
Jika kita melihat ke masa lalu, profesi guru merupakan sesuatu
yang tidak membanggakan. Guru identik dengan rakyat yang pas-
pasan bahkan serba kekurangan. Guru adalah sebagai profesi yang
kurang menjanjikan masa depan. Hal itu masih terjadi sampai saat ini.
Banyak lulusan SLTA yang melanjutkan ke lembaga pendidikan tenaga kependididikan tetapi belum secara sadar bahwa nantinya mereka akan menjadi tenaga pendidik atau guru. Dengan demikian apabila mereka menjadi guru tentunya dilakukan dengan terpaksa dan
tidak sepenuh hati, kurang memahami dan menghayati makna profesi
dari keguruan sehingga akan menjadi guru yang tidak bermutu dalam
mengajar dan selanjutnya akan berdampak buruk dalam pendidikan.
b. Pendidikan Pra-jabatan
19
melalui proses pendidikan.9 Implementasi dari ciri tersebut yaitu
adanya pendidikan pra-jabatan yang memberikan kepada guru pemilikan kemampuan profesional awal. Pendidikan pra-jabatan guru
harus dilaksanakan secara sistematis menyiapkan calon guru untuk memiliki kemampuan profesional.
Pada pendidikan pra-jabatan, calon guru dididik dengan berbagai pengetahuan. Ketrampilan, sikap profesional, disiplin dan sikap teliti yang diperlukan dalam pekeijaannya nanti. Pembentukan
sikap tersebut tidak mungkin muncul dengan sendirinya, tetapi harus
dibina sejak calon guru memulai pendidikan dilembaga pendidikan keguruan.
Adapun langkah yang diambil untuk mencapai keadaan yang dikehendaki adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui kemampuan profesional, perlu dilakukan penyaringan calon peserta didik
2) Pra-jabatan secara efektif, baik dari segi kemampuan potensial,
aspek-aspek kepribadian yang relevan maupun motivasi
mengikuti pendidikan pra-jabatan keguruan.
3) Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar dilakukan secara sistematis menyiapkan calon guru untuk menguasai kemampuan profesional. Pekerjaan profesional keguruan
memerlukan wawasan kependidikan serta pengetahuan dan
ketrampilan keguruan.
Profesi guru adalah jenis pekerjaan yang selama ini diabaikan orang dan terus menerus berada dalam perdebatan, sehingga guru tidak
disiapkan secara profesional. Agar guru dapat disiapkan secara profesional, maka penyelenggaraan pendidikan profesi guru
dibutuhkan penanganan dengan mekanisme yang lebih cermat,
terutama terhadap periiaku mereka sebagai guru. Agar perilaku calon guru dapat dicermati, maka mereka harus diasramakan minimal satu
semester bersamaan dengan pada saat mereka memperoleh pendidikan
dan latihan sejumlah ketrampilan mengajar, mencermati karakteristik
siswa, cara-cara mendeteksi kegagalan siswa, cara-cara memberikan
bantuan yang tepat, cara memaknakan kurikulum secara proporsional,
dan cara-cara memilih dan menyediakan media belajar, serta cara
evaluasi belajar mengajar yang mencapai sasaran.10
Jelaslah bahwa pendidikan pra-jabatan harus
diselenggarakan secara optimal dan mantap apabila kita menginginkan
jajaran guru terdiri dari tenaga-tenaga profesional dan bermutu,
c. Mekanisme pembinaan dalam jabatan
Mekanisme atau pengembangan sikap profesional tidak hanya berhenti apabila seorang guru telah mendapatkan pendidikan pra-jabatan, selama menjabat sebagai guru ju g a perlu dilakukan
10 H. Djohar ed. Dra. Istriningsih, M.P<L,Guru,Pendidikan dan Pembinaannya (
21
pembinaan. Banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan sikap
profesionalisme guru diantaranya diselenggarakannya penataran-
penataran, lokakarya, seminar-seminar, dan sebagainya. Guru juga harus selalu mengembangkan diri dengan banyak menyerap infonnasi
dari berbagai media seperti televisi, radio, koran, internet dan lain-lain,
d. Peranan organisasi profesi
Organisasi profesi guru di Indonesia adalah PGRI(Persatuan Guru Republik Indonesia). Organisasi PGRI merupakan suatu sistem,
dimana unsur pembentukannya adalah guru-guru. Oleh karena itu guru
harus bertindak sesuai dengan tujuan organisasi. Ada hubungan timbal
balik antara anggota dengan organisasi, baik dalam melaksanakan
tugas maupun dalam mendapatkan hak.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu rangkaian pengertian yang terdiri
dari rangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Menurut W .J.S Poerwodarminto prestasi adalah hasil yang telah
dicapai, dilakukan dikeijakan dan sebagainya.11
Untuk mengetahui pengertian prestasi belajar secara terperinci penulis akan menjelaskan pengertian tentang belajar. Banyak para ahli memberikan definisi tentang belajar, di antaranya yaitu :
11 W.J.S. Poerwodaimiirto^aiwi» Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982,
a. Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli yaitu:
1) M enurut Uzer Usman bahwa belajar diartikan sebagai proses pembahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu, individu dengan lingkungan.12
Pada umumnya belajar dapat diartikan kegiatan-kegiatan fisik
dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Kegiatan manusia dalam perbuatannya selalu
menuntut kegiatan jasm ani dan rohani.
