• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 7.1.1 PETUNJUK UMUM - DOCRPIJM 1505372294KABUPATEN INDRAMAYU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 7.1.1 PETUNJUK UMUM - DOCRPIJM 1505372294KABUPATEN INDRAMAYU"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

7.1.1 PETUNJUK UMUM

Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya

adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni (livable),

aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan. Permukiman merupakan salah

satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib memberikan akses kepada masyarakat

untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya dan

berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana

dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau khususnya

bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), proses penyelenggaraan lahan,

pengembangan ekonomi kota serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.

Perkembangan permukiman hendaknya juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial

budaya masyarakat setempat, agar pengembangannya dapat sesuai dengan kondisi

masyarakat dan alam lingkungannya. Aspek sosial budaya ini dapat meliputi desain, pola

dan struktur serta bahan material yang digunakan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan permukiman diantaranya

adalah :

1. Peran Kabupaten dalam pengembangan wilayah;

2. Rencana Pembangunan Kabupaten;

3. Memperhatikan kondisi ilmiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti

struktur dan morfologi tanah, topografi dan sebagainya;

4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan;

5. Dalam proses penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk

(masterplan) Pengembangan Permukiman;

BAB

(2)

6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi dan

Pengembangan Permukiman;

7. Keterpaduan Pengembangan Permukiman dengan sektor lainnya dilaksanakan

pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun

perencanaan teknik;

8. Memperhatikan peraturan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia;

9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektifitas dan efisiensi dalam Pengembangan

Perkotaan pada Kota bersangkutan;

10. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun

swasta;

11. Kelembagaan dalam penyelenggaraan Pengembangan Permukiman;

12. Investasi FS Air Minum dengan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal

pemulihan biaya;

13. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau pengelolaan

sarana dan prasarana dalam Pengembangan Permukiman, perlu dilakukan

identifikasi lebih lanjut;

14. Safeguard sosial dan lingkungan;

15. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung

analisis disertakan dalam bentuk lampiran.

Sub bidang pengembangan permukiman pada bidang Cipta Karya memiliki program dan

kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan perdesaan. Tujuan

Pengembangan Permukiman adalah :

1. Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (sarana dan prasarana dasar

permukiman)

2. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi dan

teratur.

3. Mengarahkan pertumbuhan wilayah.

4. Menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman.

Adapun sasaran dari Pengembangan Permukiman adalah :

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman.

2. Tersedianya perumahan tipe Rumah Sederhana Sehat.

3. Terarahnya pertumbuhan wilayah.

(3)

Program/kegiatan pembangunan permukiman dapat dibedakan menjadi :

1. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

a. Penyediaan Prasarana dan Sarana Dasar bagi Kawasan Rumah Sederhana (RSH).

b. Penataan dan Peremajaan Kawasan.

c. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).

Pembangunan Rusunawa di Kabupaten Indramayu belum dirasakan mendesak

karena kepadatan penduduknya yang masih tergolong rendah.

d. Peningkatan Kualitas Permukiman

2. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

a. Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D).

b. Pengembangan Kawasan Agropolitan.

c. Pengembangan Prasarana dan Sarana eks Transmigrasi.

d. Penyediaan Prasarana dan Sarana Di Pulau Kecil dan Terpencil.

e. Pengembangan Prasarana dan Sarana Kawasan Perbatasan.

f. Penyediaan Prasarana dan Sarana Dalam Rangka Penanganan Bencana.

Tidak semua program dapat diterapkan dalam Pengembangan Permukiman di

Kabupaten Indramayu, seperti kebutuhan Pembangunan Rusunawa dan kawasan

perbatasan dengan Negara Luar.

7.1.2 PROFIL PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

7.1.2.1 Kondisi Umum

7.1.2.1.1 Gambaran Umum

Berdasarkan kebijakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu,

bahwa terdapat 6 (enam) wilayah pengembangan di Kabupaten Indramayu, yaitu

Wilayah Pengembangan Indramayu, Wilayah pengembangan Jatibarang, Wilayah

Pengembangan Karangampel, Wilayah Pengembangan Kandanghaur, Wilayah

Pengembangan Haurgeulis dan Wilayah pengembangan Sukra. Untuk lebih jelasnya

mengenai kondisi luas dan jumlah perumahan yang ada di Kabupaten Indramayu lihat

(4)

Tabel 7. 1

Jumlah Penduduk, Jumlah Keluarga dan Jumlah Rumah di Kabupaten Indramayu Tahun 2011

Sumber : RP3KP Kabupaten Indramayu, 2012

Masih terdapat banyak kawasan-kawasan perumahan kumuh (tidak layak huni) di

Kabupaten Indramayu. Berikut daftar lokasi dan jumlah rumah kumuh pada

(5)

Tabel 7. 2

Lokasi dan Jumlah Rumah Kumuh di Kabupaten Indramayu Tahun 2009

Sumber : Hasil Analisis

Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

A. Prasarana Dasar Permukiman

Prasarana dasar permukiman yang ada di Kabupaten Indramayu terdiri dari; jaringan

jalan, air bersih, drainase dan air kotor, persampahan, dan listrik.

Jaringan jalan

Berdasarkan statusnya jaringan jalan di Kabupaten Indramayu terdiri dari jalan

negara, jalan propinsi, dan jalan kabupaten. Secara umum kondisi jalan di

Kabupaten Indramayu telah menggunakan aspal, kecuali untuk jaringan jalan

dengan status jalan kabupaten masih terdapat jalan dengan jenis permukaan

kerikil dan jalan tanah. Lebih jelasnya mengenai kondisi dan panjang jalan di

Kabupaten Indramayu lihat Tabel 7.3. BERDASARKAN

1 CIKEDUNG MUNDAKJAYA 2 2 30 30

-2 LELEA TEMPEL 2 18 40 70 - Daft Pemilik Terlampir

3 PANGAUBAN 2 4 55 110

-Blok Sepur, Kr. Moncol, Tengah dan Limbangan

4 TAMANSARI 2 4 30 30 2

Blok Girang, Nagrak, Lengo dan Tegalbedug

5 CEMPEH 3 14 100 115 - Daft Pemilik Terlampir

6 KARANGAMPEL TANJUNGPURA 2 2 41 101 0,8 Blok Daun dan Janggleng

7 TANJUNG SARI 2 2 24 49 - Daft Pemilik Terlampir

8 BENDA 1 2 28 28 - Blok Kasab Lor dan Tangsi

9 SENDANG 2 48

10 KARANGAMPEL 8 8 41 42 - Daft Pemilik Terlampir

11 DUKUHJERUK 3 10 156 156

-12

15 LOSARANG CEMARA 3 14 214 414 - Daft Pemilik Terlampir

16 KANDANGHAUR ERETAN WETAN 3 3 80 242

-17 ERETAN KULON 1 6 62 384 - Berdasarkan RW

18 KERTAWINANGUN 1 3 40 80

-Blok Desa, Kebon, Cibrengkok dan Plawangan

19 SUKRA UJUNGGEBANG 1 3 70 70 6

Blok Tanjungpura, Pegagan dan

(6)

Tabel 7. 3

Kondisi dan Konstruksi Jalan di Kabupaten Indramayu Tahun 2011

Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012

Air Bersih

Sumber air bersih yang melayani wilayah perencanaan Kabupaten Indramayu

bersumber dari air bersih PDAM dan air tanah. Ke 2 (dua) sumber air tersebut

dimanfaatkan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti

mandi, mencuci, memasak bahkan untuk minum.

Dari kondisi di lapangan terlihat bahwa jaringan perpipaan air bersih PDAM

sebagian sudah melayani masyarakat khususnya bagi masyarakat yang berlokasi

di sisi jaringan jalan utama. Dari jaringan yang ada dan tersedia, ada masyarakat

yang menggunakan/memanfaatkan jaringan air bersih PDAM tersebut dan ada

pula masyarakat yang tidak menggunakan / memanfaatkan jaringan air bersih

PDAM tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa masyarakat di

beberapa kawasan, ternyata selain dilayani oleh jaringan perpipaan air bersih

(7)

air bersih yang bersumber dari air tanah, baik dioperasikan melalui jet pam atau

sumur pompa dan sumur timba.

Kurangnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan ketersediaan jaringan

perpipaan air bersih PDAM antara lain bahwa kondisi sumber air bersih dari

PDAM berdasarkan kenyataan di lapangan dan penjelasan dari beberapa

masyarakat di beberapa kawasan, bahwa sumber air bersih PDAM yang di

salurkan / didistribusikan ke masyarakat debitnya sangat kecil, selain kendala

tersebut di atas terdapat juga permasalahan lain terkait dengan pendistribusian

air bersih PDAM bahwa air yang di salurkan ke tiap rumah sering mengalami

kualitas yang kurang baik (air keruh). Sebagian besar sumber air bersih dari

PDAM digunakan untuk memasak dan minum serta keperluan lainnya.

Selain sumber air bersih yang di layani oleh PDAM, masyarakat juga

mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dari air tanah.

Kecenderungan dan mendominasinya masyarakat terhadap pemanfaatan air

tanah untuk kebutuhan sehari-hari dibandingkan penyaluran air bersih dari

PDAM bahwa, belum meluasnya jaringan perpipaan PDAM untuk menjangkau

seluruh kawasan, sebagian besar hanya kawasan yang dilalui oleh jaringan jalan

utama saja. Sumber air tanah dapat dikatakan memiliki kualitas yang cukup baik

(jernih, akan tetapi kadang berasa asin) untuk mendapatkan sumber air bersih

dari tanah membutuhkan pipa yang cukup panjang. Kedalaman untuk

mendapatkan air setiap daerah bevariasi ada yang mencapai 50 meter lebih dan

ada juga yang hanya 5 meter sudah mendapatkan air dengan kualitas cukup

bagus.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kabupaten Indramayu,

saat ini Kabupaten Indramayu dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) melalui 10 (sepuluh) sistem cabang dan IKK yaitu :

(8)

- Unit IKK Losarang

- Unit IKK Gabuswetan

- Sistem UP. Kertasemaya

Dengan total kapasitas produksi sebesar 657,5 L/dtk.

Daerah pelayanan PDAM Kabupaten Indramayu meliputi 150 kelurahan/desa

yang tersebar di 19 kecamatan. Jumlah sambungan langganan sampai dengan

bulan Juni tahun 2005 berjumlah 45.842 unit terdiri dari SL sebanyak 45.685 unit

dan KU sebanyak 157 unit. Untuk kebutuhan air baku, saat ini unit cabang / IKK

PDAM Kabupaten Indramayu sebagian besar diambil dari air permukaan berupa

sungai yang ada di sekitar daerah pelayanan dengan debit pengambilan yang

bervariasi dan hanya sebagian kecil saja sistem yang memanfaatkan sumber air

lain, karena selain sukar kapasitasnya juga relatif kecil.

Mengacu pada laporan bulanan per juni 2005, banyaknya air distribusi cabang /

IKK PDAM Kabupaten Indramayu tercatat sebesar 1.283.654 m3 dan air yang

terbaca di meteran induk sebesar 893.302 m3 dengan demikian air yang tidak

dapat dipertanggungjawabkan sebesar 390.352 m3 atau 30,41 %.

Sumber air yang digunakan PDAM Indramayu yaitu : air permukaan (Sungai

Cimanuk), Saluran Irigasi Cipelang, Saluran Irigasi Cipanas, Saluran Irigasi

Wanguk dan air tanah dalam. Sumber air ini pada musim kemarau menjadi

kendala yang sangat serius karena Sungai Cimanuk maupun saluran irigasi yang

ada volumenya sangat menurun sehingga mengganggu kebutuhan air, bahkan

pada tahun 2003 Instalasi Kepandean tidak dapat beroperasi.

Tabel 7.4

(9)
(10)
(11)

Kapasitas

Sumber : Rencana Program Pembangunan Jangka Menengah (PJM)

(PDAM-Tirta Darma Ayu Kab. Indramayu) Tahun 2005-2015

Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sampai saat ini terus berupaya

memenuhi kebutuhan air bersih yang merupakan kebutuhan vital bagi makhluk

hidup. Letak geografis Kabupaten Indramayu yang terletak di pantai utara Jawa

Barat sangat berpengaruh terhadap kondisi air bersih sehingga sebagian besar

wilayah di Kabupaten Indramayu rawan air bersih. Besarnya biaya untuk

pembangunan maupun untuk pengembangan sistem penyediaan air bersih ini

menjadi kendala bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu melalui

Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Indramayu.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Indramayu merupakan

Perusahaan Milik Daerah yang dibentuk melalui Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum. Adapun tujuan dibentuknya Perusahaan Daerah Air Minum yaitu untuk

mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum akan kebutuhan air minum

dengan melaksanakan kegiatan pengolahan air minum secara lengkap sehingga

siap untuk digunakan masyarakat.

Operasional Sistem Penyediaan Air Bersih

a. Sumber air baku dan sistem pengambilan

Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Indramayu untuk system

penyediaan air bersih berasal dari berbagai sumber antara lain : air permukaan

(sungai), sumur dalam dan saluran irigasi. System penyediaan air bersih yang

menggunakan sumur sebagai sumber air baku, pada umumnya kuantitasnya

cenderung terus berkurang setelah beberapa tahun beroperasi. Terjadinya

(12)

jika terus di eksploitasi air akan terus berkurang dan pada akhirnya habis.

Kualitasnyapun kebanyakan tidak memenuhi syarat sebagai air minum karena

kandungan zat besi (Fe) yang terlalu tinggi.

Sedangkan untuk daerah yang letaknya berbatasan langsung dengan laut,

kualitas air tanahnya cenderung sedikit dan terasa payau.

Untuk lebih jelasnya sumber-sumber air baku yang digunakan PDAM Indramayu

disajikan secara rinci pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.5

Sumber Air Baku dan Kapasitas Pengambilan Tiap Cabang/IKK PDAM Indramayu

30 Kandanghaur Pompa

(13)

No Cabang/IKK Sumber

Sumber : Laporan Akhir-Pembuatan Outline Plan Air Bersih Pantura-Kabupaten

Indramayu

b. Jalur Pipa Transmisi Air Baku

Pengaliran air dari Intake ke Instansi Pengolahan menggunakan pipa transmisi

dengan system perpipaan tertutup berdiameter 100 mm – 500 mm (tanpa

adanya saluran terbuka). Jenis pipa yang digunakan adalah PVC, GI, Steel dan

ACP dengan kondisi pada umumnya dapat berfungsi dengan baik, meskipun dari

segi usia sudah cukup tua dan sudah banyak terdapat sedimen dalam pipa yang

diakibatkan kualitas air baku yang kurang baik. Hal ini cukup berpengaruh

kepada kecepatan aliran yang berakibat debit air menurun. Sementara itu

sistem pengaliran air sepenuhnya menggunakan sistem pemompaan.

Secara rinci mengenai jenis, diameter, panjang dan kondisi pipa transmisi

(14)

Tabel 7.6

Data Pipa Transmisi Tiap Cabang dan IKK PDAM Kabupaten Indramayu

Sumber : PDAM Kabupaten Indramayu-Agustus 2005

c. Instalasi Pengolahan Air

Unit Produksi Air Bersih pada unit Cabang/IKK Kabupaten Indramayu sebagian

besar berupa IPA system paket konstruksi baja dan hanya sebagian kecil yang

merupakan IPA beton dan secara umum kondisinya masih baik. Masing-masing

sistem pada umumnya telah dilengkapi dengan bak penampung air bersih

(15)

Data yang diperoleh dari PDAM Kabupaten Indramayu, unit produksi yang ada

belum beroperasi secara maksimal hal tersebut dibuktikan dengan

pengoperasian IPA yang belum optimal karena masih terbatasnya jaringan pipa

distribusi.

