• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA ANGGOTA ROTARACT CLUB SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA ANGGOTA ROTARACT CLUB SEMARANG"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI

DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL

PADA ANGGOTA

ROTARACT CLUB

SEMARANG

SKRIPSI

Oleh :

SITRA KRESNAWATI

05.40.0033

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI

DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL

PADA ANGGOTA

ROTARACT CLUB

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Guna

Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

Oleh :

SITRA KRESNAWATI

05.40.0033

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(3)

iii

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Guna

Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

Pada Tanggal

10 November 2009

Mengesahkan

Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata

Dekan

(Th. Dewi Setyorini, S.Psi., MSi.)

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Drs. D.P. Budi Susetyo, MSi ………..

2. Drs. Haryo Goeritno, MSi ………..

(4)

iv

Kupersembahkan karya ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta

Adik-adik yang ku sayangi

(5)

v

MOTTO

Anda takkan tahu apa yang tak dapat Anda lakukan, sampai

Anda mencobanya.

( Henry James )

Hidup ini tidak boleh sederhana.

Hidup ini harus hebat, kuat, besar, luas dan bermanfaat.

Yang sederhana itu sikapnya.

(Mario Teguh)

Cinta ajarkanku menerima perbedaan.

Sayang ajarkanku ketulusan hati.

Kebahagiaan ajarkanku arti penderitaan.

Kegagalan ajarkanku tuk tidak putus asa,

Dan persahabatan ajarkanku segalanya.

(6)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur dan terima kasih peneliti panjatkan kehadirat ALLAH

SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melindungi dan membimbing

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kompetensi Interpersonal Pada Anggota

Rotaract Club Semarang”.

Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa

terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Ibu Th. Dewi Setyorini, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

2. Bapak Drs. D.P. Budi Susetyo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang selalu

meluangkan waktu untuk peneliti dan dengan penuh kesabaran membimbing,

mengarahkan dan juga selalu memberikan dorongan, nasehat, semangat, dan

dukungan kepada peneliti.

3. Drs. Haryo Goeritno, M.Si. dan Dr. Y. Bagus Wismanto, MS selaku Dewan

Penguji yang telah menguji peneliti.

4. Ibu Dra. V. Sri Sumidjati, M.Si., selaku dosen wali yang telah menyertai

peneliti selama kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang.

5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata yang

telah memberikan bekal ilmu. Semoga apa yang sudah diajarkan bermanfaat

bagi diri peneliti dan orang lain.

6. Seluruh staf pengajaran Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang yang telah banyak membantu dalam segala urusan administrasi

(7)

vii

7. Seluruh staf perpustakaan fakultas maupun perpustakaan pusat Universitas

Katolik Soegijapranata Semarang yang telah menyediakan semua acuan

penulisan skripsi ini.

8. Bapak, Ibu dan Adik-adikku yang selalu memberikan dukungan baik materi

maupun imateri. Peneliti persembahkan karya yang sederhana ini untuk

kalian.

9. City Rotaract Representative ( CRR ) Semarang Area yang telah memberikan

ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan membantu pelaksanaan

penelitian.

10.Seluruh anggota Rotaract Club Area Semarang yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk menjadi subjek dan mengisi angket penelitian.

11.Della Swastika sahabatku tersayang dan seperjuangan yang susah senang kita

bareng – bareng kesana kesini akhirnya kita lulus juga.

12. Letda. Arm. Norman Prasetya Budiman makasi suportnya, selamat

mengemban tugas negara disini aq selalu mendoakanmu.

13.Sahabat terbaikku Candri, Dinda, Lia, Geta, Esha, Andrey, Aan, Lutphie, dan

Wiku dimana kita menggila bersama dan menemaniku kemanapun aku mau

kalo lagi jenuh, suka maupun duka.

14.Sahabat genk nakal Fitria, Karin, Pandu, Lukas, Nandi dan Gita yang telah

memberikan support.

15.Mas Dimas yang sudah memberikan ilmu dan pengalamanya tentang analisis

data.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dorongan moral, material maupun spiritual selama penyusunan skripsi ini.