2) Mengutip pernyataan Burton ” learning is a change in the
individual does to instruction and his environment, which fill a
need and make him more capable o f dealing adequately with
his environment”.
Dalam pengertian ini ada kata change atau “pem bahan”
yang berarti bahwa seseorang telah mengalami proses belajar maka akan mengalami pembahan tingkah laku, baik aspek
pengetahuan, keterampilan, maupun pada aspek sikapnya.13
3) Oemar Hamalik ju g a berpendapat bahwa belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau pembahan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang bara berkat latihan dan pengalaman.14
12 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya, Bandung, 2000, him. 5.
u Ibid. him. 5
14 Oemar Hamalik, M etode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung,
23
4) Dimyati Mudjiono juga mengutip dari Gagne bahwa belajar
adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi lingkungan, melewati pengolahan inforasi menjadi kapabilitas baru.15
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam proses
perubahan dalam diri siswa baik tingkah laku, kepribadian atau
keterampilan
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses
belajar yang dilakukan siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan
belajar. Untuk mencapai keberhasilan harus memperhatikan beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern), diantaranya yaitu:
1) Aspek jasm aniah
Aspek jasm aniah mencakup kondisi dan kesehatan
jasm ani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, kondisi fisik juga menyangkut kelengkapan dan
,
kesehatan indera penglihatan, pendengaran, perabaan dan
penciuman serta pengucapan. 2) Aspek psikis (rohaniah)
Aspek psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, social, psikomotor serta
kondisi afektif dan konotatif dari individu.
3) Kondisi intelektual
K ond isi intelektual m enyan gk ut tingkat k ecerdasan,
bakat, baik bakat sekolah yaitu penguasaan siswa akan
pengetahuan atau pelajaran yang telah lalu, maupun bakat pada pekeijaan.
b. Faktor-faktor dari luar (ekstern), diantaranya: 1) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan yang paling utama dalam pendidikan. Dalam memberikan landasan dasar bagi proses belajar mengajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor fisik dan sosial psikologis
yang ada di dalam lingkungan keluarga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan belajar pada anak. Keluarga yang
25
mempengaruhi belajar anak, yaitu hubungan yang akrab, dekat, penuh rasa sayang dan menyayangi, saling mempercayai,
saling membantu, saling tenggang rasa, dan saling mengerti. 2) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah ini meliputi lingkungan fisik
sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber
belajar,media belajar dan sebagainya. Lingkungan sosial yang
menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru- gurunya, serta staf-staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut akademik, yaitu suasana dalam pelaksanan
kegiatan belajar dan mengajar, berbagi kegiatan kurikuler dan sebagainya.
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yaitu dimana siswa sebagai
warga memiliki lata” belakang pendidikan yang cukup, yang
terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber
belajar yang didalamnya akan memberi pengaruh yang positif
terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi
mudanya.
3. Cara-cara Menentukan M asalah-masalah Belajar
Belajar di sekolah terkait dengan beberapa hal, dalam bertindak belajar, siswa berhubungan dengan guru, bahan ajar, perolehan
Disamping itu, siswa secara intern menghadapi disiplin,
kebiasaan dan semangat belajarnya sendiri. Faktor intern tersebut merupakan hal yang cukup kompleks. Dengan demikian guru sebagai
pendidik generasi muda bangsa berkewajiban mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh siswa.
Adapun cara untuk menentukan masalah-masalah belajar
tersebut adalah:
a. Pengamatan perilaku siswa.
Sekolah merupakan pusat pembelajaran, guru yang bertindak
menjelaskan dan siswa bertindak belajar. Tindakan belajar tersebut
dilakukan oleh siswa sebagaimana lazimnya tindakan seseorang.
M aka tindakan tersebut dapat diamati sebagai perilaku belajar.
b. Analisis hasil belajar.
Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar tiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jaw aban
soal ulangan atau ujian, dan berwujud karya atau benda. Semua
hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.
c. Tes hasil belajar.