Untuk lebih jelasnya mengenai IPAB pada PDAM Kabupaten Indramayu dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.7

Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB) Cabang/IKK PDAM

Kabupaten Indramayu

Sumber : PDAM Kabupaten Indramayu-Agustus 2005

d. Sistem Distribusi Dan Retikulasi

Pengaliran air bersih dari reservoir sampai ke konsumen menggunakan system

distribusi yang terdiri atas jaringan pipa induk, pipa sekunder, pipa retikulasi dan

(16)

Diameter pipa distribusi bervariasi dari 25 mm hingga 400 mm yang terbut dari

bahan steel, GIP dan PVC. Sebagian besar pipa distribusi terbuat dari bahan PVC

dan hanya sebagian kecil pipa distribusi terbuat dari steel dan GIP biasanya

terbatas pada jembatan pipa, perlintasan jalan dan pipa yang dipasang diatas

muka tanah.

e. Jumlah Pelanggan Dan Pemakaian Air

Jumlah Pelanggan Cabang/IKK PDAM Kabupaten Indramayu yang tercatat per

Juni 2005 sebanyak 45.842 unit pelanggan, yang terdiri dari sambungan

langganan dan KU. Dengan pemakaian pada bulan yang sama untuk seluruh

Cabang dan IKK PDAM Kabupaten Indramayu ± 893.302 m3. Secara rinci jumlah

pelanggan dan jumlah pemakaian air bersih Cabang dan IKK PDAM Kabupaten

Indramayu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.8

Jumlah Pelanggan Cabang dan IKK PDAM

Kabupaten Indramayu Juni 2005

(17)

f. Cakupan Daerah Pelayanan

Cakupan daerah pelayanan eksisting Kabupaten Indramayu melalui Cabang dan

IKK saat ini mencapai 14 % dari total jumlah penduduk yang tersebar di daerah

pelayanan dengan demikian masih tersisa sekitar 86 % penduduk yang belum

terlayani air bersih dari PDAM Kabupaten Indramayu.

Untuk lebih jelasnya mengenai daerah pelayanan air bersih dan jaringan pipa

eksisting PDAM Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Air Limbah

Dengan semakin berkembangnya pembangunan perumahan dan permukiman,

perkantoran dan industri di wilayah Kabupaten Indramayu, berdampak terhadap

meningkatnya kuantitas dan kualitas limbah. Pengelolaan air limbah domestic

yang sudah dilakukan adalah dengan cara disalurkan ke sungai/parit untuk air

bekas cucian/mandi, sedangkan untuk limbah tinja disalurkan ke septk tank.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu melayani penyedotan

air limbah septic tank untuk kemudian di olah di Instalasi Pengolahan Limbah

Tinja (IPLT) yang berada di Pecuk Desa Panyindangan Kulon Kecamatan Sindang

Kabupaten Indramayu.

- Tingkat Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan

Sampai saat ini di Kabupaten Indramayu belum ada data yang pasti

mengenai tingkat kesehatan masyarakat yang terkait dengan buruknya

kondisi sanitasi. Namun demikian, catatan Dinas Kesehatan Kabupaten

Indramayu mengindikasikan masih ditemukannya penduduk yang terjangkit

penyakit diantaranya penyakit kulit, diare, demam berdarah dan

chikungunya disejumlah lingkungan permukiman, dimana sebagian

diantaranya kemungkinan disebabkan oleh kondisi sanitasi yang kurang

layak serta adanya musibah/kejadian bencana alam seperti terjadinya

banjir.

- Prasarana Dan Sarana Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan air limbah dalam hal ini air limbah domestik di Kabupaten

Indramayu antara lain adalah dengan menggunakan septik tank, cubluk

(18)

Sedangkan untuk tempat pembuangan tinja, terutama di pedesaan masih

menunjukan kondisi perilaku yang kurang baik, yaitu masih menggunakan

air permukaan (sungai, kali, saluran) sebagai tempat pembuangan tinja.

Kondisi ini tentu dapat mempengaruhi kondisi kesehatan lingkungan yang

kurang terjamin.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu sebagai Pengelola

air limbah memiliki sarana dan prasarana pengolahan air limbah antara lain:

1. 1 (satu) unit mobil tanki tinja kapasitas 2,5 m3

2. 1 (satu) unit Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) terdiri dari

unit-unit bak Inhoff tank, Sludge drying bad, kolam maturasi dan

kolam fakultatif.

3. Tenaga lapangan sebanyak 4 orang.

- Kondisi Sistem Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah

Sarana Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Pecuk di Kabupaten

Indramayu mempunyai kapasitas kurang lebih 100 m3/hari dan 1 unit mobil

tanki tinja untuk melayani 4 kecamatan. Kondisi IPLT saat ini ada 1 unit bak

(imhorff tank) yang kurang berfungsi karena outlet lumpur dalam keadaan

rusak (Gate Valve).

Persampahan

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Indramayu dilakukan oeh Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu, dengan wilayah pelayanan

masih terbatas di 10 kecamatan dengan 4 TPA. Sedangkan Pengelolaan

persampahan di Kecamatan yang belum terlayani dilakukan oleh masyarakat

secara individual dengan cara ditimbun/dibakar.

Produksi sampah di Kabupaten Indramayu , baik sampah domestik dan non

domestik yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Indramayu

rata-rata produksi sampah sebesar 276 M3/hari atau dalam satu tahun mencapai

(19)

Tabel 7.9

Lokasi dan Kapasitas TPA di Kabupaten Indramayu

LOKASI KAPASITAS LUAS (Ha) KET

TPA Pecuk 210 M3/h 7,6

Melayani :

4 Kecamatan

TPA Kebulen 30 M3/h 0,10 2 Kecamatan

TPA Mekarjati 20 M3/h 0,52 2 Kecamatan

TPA Kertawinangun 16 M3/h 2,50 2 Kecamatan

JUMLAH 276 M3/h 10,72

Sumber : DKP Kab. Indramayu

- Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan Yang Ada

(Aspek Teknis)

Untuk mengangkut sampah, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten

Indramayu mengerahkan sarana /personil sebanyak 241 orang dan adapun

peralatan yang dimiliki untuk mengangkut sampah meliputi :

- Dump Truck : 8 Buah

- Arm Roll : 7 Buah

- Compactor Truck : 2 Buah

- Motor Sampah Roda 3 : 11 Buah

- Loader : 1 Buah

- Bulldozer : 1 Buah

- Gerobak : 127 Buah

- TPS : 120 Buah

- Container : 48 Buah

- TPA : 4 Buah

- Tangki Tinja : 1 Buah

- Aspek Pendanaan

Ditinjau dari besarnya retribusi dan perkembangan kota yang akan terjadi,

dengan pengelolaan dan pelayanan yang meningkat, bukan tidak mungkin

(20)

kesadaran masyarakat yang dilayani memperhatikan kewajibannya

membayar retribusi sampah tiap bulan.

Konsep yang disarankan untuk meningkatkan retribusi ini perlu diatur

juga pola penarikan retribusinya sesuai dengan kondisi sosial budaya

yang ada sehingga diperoleh pola penarikan yang paling cocok dan efektif.

Teknis penarikan retribusi sampah dari penduduk dapat dilakukan melalui

kerjasama dengan pihak BUMD dalam hal ini Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kabupaten Indramayu bekerjasama dengan PDAM Tirta

Dharma Ayu Indramayu dengan pola yang saling menguntungkan.

Besarnya retribusi persampahan untuk tahun 2008 adalah sebesar Rp.

433.537.100/tahun. Pendapatan sebesar itu tentunya masih belum dapat

memenuhi biaya pengelolaan persampahan terutama untuk biaya

operasional dan pemeliharaan.

- Aspek Kelembagaan Pengelolaan Persampahan

Kelembagaan yang melaksanakan pengelolaan persampahan adalah Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu dengan 4 UPTD yaitu

UPTD Karangampel, UPTD Jatibarang, UPTD Kandanghaur, UPTD

Haurgeulis.

- Aspek Peraturan Perundang-Undangan

Aspek peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

persampahan di Kabupaten Indramayu adalah :

 Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2001 tentang Dinas Daerah Kabupaten

Indramayu.

 Peraturan Daerah No. 28 Tahun 2002 tentang Perubahan Pertama

atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu

Nomor 16 Tahun 1998 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan /

Kebersihan.

 Perbup Indramayu No. 33 Tahun 2008 tentang Organisasi Tata Kerja

(21)

- Aspek Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan saat ini di

Kabupaten Indramayu masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena

rata-rata masyarakat masih membuang sampah sembarangan dan masih

terdapatnya indikasi negatif dan mencari kemudahan di sebagian

masyarakat kota Kabupaten Indramayu dalam hal pembuangan sampah

tanpa mengetahui arti pentingnya tempat-tempat Pembuangan Sampah.

