1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA RASUL ALLAH
SWT MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DENGAN MEDIA
INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII SEMESTER II
MTS RIYADLOTUL ULUM KUNIR DEMPET
KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
HURUN „IN
NIM: 111-13-178
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA RASUL ALLAH
SWT MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DENGAN MEDIA
INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII SEMESTER II
MTS RIYADLOTUL ULUM KUNIR DEMPET
KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
HURUN „IN
NIM: 111-13-178
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
viii
MOTTO
( اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ
٦
)
ْبَصْناَف َتْغَرَف اَذِإَف
(
٧
)
Artinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS Al Insyirah: 6-7)
“
BERANGKAT DENGAN KEYAKINANBERJALAN DENGAN PENUH KEIKHLASAN
ix
PERSEMBAHAN
Alhamdullilahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Abah Alfin dan Ibu Nursiyam, sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa memberikan nasehat dan mencurahkan kasih sayang, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti, agar saya bisa menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.
2. Kakakku Mirza dan Mbak Nayla yang selalu mendukungku, selalu
menberikan do‟a, memberiku semangat dan motivasi.
3. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang selalu mendoakanku.
4. Sahabat-sahabatku (mbak apip, mb nurul, mb afi, mb ela, mb eka, mb zubed dan mb chusna ) yang telah menemaniku dan memberiku semangat.
5. Keluarga besar PPTQ Al-Muntaha yang saya sayangi.
x
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا للها مسب
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman Kepada Rasul Allah SWT
Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Media
Index Card Match Siswa Kelas VIII Semester II MTs Riyadlotul
Ulum Kunir Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran
2016/2017
”
.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Suatu kebanggan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis
sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini,
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi
ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak
xi
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik dan Ketua
Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Sutrisna, M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang telah mengarahkan,
membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan
waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
6. Bapak Moh Shonhaji, S.Ag., M.SI. selaku Kepala Sekolah MTs Riyadlotul
Ulum Kunir beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis
untuk melakukan penelitian di MTs Riyadlotul Ulum Kunir.
7. Siswa-siswi kelas VIII MTs Riyadlotul Ulum Kunir yang telah mendukung
dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Teman – teman PAI 2013, yang selalu bersama dalam suka dan duka. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa
semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat kesuksesan
dunia akhirat, amiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak
xii
membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di
xiv ABSTRAK
In, Hurun. 2017. ”Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman Kepada Rasul Allah SWT Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Media Index Card Match Siswa Kelas VIII Semester II MTs Riyadlotul Ulum Kunir
Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017”
Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Sutrisna, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Kooperatif, Media Index Card Match
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Riyadlotul Ulum Kunir pada mata pelajaran aqidah akhlak menggunakan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index Card Match. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan media Index Card Match
dalam pembelajaran aqidah akhlak materi iman kepada rasul Allah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Riyadlotul Ulum Kunir Tahun Pelajaran 2016/2017?.
Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 3 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman kepada Rasul Allah. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs RU Kunir, yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 16 siwa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan media Index Card Match
pada pembelajaran Aqidah Akhlak.
Dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan media Index Card Match dapat meningkatkan hasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil nilai rata-rata siswa pada prasiklus adalah 58,33 siklus I 71 siklus II adalah 80,33 sedangkan siklus III adalah 87, artinya naik 12,67 dari prasiklus ke siklus I. Sedangkan pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 9,33 dan dari siklus II ke siklus III mengalami kenaikan 6,67.Dalam penelitian ini hasil belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa atau 56, 66% Pada siklus II 25 siswa yang tuntas atau 83,33%, Pada siklus III meningkat menjadi 93,33%. Nilai akhir hasil belajar siswa siklus III memberi bukti bahwa penggunaan Metode kooperatif dengan media Index Card Match
xv
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi
MOTTO... viii
PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
ABSTRAK ... xiii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
xvi
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional... 7
G. Metode Penelitian... 10
H. Sistematika Penulisan... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 17
1. Peningkatan Hasil Belajar ... 17
a. Peningkatan ... 17
b. Hasil Belajar ... 17
c. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ... 19
d. Prinsip-Prinsip Belajar ... 26
e. Tujuan Belajar ... 28
f. Penilaian Keberhasilan Belajar ... 29
g. Ciri-Ciri Belajar ... 31
2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 32
a. Pengertian Aqidah Akhlak ... 32
b. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 33
3. Materi Iman kepada Rasul Allah SWT ... 33
a. Beriman Kepada Rasul Allah SWT ... 33
xvii
c. Pengertian Ulul „Azmi ... 37
d. Sifat-Sifat Wajib Rasul Allah SWT ... 37
e. Sifat-Sifat Mustahil Rasul Allah SWT ... 38
f. Sifat-Sifat Jaiz Rasul Allah SWT ... 39