Pada akhir proses hasil belajar diluncurkan tes hasil belajar. Adapun jenis tes yang digunakan pada umumnya digolongkan
27
tes obyektif. Tes hasil belajar adalah alat untuk membelajarkan
siswa. Meskipun dengan demikian keseringan penggunaan tes
tertentu akan menimbulkan kebiasaan tertentu, artinya jenis tes
tertentu akan membentuk jenis-jenis ranah tertentu seperti ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotor tertentu pula.16
C. Hubungan Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Guru merupakan sebuah profesi dimana didalamnya menuntut adanya
sebuah penguasaan, keahlian, seita keterampilan dalam menjalankan sebuah proses pengajaran mengingat banyaknya kompetensi yang harus dikuasai dan
dimiliki oleh seorang guru dalam dunia pendidikan sinkron dengan begitu
banyaknya aspek- aspek yang harus digarap oleh seorang guru dalam dunia pendidikan maka seringkah hal ini menjadi permasalahan tersendiri.
Berdasarkan Undang -undang no 14/2005 pasal 10 Seorang guru dituntut untuk menguasai bebrapa kompetensi diantaranya :
1. Kompetensi pedagogik 2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi sosial dan
4. Kompetensi profesional17
Dalam undang- undang tersebut dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Kompetensi kepribadian adalah kemempuan pribadi yang mantap, berakhlak
16 Dimyati Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hhn.
254-17 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran luas dan mendalam , kompetensi sosial ialah kemampuan guru untuk berkomunikasi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua /wali murid dan masyarakat sekitar.18
Secara umum keadaan guru di indonesia sangat sulit untuk menemukan
pendidik yang menguasai keempat kompetensi yang dituntut, bahkan satu
kompetensi saja sangat sulit bagi seorang guru yakni kompetensi profesional yang berhubungan langsung dengan masalah pengajaran, faktanya sebagian
guru masih ada yang tidak sesuai antara kualifikasi akademik dengan bidang
pengajarannya.
Maka tentunya permasalahan tersebut di atas akan mempengaruhi proses pendidikan siswa dikarenakan tidak terpenuhinya kompetensi yang
ada pada guru sehingga secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagai contoh misalnya ketika siswa mengalami kesulitan belajar guru tidak tahu bagaimana seharusnya
memperlakukan siswa tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan seorang
guru akan ilmu jiw a anak dan metode pengajaran.
Diharapkan dari pengkajian permasalahn profesionalisme guru dan
prestasi belajar siswa, akan dapat menemukan hubungan serta arti pentingnya penguasaan guru terhadap kompetensi yang harus dimilikinya dan pengaruhnya terhadap prestasi prestasi belajar siswa.
29
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs NU Salatiga
1. Sejarah Berdirinya MTs NU Salatiga
Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTs NU) Salatiga
didirikan pada tahun 1959 M oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi Shaleh yang dibantu tokoh-tokoh islam pada waktu itu antara lain:
a. K.H. Zubair
b. K.H. Bahrudin Honggowongso c. K.H. Ghufron
d. K.H. Kasmuni e. K.H. Zainudin
Sejak berdirinya hingga tahun 1964 lembaga tersebut belum
memiliki gedung sendiri, sehingga selama kurun waktu tersebut (1956- 1964) pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah K.H.
Bahrudin Honggowongso, yaitu jalan Taman Makam Pahlawan No. 20 Salatiga.
Setelah berkisar 8 tahun atas usaha beberapa tokoh dan pengurus
Yayasan Irnaratul Masajid Wal Madaris (Y AIM AM) MTs NU berhasil
membangun gedung sendiri di jalan Kartini No. 02 Salatiga sampai sekarang.
Pada awal pendidikan lembaga ini (MTs NU) kurang bisa beijalan
sarana dan prasarana saat itu. Namun keadaan ini tidak langsung begitu lama, karena sedikit demi sedikit sarana dan prasarana lembaga ini
terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan masyarakat. Dan ju g a mendapat bantuan dari Departemen Agama Kodya Salatiga, Sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik, baik
kualitas tenaga pengajar maupun jum lah siswanya.
Atas upaya pengurus dan pendidikan di MTs NU Salatiga, Kanwil
Departemen Agama Propinsi Jaw a Tengah memberikan pengakuan akreditas dari terdaftar menjadi diakui dengan SK No. WK/Se/PP. CO.
5/1390. 1993. Sejak itulah lembaga pendidikan MTs NU Salatiga
mengalami kemajuan pesat.
2. Lokasi MTs NU Salatiga
MTs NU Salatiga merupakan lembaga pendidikan formal yang
berada ditengah kota Salatiga. MTs NU menghadap ke Utara dan di
depan sekolah sebelah utara terdapat Jl. Kartini dan perumahan penduduk dan SLTP 1 dan SMU 3. Sedangkan sebelah selatan terdapat
Hotel Palapa sebelah barat terdapat Jl. Osamaliki. MTs NU Salatiga
31
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi guru dan karyawan MTs NU Salatiga Tahun
2008/2009.
