• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis, dengan menggunakan alat bantu statistic untuk melakukan pengujiannya. Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel dependen dan independen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2008:18).

Menurut tingkat ekspalanasinya, penelitian ini merupakan penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan (Indrayanto: 2010).

3.2. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala yang berbentuk apa saja yang ditetapkan untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono dalam Anshori dan Iswati, 2006:57). Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan menguji perbedaan dua sampel yang terdiri dari variabel bebas dan satu variabel terikat.

(2)

3.2.1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang perubahannya dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain (Anshori dan Iswati, 2009:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah audit forensik.

3.2.2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang perubahannya mempengaruhi atau menyebabkan perubahan variabel lain (Anshori dan Iswati, 2009:57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1) Persepsi Junior Audit (X1)

2) Persepsi Senior Audit (X2) 3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 1) Audit forensik dalam penelitian ini di tuangkan dalam beberapa dimensi atau

indikator yaitu :

a) Definisi dan pelaksanaannya

Audit forensik meliputi kegiatan review dokumen keuangan untuk tujuan khusus, yang dapat dilakukan demi mendukung proses litigasi, klaim-klaim asuransi, dan juga peradilan tindak-tindak kriminal. Audit forensik dapat mengumpulkan bukti-bukti hukum yang diperlukan untuk menangani kasus-kasus korupsi yang dilaporkan kepada instansi terkait, sehingga audit forensik dapat membantu dalam pemberantasan korupsi. Indikator tentang definisi dan pelaksanaannya dituangkan dalam kuisioner dengan pertanyaan nomor 1,3,11,12, dan 19.

(3)

b) Tugas audit forensik

Tugas auditor forensik adalah untuk membuktikan adanya kecurangan dan kerugian negara yang melekat pada perbuatan melawan hukum. Indikator tentang tugas audit forensik dijabarkan dalam empat item soal yaitu nomor 4,5,13,14.

c) Tanggung jawab audit forensik

Tanggung jawab audit forensik adalah terletak pada diri auditor forensik yang ditunjuk. Tanggung jawab audit forensik diungkapkan dalam pertanyaan nomor 6.

d) Tingkat materialitas audit forensik

Tingkat materialitas penyimpangan keuangan audit forensik lebih besar daripada audit laporan keuangan. Item soal nomor 2 mewakili indikator tingkat materialitas audit forensik.

e) Bukti audit forensik

Bukti-bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor forensik harus mendukung terjadinya tindak pidana korupsi dan timbulnya kerugian negara. Bukti-bukti audit ini dijabarkan dalam beberapa item pertanyaan yaitu 9,10,17 dan 18.

f) Keahlian audit forensik

Sikap integritas dan objektivitas yang tinggi, serta keahlian akuntansi teknis, auditing, keuangan, keahlian investigasi yang tinggi perlu dimiliki oleh auditor forensik. Keahlian audit forensik dijabarkan dalam 4 item soal yaitu nomor 7,8,15 dan16.

(4)

2) Persepsi merupakan suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.

3) Auditor yang bekerja di akuntan publik adalah auditor yang melaksanakan tugas auditnya dengan berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Tingkatan jabatan auditor yang bekerja di KAP biasanya terdiri dari junior auditor, senior auditor, supervisor, manajer dan

partner.

4) Korupsi merupakan kegiatan memperkaya diri sendiri, orang lain, suatu badan yang dilakukan dengan melawan hukum, serta dapat merugikan keuangan dan perekonomian negara.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti.

Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pernyataan (kuisioner) yang disebarkan kepada dua kelompok responden, yaitu junior auditor dan senior auditor pada KAP yang ada di Surabaya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sesuai dengan yang diinginkan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data subyek yang dilakukan secara tertulis. Data subyek ini adalah jenis data yang

(5)

berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian atau responden.

3.5. Prosedur Pengumpulan Data 3.5.1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sama. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor junior dan auditor senior yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya.

3.5.2. Teknik Penentuan Sampel

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Sampel adalah proses memilih sejumlah elemen dari populasi yang mencakupi untuk mempelajari sampel dan memahami karakteristik elemen populasi. Agar informasi yang diperoleh dari sampel benar-benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteristik populasi yang diwakilinya.

