PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL
KONSIDERASI PADA SISWA KELAS VII MTS BALANGERASA DESA BONTOTIRO KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Oleh:
Hamzah
NIM. 20700111142
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran penyusun yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar hasil karya penyusun sendiri. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuatkan atau dibantu orang lain secara keseluruhan atau sebahagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, 30 Desember 2015
Penyusun
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan skripsi saudari Hamzah, Nim : 207001111412, mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Konsiderasi Pada Siswa Kelas VII Mts
Balangerasa Desa Bontotiro Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto”, memandang bahwa
skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.
Makassar, 30 Juni 2015
Pembimbing I Pembimbing II
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model
Konsiderasi Pada Siswa Kelas VII Mts Balangerasa Desa Bontotiro Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto,” yang disusun oleh Saudara Hamzah, NIM: 20700111142, mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,
telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Selasa
tanggal 02 Agustus 2015 M, bertepatan dengan 03 Ramadhan 1435 H, dinyatakan telah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika, dengan beberapa perbaikan.
Samata-Gowa, 02 Agustus 2015 M 03 Ramadhan 1432 H
DEWAN PENGUJI
(SK DEKAN NO.1821 TAHUN 2015)
Ketua : Dr.H.Muh.Sain Hanafy,M.P (………)
Disahkan Oleh:
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Dr.H.Muhammad Amri,Lc., M. Ag.
KATAPENGANTAR
Assalamu„AlaikumWr.Wb.
Teriring rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayat-Nyasehingga penulis bisa menyusundan
menyelesaikanskripsi inidengan tepatwaktu.Shalawatdansalamsenantiasapenulis
persembahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah diutus oleh Allah
SWTkepermukaanbumisebagairahmatanlila‟lamin.
Ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga besar di Jeneponto
untuk kedua orang tua tercinta yang telah mengasuh, membimbing dan
membiayai penulis selama dalam pendidikan sampai selesainyaskripsiini.
SemogajasanyadibalasolehAllahswt.Amin.
Selain itu, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
danrasaterimakasihyangsebanyak-banyaknyakepada:
1. Rektor UIN Alauddin Makassar,DekanFakultasTarbiyahdanKeguruan
UINAlauddinMakassar.
2. KetuaProgramStudiPendidikanmatematika dan Sekretaris Program Studi
3. Pembimbing I dan pembimbing II yang membimbing dan mengarahkan Penulis sampaitarafpenyelesaian.
4. Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai beserta staf Mts Balangerasa Desa Bonto
Tiro Kec. Rumbia Kab. Jeneponto.Yangtelahmemberikanbantuanbagipenulis
dalampenyusunanskripsi.
5. Kepada seluruh keluargaku tercinta, yang telah memberikan saran-saran dan
masukankepadaAnandaselamamengikutiperkuliahankuranglebih4tahun.
Akhirnya, harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pengajaran
matematikadansemogabantuanyangtelahdiberikanbernilaiibadahdisisiAllahswt
danmendapatpahalayangsetimpal.
Assalamu„AlaikumWr.Wb.
Makassar, Desember2015
DAFTAR
ISI
HALAMANJUDUL ... i
PERNYATAANKEASLIANSKRIPSI ... ii
PENGESAHANSKRIPSI... iii
PERSETUJUANPEMBIMBING ... iv
KATAPENGANTAR ... v
DAFTARISI ... vii
DAFTARTABEL... ix
DAFTARGAMBAR... xi
ABSTRAK... xii
BABI PENDAHULUAN A. LatarBelakang... 1
B. Rumusanmasalah... 8
C. HipotesisTindakan... 8
D. TujuanPenelitian... 9
E. ManfaatPenelitian... 9
BABII KAJIANPUSTAKA A. HasilBelajarMatematika... 10
B. ModelKonsiderasi... 22
BABIII.METODOLOGIPENELITIAN A. JenisPenelitian... 24
B. SubjekPenelitian... 24
C. ProsedurPenelitian... 24
D. TeknikPengumpulanData... 28
F. IndikatorKeberhasilan ... 29
BABIV. HASILPENELITIAN
A. GambaranUmumMTs Balangerasa Desa Bonto Tiro... 30
B. DeskripsiHasilPenelitian... 38 C. Pembahasan... 54
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan... 57 B. ImplikasiPenelitian... 58
DAFTARTABEL
Halaman
Tabel1: KategoriHasilBelajar………. 29
Tabel2: KeadaanGuruMTsMts Balangerasa... 31
Tabel3: Fasilitas(GedungdanBangunan)Mts Balangerasa... 36
Tabel4: SkorNilaisetelahPenerapanModelKonsiderasi padaSiklusI. 38
Tabel5: StatistikSkorHasilBelajarSiswapadaTesAkhirSiklusI..… 41
Tabel6: DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorHasilBelajarSiswa
KelasVIIMTs Balangerasa ...….…... 42
Tabel7 DeskriptifKetuntasanBelajarMatematikaSiswaKelasVII
Mts Balangerasa...……….………... 44
Tabel8: SkornilaisetelahpenerapanModelKonsiderasipadasiklusII…45
Tabel9: StatistikSkorHasilBelajarSiswapadaTesAkhirSiklusII….
47
Tabel10: DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorHasilBelajarSiswa
KelasVIIMts Balangerasa padaSiklusII...……… 48
Tabel11: DeskriptifKetuntasanBelajarMatematikasiswakelas
Tabel12: DistribusiStatistikdanNilaiStatistikSkorHasilBelajar
MatematikaSiswaKelasVII Mts Balangerasa setelah
PenerapanModelKonsiderasipadaSiklusIdanSiklusII... 51
Tabel13: DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorHasilBelajarSiswa
KelasVIIMts Balangerasa setelahprosespembelajaranpada
SiklusIdanSiklusII………... 51
Tabel14: DeskriptifKetuntasanBelajarMatematikasiswakelasVII
Mts Balangerasa setelah proses pembelajaran pada
SiklusIdanSiklusII……….. 52
Tabel15: HasilObservasiAktivitasSiswakelasVIIMts Balangerasa
melaluiModelKonsiderasipadaSiklusI... 54
Tabel16: HasilObservasiAktivitasSiswakelasVIIMts Balangerasa
melaluiModelKonsiderasiSiklusII... 55
Tabel17: HasilObservasiAktivitasPenelitiPadaSiklusI... 56
DAFTAR
GAMBAR
1. HistogramHasilbelajarMatematikaSiswaKelasVIIMts
BalangerasapadaSiklusI………….……….……….……. 43
2. HistogramHasilbelajarMatematikaSiswaKelasMts
ABSTRAK
Nama Penyusun : Hamzah
Nim : 20700111142
Jurusan : Pendidikan Matematika
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Judul : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Konsiderasi Pada Siswa Kelas VII Mts Balangerasa Desa Bonto Tiro Kec. Rumbia Kab. Jeneponto.
Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan
untukmemperolehgambarantentanghasilbelajar matematikasiswakelas VII MTs
Balangerasa tahun ajaran 2014/2015 yang diajar dengan menggunakan Model
Konsiderasi,dimanapenelitiinginmengetahuiapakahhasilbelajarmatematikasiswa
kelas VII MTs Balangerasa dapat ditingkatkan dengan menggunakan Model
Konsiderasi. Dan penelitian ini berlangsung selama 2 siklus, dimana setiap siklus
dilaksanakansebanyak3kalipertemuan.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Balangerasa
sebanyak 40 orang. Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk
tes dan lembar observasi. Teknik analisa data yang digunakan yaitu statistik
deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata
hasilbelajarmatematika setelah penerapan ModelKonsiderasi pada siklus Iadalah
64,80. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar setelah penerapan Model Konsiderasi
padasiklusIIadalah77,83.