Tabel 1
Struktur Organisasi Guru dan Karyawan
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
NO NAMA JABATAN
1 Drs. Muh Syamsul Kepala Sekolah
2 M. Yunus Nawawi Ketua Komite
3 Ali Munabah, S.Pdi Kesiswaan
4 Busyaeri Wali Kelas
5 Arzuqoh, S.Ag BP
6 Sri Supadmi Wali Kelas
7 Su’udi Kurikulum
8 Nur Abdul Madjid Humas
9 Luluk Mudhiati Koperasi
10 Paini Juru Bayar
11 Iin Indah K. Bendahara
12 Rio Abinowo TU
13 Ngatman Penjaga
4. Data tentang keadaan siswa MTs NU Salatiga Tahun 2008/2009.
Ju n lah siswa ada 242 siswa, dengan rincian 136 siswa dan 106
siswi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini:
Tabel 2
Rekapitulasi Jumlah Siswa
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
NO KELAS PA P1 JUMLAH
1. Ia 14 15 29
2. Ib 16 17 33
3. Ila 21 19 40
4. Hb 22 15 37
5. IIc 20 12 32
6. lila 21 14 35
7. Illb 22 14 36
jumlah 136 106 242
a. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga Tahun 2008/2009
TABEL 3
Struktur Organisasi Sekolah
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
NO NAMA JABATAN KET
1. M. Yunus Nawawi Ketua Komite
33
3. Iin Indah K, A.Md Tata Usaha GTT
4. Su’udi Waka Kurikulum GTT
5. Ali Munabah, S.Pdi W aka Kesiswaan GTT
6. Rio Abinowo Sarpras PTT
7. Nur Abdul Madjid Humas GTT
8. Busyaeri Wali Kelas Ia GTT
9. Suharman, AMd Wali Kelas Ib DPK
10 Tasdiq Wali Kelas Iia DPK
11 Uswatun Khasanah, Spdl Wali Kelas Iib GTT
12 Siti Fatimah, SPd Wali Kelas lie DPK
13 Kartini, S S Wali Kelas lila DPK
14 Muhtadi Wali Kelas Illb
15 Sri Supadmi Wali Kelas IIIc GTT
b. Jumlah ruang atau lokal
Keseluruhan jum lah ruang atau lokal MTs NU Salatiga Tahun
2008 adalah 25. Lebih jelasnya dapat melihat tabel di bawah
NO SARANA PRASARANA JUMLAH
1 Ruang Kelas 8
2 Ruang Guru 1
3 Aula 1
4 R. Koperasi 1
5 R. BP 1
6 R. Perpustakaan 1
7 R. Kepala Sekolah 1
8 Ruang TU 1
9 Ruang Multimedia 1
10 Ruang UKS 1
11 Ruang OSIS 1
12 Ruang Ganti 1
13 WC Guru 2
14 WC Siswa 2
15 Lap. Voli 1
16 Lap. Tenis Meja 1
35
B. Daftar Nama-nama Responden
Adapun nama- nama responden ada 40 siswa, umtuk lebih jelasnya dapat melihat data tabel sbb.:
Tabel 5
Daftar Nama Siswa Kelas VIII Yang Menjadi Responden Mts NU
16 M. Solikin VIII
17 Eko Haryadi VIII
18 Taqyudin VIII
19 Dwi Nelanti VIII
20 Riki Ariyanto VIII
21 Afsal Mutholib VIII
22 Wahyu Ningsih VIII
23 Keni Purnama S. VIII
24 Puji Tri utami VIII
25 Titis Eka Putri VIII
26 M. Saefuddin VIII
27 M. Ali Nur Fuad VIII
28 Lailatur rahmawati VIII
29 Laili Robiyatun VIII
30 Joko Suprianto VIII
31 Desi Ari sani VIII
32 Aji Anggoro VIII
33 Apriana VIII
34 Siti Nurrohmah VIII
35 B ambang Sutrisno VIII
36 Khusnul Afifah VIII
37
«
38 Isnaini VIII
39 Jazilatul Afifah VIII
40 Oki Setiawan VIII
C. Penyajian Data Penelitian
1. Data Tentang Profesionalisme Guru
