• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1503904734BAB II Profil KabupatenR1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1503904734BAB II Profil KabupatenR1"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2 JARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

(2)

Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang

terbentuk melalui pemekaran Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1997 tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan

pada tanggal 21 Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negeri, yang secara

geografis terletak pada posisi 104° 18’ - 105° 12’ Bujur Timur dan 05° 05’ - 05° 56’

Lintang Selatan.

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus adalah sebagai

berikut :

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan

Kabupaten Lampung Tengah

b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

d) Sebelah Barat berbataasan dengan Kabupaten Lampung Barat

Kabupaten Tanggamus memiliki wilayah daratan seluas 2.855,46 km2 dan

wilayah laut seluas 1.799,50 km2 di sekitar Teluk Semangka, dengan panjang

pesisir 210 km, topografi wilayah darat bervariasi antara dataran rendah

dan dataran tinggi yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai

bergunung, yaitu sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan ketinggian 0 sampai

dengan 2.115 meter dari permukaan laut.

Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk pada tahun 2012, Kabupaten Tanggamus

berpenduduk sebesar 536.613 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi terdapat di

Kecamatan Pugung dengan jumlah penduduk 51.832 jiwa, sedangkan jumlah

penduduk terendah terdapat di Kecamatan Kelumbayan dengan jumlah

penduduk sebesar 10.746 jiwa (Tanggamus Dalam Angka 2011).

2.1. Wilayah Administrasi

Secara administratif ketika terbentuk, Kabupaten Tanggamus terdiri dari

11 (sebelas) Wilayah Kecamatan dan 6 (enam) Wilayah Perwakilan

Kecamatan, dan pada tanggal 19 Juni 2000 disahkan Peraturan Daerah

Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dan Tata Kerja

Pemerintahan Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Tanggamus. Dengan

(3)

bertambah sebanyak 6 (enam) kecamatan sehingga menjadi 17 (tujuh belas)

kecamatan.

Pada tahun 2005 dilaksanakan pemekaran beberapa kecamatan di

Kabupaten Tanggamus. Dan pada tanggal 23 Juni 2005 disahkan Peraturan

Daerah Nomor 5 Tahun 2005. Dengan disahkannya Peraturan Daerah tersebut,

banyaknya kecamatan di Kabupaten Tanggamus bertambah sebanyak 7

(tujuh) kecamatan sehingga secara keseluruhan berjumlah 24 (dua puluh

empat) kecamatan.

Seiring dengan peningkatan pelayanan kepemerintahan di Kabupaten

Tanggamus, pada tanggal 21 Desember 2006 ditetapkan Peraturan Daerah

Nomor 15 Tahun 2006 tentang pembentukan 4 (empat) kecamatan hasil

pemekaran. Dan sampai dengan tahun 2009 banyaknya kecamatan di

Kabupaten Tanggamus sejumlah 28 kecamatan. Kemudian berdasarkan

Undang–undang No 48 tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten

Pringsewu di Provinsi Lampung, maka cakupan wilayah Kabupaten Tanggamus

berkurang sebanyak 8 kecamatan yaitu :

Tabel 2-1Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tanggamus

NO KECAMATAN IBUKOTA LUAS (KM2)

1 Wonosobo Tanjung Kurung 209,63

2 Semaka Sukaraja 170,90

3 Bandar Negeri

Semuong

Sanggi 98,12

4 Kota Agung Kota Agung 76,93

5 Pematang Sawa Way Nipah 185,29

6 Kota Agung Timur Kagungan 101,30

7 Kota Agung Barat Negara Batin 73,33

8 Pulau Panggung Tekad 437,21

9 Air Naningan Air Naningan 186,35

10 Ulu Belu Ngarip 323,08

11 Talang Padang Talang Padang 45,13

(4)

NO KECAMATAN IBUKOTA LUAS (KM2)

13 Gisting Kuta Dalom 32,53

14 Gunung Alip Banjar Negeri 25,68

15 Pugung Rantau Tijang 232,40

16 Bulok Sukamara 51,68

17 Cukuh Balak Putih Doh 133,76

18 Kelumbayan Napal 121,09

19 Limau Kuripan 240,61

20 Kelumbayan Barat Sidoarjo 53,67

JUMLAH LUAS DARATAN 2.855,46 LUAS LAUTAN 1.799,50 LUAS TOTAL KABUPATEN TANGGAMUS 4.654,96

(5)

BAB 4 Gambar 4.1 Peta Adminsitrasi Kab. Tanggamus

(6)

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten

2.2.1 Potensi Pariwisata

Bidang pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi potensial yang dimiliki

Kabupaten Tanggamus untuk dikembangkan sebagai sumber penghasilan

guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan membaiknya

kondisi perekonomian serta jaminan keamanan akan memberikan dampak

positif terhadap peningkatan wisatawan di wilayah Kabupaten Tanggamus.

Keindahan alam dan keanekaragaman adat dan budaya merupakan modal

dasar yang dapat dikembangkan menjadi produk wisata menarik bagi

wisatawan.

Jika meihat potensi yang ada, sektor pariwisata ini merupakan sektor andalah

yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan, namun saat ini

potensi tersebut baru dikelola secara apa adanya dan masih kurang dikelola

dengan baik, sehingga para wisatawan masih kurang tertarik untuk

mendatangi lokasi pariwisata di KabupatenTanggamus

Hal ini lah yang merupakan tantangan sekaligus peluang bagi para investor

untuk dapat memanfaatkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten

Tanggamus. Dengan pengelolaan yang baik dan optimal, ditambah dengan

pembangunan sarana dan prasarana di sekitar objek wisata, akan menambah

daya tarik bagi para wisatawan.

Wisata Bahari ada sebanyak 31 lokasi yang tersebar di kecamatan Wonosobo,

Kota Agung, Pematang Sawa, Kota Agung Barat, Cukuh Balak, Kelumbayan

dan Limau.