Hasilbelajar matematika siswakelas VII MTs Balangerasa mengalami
peningkatan. Peningkatan tersebut disebabkan karena teknik pembelajaran yang
digunakan dapat meningkatkan keaktifan siswa serta mengurangi ketegangan siswa
BABI
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri dan kompleksnya masalah kehidupan
menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi, selain itu
pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak SDM
yang bermutu tinggi.
Pendidikan merupakan kegiatan yang penting dalam kemajuan manusia.
Kegiatanpendidikanpadadasarnyaselaluterkaitduabelahpihakyaitu:pendidik
dan peserta didik. Keterlibatan dua pihak tersebut merupakan keterlibatan
hubunganantar manusia(humaninteraction).Hubunganituakanserasijikajelas
kedudukanmasing–masingpihaksecaraprofessional,yaituhadirsebagaisubjek
dan objek yang memilikihak dan kewajiban. Lebih jelas lagi TahziduhuNdraha
menambahkan bahwa proses belajar mengajar terlibat empat pihak, yaitu : (i)
pihakyangberusaha belajarmengajar, (ii)pihakyangberusahabelajar,(iii)pihak
yang merupakansumberpelajaran, dan (iv)pihak yangberkepentingan atashasil
(outcome)prosesbelajarmengajar.
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak
merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan.
Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan
dihadapipesertadidikdimasayangakandatang.MenurutBuchoridalamTrianto,
bahwapendidikanyangbaikadalahpendidikanyangtidak hanyamempersiapkan
para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan
masalah–masalahyangdihadapinyadalamkehidupansehari-hari.1
Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada
pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada
perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan
menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
di kelas agar terlihat lebih aktif. Untuk menunjang tugas tersebut diperlukan
pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan
diajarkan (pembenahan gaya mengajar guru). Model pembelajaran yang dipakai guru
akan berpengaruh pula terhadap cara belajar siswa, yang mana setiap siswa
mempunyai cara belajar yang berbeda-beda dengan siswa lainnya.
Seorang guru yang professional dituntut untuk dapat menampilkan
keahliannya sebagai guru didepan kelas. Komponen yangharus dikuasai adalah
menggunakanbermacam-macammodelpembelajaran yangbervariasi yangdapat
menarik minat belajar siswa dan guru tidak hanya cukup dengan memberikan
ceramah didepan kelas. Hal initidak berarti bahwa metodeceramah tidak baik,
melainkan pada suatu saat siswa akan menjadi bosan apabila hanya guru sendiri
1
yang berbicara, sedangkan mereka duduk, diam dan mendengarkan. Kebosanan
dalammendengarkanuraiangurudapatmematikansemangatbelajarsiswa.
Mendengar kata matematika, bagi kebanyakan siswa mengalami kesulitan
dalammengaplikasikanmatematikakedalamsituasikehidupanriil.Hallainyang
menyebabkan sulitnya matematika karena kurang begitu bemakna. Bila anak
belajar matematika terpisah dari pengalaman sehari-hari maka anak akan cepat
lupadantidakdapatmengaplikasikanmatematika.
Belajar matematika bisa menyenangkan asal tidak hanya dilakukan di
belakangmejasaja, dimanaanakbiasanya harusmenghadapisetumpuk bukudan
berbagai macam pekerjaan rumah. Matematika biasa dipelajari dengan suasana
menyenangkan bagi anak. Sistem pendidikan sekarang banyak mengalami
perubahan dimana kreatifitas anak diharapkan untuk dapat tumbuh dan
berkembang sehingga menjadi manusia yang dapat meningkatkan kualitas
hidupnyasertainisiatifdankreatifitasnyaakanberkembang.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
pentingdalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dariwaktu jampelajaran sekolah
lebih banyak dibanding pelajaran lain, pelajaran matematika dalam pelaksanaan
pendidikandiberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar
sampaijenjangperguruantinggi,khususnyajurusan yangmempunyaimatakuliah
berhubungandenganmatematika.Olehsebabitupelajaranmatematikahendaknya
masih duduk di bangku SD. Selain itu guru diharapkan dapat memberikan
motivasibelajarpadasiswa,supayalebihmemahamimateriyangdiberikan.
Teori dan praktek pendidikan modern memperhatikan siswa bukan sebagai
penerima yang pasif yang banyak membutuhkan pengawasan itu, tetapi harus
diarahkansebagai anak yangaktifbertindak, berfikir, merasayangharusdibantu
untuk dapat merealisasikan segala potensi - potensi warisan yang ada padanya,
sehinggadapatmelakukanpengendalianpotensiyangadapadanya.
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal
(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
nampak pada rata – rata hasil belajar peserta didik yang senatiasa masih sangat
memprihatinkan. Prestasiinitentunya merupakanhasilkondisipembelajarn yang
masih bersifat kenvensionaldan tidakmenyentuh ranahdimensipeserta didik itu
sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu ( belajar untuk belajar ). Dalam
arti yanglebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembangsecaramandirimelaluipenemuandanprosesberfikir.
Dipihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap
rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses
pembelajaran yangdidominasioleh pembelajarantradisional. Pada pembelajaran
ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.
Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak
ada padabukuajarataureferensilain.Dalamhalinisiswatidakdiajarkanstrategi
belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir, dan memotifasi diri
sendiri. Masalah inibanyak dijumpai dalamkegiatan proses belajar mengajar di
kelas, oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat
membantu siswauntuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari–hari.2
Salah satu ilmu yang dapat memajukan daya pikir manusia adalah
Matematika. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu.
Perkembangan pesat di bidang teknologi dan komunikasi dewasa ini di landasi
oleh perkembangan Matematika. Untuk menguasai dan mencipta teknologi
dimasadepandiperlukanpenguasaanMatematikayangkuat sejakdini.Walaupun
Matematikamenjadidasarperkembanganteknologidankomunikasi,tetapimasih
banyaksiswayangmenganggapbahwaMatematikaitumerupakanpelajaranyang
sangat sulit, menakutkan, dan membosankan. Oleh karena itu, pembelajaran
Matematikaperludilakukandengancarayangmenyenangkan.
Dalam proses belajar mengajar, pendidik memiliki peran utama dalam
menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakan, yakni memberikan
pengetahuan (cognitive), sikap, dan nilai (afective), dan keterampilan
(psikomotor). Dengan kata lain tugasdan peran pendidik yangutama terletakdi
bidang pengajaran. Oleh karena itu, seorang pendidik dituntut untuk dapat
2
mengelola( manajemen)kelas, penggunaan metodemengajar, strategimengajar
maupun sikap dan karakteristik peserta didik dalam mengelola proses belajar
mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pengajaran dengan baik, dan
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan
menguasaitujuanpendidikanyangharusmerekacapai.3
Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan, mementingkan,
sibuk dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Melalui penggunaan model
konsiderasi (consideration model) siswa didorong untuk lebih peduli, lebih
memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama, dan
hidupsecaraharmonisdenganoranglain.
Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi: (1) menghadapkan siswa pada
situasi yang mengandung konsiderasi, (2) meminta siswa menganalisis situasi
untuk menemukan isyarat-isyarat yangtersembunyi berkenaan dengan perasaan,
kebutuhandankepentinganorang lain,(3) siswamenuliskanresponsnya
masing-masing, (4) siswa menganalisis respons siswa lain, (5) mengajak siswa melihat
konsekuesi dari tiap tindakannya, (6) meminta siswa untuk menentukan
pilihannyasendiri.
