• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KONSIDERASI PADA SISWA KELAS VII MTS BALANGERASA DESA BONTOTIRO KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KONSIDERASI PADA SISWA KELAS VII MTS BALANGERASA DESA BONTOTIRO KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL

KONSIDERASI PADA SISWA KELAS VII MTS BALANGERASA DESA BONTOTIRO KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

Hamzah

NIM. 20700111142

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran penyusun yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar hasil karya penyusun sendiri. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuatkan atau dibantu orang lain secara keseluruhan atau sebahagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 30 Desember 2015

Penyusun

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi saudari Hamzah, Nim : 207001111412, mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Konsiderasi Pada Siswa Kelas VII Mts

Balangerasa Desa Bontotiro Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto”, memandang bahwa

skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

Makassar, 30 Juni 2015

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model

Konsiderasi Pada Siswa Kelas VII Mts Balangerasa Desa Bontotiro Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto,” yang disusun oleh Saudara Hamzah, NIM: 20700111142, mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,

telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Selasa

tanggal 02 Agustus 2015 M, bertepatan dengan 03 Ramadhan 1435 H, dinyatakan telah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika, dengan beberapa perbaikan.

Samata-Gowa, 02 Agustus 2015 M 03 Ramadhan 1432 H

DEWAN PENGUJI

(SK DEKAN NO.1821 TAHUN 2015)

Ketua : Dr.H.Muh.Sain Hanafy,M.P (………)

Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Dr.H.Muhammad Amri,Lc., M. Ag.

(5)

KATAPENGANTAR

Assalamu„AlaikumWr.Wb.

Teriring rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT atas

limpahan rahmat dan hidayat-Nyasehingga penulis bisa menyusundan

menyelesaikanskripsi inidengan tepatwaktu.Shalawatdansalamsenantiasapenulis

persembahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah diutus oleh Allah

SWTkepermukaanbumisebagairahmatanlila‟lamin.

Ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga besar di Jeneponto

untuk kedua orang tua tercinta yang telah mengasuh, membimbing dan

membiayai penulis selama dalam pendidikan sampai selesainyaskripsiini.

SemogajasanyadibalasolehAllahswt.Amin.

Selain itu, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya

danrasaterimakasihyangsebanyak-banyaknyakepada:

1. Rektor UIN Alauddin Makassar,DekanFakultasTarbiyahdanKeguruan

UINAlauddinMakassar.

2. KetuaProgramStudiPendidikanmatematika dan Sekretaris Program Studi

(6)

3. Pembimbing I dan pembimbing II yang membimbing dan mengarahkan Penulis sampaitarafpenyelesaian.

4. Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai beserta staf Mts Balangerasa Desa Bonto

Tiro Kec. Rumbia Kab. Jeneponto.Yangtelahmemberikanbantuanbagipenulis

dalampenyusunanskripsi.

5. Kepada seluruh keluargaku tercinta, yang telah memberikan saran-saran dan

masukankepadaAnandaselamamengikutiperkuliahankuranglebih4tahun.

Akhirnya, harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pengajaran

matematikadansemogabantuanyangtelahdiberikanbernilaiibadahdisisiAllahswt

danmendapatpahalayangsetimpal.

Assalamu„AlaikumWr.Wb.

Makassar, Desember2015

(7)

DAFTAR

ISI

HALAMANJUDUL ... i

PERNYATAANKEASLIANSKRIPSI ... ii

PENGESAHANSKRIPSI... iii

PERSETUJUANPEMBIMBING ... iv

KATAPENGANTAR ... v

DAFTARISI ... vii

DAFTARTABEL... ix

DAFTARGAMBAR... xi

ABSTRAK... xii

BABI PENDAHULUAN A. LatarBelakang... 1

B. Rumusanmasalah... 8

C. HipotesisTindakan... 8

D. TujuanPenelitian... 9

E. ManfaatPenelitian... 9

BABII KAJIANPUSTAKA A. HasilBelajarMatematika... 10

B. ModelKonsiderasi... 22

BABIII.METODOLOGIPENELITIAN A. JenisPenelitian... 24

B. SubjekPenelitian... 24

C. ProsedurPenelitian... 24

D. TeknikPengumpulanData... 28

(8)

F. IndikatorKeberhasilan ... 29

BABIV. HASILPENELITIAN

A. GambaranUmumMTs Balangerasa Desa Bonto Tiro... 30

B. DeskripsiHasilPenelitian... 38 C. Pembahasan... 54

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan... 57 B. ImplikasiPenelitian... 58

(9)

DAFTARTABEL

Halaman

Tabel1: KategoriHasilBelajar………. 29

Tabel2: KeadaanGuruMTsMts Balangerasa... 31

Tabel3: Fasilitas(GedungdanBangunan)Mts Balangerasa... 36

Tabel4: SkorNilaisetelahPenerapanModelKonsiderasi padaSiklusI. 38

Tabel5: StatistikSkorHasilBelajarSiswapadaTesAkhirSiklusI..… 41

Tabel6: DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorHasilBelajarSiswa

KelasVIIMTs Balangerasa ...….…... 42

Tabel7 DeskriptifKetuntasanBelajarMatematikaSiswaKelasVII

Mts Balangerasa...……….………... 44

Tabel8: SkornilaisetelahpenerapanModelKonsiderasipadasiklusII…45

Tabel9: StatistikSkorHasilBelajarSiswapadaTesAkhirSiklusII….

47

Tabel10: DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorHasilBelajarSiswa

KelasVIIMts Balangerasa padaSiklusII...……… 48

Tabel11: DeskriptifKetuntasanBelajarMatematikasiswakelas

(10)

Tabel12: DistribusiStatistikdanNilaiStatistikSkorHasilBelajar

MatematikaSiswaKelasVII Mts Balangerasa setelah

PenerapanModelKonsiderasipadaSiklusIdanSiklusII... 51

Tabel13: DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorHasilBelajarSiswa

KelasVIIMts Balangerasa setelahprosespembelajaranpada

SiklusIdanSiklusII………... 51

Tabel14: DeskriptifKetuntasanBelajarMatematikasiswakelasVII

Mts Balangerasa setelah proses pembelajaran pada

SiklusIdanSiklusII……….. 52

Tabel15: HasilObservasiAktivitasSiswakelasVIIMts Balangerasa

melaluiModelKonsiderasipadaSiklusI... 54

Tabel16: HasilObservasiAktivitasSiswakelasVIIMts Balangerasa

melaluiModelKonsiderasiSiklusII... 55

Tabel17: HasilObservasiAktivitasPenelitiPadaSiklusI... 56

(11)

DAFTAR

GAMBAR

1. HistogramHasilbelajarMatematikaSiswaKelasVIIMts

BalangerasapadaSiklusI………….……….……….……. 43

2. HistogramHasilbelajarMatematikaSiswaKelasMts

(12)

ABSTRAK

Nama Penyusun : Hamzah

Nim : 20700111142

Jurusan : Pendidikan Matematika

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Konsiderasi Pada Siswa Kelas VII Mts Balangerasa Desa Bonto Tiro Kec. Rumbia Kab. Jeneponto.

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan

untukmemperolehgambarantentanghasilbelajar matematikasiswakelas VII MTs

Balangerasa tahun ajaran 2014/2015 yang diajar dengan menggunakan Model

Konsiderasi,dimanapenelitiinginmengetahuiapakahhasilbelajarmatematikasiswa

kelas VII MTs Balangerasa dapat ditingkatkan dengan menggunakan Model

Konsiderasi. Dan penelitian ini berlangsung selama 2 siklus, dimana setiap siklus

dilaksanakansebanyak3kalipertemuan.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Balangerasa

sebanyak 40 orang. Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk

tes dan lembar observasi. Teknik analisa data yang digunakan yaitu statistik

deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata

hasilbelajarmatematika setelah penerapan ModelKonsiderasi pada siklus Iadalah

64,80. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar setelah penerapan Model Konsiderasi

padasiklusIIadalah77,83.

