• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN EKSPERIMEN UNTUK PENGENDALIAN KADAR AIR JAMU SIMPLISIA Desain Eksperimen Untuk Pengendalian Kadar Air Jamu Simplisia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN EKSPERIMEN UNTUK PENGENDALIAN KADAR AIR JAMU SIMPLISIA Desain Eksperimen Untuk Pengendalian Kadar Air Jamu Simplisia."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN EKSPERIMEN UNTUK PENGENDALIAN

KADAR AIR JAMU SIMPLISIA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:

ARINDA LISNA NINDHIRA

D 600 120 043

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

DESAIN EKSPERIMEN UNTUK PENGENDALIAN

KADAR AIR JAMU SIMPLISIA

Abstrak

Pada penelitian ini membahas mengenai permasalahan kadar air jamu yang tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan Depkes RI. Kualitas merupakan salah satu faktor paling dasar pada produksi suatu produk maka hal ini sangat diperhatikan oleh perusahaan. Beberapa karakteristik dasar pada produksi jamu antara lain rasa, tingkat kehalusan dan kadar air yang dapat menentukan kualitas dari jamu yang diproduksi. Kadar air merupakan faktor kritis pada produksi jamu, kadar air maksimal pada jamu serbuk/simplisia tidak lebih dari 10% agar terhindar dari tumbuhnya jamur. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap kadar air dari proses penggilingan jamu serbuk, membuat rancangan desain eksperimen yang sesuai dengan level dan faktor yang berpengaruh serta dapat menentukan kombinasi level dari faktor yang dapat menghasilkan kadar air seminimal mungkin agar sesuai dengan standar mutu jamu, sehingga dapat mencapai kualitas maksimal. Usaha peningkatan kualitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Taguchi digunakan perhitungan S/N Ratio dan di analisis dengan ANOVA yang diolah menggunakan software Minitab 16. Eksperimen menggunakan metode Taguchi dikatakan lebih efektif serta dapat menghemat waktu dibandingkan dengan eksperimen secara manual. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah menghasilkan kombinasi yang optimum untuk mencapai kadar air sesuai standar jamu yaitu berat giling 600 kg, kadar air awal 10-11% dan waktu giling 15 jam. Berdasarkan perhitungan maka faktor yang paling berpengaruh adalah waktu giling, berat giling dan kadar air awal. Analisa ANOVA menjelaskan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh terhadap kadar air dan dengan Tes Tukey menjelaskan bahwa semua kombinasi memiliki pengaruh yang sama terhadap kadar air.

Kata Kunci: Desain Eksperimen, Metode Taguchi, ANOVA, Kualitas

Abstract

(6)

content standard milled herbs that weight 600 kg, the initial moisture content of 10-11% and a 15-hour grind. Based on the calculation of the most influential factor is the time rollers, heavy rollers and initial moisture content. ANOVA analysis explains that there are factor which effect on water content and then Tukey’s test explains that all combination have effect same with water content.

Keywords: Experimental Design, Taguchi Methods, ANOVA, Quality

PENDAHULUAN 1.

Permasalahan kualitas produk merupakan hal yang memerlukan perhatian khusus karena suatu

produk yang berkualitas merupakan salah satu cara untuk memenangkan persaingan di industri.

Kualitas adalah ciri atau karakteristik produk maupun jasa yang dibuat dengan tujuan memenuhi

kebutuhan sera harapan konsumen (Dorothea, 2003). Setiap perusahaan perlu melakukan evaluasi

dan perbaikan secara bertahap terhadap proses produksinya sehingga dapat menghasilkan produk

dengan kualitas yang optimal. Mutu atau kualitas merupakan hal penting dalam pembuatan suatu

produk karena akan berpengaruh terhadap perusahaan dan merupakan salah satu cara untuk

meenangkan persaingan di industri lain. Hal lain yang diperhatikan dalam pembuatan suatu produk

adalah tingkat keefisiensian pada proses produksi sehingga dapat meminimalkan tingkat kesalahan

yang menimbulkan kecacatan pada produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas merupakan salah

satu cara untuk membantu perusahaan untuk menjaga produk yang dihasilkan dan proses produksi