4. Metode Kooperatif ... 39
a. Pengertian Metode Pembelajaran ... 39
b. Pengertian Kooperatif ... 40
c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif ... 41
5. Media Index Card Match ... 43
a. Pengertian Media ... 43
b. Pengertian Index Card Match ... 44
c. Langkang-langkah Pembelajaran Index Card Match ... 44
d. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Index Card Match 45 e. Manfaat Pembelajaran Index Card Match ... 46
6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... 48
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal ... 48
b. KKM Nasional, Kelas, dan Individu ... 48
c. Fungsi KKM dan Penentuan KKM ... 50
B. Kerangka Berfikir... 52
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Penelitian ... 54
1. Subjek Penelitian ... 54
xviii
B. Pelaksanaan Penelitian ... 56
1. Deskripsi Siklus I ... 57
2. Deskripsi Siklus II ... 62
3. Deskripsi Siklus III ... 65
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Paparan Siklus... 69
1. Prasiklus ... 69
2. Siklus I ... 73
3. Siklus II ... 80
4. Siklus III ... 87
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus ... 93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nama Siswa MTs RU Kunir ... 54
Tabel 3.2 Jadwal Alokasi Waktu Penelitian ... 56
Tabel 4.1 Hasil Belajar Prasiklus ... 69
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Prasiklus ... 72
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I... 73
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I... 76
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II... 80
Tabel 4.6 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II ... 83
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus III ... 87
Tabel 4.8 Data Perolehan nilai KKM Siklus III ... 90
Tabel 4.9 Perbandingan Nilai KKM Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 93
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Prasiklus ... 72
Gambar 4.2 Grafik Data Pengamatan Kinerja Siswa Prasiklus ... 73
Gambar 4.3 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus I ... 77
Gambar 4.4 Grafik Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I ... 77
Gambar 4.5 Grafik Data Pengamatan Kinerja Guru Siklus I ... 78
Gambar 4.6 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus II ... 84
Gambar 4.7 Grafik Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II ... . 84
Gamabar 4.8 Grafik Data Pengamatan Kinerja Guru Siklus II ... 85
Gambar 4.9 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus III ... 90
Gambar 4.10 Grafik Data pengamatan Kinerja Siswa Siklus III ... 91
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
Lampiran 3 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus I
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaan Siklus II
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
Lampiran 6 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II
Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaan Siklus III
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus III
Lampiran 10 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus III
Lampiran 11 Penunjukan Dosen Pembimbing
Lampiran 12 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berisikan interaksi antara
peserta didik dengan para pendidik dengan berbagi sumber usaha manusia
untuk membina kepribadiannya atau bisa diartikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar mencapai tingkat
hidup atau penghidupan yang lebih tinggi. Berbicara mengenai pendididkan
tidak terlepas dari komponen pendidikan itu sendiri antara lain guru dan siswa
melalui proses pembelajaran yang dapat berhasil dengan baik apabila guru
mampu dan mau menguasai berbagai kemampuan untuk dapat
mengembangkan diri secara profesional, sejalan dengan program tersebut
diatas, penulis melakukan perbaikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
mata pelajaran Aqidah Akhlak.
Dalam proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam
banyak yang menganggap hanya pelajaran yang membosankan, sulit, males
untuk dipelajari dan tidak termasuk pelajaran yang menetukan saat ujian akhir
nasional, sehingga hal tersebut mempengaruhi semangat belajar mata
pelajaran agama Islam dan membuat peserta didik mengabaikan pelajaran
tersebut atau dengan kata lain tidak sering dipelajari dirumah.
Dengan adanya masalah ini maka sebagai seorang guru harus dapat
milihat dan mengevaluasi pembelajaran pendidikan agama salah satunya
2
agama Islam yang mampu mengarahkan dan menghantarkan peserta didik ke
fitrah yang benar. Masalah lain dalam penyampaian materi pelajaran adalah
minimnya media pembelajaran yang tepat untuk dapat mencerna makna
materi. Dan salah satunya adalah dengan cara memilih metode pembelajaran
baru dan bervariasai yang disesuakan dengan materi yang akan disampaikan
agar suasana di dalam proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan,
membuat peserta didik tertarik ingin tahu dan mempelajarinya dan materi
yang disampaikanpun dapat difahami dan tercapai sesuai yang diinginkan.
MTs Riyadlotul Ulum adalah salah satu sekolah swasta yang terletak
di desa Kunir kecamatan Dempet kabupaten Demak ini adalah satu-satunya
MTs di desa Kunir, Berdasarkan hasil observasi penulis di Madrasah tersebut
dapat disimpulkan bahwa kebanyakan proses pembelajaran Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak jarang sekali menggunakan metode pembelajaran yang
menarik karena metode yang kurang menarik dan hanya beberapa siswa yang
aktif, kreatif dan paham dalam materi Aqidah Akhlak yang diajarkan guru
tersebut. Guru Mata pelajaran tersebut lebih sering menggunakan metode
ceramah, hal ini dapat dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
diterapkan untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah 70. Dari hasil
wawancara pada bulan maret diketahui bahwa dari sejumlah 30 siswa, 8
siswa memperoleh nilai KKM dan 22 siswa yang lain belum memenuhi KKM
yang ditentukan. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 58,33%, selain itu, di
MTs Riyadlotul Ulum Kunir dempet demak pada siswa kelas VIII belum
3
Menurut guru tersebut dia menggunakan metode tersebut karena
metode tersebut sangatlah praktis, tidak membuang-buang waktu dan tidak
mengeluarkan banyak tenaga. Tetapi pada dasarnya guru tersebut tidak
mempertimbangkan kedepannya apakah siswa yang diajarkan itu memahami
materi yang disampaikan.
