• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4 PROFIL KOTA SURAKARTA - DOCRPIJM 8173a8940e BAB IVBab 4 Gambaran Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 4 PROFIL KOTA SURAKARTA - DOCRPIJM 8173a8940e BAB IVBab 4 Gambaran Umum"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 1

Bab 4

PROFIL KOTA SURAKARTA

2.1. Kondisi Geografis dan Administrasi Wilayah

Kota Surakarta secara geografis terletak antara 1100 45’15” dan 1100 45’35“

Bujur Timur dan antara 70 36’ dan 70 56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan

salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti

Semarang maupun Yogayakarta. Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan ”Kota Solo”

merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 80-120 meter dari permukaan

laut. Kota Surakarta berada di sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km

tenggara Semarang serta dikelilingi oleh Gunung Merbabu dan Merapi (ketinggian

3115 meter) di bagian barat, Gunung Lawu (tinggi 2806 meter) dibagian timur dan

selatan pegunungan sewu. Adapun Batas Administrasi Kota Surakarta adalah sebagai

berikut :

– Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

– Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

– Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo

– Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan, yaitu : Kecamatan Laweyan,

Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari, yang terdiri dari 51 kelurahan yang

mencakup 592 RW, 2.645 RT. Sebagian besar lahan dipakai sebagai permukiman

sebesar 65%. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi memakan ruang yang cukup besar

pula yakni berkisar antara 16% dari luas lahan yang ada. Peta administrasi dapat

(2)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 2 RPI2JM Kota Surakarta

(3)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 3 4.2. Demografi

Data mengenai kependudukan digunakan sabagai dasar untuk perencanaan

pada berbagai bidang pembangunan dan untuk melakukan evaluasi dari hasil

pembangunan. Berdasarkan Data Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2014,

Penduduk kota Surakarta pada tahun 2013 mencapai 586.978 jiwa meningkat

dibandingkan kondisi tahun 2012 yaitu 578.892 jiwa dengan rasio jenis kelamin

sebesar 96,59% ; yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat

sebanyak 97 penduduk laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk Kota Surakarta pada

tahun 2013 mencapai 13.328 jiwa/km2. Tahun 2013 tingkat kepadatan penduduk

tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang mencapai angka 19.109 jiwa/km2.

Rasio jenis kelamin dan kepadatan penduduk tiap kecamatan di Kota Surakarta dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1.

Kondisi Kependudukan Kota Surakarta Tahun 2013

No Kecamatan

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2014

Sementara itu pertumbuhan penduduk Kota Surakarta bersifat fluktuatif setiap

tahunnya. Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui pertumbuhan penduduk Kota Surakarta

dari tahun 2012 ke 2013 bertambah dengan rata-rata pertumbuhan 1,4%.

Pertumbuhan tertinggi berada pada Kec. Banjarsari yaitu sebesar 3%. Tingginya

pertumbuhan di wilayah ini dikarenakan wilayah Kec. Banjarsari merupakan wilayah

dengan luasan terbesar dan berada di pinggiran kota sehingga menjadi konsentrasi

tumbuhnya permukiman baru. Kondisi ini berbeda dengan kecamatan lainnya yang

umumnya merupakan kawasan permukiman yang telah lama berkembang sehingga

tidak terjadi pertambahan penduduk yang signifikan. Data pertumbuhan penduduk

(4)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 4 Tabel 4.2.

Pertumbuhan Kependudukan Kota Surakarta Tahun 2012-2013

No Kecamatan

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2013 dan 2014 (diolah)

4.3. Topografi

Topografi Kota Surakarta terletak di dataran rendah di ketinggian antara 80 –

120 meter di atas permukaan laut, kemiringan lahan antara 0% sampai 15%. Kota

Surakarta tergolong wilayah yang memiliki topografi yang relatif datar. Hal ini terlihat

dari Tabel 4.3 yang menunjukkan kemiringan lahan tiap-tiap kecamatan yang terdapat

di Kota Surakarta.

TABEL 4.3.

KEMIRINGAN LAHAN TIAP KECAMATAN DI KOTA SURAKARTA

Kecamatan Tinggi Tempat (meter)

Sumber : Surakarta Dalam Angka, 2013

4.4. Geohidrologi

Kondisi geohidrologi Kota Surakarta secara umum dapat dibagi ke dalam dua

kategori, yaitu :

Akuifer dangkal, kedalaman akuifer antara 2 sampai 23 m di bawah muka tanah

(5)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 5 Surakarta akuifer dangkal disusun oleh pasir tufan, dan pasir hasil lapukan

endapan vulkanik dengan kedalaman antara 2,7 sampai 69,4 mbmt.