Selama kurang lebih dari dua bulan peneliti mengadakan penelitian di
MTs NU Salatiga untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dengan cara menyebar angket kepada responden sebanyak 40 siswa eksemplar yang
disebarkan di MTs NU Salatiga dengan perincian soal sebagai b e rik u t:
Variabel profesionalisme guru sebanyak 10 item, soal masing-masing
4 option untuk menentukan pada jaw aban responden, penulis memberi nilai pada setiap jawaban sebagai b e rik u t:
1. Jawaban ( A ) diberi nilai 4 2. Jawaban ( B ) diberi nilai 3
3. Jawaban ( C ) diberi nilai 2 4. Jawaban ( D ) diberi nilai 1
T ab el 6
T ab u lasi Ja w a b a n Siswa K elas V III
T e rh a d a p A ngket Profesionalism e G u ru
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 C B C C B A A B C C
2 B B B C C B A B B A
3 A D B C C A A B B A
4 A B C D A A A A C C
5 C B C C B C B C C B
6 A B C C D D C C C A
7 A B B D C A A B A B
8 C B C B B C B C B A
9 C B B C A C A B C B
10 C B C C C B C C C C
11 c B C D B C B B C D
12
c
B C D B C C C C C13
c
B B C A A A C B A14
c
B C C C C B B C C15 't B C B B C A C B C
16 c B C C C C C B C B
17
c
B A C A A A C C A39
19 C B C C D C A B C C
20 A B A D C A A A B A
21 A D C C C B A C C C
22 C C A A C B C A C A
23 C B C B B A A C C B
24 C B C C B A A C C B
25 '<si B B C B A C B C C
26
c
B B C B A C B C C27 A B A D C B c C C B
28 A B A C C A A C C B
29 A B B D C C B C C D
30 A C A D C C D C D D
31 A B C D D B C B C B
32 A B A A A A A D C A
33 C B B C A C A B B C
34 A B B C C D B C A B
35 C B C B B A B C C C
36 C B B B B C C C B A
37 A B B D B A A C C C
38 C B A D C C A C C A
39 D A C C C B B C A D
2. Data Tentang Prestasi Belajar
Adapun untuk mengetahui Prestasi Belajar Siswa dapat dilihat pada
tabel sebagai b e rik u t:
Tabel 7
Daftar Nilai Raport Siswa Kelas VIII
MTs NU Salatiga Tahun 2008/2009
NO NILAI KELAS
1 76 VIII
2 65 VIII
3 66 VIII
4 66 VIII
5 65 VIII
6 67 VIII
7 68 VIII
8 64 VIII
9 64 VIII
10 65 VIII
11 73 VIII
12 64 VIII
13 66 VIII
14 70 VIII
16 64 VIII
17 67 VIII
18 65 VIII
19 69 VIII
20 69 VIII
21 67 VIII
22 62 VIII
23 71 VIII
24 80 VIII
25 69 VIII
26 66 VIII
27 67 VIII
28 68 VIII
29 67 VIII
30 65 VIII
31 61 VIII
32 62 VIII
33 66 VIII
34 68 VIII
35 66 VIII
36 67 VIII
38 63 VIII
39 61 VIII
43
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data yang diperlukan terkumpul selanjutnya langkah yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah menganalisa data. Dalam menganalisa data ini penulis menggunakan tehnik statistik, dimasudkan dalam rangka memperoleh jawaban dari beberapa pokok masalah yang dipertanyakan yaitu:
1. Bagaimana tingkat profesionalisme guru di MTs NU Salatiga Tahun 2008? 2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2008?