Wisata Alam ada sebanyak 10 lokasi yang tersebar di beberapa kecamatan

Serta jenis obyek wisata lainnya sepert obyek wisata alam tirta, Alam Buatan

maupun wisata budaya. Sebagai daya dukung wisata adalah akomodasi dan

penginapan. Jumlah hotel di Kabupaten Tanggamus hanya ada 8 dengan

klasifikasi adalah melati dan akomodasi lainnya. Dengan total jumlah kamar

(7)

2.2.2 Potensi Pertambangan dan Energi

Kabupaten Tanggamus menyimpan berbagai macam potensi pertambangan,

namun hingga kini masih belum tergarap secara optimal. Dengan minimnya

investor membuat semakin menenggelamkan potensi pertambangan di

Kabupaten Tanggamus. Hampir di setiap kecamatan di Kabupaten

Tanggamus memiliki kekayaan tambang, yang terdiri dari emas, mangan,

silica, bijih besi, galena, batu kapur dan pasir.

Mengingat besarnya potensi pertambangan yang tersedia di Kabupaten

Tanggamus, maka sangat diperlukan kerjasama pihak ketiga selaku investor

untuk dapat mengelola potensi tersebut secara optimal, sehingga akan

menciptakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten

Tanggamus.

Pada Tahun 2012 Jumlah Perusahaan Pertambangan yang ada di wilayah

Kabupaten Tanggamus sebanyak 40 Perusahaan, dengan Perusahaan

Tambang Bijih Besi yang paling banyak yaitu sebanyak 8 perusahaan,

kemudian perusahaan Mangaan (5 perusahaan) sedangkan Perusahaan Batu

kali, Pasir besi, Seng, Andesit masing-masing hanya ada 1 perusahaan.

Keadaan Industri tahun 2012 juga membawa peranan yang penting untuk

kemajuan perekonomian di kabupaten Tanggamus. Jumlah unit usaha industri

logam mesin kimia di kabupaten Tanggamus adalah 917 dengan jumlah

tenaga kerja 3.219 orang. Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan adalah 4.337

unit usaha dengan tenaga kerja 18.606 orang.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanggamus pada tahun 2011 mencapai

6,41 . Sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan paling

besar hingga mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 26,13 dengan nilai PDRB

atas dasar Harga konstan mencapai 58,7 Milyar,

1. Bijih Besi ( Iron Ore )

Bijih besi berupa mineral Hematit dan Magnetit terjadi dari hasil sublimasi

dalam hubungannya dengan kegiatan gunung api, terjadi dalam

endapan metamorfosa kontak dan sebagai mineral pengiring dalam

(8)

Tegineneng Kecamatan Limau; Pekon Suka Agung Kecamatan Bulok

serta Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan. Bijih besi di Kabupaten

Tanggamus pada umumnya berupa mineral Magnetit yang memiliki

kadar Fe antara 55 – 65 %.

Beberapa perusahaan yang mengelola seperti : PT. Cahaya Batu Limau,

PT. Berkah Semesta Alam, PT. Hasil Alam Tanggamus, PT. Sinar Fajar

Persada, PT. Batu Besi Kencana, PT. Raja’a Naufal Mandiri dan PT.Nilam

Jaya Buana.

Kegunaannya adalah sebagai bahan utama untuk pembuatan besi

dan baja. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

2. Mangan ( Manganese )

Mineral mangan terjadi pada urat Hidrotermal yang berasosiasi dengan

Kalsit dan Barit (mineral manganit), endapan sedimennya berasosiasi

dengan mineral Psilomelane dan Pyrolusit. Mangan di Kabupaten

Tanggamus pada umumnya berupa mineral Pyrolusit dengan kadar Mn

antara 25 – 45 %, dan dapat dijumpai di Pekon Tanjung Kemala, Pekon

Tanjung Agung, Pekon Gunung Kasih Kecamatan Pugung.

Beberapa perusahaan yang mengelola antara lain PT. Indomin Prima

International, PT. Eksimulti Guna Mandiri, dan PT. Kendi Arindo.

Kegunaannya untuk produksi stainlees steel, bahan campuran

alumunium dan baterai kering. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

3. Emas ( Gold )

Keterdapatannya didalam urat-urat Hidrotermal yang pada umumnya

berasosiasi dengan mineral sulfida didalam endapan-endapan letakan

(placer),pasir sungai (river sand) dan endapan fosil (conglomerate

matrix). Bahan galian Emas di Kabupaten Tanggamus memiliki sebaran

yang cukup luas dengan jumlah cadangan yang cukup besar, dan

terdapat di Pekon Doh Kec. Cukuh Balak, Pekon Sidoharjo Kec.

Klumbayan Barat, Pekon Umbar Kec. Klumbayan, Way Linggo dan Way

(9)

Beberapa perusahaan yang terlebih dulu mengelola antara lain :

Koperasi Tambang Rakyat (KTR), PT. Napal Umbar Picung, PT. Natarang

Mining.

Kegunaan untuk perhiasan, elektronik instrumen kedokteran gigi dan

merupakan logam komersial yang utama (Standar Moneter). (Dinas

Pertambangan dan Energi : 2012)

4. Galena

Pada umumnya terdapat dalam urat-urat hidrotermal yang berasosiasi

dengan mineral sulfida, spalerit, kalkopirit, pirit dan kuarsa. Galena di

wilayah Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai di Pekon Sidoharjo

Kecamatan Kelumbayan Barat serta Pekon Umbar dan Pekon Paku

Kecamatan Kelumbayan.

Beberapa perusahaan yang mengelola diantaranya : PT. Napal Umbar

Picung, PT. Setia Tunggal Abadi, PT. Lachera PT. Ar Eka, PT. Tanggamus

Karya Alam.

Galena banyak digunakan pada industri otomotif dan pembuatan

Accu. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

5. Pasir Besi ( Iron Sand )

Pasir besi merupakan mineral endapan letakan (placer) di pantai

sebagai Ilmenit, Titanomagnetit dan Hematit. Pasir besi di wilayah

Kabupaten Tanggamus keterdapatannya dapat dijumpai tersebar

disepanjang pesisir pantai seperti di Pekon Tegineneng dan Pekon

Badak Kec. Limau, pesisir pantai Pekon Doh Kec. Cukuh Balak, pesisir

pantai Pekon Napal dan Pekon Negeri Kelumbayan Kecamatan

Kelumbayan, serta memiliki ketebalan deposit berkisar antara 0,5 – 2,5

m. Perusahaan yang mengelola yaitu : PT. Murni Tri Mustika Gasirtub.

(Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

(10)

Batubara merupakan endapan sediment yang pada umumnya

terbentuk pada lapisan yang berulang (multi seam), biasanya berada

pada perselingan antara batu pasir dan tanah liat. Secara geologi umur

batubara di Indonesia tergolong muda (Eocene dan Miocene).

Batubara dapat digolongkan menjadi jenis Antrasit, Bituminus, Sub

Bituminus dan Lignit. Sebagian besar batubara di Indonesia masuk

dalam golongan Bituminus dan Sub Bituminus.

Batubara di Kabupaten Tanggamus pada umumnya memiliki Kalori

berkisar antara 5.500 – 6.300 dan dapat dijumpai di Pekon Tangkit

Serdang dan Pekon Gading Pertiwi Kec. Pugung, Teluk Berak Pekon Way

Nipah Kecamatan Pematang Sawa, Pekon Way Harong Kecamatan Air

Naningan, Pekon Sidoharjo Kecamatan Kelumbayan Barat, Pekon

Penyandingan Kecamatan Kelumbayan.

Beberapa perusahaan yang mengelola seperti : PT. Trisakti Muliatama,

PT. Tanggamus Karya Alam dan PT.Bara Jaya Perkasa

Batubara pada umumnya digunakan sebagai sumber energi pada

beberapa industri besar dan kecil serta sebagai sumber energi pada

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). (Dinas Pertambangan dan Energi

: 2012)

7. Zeolit ( Zeolite )

Zeolit merupakan senyawa alumina silika dengan logam alkali, endapan

zeolit terdapat dalam batuan sediment piroklastik yang berbutir halus.

Bahan galian zeolit di Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai di Pekon

Batu Balai Kecamatan Kota Agung Timur (sumber daya : 720.000 m³),

Pekon Tengor dan Pekon Pertiwi Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya

: 2.000.000 m³) pengelola PT. Paragon Perdana Mining, Pekon Way Rilau

Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya = 600.000 m³).

Kegunaan untuk makanan ternak, penyerap bau, pengolahan limbah,

pupuk dan katalis. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

(11)

Merupakan batuan beku ekstrusi terdapat sebagai lava dan dike. Batu

andesit di wilayah Kabupaten Tanggamus keterdapatannya tersebar

merata di beberapa tempat, diantaranya Kecamatan Talang Padang

(sumber daya : 2.700.000 m³), Kecamatan Kota Agung Timur (sumber

daya 140.000 m³), Kecamatan Bulok (sumber daya : 5.250.000 m³),

Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya : 24.750.000 m³), Kecamatan

Wonosobo (sumber daya 21.800.000 m³), Kecamatan Pematang Sawa

(sumber daya : 3.000.000 m³), kegunaannya sebagai bahan bangunan

dan konstruksi. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

9. Batu Gamping ( Lime Stone )

Batu gamping atau batu kapur merupakan batuan sedimen karbonat

yang terdapat di alam yang terbentuk akibat proses sedimentasi

organis, kimiawi maupun mekanis, dimana dalam keadaan murni

sebagai kristal-kristal kalsit (CaCO3). Batu gamping / batu kapur di

Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai pada beberapa wilayah di

Kecamatan Pugung, seperti di Pekon Gunung Kasih (sumber daya :

780.000 m³), Pekon Tanjung Kemala (sumber daya : 3.240.000 m³).

Beberapa perusahaan dan badan usaha yang telah mengusahakan

diantaranya : CV.Tanjung Kemala Raya, CV.Sinar Bara Manik.

Kegunaan batu gamping diantaranya sebagai bahan baku utama

pabrik semen, sebagai bahan dasar pembuatan kalsium, bahan

kedokteran, pencegah penyakit tanaman dan untuk pembuatan

pupuk, sebagai Flaux dan bahan tahan api pada industri logam (Dinas

Pertambangan dan Energi : 2012).

10. Seng

Seng merupakan bahan tambang yang ter­masuk dalam kelompok

mineral logam. Berguna untuk atap bangunan, untuk peralatan dapur

dll. Dijumpai di Pekon Tanjung Agung Kec.Pugung dan badan usaha

yang telah mengusahakan adalah PT. Agathon Brothers (Dinas

(12)

11. Bentonit ( Bentonite )

Bentonit merupakan jenis mineral batuan lempung yang telah

mengalami perubahan dan memiliki sifat fisik lunak dan licin seperti lilin,

mudah pecah dan menyerap air atau sulfides. Jenis mineral bentonit

ada dua yaitu Ca bentonit dan Na bentonit yang dapat di dijumpai di

Dusun Umbul Solo Pekon Tangkit Serdang Kecamatan Pugung (sumber

daya : 600.000 m³).

Pada umumnya Ca bentonit banyak digunakan untuk Absorben,

pemurnian dan penghilang warna dari suatu larutan, sebagai filter pada

karet dan kertas, bahan dasar kosmetik dan medis, sedangkan Na

bentonit pada umumnya digunakan sebagai Lumpur pemboran (mud

logging) (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012).

12. Belerang ( Sulfur )

Sebagai akibat gejala panas bumi, pada umumnya banyak dijumpai

Humarela (mata air panas) yang muncul di zona-zona lemah (sesar)

yang ditandai dengan adanya kandungan belerang (sulfur) sebagai

penciri uap panas. Belerang di wilayah Sumatera pada umumnya

banyak dijumpai pada daerah-daerah gunung api yang masih aktif

seperti berarah Barat Laut Tenggara, searah dengan sistim sesar

Semangko. Belerang di Kabupaten Tanggamus dapat dijumpai di

Pekon Suka Indah Kec. Ulu Belu.

Kegunaan belerang pada umumnya untuk industri Farmasi

(obat-obatan) (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012).

13. Batu Apung ( Fumice )

Batu apung terbentuk akibat magma asap yang tersemburkan keluar

akibat letusan gunung api, dan termasuk jenis batuan beku ekstrusi.

Kabupaten Tanggamus yang secara geologis berada dalam jalur

pegunungan Bukit Barisan merupakan jalur vulkanik yang potensial

dalam pembentukan batu apung. Bahan galian ini di Kab. Tanggamus

(13)

Banyak dipergunakan sebagai bahan poles (penggosok), bahan

bangunan konstruksi ringan, sebagai (filler) bahan pengisi dan

sebagai isolator temperatur tinggi. (Dinas Pertambangan dan Energi :

2012)

14. Pasir ( Sand )

Pasir termasuk dalam batuan sediment yang terjadi secara mekanis

yang pada umumnya diendapkan di lingkungan air seperti sungai,

muara, danau atau laut. Pasir di Kabupaten Tanggamus banyak

dijumpai di Pekon Sri Kuncoro dan Pekon Karang Rejo Kecamatan

Semaka, disepanjang aliran sungai Way Semaka Pekon Tugu Rejo dan

Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo, Pekon Baros Kec. Kota

Agung.