Hasilbelajar matematika siswakelas VII MTs Balangerasa mengalami

peningkatan. Peningkatan tersebut disebabkan karena teknik pembelajaran yang

digunakan dapat meningkatkan keaktifan siswa serta mengurangi ketegangan siswa

(13)

BABI

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh

kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri dan kompleksnya masalah kehidupan

menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi, selain itu

pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak SDM

yang bermutu tinggi.

Pendidikan merupakan kegiatan yang penting dalam kemajuan manusia.

Kegiatanpendidikanpadadasarnyaselaluterkaitduabelahpihakyaitu:pendidik

dan peserta didik. Keterlibatan dua pihak tersebut merupakan keterlibatan

hubunganantar manusia(humaninteraction).Hubunganituakanserasijikajelas

kedudukanmasing–masingpihaksecaraprofessional,yaituhadirsebagaisubjek

dan objek yang memilikihak dan kewajiban. Lebih jelas lagi TahziduhuNdraha

menambahkan bahwa proses belajar mengajar terlibat empat pihak, yaitu : (i)

pihakyangberusaha belajarmengajar, (ii)pihakyangberusahabelajar,(iii)pihak

yang merupakansumberpelajaran, dan (iv)pihak yangberkepentingan atashasil

(outcome)prosesbelajarmengajar.

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

(14)

merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan.

Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan

dihadapipesertadidikdimasayangakandatang.MenurutBuchoridalamTrianto,

bahwapendidikanyangbaikadalahpendidikanyangtidak hanyamempersiapkan

para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan

masalah–masalahyangdihadapinyadalamkehidupansehari-hari.1

Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada

pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada

perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan

menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

di kelas agar terlihat lebih aktif. Untuk menunjang tugas tersebut diperlukan

pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan

diajarkan (pembenahan gaya mengajar guru). Model pembelajaran yang dipakai guru

akan berpengaruh pula terhadap cara belajar siswa, yang mana setiap siswa

mempunyai cara belajar yang berbeda-beda dengan siswa lainnya.

Seorang guru yang professional dituntut untuk dapat menampilkan

keahliannya sebagai guru didepan kelas. Komponen yangharus dikuasai adalah

menggunakanbermacam-macammodelpembelajaran yangbervariasi yangdapat

menarik minat belajar siswa dan guru tidak hanya cukup dengan memberikan

ceramah didepan kelas. Hal initidak berarti bahwa metodeceramah tidak baik,

melainkan pada suatu saat siswa akan menjadi bosan apabila hanya guru sendiri

1

(15)

yang berbicara, sedangkan mereka duduk, diam dan mendengarkan. Kebosanan

dalammendengarkanuraiangurudapatmematikansemangatbelajarsiswa.

Mendengar kata matematika, bagi kebanyakan siswa mengalami kesulitan

dalammengaplikasikanmatematikakedalamsituasikehidupanriil.Hallainyang

menyebabkan sulitnya matematika karena kurang begitu bemakna. Bila anak

belajar matematika terpisah dari pengalaman sehari-hari maka anak akan cepat

lupadantidakdapatmengaplikasikanmatematika.

Belajar matematika bisa menyenangkan asal tidak hanya dilakukan di

belakangmejasaja, dimanaanakbiasanya harusmenghadapisetumpuk bukudan

berbagai macam pekerjaan rumah. Matematika biasa dipelajari dengan suasana

menyenangkan bagi anak. Sistem pendidikan sekarang banyak mengalami

perubahan dimana kreatifitas anak diharapkan untuk dapat tumbuh dan

berkembang sehingga menjadi manusia yang dapat meningkatkan kualitas

hidupnyasertainisiatifdankreatifitasnyaakanberkembang.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

pentingdalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dariwaktu jampelajaran sekolah

lebih banyak dibanding pelajaran lain, pelajaran matematika dalam pelaksanaan

pendidikandiberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar

sampaijenjangperguruantinggi,khususnyajurusan yangmempunyaimatakuliah

berhubungandenganmatematika.Olehsebabitupelajaranmatematikahendaknya

(16)

masih duduk di bangku SD. Selain itu guru diharapkan dapat memberikan

motivasibelajarpadasiswa,supayalebihmemahamimateriyangdiberikan.

Teori dan praktek pendidikan modern memperhatikan siswa bukan sebagai

penerima yang pasif yang banyak membutuhkan pengawasan itu, tetapi harus

diarahkansebagai anak yangaktifbertindak, berfikir, merasayangharusdibantu

untuk dapat merealisasikan segala potensi - potensi warisan yang ada padanya,

sehinggadapatmelakukanpengendalianpotensiyangadapadanya.

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal

(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini

nampak pada rata – rata hasil belajar peserta didik yang senatiasa masih sangat

memprihatinkan. Prestasiinitentunya merupakanhasilkondisipembelajarn yang

masih bersifat kenvensionaldan tidakmenyentuh ranahdimensipeserta didik itu

sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu ( belajar untuk belajar ). Dalam

arti yanglebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih

memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk

berkembangsecaramandirimelaluipenemuandanprosesberfikir.

Dipihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap

rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses

pembelajaran yangdidominasioleh pembelajarantradisional. Pada pembelajaran

ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.

Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak

(17)

ada padabukuajarataureferensilain.Dalamhalinisiswatidakdiajarkanstrategi

belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir, dan memotifasi diri

sendiri. Masalah inibanyak dijumpai dalamkegiatan proses belajar mengajar di

kelas, oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat

membantu siswauntuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan

sehari–hari.2

Salah satu ilmu yang dapat memajukan daya pikir manusia adalah

Matematika. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu.

Perkembangan pesat di bidang teknologi dan komunikasi dewasa ini di landasi

oleh perkembangan Matematika. Untuk menguasai dan mencipta teknologi

dimasadepandiperlukanpenguasaanMatematikayangkuat sejakdini.Walaupun

Matematikamenjadidasarperkembanganteknologidankomunikasi,tetapimasih

banyaksiswayangmenganggapbahwaMatematikaitumerupakanpelajaranyang

sangat sulit, menakutkan, dan membosankan. Oleh karena itu, pembelajaran

Matematikaperludilakukandengancarayangmenyenangkan.

Dalam proses belajar mengajar, pendidik memiliki peran utama dalam

menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakan, yakni memberikan

pengetahuan (cognitive), sikap, dan nilai (afective), dan keterampilan

(psikomotor). Dengan kata lain tugasdan peran pendidik yangutama terletakdi

bidang pengajaran. Oleh karena itu, seorang pendidik dituntut untuk dapat

2

(18)

mengelola( manajemen)kelas, penggunaan metodemengajar, strategimengajar

maupun sikap dan karakteristik peserta didik dalam mengelola proses belajar

mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pengajaran dengan baik, dan

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan

menguasaitujuanpendidikanyangharusmerekacapai.3

Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan, mementingkan,

sibuk dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Melalui penggunaan model

konsiderasi (consideration model) siswa didorong untuk lebih peduli, lebih

memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama, dan

hidupsecaraharmonisdenganoranglain.

Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi: (1) menghadapkan siswa pada

situasi yang mengandung konsiderasi, (2) meminta siswa menganalisis situasi

untuk menemukan isyarat-isyarat yangtersembunyi berkenaan dengan perasaan,

kebutuhandankepentinganorang lain,(3) siswamenuliskanresponsnya

masing-masing, (4) siswa menganalisis respons siswa lain, (5) mengajak siswa melihat

konsekuesi dari tiap tindakannya, (6) meminta siswa untuk menentukan

pilihannyasendiri.