Semarang, Oktober 2009

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 7

C. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Kompetensi Interpersonal ... 9

1. Pengertian Kompetensi Interpersonal ... 9

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal ... 11

3. Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal ... 14

(9)

ix

B. Konsep Diri ... 18

1. Pengertian Konsep Diri ... 18

2. Aspek-aspek Konsep Diri ... 20

C. Hubungan Konsep Diri Dengan Kompetensi Interpersonal ... 21

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Metode Penelitian Yang Digunakan ... 27

B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional ... 28

1. Kompetensi Interpersonal ... 28

2. Konsep Diri ... 28

D. Subjek Penelitian ... 29

E. Metode Pengumpulan Data ... 29

1. Skala Kompetensi Interpersonal ... 30

2. Skala Konsep Diri ... 32

F. Validitas Dan Reliabilitas ... 34

1. Uji Validitas ... 34

2. Uji Reliabilitas ... 34

(10)

x

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSAANAAN PENELITIAN .... 37

A. Orientasi Kancah Penelitian ... 37

1. Sejarah Rotaract Club ... 37

2. Tujuan Rotaract Club ... 39

B. Persiapan Penelitian ... 39

1. Penyusunan Alat ukur ... 40

a. Skala Kompetensi Interpersonal ... 40

b. Skala Konsep Diri ... 41

2. Perijinan Penelitian ... 42

3. Pelaksanaan Penelitian ... 42

C. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 43

1. Hasil TryOut dan Uji Validita ... 43

a. Skala Kompetensi Interpersonal ... 43

b. Skala Konsep Diri ... 44

2. Penyusunan Kembali Alat Ukur ... 45

3. Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 46

BAB V HASIL PENELITIAAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Uji Asumsi ... 47

1. Uji Normalitas ... 47

2. Uji Linieritas ... 48

B. Uji Hipotesis ... 48

(11)

xi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Skala TryOut... 58

A-1 Skala Kompetensi Interpersonal ... 59

A-2 Skala Konsep Diri ... 63

Lampiran B Skala Penelitian ... 65

B-1 Skala Kompetensi Interpersonal ... 66

B-2 Skala Konsep Diri ... 69

Lampiran C Data TryOut ... 71

C-1 Kompetensi Interpersonal ... 72

C-2 Konsep Diri ... 77

Lampiran D Uji Validitas dan Reliabilitas TryOut ... 82

D-1 Kompetensi Interpersonal ... 83

D-2 Konsep Diri ... 87

Lampiran E Data Penelitian ... 92

E-1 Kompetensi Interpersonal ... 93

E-2 Konsep Diri ... 96

Lampiran F Uji Normalitas ... 99

Lampiran G Uji Linieritas ... 102

Lampiran H Uji Hipotesis ... 104

Lampiran I Data Tambahan ... 106

Lampiran J Surat Ijin Penelitian ... 109

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

1 Blue Print Skala Kompetensi

Interpersonal... 32

2 Blue Print Skala Konsep Diri... 33

3 Sebaran Item Skala Kompetensi

Interpersonal... 41

4 Sebaran Item Skala Konsep Diri... 41

5

6

Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Skala Kompetensi

Interpersonal...

Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Konsep Diri...

44

45

7 Sebaran Baru Item Skala Skala Kompetensi

Interpersonal... 45

(14)

1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI

DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL

PADA ANGGOTA ROTARACT CLUB SEMARANG

Oleh : Sitra Kresnawati

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan mengetahui secara empirik hubungan antara konsep diri

dengan kompetensi interpersonal pada anggota Rotaract Club Semarang.

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal. Semakin positif konsep diri yang dimiliki maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal pada anggota Rotaract Club, demikian sebaliknya. Subjek penelitian adalah anggota Rotaract Club Semarang. Populasi yang digunakn dalam penelitian ini adalah studi populasi mengingat subjek yang terbatas. Skala yang digunakn adalah skala kompetensi interpersonal dan skala konsep diri. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik kolerasi

Product Moment. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rxy sebesar 0,466 dengan p<0,01. hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal pada anggota Rotaract Club Semarang. Semakin positif konsep diri yang dimiliki maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal, demikian sebaliknya.

(15)

Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia senantiasa memiliki

kebutuhan dasar untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang hangat

dengan sesama manusia. Di dalam sebuah komunitas atau klub hubungan antar

anggota itu penting di samping mengembangkan hubungan yang baik di dalam

club tetapi juga menjalin relasi dengan orang – orang di luar clubnya.