3. Adakah pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di MTs NU Salatiga Tahun 2008?
Adapun secara berturut-turut analisa yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
Untuk mencapai tujuan nomor satu dan nomor dua penulis menggunakan analisis prosentase sebagai analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus :
P = — xl00%
N
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi
N = Jumlah responden
Untuk mencapai tujuan nomor tiga penulis menggunakan analisis product
moment sebagai analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
'V: Koefisien antara skor pada x dan skor pada y
N : Jumlah skor seluruh responden
X : Variabel skor I ( Profesionalisme Guru )
Y: Variabel II ( Prestasi Belajar)
A. Analisis Pertama
1. Tingkat Profesionalisme Guru
a. Mencari skor masing-masing responden dengan cara
Untuk mengetahui tingkat Profesionalisme Guru di MTs NU Salatiga berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari 10 soal, masing-masing soal berbobot dengan n ila i:
1) Alternatif Jawaban A memiliki nilai 4 2) Alternatif jawaban B memiliki nilai 3 3) Alternatif jawaban C memiliki nilai 2 4) Alternatif jawaban D memiliki nilai 1
45
menentukan profesionalisme guru di MTs NU Salatiga. Lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 8
Skor Angket Profesionalisme G uru Mts NU Salatiga
NO RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JM L
1 2 3 2 2 3 4 4 3 2 2 27
2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 30
3 4 1 2 2 2 4 4 3 3 4 29
4 4 3 2 1 4 4 4 4 2 2 30
5 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 24
6 4 3 2 2 1 1 2 2 2 4 23
7 4 3 3 1 2 4 4 3 4 3 31
8 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 27
9 2 3 3 2 4 2 4 3 2 3 28
10 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 22
11 2 3 2 1 3 2 3 3 2 1 22
12 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 21
13 2 3 3 2 4 4 4 2 3 4 31
14 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 23
15 2 3 2 3 3 2 4 2 3 2 26
16 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 24
2 2 27
19 2 3 2 2 1 2 4 3 2 2 23
20 4 3 4 1 2 4 4 4 3 4 31
21 4 1 2 2 2 3 4 2 2 2 24
22 2 2 4 4 2 3 2 4 2 4 29
23 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 28
24 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 28
25 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 25
26 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 25
27 4 3 4 1 2 3 2 2 2 3 26
28 4 3 4 2 2 4 4 2 2 3 30
29 4 3 3 1 2 2 3 2 2 1 23
30 4 2 4 1 2 2 1 2 1 1 20
31 4 3 2 1 1 3 2 3 2 3 24
32 4 3 4 4 4 4 1 4 2 4 35
33 2 3 3 2 4 2 4 4 3 2 31
34 4 3 3 2 2 1 3 2 4 3 27
35 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 26
36 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 27
37 4 3 3 1 3 4 4 2 2 2 28
47
NO RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JM L
39 1 4 2 2 2 3 3 2 4 1 24
40 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 25
b. Menentukan lebar nilai interval
Berdasarkan nilai hasil angket di atas tentang profesionalisme
guru diperoleh nilai tertinggi 35 dan nilai terendah 20. Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, antara la in :
1) Rentang = nilai tertinggi - nilai terendah 35 - 20 = 15, Jadi diperoleh rentang : 15
2) Banyak kelas interval yang diperlukan, menggunakan aturan struges;
Banyak Kelas Interval = 1 + (3,3) Log n
= l + (3,3) Z,og 40
= 1+ (3,3) (1,6021)
= 6,286797971
Bisa membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6 (hasil pembulatan ke bawah) atau kelas 7 (hasil pembulatan ke atas).
3) Menentukan panjang kelas interval (P); p _ Rentang
15
7 2,143 (pembulatan menjadi 2
P =2
4) Pilih ujung bawah kelas interval, bisa diambil sama dengan data terkecil/nilai data yang lebih kecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang ditentukan yaitu 20
5) Dengan p = 3, diambil sama dengan data terkecil
Mengambil banyak kelas 6, panjang kelas 3 dan dimulai dengan ujung bawah kelas pertama sama dengan 20, seperti dalam point 3. perolehan daftar penolong, antara lain:
Nilai Tabulasi Frekuensi Keterangan
2 0 - 2 2 IIII 4 Sangat Kurang 2 3 - 2 5 'tttl'fttlll 12 Kurang 2 6 - 2 8 TBi m m 13 Sedang 2 9 -3 1 'fflnfH 10 Tinggi
3 2 - 3 4 0 0 Sangat Tinggi
3 5 - 3 7 i 1 Sangat Tinggi Sekali
c. Mengklasifikasi nilai responden
Dengan interval kelas 6, maka dapat diperoleh kategori profesionalisme guru sebagai berikut:
20 - 22 termasuk kategori profesionalisme guru Sangat Kurang 23 - 25 termasuk kategori profesionalisme guru Kurang
49
2 9 -3 1 termasuk kategori profesionalisme guru Tinggi
32 - 34 termasuk kategori profesionalisme guru Sangat Tinggi 35 - 37 termasuk kategori profesionalisme guru Sangat Tinggi Sekali
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat profesional guru, seperti tabel di bawah ini:
Tabel 9
Interval Profesionalisme Guru
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
No. Nilai Interval Jumlah Siswa Keterangan
1 2 0 - 2 2 4 Sangat Kurang
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
12 21 Sangat Kurang
32 35 Sangat Tinggi Sekali
33 31 Tinggi
34 27 Sedang
35 26 Sedang
36 27 Sedang
51
No. Resp Skor Keterangan
38 26 Sedang
39 24 Kurang
40 25 Kurang
Setelah diketahui nilai Profesionalisme Guru dengan kategori sangat, kemudian masing -masing variabel dipresentasikan dengan rumus:
P = — xl00%
N
Keterangan : P= Prosentase
F= Jumlah subjek dalam masing-masing nominasi N= Jumlah subjek secara keseluruhan
Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
1) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme sangat tinggi sekali sebanyak 1 responden
P = — x 100% = 2,5%
40
2) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme sangat tinggi sebanyak 0 responden
/ > = A x i o o % = 0 % 40
4) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme sedang sebanyak 13 responden
/> = — x 100% -32,5% 40
5) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme kurang sebanyak 12 responden
P = — x 100% = 30%
40
6) Untuk profesionalisme guru yang mendapat kategori profesionalisme sangat kurang sebanyak 4 responden
P = — xl00% = 10%
40
Tabel 11
Persentase Profesionalisme Guru
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Profesionalisme sangat kurang 2 0 - 2 2 4 10% 2 Profesionalisme kurang 2 3 - 2 5 12 30% 3 Profesionalisme sedang 2 6 - 2 8 13 32,5% 4 Profesionalisme tinggi 2 9 -3 1 10 25%
53
d. Mencari prosentase dari setiap item pertanyaan
Tabel 12 pelajaran, Apakah anda senang dengan cara-cara mengajar guru anda?