Untuk membangkitkan dan menyemangati agar siswa dapat mencapai
tujuan belajarnya, maka diperlukan akan adanya metode-metode belajar anak
yang lebih aktif dan menyenangkan, maka perlu adanya pembelajaran yang
menjadikan peserta didik menjadi tambah semangat untuk belajar. Maka dari
itu penulis akan menerapkan metode pembelajaran Kooperatif dengan media
Index Card Match dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Aqidah
Akhlak, sehingga penulis mengharapakn dengan penerapan metode tersebut
akan menghasilkan pembelajaran pendidikan yang sesuai dengan harapan.
Penyampaian materi Aqidah Akhlak dengan metode pembelajaran Kooperatif
dengan media Index card match dan ini mengajak siswa untuk ikut berperan
aktif dalam melaksanakan pembelajaran, karena didalam metode ini terdapat
beberapa metode dan teknik yang dapat menciptakan suasana belajar yang
efektif, strategi ini sangat tepat jika diterapkan pada pembelajaran Aqidah
Akhlak, karena dalam strategi ini mengajak seluruh seluruh siswa aktif dalam
pembelajaran.
Dari uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman Kepada Rasul Allah SWT Menggunakan Metode
4
VIII Semester II MTs Riyadlotul Ulum Kunir Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut: Apakah penggunaan metode pembelajaran
Kooperatif dengan media Index Card Match dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman kepada rasul AllahSWT
pada siswa kelas VIII semester II di MTs Riyadlotul Ulum Desa Kunir
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak tahun pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarakan Rumusan diatas peneliti bertujuan Untuk mengetahui
peranan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index Card Match
dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak materi
iman kepada rasul Allah SWT pada siswa kelas VIII semester II di MTs
Riyadlotul Ulum Desa Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak tahun
pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan yang dipahami sebagai suatu
dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan
5
a. Penggunaan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index
Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan peningkatan
hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak materi Iman kepada rasul
Allah SWT pada kelas VIII semester II di MTs Riyadlotul Ulum kunir
tahun pelajaran 2016/2017.
b. Penggunaan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index
Card Match dalam pembelajaran Akidah Akhlak materi Iman kepada
rasul Allah SWT dapat mencapai target Kriteria Ketuntasan Maksimal
(KKM) Madrasah (70)
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index
Card Match dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan
dapat tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah
sebagai berikut:
a. Ada perubahan hasil belajar berkelanjutan (continue) dari siklus
pertama kesiklus dua dan seterusnya.
b. Siswa kelas VIII memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal Sekolah (70)
dalam pembelajaran Akidah Akhlak materi Iman kepada rasul Allah
SWT.
c. Mencapai persentasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau
dengan kata lain, 85% dari siswa yang ada di dalam kelas tersebut
tuntas mencapai KKM kelas. (Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
6 E. Manfaat penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat baik teoritik dan praktis.
1. Secara Teoritik
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi baru
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses
kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Aqidah
Akhlak untuk meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian dapat melihat
apakah penerapan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index
Card Match dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada siswa
kelas VIII di MTs Riyadlotul Ulum Kunir. Apabila siswa tertarik untuk
belajar, maka hasil belajar dapat meningkat sehingga akan tercipta
sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Secara Praktis
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan
penilitian ini dapat memberikan manfaat kepada:
a. Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar,diharapkan dapat memudahkan bagi
siswa dan dapat memberikan suasana pembelajaran yang
7
b. Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan belajar Aqidah Akhlak melalui penerapan metode
pembelajaran Kooperatif media Index Card Match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa sehingga
dapat tercipta pembelajaran yang aktif dan efesien.
c. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah
(MTs)
Sebagai data dasar untuk menentukan pengembangan maju
sekolah dimasa mendatang, dijadikan sebagai contoh bentuk
peningkatan yang berbasis Madrasah dalam upaya peningkatan hasil
belajar, serta sebagai motivasi untuk menyediakan sarana prasarana
sekolah untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.
F. Devinisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan
definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar
tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat.
Adapun istilah-istilah tersebut adalah:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah semua efek
yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan
8
16). Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 20) “ Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi didalam diri seorang setelah
berakhirnya aktifitas belajar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru
sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan
bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok kelompok kecil secara kolaboratif (Rusman, 2011: 202).
“Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa bekerja sama
dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung
jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama
anggota kelompok untuk belajar”(Rusman, 2011: 203).
3. Index Card Match
Metode index card match adalah menjodohkan pasangan yang
cocok dengan kartunya (soal jawab). Yang mana tujuan dari strategi ini
adalah untuk mengoperasikam otak dan memacunya untuk berfikir cepat
dalam mencari jawaban. Starategi ini membantu menghidupkan materi
yang membosankan menjadi lebih menarik (Zaini, 2008: 48). Dalam
9
jawaban dengan menjodohkan. Strategi ini dapat mengasah otak dan
indera sehingga menjadikan siswa aktif.