Kondisi tersebut terjadi karena kebiasaan masyarakat itu sendiri serta

tingkat kesadaran terhadap lingkungan yang masih rendah.

B. Sarana Permukiman

Sarana penunjang permukiman yang ada di Kabupaten Indramayu yaitu sarana

pendidikan, sarana perdagangan dan jasa serta sarana kesehatan.

7.Parameter Teknis Wilayah

Parameter teknis yang dilakukan oleh Kabupaten Indramayu dalam Pengembangan

Kawasan Perumahan dan Permukiman berdasarkan standar dan kebutuhan yang

berlaku.

Arahan kebijakan pengelolaan kawasan perumahan dan permukiman di Kabupaten

Indramayu yaitu adanya kawasan yang perlu perlindungan, pencegahan, dan pelarangan

pembangunan yang perlu dipertegas. Sehingga kelestarian lingkungan dapat

dipertahankan, yaitu dengan cara:

 Diarahkan untuk pembangunan dengan kepadatan rendah disertai upaya untuk

mempertahankan fungsi resapan air.

 Pembangunan kawasan permukiman yang berada di koridor sepanjang bantaran

sungai harus melaksanakan perbaikan lingkungan dengan orientasi agar selalu

menjaga kebersihan, limbah/ sampah dan keindahan lingkungan sepanjang

bantaran sungai secara terpadu dan selaras dengan tata bangunan perumahan.

7.1.2.1.2 Aspek Pendanaan

Kemampuan Kabupaten Indramayu dalam Pengembangan Perumahan dan Permukiman

(22)

pendanaannya yang cukup besar. Sedangkan kegiatan pembangunan yang

membutuhkan dana relatif kecil, sehingga masyarakat melakukannya secara swadaya.

7.1.2.1.3 Aspek Kelembagaan

Untuk aspek kelembagaan, Dinas Cipta Karya yang mengelola pembangunan Prasarana

dan Sarana Dasar Permukiman untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Sasaran

Sasaran pembangunan permukiman, antara lain :

1. Target Nasional

a. Pengembangan peraturan perundangan dan pemantapan kelembagaan di bidang

perumahan dan permukiman serta fasilitasi pelaksanaan penataan ruang

kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif, sebagai berikut :

 Penyusunan, pengembangan, dan sosialisasi berbagai produk peraturan

perundangan dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman

 Pemantapan kelembagaan perumahan dan permukiman yang handal dan

responsif di lingkungan kelembagaan

 Pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung dan lingkungan

b. Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau dengan

menitikberatkan kepada masyarakat miskin dan berpendapatan rendah melalui

strategi operasional berikut:

 Pengembangan sistem pembiayaan dan pemberdayaan pasar perumahan

(pasar primer dan sekunder)

 Pengembangan pembangunan perumahan yang bertumpu kepada

keswadayaan masyarakat

 Pengembangan berbagai jenis dan mekanisme subsidi perumahan

 Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat miskin

 Pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman akibat dampak bencana

alam dan kerusuhan sosial

 Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara

c. Perwujudan kondisi lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis, dan

(23)

 Peningkatan kualitas lingkungan permukiman, dengan prioritas kawasan

permukiman kumuh di perkotaan dan di daerah pesisir/nelayan

 Pengembangan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman

 Penerapan tata lingkungan permukiman

2. Target Provinsi

a. Pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

b. Peningkatan produktivitas sektor pertanian dan kelautan.

c. Pemberdayaan ekonomi rakyat dan penciptaan lapangan kerja.

d. Pembangunan infrastruktur yang penting dan mendesak untuk mendukung

industri dan aktivitas masyarakat.

3. Target Kabupaten Indramayu

a. Meningkatkan penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat

penghasilan menengah kebawah dan miskin.

b. Meningkatkan sarana dan prasarana permukiman.

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan masyarakat dalam pembangunan

prasarana dan sarana permukiman.

d. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah dalam hal pelayanan.

Kemudian strategi yang dilakukan dalam mencapai sasaran tersebut dengan :

a. Meningkatkan pengendalian pembangunan perumahan dan pemukiman agar

tercipta ketertiban dalam pemanfaatan ruang.

b. Mengembangkan penyediakan hunian yang layak, murah dan terjangkau

masyarakat khususnya menengah kebawah dan miskin.

c. Meningkatkan kemampuan pengelolaan pelayanan prasarana dan sarana

permukiman di wilayah perkotaan dan pedesaan.

d. Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih dan penanganan air limbah melalui

pembangunan sarana dan prasarananya.

7.1.3 Permasalahan Pembangunan Permukiman

Permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Indramayu dalam memenuhi

pembangunan permukiman yang ada antara lain adalah permasalahan bagi

(24)

Permasalahan Pembangunan Permukiman Kumuh

Jumlah bangunan dan keluarga pada kawasan kumuh mendominasi di Kecamatan

Indramayu, terdistribusi pada 19 (sembilan belas) kecamatan di Kabupaten Indramayu.

Total permukiman kumuh yang ada di Kabupaten Indramayu tersebar pada 42 lokasi

yang terdiri dari 2096 unit rumah.

Tabel 7. 10

Profil Jumlah Lokasi Permukiman Kumuh Kab. Indramayu Tahun 2003

Sumber : DCK Kab. Indramayu (diolah)

BERDASARKAN

1 CIKEDUNG MUNDAKJAYA 2 2 30 30

-2 LELEA TEMPEL 2 18 40 70 - Daft Pemilik Terlampir

3 PANGAUBAN 2 4 55 110

-Blok Sepur, Kr. Moncol, Tengah dan Limbangan

4 TAMANSARI 2 4 30 30 2

Blok Girang, Nagrak, Lengo dan Tegalbedug

5 CEMPEH 3 14 100 115 - Daft Pemilik Terlampir

6 KARANGAMPEL TANJUNGPURA 2 2 41 101 0,8 Blok Daun dan Janggleng

7 TANJUNG SARI 2 2 24 49 - Daft Pemilik Terlampir

8 BENDA 1 2 28 28 - Blok Kasab Lor dan Tangsi

9 SENDANG 2 48

10 KARANGAMPEL 8 8 41 42 - Daft Pemilik Terlampir

11 DUKUHJERUK 3 10 156 156

-12

15 LOSARANG CEMARA 3 14 214 414 - Daft Pemilik Terlampir

16 KANDANGHAUR ERETAN WETAN 3 3 80 242

-17 ERETAN KULON 1 6 62 384 - Berdasarkan RW

18 KERTAWINANGUN 1 3 40 80

-Blok Desa, Kebon, Cibrengkok dan Plawangan

19 SUKRA UJUNGGEBANG 1 3 70 70 6

Blok Tanjungpura, Pegagan dan

(25)

Gambar 7.1

Lokasi Penyebaran Perumahan Kumuh di Kabupaten Indramayu

Permasalahan Permukiman pada lokasi rawan bencana

Kecamatan yang berada di lokasi rawan bencana dapat dilihat pada berikut. Kecamatan

yang memiliki permukiman rawan banjir yang cukup tinggi adalah : Kecamatan

(26)

Gambar 7. 2

Peta Penyebaran Rawan Bencana Di Kabupaten Indramayu

Analisis Permasalahan Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi

Pembangunan permukiman masih menghadapi berbagai kendala dalam proses

pencapaiannya. Beberapa aspek yang menjadi masalah adalah dari sisi teknis,

kelembagaan dan pendanaan. Dari identifikasi permasalahan yang terkait beberapa hal

menjadi masukan awal dalam alternatif pemecahan masalah.