a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah
a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah
1
35 2 2 2,5 87,5 5 53
Dalam menerangkan pelajaran, Apakah guru anda menggunakan metode yang Yang bervariasi?
a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah
A B C D A B C D
a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah
5
Dalam menerangkan pelajaran, Apakah guru anda mengaitkan dengan kejadian- kejadian dengan lingkungan masyarakat?
a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah
6 15 16 3 15 37,5 40 7,5
6
Ketika proses belajar mengajar berlang sung, Apakah guru anda mampu mengelola kelas?
a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah
12 12 14 2 30 30 35 5
7
Setiap masuk kelas, Apakah guru anda memberi semangat untuk belajar?
a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah
55 b. Sering d.Tidak pernah
4 8 27 1 10 20 67,5 25
10
Apakah anda ditanya tentang kesulitan dalam belajar?
a. Selalu c.Kadang-kadang b. Sering d.Tidak pernah
11 10 15 4 27,5 25 37,5 10
Kesimpulan dari tabel di atas
1) Pada item nomor I tentang. Dalam menerangkan pelajaran, Apakah anda senang dengan cara-cara mengajar guru anda?
Yang menjawab A ada 14 siswa atau 35%, Yang menjawab B ada 2 menjawab D ada 2 siswa atau 5%
atau 30%, yang menjawab C ada 19 siswa atau 47,5%, dan yang menjawab D tidak ada yang menjawabnya.
4) Pada item nomor 4 tentang, Apakah guru anda dalam menerangkan pelajaran menggunakan alat peraga?, Yang menjawab A ada 2 siswa atau 5%, yang menjawab B ada 7 siswa atau 17,5%, yang menjawab C ada 20 siswa atau 50%, dan yang menjawab D ada 11 siswa atau 27,5%.
5) Pada item nomor 5 tentang, Dalam menerangkan pelajaran, Apakah guru anda mengaitkan dengan kejadian-kejadian dengan
lingkungan masyarakat?, Yang menjawab A ada 6 siswa atau 15%, yang menjawab B ada 15 siswa atau 37,5%, yang menjawab C ada 16 siswa atau 40%, dan yang menjawab D ada 3 siswa atau 7,5%.
6) Pada item nonor 6 tentang, Ketika proses belajar mengajar berlangsung, Apakah guru anda mampu mengelola kelas?, Yang menjawab A ada 12 siswa atau 30%, yang menjawab B ada 12 siswa atau 30%, yang menjawab C ada 14 siswa atau 35%, dan yang menjawab D ada 2 siswa atau 5%.
57
8) Pada item nonor 8 tentang, Setiap pertemuan di kelas, Apakah guru anda selalu menanyakan pelajaran yang telah lalu?, Yang menjawab A ada 3 siswa atau 7,5%, Yang menjawab B ada 14 siswa atau 35%, yand menjawab C ada 22 siswa atau 55%, dan yang menjawab D ada 1 siswa atau 2,5%.
9) Pada item nomor 9 tentang, Apakah guru anda sering memberi soal latihan?, Yang menjawab A ada 4 siswa atau 10%, Yang menjawab B ada 8 siswa atau 20%, yang menjawab C ada 27 siswa atau 67,5%, dan yang menjawab D ada I siswa atau 2,5%.
10) Pada item nomor 10 tentang, Apakah anda ditanya tentang kesulitan dalam belajar?, Yang menjawab A ad all siswa atau 27,5%, yang menjawab B ada 10 siswa atau 25%, yang menjawab C ada 15 siswa atau 37,5%, dan yang menjawab D ada 4 siswa atau
10%.
permasalahan kedua dalam penelitian ini, yaitu mengetahui variabel tingkat prestasi belajar siswa.
