ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
MUHAMMAD FAISAL NIM. 072277210053
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv ABSTRAK
Muhammad Faisal, NIM 072277210053. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Earning Per Share, Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Underpricing di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Earning Per Share, Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Underpricing Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di BEI.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013 berjumlah 136 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yang menjadi sampel sebanyak 26 perusahaan untuk data tahun 1999-2012. Sumber data dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Pengolahan data dilakukan dengan cara pooling data. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 18.
Hasil penelitian menunjukkan secara simultan (Uji F) bahwa kelima variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Underpricing. Hal ini dapat dilihat dari F-hitung (1,804) < F-tabel (2,602) dengan tingkat signifikansi 0.158 > 0.05. Kelima variabel independen memberikan nilai Adjusted R square sebesar 13,9 % hal ini berarti sebesar 13,9 % variabel dependen Underpricing dapat dijelaskan oleh variabel independen Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Earning Per Share, Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian sebesar 86,1 (100-13,9%).
Kesimpulan penelitian adalah secara parsial menunjukan bahwa hanya Ukuran Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing. Sedangkan secara simultan diperoleh hasil variabel Debt to Equity Rasio, Return On Assets, Earning per Share, Umur perusahaan, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan tehadap underpricing.
v ABSTRACT
Muhammad Faisal, NIM 072277210053. Analysis of Factors Influencing the Underpricing Shares Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange.
The problem in this study is whether the Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Earning Per Share, the Company Age and Firm Size partially and simultaneously affect the Underpricing in Indonesia Stock Exchange . This study aims to determine whether there is an influence Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Earning Per Share, the Company Age and Firm Size on Underpricing In Manufacturing Companies listed in the Stock Exchange.
The population is all of the manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2013 amounted to 136 companies. The sample was selected using purposive sampling method, which is a sample of 26 companies for the data years 1999-2012. Sources of data in this study are secondary data obtained from the site www.idx.co.id. Data processing is done by pooling the data. The method of data analysis used is multiple regression analysis using SPSS 18.
Results showed simultaneously ( Test F ) that the five independent variables did not significantly influence the Underpricing . It can be seen from the F - calculated ( 1.804 ) < F - table ( 2.602 ) with a significance level 0.158 > 0.05 . The fifth independent variable gives the value of Adjusted R square of 13.9 %, this means that 13.9% Underpricing (UP) dependent variable can be explained by the independent variables Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Earning Per Share, the Company Age and Firm Size while the rest is influenced by other variables outside of research by 86.1 ( from 100 to 13.9 % ) .
Conclusion the research was by parsial indicate that only Company Size having a significant effect to underpricing. While by simultan obtained result of Debt to Equity Rasio, Return On Assets, Earning per Share, Company Age, Company Size that variabel of have no significant effect to underpricing
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18
Tabel 4.1 Penentuan Sampel ... 34
Tabel 4.2 Sampel Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Underpricing . 35 Tabel 4.3 Data UP, DER, ROA, EPS, AGE dan SIZE ... 36
Tabel 4.4 Deskriptive Statistics ... 38
Tabel 4.5 Uji Normalitas ……….. ... 40
Tabel 4.6 Multikoliniaritas ... 41
Tabel 4.7 Run Test ... 42
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Berganda ... 44
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .... 47
Tabel 4.10 Uji Parsial (Uji T) ... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mengembangkan usahanya perusahaan membutuhkan
dana yang besar, dan terkadang kebutuhan dana ini tidak dapat dipenuhi
dengan hanya mengandalkan dana dari pihak internal perusahaan saja.