7.1.4 Usulan Pembangunan Permukiman

7.1.4.1 Sistem Infrastruktur Permukiman yang Diusulkan

A. Air Bersih

Pelayanan air bersih untuk mendukung aktifitas penduduk dan aktivitas kota lainnya

(27)

Untuk kebutuhan proyeksi ke depan (tahun 2015) diperkirakan 2646 lt/det untuk

permukiman RS-RSH, 263 lt/det untuk Real Estate dan 139 lt/det untuk Kasiba (lihat

(28)

Tabel 7. 11

Kebutuhan Air Bersih di Kabupaten Indramayu Tahun 2007 – 2015

NO

SATUAN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Penduduk Kabupaten Jiwa 1.721.883 1.734.320 1.746.113 1.757.987 1.769.941 1.781.977 1.794.094 1.806.294 1.818.577 2 Jmlh Pddk di daerah pelayanan jiwa 957.775 964.694 971.254 977.858 984.508 991.203 997.943 1.004.729 1.011.561 3 Cakupan thd pendk .Kabupaten % 18,91 20,51 21,92 23,61 25,14 26,56 29,17 31,10 33,38 4 Cakupan thd pendk di daerah pelayanan % 33,99 36,87 39,41 42,45 45,20 47,75 52,45 55,91 60,01 5 Jumlah Penduduk yang dilayani Jiwa 325.554 355.642 382.750 415.086 444.996 473.294 523.406 561.710 607.034

Kelompok I A

- Kran Umum % 5,44 6,44 6,45 6,43 6,47 6,57 5,94 5,54 5,12

Jiwa 17.700 22.900 24.700 26.700 28.800 31.100 31.100 31.100 31.100

Jiwa/Samb 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Juml samb 177 229 247 267 288 311 311 311 311

Pemakaian air L/org/hr 32,51 32,03 33 34 35 35 35 35 35

m3/thn 210.060 267.719 297.512 331.347 367.920 397.303 397.303 397.303 397.303

- Tempat Ibadah Juml samb 568 618 618 618 618 618 618 618 618

Pemakaian air L/samb/hari 1.187 1.198 1.200 1.201 1.202 1.203 1.203 1.203 1.203 m3/thn 246.189 270.280 270.684 270.910 271.135 271.361 271.361 271.361 271.361 Kelompaok II

- Yayasan Sosial Juml samb 529 371 371 371 371 371 371 371 371

Pemakaian air L/samb/hari 863,79 1.316,29 1.317 1.318 1.319 1.320 1.320 1.320 1.320 m3/thn 166.784 178.245 178.342 178.477 178.612 178.748 178.748 178.748 178.748

- Rumah selain rumah mewah % 90,29 89,63 89,90 90,20 90,25 90,22 91,16 91,76 92,38

Jiwa 293.958 318.774 344.082 374.418 401.628 427.026 477.138 515.442 560.766

Jiwa/Samb 6 6 6 6 6 6 6 6 6

Juml samb 48.993 53.129 57.347 62.403 66.938 71.171 79.523 85.907 93.461 Pemakaian air L/org/hr 96,38 96,98 104,00 104,00 104,50 106,00 106,00 106,00 106,00 m3/thn 10.285.949 11.184.021 13.061.353 14.212.907 15.319.096 16.521.636 18.460.469 19.942.451 21.696.037 Kelompok III

- Instansi Pemerintah/ABRI Juml samb 79 82 82 82 82 82 82 82 82

Pemakaian air L/samb/hari 3.915 3.803 3.860 3.860 3.900 3.900 3.900 3.900 3.900 m3/thn 112.902 113.818 115.530 115.530 116.727 116.727 116.727 116.727 116.727

- Toko / Rumah Makan Juml samb 957 1.061 1.061 1.061 1.161 1.261 1.261 1.261 1.261

Pemakaian air L/samb/hari 779 801 805 805 820 875 875 875 875 m3/thn 272.200 310.092 311.748 311.748 347.487 402.732 402.732 402.732 402.732

- Industri Pengrajin Juml samb 76 81 81 81 81 81 81 81 81

Pemakaian air L/samb/hari 1.233 1.083 1200 1200 1300 1400 1400 1400 1400 m3/thn 36.447 32.007 35.478 35.478 38.435 41.391 41.391 41.391 41.391 Kelompok IV

- Rumah Mewah Jiwa 132 174 174 174 174 174 174 174 174

Jiwa/Samb 6 6 6 6 6 6 6 6 6

Juml samb 22 29 29 29 29 29 29 29 29

Pemakaian air L/org/hr 314,40 214,09 265 265 290 350 350 350 350

m3/thn 15.148 13.597 16.830 16.830 18.418 22.229 22.229 22.229 22.229

- Lembaga yg mencari Profit Juml samb 79 80 80 80 80 80 80 80 80

Pemakaian air L/samb/hari 2.279 2.958 3.100 3.100 3.200 3.300 3.300 3.300 3.300 m3/thn 65.728 86.376 90.520 90.520 93.440 96.360 96.360 96.360 96.360

- Pabrik Juml samb 6 6 6 6 6 6 6 6 6

Pemakaian air L/samb/hari 242.073 202.225 222.149 222.149 300.000 350.000 350.000 350.000 350.000 m3/thn 530.139 442.873 486.506 486.506 657.000 766.500 766.500 766.500 766.500 6 Total samb. Langganan Juml samb 51.486 55.686 59.922 64.998 69.654 74.010 82.362 88.746 96.300 Pemakaian air m3/thn 11.941.546 12.899.028 14.864.502 16.050.253 17.408.270 18.814.985 20.753.819 22.235.800 23.989.386

Ltr/det 378,66 409,03 471,35 508,95 552,01 596,62 658,10 705,09 760,70 7 Kehilangan Air Produksi % 31,52 34,71 30,00 27,5 25 22,5 22,5 22,5 22,5

m3/thn 5.495.458 6.857.725 6.370.501 6.088.027 5.802.757 5.462.415 6.025.302 6.455.555 6.964.660 Ltr/det 174,26 217,46 202,01 193,05 184,00 173,21 191,06 204,70 220,85 Air Produksi m3/thn 17.437.004 19.756.753 21.235.003 22.138.281 23.211.027 24.277.400 26.779.121 28.691.355 30.954.046

Ltr/det 552,92 626,48 673,36 702,00 736,02 769,83 849,16 909,80 981,55 Kehilangan Air Distribusi % 29,54 29,16 28,50 26,00 23,50 20,00 20,00 20,00 20,00

m3/thn 5.005.460 5.309.765 5.925.011 5.639.278 5.347.639 4.703.746 5.188.455 5.558.950 5.997.346 Ltr/det 158,72 168,37 187,88 178,82 169,57 149,15 164,52 176,27 190,17 8 Air Distribusi m3/thn 16.947.006 18.208.793 20.789.514 21.689.532 22.755.909 23.518.732 25.942.273 27.794.750 29.986.732

Ltr/det 537,39 577,40 659,23 687,77 721,59 745,77 822,62 881,37 950,87

9 Kapasitas terpasang Ltr/det 720 720 720 770 770 770 770 770 770

(29)

B. Air Kotor

Air kotor yang dihasilkan sebagai bahan ikutan aktifitas masyarakat tidak dapat dihindari

keberadaannya, jenis air kotor yang dihasilkan yaitu air kotor rumah tangga (mandi dan

cuci), dan sumber-sumber lainnya. Pengelolaan air kotor disalurkan melalui

saluran-saluran yang ada, baik yang ada disetiap lingkungan perumahan/permukiman dan

pinggiran jalan dan berakhir disetiap sungai yang ada.

Tabel 7. 12

Analisis Timbulan Air Limbah Di Kabupaten Indramayu Sampai tahun 2014

No Kecamatan

Penduduk Kebutuhan Air Bersih Penduduk

Terlayani

15 Kedokanbunder 44.925 46.913 54,297598 10,86 37.530,50 38,01

16 Juntinyuat 84.633 88.379 102,29022 20,46 70.703,00 71,60

17 Sliyeg 60.301 62.970 72,881733 14,58 50.375,85 51,02

18 Jatibarang 72.055 75.244 87,087922 17,42 60.195,17 60,96

19 Balongan 40.665 42.465 49,149823 9,83 33.972,36 34,40

(30)

No Kecamatan

Penduduk Kebutuhan Air Bersih Penduduk

Terlayani

TOTAL 1.747.813 1.825.177 2112,47 422,49 1460141,56 1478,73

Sumber : Hasil Analisis

C. Listrik

Penyediaan tenaga lisrik untuk Kabupaten Indramayu dilakukan oleh PT. PLN (Persero)

UPJ Indramayu melalui 3 (tiga) buah Gardu Induk sehingga dapat melayani kebutuhan

listrik bagi seluruh masyarakat hingga ke desa-desa maupun untuk kebutuhan bagi

berbagai sektor usaha dan jasa yang ada di Indramayu.

