• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketersediaan infrastruktur diyakini sebagai salah satu faktor kunci dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah. Di antara infrastruktur kunci tersebut, bahwa jalan raya atau infrastruktur transportasi memiliki peran sangat penting tidak diragukan. Harus diakui bahwa masih terjadi perdebatan-perdebatan tentang bagaimana cara infrastruktur jalan mempengaruhi perekonomian suatu wilayah, seberapa kuat pengaruhnya, serta apakah pengaruhnya bersifat mendorong polarisasi atau desentralisasi. Namun demikian, hal penting yang secara umum dipahami adalah memerankan fungsi aksesibilitas untuk mendukung mobilitas elemen-elemen dan kegiatan perekonomian.

Dalam studi ini, fungsi aksesibilitas jalan ini dibatasi atau diwakili jalan tol, khususnya Jalan tol Jakarta – Cikampek yang mulai dioperasikan pada tahun 1988. Sementara itu, perekonomian wilayah, atau kegiatan ekonomi yang dikaitkan dengan keberadaan jalan dalam studi ini dibatasi pada kegiatan investasi atau penanaman modal, khususnya Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Mengkaji dampak keberadaan jalan tol terhadap kegiatan penanaman modal dipandang cukup penting sehubungan dengan upaya percepatan pembangunannya dengan target-target kinerja perekonomian wilayah yang dilalui. Dengan mengidentifikasi pengaruh-pengaruhnya, baik positif maupun negatif, maka kebijakan dan langkah antisipasinyapun dapat segera ditentukan.

Kebutuhan mengkaji pengaruh-pengaruh tersebut lebih terasa lagi jika dipakai kawasan pantura Jawa Barat, atau wilayah yang dilalui jalan negara di pantai utara sebagai wilayah pengamatan. Di wilayah tersebut, terdapat jalan negara yang melintasi seluruh 6 wilayah kabupaten (Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, dan Cirebon) dan 2 kota (Bekasi dan Cirebon), serta jalan tol yang baru menjangkau 4 kabupaten/kota diantaranya. Ketimpangan minat investasi di antara kabupaten / kota pantura yang cukup mencolok, atau rendahnya minat investasi di Subang dan Indramayu, memerlukan penjelasan-penjelasan yang dapat dipakai untuk menentukan kebijakan berikutnya.

Pemilihan wilayah studi tersebut karerna keberadaan jalan tol Jakarta-Cikampek –yang merupakan bagian dari TransJawa– di wilayah tersebut, serta ketersediaan data

(2)

perekonomian yang memadai untuk wilayah tersebut. Kedelapan wilayah administrasi tersebut dikonsolidasi kedalam 6 wilayah unit analisis dengan menyatukan kota dengan kabupaten yang bersesuaian. Dengan demikian, keenam wilayah unit analisis tersebut adalah Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, dan Cirebon.

Harapan akan terjadinya pertumbuhan ekonomi dengan adanya pembangunan jalan tol tersebut bisa dipahami. Beberapa kajian dan literatur menyimpulkan adanya keterkaitan antara ketersediaan infrastruktur jalan raya dengan arus investasi (termasuk Foreign Direct Investment) (Kumar 2001, Lloyd, Dicken 1972, Aschauer 1989, World Bank 1994). Selanjutnya, kehadiran investasi di suatu wilayah dipercaya akan menciptakan lapangan pekerjaan dan kegiatan ekonomi terkait, meningkatkan output perekonomian wilayah tersebut, dan berarti adanya pertumbuhan ekonomi.

Keyakinan pemerintah pusat akan korelasi antara pembangunan jalan tol dengan perkembangan perekonomian wilayah tersebut secara eksplisit dinyatakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), yang menyatakan bahwa pembangunan jalan tol akan :

1) berpengaruh pada perkembangan wilayah dan peningkatan ekonomi, 2) meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang,

3) keuntungan biaya operasi kendaraan bagi pengguna, dibandingkan jika melewati jalan non-tol, dan

4) pengembalian investasi yang terjamin bagi investor infrastruktur / jalan tol tersebut.

Terkait dengan rantai kegiatan ekonomi investasi publik (infrastruktur) – investasi privat (sektor riil) – pertumbuhan ekonomi, maka apabila pola keterkaitan ketiganya dapat diidentifikasi, maka penentuan kebijakan publik dapat direncanakan secara lebih akurat. Hal ini penting, mengingat hubungan antara public capital stock dengan private capital stock yang bisa menarik/crowd-in maupun mendesak/crowd-out (Achauer, 1989). Dengan demikian penentuan strategi dan kebijakan pembangunan jalan tol akan lebih efektif apabila pelajaran dari pengalaman membangun jalan tol selama hampir 3 dekade (1978 – 2008) dapat diidentifikasi.