Penerbitan saham di pasar modal telah menjadi salah satu alternatif bagi
perusahaan guna memperoleh dana tambahan untuk kegiatan ekspansi atau
operasi perusahaan. Kegiatan perusahaan untuk menjual sahamnya kepada publik
melalui pasar modal untuk pertama kalinya disebut sebagai penawaran umum
perdana atau yang dikenal sebagai Initial Public Offering (IPO). Transaksi IPO
dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk pertama kalinya di
pasar perdana (primary market) dengan tujuan agar perusahaan mendapatkan dana
sebesar saham yang ditawarkan, lalu kemudian diperjualbelikan di pasar sekunder
(secondary market) atau bursa efek
Tak hanya bagi perusahaan, bagi investor pasar modal juga menjadi salah
satu alternatif untuk menanamkan modalnya (berinvestasi) dengan membeli
sejumlah efek dengan harapan akan memperoleh keuntungan yang disebut dengan
initial return dari hasil kegiatan tersebut. Initial return adalah persentase selisih
harga saham di pasar sekunder dan harga saham di pasar perdana, dan apabila
harga saham di pasar sekunder pada hari pertama perdagangan saham lebih tinggi
2
Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga saham yang dijual pasar
perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan
penjamin emisi (underwriter), sedangkan harga yang terjadi dipasar sekunder
setelah perusahaan melakukan IPO ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah
ada melalui kekuatan permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal.
Menurut Suyatmin dan Sujadi (2006) “permasalahan yang dihadapi
perusahaan ketika melakukan penawaran saham perdana di pasar modal adalah
penentuan besarnya harga penawaran perdana”. Kondisi underpricing merugikan untuk perusahaan yang melakukan go public, karena dana yang diperoleh dari
publik tidak maksimum. Sebaliknya jika terjadi overpricing, maka investor akan
merugi, karena mereka tidak menerima initial return (return awal). Overpricing
yaitu harga saham di pasar sekunder lebih rendah daripada harga saham di pasar
perdana.
Fenomena underpricing terjadi karena adanya beberapa faktor, yang
pertama underpricing memang sengaja dilakukan untuk menarik investor di pasar
perdana, selain itu, untuk memberikan keuntungan kepada underwriter, dan faktor
selanjutnya adalah karena adanya asimetri informasi. Untuk mengurangi adanya
asimetri informasi maka dilakukanlah penerbitan prospektus oleh perusahaan.
Prospektus memuat rincian informasi serta fakta material tentang
penawaran umum emiten baik berupa informasi yang sifatnya keuangan maupun
non keuangan (Suyatmin & Sujadi, 2006). Informasi yang dimuat dalam
prospektus akan membantu investor dalam membuat keputusan yang rasional
3
Telah banyak penelitian dilakukan terhadap faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi tingkat underpricing, antara lain terhadap variabel DER, ROA,
EPS, umur perusahaan, ukuran perusahaan, prosentase saham, reputasi
underwriter, reputasi auditor, Current Ratio, jenis industri, dan sebagainya. Dari
penelitian terdahulu terdapat perbedaan hipotesis terhadap variabel-variabel
tersebut, diantaranya DER (Debt to Equity Ratio). DER merupakan salah satu dari
rasio leverage yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Jika financial leverage tinggi maka
menunjukan resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan
semakin tinggi. Suyatmin & Sujadi (2006) menyatakan DER berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat underpricing. Namun hasil penelitian Handayani
(2008) menyatakan variabel DER tidak berpengaruh terhadap underpricing.
ROA (Return On Assets) merupakan suatu rasio penting yang dapat
dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang
telah ditanamkan untuk mendapat laba. ROA yang semakin besar berarti bahwa
perusahaan tersebut dapat memanfaatkan seluruh asetnya dalam memperoleh laba.
Penelitian yang dilakukan Suyatmin & Sujadi (2006), Handayani (2008) dan Yasa
(2008), menyatakan variabel ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat
underpricing. Sedangkan Setianingrum (2005) menyatakan variabel ROA
berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat underpricing.
4
investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode
tertentu dengan memiliki suatu saham”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Handayani (2008) membuktikan bahwa variabel EPS (Earning Per Share)
berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat Underpricing. Sementara
penelitian yang dilakukan oleh Suyatmin & Sujadi (2006) dan Kurniawan (2006)
menyatakan bahwa variabel EPS (Earning Per Share) tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat underpricing.