Adapun untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel sbb:
Tabel 13
Data Nilai Rata-rata Rape r t Semester I Siswa Kelas VIII
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
59
a. Menentukan lebar nilai interval
1) Rentang = nilai tertinggi - nilai terendah 80 - 61 = 19, Jadi diperoleh rentang : 19
2) Banyak kelas interval yang diperlukan, menggunakan aturan struges;
Banyak Kelas Interval = I + (3,3) Log n
Bisa membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6 (hasil pembulatan ke bawah) atau kelas 7 (hasil pembulatan ke atas).
3) Menentukan panjang kelas interval (P); p _ Rentang
Banyak Kelas
4) Pilih ujung bawah kelas interval, bisa diambil sama dengan data terkecil/nilai data yang lebih kecil tetapi selisihnya harus kurang
= 1 +(3,3) Log 40
= 1+ (3,3)(1,6021)
= 6,286797971
Dan dari sisi bisa diambil P = 3
dari panjang kelas yang ditentukan yaitu 61
61
Mengambil banyak kelas 7, panjang kelas 3 dan dimulai dengan ujung bawah kelas pertama sama dengan 61, seperti dalam point 3. perolehan daftar penolong, antara lain:
Nilai Tabulasi Frekuensi Keterangan
61 - 6 3 B I 6 Sangat Kurang ekali 6 4 - 6 6 TW'WTttH 15 Sangat Kurang 6 7 - 6 9 'W! m m 13 Kurang
7 0 - 7 2 II 2 Sedang
7 3 - 7 5 11 2 Tinggi
7 6 - 7 8 I 1 Sangat Tinggi
79-91 I 1 Sangat Tinggi Sekali
b. Mengklasifikasi nilai responden
Dengan interval kelas 6, maka dapat diperoleh kategori Prestasi Belajar sebagai berikut:
6 1 - 6 3 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sangat Kurang Sekali 64 - 66 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sangat Kurang 67 - 69 termasuk kategori prestasi belajar siswa Kurang 70 - 72 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sedang 73 - 75 termasuk kategori prestasi belajar siswa Tinggi
76 - 78 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sangat Tinggi 7 9 -9 1 termasuk kategori prestasi belajar siswa Sangat Tinggi Sekali
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
No. Nilai Interval Jumlah Siswa Keterangan
1 6 1 - 6 3 6 Sangat Kurang Sekali
2 6 4 - 6 6 16 Sangat Kurang
3 6 7 - 6 9 13 Kurang
4 7 0 - 7 2 2 Sedang
5 7 3 - 7 5 1 Tinggi
6 7 6 - 7 8 1 Sangat Tinggi
7 7 9 -9 1 1 Sangat Tinggi Sekali
Tabel 15
Nilai Nominasi Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
No. Resp Skor Keterangan
1 76 Sangat Tinggi
2 65 Sangat Kurang
3 66 Sangat Kurang
4 66 Sangat Kurang
5 65 Sangat Kurang
6 67 Kurang
7 68 Kurang
8 64 Sangat Kurang
No. Resp Skor Keterangan
10 65 Sangat Kurang
11 73 Tinggi
12 64 Sangat Kurang
13 66 Sangat Kurang
14 70 Sedang
15 64 Sangat Kurang
16 64 Sangat Kurang
17 67 Kurang
18 65 Sangat Kurang
19 69 Kurang
20 69 Kurang
21 67 Kurang
22 62 Sangat Kurang Sekali
23 71 Sedang
24 80 Sangat Tinggi
25 69 Kurang
26 66 Sangat Kurang
27 67 Kurang
28 68 Kurang
29 67 Kurang
30 65 Sangat Kurang
33 66 Sangat Kurang
34 68 Kurang
35 66 Sangat Kurang
36 67 Kurang
37 68 Kurang
38 63 Sangat Kurang Sekali 39 61 Sangat Kurang Sekali 40 62 Sangat Kurang Sekali
Setelah diketahui nilai prestasi belajar dengan kategori sangat, kemudian masing -masing variabel dipresentasikan dengan rumus:
P = — xl00%
N
Keterangan : P= Prosentase
F= Jumlah subjek dalam masing-masing nominasi N= Jumlah subjek secara keseluruhan
Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
1) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sangat Tinggi Sekali sebanyak 6 responden
65
2) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sangat Tinggi sebanyak 16 responden
P = — x 100% = 40%
40
3) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Tinggi sebanyak 13 responden
P = — x 100% = 32,5%
40
4) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sedang sebanyak 2 responden
P = —
x
100% = 5%40
5) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Kurang sebanyak 1 responden
P = — x 100% -2,5%
40
6) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sangat Kurang sebanyak 1 responden
P = — x 100% = 2,5%
40
7) Untuk prestasi belajar siswa yang mendapat kategori profesionalisme Sangat Kurang Sekali sebanyak 1 responden
P = — x 100% -2,5%