menyeluruh. Menurut Assauri (1998), pengendalian kualitas adalah pengawasan terhadap mutu yang

bertujuan untuk mempertahankan kualitas dari suatu produk yang dihasilkan agar sesuai dengan

standar produk di perusahaan. Pengendalian kualitas bukan hanya membahas mengenai produk yang

cacat saja tetapi kualitas mengenai semua proses produksinya dari bahan baku datang hingga produk

sampai ke konsumen. Menurut Prawirosentono (2007), kualitas suatu produk adalah keadaan fisik

dan fungsi dari produk yang dihasilkan dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen berdasarkan nilai

uang yang dikeluarkan. Pengendalian kualitas merupakan sistem verifikasi serta perawatan kualitas

produk maupun proses yang diinginkan dengan perencanaan yang sebenarnya, pengecekan secara

bertahap, memakai peralatan yang sesuai dan tindakan yang korektif apabila diperlukan

(Montgomery, 1990).

PT Gujati 59 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan jamu

tradisional yang memproduksi bermacam-macam produk jamu dengan beberapa merek dan fungsi.

Proses produksi pada jamu melewati beberapa tahapan mulai dari kedatangan bahan baku,

penimbangan bahan baku, pencampuran, penggilingan, pengayakan dan proses terakhir adalah

pengemasan. Pada produksi jamu mempunyai beberapa karakteristik yang dapat menentukan

(7)

merupakan faktor kritis/CTQ (Critical to Quality) berdasarkan standar mutu jamu tradisional. Kadar

air maksimal pada jamu simplisia/sebuk tidak boleh lebih dari 10% supaya jamu terhindar dari

tumbuhnya jamur (Depkes RI, 1994). Pada proses penggilingan terjadi pengecekan kadar air

sebelum dan sesudah giling oleh bagian quality control, setelah dianalisa maka terjadi permasalahan

di perusahaan yaitu mengenai kadar air yang tidak sesuai dengan standar mutu jamu. Penyebabnya

bisa dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi kadar air, baik faktor yang terkontrol dan

tidak. Apabila permasalahan kadar air ini dibiarkan terjadi terus menerus tanpa ada perbaikan maka

akan merugikan perusahaan karena akan menambah biaya produksi dan membutuhkan waktu yang

lebih lama. Perlu dilakukan penelitian terhadap permasalah yang terjadi di perusahaan, penelitian

dilakukan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor–faktor yang berpengaruh sehingga

dapat menghasilkan jamu dengan kadar air yang sesuai dengan standar mutu jamu. Penelitian

dilakukan supaya dapat meningkatkan kualitas dari jamu dengan merek pegal linu di PT. Gujati 59.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka peneliti akan menyelesaikan permasalahan

kadar air dengan desain eksperimen menggunakan pendekatan Taguchi. Desain eksperimen

merupakan evaluasi secara bersama-sama terhadap 2 atau lebih faktor yang berpengaruh terhadap

kemampuan dari faktor tersebut untuk mempengaruhi variabilitas hasil kombinasi dari karakteristik

sebuah produk maupun proses tertentu (Soejanto, 2010). Permasalahan mengenai kualitas dapat

diselesaikan dengan desain eksperimen yang bertujuan untuk memahami cara mengurangi serta

mengendalikan suatu proses atau produk agar sesuai dengan yang diharapkan, lalu harus dapat

mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan pengubahan terdadap parameter yang

mempengaruhi. Desain eksperimen yang dilakukan menggunakan metode manual membutuhkan

waktu yang lebih lama dibandingkan menggunakan metode Taguchi, apabila dibutuhkan waktu yang

lebih lama untuk melakukan eksperimen maka biaya yang dikeluarkanpun juga semakin banyak.

Meskipun eksperimen yang dilakukan menggunakan metode Taguchi lebih singkat dibandingkan

dengan metode manual tetapi hasilnya dapat mewakili dan dirasa cukup untuk mendapatkan

analisa/kesimpulan yang dibutuhkan dalam perbaikan kualitas. Menurut Soejanto (2010), metode

Taguchi merupakan suatu metode yang bertujuan memperbaiki kualitas produk maupun proses dan

secara bersamaan dapat meminimalkan biaya dan sumber daya yang paling minimal.