Perusahaan dengan umur operasi (AGE) yang lama kemungkinan akan
menyediakan publikasi informasi perusahaan lebih luas dan lebih banyak bila
dibandingkan dengan perusahaan yang baru saja berdiri. Informasi ini akan
bermanfaat untuk investor dalam mengurangi tingkat ketidakpastian perusahaan.
Dengan demikian calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih
banyak untuk memperoleh informasi tentang perusahaan yang melakukan IPO
tersebut. Penelitian yang dilakukan Suyatmin & Sujadi (2006), Yasa (2008), dan
Handayani (2008) menyatakan variabel AGE berpengaruh negatif signifikan
terhadap tingkat underpricing sedangkan Setianingrum (2005) menyatakan
variabel AGE berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat underpricing.
Ukuran perusahaan (SIZE) yang berskala besar umumnya lebih dikenal
oleh masyarakat daripada perusahaan dengan skala kecil. Karena lebih dikenal
maka informasi mengenai perusahaan skala besar lebih banyak dibandingkan
dengan perusahaan skala kecil. Bila informasi ditangan investor banyak maka
tingkat ketidakpastian investor akan masa depan perusahaan dapat diketahui.
5
(2008) menyatakan variabel SIZE berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat
underpricing. tetapi hasil penelitian menunjukkan variabel SIZE tidak
berpengaruh terhadap tingkat underpricing.
Dari berbagai penelitian diatas dapat dilihat hasil penelitian yang tidak
selalu konsisten sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi underpricing saham.
Kasim, Yau dan Yung (Dalam Handayani 2008) berpendapat bahwa
“fenomena underpricing tidak bisa disamakan untuk jenis industri yang berbeda. Sehingga perlu dilakukan penelitian tersendiri untuk jenis tertentu”. Karena itu
peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai bahan penelitian karena
walaupun terdiri dari berbagai macam industri, perusahaan manufaktur memiliki
karakteristik yang serupa.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Handayani yang
menganalisis variabel yang mempengaruhi underpricing pada industri keuangan
periode 2000-2006. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi underpricing pada industri manufaktur dan periode yang
digunakan yaitu tahun 1999-2012. Peneliti menggunakan periode ini untuk
memperpanjang periode penelitian guna menambah jumlah sampel, sehingga
dapat diperoleh distribusi data yang lebih baik.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka peneliti mengajukan judul:
“Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap underpricing?
2. Apakah Debt to Equity Rasio (DER) berpengaruh terhadap underpricing?
3. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap underpricing?
4. Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap underpricing?
5. Apakah umur perusahaan (AGE) berpengaruh terhadap underpricing?
6. Apakah ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap underpricing?
7. Apakah DER, ROA, EPS, AGE dan SIZE secara simultan berpengaruh
terhadap underpricing?
1.3 Pembatasan Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham yang diteliti hanya
terbatas pada variabel DER, EPS, ROA, AGE dan SIZE terhadap perusahaan
manufaktur selama periode 1999-2012.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah Debt to Equity Rasio (DER) berpengaruh terhadap
7
2. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap underpricing
pada perusahaan manufaktur?
3. Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap underpricing
pada perusahaan manufaktur?
4. Apakah umur perusahaan (AGE) berpengaruh terhadap underpricing
pada perusahaan manufaktur?
5. Apakah ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap underpricing
pada perusahaan manufaktur ?
6. Apakah DER, ROA, EPS, AGE, dan SIZE secara simultan
berpengaruh terhadap underpricing pada perusahaan manufaktur?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Rasio (DER) terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur.
2. Untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur.
3. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur.
4. Untuk menganalisis pengaruh umur perusahaan (AGE) terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur.
5. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap
8
6. Untuk menganalisis pengaruh DER, ROA, EPS, AGE, dan SIZE
secara simultan terhadap Underpricing pada perusahaan manufaktur.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang pasar modal khususnya tentang
underpricing saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Bagi Lingkungan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur mengenai analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham.