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive random sampling. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja sebagai junior auditor dan senior auditor di kantor akuntan publik yang memiliki pengalaman tentang audit. Hal ini bertujuan agar pernyataan yang terdapat dalam kuisioner penelitian diisi oleh responden yang tepat.

Menurut Supriyoko (1989) dalam Vidayanti (2006) dijelaskan mengenai syarat pengambilan dan penetuan sampel yaitu :

1. Semakin banyak anggota sampel akan semakin representative

(6)

Berdasarkan atas penentuan jumlah sampel diatas maka penelitian ini mengambil sekurang-kurangnya 30 responden.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari website Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Surabaya berjumlah 46 (http://www.iapi.or.id). Dari 46 KAP tersebut hanya 15 KAP yang bersedia untuk menjadi responden. Sebagian besar KAP lainnya menolak dikarenakan alasan kesibukan auditor. Pengiriman kuisioner dilakukan secara langsung pada minggu ke dua bulan januari 2013, dan penarikan kuisioner dilakukan secara bertahap 1-2 minggu berikutnya.

Tabel 3.1

Distribusi Kuisioner KAP di Surabaya

No Nama KAP (yang bersedia) Kuisioner

(diberikan) Kuisioner (kembali) Presentase

1 KAP. Adi Pramono & Rekan 4 4 100%

2 KAP. Agus Iwan Sutanto Kusuma 4 4 100%

3 KAP. Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptopo 4 4 100%

4 KAP. Drs. Bambang Siswanto 4 4 100%

5 KAP. Drs. Hanny, Wolfrey & Rekan 4 4 100%

6 KAP. Drs. Zulfikar Ismail 4 4 100%

7 KAP Drs. J. Tanzil & Rekan (Pusat) 4 4 100%

8 KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (Cab) 4 4 100%

9 KAP Hasnil, M. Yasin & Rekan (Cab) 4 4 100%

10 KAP Johan Malonda Mustika & Rekan (Cab) 4 4 100%

11 KAP Junaedi, Chairul, Subyakto & Rekan (Cab) 4 4 100%

12 KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade

Fatma & Rekan (Cab)` 4 4 100%

13 KAP Purwantono, Suherman & Surja (Cab) 4 4 100%

14 KAP Soebandi & Rekan 4 4 100%

15 KAP Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 4 4 100%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner

Tingkat persentase pengembalian kuisioner dari total 60 kuisioner (30 kuisioner untuk junior audit dan 30 kuisioner untuk senior audit) yang disebar adalah 100%.. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini telah memenuhi syarat

(7)

untuk dilakukan pengolahan selanjutnya, dengan batas minimal sampel yang telah ditetapkan sebelumnya sebanyak 30 responden.

3.5.3. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode kuisioner. Kuisioner digunakan untuk memperoleh data yang digunakan untuk mengetahui tingkat persepsi responden terhadap audit forensik. Dalam pembuatan kuisioner tersebut, peneliti terlebih dahulu menetapkan teori yang merefleksikan pemahaman terhadap audit forensik. Selanjutnya peneliti menjabarkan teori tersebut ke atribut-atribut yang mewakilinya. Kuisioner ini terdiri dari pertanyaan tentang audit forensik yang terbagi atas sub bab berdasarkan variabel independennya. Dasar penentuan pertanyaan dalam kuisioner adalah berdasarkan penelitian terdahulu dari Vidayanti (2006) dan jurnal dari Rezaee (1997) yang telah diuji beberapa kali. Kuisioner yang digunakan bersifat tertutup dalam bentuk jawaban checklist. Tujuannya untuk memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan dan meningkatkan persentase tingkat pengembalian jawaban, dikarenakan jawaban telah disediakan oleh peneliti dan responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Dalam pengukuran variabel, peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2001:86) dalam (Elsa, 2006) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang, atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala Likert ini, masing-masing butir pernyataan diberi skor 1 sampai dengan 5. Untuk pernyataan positif, masing-masing jawaban akan mendapat skor, sebagai berikut:

(8)

Setuju : Skor 4

Ragu-ragu : Skor 3

Tidak setuju : Skor 2

Sangat tidak setuju : Skor 1

Untuk pernyataan negatif, masing-masing jawaban akan mendapat skor :

Sangat Setuju : Skor 1

Setuju : Skor 2

Ragu-ragu : Skor 3

Tidak setuju : Skor 4

Sangat tidak setuju : Skor 5

Dalam penelitian ini peneliti menghilangkan alternatif jawaban ragu-ragu, hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan jawaban yang pasti. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang dapat menggambarkan persepsi responden yang sesungguhnya. Selanjutnya skor jawaban ditentukan sebagai berikut :

Sangat Setuju : Skor 4

Setuju : Skor 3

Tidak setuju : Skor 2

Sangat tidak setuju : Skor 1

Kuisioner akan disebarkan langsung kepada responden (junior audit dan senior audit) yang bekerja di KAP yang ada di Surabaya.