Adapunkeunggulanmodelkonsiderasidiantaranya:

1. Siswadidoronguntuklebihpeduli.

2. Siswa lebih memperhatikan orang lain. 3. Siswa dapat bergaul.

3

(19)

4. Siswa dapat bekerja sama.

5. Siswa dapat hidup secara harmonis dengan orang lain.4

Penelitian yang dilakukan oleh Nana Diana pada siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah1MalangBerdasarkanhasilpenelitianmenunjukkanbahwapada

pembelajaran matematika dengan menggunakan model konsiderasi, diperoleh

kesimpulan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung baik dengan

rata-rata prosentase sebesar 75,69%.Selainitudari37siswayangmengikuti teslima

diantaranya tidaktuntasbelajarnyasedangkan 32siswalainnyatuntasbelajarnya,

hal ini berarti pembelajaran yang dilakukan telah mencapai ketuntasan klasikal

atau sesuaidengan kriteria yang telah ditentukanyaitu 65%.Sedangakan respon

siswa sangat baik terhadap implementasi model konsiderasi. Hal iniditunjukkan

dari nilai rata-rata respon positif/setuju yaitu 77,7% dan sesuai dengan kriteria

yaitu80%P100%.5

Adapun permasalahan siswa di MTs Balangerasa dalam belajar

matematika yakni siswa tidak memiliki semangat untuk belajar dan mereka

memilih diam sambil memperhatikan penjelasan guru walaupun sebenarnya

mereka sangat bosandengankeadaan itu,bahkan lebihparah lagi adalah

siswa-siswa yang tidak berminat untuk memperhatikan pelajaran kemungkinan akan

melakukan aktifitas - aktifitas lain yang akan mengarahkan perhatiannya

4

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/08/model-pembelajara-afektif-sikap/diakses 30juli 2014

5

(20)

terhadap penyampaian materi oleh guru, menganggu konsentrasi siswa-siswa

lain, bahkan konsentrasi guru pun akan terpecah, sehingga pada akhirnya nanti

akan menyita waktu pelajaran. Dengan demikian melalui model konsiderasi,

makasiswadidoronguntuklebihpedulidanlebihmemperhatikanoranglain.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tersebut

tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang

diperolehadalahberupapenguasaan.

Denganadanya penerapanmodelkonsidrasidiharapkandapat meningkatkan

hasil belajar siswa.Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang " Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui

PenerapanModelkonsiderasipadaSiswaKelasVIIMTsBalangerasa Desa Bonto

Tiro Kec. Rumbia Kab. Jeneponto..

B.RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model konsiderasi dapat

meningkatkanhasilbelajarmatematikasiswakelasVIIMTsBalangerasa.

C.HipotesisTindakan

Jika diterapkanpembelajaranmelaluimodelkonsiderasi, makahasilbelajar

(21)

D.TujuanPenelitian

Penelitianinibertujuanuntuk:

Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model konsiderasi

padasiswakelasVIIMTs Balangerasa Kab. Jeneponto.

E.ManfaatPenelitian

Manfaat yangdapatdiperolehdarihasilpenelitianadalahsebagaiberikut:

a. Bagisiswa

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan

motivasi siswa dalam belajar, mengembangkan jiwa kerja sama saling

menguntungkan, menghargai satu sama lain, membangun kepercayaan diri

dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika serta sebagai metode

yangdapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa.

b. Bagipenulis

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuandan

pengalaman. SertadapatmenerapkannyasaatmenjadiGuru.

c. Bagiguru

Penelitianinidapat digunakansebagaibahanpertimbangandalammelakukan

(22)

BABII

KAJIANPUSTAKA

A.HasilBelajarMatematika

1. Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghapalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi / materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya

akan segera merasabangga ketika anak–anaknya telah mampu menyebutkan

kembali secara lisan (Verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam

buku teks atau yang diajarkan oleh guru.6Belajar dalam idealisme berarti

kegiatanpsiko–fisik–sosio menujuperkembangan pribadi seutuhnya.Namun,

realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian.

Belajar dianggapnya property sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan

dengan tugas–tugassekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar

di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan

tersebut tidak seluruhnya salah sebab seperti yang dikatakan Reber, yaitu

BelajaradalahTheProcessofacquiringknowledgeataubelajaradalahproses

mendapatkan pengetahuan.7

Adanya perubahanyangterjadikearah yanglebih baiksebagaiesensi

dari belajar menjadi salah satu alasan mengapa dalam Islam perintah untuk

6

Muhibbinsyah,PsikologiBelajar.(Cet.9,Jakarta:RajawaliPers,2009)h.64

7

AgusSuprijno,CooperativeLearning.(Cet:I,Yogyakarta:PustakaBelajar,2009)h.3

(23)

menuntut ilmu dalam hal ini belajar sangat ditekankan. Hal ini terbukti

dengan ayat pertama yang diturunkan pada Nabi Muhammad Shallallahu

„AlaihiWasallam yaituQ.S. Al-Alaq/96:1-4yangmembahastentangperintah

untukmenuntutilmuyangartinya:

“Artinya: Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan, yakni telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dengan nama tuhanmu yang Maha Mulia, yang telah mengajarkan dengan pena, yakni telah mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya”8

Terminologi belajar dan mengajar adalahduaperistiwa yangberbeda,

akan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat dan saling

mempengaruhi,sepertidefinisibelajarmengajarjugadiartikandanditafsirkan

secara berbeda menurut zaman dan teori belajar mengajar yang dianut pada

masaitu.Slametomengemukakanpengertianmengajar, yaitu:

Mengajar adalah penyerahan kebudayaan kepada anak didik yang

berupa pengalaman dan kecakapan atau usaha untuk mewariskan

kebudayaanmasyarakatkepadagenerasiberikutnya9.

Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang untuk

menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu, dengan upaya

untuk mengubah masukan berupa siswa yangbelum terdidik, menjadisiswa

yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu,

8

DepartemenAgamaR.I, Al-Qur‟andanTerjemahannya(Jakarta:CV.PustakaAgungHarapan, 2006) h.904

9

(24)

11 10

11

menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Dick dan Carey dalam Benny

mendefinisikanpembelajaran,yaitu:

Pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa atau kegiatan yang

disampaikan secara tersetruktur dan terencana dengan menggunakan

sebuahataubeberapajenismedia10.

Pengertian belajar dapat ditemukan dalam berbagai sumber dan

literatur. Meskipun terlihat ada perbedaan-perbedaan di dalam rumusan

pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip

ditemukan kesamaan-kesamaannya. Belajar merupakan rangkaian kegiatan

jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia

seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik.11Dalam sebuah buku “Educational Psychology”,

WitheringtondalamAunurrahmanmengemukakanbahwa:

Belajar adalah sebuah di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari rekasi berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan,kepribadianatausuatupengertian.12

SedangkanmenurutSudjana:

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yangada pada individu yang

belajar.13

BennyA.Pribadi,ModelDesainSistemPembelajaran(Cet.I;Jakarta:DianRakyat,2009),h.

Sardiman,InteraksidanMotivasiBelajarMengajar(CetI;Jakarta:RajawaliPers,2010),h.21

12

Aunurrahman,BelajardanPembelajaran (Cet.III;Bandung:Alfabeta,2009), h.35.

13

(25)

2. Keaktifan

Kecenderungan psikologidewasa inimenganggap bahwaanak adalah

makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,

mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan

oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar

hanyamungkinterjadiapabilaanakaktifmengalamisendiri.

Menurut Deweydalam Dimyati Belajaradalah menyangkut apa yang

harusdikerjakan siswauntukdirinya sendiri, maka inisiatifharus datangdari

siswasendiri.Gurusekadarpembimbingdanpengarah.14

Menurut teorikognitif, belajarmenunjukkanadanya jiwa yang sangat

aktif,jiwamengolahinformasiyangkitaterima,tidaksekadarmenyimpannya

saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat

aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk

mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah

diperolehnya. Dalam proses belajar-mengajar anak mampu mengidentifikasi,

merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis,

menafsirkan,danmenarikkesimpulan.