3. Bagi peneliti lain
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh debt to
equity ratio, return on asset, earning per share, umur perusahaan, dan ukuran
perusahaan terhadap underpricing baik secara parsial maupun simultan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 1999-2012. Berdasarkan
hasil penelitian dan pengujian hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Tidak ada pengaruh yang signifikan Debt to Equiy Ratio terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, hal ini dibuktikan sig t 0,223 > 0,05
2. Tidak ada pengaruh yang signifikan Return on Asset terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, hal ini dibuktikan sig t 0,113 > 0,05.
3. Tidak ada pengaruh yang signifikan Earning Per Share terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia , hal ini dibuktikan sig t 0,413 > 0,05.
4. Tidak ada pengaruh yang signifikan Umur Perusahaan terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
56
5. Terdapat pengaruh yang signifikan Ukuran Perusahaan terhadap
Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia , hal ini dibuktikan sig t 0,022 < 0,05.
6. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Debt to Equiy Ratio, Return on
Asset, Earning Per Share, umur perusahaan, dan ukuran perusahaan secara
simultan terhadap underpricing pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dibuktikan sig F 0,158 > 0,05.
5.2 Saran
Beberapa saran dari penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan yang melakukan IPO hendaknya memperhatikan ukuran
perusahaan karena dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap
underpricing, agar tingkat underpricing yang terjadi tidak terlalu tinggi.
Untuk investor hendaknya tetap mempertimbangkan informasi yang
terdapat dalam prospektus, terutama mengenai informasi ukuran
perusahaan yang sesuai dengan penelitian ini berpengaruh terhadap
underpricing.
2. Bagi peneliti selanjutnya, agar menggunakan sampel yang lebih banyak
sehingga diperoleh distribusi data yang lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya menambah variabel lain yang diduga
berpengaruh terhadap Underpricing. Variabel lain yang mempengaruhi
underpricing seperti reputasi auditor, solvabilitas perusahaan dan reputasi
57
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Misnen. (Mei 2004). Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan Antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan
Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol.7 No.2, Mei 2004 Hal 125-153
Arifin, Zaenal. (April 2010). Potret IPO di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 14 No. 1, April 2010 Hal: 89–100
Emilia, dkk. (November 2008).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return 1 Hari, Return 1 Bulan, Dan Pengaruh Terhadap Return 1 Tahun Setelah Ipo. Journal of Applied Finance and Accounting Vol. 1 No.1, November 2008 Hal 116-140
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Semarang: Universitas Diponegoro.
Handayani, Sri Retno. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (Studi Kasus pada
Perusahaan Keuangan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2006). Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 3. Yogjakarta : Erlangga.
Kurniawan, Benny. Analisis Pengaruh Variabel Keuangan dan Nonkeuangan Terhadap Initial Return dan Return 7 hari Setelah Initial public Offerings (IPO) (Studi Empiris: Di Perusahaan Non Keuangan yang Listing Di BEJ Periode 2002-2006). Magister Manajemen UNDIP
Kusuma, Hadri. 2001. Prospektus Perusahaan dan Keputusan Investasi: Studi Empiris Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Siasat Bisnis Vol.1 No.6 Hal 61-75
58
Ramadhani, Ayu Suci. 2009. Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13. Hal. 15-28.
Setianingrum, Tia. 2005. Pengaruh Informasi Prospektus Perusahaan terhadap Initial Return pada Penawaran Saham Perdana (Studi Kasus pada Bank-Bank umum yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Tahun 1996-2003. Tesis Magister Manajemen Universitas Widyatama
Sulistio, Helen. (September 2005). Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Initial Return: Studi pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo
Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Suyatmin & Sujadi. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal ekonomi BENEFIT Vol. 10 No. 1 Hal. 11-32
Trisnaningsih, Sri. (September 2005). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No.2 Hal 195-210
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.
Yasa, Gerianta Wirawan. 2008. Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Yoga. 2009. Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keungan terhadap Underpricing pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering. Jurnal Bisnis & Manajemen Vol.9 No.1 Hal 45-56