Banyak terdapat club - club atau komunitas di Indonesia, namun tak jarang

club yang mampu memiliki hubungan interpersonal yang baik antar anggotanya atau di luar anggotanya. Masing – masing anggota pada setiap club seharusnya mampu mewujudkan kemajuan clubnya sehingga tercapai tujuan bersama. Setiap anggota diharapkan mampu mengungkapkan ide – ide atau gagasan untuk

kemajuan club, mampu sharing dengan orang lain, mampu menjaga perasaan antar anggotanya sehingga tidak terjadi konflik internal. Dengan adanya

kebutuhan – kebutuhan tersebut maka perlu sebuah ketrampilan interpersonal dari

setiap individunya.

Rotary International adalah sebuah organisasi pengabdian masyarakat yang tersebar di seluruh penjuru dunia, dan beranggotakan para profesional dan

usahawan, baik pria maupun wanita. Sekarang ini telah berdiri 29.000 Rotary Club dengan lebih dari 1,2 juta anggota. Rotary Club memberikan perhatian

kepada para pemuda atau generasi penerus, oleh sebab itu Rotary Club

membentuk adanya RotaractClub.

RotaractClub adalah organisasi pengabdian masyarakat bagi para pemuda yang berusia antar 18 – 30 tahun. RotaractClub sudah ada sejak tahun 1968 yang dibentuk pertama kali di USA. Rotaract berdiri di bawah dukungan Rotary Club

yang bergerak di bidang pengabdian masyarakat dan merupakan bagian integral

dari usaha secara komprehensif untuk membawa perdamaian dan pengertian

dunia. Organisasi ini membawa pesan global bagi perdamaian dan pemahaman

bersama bangsa – bangsa di seluruh penjuru dunia. Rotaract Club memberikan wadah bagi generasi muda untuk terlibat dalam memberikan nilai lebih bagi

kehidupan di lingkungannya, dan memberikan kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan pofesionalnya ( Rotaract Handbook, h. 1 ).

(16)

Rotaract Club yang banyak berinteraksi dengan orang lain dan masyarakat, mengharuskan anggotanya untuk dapat secara aktif membuka diri,

mampu mengemukakan ide, mampu bersikap asertif dengan orang lain, mampu

mengatasi konflik dengan sesama anggotanya maupun orang lain di luar clubnya. Namun terkadang ada anggota yang masih merasa malu atau enggan sehingga

kurang mampu untuk menjalin hubungan dan relasi dengan anggota yang lainnya,

serta kurang memberikan kontribusinya sebagai anggota Rotaract Club. Kemampuan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak dapat hidup

sendiri. Dengan banyaknya relasi yang terjadi maka dibutuhkan sebuah

kompetensi interpersonal dari masing – masing individunya.

Individu dengan kompetensi interpersonal memiliki kemampuan

sedemikian rupa sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan

disenangi oleh orang lain. Di dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan,

rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan

dengan orang lain, orang dengan kemampuan ini juga berusaha baik dalam

menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselisihanan

dengan orang lain.

Berbagai pandangan dan pengalaman hidup menunjukkan bahwa

keberhasilan hidup manusia banyak ditentukan kemampuan mengelola diri dan

kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain. Salah satu kualitas hidup

seseorang yang banyak menentukan keberhasilan menjalin hubungan dengan

orang lain adalah kompetensi interpersonal ( Nashori, 2003, h.1 ). Lebih lanjut

dikemukakan oleh Gerungan ( 1996, h. 194 ) manusia membutuhkan hubungan

timbal balik, hal ini dikarenakan manusia senantiasa hidup dalam suatu

lingkungan baik lingkungan fisik, psikis, atau spiritual. Dalam hubungan timbal

balik tersebut terjadi proses saling mempengaruhi antara manusia dan

lingkungan. Sebagian besar manusia melakukan komunikasi melalui komunikasi

interpersonal. Apabila seseorang memiliki kompetensi interpersonal maka

kompetensi interpersonal dapat dilakukan secara efektif.