MenurutThorndikekeaktifansiswadalambelajardengan hukum"law

ofexercise"-nya yangmenyatakan bahwabelajar memerlukanadanya

latihan-latihan.15

14

Dimyati,BelajardanPembelajaran(CetII;Jakarta:RinekaCipta,2002),h. 44.

15

(26)

Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan

mendasar yang harusdipahami, disadari dandikembangkan olehsetiap guru

didalamprosespembelajaran.Individumerupakanmanusiabelajar yangaktif

dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu

akan dapat berkembang kearah yang positif bilamana lingkungannya

memberikanruangyangbaikuntuktumbuhsuburnyakeaktifanitu.16

Keaktifan belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar.

“Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha”. Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan

dengangiatdalambelajar.

Ada empat ciri keaktifan belajar siswa yaitu 1) Keinginan dan

keberanian menampilkan perasaan, 2) Keinginan dan keberanian serta

kesempatan berprestasidalam kegiatan baikpersiapan, prosesdan kelanjutan

belajar, 3)Penampilanberbagai usahadan kreativitasbelajarmengajar dalam

menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai

keberhasilannya, 4) Kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di

atastanpatekananguruataupihaklain.17

Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam

mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di

antaranyadenganmeningkatkanminatsiswa,membangkitkanmotivasisiswa,

16

Aunurrahman,BelajardanPembelajaran(CetIII;Bandung:Alfabeta,2009),h.119.

17

(27)

menerapkan prinsip individualitas siswa, serta menggunakan media dalam

pembelajaran.18

Sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran

maupunkegiatanbelajar,siswadituntutselaluaktifmemprosesdanmengolah

perlahan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan

belajarnya secaraefektifpebelajardituntutuntukaktifsecarafisik,intelektual

dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud

perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis

hasilpercobaan,membuatkaryatulis,dansebagainya.19

3. Hasilbelajar

Setiap proses belajar mengajar, keberhasilannya diukur dari seberapa

jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Seorang guru akan kecewa bila hasil

belajar yang dicapai oleh peserta didiknya tidak sesuai dengan target

kurikulum. Dalam kaitannya dengan belajar, hasil berarti penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh guru melalui mata

pelajaran, yang lazimnyaditunjukkan dengan nilaitest atau angka nilai yang

diberikan oleh guru. Jadi, hasil bermakna pada keberhasilan ini telah Allah

janjikan dalam firmanya Q.S. Al-Mujadilah seseorang dalam belajar atau

dalambekerjaatauaktivitaslainnya.

18

Ilham,MengembangkanKeaktifanBelajarSiswa.http://abangilham’sBlog.Diakses tanggal 25April2014.

19

(28)

Jika tujuan dari belajar telah tercapai yaitu menjadi tahu yang dapat

dibahasakan lain orang berilmu, tentu akan mendapat ganjaran yang sangat

muliadisisiTuhan,jugadilingkungansosialnya.Hal/58:11yangartinya:

“Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:"Berlapang-lapanglahdalam majlis",Maka lapangkanlah niscaya Allah akan member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilahkamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Mahamengetahuiapayangkamukerjakan”.20

Dari ayat di atas, tentu dapat dipahami bahwa proses untuk menjadi

orang berilmu tentutidaklah mudah. Butuh kesabaran dan pengorbanan baik

pengorbanan materi, waktu maupun perasaan. Oleh karena itu Allah akan

memberikanbalasanyangsetimpalberupaderajatyangtinggidisisi-Nya.

Julianmengemukakanpendapatnyamengenaihasilbelajar, yaitu:

Hasil belajar adalahsegala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai

akibatdarikegiatanbelajaryangdilakukannya.

Hasil belajar adalah pola - pola perbuatan, nilai - nilai, pengertian

-pengertian, sikap - sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran

GagnedalamAgussuprijonohasilbelajarberupa:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalambentukbahasa,baiklisanmaupuntertulis.

20

(29)

2. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsepdanlambang.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitaskognitifnyasendiri.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatismegerakjasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkanpenilaianterhadapobjektersebut.21

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian

yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan

siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan

demikian,penilaianhasilbelajarsiswamencakupsegalahal yangdipelajaridi

sekolah,baikitumenyangkutpengetahuan,sikapdanketerampilan.

Setelahmelaluiprosesbelajarmakasiswadiharapkandapat mencapai

tujuanbelajar yang disebutjuga sebagai hasil belajar yaitukemampuan yang

dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Tujuan belajar adalah

sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan

21

(30)

perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan

sikap-sikapyangbaru, yangdiharapkandapatdicapaiolehsiswa.

Hasil sebagai bentuk gambaran keberhasilan individu setelah

menyalurkan bakat, minat dan motivasinya dalam kegiatan belajar, jadi

prestasibelajartidakterlepasdarifaktorinternalmaupuneksternal.

Secara spesifik faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

adalahsebagaiberikut:

 FaktorPsikologis

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah

tingkah laku peserta didik, ternyata banyak faktor yang

mempengaruhinya. Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi

aktivitas belajar siswa adalah faktor-faktor psikologi. Menurut

Sardiman:

Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan

penting dalam aktivitas belajar, karena dipandang sebagai

cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungan dengan

pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap

bahanpelajaranyangdisajikanlebihmudahefektif.22

Dengan demikian suatu aktivitas belajarakan berjalan baik jika

didukung oleh faktor-faktor psikologis anak didik (siswa). Secara

spesifikyangmempengaruhiaktivitasbelajaradalahsebagaiberikut:

1. Motivasi

22

HipniRohman,ArtikelPengertianHasilBelajar,BlogHipniRohman.

(31)

Sesorang itu akan berhasil dalam belajar atau melakukan

aktivitas belajar dengan baik kalau pada dirinya sendiri ada

keinginanuntukbelajar.

2. Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan memutuskan segenap kekuatan

perhatian pada suatu situasi belajar. Di dalam aktivitas belajar,

jika dibarengidengankonsentrasimakaaktivitasyangdilakukan

akan memenuhi sasaran untuk mencapai tujuan belajar itu

sendiri.

3. Reaksi

Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan fisik

maupunmental,sebagaiwujudreaksi.

 FaktorEksternal

Selain faktor-faktor yangtelah disebutkandi atas, juga terdapat

faktoreksternalyangmempengaruhiaktivitasbelajarsiswa,yaitu:

1. LingkunganKeluarga

Lingkungan keluarga yang kondusif terhadap aktivitas

belajarsiswa,makamemungkinkansiswauntukaktifbelajar.

2. LingkunganMasyarakat

Masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

kehidupan anak-anak usia sekolah, dalam lingkungan sekolah

(32)

anak-anakuntuk belajarsecara intensif, maka akan berpengaruh

padaaktivitasbelajarsiswa.

3. LingkunganSekolah

Kondisi sekolah yang mampu menumbuhkan persaingan

positif bagi siswa akan dapat memberikan nilai yang

memungkinkansiswauntukbelajarsecaraaktif.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika adalah sesuatu yang dicapai melalui proses belajar matematika

atau dengan kata lain belajar matematika diperlukan adanya keterlibatan

mental dalam mengkaji hubungan-hubungan antara struktur-struktur dari

matematika sehinggadiperolehpengetahuansebagaihasilbelajar matematika

yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari

berbagaiilmupengetahuan.

4. Definisimatematika

Matematika sebagai salah satu cabang ilmu yang dikenal oleh

masyarakat awam selama ini hanya dianggap sebagai bilangan-bilangan dan

operasinya.Sebenarnyamatematikatidaksesederhanaitu.