(9)

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Pengujian Instrumen

3.6.1.1. Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji keakurasian pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam suatu instrument dalam pengukuran variabel. Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner itu sendiri (Ghozali, 2009). Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Pengujian kuisioner yang dilakukan adalah pengujian dengan pertimbangan atau pendapat dosen, auditor KAP dan telah direvisi beberapa kali. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Statistic Program For Social Science (SPSS). Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir-butir pertanyaan dengan total skor butir pertanyaan.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana kehandalan item-item pertanyaan kuisioner dalam mengukur konsistensi data yang dikumpulkan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan Elsa (2006), uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS dan hasilnya dinyatakan dengan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai uji koefisien reliabilitas mendekati 1,00 maka item-item pertanyaan tersebut dapat dipercaya

(10)

kehandalannya. Jika kehandalannya kurang dari 0,600 dianggap kurang baik, sedangkan jika berkisar antara 0,700 masih dapat diterima.

3.6.1.3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi data yang normal. Apabila asumsi normalitas ini tidak dipenuhi, maka uji statistik akan menjadi tidak valid.

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.

3.6.2. Metode Pengujian Hipotesis

Penghitungan statistik dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS. Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan data interval, maka dalam teknik analisis untuk menguji hipotesis menggunakan teknik statistik parametris, dimana menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk interval, maka digunakan t-test dua sampel.

(11)

1. Merumuskan hipotesis statistik

Ho : µj = µs , artinya tidak terdapat perbedaan tingkat persepsi terhadap

audit forensik sebagai upaya dalam pemberantasan korupsi antara junior auditor dan senior auditor pada KAP di Surabaya

H1 : µj ≠ µs , artinya terdapat perbedaan tingkat persepsi terhadap audit

forensik sebagai upaya dalam pemberantasan korupsi antara junior auditor dan senior auditor pada KAP di Surabaya.

2. Level of significant (α) sebesar 0,05.

3. Membandingkan probabilitas (Sig t) dengan α dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Ho tidak ditolak jika Sig t > α Ho ditolak jika Sig t < α 4. Menarik kesimpulan.

Referensi

Dokumen terkait

fasciculatus pada saat penyemaian, penyapihan dan penanaman (D) menghasilkan buah pertama rata –rata 5 buah per tanaman berbeda nyata dengan perlakuan pemberian mikoriza pada

Setelah di perhitungkan berdasarkan metode Manual kapasitas jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997), diketahui kecepatan arus bebas kendaraan pada ruas jalan Sentosa dari semua jenis

Apabila tidak hadir pada saat pembuktian kualifikasi sesuai jadwal yang ditetapkan dan tidak bisa membuktikan keabsahan dokumen (tidak membawa) yang telah diupload di

dilliakan padr pciSolhrn inrk$rn ldtlah!. Nlonosodium GlurlDli (MsG) scbagai rumbd trdr.ini (gu h)

pada sebuah berita tergantung ideologi yang ada pada media massa tersebut. Untuk lingkup yang lebih mikro, konstruksi pemberitaan dapat dilakukan pada.. ranah struktur dan

Untuk keperluan analisa kuantitatif dengan SSA, maka sampel harus dalam bentuk larutan. Untuk menyiapkan larutan, sampel harus diperlakukan sedemikian rupa yang

Dari grafik pada Gambar 7 tersebut terlihat bahwa, pada saat suatu arah yang mendapat isyarat merah, nilai simpangan baku cenderung konstan karena sebagian besar

Seniman dalang yang mendalang ti- dak terbatas pada warga keraton akan tetapi juga warga masyarakat yang te- lah mendapatkan pengakuan dari pi- hak keraton sehingga dalam peristiwa