4. Aqidah Akhlak
Adapun pengertian mata pelajaran aqidah akhlak sebagaimana
yang terdapat dalam kurikulum 2004 hal 21 adalah:
Mata pelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati dan mengimani Allah SWT. Dan merealisasikannya dalam
perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan
dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam
bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan aqidah
disatu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan
penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan
bangsa.
5. Kriteria Ketuntasan Minimal
Menurut PERMENDIKNAS No 20 Tahun 2007 menyatakan
bahwa Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah kriteria ketuntasan
belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir
jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.
KKM Nasioanal adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang
10
ketuntasan minimal yang harus dicapai dalam suatu kelas. KKM kelas
besarnya adalah 85% yang terhitung dari 0%-100%. Maka 85% dari
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut harus tuntas. KKM individual
adalah kriteria ketuntasan minimal yang ideal harus dicapai setiap
individu siswa. KKM belajar ideal adalah besarnya 75%. Setiap siswa
harus memenuhi 75% setiap kali dilakukan penilaian yang terhitung dari
angka 0-100. Maka nilai minimal yang harus dicapai siswa dalam setiap
kali penilaian sebesar 75.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan tindakan, karena penelitian dilakukan untuk
memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk
penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk guru sebagai
peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah guru. Tujuan
utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran
di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
1. Rancangan penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas,
istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research
(CAR). Menurut Basrowi (2006: 25), sebagaimana mengutip dari The
11
Edukators, yang menyatakan batasan tentang Classroom Action
Research (CAR) adalah bentuk pertisipasi, kolaborasi terhadap penelitian
tentang pendidikan yang dilakukan disekolah dan diruang kelas oleh
kelompok guru, kepala sekolah, dan karyawan yang bertindak sebagai
fasilitator, dalam rangka memperoleh pandangan dan pemahaman baru
tentang belajar mengajar untuk peningkatan sekolah secara menyeluruh.
Dan menurut Arikunto (2007: 104) “Penelitian tindakan kelas adalah merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya mucul
dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkuatan sehingga
sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam PTK
diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang ahli.
2. Tempat dan Subjek Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini bertempat di MTs Riyadlotul Ulum kunir
tahun ajaran 2016/2017
b. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi MTs Riyadlotul Ulum Kunir
tahun ajaran 2016/2017.
3. Langkang-langkah Penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian Tindakan kelas (PTK) terdiri dari
12
a. Tahap Rencana (Planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum
seluruh rangkaian kegiatan dilakukan, kegiatan yang dilakukan
adalah:
1. Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Metode
pembelajaran Kooperatif dengan media index card match,
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2. Mempersiapkan sumber belajar yang releven
3. Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab
4. Mempersiapkan perlengkapan media index card match, yang
dibutuhkan
5. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penelaian
perhatian siswa.
6. Menyususn lembar pengamatan aktivitas guru dalam
pembelajaran
7. Menyusun test formatif untuk siswa
8. Target yang dihrapkan dalam penerapan metode pembelajaran
Kooperatif dengan media index card match ini keberhasilan
pembelajaran minimal memenuhi kriteria ketuntasan minimum.
b. Tahap Tindakan (Action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan
pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada
13
kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian
inti meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Tahap Pengamatan(observation)
Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
diamati, dicatat, dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan
umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, kondisi siswa
mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.
d. Tahap Lefleksi (reflection)
1. Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2. Evaluasi hasil observasi
3. Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I
siklus II dan Siklus III
Hasil refleksi terhadap perencanaan yang telah dilakukan
yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
tindakan ini adalah:
a. Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran kelas serta penelitian hasil belajar.
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu seperangkat
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar
14
pembelajaran (RPP) berisi standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator penyampaian hasil belajar, tujuan khusus, kegiatan belajar
mengajar dan beberapa soal latihan.
c. Soal tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa
nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi.
d. Lembar observasi, untuk mengamati siswa dan guru selama
pembelajaran Aqidah Akhlak, metode pembelajaran Kooperatif
dengan media index card match berlangsung.
5. Pengumpulan Data
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengalihan data
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran (Arikunto, 2006: 127). Dalam pengambilan data dipandu
dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti
untuk memperoleh data peneliti, aktifitas siswa dan data
keterampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Tes/Soal
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Iman Kepada Rasul
Allah SWT, Pada setiap siklus guru memberikan tes objektif yaitu
pilihan ganda (multiple choice test) dan uraian untuk mengukur
15
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini data yang akan diambil dari
dokumentasi adalah data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi
sistem pendidikan maupun dari segi organisasi sekolah.
6. Analisis Data
Analisis data sangat diperlukan untuk membuktikan kebenaran
hipotesis yang telah dirumuskan atau untuk menarik kesimpulan.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data
yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni:
a. Data kuantitatif (nilai belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskriptif.
b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa hasil informasi berbentuk
kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan
dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif),
pandangan atau sikap siswa terhadap belajar yang baru (afektif),
aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar,
kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis
secara kualitatif.