Hudoyo Herman berpendapat bahwa “Matematika berkenaan dengan

ide–ide, struktur–struktur, dan hubungan–hubungannya diatur secara logik

sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep–konsep abstrak”. 23

23

(33)

Menurut Jamesmatematikaadalahilmutentanglogikamengenaibentuk,baik

susunan besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan jumlah yang

banyak Selanjutnya Djaali mengemukakan bahwa “Matematika adalah

sebagai ilmu pengetahuan abstrak tentang ruang dan bilangan, ia sering

dilukiskan sebagai kumpulan sistem matematika yang mempunyai struktur

tersendiridanbersifatdeduktif”.24

Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak dan

dikonkritkandenganlambang-lambangataubilangan-bilangansehinggadapat

didefinisikandenganjelas.

ArifTiro menguraikanciri-ciri matematika yanghakiki, yaitusebagai

berikut:

a. Adaunsurprima

b. Ada seperangkat postulat tentang hubungan antara

unsur-unsurprima

c. Semua definisi atau teorema dibuat dengan menggunakan

unsur prima, postulat, definisi atau teorema yang sudah ada

sebelumya.

d. Nilai benar atau salah ditentukan oleh hukum-hukum yang

sudahada.25

24

Djaali,PengaruhKemampuanGuruTerhadapPrestasiBelajarMatematika(Cet.M; Makassar:FPMIPAIKIPUP,1990),h.59.

25

(34)

B.Modelkonsiderasi

Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan,

mementingkan,dansibukmengurusidirinya sendiri. Melaluipenggunaanmodel

konsiderasi ( consideration model ) siswa di dorong untuk lebih peduli, lebih

memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama, dan

hidupsecaraharmonisdenganoranglain.26

Model konsiderasi adalah salah satu model pembelajaran pendidikan

yangdapat diterapkan pada pembelajaran matematika. Pada penggunaan model

ini, metode mengajar yangdigunakan tidak hanya satu metode saja, melainkan

beberapa metode yang dapat mengaktifkan peserta didik secara maksimal.

Dengandemikianprosespembelajaranakanlebihbermaknabagipesertadidik.

Konsiderasi atau sikap adalahkecendrungan berbuat yangmengandung

nilai terima / menolak, senang / tidak senang, suka / tidak suka, dan

lain-lain.Penggunaan model Konsiderasi akan memotivasi guru untuk lebih kreatif

dalam mengelola proses pembelajaran, karena respon peserta didik yangpenuh

kreasi dan bervariasi. Selanjutnya guru akan melakukan inovasi dalam

mengembangkan pembelajaran yang pada gilirannya berdasarkan perolehan

pengalaman-pengalamanakanmembentukgurumatematikayangprofesional.

Tujuan ditetapkannya model Kosiderasi pada pengajaran matematika

adalahagar pesertadidikmenaruhkepedulian atautoleransiterhadaporanglain,

26

(35)

memberi pengalaman yang membebaskan diri dari sifat egois. Karena pada

hakikatnya kebutuhan dasar manusia adalah bergaul secara harmonis dengan

sesama manusia sebagai makhluk sosial. Selama prosespembelajaran

berlangsung, guru harus menjadi contoh nyatakonsiderasi di kelas,

memperlakukan setiap pesertadidik dengan rasa hormat dan penghargaan serta

menjauhi sikap otoriter. Kelas dilaksanakan secara demokrasi dan mengurangi

ataumeniadakankonflik,persainganyangtidaksehatdiantarapesertadidik.

Modelkonsiderasisangat tepat untukmenanamkannilai-nilaitoleransi,

penghargaan terhadap orang lain, dan mendidik peserta didik memiliki sikap

demokrasi.

Fokus model konsiderasi adalah untuk membantu mengembangkan

kapasitaspeserta didik dalam memberikan konsiderasi, bertoleransi, memahami

dan menghargai apa yang diucapkan atau dirasakan orang lain betapa pun

berbedanya dengan pandangan diri sendiri. Model ini sangat tepat untuk

mengajarkanpadapesertadidikbagaimanabertindakdanbersikapdewasa.27

27

(36)

BABIII

METODOLOGIPENELITIAN

A.JenisPenelitian

Untuk memecahkan masalah seperti yang telah diungkapkan di atas,

direncanakandilakukandenganmenggunakanpenelitiantindakankelas(Clasroom

Action Research) dengan tahapan-tahapan meliputi : perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi., yakniproses pengkajian masalah pembelajaran

di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah

tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi

nyatasertamenganalisissetiappengaruhdariperlakuantersebut.28

B.SubjekPenelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs

Balangerasa Kab. Jeneponto..

C.ProsedurPenelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam

beberapa siklus sampai tuntas. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu

perencanaan,tindakan,observasidanrefleksi.

28

WinaSanjaya,PenelitianTindakanKelas(Cet.I;Jakarta:Kencana,2009),h.26.

(37)

SiklusI

4. Perencanaan

a. MenelaahkurikulumMTs Balangerasa Kab. Jeneponto untukmengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan

menggunakanpembelajarankonsiderasi.

b. Membuatrencanapembelajarankonsiderasi.

c. Menyusunmateri/soal

d. Membuat LKS

e. Membuat lembar observasi untuk pengamatan/pencatatan data mengenai

keaktifansiswasertakondisipembelajaranpadasaatpelaksanaantindakan.

f. Menyusunalatevaluasipembelajaran.

5. Tindakan

a. Gurumembagi siswadalam kelompok-kelompokkecil yangheterogen(4

atau5siswa).

b. Gurumembagikanmaterikepadatiapkelompokuntukdipelajari.

c. Guru membagi materi/soal agar menjadi sub-sub untuk dikerjakan oleh

masing-masinganggotakelompok.

d. Gurumengarahkananggotakelompokyangmempelajarisub-subbabatau

soal-soal yang sama bertemu untuk mendiskusikan materi/soal tersebut

(38)

e. Guru mengarahkan siswa kembalikekelompok asalnya dan mengajarkan

materi yang di dapat dari kelompok ahli kepada anggota kelompoknya

secarabergantian.

f. PadaakhirsiklusI,dibagikantesyangpertama.

6. Observasidanevaluasi

a. Mengamatitiapkegiatansiswamelaluilembarobservasi

b. Pengumpulandatamelaluitesyangdiberikan.

c. Melakukanevaluasiterhadapdatayangdihasilkan.

7. Refleksi

Darihasilyangdidapatpadatahapobservasidan evaluasi,penelitimelakukan

refleksidiridenganmelihatdataobservasidanhasiltesakhir,apakahkegiatan

yang dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hasil analisis

data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan

untukmelaksanakansiklusberikutnya.

SiklusII

1. Perencanaan

a. Memberi penghargaan terhadap kelompok dengan nilai hasil evaluasi

tertinggi.

b. Mengidentifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi

padasiklusI

(39)

c. Merencanakan skenario baru dengan perbaikan model dan meningkatkan

keaktifansiswa.

d. Menyusunmateriatausoal

e. Membuat LKS

f. Membuat lembar observasi untuk pengamatan/pencatatan data mengenai keaktifansiswasertakondisipembelajaranpadasaatpelaksanaantindakan.

g. Menyusunalatevaluasipembelajaran.

2. Tindakan

a. Melaksanakanskenarioyangtelahdisusundenganperbaikanmetode.

b. Menjelaskankembalikonsepyangkurangdipahamisiswa.

c. MemberikantesakhirsiklusII

3. Observasi

a. Mengamatitiapkegiatansiswamelaluilembarobservasi

b. Pengumpulandatamelaluitesyangdiberikan.

c. Melakukanevaluasiterhadapdatayangdihasilkan.