Pasir digunakan sebagai bahan bangunan dan konstruksi. (Dinas

Pertambangan dan Energi : 2012)

15. Granit ( Granite )

Merupakan batuan beku intrusi dengan kandungan mineral kuarsa

berkisar antara 58 – 74 %. Kombinasi warna pada batu garanit umumnya

antara putih, abu-abu dan hitam, terdapat sebagai batolit atau dike.

Batu granit merupakan bahan galian yang sangat ekonomis, dan di

Kabupaten Tanggamus dijumpai di Pekon Tulung Asahan (sumber daya

: 6.000.000 m³), dan Pekon Kali Pasir Kecamatan Semaka dan

Kecamatan Wonosobo.

Kegunaan batu granit selain untuk bahan bangunan dan konstruksi

juga digunakan sebagai ornamen. (Dinas Pertambangan dan Energi :

2012)

16. Lempung ( Clay )

Disusun oleh mineral-mineral lempung, plastis dan pada umumnya

memiliki warna hitam kelabu, hijau maupun kuning kemerahan.

(14)

Gunung Kasih dan Pekon Tanjung Kemala Kecamatan Pugung, Pekon

Way Ngison (sumber daya : 22.500.000 m³).

Lempung digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan batu

bata dan genteng. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

17. Silika ( Silica )

Merupakan batuan kuarsa yg bersifat masif dengan mineral penyusun

utamanya SiO2 diatas 90 %. Mineral silika dijumpai di Pekon Gunung

Kasih Kec. Pugung (sumber daya : 600.000 m³), disepanjang pantai

Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo, di Pekon Air Kubang, Air

Naningan dan Sinar Sekampung Kecamatan Air Naningan .

Kegunaan silika untuk industri kaca, semen, bata tahan api, pengecor

logam, keramik, abrasif, silikon karbit, industri kimia dan masih banyak

kegunaan lainnya. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

2.2.3 Potensi Perkebunan dan Peternakan

Pertanian merupakan sektor terbesar penyumbang perekonomian di

Kabupaten Tanggamus, Pertanian di sini mencakup pertanian tanaman bahan

makanan, tanaman obat dan hias, perkebunan, kehutanan, peternakan.

Produksi Tanaman Padi tahun 2012 mengalami kenaikan dibanding tahun

2011, hal ini dipengaruhi oleh luas panen, nilai produktivitas tanaman padi

rata-rata mencapai 5,56 ton/ha. Produksi Tanaman Padi ladang pada tahun 2012

mengalami kenaikan yaitu mencapai 20 persen dari tahun sebelumnya

dengan wilayah Kecamatan Kelumbayan Barat merupakan daerah produksi

padi ladang terbesar dengan capaian produksi padi ladang sebesar 1.696

(18.80 %) dari total produksi se-Kabupaten Tanggamus.

Dari keseluruhan luas daratan di Kabupaten Tanggamus, luas areal yang

digunakan dan disesuaikan untuk pertanian meliputi 20.643 Ha lahan sawah,

serta 132.391 Ha lahan pertanian bukan sawah, dengan berbagai jenis

prasarana irigasi/pengairan yang mendukungnya. Berbagai jenis pengairan

yang digunakan bagi sektor pertanian di Kabupaten Tanggamus, dengan

(15)

Ha, irigasi sederhana seluas 2.748 Ha, irigasi desa/non PU seluas 4.009 Ha dan

tadah hujan seluas 799 Ha.

Penggunaan lahan bukan sawah di Kabupaten Tanggamus meliputi hutan

dan perkebunan. Luas areal perkebunan di Kabupaten Tanggamus adalah

91.620,64 Ha yang meliputi perkebunan rakyat seluas 88.343,14 Ha, perkebunan

swasta seluas 1.070 Ha dan perkebunan Negara seluas 2.207,5 Ha. Produksi

Tanaman buah-buahan terbesar adalah durian sebesar 66.365 ton, disusul

kemudian salak (23.170 ton) sehingga tidak salah apabila Kabupaten

Tanggamus merupakan salah satu sentra buah durian.

Produksi Komoditas perkebunan tahun 2012 terbesar adalah Kelapa Dalam

(115.695 ton) dengan Kecamatan Limau merupakan penghasil terbesar

komoditas kelapa dalam dengan mencapai 77.36 persen dari total produksi

tanaman perkebunan di Kabupaten Tanggamus. Kemudian disusul komoditas

kopi 25.752,07 ton mencapai 17.22 persen dari total produksi tanaman

perkebunan di kabupaten Tanggamus.

Populasi ternak besar di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2012 mencapai

8.136 hewan ternak yang terdiri dari 5.981 ternak sapi dan 2.155 ternak kerbau.

Kecamatan Sumberejo merupakan kecamatan dengan populasi ternak sapi

terbanyak (1.375 ekor) sedangkan untuk kerbau paling banyak terdapat di

kecamatan Cukuh Balak (305 ekor). Populasi ternak kecil sebesar 171.230 ekor

yang terdiri dari 164.325 ternak kambing dan 6.905 ternak domba.

Kecamatan gisting dan sumberejo dapat dikatakan sebagai sentra ternak

kambing dengan populasi ternak mencapai 13,77 dan 13,53 persen.

Kecamatan gisting merupakan Kecamatan dengan populasi ternak unggas

terbesar dengan 24,71 persen. Populasi ternak unggas juga berpengaruh

terhadap produksi telur, Kecamatan Gisting menyuplai telur sebanyak 19.68

persen dari total produksi telur di Kabupaten Tanggamus.

Kabupaten Tanggamus juga merupakan wilayah yang memiliki laut, sehingga

sebagianmasyarakat berkerja di sector perikanan, khususnya perikanan laut.