1.2 Persoalan Studi

Pembangunan jalan tol, pada satu dekade terakhir ini seolah-olah telah menjadi “primadona” dalam kegiatan kegiatan ekonomi di Indonesia, dikaitkan dengan upaya menarik “minat investasi” terutama di sektor riil. Kebijakan percepatan pembangunan jalan tol yang diambil pemerintah pusat menjadi semacam konfirmasi atas pandangan tersebut. Kebijakan percepatan, apalagi menyangkut infrastruktur publik seperti jalan tol,

(3)

tentu berbiaya sangat besar. Pertanyaannya adalah, apakah pembangunan jalan tol tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap perekonomian wilayah-wilayah yang dilintasinya ? Serta bagaimana mengaitkannya ?

Secara lebih rinci banyak diyakini bahwa instrumen perekonomian yang cukup peka terhadap keberadaan jalan adalah investasi, atau penanaman modal. Hal ini terbukti dari upaya berbagai pemerintahan di dunia yang berupaya menarik investor sebanyak-banyaknya untuk tujuan pembangunan ekonominya.

Jadi secara berurutan dianggap perlu dilakukannya kajian mengenai korelasi antara pembangunan (keberadaan jalan) dengan minat investasi di pihak swasta. Apabila ditemukan korelasi positif diantaranya, lebih jauh lagi dapat dikaji pengaruh investasi tersebut pada perekonomian wilayah, lebih khusus pertumbuhannya.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, beberapa pertanyaan penelitian yang bisa diajukan antara lain :

(i) Apakah keberadaan jalan tol Jakarta-Cikampek sejak 1988 mempunyai pengaruh positif pada minat investasi didaerah-daerah pantura Jawa Barat, dalam hal ini di wilayah analisis yang terdiri dari Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, dan Kota Bekasi dan Cirebon.

(ii) Bagaimanakah bentuk dan sifat pengaruh jalan tersebut terhadap kinerja perekomonian wilayah, khususnya penanaman modal / investasi di wilayah disekitarnya ?

(iii) Apakah langkah yang bisa diambil untuk mendorong (pengaruh positifnya) dan mengeliminasi (pengaruh negatifnya – jika ada) tersebut ?

1.3 Tujuan Studi

Studi ini bertujuan mengkaji pengaruh keberadaan jalan tol Jakarta-Cikampek pada perekonomian wilayah Jawa Barat di Pantai Utara, khususnya menyangkut tarikan investasinya serta dampaknya terhadap perkembangan perekonomian wilayah.

Adapun sasaran dilakukannya studi ini antara lain adalah :

(i) teridentifikasinya korelasi antara keberadaan jalan tol Jakarta-Cikampek dengan minat investasi (PMA dan PMDN) di 6 wilayah unit analisis (Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, dan Kota Bekasi serta Cirebon).

(4)

(ii) diketahuinya sifat / bentuk pengaruh keberadaan jalan tersebut terhadap perekonomian di wilayah studi, khusunya besaran investasi (PMA/PMDN) .

(iii) teridentifikasinya langkah yang bisa diambil atas pengaruh atau dampak tersebut.

1.4 Ruang Lingkup Studi

Dengan maksud mendapatkan arah penelitian yang fokus, maka lingkup penelitian ini dibatasi dari aspek geografis dan substansi seperti berikut ini.

1.4.1 Ruang lingkup geografis.

Ruang lingkup geografis penelitian ini meliputi 8 (delapan) wilayah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat yang berada di jalur pantai utara (pantura), yakni Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon.

1.4.2 Ruang lingkup materi.

Secara substansial, sesungguhnya ada beberapa jenis infrastruktur transportasi lainnya (selain jalan tol) yang secara bersama-sama mempengaruhi perkembangan perekonomian wilayah. Akan tetapi dikaitkan dengan kemungkinan kontribusinya, terlebih terkait ketersediaan data seri-waktunya, akan lebih mudah apabila dibatasi pada infrastruktur jalan tol saja.

Keberadaan jalan tol Jakarta-Cikampek yang mulai dioperasikan sejak tahun 1988 juga menjadi pertimbangan dalam pembatasan ruang lingkup studi ini. Hal ini dikaitkan dengan adanya rentang waktu data yang memadai untuk melihat fenomena sebelumnya (1980-1988) dan sesudah pengoperasian tol tersebut (1988-2005) dikaitkan dengan kondisi perekonomian wilayah tersebut dalam rentang waktu dimaksud.

Dari aspek ekonomi, pembatasan ruang lingkup dilakukan pada jenis investasi yang diteliti. Jenis investasi yang dijadikan obyek studi adalah investasi berfasilitas (PMA dan PMDN) sesuai dengan Undang Undang nomor 1 tahun 1968 dan Undang-Undang nomor 6 tahun 1968, karena diduga kedua jenis investasi ini yang lebih sensitif terhadap keberadaan jalan tol dibandingkan dengan jenis investasi lainnya (investasi swasta tanpa fasilitas, investasi rumah tangga, dan investasi pemerintah melalui APBN).