4. Refleksi

Darihasilyangdidapatpadatahapobservasidan evaluasipenelitimelakukan

refleksidiridenganmelihatdataobservasidanhasiltesakhir,apakahkegiatan

yang dilakukan telah dapat meningkatkan pemahaman siswa dan merefleksi

siswaapakahmetode yangdigunakandalamprosespembelajarantelahsesuai

(40)

D.TeknikPengumpulanData

1. Jenisdata

Jenisdatayangdidapatkanadalahsebagaiberikut

a. datakuantitatif

b. datakualitatif

2. Jenisinstrumenpengumpulandata

a. Teshasilbelajarpadasetiapakhirsatusiklus

b. DataLembarobservasikeaktifansiswadalamprosesbelajarmengajar

3. Carapengumpulandata

a. Data kuantitatif yaitu mengenai hasil belajar siswa diambil dengan

memberikanteshasilbelajarpadasetiapakhirsatusiklus

b. Data kualitatif yaitu data mengenai aktifitas siswa diperoleh melalui

pengamatan langsung pada saat pembelajaran berlangsung dengan

mnggunakanlembarobservasi.

E.TeknikAnalisisData

Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan setelah terkumpulnya data.

Selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis secara

kuantitatif digunakan analisis deskriptif yaituskor rata-rata dan persentase.selain

ituakan ditentukanpula standar deviasi, tabelfrekuensi, nilai minimum dan nilai

maksimum.Kemudiannilai tersebut dikategorikan denganmenggunakankategori

skala lima berdasarkan teknikkategori standar yang ditetapkan olehDepartemen

(41)

Tabel1: KategorisasiHasilBelajar

Sedangkan analisis kualitatif dilaksanakan sesuai dengan kecenderungan

yangterjadipadasetiapsiklusdenganmelakukanpenilaiansecaraverbal(aktivitas

yangteramati).

F.IndikatorKeberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan

hasil belajar siswa, baik ditinjau dari hasil tes setiap akhir siklus maupun dari

keaktifansiswadalammengikutipembelajaran,dalamhaliniuntuk hasiltesakhir

setiap siklus penulis menargetkan tercapainya tingkat penguasaan materi adalah

65–100yangberadapadakategorituntas.

29

Depdiknas,Pedomanumumsistempengujianhasilkegiatanbelajar.www.google.com(9 November2009).

(42)

BABIV

HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN

A.GambaranUmumMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

1. VisidanMisiMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

Visi:

Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi di bidang

IPTEK dan IMTAQ serta mampu mengaktualisasikan dalam

masyarakat.

Misi:

a. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang berorientasi pada

peningkatanmutu.

b. Menjadikan siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

MahaEsa.

c. Membentuk siswa menjadi manusia yang mampu memahami

ajaran agamanya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari

sesuaidenganperkembanganilmupengetahuandanteknologi.

d. Mewujudkanlingkunganyangbersih,asri, nyamandanagamis.

2. TujuanMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

Terwujudnya kemampuan yang berkualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ

(43)

31

a. Menghasilkanoutputpendidikanyangmemilikiprestasidankeunggulan.

b. Meningkatkankualitaspelaksanaanibadah.

c. Menghafaldanmemahamiartisurah-surahpendekAl-Qur’an(JuzAmma)

d. DapatberbahasaArabdanInggrissehari-hari.

e. Meningkatkankemampuanprofesionalguru.

f. Menciptakanlingkungansekolahsebagaisumberbelajar.

g. Meningkatkanperansertamasyarakat.

3. StrukturdanpembagiankerjaMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

Tabel2:KeadaanGuruMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

NO NAMA JABATAN

1 Hamzah, A.Ma KEPALASEKOLAH

2 Sahrul KepalaTataUsaha

3 Abd. Rahman, A.Ma WAKAMAD

4 Darwan Alamsyah BagianKurikulum

5 Abd. Rahman BagianKesiswaan

6 Jupri, S.Pd.I PembinaIbadah

7 Darmawati, S.Pd.I PenanggungJawabBK

8 Ita, S.Pd.I Guru

9 Mirna, S.Pd.I Guru

10 Nurlinda, S.Pd.I Guru

(44)

4. Fasilitas .

MTs Balangerasa Kab. Jeneponto. yangberlokasidiJl. Bonto tiru No.1A

Jeneponto sudah memilikifasilitas yangdapat dikategorikan cukup memadai

dan mendukung berlangsungnya proses belajarmengajar yangkondusif.

MTs Balangerasa Kab. Jeneponto. Memiliki fasilitas sebagai tempat

proses belajarmengajarseperti:

Tabel3:Fasilitas(GedungdanBangunan)MTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

NO JENISRUANG/GEDUNG JUMLAH

1 RuangKantor 1

1 RuangGuru

22

2 RuangBelajar

3 RuangKeterampilan

2 RuangBelajar 3

3 Ruang Guru 1

4 Perpustakaan 1

5 WCKantor 1

6 WCSiswa 2

7 Perpustakaan 1

(45)

B. DeskripsiHasilPenelitian

1. PeningkatanHasilBelajarMatematikamelaluiModelKonsiderasiPada

SiswaKelasVIIMTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika melalui model konsiderasi pada

siswakelasVII MTs Balangerasa Kab. Jeneponto

Berdasarkanhasilpenelitianyangtelahdilakukanpadasiswakelas

VIIMTsBalangerasa , penelitimemperoleh dan mengumpulkan data

melalui instrumen tes tentang skor hasil belajar siswa kelas VII MTsN

Balangerasa Kab. Jeneponto setelah diterapkan model konsiderasi pada

siklus I. Darihasiltesdapatdilihatpadatabeldibawahini:

(46)

1 HairulAnwar 50

2 AhmadRizqul Akbar 60

3 MohamedGebhinAlSyach

Dewa

71

5 FarilIchfari 100

6 M.ArdiansyahRuslan 62

7 KurniawanFebriantoW 61

8 AidilAkbarAmir 65

9 MuhIlhamSyafar 52

10 MuhFarhanPutra 55

11 MuhAyyubMas'ud 71

12 MuhammadHusniS 72

13 AchmadRifqi 71

14 FaidulRahman 69

15 WildanMujahid 100

16 MuhAltafDzulfayyadJ 50

17 ChairilRasihul 57

18 HusnulKhuluq 60

19 St.NurWindahFitria

Wahab

65

20 DhiyaAmirahMusdar 70

21 UmmuKalsum 58

(47)

23 AnnisaNurulIzzahTiara 50

24 VinaFahiraBurhany 52

25 IpaChadijah 54

26 IslamiDiniastari 52

27 AlviraMaghfirahArifinP 57

28 NurFathiah 62

29 AyuAzharia 72

30 NurulFadhilah 65

31 RizkaAnnisaDewi

Purnomo

100

32 HappyNessaMaharani 66

33 FebriyantiSyamsuddin 72

34 NurulAsmi 71

35 RiskayantiSambudi 64

36 NurulRusyaidahAzis 57

37 MujaddidatulFikriyah 71

38 FarhahAyunizarRamadani 65

39 AmirahSyafirah 65

(48)

PadasiklusI,tesdilakukansetelahakhirsiklusyangterdiridaritigakali

pertemuandalampembelajaran.Adapunanalisisdeskriptifskorperolehan

siswasetelahpenerapanModelKonsiderasiberdasarkandatahasiltesdiatas

dapatdilihatpadatabel5berikut:

Tabel5:StatistikSkorHasilBelajarSiswapadaTesAkhirSiklusI

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil

belajar Matematika siswa setelah dilakukan tindakan adalah 64,80 dari skor

ideal 100,00. Skor terendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan skor

tertingginyaadalah100.