H. Sistematika Penulisan
Yang pertama. Bagian awal, meliputi : judul, abstrak, pernyataan, nota
pembimbing, kata pengantar, motto, persembahan, daftar isi, daftar
gambar daftar tabel dan daftar lampiran.
16
Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Tindakan, Indikator
Keberhasilan, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II:Kajian Pustaka
Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu
tinjauan pustaka landasan teori dan Kerangka Berfikir yang
penulis gunakan terkait teori dan penerapan metode
pembelajaran kooperatifdengan media index card match.
BAB III :Paparan Hasil Penelitian
Meliputi pelaksanaan tindakan terdiri dari subjek penelitian,
tempat penelitian dan sumber data, teknik pengumpulan data,
analisis data dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV : Analisis Hasil Penelitian
Dalam bab ini penulis memaparkan analisis hasil penelitian,
antara lain mencakup deskripsi per siklus yang membahas
mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan
kegagalan dan berisi perbandingan hasil antar siklus.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil
17 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Landasan Teori
1. Peningkatan Hasil Belajar
a. Peningkatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diketahui bahwa,
“Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat mendapat awalan pe dan
akhiran an yang berarti keadaan yang menjadi meningkat dari tidak tahu
menjadi tahu dari pasif menjadi aktif atau dari jelek menjadi baik dan
sebagainya” (Poerwadarminto, 1990:995).
Yang dimaksud peningkatan dalam penelitian ini adalah suatu
usaha atau melakukan tindakan untuk menuju suatu tindakan yang lebih
tingi dari usaha sebelumnya.
b. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2). Belajar juga dapat
dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas atau proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian, dalam konteks menjadi
18
kontak manusia dengan dengan alam diistilahkan dengan pengalaman
(Suyono, 2014:9). Berdasarkan definisi belajar dari para ahli, maka
belajar merupakan suatu aktivitas dan kegiatan belajar seseorang dalam
upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan perubahan tingkah
laku dari yang awalnya tidak tau menjadi tahu dan dari tidak busa
menjadi bisa.
Menurut Susanto (2013: 5), hasil belajar yaitu perubahan
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar
merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3)
mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari definisi di atas peneliti simpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar
mengajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna
memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan
tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama.
Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognifif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik. (1) Aspek kognitif, kemampuan
kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
19
penerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan
pembentukan pola hidup. (3) Aspek psikomotorik, kemampuan
psikomotorik meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, gerakan penyesuaian dan kreativitas
(Hamalik, 2003: 160).
c. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi 2 jenis (Slameto, 1991:56), yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor intern dibagi menjadi 3, yaitu :
a) Faktor jasmaniah
1. Faktor kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya,
proses belajar mengajar akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu. Oleh karena itu, agar dapat belajar
dengan baik seseorang harus selalu menjaga kesehatan
badannya.
2. Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, siswa
yang cacat belajarnya akan terganggu dengan keadaan itu.
Hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
20
b) Faktor psikologis
1. Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan
konsepkonsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi
dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang
sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah.
2. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
itu semata-mata tertuju pada suatu obyek (benda/hal) atau
sekumpulan obyek.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat
sangat berpengaruh terhadap proses belajar, bila bahan
pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak
akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya
21
4. Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa
sejak lahir (Ahmadi, 2004:82). Apabila bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasilnya lebih
baik karena ia senang belajar dan selanjutnya lebih giat lagi
dalam belajar.
5. Motif
Motif merupakan suatu pendorong untuk melakukan
sesuatu dan motif erat sekali hubungannya dengan tujuan
yang akan dicapai.
6. Kematangan
Suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang,
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru.
7. Kesiapan.
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau
bereaksi.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan
jasmanidan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan
lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan untuk membaringkan
22
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor Eksternal
Faktor ini dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a) Faktor keluarga
1. Cara orang tua mendidik
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan
berpengaruh terhadap belajarnya.
2. Relasi antar keluarga
Relasi antar keluarga yang terpenting adalah relasi
orang tua dan anaknya, hubungan yang terbaik dalam
keluarga adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih
sayang.
3. Suasana rumah.
Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan
suasana rumah yang tenang, sehingga anak akan betah tinggal
di rumah dan anak dapat belajar dengan baik.
4. Keadaan ekonomi keluarga.
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi
kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan
kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar
23
5. Pengertian orang tua.
Dalam belajar anak perlu dorongan dan perhatian dari
kedua orang tua.
6. Latar belakang kebudayaan.
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi belajar, dalam keluarga anak perlu
ditanamkan kebiasaan-kebiasaaan yang baik, agar mendorong
anak giat belajar.
b) Faktor sekolah
(1) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang
harus dilalui di dalam mengajar. Dalam proses belajar
mengajar guru harus bisa menggunakan metode yang
bervariasi, agar suasana pembelajaran menjadi efektif dan
efisien, sehingga siswa tidak akan merasa bosan.
(2) Kurikulum.
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada siswa.
(3) Relasi guru dengan siswa.
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara
akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang
lancar. Siswa akan merasa jauh dari guru, maka akan segan
24
(4) Relasi siswa dengan siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah
perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
belajar siswa.