Rotaract yang saat ini tidak kondusif karena tidak ada koordinasi yang baik antar anggotanya. Hal ini terlihat ketika anggota kurang mampu untuk

(17)

berbicara di depan umum, ketika meeting banyak anggota yang kurang mampu menyampaikan idenya, kurang mampu menyesuaikan diri, kurang mampu untuk

berbagi dengan orang lain, tidak mengerjakan tugasnya sesuai dengan jabatannya.

Bila ada kegiatan di lapangan, anggota kurang peka dengan keadaan

lingkungannya sehingga kurang dapat sharing dengan orang lain. Tak jarang tertinggal informasi up to date sehingga saling menyalahkan satu dengan yang lain. Permasalahan itu menyebabkan kinerja di dalam club tidak sejalan sesuai harapan. Hal tersebut tidak sesuai dengan latar belakang Rotaract Club sebagai organisasi yang mengabdi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Individu yang dapat menyesuaikan diri pada saat berkumpul dengan orang

lain di dalam suatu kelompok adalah individu yang mempunyai kompetensi

interpersonal yang baik. Hal ini dikarenakan di dalam kelompok masyarakat

terdapat banyak berbagai macam karakter yang berbeda dari setiap orang,

sehingga dibutuhkan penyesuaian diri yang baik dilingkungannya ( Bitter dalam

Bicanawati dan Qoeljoe, 1999, h. 194 ).

Berdasarkan tujuan organisasi Rotaract yang memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat, menjadi hal yang penting bagi setiap anggotanya

untuk memiliki pandangan yang baik terhadap dirinya baik di dalam lingkungan

organisasi maupun masyarakat. Salah satu faktor yang dinilai memiliki peranan

terhadap kompetensi interpersonal adalah faktor internal individu, diantaranya

adalah konsep diri. Dimana hubungan itu akan membentuk sebuah interaksi

sehingga konsep diri masing – masing individu dapat berpengaruh positif di

dalam kelangsungan club atau komunitas tersebut ( Nashori, 2003, h, 28 ).

Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan

faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan

dengan individu lain. Dalam berinteraksi individu akan menerima tanggapan.

Tanggapan yang diberikan tersebut, akan dijadikan cermin bagi individu untuk

menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi, konsep diri terbentuk karena suatu

proses umpan balik dari individu lain ( Pudjijogyanti, 1985, h. 8 ).

Nashori ( 2003, h. 30 ) konsep diri yang positif membentuk kepribadian

yang lebih dapat menerima diri, menerima kekurangan dan kelebihannya, bersikap

(18)

hangat sehingga sebagai modal menjalin hubungan interpersonal. Adanya konsep

diri yang positif dapat melahirkan kemampuan komunikasi interpersonal yang

positif pula, yakni melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan

petunjuk - petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat

pula.

Adanya konsep diri yang matang dari setiap individu di dalam Rotaract Club maka kompetensi interpersonal akan menjadi lebih baik di dalam masing – masing diri individu sehingga dapat meningkatkan hubungan yang positif baik

diantara anggota maupun antar club. Berdasarkan uraian yang telah digambarkan di atas, muncul suatu pertanyaan apakah ada hubungan antara konsep diri dengan

kompetensi interpersonal pada anggota RotaractClub ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menguji

secara empiris hubungan antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal

individu di dalam RotaractClub Semarang.

Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kompetensi Interpersonal

RotaractClub

Rotaract Club adalah sebuah organisasi kepemudaan yang anggotanya berusia antara 18 – 30 tahun, dimana Rotaract sudah ada sejak tahun 1968 yang dibentuk pertama kali di USA. Rotaract berdiri di bawah dukungan Rotary Club

yang bergerak di bidang pengabdian masyarakat dan merupakan bagian integral

dari usaha secara komprehensif untuk membawa perdamaian dan pengertian

dunia. Rotaract memberikan wadah bagi generasi muda untuk terlibat dalam memberikan nilai lebih bagi kehidupan di lingkungannya, dan memberikan

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya ( Rotaract

Handbook, h. 1 ). Rotaract Club yang banyak berinteraksi dengan orang lain, mengharuskan anggotanya untuk dapat secara aktif berkomunikasi, mampu

mengemukakan ide, mampu bersikap asertif, mampu mengatasi konflik dengan

sesama anggotanya maupun orang lain di luar clubnya.