Metode taguchi memiliki beberapa keunggulan dalam penggunaannya antara lain dalam

metode ini menghasilkan kesimpulan mengenai faktor dan level dari faktor yang dapat dikontrol lalu

menghasilkan hasil yang optimum, lebih efisien dilakukan karena memungkinkan untuk melakukan

eksperimen dengan jumlah faktor dan level yang banyak dan dapat melakukan eksperimen dengan

(8)

Perhitungan yang dilakukan menggunakan S/N Ratio untuk mengetahui kombinasi yang paling tepat

sehingga masalah yang terjadi nantinya dapat diminimalisir serta menggunakan ANOVA agar

mengetahui bagaimana pengaruh dari faktor-faktor yang dipilih terhadap permasalahan yaitu kadar

air. Metode dan perhitungan ini digunakan agar penelitian menjadi lebih efektif dari segi waktu dan

biaya sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Muharom (2015)

mengenai permasalahan belum adanya komposisi yang pasti pada pembuatan batu bata sehingga

menimbulkan permasalahan yang lain maka dilakukannya perbaikan menggunakan metode Taguchi

dan menganalisis menggunakan ANOVA. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah

mendapatkan batu bata dengan kualitas yang baik sehingga perlu dilakukannya perubahan

komposisi. Pada penelitian yang dilakukan menggunakan analisis S/N Ratio secara manual dan

menggunakan minitab sehingga dapat diketahui kombinasi yang tepat antar level dan faktor serta

diketahui pengaruh yang paling dominan terhadap permasalahan.

METODE 2.

Gambar 1. Proses Produksi Jamu

Permasalahan yang terjadi dalam penelitian ini adalah mengenai kadar air setelah giling pada jamu

merek pegal linu yang tidak sesuai standar pada pembuatan jamu, pengecekan kadar air ini dilakukan

pada saat proses giling di PT. Gujati 59 Sukoharjo yang merupakan industri pembuatan jamu

tradisional. Proses giling merupakan proses penghalusan bahan baku dan penurunan kadar air agar

bahan baku siap untuk mengalami proses pengayakan dan pengemasan di tahap berikutnya.

(9)

terhadap kadar air sehingga dapat menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Selain itu dapat

mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap ketidaksesuaian kadar air dengan standar mutu

jamu. Faktor dan level yang berpengaruh diidentifikasi dan dikendalikan sehingga dapat diketahui

akar dari permasalahan agar dapat menghasilkan kadar air yang sesuai standar serta dapat

meningkatkan kualitas.

Menurut Soejanto (2009), untuk mengetahui kualitas suatu produk bisa dengan beberapa

metode salah satunya dengan Metode Taguchi yang merupakan metode dengan pengerjaan yang

lebih sederhana. Metode Taguchi diciptakan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1940 yang

merupakan metodologi di bidang teknik yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki kualitas proses

maupun produk secara bersamaan sehingga dapat meminimalisir biaya dan waktu yang dikeluarkan

dalam penelitian ini. Dalam metode ini digunakan matriks orthogonal array yang berfungsi sebagai

penentu berapa kali eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini dan dapat memberikan

informasi yang banyak berdasarkan pada faktor dan level yang mempengaruhi. Hal yang paling

penting dari matriks orthogonal array adalah pemilihan dari kombinasi nilai level dari faktor yang

berpengaruh. Taguchi memberikan pendekatan melalui S/N Ratio (Signal To Noise) yang digunakan

untuk memilih faktor yang memiliki suatu kontribusi pada pengurangan kombinasi suatu respon dan

meneliti seberapa banyak pengaruh faktor pengganggu terhadap kombinasi yang dihasilkan. Tujuan

dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui nilai level dari faktor yang berpengaruh terhadap

eksperimen. Jenis yang dipilih dari S/N Ratio berdasarkan pada karakteristik yang diinginkan,

dengan rumus:

a. Small The Better

Karakteristik kualitas yang menjelaskan dimana nilai yang dihasilkan semakin rendah, maka

kualitas akan semakin baik. Nilai S/N untuk jenis karakteristik ini adalah:

(1)

(2)

Dimana:

y1, y2, y3,.. = Hasil dari percobaan

(10)

b. Nominal The Better

Karakteristik kualitas yang menjelaskan ditetapkan suatu nilai nominal tertentu, jadi apabila

nilainya semakin mendekati nominal yang sudah ditetapkan maka kualitasnya akan semakin baik.