Apabila skorhasil belajarsiswa dikelompokkan kedalam lima kategori,maka

diperolehdistribusifrekuensiskoryangditunjukkanpadatabel6berikut:

STATISTIK NILAISTATISTIK

(49)

Tabel6:DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorHasilBelajarSiswa

KelasVIIMTsBalangerasa Kab. Jeneponto padaSiklusI

Dari tabel 6 di atas menunjukkan bahwa persentase skor hasil belajar

siswa setelah diterapkan Model Konsiderasi pada siklus I sebesar 0% berada

pada kategori sangat rendah, 17,50 % berada pada kategori rendah, 32,50%

pada kategori sedang, 42,50% berada pada kategori tinggi dan 7,50% berada

padakategorisangattinggi.

Dan untuk lebih jelasnya, berikut disajikan gambar histogram hasil

belajar matematikasiswakelasVII MTsBalangerasa Kab. Jeneponto pada

siklusI:

NO SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE(%)

1

(50)

Histogram Std.Dev.=12.358

N=40

0

50 60 70 80 90 100

nilai

Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar matematika siswa setelah diterapkan model Konsiderasi pada Siklus I

berada dalam kategori tinggi, meskipun pada persentase skor terbanyak

mendapat kategori tinggi. Akan tetapi, siswa hanya mencapai skor rata-rata

64,80.

Sedangkan ketuntasan belajar matematika dapat dilihat berdasarkan

(51)

dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak tuntas, maka diperoleh

distribusifrekuensidan persentaseketuntasan belajar matematikapada siklusI

dapat dilihatpadatabel7berikut:

Tabel 7 : Deskriptif Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas VII

..MTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

Berdasarkan tabel 7, hasil belajar matematika siswa diperoleh 50,50%

dikategorikan tidak tuntas dan 50,50% dikategorikan tuntas. Dari hasil yang

diperoleh ini, dapat dinyatakanbahwa terjadi ketuntasan dalam proses belajar

mengajar. Namun masih minim sehingga peneliti berusaha untuk mengadakan

perbaikan dengan cara melanjutkan penelitian pada siklus II untuk melihat

seberapajauhpeningkatanhasilbelajarmatematikaitutercapai.

b. DeskripsiHasil BelajarMatematikamelaluimodelKonsiderasipadasiswa

kelasVII MTsBalangerasa Kab. Jeneponto padasiklusII

Peneliti memperoleh dan mengumpulkan data melalui instrumen

test tentang skor hasil belajar siswa kelas VII MTs Balangerasa

setelah diterapkan model Konsiderasi. Dari hasil tes dapat dilihat pada

tabelberikut ini.

Kategori Skor Jumlahsiswa Persentase(%)

(52)

NO NAMASISWA NILAI

1 TauriqurrahmanHaris 73

2 HairulAnwar 63

3 AhmadRizqulAkbar 76

4 MohamedGebhinAlSyachDewa 85

5 FarilIchfari 100

6 M.ArdiansyahRuslan 71

7

KurniawanFebriantoW 70

8

AidilAkbarAmir 74

9

MuhIlhamSyafar 64

10

MuhFarhanPutra 70

11 MuhAyyubMas'ud 85

12 MuhammadHusniS 100

13 AchmadRifqi 86

14

FaidulRahman 79

15 WildanMujahid 100

16 MuhAltafDzulfayyadJ 60

(53)

18 HusnulKhuluq 76

19 St.NurWindahFitriaWahab 74

20 DhiyaAmirahMusdar 85

21

UmmuKalsum 75

22

OriniTryAnanda 77

23 AnnisaNurulIzzahTiara 64

24 VinaFahiraBurhany 74

25 IpaChadijah 71

26 IslamiDiniastari 64

27

AlviraMaghfirahArifinP 74

28

NurFathiah 79

29 AyuAzharia 87

30 NurulFadhilah 74

31 RizkaAnnisaDewiPurnomo 100

32 HappyNessaMaharani 75

33 FebriyantiSyamsuddin 100

34 NurulAsmi 86

35 RiskayantiSambudi 76

36 NurulRusyaidahAzis 74

37

MujaddidatulFikriyah 86

38

(54)

Analisis skor hasilbelajar siswa padapembelajaranmatematika setelah

diterapkanmodelKonsiderasi,pada siklusIIberdasarkantabel8diperlihatkan

padatabel9berikut:

Berdasarkan tabel9 diatas menunjukkan bahwaskor rata – rata hasil

belajar Matematika siswa setelah dilakukan tindakan adalah sebanyak 77,83.

Skorterendahyangdiperolehsiswaadalah60danskortertinggiyangdiperoleh

siswa adalah100dariskoridealyangdicapai100.

Jikaskorhasilbelajarsiswadikelompokkankedalamlimakategori,

makadiperolehdistribusifrekuensiskoryangditunjukkanpadatabel10berikut

ini:

STATISTIK NILAISTATISTIK

Subyek

39 AmirahSyafirah 76

(55)

Tabel10:DistribusiFrekuensidanPersentase SkorHasilBelajarSiswa

..KelasVIIMTsBalangerasa Kab. JenepontopadaSiklusII

Berdasarkantabel10diatasmenunjukkanbahwapersentaseskorhasil

belajar siswa setelah diterapkan model Konsiderasi pada siklus II sebesar

0,00% berada pada kategori sangat rendah, 0,00% berada dalam kategori

rendah, 15,00% berada dalamkategori sedang,55,00% berada dalam kategori

tinggidan30,00%beradapadakategorisangattinggi.

Dan untuk lebih jelasnya, berikut disajikan gambar histogram hasil

belajarmatematikasiswakelaskelasVIIMTsBalangerasapadasiklusII:

NO SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE(%)

(56)

Berdasarkan tabel 9 dan 10, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa setelah diterapkan model Konsiderasi pada siklus II

mengalamipeningkatan darisiklussebelumnya, yaitulebih banyaksiswa yang

hasil belajarnya berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat pada skor

rata-rata yang diperoleh siswa, dan bahkan berbanding lurus pada persentase

skorsiswadaritabellimakategori,yaituberadapadakategoritinggi.

Sedangkan ketuntasan belajar matematika dapat dilihat berdasarkan

daya serap siswa. Apabila daya serap siswa terhadap pokok bahasan Aljabar

(57)

distribusi, frekuensi dan persentase ketuntasan belajar matematika pada siklus

IIdapat dilihatpadatabel11berikut.

Tabel11:DeskriptifKetuntasanBelajarMatematikasiswa kelasVII

MTsBalangerasapadaSiklusII

Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan persentase hasil belajar

matematika yang diperoleh 15,00 % dikategorikan tidak tuntas, 85,00%

dikategorikan tuntas. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa

terjadi ketuntasan dalam proses belajar mengajar. Karena itulah, peneliti

beranggapan bahwa peningkatan hasil belajar matematika itu telah tercapai,

makapenelitimenghentikansiklusnya.

c. Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa kelas VII MTs Balangerasa

Kab. Jeneponto setelahPenerapanModelKonsiderasi.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan maka hasil

penelitianinimengungkapkanbahwabanyaknyasiswayangsemulaberada

padakategoritinggidapatditingkatkandenganmodelKonsiderasi.

KATEGORI SKOR JUMLAH

(58)

Berikutinidisajikanperbandinganskorhasilbelajarmatematika

siswapadasiklusIdansiklusII.

Tabel 12 : Distribusi Statistik dan Nilai Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs Balangerasa setelah Penerapan Model Konsiderasi pada Siklus I dan

Dari tabel 12 di atas Skor rata-rata hasil belajar yang diperoleh

siswamengalamipeningkatandari64,80 padasiklusImenjadi77,83pada

siklusII.

Selanjutnya tabel 13 memperlihatkan peningkatan hasil belajar

siswasetelahpenerapan modelKonsiderasidalam prosesbelajar mengajar

padaSiklusIdanSiklusII.