Air tanah dangkal, mendapat imbuhan langsung dari curah hujan sekitar 1.015

juta m³/tahun. Kedalaman muka air tanah tahun 1999 berkisar antara 2 sampai

23,5 mbmt. Di bagian tengah sampai selatan, kedalaman air tanah kurang dari 10

mbmt, sedangkan kedalaman air tanah di bagian utara mencapai 69 mbmt.

Fluktuasi air tanah berkisar antara 1 sampai 5 m.

4.5. Geologi dan Jenis Tanah

Berdasarkan Peta Geologi dari Geohidrologi Map Surakarta terlihat

bahwa batuan di Kota Surakarta terdiri dari :

1. Aluvium (AL).

Satuan batuan ini terdapat di Kota Surakarta bagian tengah hingga ke selatan

yaitu di sebelah timur Jalan Jenderal Ahmad Yani, ke utara hingga Kali Pepe,

ke timur hingga Stasiun Balapan dan sebagian sampai Bengawan Solo.

Batuan aluvium berada pada posisi 477144 – 484568 mU dan 9160481 –

9165815 mU. Luas satuan batuan ini adalah 2.033,63 ha. Ketebalannya

berkisar beberapa centimeter hingga beberapa meter. Terdiri dari lempung,

lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan berangkal.

2. Formasi Notopuro (NP)

Formasi Notopuro terdapat di bagian timur laut Kota Surakarta yaitu di

sebelah utara Stasiun Jebres, ke barat hingga Stasiun Balapan, ke utara

hingga Kantor Lurah Mojosongo dan ke timur hingga Bengawan Solo. Formasi

batuan ini berada pada posisi 478718 – 485318 mT dan 9163239 – 9167290

mU. Luas satuan batuan ini adalah 1574 ha. Batuan ini terdiri dari

konglomerat, batupasir, lanau dan lempung. Kedudukannya menindih tidak

selaras dengan batuan yang lebih tua dan terindih tak selaras dengan

aluvium. Satuan ini merupakan endapan undak sungai. Pada Formasi

Notopuro ditemukan struktur silang-siur, “toreh dan isi” dan perlapisan

(6)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 6 batuan ini adalah 240,43 ha. Batuan ini umumnya terdiri dari breksi vulkanik,

tuff sandstone dan konglomerat.

4. Batuan Vulkanik Muda (YV)

Satuan batuan ini terdapat di bagian barat dan utara Kota Surakarta. Di

bagian barat Kota Surakarta tepatnya di sebelah barat Jalan Jenderal Ahmad

Yani, sedangkan di bagian utara tepatnya di selatan dan barat Kali Pepe serta

di tepi Kali Pelemwulung. Batuan vulkanik muda berada pada posisi 474406 –

479133 mT dan 9162923 – 9167446 mU. Luas Satuan batuan ini adalah

778,84 ha. Batuan ini umumnya merupakan endapan lahar dari Vulkan

Merapi. Batuan umumnya terdiri dari lava andesit, breksi, lahar, tufa hingga

basalt. Fosil tidak ditemukan. Aktivitas diduga dimulai sejak plistosen akhir.

Gambar 4.2. Ilustrasi Profil Penampang Geologi Bawah Permukaan Kota

Surakarta

Sementara itu persebaran tanah di Kota Surakarta ditunjukkan oleh Peta Tanah

Tinjau skala 1 : 250.000 yang disusun oleh Supraptoharjo dkk (1966) dalam Baiquni

(1988 : 32). Berdasarkan Peta Tanah Tinjau tersebut, macam tanah di wilayah ini

meliputi

:

1. Assosiasi Grumusol Kelabu Tua dan Mediteran Coklat Kemerahan

Tanah ini merupakan kombinasi campuran antara tanah grumusol kelabu tua

dan mediteran coklat kemerahan. Bahan induknya adalah tuf vulkan alkali

(7)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 7 bagian utara kota, yaitu pada posisi 477907 – 484882 mT dan 9160810 –

9168388 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah 2.085,74 ha.