Jumlah nelayanTangkap di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2012 sebanyak

(16)

banyak dari kecamatan lainnya. Dari sisi Produksi, Kecamatan Kota Agung

juga mempunyai nilai produksi terbesar mencapai 40.34 persen (10.868,65) dari

total produksi di Kabupaten Tanggamus yang mencapai 26.941,81 ton pada

tahun 2012. Selain sektor perikanan laut, budidaya perikanan darat juga ada di

Kabupaten Tanggamus, dengan luas lahan mencapai 2.407 ha.

2.3 Demografi dan Urbanisasi

Demografi

Salah satu masalah penting yang perlu diperhatikan dalam proses

pembangunan didaerah adalah adalah problematika demografis yang

menyangkut 3 (tiga) hal pokok yakni,

a) Jumlah Penduduk

b) Komposisi Pendudduk di suatu daerah, dan

c) Penyebarannya di masing masing wilayah administratif.

Besarnya jumlah pendudduk dalam suatu wilayah terutama untuk wilayah

yang mempunyai kepadatan tinggi ditambah dengan persebaran

penduduknya yang tidak merata akan menimbulkan permasalahan yang

cukup kompleks, karena pada dasarnya semua kegiatan baik kegiatan

perekonomian, kebudayaan, sosial dan lain sebagainya akan melibatkan

penduduk.

Prilaku penduduk dalam kegiatan sehari-hari diberbagai lapisan sosial turut

memberikan tekanan terhadap lingkungan yang akan memunculkan efek

negatif maupun positif. Dengan demikian perlu adanya pengendalian baik

terhadap jumlah, komposisi dan persebarannya, hal ini sebagai upaya untuk

mendukung kelancaran proses pembangunan di daerah.

Struktur Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Hasil Sensus Penduduk 2010 di Kabupaten Tanggamus adalah sebanyak

536.613 jiwa yang terdiri dari 280.333 laki-laki dan 255.780 perempuan.

(17)

jiwa, selanjutnya Kecamatan Talang Padang yang berjumlah 43.029 jiwa.

Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan

Kelumbayan, dengan jumlah 10.746 jiwa.

Sex Ratio penduduk di Kabupaten Tanggamus rata-rata sebesar 109,79.

Struktur penduduk berdasarkan umur di Kabupaten Tanggamus Pada Tahun

2013 disajikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2-1 Jumlah Penduduk Kabupaten Tanggamus per – KecamatanMenurut Jenis Kelamin

4. Kota Agung 20.249 19.137 39.386

5. Pematang Sawa 8.532 7.075 15.607

6. Kota Agung Barat 9.110 8.535 17.645

7. Kota Agung Timur 11.060 9.689 20.749

8. Pulau Panggung 16.492 15.414 31.906

9. Ulu Belu 20.675 18.043 38.718

10. Air Naningan 14.439 12.612 27.051

11. Talang Padang 21.910 21.119 43.029

12. Sumberejo 16.053 15.093 31.146

13. Gisting 18.549 17.457 36.006

14. Gunung Alip 8.982 8.281 17.263

15. Pugung 26.938 24.894 51.832

16. Bulok 10.263 9.269 19.532

17. Cukuh Balak 11.361 9.726 21.087

18. Kelumbayan 5.792 4.954 10.746

19. Limau 9.102 7.930 17.032

20. Kelumbayan Barat 5.937 5.339 11.276

J u m l a h 280,833 255,780 536,613

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus 2013

Persebaran Penduduk

Hasil Sensus Penduduk 2012 di Kabupaten Tanggamus adalah sebanyak

536.613 jiwa yang terdiri dari 280.333 laki-laki dan 255.780 perempuan.

Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Pugung yang berjumlah 51.832

(18)

Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan

Kelumbayan, dengan jumlah 10.746 jiwa.Sex Ratio penduduk di Kabupaten

Tanggamus rata-rata sebesar 109,79.

Tabel 2-2Persebaran Penduduk di Kabupaten Tanggamus 2007 – 2012

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Wonosobo 34.506 35.117 34.506 35.948 34.431 34.102 2 Semaka 34.087 32.740 33.540 33.720 34.852 34.287

3 B. Negeri

Semuong

11.001 16.437 16.150 16.227 17.831 18.213

4 Kota Agung 68.239 35.779 36.655 36.852 37.574 39.386 5 Pematang Sawa 15.247 15.424 16.642 15.886 17.370 15.607

6 Kota Agung

Timur

*) 16.245 15.823 16.731 18.341 17.645

7 Kota Agung

Barat

*) 14.444 15.800 15.908 18.251 20.749

8 Pulau Panggung 29.760 29.902 30.635 28.901 29.115 31.906 9 Air Naningan 21.992 22.097 22.637 34.836 25.686 27.051 10 Ulu Belu 30.761 33.823 34.651 24.659 36.140 25.686 11 Talang Padang 91.796 40.918 41.919 42.144 42.699 43.029 12 Sumberejo 29.689 28.896 33.995 29.764 29.760 31.146 13 Gisting *) 33.183 29.605 34.178 33.389 36.006 14 Gunung Alip *) 17.043 17.460 17.554 18.414 17.263 15 Pugung 51.258 50.171 51.398 51.675 53.081 51.882

16 Bulok *) *) *) 19.872 19.694 19.532

17 Cukuh Balak 47.528 20.072 20.562 20.672 22.470 21.087 18 Kelumbayan 18.548 19.934 16.919 10.796 10.995 10.746

19 Limau *) *) *) 17.010 19.3666 17.032

20 Kelumbayan Barat

*) *) *) 8.143 10.283 11.276

Sumber : Tanggamus Dalam Angka 2009, Tanggamus Dalam Angka 2010, Tanggamus Dalam Angka 2011. dan Tanggamus Dalam Angka 2012.

Ket. *) Data Belum Tersedia dan Masih bersatu dengan

(19)

Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanggamus setiap tahunnya cenderung

mengalami peningkatan, dengan penyebaran jumlah penduduk yang relatif

tidak merata.

Kepadatan penduduk lebih terkonsentrasi pada beberapa kecamatan

dimana kepadatan penduduk tertinggi berada pada wilayah Kecamatan

Gisting dengan kepadatan 1.026.41 jiwa/km2 dan kepadatan terendah

berada pada wilayah Kecamatan Pulau Panggung dengan kepadatan 66.59

jiwa/km2.