Adapunkeunggulanmodelkonsiderasidiantaranya:
1. Siswadidoronguntuklebihpeduli.
2. Siswa lebih memperhatikan orang lain. 3. Siswa dapat bergaul.
3
4. Siswa dapat bekerja sama.
5. Siswa dapat hidup secara harmonis dengan orang lain.4
Penelitian yang dilakukan oleh Nana Diana pada siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah1MalangBerdasarkanhasilpenelitianmenunjukkanbahwapada
pembelajaran matematika dengan menggunakan model konsiderasi, diperoleh
kesimpulan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung baik dengan
rata-rata prosentase sebesar 75,69%.Selainitudari37siswayangmengikuti teslima
diantaranya tidaktuntasbelajarnyasedangkan 32siswalainnyatuntasbelajarnya,
hal ini berarti pembelajaran yang dilakukan telah mencapai ketuntasan klasikal
atau sesuaidengan kriteria yang telah ditentukanyaitu 65%.Sedangakan respon
siswa sangat baik terhadap implementasi model konsiderasi. Hal iniditunjukkan
dari nilai rata-rata respon positif/setuju yaitu 77,7% dan sesuai dengan kriteria
yaitu80%P100%.5
Adapun permasalahan siswa di MTs Balangerasa dalam belajar
matematika yakni siswa tidak memiliki semangat untuk belajar dan mereka
memilih diam sambil memperhatikan penjelasan guru walaupun sebenarnya
mereka sangat bosandengankeadaan itu,bahkan lebihparah lagi adalah
siswa-siswa yang tidak berminat untuk memperhatikan pelajaran kemungkinan akan
melakukan aktifitas - aktifitas lain yang akan mengarahkan perhatiannya
4
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/08/model-pembelajara-afektif-sikap/diakses 30juli 2014
5
terhadap penyampaian materi oleh guru, menganggu konsentrasi siswa-siswa
lain, bahkan konsentrasi guru pun akan terpecah, sehingga pada akhirnya nanti
akan menyita waktu pelajaran. Dengan demikian melalui model konsiderasi,
makasiswadidoronguntuklebihpedulidanlebihmemperhatikanoranglain.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang
diperolehadalahberupapenguasaan.
Denganadanya penerapanmodelkonsidrasidiharapkandapat meningkatkan
hasil belajar siswa.Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang " Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui
PenerapanModelkonsiderasipadaSiswaKelasVIIMTsBalangerasa Desa Bonto
Tiro Kec. Rumbia Kab. Jeneponto..
B.RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model konsiderasi dapat
meningkatkanhasilbelajarmatematikasiswakelasVIIMTsBalangerasa.
C.HipotesisTindakan
Jika diterapkanpembelajaranmelaluimodelkonsiderasi, makahasilbelajar
D.TujuanPenelitian
Penelitianinibertujuanuntuk:
Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model konsiderasi
padasiswakelasVIIMTs Balangerasa Kab. Jeneponto.
E.ManfaatPenelitian
Manfaat yangdapatdiperolehdarihasilpenelitianadalahsebagaiberikut:
a. Bagisiswa
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar, mengembangkan jiwa kerja sama saling
menguntungkan, menghargai satu sama lain, membangun kepercayaan diri
dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika serta sebagai metode
yangdapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa.
b. Bagipenulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuandan
pengalaman. SertadapatmenerapkannyasaatmenjadiGuru.
c. Bagiguru
Penelitianinidapat digunakansebagaibahanpertimbangandalammelakukan
BABII
KAJIANPUSTAKA
A.HasilBelajarMatematika
1. Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghapalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi / materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya
akan segera merasabangga ketika anak–anaknya telah mampu menyebutkan
kembali secara lisan (Verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam
buku teks atau yang diajarkan oleh guru.6Belajar dalam idealisme berarti
kegiatanpsiko–fisik–sosio menujuperkembangan pribadi seutuhnya.Namun,
realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian.
Belajar dianggapnya property sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan
dengan tugas–tugassekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar
di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan
tersebut tidak seluruhnya salah sebab seperti yang dikatakan Reber, yaitu
BelajaradalahTheProcessofacquiringknowledgeataubelajaradalahproses
mendapatkan pengetahuan.7
Adanya perubahanyangterjadikearah yanglebih baiksebagaiesensi
dari belajar menjadi salah satu alasan mengapa dalam Islam perintah untuk
6
Muhibbinsyah,PsikologiBelajar.(Cet.9,Jakarta:RajawaliPers,2009)h.64
7
AgusSuprijno,CooperativeLearning.(Cet:I,Yogyakarta:PustakaBelajar,2009)h.3
menuntut ilmu dalam hal ini belajar sangat ditekankan. Hal ini terbukti
dengan ayat pertama yang diturunkan pada Nabi Muhammad Shallallahu
„AlaihiWasallam yaituQ.S. Al-Alaq/96:1-4yangmembahastentangperintah
untukmenuntutilmuyangartinya:
“Artinya: Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan, yakni telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dengan nama tuhanmu yang Maha Mulia, yang telah mengajarkan dengan pena, yakni telah mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya”8
Terminologi belajar dan mengajar adalahduaperistiwa yangberbeda,
akan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat dan saling
mempengaruhi,sepertidefinisibelajarmengajarjugadiartikandanditafsirkan
secara berbeda menurut zaman dan teori belajar mengajar yang dianut pada
masaitu.Slametomengemukakanpengertianmengajar, yaitu:
Mengajar adalah penyerahan kebudayaan kepada anak didik yang
berupa pengalaman dan kecakapan atau usaha untuk mewariskan
kebudayaanmasyarakatkepadagenerasiberikutnya9.
Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang untuk
menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu, dengan upaya
untuk mengubah masukan berupa siswa yangbelum terdidik, menjadisiswa
yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu,
8
DepartemenAgamaR.I, Al-Qur‟andanTerjemahannya(Jakarta:CV.PustakaAgungHarapan, 2006) h.904
9
11 10
11
menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Dick dan Carey dalam Benny
mendefinisikanpembelajaran,yaitu:
Pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa atau kegiatan yang
disampaikan secara tersetruktur dan terencana dengan menggunakan
sebuahataubeberapajenismedia10.
Pengertian belajar dapat ditemukan dalam berbagai sumber dan
literatur. Meskipun terlihat ada perbedaan-perbedaan di dalam rumusan
pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip
ditemukan kesamaan-kesamaannya. Belajar merupakan rangkaian kegiatan
jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia
seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.11Dalam sebuah buku “Educational Psychology”,
WitheringtondalamAunurrahmanmengemukakanbahwa:
Belajar adalah sebuah di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari rekasi berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan,kepribadianatausuatupengertian.12
SedangkanmenurutSudjana:
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yangada pada individu yang
belajar.13
BennyA.Pribadi,ModelDesainSistemPembelajaran(Cet.I;Jakarta:DianRakyat,2009),h.
Sardiman,InteraksidanMotivasiBelajarMengajar(CetI;Jakarta:RajawaliPers,2010),h.21
12
Aunurrahman,BelajardanPembelajaran (Cet.III;Bandung:Alfabeta,2009), h.35.
13
2. Keaktifan
Kecenderungan psikologidewasa inimenganggap bahwaanak adalah
makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,
mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan
oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar
hanyamungkinterjadiapabilaanakaktifmengalamisendiri.