(19)

Sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia hidup

berdampingan dengan orang lain. Kemampuan berhubungan dengan orang lain

penting bagi keberhasilan hidup seseorang. Kemampuan untuk menjalin

hubungan dengan orang lain disebut kompetensi interpersonal. Seseorang yang

mempunyai kompetensi interpersonal yang baik apabila seseorang tersebut

memiliki kemampuan berinisiatif, kemampuan membuka diri, bersikap asertif,

dapat memberikan dukungan emosional dan mampu mengatasi konflik (

Buhrmester, 1988, h. 893 ).

Menurut Bitter ( Bicanawati dan Qoeljoe, 1999, h. 194 ) individu yang

dapat menyesuaikan diri pada saat berkumpul dengan orang lain di dalam suatu

kelompok adalah individu yang mempunyai kompetensi interpersonal yang baik.

Hal ini dikarenakan di dalam kelompok masyarakat terdapat banyak berbagai

macam karakter yang berbeda dari setiap orang, sehingga dibutuhkan penyesuaian

diri yang baik dilingkungannya. Salah satu aspek kompetensi interpersonal adalah

sikap terbuka, dimana sikap melalui seseorang secara objektif dengan logika,

tidak kaku dan bersedia mengubah kepercayaannya bila perlu. Sikap ini amat

besar pengaruhnya dalam menumbuhkan hubungan interpersonal.

Kemudian Nashori ( 2003, h, 28 ) mengemukakan bahwa salah satu faktor

yang yang dinilai memiliki peranan terhadap kompetensi interpersonal adalah

faktor internal individu, diantaranya adalah konsep diri. Burns ( dalam

Pudjijogyanti, 1985, h. 2 ) menjelaskan bahwa konsep diri adalah hubungan antara

sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Selanjutnya konsep diri mencakup

seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya,

motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya, kegagalannya, dan lain sebagainya (

Cawagas dalam Pudjijogyanti, 1985, h. 2 ).

Lindgren ( Pudjijogyanti, 1985, h. 21 ) mengemukakan bahwa

terbentuknya konsep diri disebabkan oleh interaksi individu dengan orang – orang

disekitar. Segala sesuatu yang menjadi persepsi orang lain mengenai individu

tersebut tidak lepas dari struktur, peran, dan status sosial. Lebih lanjut diuraikan

bahwa terbentuknya konsep diri merupakan gejala yang dihasilkan dari adanya

(20)

interaksi – interaksi antara individu dengan keluarga atau kelompok dengan

kelompok

Salah satu aspek dari konsep diri yaitu aspek psikologis dimana meliputi

konsep individu tentang kemampuannya dalam hubungannya dengan orang lain (

Hurlock, 1990, h. 237 ). Adanya konsep diri yang matang dari setiap individu di

dalam Rotaract Club maka kompetensi interpersonal akan menjadi lebih baik di dalam masing – masing diri individu sehingga dapat meningkatkan hubungan

yang positif baik diantara anggota maupun antar club.

Anggota Rotaract Club yang berhasil memunculkan kompetensi

interpersonalnya tergantung pada kualitas konsep diri yang dimiliki. Kompetensi

interpersonal dikatakan efektif bila masing – masing individu Rotaract Club

memiliki konsep diri yang positif. Konsep diri yang positif ditandai dengan

adanya kemampuan untuk mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain,

menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai

berbagai perasaan yang berbeda, dan mampu memperbaiki diri. Dengan adanya

konsep diri yang positif maka anggota Rotaract Club akan memilliki kompetensi interpersonal secara efektif yang ditandai dengan adanya kemampuan untuk

memulai suatu bentuk interaksi dan hubungan dengan lingkungan sosial yang

lebih besar, seseorang juga mampu mengungkapkan perasaan – perasaannya

sekaligus dapat mendengarkan dengan baik keluhan yang disampaikan seseorang,

serta mampu mengelola dan menyelesaikan konflik dengan orang lain.