Nilai S/N untuk jenis karakteristik ini adalah:

(3)

Dimana:

(4)

(5)

c. Large The Better

Karakteristik kualitas yang menjelaskan dimana nilai yang dihasilkan semakin besar maka

kualitas akan semakin baik. Nilai S/N untuk jenis karakteristik ini adalah:

⌈∑ ( )

⌉ (6)

Dimana:

n = jumlah trial dalam percobaan

yi = nilai percobaan ke-i

ANOVA (Analysis of Variance) adalah salah satu dari metode statistik yang digunakan untuk

menyelediki hubungan antar variabel respons/dependen dengan satu atau lebih beberapa variabel

independen (Iriawan, 2006). Analisis ANOVA dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

faktor dengan variabel penelitian yang sudah ada. Langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian

dengan menggunakan uji-F adalah:

1. Menentukan hipotesis terhadap penelitian

2. Mencari derajad kebebasan (α)

3. Menentukan kriteria pada pengujian

(11)

(7)

5. Membuat kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh ditolak atau diterima Ho dengan

membandingkan Ftabel dengan Fratio, ketika:

Fhitung > Ftabel maka faktor yang ada tidak mempengaruhi proses

Fhitung ≤ Ftabel maka faktor yang ada akan mempengaruhi proses

HASILDANPEMBAHASAN 3.

3.1Pengumpulan Data

1. PenentuanVariabel

PT. Gujati 59 merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi 2 macam jamu yaitu

simplisia/serbuk dan instan, permasalahan yang ada di perusahaan adalah mengenai kualitas produk.

Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kualiltas pada produk yang dihasilkan perusahaan. Jamu

yang diproduksi melewati beberapa tahapan, salah satu tahapannya adalah proses giling yang sangat

berpengaruh terhadap jalannya produksi. Penentuan variabel pada penelitian ini adalah mengetahui

permasalahan yang akan diselesaikan, cara yang dilakukan dalam penentuan variabel adalah dengan

wawancara terhadap bagian produksi. Pada gambar 2. menunjukkan data masa lalu pada jamu merek

pegal linu pada beberapa bulan terakhir, terlihat bahwa terjadi beberapa kali prosentase kadar air

jamu setelah giling berada di atas 10%. Hal ini membuktikan bahwa kenaikan kadar air yang berada

di atas 10% perlu dilakukan perbaikan kualitas.

Gambar 2. Data Kadar Air Masalalu

2. Identifikasi Faktor-faktor

Pada tahap ini fishbone diagram digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap permasalahan perusahaan yang terjadi. Pengidentifikasian faktor merupakan proses yang

(12)

dengan bagian produksi. Fishbone diagram yang ditampilan pada gambar 3. yang menjelaskan

mengenai beberapa faktor yang dikelompokkan berdasarkan fungsinnya terhadap penyelesaian

masalah yaitu kadar air pada jamu setelah giling yang tidak sesuai standar jamu.

Gambar 3. Fishbone diagram

Fishbone diagram menjelaskan bahwa terdapat faktor yang terkontrol dan tidak. Faktor

terkontrol merupakan faktor yang dapat dapat dikendalikan oleh perusahaan dan faktor yang tidak

tekontrol adalah faktor yang sulit untuk dapat dikendalikan. Tabel 1. akan menunjukan

pengelompokan faktor yang dapat dikontrol dan tidak.

