• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEKNIK BEHAVIORISTIK TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 GONDANGREJO, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TEKNIK BEHAVIORISTIK TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 GONDANGREJO, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKNIK BEHAVIORISTIK TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN PADA SISWA KELAS IX SMP N 1

GONDANGREJO, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh : Febriana Hartati

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh teknik behavioristik terhadap kecemasan ujian siswa kelas 9. Lokasi penelitian di SMP N 1 Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas 9 sejumlah 192 siswa dari 6 kelas dan yang diambil sebagai sampel adalah 42 siswa dengan menggunakan teknik proporsiaonal random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode angket sebagai metode bantu menggunakan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistik dengan rumus “t-test”.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian teknik behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian pada siswa kelas 9 SMP N 1 Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Tahun Pelajaran 2015/2016. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik behavioristik berpengaruh dalam mengurangi kecemasan menghadapi ujian t hitung yaitu sebesar 3,089 yang selanjutnya t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b= (N-1) jadi (42-1)= 41 dalam taraf signifikansi 1% yaitu 2,704 atau 3,089>2,704. Jadi t hitung > t tabel atau t hitung lebih besar dari t tabel berarti ada pengaruh perbedaan kecemasan menghadapi ujian sebelum dan sesudah diberi teknik behavioristik.

(2)
(3)

Pendahuluan

Di era sekarang ini khususnya pada kalangan pelajar Ujian di anggap sangat menakutkan bagi para siswa, dan guru di tuntut untuk dapat memahami setiap-setiap keluhan siswanya dan membuat siswa menjadi semangat untuk menerima pelajaran.

Mengajar tidak lagi di pahami sebagai proses untuk menyampaikan ilmu yang di butuhkan siswa melainkan lebih sebagai tugas mengatur aktivitas-aktivitas dan mengawasi siswa yang mempunyai problem dalam belajar di sekolah. Sebagai seorang guru harus mampu menumbuh kembangkan sosial yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan nyaman dan produktif dan mampu menerima keluhan siswa seperti kecemasan menghadapi ujian.

Kecemasan menghadapi ujian khususnya untuk kelas 9 (sembilan) yang sebentar lagi akan di adakan ujian. Dengan siswa cemas saat akan menghadapi ujian siswa mulai berpikir bagaimana mereka bisa berhasil, bagaimana mereka bisa mengerjakan soal ujian agar sukses dan mereka lebih berusaha untuk giat belajar dan mengikuti les atau tryout yang di adakan di sekolah maupun di luar sekolah.

Tetapi kenyataannya di SMP Negeri 1 Gondangrejo belum bisa mendengarkan secara baik tentang semua keluhan siswa dan khususnya untuk mendengarkan keluhan siswa kelas 9 (sembilan) yang akan menghadapi ujian dari keluhan tersebut dimungkinkan ada kecemasan siswa saat akan menghadapi ujian dan mungkin sampai sekarangpun siswa masih mengalami kecemasan khususnya untuk kelas 9 (sembilan) dari

6 (enam) kelas yang berjumlah 192 siswa.

Di karenakan Teknik Behavioristik di SMP Negeri 1 Gondangrejo belum dijalankan dengan baik dan siswa belum dijelaskan pentingnya Teknik Behavioristik pengertian dan Teknik Behavioristik sendiri adalah “Teknik bevioral adalah suatu cara atau metode untuk mengubah tingkah laku manusia. Tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan pengkondisian “(Sayekti, 2010:80).

Bagi para siswa dan arti dari Teknik Behavioristik itu mungkin para siswa belum mengetahuinya karena tehnik tersebut (behavioristik) belum dilaksanakan secara baik dan belum di terapkan kepada siswa yang butuh Teknik Behavioristik untuk menyelesaikan masalahnya.

Harusnya guru SMP Negeri 1 Gondangrejo bisa meningkatkan Teknik behavioristik di kalangan para siswa agar masalah siswa ataupun keluhan siswa dapat terselesaikan dengan tuntas dan di dalam Teknik Behavioristik guru bisa menyelasaikan keluhan siswa tentang kecemasan menghadapi ujian khususnya untuk kelas 9 yang sekarang mungkin banyak di alami.

Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang satu sama lain saling berkaitan. Adapun masalah yang diindentifikasi adalah sebagai berikut: Teknik Behavioristik belum dijalankan secara baik untuk mengatasi permasalahan yang berada dilingkungan sekolah Kecemasan menghadapi ujian mempengaruhi siswa menjadi minder, takut menghadapi ujian..

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas dapat dirumuskan masalah “Apakah ada pengaruh yang signifikan dari pemberian teknik

(4)

behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Gondangrejo, Tahun Pelajaran 2015/2016?“.

Tujuan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dan arah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari pemberian Teknik Behavioristik Terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Gondangrejo, Tahun Pelajaran 2015/2016.

Manfaat Teoritis : Guru BK di dunia harus tahu Teknik-teknik Konseling khususnya para konselor .Memberi masukan kepada semua guru bahwa mempelajari Teknik-teknik konseling yang diterapkan di sekolahan sangat penting mengimbangi banyaknya permasalahan siswa yang belum bisa diselesaikan dengan baik.Manfaat Praktis : Guru dan orang tua harus memahami keluahan masalah yang terjadi di sekolahan, Mengetahui hal-hal positif dan negatif kecemasan ketika saat mengahadapi ujian.

Teknik Behavioristik

Behavioral menganggap bahwa untuk memahami tingkah laku diperlukan pendekatan yang obyektif, mekanistik dan materialistik sehingga tingkah laku pada anak dilakukan memulai upaya pengkondisian, konsep dasar yang dipakai dalam behavior therapy adalah belajar, yang berarti perubahan tingkah laku yang disebabkan bukan dari kematangan tingkah laku manusia didapatkan dengan cara belajar dan diubah dengan cara prinsip-prinsip belajar, maka peneliti memilih behavior therapy terapi sebagai tehnik pendekatan menurut (Purwa Atmaja Prawira 2010 : 60, Samsunuwiyati Mar’at 2009 : 54,

Sayekti 2010 : 80, Jhon M. Echols, Sofyan S. Willis Skripsi Murni Tahun 2010 ).

Kecemasan Menghadapi Ujian

Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan menurut ( M. Nur Ghufron 2010 : 142, Hartono 2012 : 84 ).

Tingkatan kecemasan individu tergantung pada situasi, beratnya impuls yang datang dan kemampuan untuk mengendalikan diri dalam menghadapi persoalan. Proses terbentuknya kecemasan ujian dapat digambarkan dengan urutan. Adanya stimulus berupa bayangan ancaman atau bahaya potensial yang muncul saat menghadapi ujian, kemudian memicu kecemasan dan menyebabkan siswa terseret dalam pikiran yang mencemaskan. Sebab awal dari kecemasan itu adalah tanggapan pikiran dalam mempersepsikan stimulus yang diterima oleh siswa saat ujian.

(5)

Kecemasan menghadapi ujian (ulangan semester), khususnya pada mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, khususnya matematika. Adapun aspek kecemasan menghadapi ujian yaitu manifestasi kognitif, afektif, dan perilaku motorik yang tidak terkendali dan somatika yang tak terkendali.

Faktor lain yang dapat menimbulkan kecemasan menghadapi ujian adalah lantaran prosedur ujian yang digunakan oleh guru. Bagaimana ujian direncanakan, disusun, pengaturan waktu, memiliki pengaruh kuat dalam tingkat kegelisahan siswa yang menerimanya. Batasan-batasan dan tekanan waktu membuatnya stres, terutama pada siswa yang lebih suka melakukannya dengan lambat dan berhati-hati. Memberitahu siswa bahwa sebuah ujian adalah untuk mengukur kemampuan, bisa menggiring mereka menjadi gelisah karena merisaukan hasil ujian mereka. Beberapa siswa kehilangan kepercayaan diri dan konsentrasinya ketika menghadapi serangkaian soal-soal ujian yang tampak sangat sulit begi mereka. Pada umumnya kategori kecemasan menghadapi ujian diklasifikasikan menjadi tiga tingkat, yaitu sangat cemas yang artinya siswa tidak dapat mengendalikan manifestasi kognitif, afektif dan perilaku motoriknya; cukup cemas yang artinya siswa agak merasa cemas dalam menghadapi ujian; dan tidak cemas artinya siswa dapat mengendalikan manifestasi kognitif, afektif dan perilaku motoriknya.

Metode Penelitian

Metode adalah cara atau jalan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangan dan

menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan dalam setiap bentuk penelitian ilmiah, karena berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung tepat tidaknya penerapan metode yang dipilih.

Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Gondangrejo

2. Waktu Penelitian pada bulan Febuari sampai April Tahun Pelajaran 2015/2016

Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Sedangkan Sugiyono membatasi populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/sbyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:80) Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IX (sembilan) yang berjumlah 192 (seratus sembilan puluh dua) dari 6 (enam) kelas.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:81) “Sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) bahwa “Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti” dan pada populasi 192 (6 kelas masing-masing 32 siswa) siswa hanya mengambil 42 (empat puluh dua) siswa untuk di jadikan sampel setiap kelas diambil 7 (tujuh) siswa.

(6)

3. Sampling

Teknik sampling menurut Sugiyono (2009:81) adalah merupakan tehnik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan penelitian ini 42 (empat puluh dua) siswa setiap kelas yang dijadikan sampel adalah 7 (tujuh) siswa dengan proporsional random sampling. Adapun cara pengambilan sampel tersebut dengan cara setiap kelas diambil 7 (tujuh) siswa secara undian. Variabel Penelitian

Pengertian variabel menurut Suharsimi Arikunto (2006:10) adalah “hal-hal yang menjadi obyek penelitian, yang ditetapkan dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif”. Dalam penelitian ini ditetapkan variabel sebgai berikut : 1. Variabel independent (variabel bebas)

Variabel independent merupakan variabel yang menjadikan subyek pengamatan utama dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tehnik Behavioristik. Apakah tehnik behavioristik yang telah diberikan kepada siswa telah diterapkan pada kehidupannya siswa khususnya saat mengalami kecemasan menghadapi ujian.

2. Variabel dependent (variabel terikat)

Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel sebagai konsekuensi atau efek dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadikan variabel terikat adalah kecemasan menghadapi ujian siswa kelas IX (sembilan) SMP Negeri 1 Gondangrejo.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan guna mengetahui apakah ada pengaruh teknik bihavioristik terhadap kecemasan siswa menghadapi ujian maka metode yang dianggap tepat adalah menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data berupa :

1. Metode Angket a. Pengertian Angket

Angket adalah “Sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui” (Suharsimi Arikunto, 2002:151). Jadi angket berisi serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kecemasan menghadapi ujian. Bagaimanakah siswa bisa mengalami kecemasan saat menghadapi ujian apakah guru untuk menyelesaikannya dengan cara memberikan tehnik behavioristik pada saat mereka mulai mengalami kecemasan menghadapi ujian.

Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari kata document (Bahasa Inggris) yang artinya dokumen “Dokumen yang berasal dari kata documentun (Bahasa Latin) berarti tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan”. Dengan melihat dan mengetahui asal dari arti kata dokumentasi. Dokumentasi adalah membuat cacatan atau membuat keterangan-keterangan tertulis ataupun tercetak yag dijadikan dokumen.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:158) mengatakan bahwa : Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

(7)

kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, leger, agenda dan sebagainya.

Dalam pengumpulan data yang menggunakan dokumentasi berarti suatu cara mengumpulkan data dengan mengambil data dari sumber-sumber dokumen. Dokumen yang dimaksud adalah suatu catatan atau keterangan baik tertulis atau tercetak yang menunjukkan tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau sehingga dapat memberikan berbagai macam keterangan.

Bahan yang dianggap atau dijadikan sebagai dokumen misalnya buku-buku, foto-foto, catatan-catatan dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumen untuk memperoleh data tentang siswa. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes atau lewat professional judgment. Sebuah tes memiliki validitas isi apabila item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur atau isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur.

Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas isi karena setiap bagian instrument dapat mendukung misi instrument secara keseluruhan yaitu dapat mengungkap data dari variabel. Adapun untuk menganalisisnya menggunakan analisis butir, yaitu untuk mengetahui butir-butir mana yang valid dan butir-butir mana yang tidak valid, caranya adalah dengan menggunakan rumus :

𝑉 =𝑅𝐻 − 𝑅𝐿

𝑁𝐻 (𝑆𝑢ℎ𝑎𝑟𝑠𝑖𝑚𝑖 𝐴𝑟𝑖𝑘𝑜𝑢𝑛𝑡𝑜, 2002 ∶ 156)

Keterangan :

