• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KADAR SARI LARUT AIR DAN ETANOL SIMPLISIA BAWANG MERAH (Allium Cepa L)

N/A
N/A
Rabiatul Awalia

Academic year: 2025

Membagikan "EVALUASI KADAR SARI LARUT AIR DAN ETANOL SIMPLISIA BAWANG MERAH (Allium Cepa L)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KADAR SARI LARUT AIR DAN ETANOL SIMPLISIA BAWANG MERAH (Allium Cepa L)

Mata Kuliah : Farmakognosi

Dosen Pengampu : Apt. Putri Lestari, M.Farm Tanggal Pengumpulan : 06 Mei 2025

Disusun oleh :

Syalsabilia Maharani (2400086) Syauqi Asyraf (2400087)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU 2025

(2)

Pendahuluan

Simplisia merupakan bahan baku utama dalam pembuatan sediaan obat tradisional dan herbal. Untuk menjamin kualitas, keamanan, dan efektivitas sediaan tersebut, diperlukan standarisasi mutu simplisia sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, salah satunya oleh Farmakope Herbal Indonesia. Salah satu parameter penting dalam evaluasi mutu simplisia adalah kadar sari larut, baik dalam pelarut air maupun etanol. Kadar sari larut mencerminkan kandungan senyawa aktif yang dapat terekstraksi dalam pelarut tertentu, sehingga menjadi indikator seberapa besar potensi terapeutik yang dimiliki oleh simplisia tersebut.

Evaluasi kadar sari larut sangat penting untuk menentukan kestabilan dan kualitas simplisia, serta memastikan bahwa bahan tersebut layak digunakan sebagai bahan baku obat herbal. Salah satu bahan yang sedang diteliti adalah simplisia kulit bawang merah (Allium cepa L.), yang diketahui memiliki berbagai kandungan bioaktif.

Tujuan dari pembuatan resume ini adalah untuk memahami hasil evaluasi kadar sari larut air dan etanol dari simplisia kulit bawang merah, serta mengkaji apakah simplisia tersebut telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan sediaan herbal yang berkualitas.

Identitas Jurnal

a. Judul Artikel: Standarisasi Mutu Simplisia Kulit Bawang Merah (Allium Cepa L)

b. Penulis: Fiko Bradi Wibowo, Tutik Tutik, Putri Amalia c. Nama Jurnal: Jurnal Analis Farmasi

d. Tahun Terbit: 2024

e. Volume, Nomor, Halaman: Vol. 9 No.2

f. Doi : https://doi.org/10.33024/jaf.v9i2.11857

(3)

Isi Resume

a. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi parameter mutu simplisia kulit bawang merah, khususnya kadar sari larut air dan etanol, sebagai bagian dari standarisasi mutu simplisia sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia.

b. Jenis Simplisia yang Digunakan

● Nama umum: Kulit Bawang Merah

● Nama latin: Allium Cepa L

● Asal Tanaman : Kulit bawang merah (Allium cepa L.)

● Bagian Tanaman : Kulit umbi bawang merah c. Metode Analisis yang Digunakan

● Kadar sari larut air: Sebanyak 5 g serbuk simplisia diekstraksi dengan 100 ml air-kloroform (campuran 2,5 ml kloroform dan 1 liter air), diaduk selama 6 jam, didiamkan, disaring, dan 20 ml filtrat diuapkan pada suhu 105°C hingga bobot konstan.

● Kadar sari larut etanol: Sebanyak 5 g serbuk simplisia direndam dalam 100 ml etanol selama 24 jam, disaring, dan 20 ml filtrat diuapkan pada suhu 105°C hingga bobot konstan.

d. Hasil dan Data

Parameter Hasil (%) Standar FHI (%)

Kadar sari laut 8,0 >= 5,0

Kadar sari larut etanol

12,0 >= 4,0

(4)

Hasil ini menunjukkan bahwa simplisia kulit bawang merah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Farmakope Herbal Indonesia.

e. Pembahasan atau Diskusi Peneliti

Kadar sari larut air dan etanol yang tinggi menunjukkan bahwa simplisia kulit bawang merah mengandung senyawa aktif yang larut dalam pelarut polar dan semi-polar. Hal ini mendukung potensi penggunaan kulit bawang merah dalam sediaan farmasi herbal.

f. Kesimpulan Peneliti

Simplisia kulit bawang merah memenuhi persyaratan mutu simplisia sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia, khususnya dalam parameter kadar sari larut air dan etanol. Hal ini menunjukkan bahwa simplisia tersebut layak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan sediaan herbal.

Analisis dan Tanggapan Mahasiswa

Berdasarkan hasil yang diperoleh, simplisia kulit bawang merah memiliki potensi sebagai bahan baku sediaan herbal. Namun, untuk memastikan konsistensi mutu, diperlukan standarisasi yang ketat dan pengujian lebih lanjut terhadap aktivitas farmakologisnya.

Kesimpulan Resume

Evaluasi kadar sari larut air dan etanol pada simplisia kulit bawang merah menunjukkan bahwa simplisia tersebut memenuhi standar mutu yang ditetapkan

(5)

oleh Farmakope Herbal Indonesia. Hal ini mendukung penggunaannya dalam pengembangan sediaan farmasi herbal.

Daftar Pustaka

Wibowo, F. B., Tutik, T., & Amalia, P. (2024). Standarisasi Mutu Simplisia Kulit Bawang Merah (Allium Cepa L). Jurnal Analis Farmasi, Vol. 9 No.2.

https://doi.org/10.33024/jaf.v9i2.11857

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik dari penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol lidah buaya (Aloe vera L.) dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, ekstrak etanol bawang merah (Allium cepa L.) dosis

Karakteristik simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii yang diperoleh adalah kadar air 7,81%, kadar sari larut dalam air 30,32%, kadar sari larut dalam

Meski begitu, sejauh ini belum ada penelitian tentang aktivitas hepatoprotektor dari kulit bawang merah, sehingga peneliti ingin meneliti aktivitas hepatoprotektor ekstrak etanol

Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia kulit buah duku diperoleh kadar air 6,64%, kadar sari yang larut air 11,37%, kadar sari yang larut dalam etanol 17,86%, kadar abu

Karakterisasi simplisia meliputi penetapan kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol dan susut pengeringan,

Judul Skripsi : Uji Aktivitas Hepatoprotektor Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L. Corium) Terhadap Mencit Jantan yang Diinduksi Parasetamol. Dengan ini

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektor ekstrak etanol kulit bawang merah (EEKBM) dengan mengukur alanin aminotransferase (ALT),

Pemberian sari umbi bawang merah ( Allium cepa L.) berpengaruh secara nyata terhadap total mikrobia (Angka Lempeng Total), derajat keasaman (pH) dan kadar histamin