Pada Tahun 2007 di Indramayu tepatnya di Desa Sumberadem Kecamatan Sukra, telah

direncanakan pembangunan PLTU dan sudah memasuki proses pembangunan

(pengurugan lokasi).

Wacana kemandirian energi kini berkembang terlebih lagi setelah adanya isu krisis

energi yang tidak hanya melanda Indonesia juga melanda dunia secara global. Isu

mengenai kemandirian energi ini tak pelak menjadi perhatian di Jawa Barat termasuk

Kabupaten Indramayu. Hal ini karena Jawa Barat terancam mengalami defisit cadangan

energi untuk pembangkit tenaga listrik. Disamping itu tuntutan terhadap peningkatan

(31)

dalam investasi energi dan pembangunan pembangkit listrik. Untuk itulah program

elektrifikasi wilayah Jawa Barat kemudian digulirkan dengan jargon Jabar Caang 2010.

Prioritas dalam program elektrifikasi regional Jabar Caang 2010 dibagi kedalam dua

tahapan yaitu program yang diharapkan dapat berjalan dari tahun 2007-2010 meliputi

program elektrifikasi desa belum berlistrik dan program elektrifikasi enam belas

kabupaten (dengan rasio elektrifikasi menjadi 60-75%). Dan program yang diharapkan

berjalan pada 2010-2025 yaitu elektrifikasi enam belas kabupaten (dengan peningkatan

elektrifikasi menjadi 95%).

Kabupaten Indramayu termasuk ke dalam program elektrifiaksi wilayah Jawa Barat

(Jabar Caang 2010).

Tabel 7.13

Elektrifikasi Desa per Kabupaten 2007-2025

Kabupaten SR/IR Rasio

Elektrifikasi Investasi

SR/IR

100%

Rasio

Elektrifikasi Investasi

Indramayu 1.210 52,14% 772.520.000 249.321 100% 948.121.598.809

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat, 2007, Jabar Cabang 2010

Jeung Mandiri

D. Telekomunikasi

PT Telkom membagi wilayah jasa telekomunikasi telepon tetap di Jawa Barat menjadi

dua divisi regional (divre), yaitu: Divre II Jakarta dan Divre III Jawa Barat.

Untuk wilayah Kabupaten Indramayu termasuk ke dalam Divre III Jawa Barat yang

melayani kebutuhan telekomunikasi masyarakat sebagian besar wilayah Jawa Barat.

Divre III Jawa Barat mempunyai tujuh Kadantel dengan area pelayanan:

a. Kandatel Bandung: area pelayanan Bandung dan Sumedang

b. Kandatel Garut: area pelayanan Garut

c. Kandatel Subang: area pelayanan Subang

d. Kandatel Cirebon: area pelayanan Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka

e. Kandatel Tasikmalaya: area pelayanan Tasikmalaya dan Ciamis

f. Kandatel Cianjur: area pelayanan Cianjur

g. Kandatel Sukabumi: area pelayanan Sukabumi

(32)

yang terjadi memicu terjadinya reformasi terhadap regulasi di bidang telekomunikasi.

Hingga pada Juli 1999, pemerintah mengeluarkan kerangka yang disebut “Blueprint of

the Indonesian Government’s Policy on Telecomunications” mencakup: pengembangan sektor telekomunikasi, kompetisi usaha, meningkatkan transparansi regulasi,

memperluas aliansi strategis dengan investor asing serta menciptakan peluang usaha

kecil dan menengah. Selanjutnya pada Agustus 2002 monopoli layanan telekomunikasi

lokal diakhiri disusul kemudian dengan diakhirinya monopoli layanan jarak jauh dan

internasional satu tahun kemudian.

UU 36 Tahun 1999 membagi penyelenggaraan telekomunikasi dalam tiga kategori:

1. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi

2. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi

3. Penyelenggaraan telekomunikasi khusus

Sedangkan klarifikasi jaringan telekomunikasi terdiri dari:

1. Penyelenggaraan jaringan tetap:

a. Penyelenggaraan jaringan tetap lokal;

b. Penyelenggaraan jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh;

c. Penyelenggaraan jaringan tetap sambungan internasional;

d. Penyelenggaraan jaringan tetap tertutup.

2. Penyelenggaraan jaringan bergerak:

a. Penyelenggaraan jaringan bergerak teresterial;

b. Penyelenggaraan jaringan bergerak seluler;

c. Penyelenggaraan jaringan bergerak satelit.

Penyelenggara telekomunikasi juga dibagi kedalam tiga kategori, yaitu: Penyelenggara

Jaringan Telekomunikasi, Penyelenggara Jasa Telekomunikasi, Penyelenggara

Telekomunikasi Khusus.

Fasilitas telekomunikasi selain dilayani oleh Telkom tentunya di era informasi yang

semakin cepat ini berbagai provider selular telah memiliki pelanggan yang cukup banyak

di Indramayu. Hal tersebut didukung dengan tersedianya berbagai sarana

telekomunikasi yang ada baik dengan teknologi GSM maupun CDMA.

Hingga saat ini selain PT. Telkom telah hadir Telkomsel, Indosat, XL dan Esia dengan

berbagai kelebihan yang dimiliki masing-masing. Sehingga dapat mendukung komunikasi

(33)

Usulan dan Prioritas Program Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar

Di Kabupaten Indramayu sektor Permukiman yang diprogramkan 5 (lima) tahun

kedepan adalah dengan membangun komponen-komponen sebagai berikut :

1. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

2. Program Lingkungan Permukiman Sehat Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) dan Miskin

3. Pembangunan Sistem Drainase

4. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Air Limbah

5. Pembangunan Rumah Khusus Nelayan

6. Master Plan, DED, Pelatihan Manajemen dan Supervisi.

Program pembangunan, optimalisasi dan rehabilitasi pada sektor permukiman adalah

merupakan pekerjaan perbaikan/rehabilitasi yang dilakukan terhadap kawasan

permukiman agar kawasan tersebut dapat berfungsi dengan optimal. Total investasi

untuk progam 5 (lima) tahun tersebut membutuhkan biaya yang sumber dananya

dianggarkan dari dana APBN dan APBD Kab/Kota. Secara keseluruhan pengalokasian

dana untuk sektor Permukiman dapat dilihat dalam lampiran indikator program.

Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Usulan dan prioritas proyek pembangunan infrastruktur permukiman dilakukan dengan

merinci masing-masing proyek yang diprogramkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang

secara spesifik memperlihatkan :

a. Kelayakan Teknis

b. Kelayakan Ekonomi/Keuangan

c. Kelayakan Sosial

d. Kelayakan Lingkungan

Kerangka Dasar Pengembangan Permukiman

 Pembangunan Lingkungan Permukiman Berimbang

Bertujuan untuk mewujudkan suatu kawasan perumahan yang dapat

menampung secara serasi berbagai kelompok masyarakat dengan komposisi

perbandingan pengembangan 1 : 3 : 6, yaitu 1 unit hunian tipe kecil, 3 unit

hunian tipe sedang dan 6 unit hunian tipe kecil.

(34)

UU No. 80/1999 tentang Kasiba/Lisiba yang merupakan turunan UU No. 41/1999

 Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Penataan Lingkungan

Permukiman Kumuh (PPM-Squatters)

Yaitu untuk pengentasan kemiskinan yang menyentuh kawasan permukiman

kumuh yang statusnya tidak berijin/ilegal.

 Subsidi Selisih Bunga

Memberikan kemudahan agar kelompok masyarakat berpenghasilan rendah

dapat memiliki rumah.

7.2 Rencana Investasi Penataan Bangunan Lingkungan

7.2.1 Petunjuk Umum

Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk

merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan

bangunan dan lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang

dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas

proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,

pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan.

Permasalahan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan

tantangan yang antara lain :

1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.

 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang

mendapatkan perhatian.

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di Daerah serta

rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.

2. Permasalahan dan Tantangan di bidang Gedung dan Rumah Negara

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

(35)

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan

efisien.

 Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

3. Permasalahan dan tantangan di bidang Penyehatan Lingkungan

 Masih adanya permukiman kumuh di Kabupaten Indramayu

 Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan

bersejarah yang memiliki potensi wisata.