(5) Disiplin sekolah.
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan
kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar
siswa disiplin, gurubeserta staf yang lain harus disiplin pula
(6) Alat pelajaran.
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap
adalah perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dan dapat belajar dengan
baik pula.
(7) Waktu sekolah.
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah. Jika siswa terpaksa masuk sekolah sore
hari sebenarnya itu kurang baik, karena pada sore hari
seharusnya waktu siswa untuk istirahat, tetapi terpaksa masuk
sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran sambil
25
(8) Standard pelajaran di atas ukuran.
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai
dengan kemampuan masing-masing, yang terpenting tujuan
yang telah dirumuskan dapat tercapai.
(9) Keadaan gedung.
Dengan sejumlah siswa yang banyak serta variasi
karakteristik siswa menuntut keadaan gedung harus memadai
di dalam setiap kelas.
(10)Metode belajar.
Cara belajar yang tepat akan efektif pada hasil belajar
siswa, demikian juga dalam pembagian waktu untuk belajar.
(11) Tugas rumah.
Waktu belajar yang paling utama adalah di sekolah,
disamping untuk belajar di rumah juga digunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang lain. Oleh karena itu, guru seharusnya
tidak memberikan tugas terlalu banyak.
c) Faktor masyarakat.
(1) Kegiatan siswa dalam masyarakat.
Siswa harus dapat membatasi kegiatannya dalam
masyarakat agar belajarnya tidak terganggu.
(2) Media.
Media yang baik dapat memberikan pengaruh yang
26
akan memberi pengaruh jelek pada siswa. Maka siswa perlu
mendapat bimbingan dan kontrol yang bijaksana dari pihak
orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
(3) Teman bergaul.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu
diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan
pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang
tua dan pendidik.
(4) Bentuk kehidupan masyarakat.
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri
dari orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan
tidak baik akan berpengaruh terhadap siswa. Sebaliknya, jika
lingkungan siswa adalah orang yang terpelajar, maka akan
berpengaruh pula dengan hal-hal yang dilakukan oleh
orang-orang di lingkungannya.
d. Prinsip-Prinsip Belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan
para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga
perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa
27
dalam upaya pembelajaran. Prinsip belajar menurut
(Dimyati,2006:42-49)
1) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Disamping
perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar.
2) Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa
anak adalah makhluk yang aktif. Dalam setiap belajar, siswa selalu
menampakkan keaktifannya.
3) Keterlibatan langsung
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar jangan
diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama
keterlibatan mental emisional, kognitif, dan perolehan
pengetahuan.
4) Pengulangan
Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya
tersebut akan berkembang. Pengulangan untuk melatih daya-daya
jiwa, pembentukan respons namun prinsip pengulangan masih
28
5) Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari
bahan belajar. Maka timbullah motif untukmengatasi hambatan
itu dengan mempelajari bahan ajar tersebut.
6) Balikan dan penguatan
Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapat
nilai yang baik dalam ulangan.Inilah yang disebut penguatan
negatif.Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar
melalui penggunaan metode- metode
e. Tujuan Belajar
Menurut Sardiman (2014: 25-28), tujuan belajar secara umum
ada tiga jenis, yaitu:
1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan
pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan
kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berpikir akan memperkarya pengetahuan.
2) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga
29
3) Pembentukan Sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi
peserta didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya.
f. Penilaian keberhasilan belajar
Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
belajar siswa. Menurut Yamin (2005: 146-148), penilaian
keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan:
1) Pertanyaan Lisan di Kelas
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep,
prinsip, atau teori. Pertanyaan ini kita lemparkan kepada siswa
siswa, kemudian diberikan kesempatan mereka untuk berpikir,
kemudian kita pilih secara acak untuk menjawab pertanyaan tadi.
Jawaban tersebut diberi kebebasan mereka mengeluarkan
gagasannya, benar atau salah jawaban yang didapat dari siswa,
selanjutnya kita lempar lagi kepada siswa untuk mendapat
klarisifikasi jawaban yang pertama. Setelah itu guru dapat
menyimpulkan tentang jawaban siswa yang benar.
2) Kuis
Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam
waktu yang terbatas, kurang lebih 15 menit, pertanyaan tersebut
30
gambaran materi sebelumnya, yang telah diajarkan kepada
mereka. Waktu pelaksanaan kuis pada umumnya di awal
pembelajaran. Jika sebagian siswa masih ada yang belum
menguasainya, sebaiknya guru menjelaskan kembali secara
singkat materi tersebut.
3) Ulangan Harian
Ulangan harian ini dapat dilakukan secara periodik,
Misalnya 1 atau 2 setiap materi pokok yang selesai diajarkan.
Dalam ulangan harian guru dapat membuat soal dalam bentuk
objektif dan non objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya
mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
4) Ulangan Semester
Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada
akhir semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari
ulangan harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa
berupa pilihan ganda atau uraian.
5) Tugas Individu
Tugas individu adalah tugas yang dibeerikan pada setiap
siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran
yang telah diberikan oleh guru. Tugas individu dapat diberikan
setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau soal
tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas
31
tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian
objektif maupun non objektif.