2. Mediteran Coklat Tua

Tanah ini berada di bagian timur laut Kota Surakarta yaitu pada posisi 481512

– 485500 mT dan 9164415 – 9167416 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah 688,34 ha. Bahan induknya adalah tuf vulkan intermediair dan berada

pada fisiografi vulkan dan bukit lipatan.

3. Aluvial Coklat Kekelabuan

Tanah ini berada di tepi Bengawan Solo, yaitu pada posisi 479806 – 481866

mT dan 9160442 – 9162399 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah

138,36 ha. Bahan induknya adalah endapan liat yang menempati fisiografi

dataran. Tanah ini termasuk jenis tanah aluvial yang salah satu sifatnya

tergantung dari asal tanah itu diendapkan sehingga kesuburannya ditentukan

oleh keadaan bahan asalnya.

4. Regosol Kelabu

Tanah ini berada di bagian barat dan selatan Kota Surakarta, yaitu pada

posisi 474435 – 481174 mU dan 9160751 – 9166784 mU. Luas tanah ini di

Kota Surakarta adalah 138,36 ha. Bahan induknya tanah ini adalah abu/pasir

vulkan intermidiair yang menempati fisiografi vulkan.

4.6. Klimatologi

Gambaran kondisi iklim di Kota Surakarta dapat dideskripsikan sebagaimana

penjelasan berikut:

 Kota Surakarta beriklim tropis dengan suhu rata-rata 24,8°C sampai 18,1°C ;

 Kelembaban udara berkisar antara 66-84% ;

 Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus atau September

dengan radiasi matahari antara 80 – 84%, sementara penyinaran terendah

terjadi pada bulan Desember atau Januari dengan radiasi matahari sekitar 48 –

50%.

 Tekanan udara antara 1.007-1011 atmosfir, rata-rata sebesar 1.010 atmosfir;

 Curah hujan pada tahun 2011 sebesar 2.548,50 mm/th, yang lebih kecil

dibandingkan tahun 2010 sebesar 3.408 mm/thn dan tahun 2009 sebesar

2.332,5 mm/th.

(8)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 8

 Jumlah bulan kering mencapai 5 bulan (Mei sampai September) dan bulan

basah sebanyak 7 bulan (Oktober sampai April) dengan suhu rata-rata 24,8°C

sampai 18,1°C ;

 Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus atau September

dengan radiasi matahari 84%, sementara penyinaran terendah terjadi pada

bulan Desember atau Januari

 Kecepatan angin tertinggi 8 knot terjadi pada bulan September dan bulan

Oktober.

 Tekanan udara tertinggi 1011,3 atmosfir pada bulan September, rata-rata

(9)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 9 RPI2JM Kota Surakarta

(10)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 10 4.7. Tata Guna Lahan

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 Km2 yang terbagi dalam 5

kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan

Banjarsari. Kecamatan yang memiliki lahan terluas adalah Kecamatan Banjarsari yaitu

seluas 1.481,10 ha, sedangkan kecamatan yang memliki lahan paling sedikit adalah

Kecamatan Serengan yaitu seluas 319,40 ha.

Penggunaan lahan di Kota Surakarta pada tahun 2011 paling banyak

digunakan untuk lahan permukiman yaitu seluas 2.841,36 ha, penggunaan lahan

dengan peruntukan jasa seluas 365,46 ha, sedangkan penggunaan lahan untuk sawah

hanya seluas 101,95 ha. Penggunaan lahan sawah ini hanya terdapat di 3 (tiga)

kecamatan saja yaitu Kecamatan Laweyan seluas 22,45 ha, Kecamatan Jebres seluas

17.10 ha dan Kecamatan Banjarsaro seluas 62.40 ha. Penggunaan lahan di Kota

Surakarta paling sedikit adalah lahan dengan peruntukan sebagai taman kota yaitu

seluas 12,59 ha yang berada di Kecamatan Laweyan seluas 0,25 ha, Kecamatan

Jebres seluas 8,85 ha dan Kecamatan Banjarsari seluas 3,49 ha (selengkapnya lihat