Namun jika anggota Rotaract Club memiliki konsep diri yang negatif, maka seseorang enggan memulai interaksi dan hubungan dengan orang lain serta

kurang bersifat terbuka saat mengungkapkan perasaan – perasaannya. Pandangan

anggota Rotaract Club mengenai peranannya di masyarakat sebagai seseorang yang mampu berinteraksi dengan baik mendorong anggota Rotaract Club untuk berusaha agar dirinya dapat lebih dikenal dan bersikap terbuka pada orang lain,

sehingga diterima di lingkungan masyarakat serta dapat menjalin hubungan

interpersonal dengan mudah. Oleh karena itu, konsep diri yang positif membuat

mereka mampu berinteraksi dengan banyak orang, memiliki toleransi dengan

orang lain, dan mampu menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Selain itu

(21)

dengan konsep diri yang positif maka anggota Rotaract Club memiliki gambaran mengenai dirinya sendiri terhadap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Individu yang memiliki konsep diri yang positif ditunjukkan dengan

adanya sikap penyesuaian diri yang baik. Hal ini menyebabkan seseorang diterima

di lingkungan sosialnya. Bila konsep diri anggota Rotaract Club positif maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal, sebaliknya bila konsep diri anggota

Rotaract Club negatif maka semakin rendah kompetensi interpersonal.

Hipotesis

Ada hubungan positif antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal

pada Rotaract Club. Jika konsep diri setiap anggota di dalam kelompok positif maka kompetensi interpersonal anggota RotaractClub semakin tinggi, sebaliknya semakin negatif konsep diri maka akan semakin rendah juga kompetensi

interpersonal anggota Rotaract Club .

Metode Penelitian

Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Rotaract Club Semarang. Dimana anggota Rotaract ini berusia antara 18 – 30 tahun dan terdaftar sebagai

member Rotaract.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data yang

diperlukan adalah metode skala, yaitu skala kompetensi interpersonal dan skala

konsep diri.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

kolerasi Product Moment.

(22)

Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rxy sebesar 0,466 dengan p<0,01. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara

konsep diri dengan kompetensi interpersonal dimana semakin positif konsep diri

maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal, dan semakin negatif konsep

diri maka semakin rendah pulakompetensi interpersonal.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, dengan menggunakan uji statistik korelasi

Product Moment diperoleh nilai rxy sebesar 0,466 dengan p<0,01 yang artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kompetensi

interpersonal. Semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi pula kompetensi

interpersonal, demikian juga sebalikya semakin rendah konsep diri maka semakin

rendah pulakompetensi interpersonal. Dengan demikian hipotesis penelitian yang

diajukan diterima.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nashori ( 2003, h.28 )

bahwa salah satu faktor yang dinilai memiliki peranan terhadap kompetensi

interpersonal adalah faktor internal individu, diantaranya adalah konsep diri.

Dimana hubungan itu akan membentuk sebuah interaksi sehingga konsep diri

masing – masing individu dapat berpengaruh positif di dalam kelangsungan club

atau komunitas tersebut.

Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan

faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan

dengan individu lain. Dalam berinteraksi individu akan menerima tanggapan.

Tanggapan yang diberikan tersebut, akan dijadikan cermin bagi individu untuk

menilai dam memandang dirinya sendiri. Jadi, konsep diri terbentuk karena suatu

proses umpan balik dari individu lain ( Pudjijogyanti, 1985, h. 8 ).

Individu dengan kompetensi interpersonal memiliki kemampuan

sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan disenangi

oleh orang lain. Menurut Gerungan ( 1996, h. 194 ) manusia membutuhkan

(23)

hubungan timbal balik. Hal ini dikarenakan manusia senantiasa hidup dalam suatu

lingkungan baik lingkungan fisik, psikis, atau spiritual. Dalam hubungan timbal

balik tersebut terjadi proses saling mempengaruhi antara manusia dan

lingkungan. Sebagian besar manusia melakukan komunikasi melalui kompetensi

interpersonal. Apabila seseorang memiliki kompetensi interpersonal maka

kompetensi interpersonal dapat dilakukan secara efektif.