Tabel13: DistribusiFrekuensi danPersentase SkorHasilBelajar Siswa ………Kelas VII MTs Balangerasa Kab. Jeneponto setelah proses

NO SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE(%)

SiklusI SiklusII SiklusI SiklusII

1 0-34 Sangatrendah 0 0 0,00 0,00

2 35-54 Rendah 7 0 17,50 0,00

3 55-64 Sedang 13 6 32,50 15,00

4 65-84 Tinggi 17 22 42,50 55,00

5 85-100 Sangattinggi 3 12 7,50 30,00

STATISTIK NILAISTATISTIK

SIKLUSI SIKLUSII

(59)

JUMLAH 40 40 100 100

Daritabel13diatasterlihatbahwaterjadipeningkatandarisiklusIke

siklus II. Peningkatan yang paling signifikan adalah pada kategori rendah

dimana pada siklus Iterdapat 7 siswa yangmemperoleh nilairendah dengan

persentase 17,50% namun pada siklus II tidak ada lagi siswa yang

memperolehnilairendahataudenganpersentase0%

Tabel 14 memperlihatkan ketuntasan belajar siswa setelah penerapan

model KonsiderasidalamprosesbelajarmengajarpadaSiklusIdanSiklusII.

Tabel 14 : Deskriptif Ketuntasan Belajar Matematika siswa kelas VII ………...MTs Balangerasa Jeneponto setelah proses pembelajaran pada

Dari hasil deskriptif ketuntasan belajar matematika di atas

menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa mengalami

peningkatan, dari 64,80 pada siklus I menjadi 77,83 pada siklus II. Dan

apabiladikategorisasikan berdasarkanketuntasanbelajar matematikaterdapat

50,00% dari40siswayangberadapada kategoritidaktuntasdan50,00%dari

berada pada kategori tuntas pada siklus I. Sedangkan pada siklus II terjadi

NO SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE(%)

SiklusI SiklusII SiklusI SiklusII

1 0-64 Tidaktuntas 20 6 50,00 15,00

2 65-100 Tuntas 20 34 50,00 85,00

(60)

peningkatan, dari 40 siswa 15,00% berada pada kategori tidak tuntas, dan

85,00%beradapadakategorituntas.

2. HasilObservasiSiswa

Selain adanya peningkatan hasil belajar matematika yang diperoleh

melalui tes hasil belajar selama penelitian pada Siklus I dan Siklus II,

terdapat pula adanya perubahan yangterjadi pada sikap siswadalam proses

belajar mengajar di kelas melaluipenerapan model konsiderasi. Perubahan

tersebutmerupakandatakualitatifyangdiperolehdarilembarobservasipada

saataktivitaspembelajaranberlangsungpadasetiapsiklus.

a. Siklus1

Berikut inidatadari hasilobservasi yangdigunakanuntukmengetahui

seberapa jauh penerapan model Konsiderasi telah diterapkan pada siswa

kelasVII MTsBalangerasa Kab. Jeneponto.

Perubahan sikap seorang siswa selama proses belajar mengajar,

diperoleh dari hasil observasi yang telah dilaksanakan. Dari awal

pertemuan, peneliti telah mengobservasi seberapa aktifkah siswa dalam

proses belajar matematika. Keaktifan siswa disini yang dimaksudkan

penelitiadalah keseriusansiswaketikamengikutipelajarandan menyimak

materiyangdiberikanolehpeneliti.

Berdasarkan hasil observasi itulah peneliti menggambarkannya dalam

(61)

Tabel15:HasilObservasiAktivitasSiswakelasVIIMTsBalangerasa Kab.

JenepontomelaluimodelKonsiderasipada SiklusI

Dari hasilobservasisiklus Iinisudahdapat terlihatadanya perubahan

pola belajar yaitusiswaaktifdalam kelompok, disamping itumereka juga

semakinantusiasdalammengikutipelajarandilihatdarisiswa yangsenang

dalambelajarserta memperhatikan saat gurumenjelaskan. Sebagai bahan

perbandinganberikutinihasilobservasiyangpenelitiperolehdarisiklusII.

b. Siklus2

Padasiklus2,keaktifansiswadapatdilihatpadalembarobservasi

yangditunjukkanpadatabelini:

No Komponenyangdiamati

Pertemuan

ke-I II III

1 Siswayanghadirsaatprosespembelajaran

berlangsung

40 40 40

2 Siswayangaktifdalamkelompoknya 22 24 26

3 Siswayangsenangdalambelajar 32 32 36

4 Siswayang memperhatikansaat gurumenjelaskan 32 33 38

5 Siswayangributsaatprosesbelajarmengajar 11 8 5

6 Siswayangsukakeluarkelasketikaprosesbelajar

berlangsung

(62)

-Tabel16:HasilObservasiAktivitasSiswakelasVII MTsModel

MakassarmelaluimodelKonsiderasiPadaSiklusII

Hasilobservasi pada siklus IImenunjukkan peningkatan pola belajar,

dilihatpada jumlah siswa yangaktif dalam kelompok, serta berkurangnya

siswayangributsaatprosesbelajarmengajar.

Selain penilaian terhadap aktivitas dan sikap siswa di dalam

kelas,penilaian terhadap aktivitas peneliti juga perlu diperhatikan. Tujuan

dariobservasi terhadap peneliti iniadalah untuk mengetahui sejauhmana

kemampuanpenelitidalammenerapkanmodelkonsiderasipadakelasyang

No Komponenyangdiamati

Pertemuan

ke-I II III

1 Siswayanghadirsaatprosespembelajaran

berlangsung

40 40 40

2 Siswayangaktifdalamkelompoknya 28 32 38

3 Siswayangsenangdalambelajar 30 32 35

4 Siswayang memperhatikansaat gurumenjelaskan 32 36 39

5 Siswayangributsaatprosesbelajarmengajar 9 7 4

6 Siswayangsukakeluarkelasketikaprosesbelajar

berlangsung

(63)

-menjadi sasaran penelitiannya,dan penilaian ini dilakukan oleh seorang observer.

Tabel17:HasilObservasiAktivitasPenelitiPadasiklusI

Berdasarkan data dari table diatas dapat dinyatakan bahwa

kemampuan peneliti dalam memepersiapkan alat dan bahan pada model

konsiderasi baik,karena alat dan bahan yang digunakan dapat menarik

perhatiansiswadalamprosespembelajaran.

Begitupun dengan penyampaian atau cara menjelaskan materi ajar

juga baik karena peneliti adalah guru mata pelajaran matematika.

Sedangkan kemampuan memberi motivasi dan semangat siswa masih

kurang karena masih banyak siswa yang tidak antusias dalam mengikuti

prosespembelajaranberlangsung.

NO KOMPONENYANGDIAMATI SIKLUSI

1 Kemampuan peneliti dalam memepersiapkanalat dan

bahanuntukpelaksanaanmodelkonsiderasi

Baik

2 Kemampuan peneliti dalam menjelaskan atau

menyampaikanmateriajar.

Baik

3 Kemampuan peneliti dalam memotivasi dan member

semangatkepadasiswa

Kurang

4 Kemampuan peneliti menentukan poin yang

digunakandalammodelkonsiderasi

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan evaluasi aturan-aturan berbasis simulasi untuk pengontrol penyakit infeksi, simulasi berbasis agent Pandemik (misalnya Tanggapan Influenza ) dan simulasi

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Ayat 4: “ Bagi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung, selain uang

maqsud of the Lawgiver. Although it is generally accepted that textual injunctions must be respected and observed as manifestations of the intentions of the Lawgiver, the

Namun demikian, satu buah karya lukisan yang terdiskripsikan seperti pada setiap Lembar Pengamatan Lukisan (ada 53) tidak akan mudah dipalsukan, perhatikan semua komponen seperti

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang ... Identifikasi Masalah ... Pembatasan Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Tujuan Umum ... Manfaat Penelitian ...

Ketiga wujud tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.. Kebudayaan ideal dan sistem sosial mengatur

MENURUNKAN SUHU TUBUH MENJADI NORMAL