(11)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 11 Tabel 4.4

Penggunaan Lahan di Kota Surakarta Tahun 2011

No Kecamatan Perumahan Jasa Perdagangan Industri Tanah

kosong Tegalan sawah kuburan

lapangan OR

Taman Kota

Lain-lain Jumlah

1 Laweyan 564,61 91,08 67,14 39,4 6,28 0 22,45 6,05 12,24 0,25 54,36 863,86

2 Serengan 230,43 19,34 33,19 6,11 2,52 0 0 1,36 2,07 0 24,38 319,4

3 Pasar Kliwon 310,94 48,89 36,43 7,06 12,36 0 0 1,52 8,55 0 55,77 481,52

4 Jebres 721,37 149,16 45,42 27,39 45,69 76,14 17,1 31,05 9,16 8,85 126,85 1.258,18

5 Banjarsari 1.014,01 56,99 62,86 17,76 51,88 41,32 62,4 28,78 30,23 3,49 111,38 1481,1

Jumlah 2.841,36 365,46 245,04 97,72 118,73 117,46 101,95 68,76 62,25 12,59 372,74 4.404,06

(12)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 12 RPI2JM Kota Surakarta

(13)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 13 4.8. Kondisi Sosial Budaya

Kota Surakarta terkenal dengan kekayaan kehidupan seni dan budaya

tradisionalnya. Baik berupa tari, musik, teater, seni rupa, dan lain-lain. Kekayaan seni

budaya ini menjadi aset yang sangat berharga yang menjadi daya tarik Kota Surakarta

untuk mengundang wisatawan lokal dan mancanegara untuk mengunjungi kota

Surakarta dan memperdalam pengalaman di bidang seni dan budaya lokal.

Kota Surakarta memiliki beragam budaya yang hingga saat ini masih menjadi

tradisi masyarakatnya. Salah satunya adalah perayaan Upacara Sekaten di Surakarta.

Upacara tradisi ini merupakan bagian dari adat istiadat yang berasal dari salah satu

upaya masyarakat Jawa untuk menjaga keharmonisan dengan alam, dunia roh, dan

sesamanya. Sebagai perwujudan dari itu, Keraton Kasunanan Surakarta sekarang ini

masih memiliki beranekaragam hasil kebudayaan. Hal tersebut masih tercermin

dengan dilakukannya beberapa upacara tradisional yang hingga saat ini masih sangat

diagungkan, diantaranya adalah sebagai berikut Upacara jamasan pusaka, Sekaten,

upacara labuhan, upacara garebeg besar, sesaji mahesa, dan lawung.

4.9. Kondisi Ekonomi

Kondisi Perekonomian Kota Surakarta dapat diketahui melalui besarnya Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta pada tahun 2012 berdasarkan harga

berlaku sebesar Rp 12.180.558.650.000,- atau dengan nilai PDRB Per Kapita

sebanyak Rp 24.345.146,88. Nilai PDRB Kota Surakarta tahun 2012 berdasarkan

harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 5.742.861.310.000,- atau dengan nilai PDRB

Per Kapita sebanyak Rp 11.478.192,92.

Nilai PDRB pada tahun 2013 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp

13.599.596.520.000,- dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 27.165.236,49.

(14)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 14 2000 sebesar Rp 6.080.954.070.000,- atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak

Rp 12.146.724,73. Berdasarkan data yang ada, maka terdapat kenaikan nilai PDRB

Kota Surakarta menurut Lapangan Usaha atas dasar harga berlaku sebesar 11,65 %.

Sedangkan kenaikan nilai PDRB Kota Surakarta menurut Lapangan Usaha atas dasar

harga konstan sebesar 5,89 %.

Lapangan usaha yang memiliki kontribusi paling besar terhadap nilai domestik

Kota Surakarta yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai Rp.

3.632.165,57 juta. Yang kedua adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp.

2.623.767,70 juta. Yang terendah adalah sektor penggalian yang hanya berkontribusi

sebesar Rp. 3.002,94 juta.

TABEL 4.5.

PDRB BERDASARKAN HARGA KONSTAN 2000 dan HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH) KOTA SURAKARTA TAHUN 2012-2013