Dilakukan juga analisis yang lebih spesifik dalam penelitian ini mengenai

seberapa besar hubungan antara tiap aspek konsep diri dengan variabel

kompetensi interpersonal. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa aspek fisik

yang mempunyai hubungan positif yang sangat signifikan dengan kompetensi

interpersonal adalah aspek fisik, yaitu sebesar rxy = 0,420 dengan p<0,01 dan

mempunyai sumbangan efektif terhadap variabel kompetensi interpersonal

sebesar 17,64 %. Hal ini berarti bahwa panampilan fisik atau diri yang menarik,

pembawaan diri yang baik mempengaruhi penampilannya di depan umum atau

masyarakat. Anggota Rotaract Club yang mampu membawa dirinya secara fisik memiliki kemampuan untuk memulai pembicaraan dengan orang lain dan tidak

merasa canggung atau minder di depan kalayak umum. Rotaract Club yang banyak bertemu dengan orang – orang terpandang dan setiap acara atau

kegiatannya berkaitan dengan acara resmi, maka para anggota Rotaract Club

diharuskan untuk berpakaian rapi dan sopan sehingga dapat menyesuaikan diri

menjaga penampilannya pada setiap acara yang diselenggarakan.

Aspek psikis mempunyai korelasi yang signifikan terhadap variabel

kompetensi interpersonal, yaitu sebesar rxy = 0.255 dengan p< 0,05 dan

mempunyai sumbangan efektif sebesar 6,50 %. Hal ini aspek psikis yang di

maksud adalah bagaimana anggota RotaractClub mampu menyampaikan ide atau pemikirannya, mengungkapkan perasaannya, mampu memberikan rasa nyaman

terhadap orang lain sehingga dapat menjalin relasi yang lebih baik antar anggota

atau di mayarakat. Hal itu terlihat dari dimana anggota Rotaract mampu berbagi dengan orang – orang yang membutuhkan, mengadakan berbagai kegiatan sosial

seperti donor darah, penanaman pohon, dan lain sebagainya.

(24)

Selain fisik dan psikis, aspek konsep diri yang memiliki korelasi dan

sumbangan efektif yang tinggi dengan kompetensi interpersonal adalah aspek

sosial, yaitu sebesar rxy = 0,300 dengan p<0,05 dan sumbangan efektif sebesar 9

%. Aspek sosial berhubungan dengan bagaimana individu memerankan perannya

di lingkungan sosialnya dimana individu mampu untuk bersosialisasi dengan

orang lain, sharing dengan orang lain, beradaptasi dengan lingkungan baru. Dapat

dilihat dari perilaku anggota Rotaract Club yang terjun langsung ke dalam masyarakat untuk kegiatan sosialnya seperti ke kampung – kampung kumuh untuk

melaksanakan fogging, ke desa – desa pelosok untuk pemberian sembako dan susu bayi, memberikan sumbangan buku untuk daerah yang sarana pendidikannya

terbatas, dan lain sebagainya.

Diantara aspek fisik, psikis, dan sosial, aspek yang memiliki kolerasi dan

sumbangan efektif yang paling tinggi adalah aspek moral, yaitu sebesar rxy =

0,520 dengan p<0,01 dan sumbangan efektif sebesar 27,04 %. Aspek moral

berhubungan dengan nilai – nilai dan prinsip yang memberikan arti dan arah

dalam kehidupan, dimana berkaitan dengan sopan santun dan norma – norma

yang berlaku. Anggota Rotaract Club yang banyak berhubungan dengan orang – orang yang berkompeten dalam bidangnya dan relasi dengan banyak orang dalam

berbagai kalangan yang mengharuskan individu mampu untuk memposisikan

dirinya secara tepat sehingga tidak terjadi penyimpangan. Hal tersebut terlihat

dengan adanya aturan untuk datang tepat waktu setiap meeting dan acara resmi yang diadakan oleh Rotary maupun Rotaract Club. Selain itu masing – masing anggota diwajibkan untuk membayar uang kas setiap bulannya. Wajib menaati

setiap peraturan yang ada di dalam club dan datang di setiap acara yang diadakan oleh Rotary maupun RotaractClub.

Berdasarkan seluruh aspek konsep diri yang paling memberikan

sumbangan terbesar pada kompetensi interpersonal adalah aspek fisik dan aspek

moral. Aspek fisik sebesar 17,64 %, yang mana penampilan diri anggota Rotaract

menjadi hal yang penting untuk dapat tampil di depan umum mengingat banyak

berbagai acara dan kegiatan baik formal maupun non formal. Kemudian aspek

moral memberikan sumbangan sebesar 27,04 %, dimana anggota Rotaract mampu

(25)

menempatkan dirinya di hadapan berbagai tokoh dan orang yang berkompeten

sesuai dengan norma sopan santun serta mampu menaati peraturan yang ada di

dalam club.