Menurut Deweydalam Dimyati Belajaradalah menyangkut apa yang
harusdikerjakan siswauntukdirinya sendiri, maka inisiatifharus datangdari
siswasendiri.Gurusekadarpembimbingdanpengarah.14
Menurut teorikognitif, belajarmenunjukkanadanya jiwa yang sangat
aktif,jiwamengolahinformasiyangkitaterima,tidaksekadarmenyimpannya
saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat
aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk
mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Dalam proses belajar-mengajar anak mampu mengidentifikasi,
merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis,
menafsirkan,danmenarikkesimpulan.
MenurutThorndikekeaktifansiswadalambelajardengan hukum"law
ofexercise"-nya yangmenyatakan bahwabelajar memerlukanadanya
latihan-latihan.15
14
Dimyati,BelajardanPembelajaran(CetII;Jakarta:RinekaCipta,2002),h. 44.
15
Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan
mendasar yang harusdipahami, disadari dandikembangkan olehsetiap guru
didalamprosespembelajaran.Individumerupakanmanusiabelajar yangaktif
dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu
akan dapat berkembang kearah yang positif bilamana lingkungannya
memberikanruangyangbaikuntuktumbuhsuburnyakeaktifanitu.16
Keaktifan belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar.
“Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha”. Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan
dengangiatdalambelajar.
Ada empat ciri keaktifan belajar siswa yaitu 1) Keinginan dan
keberanian menampilkan perasaan, 2) Keinginan dan keberanian serta
kesempatan berprestasidalam kegiatan baikpersiapan, prosesdan kelanjutan
belajar, 3)Penampilanberbagai usahadan kreativitasbelajarmengajar dalam
menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai
keberhasilannya, 4) Kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di
atastanpatekananguruataupihaklain.17
Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam
mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di
antaranyadenganmeningkatkanminatsiswa,membangkitkanmotivasisiswa,
16
Aunurrahman,BelajardanPembelajaran(CetIII;Bandung:Alfabeta,2009),h.119.
17
menerapkan prinsip individualitas siswa, serta menggunakan media dalam
pembelajaran.18
Sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran
maupunkegiatanbelajar,siswadituntutselaluaktifmemprosesdanmengolah
perlahan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
belajarnya secaraefektifpebelajardituntutuntukaktifsecarafisik,intelektual
dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud
perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis
hasilpercobaan,membuatkaryatulis,dansebagainya.19
3. Hasilbelajar
Setiap proses belajar mengajar, keberhasilannya diukur dari seberapa
jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Seorang guru akan kecewa bila hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didiknya tidak sesuai dengan target
kurikulum. Dalam kaitannya dengan belajar, hasil berarti penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh guru melalui mata
pelajaran, yang lazimnyaditunjukkan dengan nilaitest atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Jadi, hasil bermakna pada keberhasilan ini telah Allah
janjikan dalam firmanya Q.S. Al-Mujadilah seseorang dalam belajar atau
dalambekerjaatauaktivitaslainnya.
18
Ilham,MengembangkanKeaktifanBelajarSiswa.http://abangilham’sBlog.Diakses tanggal 25April2014.
19
Jika tujuan dari belajar telah tercapai yaitu menjadi tahu yang dapat
dibahasakan lain orang berilmu, tentu akan mendapat ganjaran yang sangat
muliadisisiTuhan,jugadilingkungansosialnya.Hal/58:11yangartinya:
“Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:"Berlapang-lapanglahdalam majlis",Maka lapangkanlah niscaya Allah akan member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilahkamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Mahamengetahuiapayangkamukerjakan”.20
Dari ayat di atas, tentu dapat dipahami bahwa proses untuk menjadi
orang berilmu tentutidaklah mudah. Butuh kesabaran dan pengorbanan baik
pengorbanan materi, waktu maupun perasaan. Oleh karena itu Allah akan
memberikanbalasanyangsetimpalberupaderajatyangtinggidisisi-Nya.
Julianmengemukakanpendapatnyamengenaihasilbelajar, yaitu:
Hasil belajar adalahsegala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai
akibatdarikegiatanbelajaryangdilakukannya.
Hasil belajar adalah pola - pola perbuatan, nilai - nilai, pengertian
-pengertian, sikap - sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran
GagnedalamAgussuprijonohasilbelajarberupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalambentukbahasa,baiklisanmaupuntertulis.
20
2. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsepdanlambang.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitaskognitifnyasendiri.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatismegerakjasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkanpenilaianterhadapobjektersebut.21
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian
yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan
demikian,penilaianhasilbelajarsiswamencakupsegalahal yangdipelajaridi
sekolah,baikitumenyangkutpengetahuan,sikapdanketerampilan.
Setelahmelaluiprosesbelajarmakasiswadiharapkandapat mencapai
tujuanbelajar yang disebutjuga sebagai hasil belajar yaitukemampuan yang
dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Tujuan belajar adalah
sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan
21
perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap-sikapyangbaru, yangdiharapkandapatdicapaiolehsiswa.
Hasil sebagai bentuk gambaran keberhasilan individu setelah
menyalurkan bakat, minat dan motivasinya dalam kegiatan belajar, jadi
prestasibelajartidakterlepasdarifaktorinternalmaupuneksternal.
Secara spesifik faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
adalahsebagaiberikut:
FaktorPsikologis
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah
tingkah laku peserta didik, ternyata banyak faktor yang
mempengaruhinya. Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas belajar siswa adalah faktor-faktor psikologi. Menurut
Sardiman:
Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan
penting dalam aktivitas belajar, karena dipandang sebagai
cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungan dengan
pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap
bahanpelajaranyangdisajikanlebihmudahefektif.22
Dengan demikian suatu aktivitas belajarakan berjalan baik jika
didukung oleh faktor-faktor psikologis anak didik (siswa). Secara
spesifikyangmempengaruhiaktivitasbelajaradalahsebagaiberikut:
1. Motivasi
22
HipniRohman,ArtikelPengertianHasilBelajar,BlogHipniRohman.
Sesorang itu akan berhasil dalam belajar atau melakukan
aktivitas belajar dengan baik kalau pada dirinya sendiri ada
keinginanuntukbelajar.
2. Konsentrasi
Konsentrasi dimaksudkan memutuskan segenap kekuatan
perhatian pada suatu situasi belajar. Di dalam aktivitas belajar,
jika dibarengidengankonsentrasimakaaktivitasyangdilakukan
akan memenuhi sasaran untuk mencapai tujuan belajar itu
sendiri.
3. Reaksi
Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan fisik
maupunmental,sebagaiwujudreaksi.
FaktorEksternal
Selain faktor-faktor yangtelah disebutkandi atas, juga terdapat
faktoreksternalyangmempengaruhiaktivitasbelajarsiswa,yaitu:
1. LingkunganKeluarga
Lingkungan keluarga yang kondusif terhadap aktivitas
belajarsiswa,makamemungkinkansiswauntukaktifbelajar.
2. LingkunganMasyarakat
Masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan anak-anak usia sekolah, dalam lingkungan sekolah
anak-anakuntuk belajarsecara intensif, maka akan berpengaruh
padaaktivitasbelajarsiswa.
3. LingkunganSekolah
Kondisi sekolah yang mampu menumbuhkan persaingan
positif bagi siswa akan dapat memberikan nilai yang
memungkinkansiswauntukbelajarsecaraaktif.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah sesuatu yang dicapai melalui proses belajar matematika
atau dengan kata lain belajar matematika diperlukan adanya keterlibatan
mental dalam mengkaji hubungan-hubungan antara struktur-struktur dari
matematika sehinggadiperolehpengetahuansebagaihasilbelajar matematika
yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari
berbagaiilmupengetahuan.