No Sektor 2012 2013

Berlaku Konstan Berlaku Konstan

1 Pertanian 6.205,91 2.912,43 6.611,99 2.951,59

3 Industri 2.390.894,46 1.349.967,23 2.623.767,70 1.404.161,79

a. Makanan, minuman &

tembakau 1.050.972,62 591.213,36 1.151.652,91 617.611,54

b. Tekstil, Barang kulit &

alas kaki 421.390,18 224.477,98 471.390,18 234.198,98

c. Barang kayu & hasil

hutan lainnya 141.024,87 82.057,10 150.953,76 83.653,93

d. Kertas & Barang

cetakan 261.197,26 161.128,75 288.796,28 169.141,79

e. Pupuk, Kimia &

barang dari karet 19.479,83 10.973,85 21.770,75 11.333,84

f. Semen & barang lain

bukan logam 40.148,50 24.283,23 43.948,50 25.367,15

g. Alat Angkutan, Mesin

& peralatan 131.344,36 83.039,31 144.158,66 85.340,89

h. Barang lainnya 325.336,85 172.793,66 351.096,66 177.513,66

4 Listrik dan air bersih 317.497,14 137.673,24 363.004,58 147.574,83

a. Listrik 277.323,09 129.094,27 320.068,88 138.709,33

b. Air Bersih 40.174,05 8.578,97 42.935,70 8.865,50

5 Konstruksi bangunan 1.758.189,55 765.569,54 1.951.415,83 811.759,49

6 Perdagangan, Hotel, dan

(15)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 IV - 15

No Sektor 2012 2013

Berlaku Konstan Berlaku Konstan

a. Perdagangan besar

dan eceran 2.902.314,39 1.422.120,37 3.316.765,84 1.531.356,87

b. Hotel 100.525,65 49.239,39 109.915,65 51.799,39

c. Restoran 184.484,08 98.152,63 205.484,08 104.236,53

7 Pengangkutan &

Komunikasi 1.323.255,69 585.690,23 1.462.927,27 621.610,31

a. Angkutan 951.028,21 410.612,17 1.061.562,69 437.540,75

b. Komunikasi 372.227,48 175.078,06 401.364,58 184.069,56

8 Keungan, Persewaan &

Jasa Perusahaan 1.449.258,72 615.432,99 1.656.823,06 664.532,30

a. Bank 796.615,48 268.815,86 925.793,82 293.122,26

b. Lembaga Keuangan

Bukan Bank 220.986,26 133.705,36 250.986,26 142.956,36

c. Jasa Penunjang

Keuangan 187.660,13 95.761,32 218.966,13 105.265,72

d. Sewa Bangunan 232.132,94 110.997,92 247.832,94 116.651,85

e. Jasa Perusahaan 11.863,90 6.152,53 13.243,90 6.536,11

9 Jasa - jasa 1.744.923,26 714.313,62 1.899.877,56 739.206,00

a. Pemerintahan Umum 1.246.478,38 517.285,60 1.360.428,62 535.142,30

b. Swasta 498.444,89 197.028,02 539.448,94 204.063,70

Produk Domestik

Regional Bruto 12.180,558,65 5.742.861,31 13.599.596,52 6.080.954,07

PDRB Per Kapita 24.345.146,88 11.478.192,92 27.165,236,49 12.146.724,73

Gambar

Tabel 4.1.
TABEL 4.3.
Gambar 4.2. Ilustrasi Profil Penampang Geologi Bawah Permukaan Kota Surakarta
Tabel 4.4 Penggunaan Lahan di Kota Surakarta Tahun 2011
+2

Referensi

Dokumen terkait

 Waduk/situ/danau/telaga seluas 98,58 Ha lokasinya meliputi Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Jetis, Sooko, Mojoanyar, Trowulan jatirejo, Puri, Dlanggu, Pacet,

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi bahwa registrasi penduduk terakhir per-kecamatan diketahui bahwa keseluruhan jumlah

Daerah paling luas di Kecamatan Karang Pawitan adalah Desa Sindangpalay, yang mencapai 814 Ha atau 13,1% dari keseluruhan luas Kecamatan Karang Pawitan, sedangkan luas wilayah

Kampung Laweyan mempunyai luas wilayah 24,83 Ha. Terdiri dari 20,56 Ha tanah pekarangan dan bangunan, sedang yang berupa sungai, jalan, tanah terbuka, kuburan seluas 4,27

Berdasarkan Data Kota Jayapura Dalam Angka Tahun 2011 Kota Jayapura Tahun 2011, jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2010 adalah 256.705 jiwa dengan laju pertumbuhan 4,10% per

Laju pertumbuhan penduduk Kota Tarakan lima tahun terakhir adalah 6,15% dilihat dari pertambahan penduduk yang terjadi antara tahun 2008 dan tahun 2012 yakni sebesar 49.911

Kota Madiun berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo pada Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo, dan dilintasi oleh Sungai Madiun sebagai sungai utama

Sumber data dari BPS Kabupaten Takalar, menunjukkan wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Polombangkeng Utara dengan luas kurang lebih 212,25 Km2, atau