Dari seluruh penelitian menunjukkan bahwa Sumbangan Efektif ( SE )

yang diberikan variabel konsep diri pada kompetensi interpersonal sebesar 21,7%.

Sedangkan sisanya 78,3% masih banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi

interpersonal seseorang, bukan hanya konsep diri, namun ada sapek persepsi

interpersonal, kondisi individu, penyesuaian diri, menghargai orang lain,

komunikasi yang baik. Jika dilihat lebih dalam lagi ada kaitan antara kompetensi

interpersonal dengan konsep diri, dimana aspek diri pribadi merupakan dasar dari

munculnya kompetensi interpersonal seseorang. Apabila seseorang sudah

memandang dirinya positif atau baik maka seseorang mampu mengembangkan

kemampuan – kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga potensi yang ada

dapat tersalurkan dengan berbagai kegiatan.

Kesimpulan

Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan

kompetensi interpersonal. Hal ini berarti semakin positif konsep diri maka

semakin tinggi pula kompetensi interpersonal, demikian juga sebalikya semakin

negatif konsep diri maka semakin rendah pula kompetensi interpersonal. Dengan

demikian hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Adapun konsep diri

memberikan sumbangan efektif sebesar 21,7 % terhadap kompetensi interpersonal

dan sisanya 78,3 % berasal dari faktor - faktor lain yang mempengaruhi

kompetensi interpersonal seperti : persepsi interpersonal, kondisi individu,

penyesuaian diri, menghargai orang lain, komunikasi yang baik.

Saran

1. Bagi anggota Rotaract Club

Anggota Rotaract Club diharapkan dapat memperhatikan fisik dengan penampilan rapi dan sesuai di setiap acara. Kemudian moralnya dengan

perilaku yang sesuai dengan aturan yang ada di dalam club dan

(26)

mengembangkan potensi diri dan menjalankan tugas sebagai memberRotaract Club dengan baik, sehingga tujuan Rotaract dapat dicapai sesuai harapan. Untuk menumbuhkan konsep diri yang positif dapat dilakukan dengan

kegiatan berkala seperti mengadakan training atau pelatihan “Who Am I” , “Johari Window”, outbond, terjun secara langsung ke dalam masyarakat yang mana dapat membuka diri dan memberikan kesempatan untuk menjalin relasi

dengan banyak orang yang dapat menambah pengalaman dan networking yang luas sehingga berguna di masa yang akan datang.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a) Melakukan observasi dan wawancara yang lebih teliti dengan jumlah

responden yang lebih banyak, sehingga wawancara dan observasi dapat

dilakukan lebih mendalam dan akurat tanpa adanya batasan waktu yang

terkait dengan kesibukannya, sehingga peneliti melakukan identifikasi

permasalahan dengan tepat.

b) Lebih mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan faktor - faktor

lain seperti : persepsi interpersonal, kondisi individu, penyesuaian diri,

menghargai orang lain, berempati.

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

2011 penulis diberi tugas meliput sekaligus membuat Press Release dalam. acara “ LAUNCHING SEKOLAH BERBASIS KEWIRAUSAHAAN

Pada penelitian ini, jumlah tepung jagung adalah sebesar 3/5 dari seluruh bahan sehingga memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap nilai kadar amilosa beras

Hasil penelitian menunjukkan, (1) sebagian besar peserta didik memiliki kecenderungan lokus kendali internal, (2) aspek lokus kendali peserta didik dengan

[r]

• Etika Tipe I adalah kekuatan hubungan antara apa yang individu atau organisasi yakini dengan apa yang sumber-sumber panduan yang ada. nyatakan sebagai benar

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isidokumen tanpa ijin terhrlis dari Fakultas llmu Keolahragaan Univenitas

Penelitian yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan pada kawasan wisata menggunakan kajian daya dukung lingkungan dan kajian ekowisata di TNBT telah dilaksanakan oleh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TABLE OF CONTENTS.. PAGE OF APPROVAL