Tabel 2-3Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tanggamus 2007 – 2012

3. Kota Agung 37.574 76,93 488.42

4. Pematang Sawa 17.370 185,29 93.74

5. Pulau Panggung 29.115 437,21 66.59

6. Ulu Belu 25.686 323,08 79.50

7. Talang Padang 42.699 45,13 946.13

8. Sumberejo 29.760 56,77 524.22

9. Pugung 53.081 232,40 228.40

10. Cukuh Balak 22.470 133,76 167.99

11. Kelumbayan 10.995 121,09 90.80

12. Kota Agung Timur 18.251 73,33 258.89

13. Gisting 33.389 32,53 1.026.41

14. Kota Agung Barat 18.341 101,30 181.06

15. Gunung Alip 18.414 25,68 717.06

16. Limau 19.366 240,61 80.49

17. Bandar Negeri Semuong 17.831 98,12 181.73

18. Air Naningan 36.140 186,35 193.94

(20)

No Kecamatan Jumlah

20. Kelumbayan Barat 10.283 53,67 191.60

Jumlah 529.742 2.855.46 137.8

Sumber: Tanggamus Dalam Angka 2013

Tabel 2-5 PDRB Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2010 Berdasarkan Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

NO LAPANGAN USAHA PDRB Kab tanggamus 2009 2010

1 Pertanian, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan

2.431.480 2.754.409

2 Pertambangan dan Penggalian 55.053 82.826

3 Industri Pengolahan 168.730 200.130

4 Listrik dan Air Bersih 28.709 31.583

5 Bangunan 200.737 242.219

6 Perdagangan, Hotel, dan Restauran

489.498 609.160

7 Angkutan dan Komunikasi 115.936 134.763

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Sumber : PDRB Kecamatan se-Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2010 dan Provinsi Lampung dalam angka 2012

2.4 Isu-isu Strategis Sosial,Ekonomi dan lingkungan

2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran potensi

sekaligus kemampuan wilayah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki

dalam suatu proses produksi yang mencerminkan pendapatan masyarakat di

Daerah. Berdasarkan data PDRB beberapa tahun terakhir, menunjukan PDRB

Perkapita Kabupaten Tanggamus terus mengalami peningkatan. PDRB

perkapita digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran

(21)

berlaku maupun konstan tidak dapat menggambarkan pendapatan

masyarakat. Tetapi ukuran ini dapat dipakai sebagai acuan untuk melihat

tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Strategi yang dilakukan untuk

peningkatan perekonomian wilayah Kabupeten Tanggamus adalah:

 Memperkuat basis perekonomian menurut sektor–sektor unggulan pada

masing–masing wilayah pengembangan, termasuk memperluas

keanekaragaman sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk

pembangunan ekonomi.

 Pengembangan sektor pertanian sebagai pendukung berkembangnya

sektor perdagangan, hotel dan restoran, seperti perikanan, pertanian

lahan basah dan perkebunan (kopi, karet dan kelapa hibrida).

 Pemanfaatan teknologi dan manajemen modern sebagai langkah untuk

mengimbangi kebutuhan yang semakin lama semakin besar.

 Meningkatkan produksi sebagai tuntutan atas kebutuhan yang umumnya

mengalami kenaikan setiap tahunnya, baik untuk konsumsi lokal maupun

untuk keluar.

 Meningkatkan peran sektor industri sebagai salah satu sektor yang memiliki

keterkaitan dengan sektor pertanian, dimana keberadaan sektor ini

mampu menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi wilayah.

Tabel 2-6 Peringkat PDRB Perkapita Kecamatan Se-Kabupaten Tanggamus Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 (Rupiah)

(22)

15 Talang Padang 5.587.106

Sumber : PDRB Kecamatan Se-Kabupaten Tanggamus 2007-2008, BPS 2009

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran dari nilai tambah

bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan usaha yang berada dalam

suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Salah satu kegunaan PDRB adalah

untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara

menyeluruh maupun sektoral.

PDRB Kabupaten berdasarkan harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp.

4,82 Trilyun meningkat dari tahun sebelumnya yang “hanya” mencapai Rp.

4,19 Trilyun. Dilihat dari harga konstan nilai PDRB Kabupaten Tanggamus tahun

2010 mencapai Rp. 2,35 Trilyun meningkat dari tahun sebelumnya (2009) yang

mencapai Rp. 2,22 Trilyun.

PDRB Kabupaten Tanggamus didominasi oleh sektor pertanian dengan

kontribusi diatas 57,17 % dengan nilai PDRB mencapai Rp. 2,75 Trilyun, kontribusi

sektor pertanian mengalami penurunandari tahun sebelumnya, ditahun 2009

sektor pertanian mampu memberikan nilai kontribusi sebesar 57,96% . Pada

tahun 2010 nilai PDRB atas dasar konstan di sektor Pertanian sebesar Rp.

1.428.332.000,- nilai tersebut merupakan 61,31 persen dari total nilai PDRB di

Kabupaten Tanggamus.

Kontribusi terbesar kedua adalah sektor perdagangan dengan nilai PDRB

mencapai Rp. 0,6 Trilyun ( 12,64% ), sedangkan kontribusi terkecil ada pada

sektor listrik, gas dan air bersih (0,66 %).

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanggamus pada tahun 2010 mencapai

5,79. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan paling

besar hingga mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 22,14 dengan nilai PDRB

atas dasar harga konstan mencapai 46,54 Milyar, disusul kemudian sektor

Transportasi dan Komunikasi ( 10,19 ). Pada tahun 2010, Pendapatan perkapita

(23)

dijadikan sebagai salah satu indikator bahwa ada peningkatan kesejahteraan

apabila dilihat dari sisi pendapatan.