Tabel 1. Pengelompokan faktor terkontrol dan tidak terkontrol

Faktor terkontrol seperti suhu pada mesin giling, diameter jaringan untuk menyaring benda

asing yang masuk ke dalam proses penggilingan dan kecepatan putaran mesin merupakan faktor

yang dapat diubah pengaturannya namun perusahaan telah menetapkan standar pengaturan pada

mesin dengan pengaturan yang sama untuk semua produksi jamu dengan merek apapun dan jumlah

giling berapapun. Faktor yang tidak bisa dikontrol adalah kadar air bahan baku karena meliputi

beberapa hal yang mempengaruhi kadar air bahan baku salah satunya adalah cuaca yang sangat

berpengaruh terhadap bahan baku yang datang di perusahaan. Sedangkan faktor yang dapat dikontrol

untuk bisa dilakukan eksperimen adalah waktu giling, kapasitas produksi dan kadar air sebelum

giling.

Faktor Terkontrol Faktor Tidak Terkontrol

Waktu giling

Kadar air bahan baku Kapasitas produksi

(13)

3. Penentuan Jumlah Level dan Nilai Tiap Faktor

Pada tahapan ini penentuan level berdasarkan faktor yang dapat dikendalikan, level yang dipilih

adalah 2 dengan 3 faktor yang berpengaruh. Penentuan level berdasarkan keefektifan dalam

melakukan penelitian. Tabel 2. akan menjelaskan faktor dan level yang dipilih untuk eksperimen

yang dilakukan.

Tabel 2. Faktor dan level yang dipilih

4. Perhitungan Derajad Kebebasan/Degree of Freedom (DOF)

Derajad Kebebasan = (Banyak faktor) x (Banyak level-1)

= 3 x (2 – 1)

= 3 derajad kebebasan

5. Pemilihan Matriks Orthogonal Array (OA)

Berdasarkan perhitungan derajad kebebasan maka dapat diketahui bahwa dengan 3 faktor dan 2

level, didapatkan 3 derajad kebebasan sehingga dapat diketahui bahwa matriks OA yang sesuai

adalah � yang artinya dilakukan 4 kali percobaan eksperimen pada penyelesaian permasalahan

ini.

6. Penempatan Kolom untuk Faktor dan Interaksi ke Matriks OA

Eksperimen dengan menggunakan metode taguchi memiliki dasar untuk mendesain eksperimen yaitu

matriks ortogonal. Matriks ortogonal yang dipakai adalah � yang dijelaskan pada tabel 3.

Tabel 3. Matriks ortogonal

Tahapan yang dilakukan setelah mengetahui matriks OA yang dipakai maka akan dilakukan

penempatan faktor dan level yang sudah ditentukan ke dalam matriks OA. Tabel 4. akan

menampilkan penempatan faktor dan level berdasarkan rumus matriks OA dengan memasukkan

(14)

Tabel 4. Penempatan faktor dan level ke dalam matriks OA

3.2Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Gujati 59 Sukoharjo pada proses produksi di bagian penggilingan, pada

proses ini peneliti melaksanakan eksperimen dengan faktor dan level sesuai dengan metode Taguchi

yang berpengaruh dengan kadar air sesudah giling agar sesuai standar. Prosedur penelitian yang

dilakukan dimulai dari mengatur berat awal yang akan diproduksi dan waktu yang dibutuhkan untuk

menggiling kapasitas produksi lalu selanjutnya mengecek kadar air sebelum digiling menggunakan

alat grain moisture meter serta mencatatnya kemudian prosedur terakhir adalah mengecek kadar air

setelah giling menggunakan alat grain moisture meter juga. Pengecekan kadar air dilakukan di

ruangan QC dengan mengambil sampel dari jamu yang diproduksi. Karakteristik kualitas yang

digunakan dalam permasalahan ini adalah smaller the better karena pada kasus kadar air di

pengolahan jamu kadar air yang minimal akan semakin baik, hal ini dibuktikan oleh penelitian yang

sudah ada bahwa ketika kadar air jamu melebihi standar maka jamu yang diolah sangat beresiko

tumbuhnya jamur yang akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Jumlah replikasi atau

pengulangan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali. Pengamatan pada penelitian ini dibatasi

hanya mengecek bagian kadar air sesudah giling saja. Tabel 5. menunjukan hasil dari penelitian

dengan replikasi sebanyak 3 kali dengan perlakuan yang sama.