 Terjadinya degradasi kawasan strategis yang memiliki potensi ekonomi untuk

mendorong pertumbuhan kota.

 Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga dan

lain-lain kurang diperhatikan.

4. Permasalahan dan Tantangan Di bidang Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

 Jumlah Penduduk miskin yang semakin bertambah.

 Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran

masyarakat.

 Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan

penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya.

5. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

 Amanat Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada Tahun 2010.

 Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada Tahun 2015,

200 Kabupaten/Kota bebas Kumuh, dan pada Tahun 2020 semua

Kabupaten/Kota bebas Kumuh.

Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung dan Peraturan

Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28

Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta pedoman pelakanaan lebih detail di

bawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan

kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan hanya bangunan Gedung Negara

dan Rumah Negara yang merupakan kewenangan Pusat.

Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman

(36)

Lingkungan (RTBL) sebagai penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah) yang harus disusun

oleh pemerintah daerah secara komprehensif, akomodatif dan responsive.

Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara

komprehensif dengan berbasis konsep Tridaya melalui proses Pemberdayaan

Masyarakat sesuai siklus PNPM .

A. Strategi Penataan Bangunan dan Lingkungan

1) Menyelenggarakan penataan bangunan gedung agar tertib, fungsional, andal

dan efisien.

2) Menyelenggarakan penataan lingkungan permukiman agar produktif dan berjati

diri.

3) Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat

memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi.

4) Menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan

arsitektur perkotaan dan pelestarian arsitektur bangunan gedung yang

dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang kearifan budaya lokal.

5) Mengembangkan teknologi dan rekayasa arsitektur bangunan gedung untuk

menunjang pembangunan regional/internasional yang berkelanjutan.

B. Kebijakan Penataan Bangunan dan Lingkungan

1) Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan dan Gedung, termasuk

bangunan gedung dan rumah Negara.

2) Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk

memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan

Permukiman.

3) Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan dalam penataan lingkungan dan

permukiman.

4) Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan

produktivitas masyarakat.

5) Mengembangkan kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi

pertumbuhan kota.

6) Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga nasional

maupun internasional lainnya di bidang Bangunan dan Gedung dan Penataan

(37)

7) Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan / mempertimbangkan

khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional.

8) Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan

dilestarikan serta keahlian Membangun (seni dan budaya).

9) Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur

Bangunan dan Gedung melalui kerja sama dengan pihak-pihak yang

berkompeten.

C. Program/Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah

sebagai berikut:

1) Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung

 Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan

dan lingkungan.

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung.

 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur.

 Pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung dan keselamatan

gedung.

 Pengelolaan bangunan gedung dan rumah Negara.

 Pembinaan teknis pembangunan gedung negara.

 Penyusunan Rencana Induk Sistem Proyeksi Kebakaran (RISPK).

 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) Bangunan Gedung.

 Percontohan pendataan bangunan gedung.

 Percontohan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan.  Rehabilitasi bangunan gedung dan Negara.

 Dukungan prasarana dan sarana Pusat Informasi Pengembangan

Permukiman dan Bangunan (PIPPB)

2) Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

 Bantuan teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

 Pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan permukiman

kumuh dan nelayan.

(38)

Landasan Hukum Penataan Bangunan dan Lingkungan

Landasan hukum yang mendasari Pembangunan Penataan Bangunan dan Lingkungan

didasarkan pada:

1. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

2. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUGB).

3. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.

4. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUGB.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman

Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

6. Peraturan Menteri No. 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Rusuna Bertingkat Tinggi.

7. Peraturan Menteri No. 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Bangunan Gedung.

8. Peraturan Menteri No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Pedoman

Sertifikat Laik Fungsi (SLF).

9. Peraturan Menteri No. 26/PRT/M/2007 tentang Pedoman Tim Ahli

Bangunan Gedung.

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

11. Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs

12. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu No 2 Tahun 2001 tentang

Bangunan.

Pencapaian Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Dalam pencapaian penataan bangunan gedung dan lingkungan, maka dilakukan prioritas

pembangunan Nasional yang meliputi :

1. Penanggulangan Kemiskinan

2. Revitalisasi pertanian dalam arti luas dan pembangunan perdesaan

3. Mitigasi dan penanggulangan kebencanaan

4. Percepatan pembangunan infrastruktur

(39)

Kebijakan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Indramayu

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam penataan gedung dan lingkungan

didasarkan pada Rencana Tata Ruang Kabupaten Indramayu, yaitu untuk :

1. Terselenggaranya pola pemanfaatan ruang dan penataan pertanahan

berwawasan lingkungan, berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan

Nasional.

2. Pengembangan wilayah-wilayah prioritas.

3. Mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi

kepentingan sektor-sektor strategis dan perlu mendapat dukungan ruang.

4. Mengembangkan kawasan penunjang untuk tumbuh dan berkembangnya

sektor-sektor strategis.

Sasaran yang hendak dicapai adalah :

1. Pemantapan kawasan lindung untuk meningkatkan fungsi lindung terhadap

tanah, air dan udara yang meliputi kawasan hutan lindung, zona resapan

air, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/situ dan kawasan sekitar

mata air sebagai asset daerah.

2. Pengembangan kawasan budidaya yang selaras dan serasi dengan seluruh

kegiatan pertanian, kehutanan, pariwisata, permukiman, pertambangan

dan industri.

3. Pengembangan sistem perkotaan dan perdesaan

Strategi yang dilakukan dalam upaya penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan

kebijakan serta sasaran yang hendak dicapai salah satunya adalah dengan penataan

pada kawasan perkotaan dan permukiman. Pengembanganya diarahkan pada

tersedianya prasarana dan sarana kota. Kawasan perkotaan dikembangkan sebagai

simpul yang mampu menggerakkan perekonomian daerah, menjadi pusat pelayanan,

pemerintahan, pendidikan dan pusat kegiatan ekonomi.

7.2.2 Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Bangunan-bangunan gedung yang ada di Kabupaten Indramayu secara umum terletak

menyebar secara linear. Perkembangan kegiatan perkotaan umumnya terjadi pada

koridor jaringan jalan utama yang dilalui jalan negara dan jalan propinsi. Perkembangan

(40)

Indramayu yang merupakan PKW, dimana pada wilayah ini merupakan akumulasi

kegiatan perkotaan skala regional.

Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Kondisi bangunan gedung yang ada di Kabupaten Indramayu yang umumnya menyebar

sepanjang jaringan jalan utama yang meliputi :

1. Bangunan Umum perdagangan dan jasa

2. Bangunan Bersejarah

3. Bangunan Fasilitas Rumah Sakit

4. Bangunan Kawasan Perumahan yang tersebar di seluruh Kabupaten Indramayu

5. Bangunan-bangunan yang baru akan direncanakan

6. Bangunan-bangunan yang mempunyai nilai ekonomi

Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman membawa dampak

tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Indramayu. Hal

ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang tempat tinggal semakin

meningkat seiring dengan lahan dan ruang yang semakin terbatas dan kecenderungan

warga masyarakat yang ingin tinggal di dekat pusat-pusat kota. Akibatnya kawasan pusat

kota tidak mampu lagi menampung aktivitas warganya yang berdampak pada sistem

pelayanan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang semakin kompleks.

Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten

Indramayu menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara lingkungan

permukimannya menjadi tertata, bersih dan layak huni.

Selain itu, faktor keselamatan gedung belum diperhtaikan dari sebagian masyarakat

sehingga sering dijumpai bangunan gedung yang tidak tertata, kepadatan bangunan

tinggi, dan faktor keteledoran manusia seringkali menjadi penyebab musibah kebakaran.

7.2.3 Permasalahan yang Dihadapi

Permasalahan yang dihadapi antara lain adalah belum tersusunnya dokumen

perencanaan yang lebih detail dalam upaya pembahasan Penataan bangunan dan

lingkungan yang ada. Selain itu, dukungan bantuan teknis dalam penataan bangunan

gedung dan lingkungan masih terbatas dokumen perencanaannya yang merupakan

acuan implementasi dilapangan, seperti Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK),

(41)

pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dll. Masyarakat serta pemerintah setempat pun

masih memiliki pengetahuan yang terbatas dalam hal penataan bangunan dan

lingkungan, terutama bagi keselataman bangunan gedung.