6) Tugas Kelompok
Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai
kemampuan kerja kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah
uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai
evaluasi.
g. Ciri-ciri Belajar
Dari definisi-devinisi belajar Menurut Baharudin dan Wahyuni
(2008: 15) menyimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku (change behavior)
ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah
laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu
menjadi tahu.
2) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar relatif permane. Ini
berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar
untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa
jadi bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
32
penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan
semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
a. Pengertian Aqidah Akhlak
Kata Aqidah berasal dari bahasa arab. Secara bahasa, Aqidah
berarti sesuatu yang mengikat. Kata Aqidah sering juga disebut
„aqoid, yaitu kata jamak dari Aqidah yang artinya simpulan. Kata lain
yang serupa adalah i‟tiqod, mempunyai arti kepercayaan. Dari ketiga kata ini, secara sederhana mempunyai arti kepercayaan yang tersimpul
dalam hati. Hal ini, seperti oleh ash Shiddieqy, bahwa Aqidah adalah
sesuatu yang dipegang teguh dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa
dan tidak dapat beralih dari padanya.
Kata Akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab jama‟
daribentuk mufradadnya khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yang
disebut Akhlak itu ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak
itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itulah yang dinamakan
Akhlak. Dalam penjelasan beliau, kehendak ialah ketentuan dari
beberapa keinginan manusia setelah bimbang, sedangkan kebiasaan
merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah
melakukannya. Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan in
33
menimbulkan kekuatan yang lebih besar, kekuatan inilah yang
dinamakan akhlak.
Dari pemaparan di atas, dapat dijelaskan bahwa Aqidah Akhlak
adalah suatu kepercayaan seseorang sehingga menciptakan kesadaran
diri bagi manusia tersebut untuk berpegang teguh terhadap norma
norma dan nilai-nilai budi pekerti yang luhur tanpa membutuhkan
pertimbangan dan pemikiran, sehingga muncul kebiasaan-kebiasaan
dari seseorang tersebut dalam bertingkah laku.
b. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
1) Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT .
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari
ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam. (Permenag RI No. 2 Tahun
2008:26)
3. Materi Iman kepada Rasul Allah SWT
a.Beriman kepada Rasul Allah Swt
Rasul menurut bahasa adalah utusan atau orang yang dikirim
34
yang terpilih untuk menerima wahyu dari Allah dan ditugaskan untuk
menyampaikan risalah kepada manusia.
Iman kepada Rasul Allah, merupakan salah satu rukun iman.
Keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi
dan rasul Allah dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka
untuk menunjukkan, membimbing dan mengeluarkan manusia dari
kegelapan kepada cahaya kebenaran. Seseorang tidak dikatakan
beriman jika tidak mempercayai rasul-rasul Allah. Firman Allah:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”.(QS an-Nisa: 136).
35
Nabi menurut bahasa adalah orang yang diberi atau menerima
berita. Menurut istilah agama, nabi adalah seseorang yang menerima
wahyu dari Allah berkenaan dengan syari‟at agama.
Rasul menurut bahasa adalah utusan atau orang yang dikirim
untuk suatu tugas. Menurut istilah agama rasul ialah seseorang yang
menerima wahyu dari Allah berkenaan dengan syari‟at agama dan
ditugaskan untuk menyampaikan kepada umat banyak. Menurut
pendapat ini. Setiap Rasul adalah Nabi tetapi setiap Nabi belum tentu
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut".
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اَمّنِإ
ِلُتْثِعُب
ُا
ِقَلاْخَأْلاَمِراَكَماَمِّمَت
)ميكحو دمحأ هاور(
Artinya: “Bahwasanya aku diutus hanya untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad dan Hakim)
Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, ketika Rasulullah ditanya tentang jumlah nabi dan rasul, beliau menjawab.
36
Artinya:“ Jumlahnya nabi seratus dua puluh ribu orang dan yang menjadi rasul diantara mereka tiga ratus tiga belas orang
(H.R. Bukhari Muslim)”.
Diantara 313 rasul hanya sebagian kecil saja yang diterangkan di
dalam al-Qur‟an, Adapun Nabi dan Rasul yang wajib diketahui, seperti yang telah diceritakan di dalam al-Qur‟an, berjumlah 25 (dua puluh lima) Nabi. Jumlah itulah yang wajib kita percayai dengan pasti hingga
kini. Adapun nama-nama Nabi dan Rasul tersebut, sebagai berikut:
1) Adam a.s 11) Yusuf a.s 21) Yunus a.s
2) Idris a.s 12) Ayyub a.s 22) Zakaria a.s
3) Nuh a.s 13) Syu‟aib a.s 23) Yahya a.s
4) Hud a.s 14) Musa a.s 24) Isa a.s
5) Shaleh a.s 15) Harun a.s 25) Muhammad saw
6) Ibrahim a.s 16) Dzulkifli a.s
7) Luth a.s 17) Dawud a.s
8) Ismail a.s 18) Sulaiman a.s
9) Ishaq a.s 19) Ilyas a.s
10) Ya‟qub a.s 20) Ilyasa‟ a.s
Dari 25 Nabi dan Rasul diatas, disini juga diterangkan nama-nama
37
1) Taurat, kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa as.