4. Definisimatematika
Matematika sebagai salah satu cabang ilmu yang dikenal oleh
masyarakat awam selama ini hanya dianggap sebagai bilangan-bilangan dan
operasinya.Sebenarnyamatematikatidaksesederhanaitu.
Hudoyo Herman berpendapat bahwa “Matematika berkenaan dengan
ide–ide, struktur–struktur, dan hubungan–hubungannya diatur secara logik
sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep–konsep abstrak”. 23
23
Menurut Jamesmatematikaadalahilmutentanglogikamengenaibentuk,baik
susunan besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan jumlah yang
banyak Selanjutnya Djaali mengemukakan bahwa “Matematika adalah
sebagai ilmu pengetahuan abstrak tentang ruang dan bilangan, ia sering
dilukiskan sebagai kumpulan sistem matematika yang mempunyai struktur
tersendiridanbersifatdeduktif”.24
Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak dan
dikonkritkandenganlambang-lambangataubilangan-bilangansehinggadapat
didefinisikandenganjelas.
ArifTiro menguraikanciri-ciri matematika yanghakiki, yaitusebagai
berikut:
a. Adaunsurprima
b. Ada seperangkat postulat tentang hubungan antara
unsur-unsurprima
c. Semua definisi atau teorema dibuat dengan menggunakan
unsur prima, postulat, definisi atau teorema yang sudah ada
sebelumya.
d. Nilai benar atau salah ditentukan oleh hukum-hukum yang
sudahada.25
24
Djaali,PengaruhKemampuanGuruTerhadapPrestasiBelajarMatematika(Cet.M; Makassar:FPMIPAIKIPUP,1990),h.59.
25
B.Modelkonsiderasi
Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan,
mementingkan,dansibukmengurusidirinya sendiri. Melaluipenggunaanmodel
konsiderasi ( consideration model ) siswa di dorong untuk lebih peduli, lebih
memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama, dan
hidupsecaraharmonisdenganoranglain.26
Model konsiderasi adalah salah satu model pembelajaran pendidikan
yangdapat diterapkan pada pembelajaran matematika. Pada penggunaan model
ini, metode mengajar yangdigunakan tidak hanya satu metode saja, melainkan
beberapa metode yang dapat mengaktifkan peserta didik secara maksimal.
Dengandemikianprosespembelajaranakanlebihbermaknabagipesertadidik.
Konsiderasi atau sikap adalahkecendrungan berbuat yangmengandung
nilai terima / menolak, senang / tidak senang, suka / tidak suka, dan
lain-lain.Penggunaan model Konsiderasi akan memotivasi guru untuk lebih kreatif
dalam mengelola proses pembelajaran, karena respon peserta didik yangpenuh
kreasi dan bervariasi. Selanjutnya guru akan melakukan inovasi dalam
mengembangkan pembelajaran yang pada gilirannya berdasarkan perolehan
pengalaman-pengalamanakanmembentukgurumatematikayangprofesional.
Tujuan ditetapkannya model Kosiderasi pada pengajaran matematika
adalahagar pesertadidikmenaruhkepedulian atautoleransiterhadaporanglain,
26
memberi pengalaman yang membebaskan diri dari sifat egois. Karena pada
hakikatnya kebutuhan dasar manusia adalah bergaul secara harmonis dengan
sesama manusia sebagai makhluk sosial. Selama prosespembelajaran
berlangsung, guru harus menjadi contoh nyatakonsiderasi di kelas,
memperlakukan setiap pesertadidik dengan rasa hormat dan penghargaan serta
menjauhi sikap otoriter. Kelas dilaksanakan secara demokrasi dan mengurangi
ataumeniadakankonflik,persainganyangtidaksehatdiantarapesertadidik.
Modelkonsiderasisangat tepat untukmenanamkannilai-nilaitoleransi,
penghargaan terhadap orang lain, dan mendidik peserta didik memiliki sikap
demokrasi.
Fokus model konsiderasi adalah untuk membantu mengembangkan
kapasitaspeserta didik dalam memberikan konsiderasi, bertoleransi, memahami
dan menghargai apa yang diucapkan atau dirasakan orang lain betapa pun
berbedanya dengan pandangan diri sendiri. Model ini sangat tepat untuk
mengajarkanpadapesertadidikbagaimanabertindakdanbersikapdewasa.27
27
BABIII
METODOLOGIPENELITIAN
A.JenisPenelitian
Untuk memecahkan masalah seperti yang telah diungkapkan di atas,
direncanakandilakukandenganmenggunakanpenelitiantindakankelas(Clasroom
Action Research) dengan tahapan-tahapan meliputi : perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi., yakniproses pengkajian masalah pembelajaran
di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi
nyatasertamenganalisissetiappengaruhdariperlakuantersebut.28
B.SubjekPenelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs
Balangerasa Kab. Jeneponto..
C.ProsedurPenelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam
beberapa siklus sampai tuntas. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan,tindakan,observasidanrefleksi.
28
WinaSanjaya,PenelitianTindakanKelas(Cet.I;Jakarta:Kencana,2009),h.26.
SiklusI
4. Perencanaan
a. MenelaahkurikulumMTs Balangerasa Kab. Jeneponto untukmengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan
menggunakanpembelajarankonsiderasi.
b. Membuatrencanapembelajarankonsiderasi.
c. Menyusunmateri/soal
d. Membuat LKS
e. Membuat lembar observasi untuk pengamatan/pencatatan data mengenai
keaktifansiswasertakondisipembelajaranpadasaatpelaksanaantindakan.
f. Menyusunalatevaluasipembelajaran.
5. Tindakan
a. Gurumembagi siswadalam kelompok-kelompokkecil yangheterogen(4
atau5siswa).
b. Gurumembagikanmaterikepadatiapkelompokuntukdipelajari.
c. Guru membagi materi/soal agar menjadi sub-sub untuk dikerjakan oleh
masing-masinganggotakelompok.
d. Gurumengarahkananggotakelompokyangmempelajarisub-subbabatau
soal-soal yang sama bertemu untuk mendiskusikan materi/soal tersebut
e. Guru mengarahkan siswa kembalikekelompok asalnya dan mengajarkan
materi yang di dapat dari kelompok ahli kepada anggota kelompoknya
secarabergantian.
f. PadaakhirsiklusI,dibagikantesyangpertama.
6. Observasidanevaluasi
a. Mengamatitiapkegiatansiswamelaluilembarobservasi
b. Pengumpulandatamelaluitesyangdiberikan.
c. Melakukanevaluasiterhadapdatayangdihasilkan.
7. Refleksi
Darihasilyangdidapatpadatahapobservasidan evaluasi,penelitimelakukan
refleksidiridenganmelihatdataobservasidanhasiltesakhir,apakahkegiatan
yang dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hasil analisis
data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan
untukmelaksanakansiklusberikutnya.
SiklusII
1. Perencanaan
a. Memberi penghargaan terhadap kelompok dengan nilai hasil evaluasi
tertinggi.
b. Mengidentifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi
padasiklusI
c. Merencanakan skenario baru dengan perbaikan model dan meningkatkan
keaktifansiswa.
d. Menyusunmateriatausoal
e. Membuat LKS
f. Membuat lembar observasi untuk pengamatan/pencatatan data mengenai keaktifansiswasertakondisipembelajaranpadasaatpelaksanaantindakan.
g. Menyusunalatevaluasipembelajaran.