2.4.2 Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin 2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis

o Topografi

Lebih dari 50% dari wilayah Kabupaten Tanggamus berkarakter wilayah

berbukit dan bergunung dengan kemiringan lebih dari 40% yang tersebar di

kecamatan - kecamatan Bandar Negeri Semoung, Pulau Panggung, Kota

Agung, Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, Gisting, Talang Padang, Ulu Belu,

Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Limau, Semaka, dan Cukuh Balak, sedangkan

wilayah datarnya hanya sekitar 19% dari keseluruhan wilayah. Wilayah dengan

bentuk fisiografi dataran sebagian besar terdapat di sekitar kecamatan

Pugung, Gunung Alip, dan Bulok. Sebagian besar dari wilayah Kabupaten

Tanggamus dipengaruhi oleh udara tropikal pantai dan dataran dengan

temperatur udara rata-rata 28° Celcius dan sebagian wilayah dengan udara

sejuk pegunungan di sekitar Gisting, Pulau Panggung, Ulu Belu, Air Naningan,

Bandar Negeri Semuong yang terietak sekitar 500 m dpl sampai dengan 2000

meter dpl di kaki Gunung Tanggamus. Curah hujan cukup tinggi mendekati

3000 mm per tahun terutama pada wilayah Kecamatan Wonosobo, Kota

Agung, Talang Padang, Pulau Panggung dan Cukuh Balak yang bentuk

fisiografi wilayahnya berbukit dan bergunung.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanggamus secara geologis termasuk

dalam formasi kwarter. Formasi geologi yang terdapat di Kabupaten

Tanggamus terutama merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan yaitu

satu rangkaian di sebelah barat patahan (sesar) Semaka dan satu lagi

disebelah timurnya. Batuan tersier yang mempunyai penyebaran cukup luas di

Kabupaten Tanggamus adalah batuan gunung api andesit formasi tua.

Batuian kwarter yang berupa endapan gunung api muda cukup mendominasi

wilayah Kabupaten Tanggamus terutama di Pulau Panggung dan Wonosobo

serta Kota Agung. Sementara yang berasal dari endapan permukaan banyak

(24)

Wilayah Kabupaten Tanggamus cukup berlimpah dengan sumber daya air,

baik air permukaan maupun air tanah. Kondisi hidrologis secara makro

didrainasekan menuju Samudera Indonesia oleh beberapa sungai besar

seperti Way Sekampung dengan daerah aliran sungai (DAS) yang sangat luas

yaitu 479,252 Ha dan Way Semangka dengan daerah aliran sungai (DAS)

seluas 98.500 Ha. Khususnya di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan kondisi vegetasi terdiri atas vegetasi hutan hujan pegunungan

tinggi, vegetasi hutan hujan pegunugan rendah, vegetasi dataran rendah dan

vegetasi hutan pantai. Berdasarkan hasil analisis dengan mempertimbangkan

beberapa faktor, antara lain kondisi kesesuian lahan, penggunaan lahan

sebelumnya, kondisi kawasan lindung dan sebagainya, maka disimpulkan

rencana pemanfaatan lahan di wilayah Kabupaten Tanggamus adalah

sebagai berikut:

1) Pemanfaatan lahan untuk pertanian lahan basah, yaitu sawah

2) Pemanfaatan lahan untuk pertanian lahan kering, meliputi padi ladang,

jagung, ubi kayu, ubi jalar, palawija, dan tanaman pangan lainnya.

3) Pemanfaatan lahan untuk permukiman.

4) Pemanfaatan lahan untuk perkebunan, meliputi perkebunan kopi, karet,

kelapa, dan lain-lain.

5) Pemanfaatan lahan untuk perikanan, meliputi perikanan tambak dan air

tawar.

6) Pemanfaatan lahan untuk kawasan lindung, meliputi hutan lindung dan

konservasi.

(25)

Tabel 2-7 Kemiringan Lereng Yang Membentuk Permukaan di Kabupaten Tanggamus

Kemiringan Lereng Antara

Keterangan

0 – 2 % Luas kemiringan lereng pada kelompok ini sebesar 19,28 % dari

luas keseluruhan wilayah Kabupaten Tanggamus. Kecamatan

yang memiliki lahan dengan kemiringan sangat datar (0 – 2 %).

2-5% sekitar 10,86 % dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten

Tanggamus merupakan lahan dengan kemiringan cukup datar.

Kecamatan yang memiliki lahan dengan kemiringan cukup datar

(2 – 15 %) paling dominan adalah Kecamatan Kota Agung yaitu

8.580 Ha atau 23,47 %.

15-40% Kemiringan dengan kategori ini adalah sebesar 58.179 Ha atau

17,33 % dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Tanggamus.

Kecamatan Kota Agung merupakan kecamatan yang memiliki

kemiringan 15 – 40 % paling besar yaitu 14.604 (25,10 %).

> 40% Kemiringan lereng yang mendominasi di wilayah Kabupaten

Tanggamus adalah kemiringan > 40 % sebesar 165.215 Ha atau

49,22 % dari total wilayah Kabupaten Tanggamus. Sebagian

besar terdapat di Kecamatan Cukuh Balak dan Kelumbayan

yaitu sebesar 37.127 Ha atau 22,47 %.

Sumber : RTRW Kabupaten Tanggamus,2012

o Geohidrologi

Di Kabupaten Tanggamus terdapat 2 (dua sungai utama yang melintasi

daerah-daerah di Kabupaten Tanggamus. Kedua sungai tersebut adalah Way

Sekampung dan Way Semangka. Selain kedua sungai utama tadi, terdapat

(26)

lain Way Pisang, Way Gatal, Way Semah, Way Sengharus, Way Bulok dan Way

Semong.

Tabel 2-8Panjang Sungai dan Daerah Aliran di Kabupaten Tanggamus

No Nama sungai/anak sungai Panjang

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanggamus, 2013

o Geologi

Berdasarkan jenisnya, batuan yang membentuk wilayah Kabupaten

Tanggamus terdiri atas batuan pra tertier, batuan tertier yang meliputi batuan

gunung api andesit formasi tua, dan batuan kwarter berupa endapan gunung

api muda. Batuan tersier tersebar cukup luas di wilayah Kabupaten

Tanggamus. Batuan kwarter tersebar di beberapa wilayah Kabupaten

Tanggamus, namun yang cukup mendominasi terdapat di Kecamatan Pulau

Panggung dan Wonosobo. Sementara alluvium yang berupa endapan

permukaan lebih banyak terdapat di Kecamatan Wonosobo.

Wilayah Kabupaten Tanggamus secara geologis termasuk dalam formasi

kwarter. Berdasarkan formasinya, formasi yang terdapat di Kabupaten

Tanggamus merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan berupa satu

rangkaian yang terletak di sebelah barat patahan (sesar) Semangka dan

lainnya terletak di bagian timur patahan (sesar) Semangka. Tanah yang

terdapat di Kabupaten Tanggamus terbagi dalam beberapa jenis tanah.