Kinerja perkembangan perekonomian wilayah yang dianalisis juga dibatasi dengan pendekatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dianggap sebagai salah satu

(5)

indikator kinerja perekonomian suatu daerah yang relevan dengan studi ini, datanya relative tersedia, serta tidak sulit diakses.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir yang dipakai pada penelitian ini ditunjukkan dengan diagram 1.2.

Studi ini dilatarbelakangi perlunya meneliti bagaimanakah sifat / bentuk pengaruh keberadaan jalan terhadap kinerja investasi di wilayah studi. Untuk mencapainya secara efektif, maka setelah permasalahan studi dirumuskan, dengan dibantu beberapa pertanyaan penelitian, kemudian ditentukan metodologinya. Beberapa pembatasan perlu dilakukan untuk membuat penelitian lebih fokus, antara lain pembatasan wilayah geografis, serta cakupan materi studi.

Setelah itu, ditentukan metodologi yang hasilnya diyakini bisa menjawab pertanyaan penelitian yang ada. Untuk mengoperasionalkan metodologi tersebut, dilakukan pengumpulan data yang mendukung, antara lain menyangkut jalan tol, menyangkut penanaman modal (PMA, PMDN), perekonomian wilayah (PDRB).

Adapun data yang diperlukan dalam studi ini bersifat data sekunder, antara lain :

data persetujuan penanaman modal asing (PMA) 1968-2005, persetujuan penanaman modal dalam negeri (PMDN) 1968-2005, realisasi penanaman modal asing (PMA) 1990-2005, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) 1990-2005, dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat,

data sosial kependudukan, ekonomi dari 25 kota / kabupaten di Jawa Barat, 1980-2005, Biro Pusat Statistik Regional Jawa Barat,

data jalan tol : terbangun, operasi, dan rencana, 1978-2005, dari Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan PT. Jasa Marga.

Di samping itu beberapa data pelengkap diperoleh dari sumber-sumber lain yang bisa dipertanggungjawabkan validitasnya. Selanjutnya, analisis dan pengolahan data yang dilakukan harus mengarah pada jawaban pertanyaan penelitian dengan menggunakan metoda-metoda statistik dan metoda ilmiah lainnya. Untuk mempermudah analisis antara lain dibantu dengan statistic tools seperti SPSS.

Dengan model analisis tersebut diharapkan akan diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang dapat menjawab persoalan studi dan pertanyaan penelitian. Atas kesimpulan-kesimpulan tersebut selanjutnya dapat dilakukan sintesa, seperti menetukan langkah-langkah yang

(6)

bisa diambil untuk menekan atau mengurangi dampak negatif dari keberadaan / pembangunan jalan terhadap kinerja perekonomian wilayah yang diteliti.

Selanjutnya, kesimpulan dan saran tersebut dituangkan pada baguian akhir dari studi ini. Bagan dari kerangka pemikiran tersebut ditunjukkan pada bagan berikut ini.

LATAR BELAKANG

- Adanya anggapan bahwa pembangunan jalan toll akan serta merta mendorong pertumbuhan perekonomian di wilayah yang dilintasinya, . - Ada perbedaan menyolok kinerja perekonomian kabupaten / kota di pantura Jawa Barat,

khususnya dikaitkan dengan minat investasi .

PERUMUSAN MASALAH

- Tidak meratanya minat investasi di antara Kabupaten/ Kota wilayah pantura Jawa Barat. - Adanya kecenderungan semakin besarnya ketimpangan pusat pertumbuhan dengan daerah /

periphery-nya

PERTANYAAN PENELIt TIAN

(i ) Apakah keberadaan jalan toll Jakarta- Cikampek sejak 1988 berdampak positif pada minat investasi didaerah- -daerah (ii ) Bagaimanakah bentuk / sifat pengaruh jalan tersebut terhadap perekonomian wilayah, khususnya thd investasi. di 6 unit analisisi di wilayah Jabar tersebut. Jabar ( iii ) Apakah langkah yang bisa diambil untuk mengatasi bentuk dan sifat pengaruh jalan tersebut terhadap perekonomian

willayah ? / ?