2. Tindakan
a. Melaksanakanskenarioyangtelahdisusundenganperbaikanmetode.
b. Menjelaskankembalikonsepyangkurangdipahamisiswa.
c. MemberikantesakhirsiklusII
3. Observasi
a. Mengamatitiapkegiatansiswamelaluilembarobservasi
b. Pengumpulandatamelaluitesyangdiberikan.
c. Melakukanevaluasiterhadapdatayangdihasilkan.
4. Refleksi
Darihasilyangdidapatpadatahapobservasidan evaluasipenelitimelakukan
refleksidiridenganmelihatdataobservasidanhasiltesakhir,apakahkegiatan
yang dilakukan telah dapat meningkatkan pemahaman siswa dan merefleksi
siswaapakahmetode yangdigunakandalamprosespembelajarantelahsesuai
D.TeknikPengumpulanData
1. Jenisdata
Jenisdatayangdidapatkanadalahsebagaiberikut
a. datakuantitatif
b. datakualitatif
2. Jenisinstrumenpengumpulandata
a. Teshasilbelajarpadasetiapakhirsatusiklus
b. DataLembarobservasikeaktifansiswadalamprosesbelajarmengajar
3. Carapengumpulandata
a. Data kuantitatif yaitu mengenai hasil belajar siswa diambil dengan
memberikanteshasilbelajarpadasetiapakhirsatusiklus
b. Data kualitatif yaitu data mengenai aktifitas siswa diperoleh melalui
pengamatan langsung pada saat pembelajaran berlangsung dengan
mnggunakanlembarobservasi.
E.TeknikAnalisisData
Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan setelah terkumpulnya data.
Selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis secara
kuantitatif digunakan analisis deskriptif yaituskor rata-rata dan persentase.selain
ituakan ditentukanpula standar deviasi, tabelfrekuensi, nilai minimum dan nilai
maksimum.Kemudiannilai tersebut dikategorikan denganmenggunakankategori
skala lima berdasarkan teknikkategori standar yang ditetapkan olehDepartemen
Tabel1: KategorisasiHasilBelajar
Sedangkan analisis kualitatif dilaksanakan sesuai dengan kecenderungan
yangterjadipadasetiapsiklusdenganmelakukanpenilaiansecaraverbal(aktivitas
yangteramati).
F.IndikatorKeberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan
hasil belajar siswa, baik ditinjau dari hasil tes setiap akhir siklus maupun dari
keaktifansiswadalammengikutipembelajaran,dalamhaliniuntuk hasiltesakhir
setiap siklus penulis menargetkan tercapainya tingkat penguasaan materi adalah
65–100yangberadapadakategorituntas.
29
Depdiknas,Pedomanumumsistempengujianhasilkegiatanbelajar.www.google.com(9 November2009).
BABIV
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
A.GambaranUmumMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
1. VisidanMisiMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
Visi:
Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi di bidang
IPTEK dan IMTAQ serta mampu mengaktualisasikan dalam
masyarakat.
Misi:
a. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang berorientasi pada
peningkatanmutu.
b. Menjadikan siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
MahaEsa.
c. Membentuk siswa menjadi manusia yang mampu memahami
ajaran agamanya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
sesuaidenganperkembanganilmupengetahuandanteknologi.
d. Mewujudkanlingkunganyangbersih,asri, nyamandanagamis.
2. TujuanMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
Terwujudnya kemampuan yang berkualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ
31
a. Menghasilkanoutputpendidikanyangmemilikiprestasidankeunggulan.
b. Meningkatkankualitaspelaksanaanibadah.
c. Menghafaldanmemahamiartisurah-surahpendekAl-Qur’an(JuzAmma)
d. DapatberbahasaArabdanInggrissehari-hari.
e. Meningkatkankemampuanprofesionalguru.
f. Menciptakanlingkungansekolahsebagaisumberbelajar.
g. Meningkatkanperansertamasyarakat.
3. StrukturdanpembagiankerjaMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
Tabel2:KeadaanGuruMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
NO NAMA JABATAN
1 Hamzah, A.Ma KEPALASEKOLAH
2 Sahrul KepalaTataUsaha
3 Abd. Rahman, A.Ma WAKAMAD
4 Darwan Alamsyah BagianKurikulum
5 Abd. Rahman BagianKesiswaan
6 Jupri, S.Pd.I PembinaIbadah
7 Darmawati, S.Pd.I PenanggungJawabBK
8 Ita, S.Pd.I Guru
9 Mirna, S.Pd.I Guru
10 Nurlinda, S.Pd.I Guru
4. Fasilitas .
MTs Balangerasa Kab. Jeneponto. yangberlokasidiJl. Bonto tiru No.1A
Jeneponto sudah memilikifasilitas yangdapat dikategorikan cukup memadai
dan mendukung berlangsungnya proses belajarmengajar yangkondusif.
MTs Balangerasa Kab. Jeneponto. Memiliki fasilitas sebagai tempat
proses belajarmengajarseperti:
Tabel3:Fasilitas(GedungdanBangunan)MTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
NO JENISRUANG/GEDUNG JUMLAH
1 RuangKantor 1
1 RuangGuru
22
2 RuangBelajar
3 RuangKeterampilan
2 RuangBelajar 3
3 Ruang Guru 1
4 Perpustakaan 1
5 WCKantor 1
6 WCSiswa 2
7 Perpustakaan 1
B. DeskripsiHasilPenelitian
1. PeningkatanHasilBelajarMatematikamelaluiModelKonsiderasiPada
SiswaKelasVIIMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika melalui model konsiderasi pada
siswakelasVII MTs Balangerasa Kab. Jeneponto
Berdasarkanhasilpenelitianyangtelahdilakukanpadasiswakelas
VIIMTsBalangerasa , penelitimemperoleh dan mengumpulkan data
melalui instrumen tes tentang skor hasil belajar siswa kelas VII MTsN
Balangerasa Kab. Jeneponto setelah diterapkan model konsiderasi pada
siklus I. Darihasiltesdapatdilihatpadatabeldibawahini:
1 HairulAnwar 50
2 AhmadRizqul Akbar 60
3 MohamedGebhinAlSyach
Dewa
71
5 FarilIchfari 100
6 M.ArdiansyahRuslan 62
7 KurniawanFebriantoW 61
8 AidilAkbarAmir 65
9 MuhIlhamSyafar 52
10 MuhFarhanPutra 55
11 MuhAyyubMas'ud 71
12 MuhammadHusniS 72
13 AchmadRifqi 71
14 FaidulRahman 69
15 WildanMujahid 100
16 MuhAltafDzulfayyadJ 50
17 ChairilRasihul 57
18 HusnulKhuluq 60
19 St.NurWindahFitria
Wahab
65
20 DhiyaAmirahMusdar 70
21 UmmuKalsum 58
23 AnnisaNurulIzzahTiara 50
24 VinaFahiraBurhany 52
25 IpaChadijah 54
26 IslamiDiniastari 52
27 AlviraMaghfirahArifinP 57
28 NurFathiah 62
29 AyuAzharia 72
30 NurulFadhilah 65
31 RizkaAnnisaDewi
Purnomo
100
32 HappyNessaMaharani 66
33 FebriyantiSyamsuddin 72
34 NurulAsmi 71
35 RiskayantiSambudi 64
36 NurulRusyaidahAzis 57
37 MujaddidatulFikriyah 71
38 FarhahAyunizarRamadani 65
39 AmirahSyafirah 65
PadasiklusI,tesdilakukansetelahakhirsiklusyangterdiridaritigakali
pertemuandalampembelajaran.Adapunanalisisdeskriptifskorperolehan
siswasetelahpenerapanModelKonsiderasiberdasarkandatahasiltesdiatas
dapatdilihatpadatabel5berikut:
Tabel5:StatistikSkorHasilBelajarSiswapadaTesAkhirSiklusI
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil
belajar Matematika siswa setelah dilakukan tindakan adalah 64,80 dari skor
ideal 100,00. Skor terendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan skor
tertingginyaadalah100.