Penentuan jenis tanah tersebut di tinjau dari berbagai klasifikasi, yaitu :

1) Klasifikasi menurut USDA (United States Dept. of Agriculture)

2) Versi unit lahan menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT)

(27)

Berdasarkan klasifikasi USDA, jenis tanah yang terdapat di Kabupaten

Tanggamus meliputi jenis-jenis tanah alluvial, latosol, andosol, regosol dan

hidromorf kelabu. Lebih rincinya, jenis batuan dalam asosiainya dengan jenis

tanah di Kabupaten Tanggamus dalam kaitannya dengan bentuk fisiografi

wilayah adalah sebagai berikut :

1) Batuan tanah latosol yang berasal dari bahan induk kompleks tufa batuan

gunung api intermedier dan basis dengan fisiografi pegunungan lipatan.

2) Batuan andosol coklat kekuningan yang berasal dari bahan induk kompleks

tufa intermedier dan basis pada fisiografi pegunungan patahan.

3) Batuan tanah andosol coklat, kompleks tufa dan batuan tufa intermedier.

4) Batuan tanah podsolik merah kuning yang berasal dari bahan induk

kompleks sedimen tufa dengan batuan metamorf pada fisiografi dataran.

5) Asosiasi podsoli merah kekuningan dan litosol yang berasal dari kompleks

batuan kukuh plutonik masam dan metamorf pada fisiografi pegunungan.

6) Batuan tanah alluvial hydromorf yang berasal dari bahan induk endapan

marin dengan fisiografi dataran.

o Klimatologi

Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan laut yaitu Teluk

Semangka yang merupakan bagian dari Samudera Indonesia menyebabkan

sebagian besar wilayah Kabupaten Tanggamus dipengaruhi oleh udara

tropikal pantai dan dataran dengan temperatur udara berkisar rata-rata

antara 26 oC sampai dengan 300 C pada ketinggian 20-60 m diatas

permukaan laut sedangkan pada daerah yang lebih rendah temperatur udara

di Wilayah ini dapat mencapai 330C.

Wilayah dengan udara sejuk (pegunungan) berada di sekitar daerah

Kecamatan Gisting dan Kota Agung Timur yang berada pada ketinggian 500

mdpl (Gunung Tanggamus). Kecepatan angin rata-rata adalah 5,83 km/jam,

dengan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu 80%-88%. Curah hujan di

wilayah Kabupaten Tanggamus juga Cukup tinggi berkisar antara 1.750 mm

(28)

2.4.5 Data Resiko Bencana Alam

2.4.6 Isu-isu Strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya

Beberapa hal pokok yang menjadi isu strategis dan permasalahan tata ruang

di Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut:

1) Pertambangan Emas di Bandar Negeri Semuong, namun kawasan

pertambangan tersebut diantaranya terdapat di kawasan lindung.

2) Terdapat kawasan lindung, dan suaka alam yang cukup dominan (hampir

40% dari luas kabupaten), dengan kondisi yang kurang baik, yaitu hampir

65%nya mengalami kerusakan akibat peralihan fungsi dari hutan lindung ke

kegiatan perkebunan dan ladang.

3) Kabupaten Tanggamus, merupakan kabupaten yang rawan terhadap

bencana alam. Beberapa jenis bencana yang berpotensi di Kabupaten

Tanggamus banjir baik karena air pasang, maupun luapan sungai, gerakan

tanah yang berpotensi longsor, gempa yang disebabkan adanya Sesar

Semangko dengan intensitas gempa yang cukup tinggi, serta berpotensi

tsunami.

4) Kondisi topografi yang berbukit yang mengakibatkan adanya sulitnya

dikembangkan sarana dan prasarana dasar. Hal ini berdampak pada

terjadinya ketimpangan pertumbuhan wilayah maupun sektor ekonomi

potensial.

5) Dijadikannya Pelabuhan Kota Agung (Batu Balai sebagai pelabuhan

penyeberangan alternatif, hal ini akan mempersingkat rute angkutan yang

melalui lintas barat (dari arah bengkulu).

6) Rencana Kawasan Batu Balai di kembangkan untuk pengembangan

industri maritim .

7) Belum jelasnya permasalahan tapal batas antara Kabupaten Kabupaten

Tanggamus dengan Lampung Barat, serta belum adanya kesesuaian

(29)

8) Terdapat Hulu DAS Way Sekampung yang merupakan di Kecamatan Air

Naningan sungai way sekampung yang merupakan sumber air bagi

kabupaten di sekitarnya, serta menjadi salah satu sungai terpenting bagi

pertumbuhan sektor pertanian Provinsi Lampung.

Selain komoditas pertanian tanaman bahan makanan, komoditas perikanan

menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Tanggamus. Hal ini juga sangat

erat kaitannya mengingat Kabupaten Tanggamus Berada pada wilayah

Gambar

Tabel 2-1Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tanggamus
Gambar 4.1 Peta Adminsitrasi Kab. Tanggamus
Tabel 2-2Persebaran Penduduk di Kabupaten Tanggamus 2007 – 2012
Tabel 2-3Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tanggamus 2007 –
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis, biaya dan kualifikasi pada paket Pengadaan Bibit Jeruk Pengembangan Kawasan Jeruk Seluas 200 ha pada Dinas Pertanian Tanaman

Di Provinsi Sulawesi Tengah lahan potensial seluas 1.146.373 ha tersebar di dataran aluvial dan telah dimanfaatkan untuk pertanian lahan sawah irigasi dan tadah hujan,

kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya, (6) Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi, (7)

Dumai Timur, sedangkan kawasan Perumahan Pertanian di Kota Dumai terdapat di seluruh Desa selain ibukota Kecamatan. b) Kawasan Pusat Pemerintahan, terdiri dari

Daerah Irigasi di Sumatera Barat yang pembangunannya dilaksanakan secara bertahap dimana Tahap I (6.764 Ha) sudah selesai dan sisanya Tahap II seluas 6.840 Ha.Tujuan dari

Irigasi Cimaragas Garut Kota, Karangpawitan Terlaksananya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi 1 Paket Terlayaninya areal pertanian dari jaringan irigasi teknis 1

Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan. Kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat dan daya serapnya terhadap tenaga

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pertanian dan Jasa-jasa yang merupakan sub sektor potensial