Pada umumnya permasalahan yang dihadapi dalam penataan bangunan gedung dan

lingkungan di Kabupaten Idramayu meliputi penataan kawasan kumuh dan revitalisasi

kawasan.

Adapun permasalahan lain sebagai berikut :

1. Banyaknya bangunan gedung yang belum memenuhi persyaratan keselamatan,

keamanan, kenyamanan dan kemudahan.

2. Masih terdapatnya permukiman kumuh yang memerlukan penataan yang lebih

layak.

3. Belum terkendalinya pengendalian dan pemanfaatan ruang terbuka hujau.

4. Belum optimalnya penanganan kawasan yang berpotensi ekonomi seperti bangunan

bersejarah.

Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Sasaran dan tujuan dari penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten

Indramayu adalah sebagai berikut :

(42)

NO BIDANG SASARAN TUJUAN

dan Patrol

 Tersedianya sarana dan

prasarana pos layanan

Indramayu dan Patrol

Rumusan Masalah

Permasalahan yang ada di bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten

Indramayu:

A. Bangunan Gedung

 Belum optimalnya kondisi penegakan aturan keselamatan, keamanan dan

kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan

bencana di Kabupaten Indramayu.

 Kondisi Prasarana dan sarana hidran kebakaran dari segi fungsi dan

kapasitas layanannya di Kabupaten Indramayu belum optimal dan sebagian

dalam kondisi rusak

 Belum optimalnya kondisi pengaturan penyelenggaraan dan kualitas

pelayanan publik serta perijinan Bangunan Gedung di Kabupaten

Indramayu.

B. Gedung dan Rumah Negara

 Kondisi Bangunan Gedung Negara di Kabupaten Indramayu yang sudah

memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan dari segi

kualitas maupun kuantitas masih kurang.

 Kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, belum

tertib dan efisien, hal ini disebabkan oleh terbatasnya anggaran

pembangunan

 Kondisi aset negara yang sudah diadministrasikan baik dari segi kualitas dan

kuantitas masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari belum optimalnya kinerja

peyedia jasa serta terbatasnya anggaran pembangunan.

C. Penataan Lingkungan

(43)

 Kondisi bangunan gedung bersejarah belum tertata dengan baik serta

kurang mendapat perhatian baik dari pemerintah, masyarakat maupun dari

para stakeholder.

 Kondisi sarana ruang terbuka hijau/open space, sarana olah raga, dan

lain-lain di Kabupaten Indramayu khususnya kawasan perkotaan masih belum

tertata dengan baik.

D. Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

 Kondisi kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran serta

masyarakat masih kurang,

 Kurang aktifnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan

penentuan prioritas pembangunan.

7.2.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka Kabupaten Indramayu masih

membutuhkan produk hukum serta perencanaan mengenai Pembangunan Penataan

Bangunan Gedung dan Lingkungan yang merupakan acuan/pedoman dalam

pembangunan dan pengendalian ruang., selain itu bantuan teknis sangat dibutuhkan

untuk meningkatkan tata bangunan dan lingkungan yang lebih baik, terencana dan

berwawasan lingkungan.

Sedangkan dokumen-dokumen perencanaan yang selama ini telah disusun perlu

ditindaklanjuti dengan pelaksanaan/implementasi di lapangan sehingga dokumen

perencanaan tersebut berguna dan tidak sia-sia.

Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

a. Pemberdayaan, pemeliharaan, perawatan dan pemanfaatan Gedung & Bangunan

bersejarah.

b. Pemberdayaan, pemeliharaan, perawatan dan pemanfaatan Gedung & Bangunan

Pemerintah, Sarana Pendidikan dan Olah Raga

c. Pemberdayaan, pemeliharaan, perawatan dan pemanfaatan Gedung & Bangunan

fasilitas pelayanan publik seprti Rumah Sakit, Puskesmas, Pasar Tradisional,

Pelelangan Ikan, Terminal hasil pertanian, dlsb.

(44)

e. Sosial safety guard gedung dan bangunan berupa pengendalian dan pengawasan

sampai dengan rencana teknis mitigasi di kawasan andalan yang sekaligus

kawasan bencana.

Rekomendasi

Berdasarkan pada data dan hasil analisis serta permasalahan yang tersebut diatas,

rekomendasi untuk penataan bangunan dan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Penataan Lingkungan Permukiman

2. Penataan dan Revitalisasi Kawasan Prioritas Provinsi Jawa Barat Kawasan

Pantai Utara

3. Program Tata Ruang

7.2.5 Program Yang Diusulkan

Dari alternatif pemecahan, maka diuraikan pemecahan permasalahannya agar penataan

bangunan dan lingkungan sesuai dengan Masterplan di daerah.

Usulan Dan Prioritas Program Penataan Bangunan Dan Lingkungan

1. Program Pengembangan Perumahan

a. Rehabilitasi bangunan gedung negara

- Pembangunan Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan

b. Pembangunan RSUD Pantura MA. Sentot

2. Penataan dan Revitalisasi Kawasan Wisata

a. Pembangunan Gedung Mutiara Bangsa

b. Pembangunan Gedung Panti Budaya

3. Program Tata Ruang yang meliputi :

a. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan

- RTBL Kota Indramayu

- RTBL Kota Karangampel

- RTBL Kota Jatibarang

- RTBL Kota Kandanghaur

- RTBL Kota Losarang

- RTBL Kota Haurgeulis

(45)

5. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

Pembiayaan Proyek Penyediaan Pengelolaan

Pembiayaan proyek penyediaan pengelolaan penataan bangunan dan lingkungan untuk

tahun 2013 - 2017 dapat dilihat dalam lampiran indikator program.

7.3 Rencana Investasi Sub-Bidang Air Limbah

7.3.1 Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah

Umum

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman mengacu pada

RPJMN 2004 – 2009 yaitu pencapaian open defecation free hingga akhir 2009 di semua

kabupaten/kota, peningkatan utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun hingga

mencapai 60% di akhir tahun 2009 serta pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem

pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja

hingga 50% di akhir tahun 2009.

Kebijakan, Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Dalam Rencana Kabupaten

Pengelolaan limbah domestik, baik berupa grey water maupun black water perlu

dilakukan terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Dalam

menentukan sistem pengelolaan air limbah perlu didasarkan pada suatu kriteria yang

telah ditetapkan. Kriteria dasar pemilihan sistem merupakan parameter utama dalam

penentuan sistem pengelolaan air limbah yang sesuai dengan kondisi fisik, sosial dan

ekonomi, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.

Dengan memperhatikan kondisi sistem pengelolaan limbah yang ada saat ini, diperlukan

penanganan yang lebih baik. Sistem pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan

di Kabupaten Indramayu adalah sistem pembuangan air limbah setempat (on-site

sanitation) dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, bisa dilaksanakan oleh

masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan. Pembuatan suatu sistem

pembuangan air limbah setempat yang baik tentunya harus memenuhi persyaratan

tertentu sehingga dapat diterapkan pada kondisi masyarakat setempat. Sedangkan

Sistem off site direncanakan di daerah–daerah yang menjadi pusat kegiatan komersil

dan pusat pemerintahan dengan pertimbangan luas tanah terbatas serta kepadatan

Gambar

Tabel 7. 1
Tabel 7. 2
Tabel 7. 3
Tabel 7.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan5. Membentuk komunitas peduli lingkungan

Kebijakan penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten Sekadau Kebijakan pemerintah Kabupaten Sekadau dalam penataan gedung dan lingkungan didasarkan pada Rencana

Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan

 Realisiasi dan tindak lanjut dari kegiatan penataan dan pengaturan bangunan dan lingkungan belum nampak sebagai kebutuhan yang perlu terutama penyeidaan RTH, ruang publik

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR-PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN VI-24 Kabupaten Lamandau yang terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan adalah.. sebagai

Untuk kondisi eksisting kegiatan penataan lingkungan permukiman menggambarkan tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi

Berikut ini adalah gambaran kondisi eksisting Kabupaten Trenggalek terkait kondisi peraturan daerah, kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan

yang terbangun pada kawasan yang tidak sesuai dengan fungsinya Penataan Bangunan dan Lingkungan RTBL KSK Kawasan Permukiman Prioritas Kota Maros. Menata kawasan pasar