Apabila skorhasil belajarsiswa dikelompokkan kedalam lima kategori,maka
diperolehdistribusifrekuensiskoryangditunjukkanpadatabel6berikut:
STATISTIK NILAISTATISTIK
Tabel6:DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorHasilBelajarSiswa
KelasVIIMTsBalangerasa Kab. Jeneponto padaSiklusI
Dari tabel 6 di atas menunjukkan bahwa persentase skor hasil belajar
siswa setelah diterapkan Model Konsiderasi pada siklus I sebesar 0% berada
pada kategori sangat rendah, 17,50 % berada pada kategori rendah, 32,50%
pada kategori sedang, 42,50% berada pada kategori tinggi dan 7,50% berada
padakategorisangattinggi.
Dan untuk lebih jelasnya, berikut disajikan gambar histogram hasil
belajar matematikasiswakelasVII MTsBalangerasa Kab. Jeneponto pada
siklusI:
NO SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE(%)
1
Histogram Std.Dev.=12.358
N=40
0
50 60 70 80 90 100
nilai
Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa setelah diterapkan model Konsiderasi pada Siklus I
berada dalam kategori tinggi, meskipun pada persentase skor terbanyak
mendapat kategori tinggi. Akan tetapi, siswa hanya mencapai skor rata-rata
64,80.
Sedangkan ketuntasan belajar matematika dapat dilihat berdasarkan
dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak tuntas, maka diperoleh
distribusifrekuensidan persentaseketuntasan belajar matematikapada siklusI
dapat dilihatpadatabel7berikut:
Tabel 7 : Deskriptif Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas VII
..MTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
Berdasarkan tabel 7, hasil belajar matematika siswa diperoleh 50,50%
dikategorikan tidak tuntas dan 50,50% dikategorikan tuntas. Dari hasil yang
diperoleh ini, dapat dinyatakanbahwa terjadi ketuntasan dalam proses belajar
mengajar. Namun masih minim sehingga peneliti berusaha untuk mengadakan
perbaikan dengan cara melanjutkan penelitian pada siklus II untuk melihat
seberapajauhpeningkatanhasilbelajarmatematikaitutercapai.
b. DeskripsiHasil BelajarMatematikamelaluimodelKonsiderasipadasiswa
kelasVII MTsBalangerasa Kab. Jeneponto padasiklusII
Peneliti memperoleh dan mengumpulkan data melalui instrumen
test tentang skor hasil belajar siswa kelas VII MTs Balangerasa
setelah diterapkan model Konsiderasi. Dari hasil tes dapat dilihat pada
tabelberikut ini.
Kategori Skor Jumlahsiswa Persentase(%)
NO NAMASISWA NILAI
1 TauriqurrahmanHaris 73
2 HairulAnwar 63
3 AhmadRizqulAkbar 76
4 MohamedGebhinAlSyachDewa 85
5 FarilIchfari 100
6 M.ArdiansyahRuslan 71
7
KurniawanFebriantoW 70
8
AidilAkbarAmir 74
9
MuhIlhamSyafar 64
10
MuhFarhanPutra 70
11 MuhAyyubMas'ud 85
12 MuhammadHusniS 100
13 AchmadRifqi 86
14
FaidulRahman 79
15 WildanMujahid 100
16 MuhAltafDzulfayyadJ 60
18 HusnulKhuluq 76
19 St.NurWindahFitriaWahab 74
20 DhiyaAmirahMusdar 85
21
UmmuKalsum 75
22
OriniTryAnanda 77
23 AnnisaNurulIzzahTiara 64
24 VinaFahiraBurhany 74
25 IpaChadijah 71
26 IslamiDiniastari 64
27
AlviraMaghfirahArifinP 74
28
NurFathiah 79
29 AyuAzharia 87
30 NurulFadhilah 74
31 RizkaAnnisaDewiPurnomo 100
32 HappyNessaMaharani 75
33 FebriyantiSyamsuddin 100
34 NurulAsmi 86
35 RiskayantiSambudi 76
36 NurulRusyaidahAzis 74
37
MujaddidatulFikriyah 86
38
Analisis skor hasilbelajar siswa padapembelajaranmatematika setelah
diterapkanmodelKonsiderasi,pada siklusIIberdasarkantabel8diperlihatkan
padatabel9berikut:
Berdasarkan tabel9 diatas menunjukkan bahwaskor rata – rata hasil
belajar Matematika siswa setelah dilakukan tindakan adalah sebanyak 77,83.
Skorterendahyangdiperolehsiswaadalah60danskortertinggiyangdiperoleh
siswa adalah100dariskoridealyangdicapai100.
Jikaskorhasilbelajarsiswadikelompokkankedalamlimakategori,
makadiperolehdistribusifrekuensiskoryangditunjukkanpadatabel10berikut
ini:
STATISTIK NILAISTATISTIK
Subyek
39 AmirahSyafirah 76
Tabel10:DistribusiFrekuensidanPersentase SkorHasilBelajarSiswa
..KelasVIIMTsBalangerasa Kab. JenepontopadaSiklusII
Berdasarkantabel10diatasmenunjukkanbahwapersentaseskorhasil
belajar siswa setelah diterapkan model Konsiderasi pada siklus II sebesar
0,00% berada pada kategori sangat rendah, 0,00% berada dalam kategori
rendah, 15,00% berada dalamkategori sedang,55,00% berada dalam kategori
tinggidan30,00%beradapadakategorisangattinggi.
Dan untuk lebih jelasnya, berikut disajikan gambar histogram hasil
belajarmatematikasiswakelaskelasVIIMTsBalangerasapadasiklusII:
NO SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE(%)
Berdasarkan tabel 9 dan 10, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa setelah diterapkan model Konsiderasi pada siklus II
mengalamipeningkatan darisiklussebelumnya, yaitulebih banyaksiswa yang
hasil belajarnya berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat pada skor
rata-rata yang diperoleh siswa, dan bahkan berbanding lurus pada persentase
skorsiswadaritabellimakategori,yaituberadapadakategoritinggi.
Sedangkan ketuntasan belajar matematika dapat dilihat berdasarkan
daya serap siswa. Apabila daya serap siswa terhadap pokok bahasan Aljabar
distribusi, frekuensi dan persentase ketuntasan belajar matematika pada siklus
IIdapat dilihatpadatabel11berikut.
Tabel11:DeskriptifKetuntasanBelajarMatematikasiswa kelasVII
MTsBalangerasapadaSiklusII
Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan persentase hasil belajar
matematika yang diperoleh 15,00 % dikategorikan tidak tuntas, 85,00%
dikategorikan tuntas. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa
terjadi ketuntasan dalam proses belajar mengajar. Karena itulah, peneliti
beranggapan bahwa peningkatan hasil belajar matematika itu telah tercapai,
makapenelitimenghentikansiklusnya.
c. Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa kelas VII MTs Balangerasa
Kab. Jeneponto setelahPenerapanModelKonsiderasi.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan maka hasil
penelitianinimengungkapkanbahwabanyaknyasiswayangsemulaberada
padakategoritinggidapatditingkatkandenganmodelKonsiderasi.
KATEGORI SKOR JUMLAH
Berikutinidisajikanperbandinganskorhasilbelajarmatematika
siswapadasiklusIdansiklusII.