Tabel 5. Hasil percobaan

3.3Pengolahan Data

1. Pehitungan Main Effect (S/N Ratio)

Perhitungan yang dilakukan menggunakan karakteristik kualitas small the better, percobaan

dikerjakan menggunakan rumus S/N Ratio dan dilakukan perhitungan pada setiap percobaan yaitu 4

kali eksperimen. Pada tabel 6. Dijelaskan bahwa S/N Ratio yang telah dihitung menggunakan rumus

Eksperimen Berat Awal

Eksperimen Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

1 8,50% 9% 9%

2 8% 8% 9,30%

3 8,80% 8% 8%

(15)

dimasukan ke dalam tabel berdasarkan matriks orthogonal array yang sudah ditentukan yaitu dengan

menggunakan L4 yang berarti dilakukan 4 kali eksperimen. Misalnya saja menurut orthogonal array

pada eksperimen yang 1 menunjukkan level 1 untuk faktor 1, level 1 untuk faktor 2 dan level 1 untuk

faktor 3 maka dibaris eksperimen 1 dimasukkan hasil S/N ratio yang 1 dan ditempatkan menurut

orthogonal array, perlakuan ini juga untuk eksperimen ke 2 sampai ke 4.

Tabel 6. Respon faktor utama dari penelitian

Gambar 4. Grafik Respon Utama

Berdasarkan gambar 4. Dijelaskan bahwa pengaturan optimum yang didapatkan berdasarkan

perhitungan S/N Ratio yaitu berat giling dengan level 2 yaitu -18,6; kadar air awal dengan level 1

yaitu -18,635 dan waktu giling dengan level 2 yaitu nilainya -18,58.

2. Perhitungan S/N Ratio menggunakan Software Minitab

Perhitungan Signal To Noise Ratio dengan software minitab 16 mengahasilkan output seperti

berikut:

Percobaan

Berat Giling Kadar Air Awal Waktu Giling

Hasil

1 2 1 2 1 2

1 -18,92 -18,92 -18,92 -18,92

2 -18,54 -18,54 -18,54 -18,54

3 -18,35 -18,35 -18,35 -18,35

4 -18,85 -18,85 -18,85 -18,85

Total -37,46 -37,2 -37,27 -37,39 -18,92 -55,74 -74,66

Jumlah 2 2 2 2 1 3 4

(16)

Tabel 7. Output S/N ratio

Hasil dari perhitungan yang dilakukan di minitab merupakan analisa dengan karakteristik

smaller is better berdasarkan nilai level dari faktor yang mempengaruhi kadar air. Dapat dilihat pada

analisa minitab bahwa urutan faktor yang paling dominan yang memperngaruhi kadar air adalah

waktu giling, berat giling dan kadar air sebelum giling.

Gambar 5. Grafik Hasil Perhitungan Rasio S/N

Grafik yang dijelaskan pada gambar 5. Menunjukan bahwa dilakukan pemilihan nilai yang

paling besar (tidak tergantung pada karakteristik kualitas yang dipilih) pada setiap faktor. Pemilihan

pengaturan level dari faktor yang paling optimum yaitu berat giling dengan level 2 (600 kg), kadar

air awal dengan level 1 (10%-11%) dan waktu giling dengan level 2 (15 jam).

3. Perhitungan ANOVAmenggunakan Software Minitab

Perhitungan ANOVA (Analysis of Variance) dilakukan menggunaan software minitab dengan

menggunakan hasil dari eksperimen yang telah dilakukan yaitu sebanyak 4 kali eksperimen. Pada

analisis ANOVA taraf signifikan (α) yang dipakai adalah 0,05 (5%) dengan H0 yaitu tidak ada faktor

yang berpengaruh dan H1 yaitu minimal ada 1 faktor yang berpengaruh. Hasil dari ANOVA dapat

dilihat pada tabel 8.