ANALISIS STATISTIK & GRAFIS :

- Perhitungan Indeks Aksesibilitas wilayah, dibobot dengan PDRB - Hubungan PMA & PMDN dengan Indeks Aksesibilitas

KESIMPULAN & REKOMENDASI :

PENGUMPULAN DATA

DATA SPASIAL : - Peta Jawa Barat ,

dengan batas administratif Kabupaten

DATA EKONOMI : - PDRB Kabupaten pantura

Jawa Barat, 1980- 2005 - Laju Pertumbuhan PDRB,

dengan batas administratif Kabupaten

DATA PENDUKUNG LAINNYA DATA INVESTASI :

- Persetujuan PMA & PMDN per Kab / Kota di Jabar - Realisasi PMA & PMDN

per Kab / Kota di Jabar 1980 - 2005

(7)

1.6 Metodologi Studi

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam studi ini, analisis dilakukan dengan pendekatan analisa grafis dan time-series untuk melihat pengaruh jalan terhadap minat investasi di wilayah pantura. Karakter jalan dalam hal ini didekati dengan indeks aksesibilitas yang diberi bobot pendapatan domestik bruto (GDP weighted).

Selanjutnya, analisis regresi digunakan untuk untuk melihat sejauh mana keterkaitan antara investasi di wilayah studi dengan indeks aksesibiltas. .

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam studi ini adalah :

1) mengidentifikasi distribusi investasi di 8 wilayah pantura Jabar, dan mengelompokkannya lagi kedalam 6 wilayah, dengan menggabungkan Kabupaten dan Kota Bekasi, serta Kabupaten dan Kota Cirebon, masing-masing sebagai satu unit wilayah investasi saja.

2) Menghitung Indeks Aksesibilitas masing-masing wilayah dari data-data yang ada : jarak, waktu tempuh, serta GDP.

3) Menganalisis keterkaitan kinerja investasi PMA & PMDN dengan Indeks Aksesibilitas tersebut.

4) Melakukan sintesa berdasarkan kesimpulan yang didapat dari analisa yang telah dilakukan..

Seluruh bagian analisis tersebut dilakukan dengan rentang waktu (data) mulai tahun 1980 sampai 2005. Pada beberapa kasus, data-data di luar rentang tersebut juga dipakai untuk penguatan- penguatan kesimpulan.

1.7 Sistematika Pembahasan

Pembahasan “Studi Pengaruh Keberadaan Jalan Tol pada Perkembangan Ekonomi Kawasan Pantai Utara Jawa Barat” akan dilakukan dengan sistematika berikut ini.

BAB I Pendahuluan, menjelaskan antara lain latar belakang studi, rumusan persoalan studi, tujuan studi, ruang lingkup studi, metodologi studi, dan sistematika pembahasan.

BAB II Kajian Literatur Tentang Investasi dan Pengembangan Wilayah, berisi teori-teori, dan penjelasan-penjelasan literatur menyangkut topik investasi, perekonomian regional, pengembangan wilayah, serta keterkaitan di antaranya. Termasuk di dalam bagian ini adalah kajian literatur metodologi studi yang dipakai, serta studi sejenis yang pernah dipublikasikan.

(8)

BAB III Gambaran Umum Wilayah Studi, menjelaskan beberapa karakteristik penting wilayah studi, yaitu 8 kabupaten / kota di pantura Jawa Barat, serta kinerja investasi (PMA & PMDN) dan perekonomiannya (PDRB).

BAB IV Dampak Keberadaan Jalan Tol terhadap Perekonomian Wilayah Pantura Jabar, berisi analisis tehadap saling keterkaitan dan pengaruh antara keberadaan jalan tol Jakarta-Cikampek, jarak antar wilayah, dan kinerja investasinya dikaitkan dengan indeks aksesibilitas.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi hasil-hasil kajian dan analisis yang dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang terdiri dari debt to equity ratio, return on equity, return on investment, earning

Sebenarnya tidak ada rekam jejak yang telah pasti di dapatkan oleh para peneliti, namun para ilmuwan berpendapat: Nabi Ibrahim merupakan seorang pemimpin dari kaum yang terdiri

nyeri tulang dan sendi terutama dimalam hari akan merasakan yang tidak enak dan nyeri ditempat ter,adinya erupsi!..  Jumlah penderita penyakit kelamin penyakit-penyakit kelamin

Keuntungan yang didapatkan dari penggunaan mesin penggiling dan penyangrai adalah penghematan penggunaan energi, waktu lebih cepat sehingga biaya produksi berkurang dengan

 perempuan,terlebih pada pada siswa-siswi siswa-siswi SMU.Banyak SMU.Banyak factor factor yang yang dapat dapat menyebabkan menyebabkan siswa-siswi tersebut

Apabila calon mahasiswa yang lulus di ITN Malang dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri melalui Jalur Undangan atau SBMPTN merupakan pola seleksi nasional berdasarkan tes

• Anda tidak membungkus makanan yang berbau tajam dengan benar, atau anda telah meninggalkan sesuatu di kulkas untuk waktu yang lama. • Bungkuslah selalu makanan yang berbau

ayo kita coba bermain ayo kita coba bermain gerakan yang agak sulit gerakan yang agak sulit yaitu berjalan di balok titian yaitu berjalan di balok titian naiklah ke atas balok