Tabel 12 : Distribusi Statistik dan Nilai Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs Balangerasa setelah Penerapan Model Konsiderasi pada Siklus I dan
Dari tabel 12 di atas Skor rata-rata hasil belajar yang diperoleh
siswamengalamipeningkatandari64,80 padasiklusImenjadi77,83pada
siklusII.
Selanjutnya tabel 13 memperlihatkan peningkatan hasil belajar
siswasetelahpenerapan modelKonsiderasidalam prosesbelajar mengajar
padaSiklusIdanSiklusII.
Tabel13: DistribusiFrekuensi danPersentase SkorHasilBelajar Siswa ………Kelas VII MTs Balangerasa Kab. Jeneponto setelah proses
NO SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE(%)
SiklusI SiklusII SiklusI SiklusII
1 0-34 Sangatrendah 0 0 0,00 0,00
2 35-54 Rendah 7 0 17,50 0,00
3 55-64 Sedang 13 6 32,50 15,00
4 65-84 Tinggi 17 22 42,50 55,00
5 85-100 Sangattinggi 3 12 7,50 30,00
STATISTIK NILAISTATISTIK
SIKLUSI SIKLUSII
JUMLAH 40 40 100 100
Daritabel13diatasterlihatbahwaterjadipeningkatandarisiklusIke
siklus II. Peningkatan yang paling signifikan adalah pada kategori rendah
dimana pada siklus Iterdapat 7 siswa yangmemperoleh nilairendah dengan
persentase 17,50% namun pada siklus II tidak ada lagi siswa yang
memperolehnilairendahataudenganpersentase0%
Tabel 14 memperlihatkan ketuntasan belajar siswa setelah penerapan
model KonsiderasidalamprosesbelajarmengajarpadaSiklusIdanSiklusII.
Tabel 14 : Deskriptif Ketuntasan Belajar Matematika siswa kelas VII ………...MTs Balangerasa Jeneponto setelah proses pembelajaran pada
Dari hasil deskriptif ketuntasan belajar matematika di atas
menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa mengalami
peningkatan, dari 64,80 pada siklus I menjadi 77,83 pada siklus II. Dan
apabiladikategorisasikan berdasarkanketuntasanbelajar matematikaterdapat
50,00% dari40siswayangberadapada kategoritidaktuntasdan50,00%dari
berada pada kategori tuntas pada siklus I. Sedangkan pada siklus II terjadi
NO SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE(%)
SiklusI SiklusII SiklusI SiklusII
1 0-64 Tidaktuntas 20 6 50,00 15,00
2 65-100 Tuntas 20 34 50,00 85,00
peningkatan, dari 40 siswa 15,00% berada pada kategori tidak tuntas, dan
85,00%beradapadakategorituntas.
2. HasilObservasiSiswa
Selain adanya peningkatan hasil belajar matematika yang diperoleh
melalui tes hasil belajar selama penelitian pada Siklus I dan Siklus II,
terdapat pula adanya perubahan yangterjadi pada sikap siswadalam proses
belajar mengajar di kelas melaluipenerapan model konsiderasi. Perubahan
tersebutmerupakandatakualitatifyangdiperolehdarilembarobservasipada
saataktivitaspembelajaranberlangsungpadasetiapsiklus.
a. Siklus1
Berikut inidatadari hasilobservasi yangdigunakanuntukmengetahui
seberapa jauh penerapan model Konsiderasi telah diterapkan pada siswa
kelasVII MTsBalangerasa Kab. Jeneponto.
Perubahan sikap seorang siswa selama proses belajar mengajar,
diperoleh dari hasil observasi yang telah dilaksanakan. Dari awal
pertemuan, peneliti telah mengobservasi seberapa aktifkah siswa dalam
proses belajar matematika. Keaktifan siswa disini yang dimaksudkan
penelitiadalah keseriusansiswaketikamengikutipelajarandan menyimak
materiyangdiberikanolehpeneliti.
Berdasarkan hasil observasi itulah peneliti menggambarkannya dalam
Tabel15:HasilObservasiAktivitasSiswakelasVIIMTsBalangerasa Kab.
JenepontomelaluimodelKonsiderasipada SiklusI
Dari hasilobservasisiklus Iinisudahdapat terlihatadanya perubahan
pola belajar yaitusiswaaktifdalam kelompok, disamping itumereka juga
semakinantusiasdalammengikutipelajarandilihatdarisiswa yangsenang
dalambelajarserta memperhatikan saat gurumenjelaskan. Sebagai bahan
perbandinganberikutinihasilobservasiyangpenelitiperolehdarisiklusII.
b. Siklus2
Padasiklus2,keaktifansiswadapatdilihatpadalembarobservasi
yangditunjukkanpadatabelini:
No Komponenyangdiamati
Pertemuan
ke-I II III
1 Siswayanghadirsaatprosespembelajaran
berlangsung
40 40 40
2 Siswayangaktifdalamkelompoknya 22 24 26
3 Siswayangsenangdalambelajar 32 32 36
4 Siswayang memperhatikansaat gurumenjelaskan 32 33 38
5 Siswayangributsaatprosesbelajarmengajar 11 8 5
6 Siswayangsukakeluarkelasketikaprosesbelajar
berlangsung
-Tabel16:HasilObservasiAktivitasSiswakelasVII MTsModel
MakassarmelaluimodelKonsiderasiPadaSiklusII
Hasilobservasi pada siklus IImenunjukkan peningkatan pola belajar,
dilihatpada jumlah siswa yangaktif dalam kelompok, serta berkurangnya
siswayangributsaatprosesbelajarmengajar.
Selain penilaian terhadap aktivitas dan sikap siswa di dalam
kelas,penilaian terhadap aktivitas peneliti juga perlu diperhatikan. Tujuan
dariobservasi terhadap peneliti iniadalah untuk mengetahui sejauhmana
kemampuanpenelitidalammenerapkanmodelkonsiderasipadakelasyang
No Komponenyangdiamati
Pertemuan
ke-I II III
1 Siswayanghadirsaatprosespembelajaran
berlangsung
40 40 40
2 Siswayangaktifdalamkelompoknya 28 32 38
3 Siswayangsenangdalambelajar 30 32 35
4 Siswayang memperhatikansaat gurumenjelaskan 32 36 39
5 Siswayangributsaatprosesbelajarmengajar 9 7 4
6 Siswayangsukakeluarkelasketikaprosesbelajar
berlangsung
-menjadi sasaran penelitiannya,dan penilaian ini dilakukan oleh seorang observer.
Tabel17:HasilObservasiAktivitasPenelitiPadasiklusI
Berdasarkan data dari table diatas dapat dinyatakan bahwa
kemampuan peneliti dalam memepersiapkan alat dan bahan pada model
konsiderasi baik,karena alat dan bahan yang digunakan dapat menarik
perhatiansiswadalamprosespembelajaran.
Begitupun dengan penyampaian atau cara menjelaskan materi ajar
juga baik karena peneliti adalah guru mata pelajaran matematika.
Sedangkan kemampuan memberi motivasi dan semangat siswa masih
kurang karena masih banyak siswa yang tidak antusias dalam mengikuti
prosespembelajaranberlangsung.
NO KOMPONENYANGDIAMATI SIKLUSI
1 Kemampuan peneliti dalam memepersiapkanalat dan
bahanuntukpelaksanaanmodelkonsiderasi
Baik
2 Kemampuan peneliti dalam menjelaskan atau
menyampaikanmateriajar.
Baik
3 Kemampuan peneliti dalam memotivasi dan member
semangatkepadasiswa
Kurang
4 Kemampuan peneliti menentukan poin yang
digunakandalammodelkonsiderasi