Response Table for Signal to Noise Ratios Smaller is better

Level Berat_Giling Kadarair_Awal Waktu_Giling

1 -18,73 -18,64 -18,89

2 -18,6 -18,7 -18,45

Delta 0,13 0,06 0,44

(17)

Tabel 8. Output ANOVA

Berdasarkan tabel 7 diketahui analisis bahwa p = 0,687 dan α = 0,05 maka diperoleh p ≥ α

berarti H0 ditolak. Dari pernyataan yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa minimal ada 1

faktor yang berpengaruh terhadap kadar air

4. Perhitungan ANOVATes Tukey menggunakan Software Minitab

Perhitungan menggunakan Tes Tukey di ANOVA dilakukan menggunakan software minitab, cara

yang dilakukan adalah sama dengan melakukan analisis menggunakan ANOVA tetapi dipilih tes

tukey untuk mengetahui apakah antara kombinasi memilik pengaruh yang sama atau berbeda pada

kadar air. Hasil dari ANOVA dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil analisa tes tukey ANOVA menggunakan software minitab

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan hasil dari uji tes tukey yang menjelaskan bahwa tanda dari

lower dan upper memiliki tanda plus dan minus, artinya setiap kombinasi memiliki pengaruh yang

sama yaitu antara kombinasi 1 sampai kombinasi ke 4.

(18)

PENUTUP 4.

Hasil penelitian yang diperoleh terhadap faktor yang berpengaruh terhadap kadar air yang melebihi

standar jamu adalah berat produksi, kadar air sebelum giling dan waktu giling. Kombinasi yang

dihasilkan dari pengaturan yang optimal pada faktor dan nilai level yang berpengaruh terhadap kadar

air yaitu berat produksi dengan level 2 yaitu 600, kadar air awal level 1 yaitu (10-11%) dan waktu

giling level 2 yaitu 15 jam. Urutan faktor yang dinilai dominan yang mempengaruhi kadar air dari

analisa S/N Ratio dengan karakteristik kualitas smaller is better adalah waktu giling, berat produksi

dan kadar air sebelum giling. Hasil analisis dari ANOVA adalah teradapat faktor yang berpengaruh

terhadap kadar air dan yang terlihat pada penelitian ini adalah terdapat 3 faktor yang dapat

mempengaruhi kadar air dan dengan Tes Tukey menjelaskan bahwa semua kombinasi memiliki

pengaruh yang sama terhadap kadar air.

Pada penelitian ini terdapat kelemahan bahwa eksperimen yang dilakukan hanya

menggunakan 3 faktor dan 2 level, maka pada penelitian selanjutnya diharapkan meganalisis lebih

banyak faktor dan level sehingga hasil penelitian bisa lebih detail dan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 1998. “Manajemen Operasi dan Produksi”. Jakarta : LPFE UI.

Departemen Kesehatan: Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Direktorat Jenderal Pengawasan

Obat dan Makanan. 1994. “Kondifikasi Peraturan Perundang Undangan Obat Tradisional Jilid

I”. Jakarta.

Dorothea, Malayu Ariani, 2003. “Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kuantitatif”. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Iriawan, Nur., dan Septin Puji Astuti. 2006. “Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14”. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Montgomery, Douglas. C. 1990. “Pengantar Pengendalian Kualitas (Terjemahan)”. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Muharom dan Siswadi. 2015. “Desain Eksperimen Taguchi untuk Meningkatkan Kualitas Batu

Bata Berbahan Baku Tanah Liat”. Jemis, Vol. 3, No. 1 Tahun 2015.

Prawirosentono, Suyadi. 2007. “Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta : Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 1. Proses Produksi Jamu
Gambar 2. Data Kadar Air Masalalu
Gambar 3. Fishbone diagram
Tabel 2. Faktor dan level yang dipilih
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis melakukan studi perpustakaan untuk mendapatkan referensi tentang penggunaan perintah perintah pada PHP dan MySQL, khususnya pada

Oleh karena itu dalam membaut sebuah aplikasi ini diperlukan suatu desain yang baik, sehingga diperlukan suatu pembuat / pekerja yang dinamakan programer dan sebuah program

Ketentuan Pasal 4 Peraturan Bupati Bantul Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan pemerintah Kabupaten

Sesuai dengan pasal 83 ayat 1 huruf b Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, bahwa.. jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran untuk

Kelompok Kerja III Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kantor Pusat Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan akan melaksanakan Pelelangan sederhana dengan

99 dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa sebaiknya juga mengembangkan kemampuan penalaran khususnya analogi matematik secara bersamaan karena

[r]