V : Validitas Indek Item RH : Jumlah Kelompok Atas RL : Jumlah Kelompok Bawah

NH : Jumlah Responden Kelompok Atas

Sebagai ukuran untuk menentukan apakah item tersebut valid atau tidak adalah :

a. Dikatakan valid apabila V (validitas indek item = 0,20 ketas atau lebih).

b. Tidak valid apabila V < 0,20 2. Uji Reliabilitas

Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat. Untuk mengukur tingkat reliabilitas angket digunakan teknik belah dua atau ganjil-genap. Yang sebelumnya telah dihitung dengan rumus korelasi product moment. 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌 𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 𝑁 𝑌 − 𝑌 2 N : Jumlah responden

X : Skor item untuk masing-masing nomor

Y : Skor total

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y, untuk validitas

(8)

Hasil perhitungan rry tersebut dimasukkan ke dalam rumus

Sperman Brown sebagai berikut :

𝑟11 = 1+𝑟2𝑟 1 2 1 2 1 2 1 2 (𝑆𝑢ℎ𝑎𝑟𝑠𝑖𝑚𝑖 𝐴𝑟𝑖𝑘𝑜𝑢𝑛𝑡𝑜, 2002 ∶ 156) Keterangan

r11 : Koefisiensi reliabilitas yang sudah disesuaikan

𝑟1 2

1 2 : Koefisiensi korelasi antara item gasal dan item genap Setelah data hasil uji coba

diperoleh dan dihitung dengan teknik korelasi product moment kemudian penilaian validitas item dikonsultasikan dengan r tabel product moment. Maka akan diketahui apakah angket tersbeut telah memenuhi syarat atau belum.

Adapun kriteria yang dijadikan untuk menentukan reliabilitas instrument adalah sebagai berikut :

a) Jika r11 = 0,800 – 1,000 : ST (Sangat Tinggi)

b) Jika r11 = 0,600 – 8,00 : T (Tinggi) (Suharsimi Arikunto, 2002 : 156)

c) Jika r11 = 0,400 – 6,00 : C (Cukup)

d) Jika r11 = 0,00 – 2,00 : R (Rendah)

3. Hasil Uji Coba Instrumen : a. Uji Validitas : 26 valid dan 14 tidak valid b. Uji Reliabilitas : 𝑟1 1 = 2 . 𝑟½ ½ (1 + 𝑟½ ½) = 2 .0,923 (1+0,923) = 1,846

1,923 = 0,959 jika 𝑟1 1 = 0,80-1,00 : sangat tinggi Teknik Analisis Data

Penelitian ini penggunakan jenis penelitian kuantitatif. Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Metode analisa data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data, menganalisa data hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis.

Untuk menganalisa data dapat dilakukan dengan cara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Data yang terkumpul dalam

penelitian ini berupa angka-angka maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik dengan menggunakan rumus t-test sebagai berikut :

Analisis t-test dapat dipilih dengan alasan :

a) T-test dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan pengaruh perbedaan antara dua gejala / dua variabel.

b) Data yang diperoleh merupakan data interval.

Adapun rumus t-test :

𝑡 = 𝑀𝐷 𝑑

2

𝑁 𝑁 − 1

(9)

Keterangan :

t : Koefisien pengaruh antara variabel x dan variabel y MD : Mean defferences atau perbedaan dua mean

𝑑2 : Jumlah kuadrat deviasi

N : Jumlah subyek

db : Ditentukan N – 1 Setelah pengolahan data diketahui maka diadakan pengujian hipotesis nol (Ho). Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa : 1. Bila t hitung ≥ t table, taraf signifikan 1 % maka sangat signifikan, berarti Ho ditolak.

2. Bila t hitung ≥ t table, taraf signifikan 5 % maka sangat signifikan, berarti Ho ditolak.

3. Bila t hitung ≤ t table, taraf signifikan 5 % maka sangat signifikan, berarti Ho diterima.

Deskripsi Data

1. Deskripsi data hasil angket teknik behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian sebelum treatmen. Hasil penyebaran angket yang diberikan kepada siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2015/2016 sebagai sampel mengenai Teknik Behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian sebelum di beri Teknik Behavioristik memperoleh nilai tertinggi 134 dan nilai terendah 73 (lampiran 11), adapun analisis data diperoleh nilai mean: 110,8 ,median: 110,3, modus: 109,1standar deviasi: 265,83 (lampiran 12).

Selanjutnya dari hasil angket Teknik Behavioristik terhadap Kecemasan menghadapi ujian teknik behavioristik diberikan dapat

digambarkan dalam

daftar fekuensi sebagai berikut :

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Hasil Angket

Interval X X2 F Cfd f.X f.X2 133-142 137 18769 3 42 411 56307 123-132 127 16129 7 39 889 112903 113-122 117 13689 9 32 1053 123201 103-112 107 11449 9 23 963 103041 93-102 97 9409 13 14 1261 122317 83-92 87 7569 0 1 0 0 73-82 77 5929 1 1 77 5929 JUMLAH 749 82943 42 152 4654 3483606

Selanjutnya dari data hasil angket tehnik behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian

sebelum diberi tehnik behavioristik dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut :

(10)

Gambar 1.Grafik Histogram dan Poligon kecemasan menghadapi ujian Sebelum Diberi Teknik Behavioristik Pada Kelas IX SMP N 1

Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 2. Deskripsi data hasil angket

sesudah tehnik behavioristik diberikan.

Hasil penyebaran angket yang diberikan kepada siswa kelas IX SMP N 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 sebagai sampel mengenai Teknik Behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian setelah diberi teknik behavioristik memperoleh nilai tertinggi 144 dan nilai terendah 88 (lampiran 13), adapun analisis data

diperoleh nilai mean:119,9 median: 119,17 modus: 119,13 dan standar deviasi: 13,268 (lampiran14).

Selanjutnya dari hasil angket tehnik behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian setelah tehnik behavioristik diberikan maka dapat digambarkan dalam frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Hasil Angket

Selanjutnya dari data hasil angket Teknik Behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian setelah diberikan teknik

behavioristik dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut :

0 5 10 15

133-142 123-132 113-122 103-112 93-102 83-92 73-82

teknik behavioristik terhadap

kecemasan menghadapi ujian

Interval X X2 f Cfb f.X f.X2 138-147 143 20449 4 42 572 81796 128-137 133 17689 7 38 931 123823 118-127 123 15129 12 31 1476 181548 108-117 113 12769 8 19 904 102152 98-107 103 10609 10 11 1030 106090 88-97 93 8649 1 1 93 8649 JUMLAH 708 85294 42 142 5006 604058

(11)

Gambar 2.Grafik Histogram dan Poligon kecemasan menghadapi ujian Setelah Diberi teknik behavioristik Kelas IX SMP N 1 Gondangrejo

Tahun Pelajaran 2015/2016 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik tentang pengaruh Teknik Behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian pada siswa kelas IX SMP N 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 diperoleh t hitung yaitu sebesar 3,089 (lampiran 15), selanjutnya t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) Jadi (42-1)=41 dalam taraf signifikansi 1 % yaitu 2,704. Jadi dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel atau 3,089>2,704.

Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh tehnik behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian pada siswa kelas IX SMP N 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya pada taraf signifikansi 1%.

Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas dapat diterima dengan baik, pada taraf signifikansi 1% bahwa

“Ada pengaruh tehnik behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian pada siswa kelas IX SMP N 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian ini dapat penulis jelaskan bahwa tehnik behavioristik memberikan peran penting dalam menurunkan kecemasan dalam menghadapi ujian pada siswa kelas IX.

Hal tersebut dapat peneliti jelaskan bahwa kecemasan diri merupakan emosi yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak menentu (Hartono, 2012:84)

Di SMP N 1 Gondangrejo sebelumnya diberikan teknik behavioristik sebelum menghadapi ujian sangat cemas tidak siap akan mengikuti ujian.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teknik behavioristik berpengaruh dalam mengurangi kecemasan menghadapi ujian t hitung yaitu sebesar 3,089 yang selanjutnya t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b= (N-1) jadi (42-1)= 41 dalam taraf signifikansi 1% yaitu 2,704 atau 3,089>2,704.

0 10 20

138-147 128-137 118-127 108-117 98-107 88-97

(12)

Keterbatasan Penelitian

Dari hasil penelitian ini penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih kurang sempurna, karena keterbatasan-keterbatasan, hal itu dapat dilihat dari :

1. Keterbatasan penelitian baik dalam hal pengetahuan, waktu dan tenaga.

2. Ketepatan pada alat ukut baik mengenai validitas maupun reabilitasnya sehingga menghasilkan data penelitian yan kurang valid. 3. Kurang ketelitian dan kecermatan dalam penelitian, sehingga mengakibatkan kurang maksimal dalam penggunaan berbagai macam metode untuk memperoleh data.

4. Data hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa SMP N 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2014/2015 dan tidak berlaku untuk kelas lain ataupun sekolah lain yang memiliki situasi dan kondisi berbeda dengan kelas dan sekolah diatas. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik tentang pengaruh teknik behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan t-tes diperoleh nilai thitung sebesar 3,089. Selanjutnya nilai t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan db=N-1=42-1=41 dalam taraf signifikansi 1% yaitu 2,704 ternyata hasil analisis data yang diperoleh t hitung lebih besar

dari t tabel yaitu sebagai berikut : 3,089>2,704.

Berdasarkan analisis data diatas, maka hipotesis kerja yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh teknik behavioristik terhadap kecemasan menghadapi ujian Tahun Pelajaran 2015/2016” diterima karena teruji kebenarannya pada taraf signifikansi 1%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Guru pembimbing / wali kelas agar dapat memberikan perhatian yang lebih besar terhadap siswa sehingga diharapkan setelah mendapatkan perhatian yang baik dapat memberi motivasi bagi siswa. 2. Bagi siswa, hendaknya jangan terlalu berpikir negatif tentang semua hal yang bersangkutan ujian harus disertai doa dan berusaha dengan belajar yang giat. Mau terbuka dengan keluhan-keluhan yang dialami kepada guru BK agar guru BK dapat memberi solusi tentang problem-problem yang dialami siswanya.

3. Bagi orang tua, hendaknya selalu memberikan motivasi semangat yang baik agar anak bisa bersemangat dalam belajar.

4. Bagi Kepala Sekolah, sebagai Agar melakukan penambahan tenaga BK, sesuai dengan kebutuhan siswa serta mengakat tenaga BK yang berlatar belakang BK.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Hartono & Boy Soedarmadji, 2012. Psikologi Konseling. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Murni, 2010. Teknik Behavioral Untuk Meningkatkan Belajar Membaca Pada Anak Kelas 1 Sekolah Dasar Al-Islam3 Gebang Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Tidak di Publikasikan.

M. Nur Ghufron, 2010. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Purwa Atmaja Prawira, 2010. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru.

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Samsunuwiyati Mar’at, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sayekti, 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Surakarta : FKIP Unsri. Sofyan S. Willis, 2011. Konseling Individual. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. 2014. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Gambar

Gambar 1.Grafik Histogram dan Poligon kecemasan menghadapi ujian  Sebelum Diberi Teknik Behavioristik Pada Kelas IX  SMP N 1
Gambar 2.Grafik Histogram dan Poligon kecemasan menghadapi ujian  Setelah Diberi teknik behavioristik Kelas IX SMP N 1 Gondangrejo

Referensi

Dokumen terkait

Namun sebaliknya, siswa yang memiliki self efficacy rendah adalah siswa yang tidak mempunyai keyakinan dan kemampuan untuk dapat berbuat sesuatu dengan melibatkan

Saran (1) siswa dapat menerapkan teknik desensitisasi sistematis sendiri setelah diberikan cara melaksanakan teknik desensitisasi sistematis dan lebih terbuka dengan

Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data menggunakan uji t, diperoleh thitung=7,476 kemudian dibandingkan dengan ttabel = 2,015, karena thitung &gt; ttabel

Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan derajat kecemasan dalam menghadapi ujian nasional antara siswa kelas IX yang ingin melanjutkan pendidikan ke SMA dan

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana kecemasan yang dialami siswa, bagaimana persepsi siswa tentang peran konselor dalam menurunkan kecemasan siswa, dan

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana kecemasan yang dialami siswa, bagaimana persepsi siswa tentang peran konselor dalam menurunkan kecemasan siswa, dan

1) Level (tingkat kesulitan), kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang tingkat kesulitannya berbeda. I ndividu dengan efikasi diri tinggi mempunyai keyakinan

1) Tingkat kecemasan yang sedang biasanya mendorong belajar, sedang tingkat kecemasan tinggi mengganggu belajar. 2) Siswa-siswa dengan tingkat kecemasan yang rendah lebih