2) Zabur, kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud as.
3) Injil, kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa as.
4) Al-Qur‟an, kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
c. Pengertian Ulul „Azmi
Selanjutnya diantara 25 Rasul tersebut ada 5 Rasul yang
mempunyai kelebihan istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul „Azmi,
artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan. Mereka itu
adalah:
1) Nabi Nuh a.s,
2) Nabi Ibrahim a.s,
3) Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s
4) Nabi Muhammad SAW.
Mengingat pekerjaan para Rasul sebagai utusanAllah untuk
memberi petunjuk kepada segenap manusia dan untuk memperbaiki
masyarakat atau kaumnya.
d. Sifat-Sifat Wajib Rasul Allah SWT
Rasul itu harus memiliki sifat-sifat yang mulia, yang bisa
dijadikan suri tauladan bagi umat manusia, sebagai berikut:
38
2) Amanah = Dipercaya
3) Tabligh = Menyampaikan
4) Fathanah = Cerdas
Keempat sifat wajib bagi Rasul itu senantias melekat
dalamdirinya. Seorang Nabi/Rasul adalahorang yang jujur, tidak
mungkin berbohong. Selain itu, para Nabi/Rasul juga pasti dipercaya
oleh para umatnya. Pengakuan semacam itu, bahkan tidak hanya setelah
diangkat menjadi Nabi/Rasul, tetapi juga sejak masih muda belia.
Sebagaimana yang terjadi pada Muhammad, dimana beliau diberi gelar
oleh umatnya sebagai “al-amin” yang artinya “dapat dipercaya”.
(Mahrus, 2009:78-80)
e. Sifat-sifat Mustahil bagi Rasul Allah SWT
Sifat Mustahil bagi rasul maksudnya adalah bahwa rasul tidak
mungkin memiliki sifat-sifat yang bertentangan dengan sifat wajib.
Sifat mustahil bagi rasul ada 4, yaitu:
1. Kazib artinya dusta, rasul tidak mungkin memiliki sifat dusta, baik
dalam perkataan maupun perbuatan.
2. Khianat artinya curang, tidak mungkin seorang rasul bersifat curang
39
3. Kitman artinya menyembunyikan, para rasul diberi tugas
menyampaikan wahyu, sehingga mustahil seorang rasul menambah
atau mengurangi bahkan menyembunyikan wahyu Allah.
4. Baladah artinya bodoh, mustahil seorang rasul bersifat bodoh, sebab
seorang rasul memiliki tugas untuk mengatur dan membimbing
orang lain dengan berbagai watak dan perilaku.
f. Sifat Jaiz bagi Rasul Allah SWT
Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat yang pada umumnya dimiliki
manusia. Sebagian para rasul juga memiliki sifat yang pada umumnya
dimiliki oleh manusia, diantaranya makan, minum, lapar, haus, tidur,
mencari nafkah, berumah tangga, sakit dan sebagainya. Rasulullah
SAW sebagai seseorang manusia tidak memiliki kekebalan terhadap
senjata. Selain itu Rasulullah tidak segan-segan mengerjakan pekerjaan
rumah, namun Allah telah menjadikan bahwa sifat jaiz yang dimiliki
rasul tidak sampai merendahkan martabat kerasulannya.
4. Metode Kooperatif
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Wina
Sanjaya, 2007: 147). Menurut Suprijono (2009:45) Metode
40
penuturan teori psikologi pendidikanda teori belajar yang
dirancangnberdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
impliksinya pada tingkat oprasional di kelas.
Metode pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang
digunakan untuk penyusunan kurikulum, mangatur materi, dan
memberi petunjuk kepada guru kelas. Dengan demikian metode
dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat
penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
b. Pengertian Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan
bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok kelompok kecil secara kolaboratif (Rusman, 2011: 202).
“Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa bekerja sama
dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua
tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok untuk belajar”(Rusman, 2011: 203).
Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang
41
dimaksud. Guru Biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada
akhir tugas (Suprijono, 2011: 54-55).
Pelaksanaan Prosedur model pembelajaran kooperatif dengan
benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model
pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran
efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan :
1) Memudahkan siswa belajar, sesuatu yang bermanfaat, seperti,
fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi
bersama.
2) Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang
berkompeten menilai (Suprijono, 2011: 58).
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah suatu model
pembelajaran yang menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh
dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing
antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum
tahu. Dimana guru disarankan agar membagi siswa dalam
kelompok-kelompok yang heterogen
c. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Hamruni,
42
pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses
pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerjasama dalam
kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan
akademik dalam artian penguasaan materi pelajaran, tetapi juga
adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya
ciri khas inilah yang menjadi ciri khas dari cooperative. Karakteristik
atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagi berikut:
1) Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan
secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
Olehkarena itu tim harus mampu membuat setiap siswa belajar.
Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Manajemen seperti yang kita pelajari pada bab sebelumnya
mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan
menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang
sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai,
bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk