• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

MUHAMMAD FAISAL NIM. 072277210053

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iv ABSTRAK

Muhammad Faisal, NIM 072277210053. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Earning Per Share, Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Underpricing di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Earning Per Share, Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Underpricing Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di BEI.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013 berjumlah 136 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yang menjadi sampel sebanyak 26 perusahaan untuk data tahun 1999-2012. Sumber data dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Pengolahan data dilakukan dengan cara pooling data. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 18.

Hasil penelitian menunjukkan secara simultan (Uji F) bahwa kelima variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Underpricing. Hal ini dapat dilihat dari F-hitung (1,804) < F-tabel (2,602) dengan tingkat signifikansi 0.158 > 0.05. Kelima variabel independen memberikan nilai Adjusted R square sebesar 13,9 % hal ini berarti sebesar 13,9 % variabel dependen Underpricing dapat dijelaskan oleh variabel independen Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Earning Per Share, Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian sebesar 86,1 (100-13,9%).

Kesimpulan penelitian adalah secara parsial menunjukan bahwa hanya Ukuran Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing. Sedangkan secara simultan diperoleh hasil variabel Debt to Equity Rasio, Return On Assets, Earning per Share, Umur perusahaan, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan tehadap underpricing.

(6)

v ABSTRACT

Muhammad Faisal, NIM 072277210053. Analysis of Factors Influencing the Underpricing Shares Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange.

The problem in this study is whether the Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Earning Per Share, the Company Age and Firm Size partially and simultaneously affect the Underpricing in Indonesia Stock Exchange . This study aims to determine whether there is an influence Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Earning Per Share, the Company Age and Firm Size on Underpricing In Manufacturing Companies listed in the Stock Exchange.

The population is all of the manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2013 amounted to 136 companies. The sample was selected using purposive sampling method, which is a sample of 26 companies for the data years 1999-2012. Sources of data in this study are secondary data obtained from the site www.idx.co.id. Data processing is done by pooling the data. The method of data analysis used is multiple regression analysis using SPSS 18.

Results showed simultaneously ( Test F ) that the five independent variables did not significantly influence the Underpricing . It can be seen from the F - calculated ( 1.804 ) < F - table ( 2.602 ) with a significance level 0.158 > 0.05 . The fifth independent variable gives the value of Adjusted R square of 13.9 %, this means that 13.9% Underpricing (UP) dependent variable can be explained by the independent variables Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Earning Per Share, the Company Age and Firm Size while the rest is influenced by other variables outside of research by 86.1 ( from 100 to 13.9 % ) .

Conclusion the research was by parsial indicate that only Company Size having a significant effect to underpricing. While by simultan obtained result of Debt to Equity Rasio, Return On Assets, Earning per Share, Company Age, Company Size that variabel of have no significant effect to underpricing

(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 4.1 Penentuan Sampel ... 34

Tabel 4.2 Sampel Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Underpricing . 35 Tabel 4.3 Data UP, DER, ROA, EPS, AGE dan SIZE ... 36

Tabel 4.4 Deskriptive Statistics ... 38

Tabel 4.5 Uji Normalitas ……….. ... 40

Tabel 4.6 Multikoliniaritas ... 41

Tabel 4.7 Run Test ... 42

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Berganda ... 44

Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .... 47

Tabel 4.10 Uji Parsial (Uji T) ... 48

(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mengembangkan usahanya perusahaan membutuhkan

dana yang besar, dan terkadang kebutuhan dana ini tidak dapat dipenuhi

dengan hanya mengandalkan dana dari pihak internal perusahaan saja.

Penerbitan saham di pasar modal telah menjadi salah satu alternatif bagi

perusahaan guna memperoleh dana tambahan untuk kegiatan ekspansi atau

operasi perusahaan. Kegiatan perusahaan untuk menjual sahamnya kepada publik

melalui pasar modal untuk pertama kalinya disebut sebagai penawaran umum

perdana atau yang dikenal sebagai Initial Public Offering (IPO). Transaksi IPO

dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk pertama kalinya di

pasar perdana (primary market) dengan tujuan agar perusahaan mendapatkan dana

sebesar saham yang ditawarkan, lalu kemudian diperjualbelikan di pasar sekunder

(secondary market) atau bursa efek

Tak hanya bagi perusahaan, bagi investor pasar modal juga menjadi salah

satu alternatif untuk menanamkan modalnya (berinvestasi) dengan membeli

sejumlah efek dengan harapan akan memperoleh keuntungan yang disebut dengan

initial return dari hasil kegiatan tersebut. Initial return adalah persentase selisih

harga saham di pasar sekunder dan harga saham di pasar perdana, dan apabila

harga saham di pasar sekunder pada hari pertama perdagangan saham lebih tinggi

(10)

2

Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga saham yang dijual pasar

perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan

penjamin emisi (underwriter), sedangkan harga yang terjadi dipasar sekunder

setelah perusahaan melakukan IPO ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah

ada melalui kekuatan permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal.

Menurut Suyatmin dan Sujadi (2006) “permasalahan yang dihadapi

perusahaan ketika melakukan penawaran saham perdana di pasar modal adalah

penentuan besarnya harga penawaran perdana”. Kondisi underpricing merugikan untuk perusahaan yang melakukan go public, karena dana yang diperoleh dari

publik tidak maksimum. Sebaliknya jika terjadi overpricing, maka investor akan

merugi, karena mereka tidak menerima initial return (return awal). Overpricing

yaitu harga saham di pasar sekunder lebih rendah daripada harga saham di pasar

perdana.

Fenomena underpricing terjadi karena adanya beberapa faktor, yang

pertama underpricing memang sengaja dilakukan untuk menarik investor di pasar

perdana, selain itu, untuk memberikan keuntungan kepada underwriter, dan faktor

selanjutnya adalah karena adanya asimetri informasi. Untuk mengurangi adanya

asimetri informasi maka dilakukanlah penerbitan prospektus oleh perusahaan.

Prospektus memuat rincian informasi serta fakta material tentang

penawaran umum emiten baik berupa informasi yang sifatnya keuangan maupun

non keuangan (Suyatmin & Sujadi, 2006). Informasi yang dimuat dalam

prospektus akan membantu investor dalam membuat keputusan yang rasional

(11)

3

Telah banyak penelitian dilakukan terhadap faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi tingkat underpricing, antara lain terhadap variabel DER, ROA,

EPS, umur perusahaan, ukuran perusahaan, prosentase saham, reputasi

underwriter, reputasi auditor, Current Ratio, jenis industri, dan sebagainya. Dari

penelitian terdahulu terdapat perbedaan hipotesis terhadap variabel-variabel

tersebut, diantaranya DER (Debt to Equity Ratio). DER merupakan salah satu dari

rasio leverage yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang

digunakan untuk membayar hutang. Jika financial leverage tinggi maka

menunjukan resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan

semakin tinggi. Suyatmin & Sujadi (2006) menyatakan DER berpengaruh positif

signifikan terhadap tingkat underpricing. Namun hasil penelitian Handayani

(2008) menyatakan variabel DER tidak berpengaruh terhadap underpricing.

ROA (Return On Assets) merupakan suatu rasio penting yang dapat

dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang

telah ditanamkan untuk mendapat laba. ROA yang semakin besar berarti bahwa

perusahaan tersebut dapat memanfaatkan seluruh asetnya dalam memperoleh laba.

Penelitian yang dilakukan Suyatmin & Sujadi (2006), Handayani (2008) dan Yasa

(2008), menyatakan variabel ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat

underpricing. Sedangkan Setianingrum (2005) menyatakan variabel ROA

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat underpricing.

(12)

4

investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode

tertentu dengan memiliki suatu saham”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Handayani (2008) membuktikan bahwa variabel EPS (Earning Per Share)

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat Underpricing. Sementara

penelitian yang dilakukan oleh Suyatmin & Sujadi (2006) dan Kurniawan (2006)

menyatakan bahwa variabel EPS (Earning Per Share) tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat underpricing.

Perusahaan dengan umur operasi (AGE) yang lama kemungkinan akan

menyediakan publikasi informasi perusahaan lebih luas dan lebih banyak bila

dibandingkan dengan perusahaan yang baru saja berdiri. Informasi ini akan

bermanfaat untuk investor dalam mengurangi tingkat ketidakpastian perusahaan.

Dengan demikian calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih

banyak untuk memperoleh informasi tentang perusahaan yang melakukan IPO

tersebut. Penelitian yang dilakukan Suyatmin & Sujadi (2006), Yasa (2008), dan

Handayani (2008) menyatakan variabel AGE berpengaruh negatif signifikan

terhadap tingkat underpricing sedangkan Setianingrum (2005) menyatakan

variabel AGE berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat underpricing.

Ukuran perusahaan (SIZE) yang berskala besar umumnya lebih dikenal

oleh masyarakat daripada perusahaan dengan skala kecil. Karena lebih dikenal

maka informasi mengenai perusahaan skala besar lebih banyak dibandingkan

dengan perusahaan skala kecil. Bila informasi ditangan investor banyak maka

tingkat ketidakpastian investor akan masa depan perusahaan dapat diketahui.

(13)

5

(2008) menyatakan variabel SIZE berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat

underpricing. tetapi hasil penelitian menunjukkan variabel SIZE tidak

berpengaruh terhadap tingkat underpricing.

Dari berbagai penelitian diatas dapat dilihat hasil penelitian yang tidak

selalu konsisten sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi underpricing saham.

Kasim, Yau dan Yung (Dalam Handayani 2008) berpendapat bahwa

“fenomena underpricing tidak bisa disamakan untuk jenis industri yang berbeda. Sehingga perlu dilakukan penelitian tersendiri untuk jenis tertentu”. Karena itu

peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai bahan penelitian karena

walaupun terdiri dari berbagai macam industri, perusahaan manufaktur memiliki

karakteristik yang serupa.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Handayani yang

menganalisis variabel yang mempengaruhi underpricing pada industri keuangan

periode 2000-2006. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi underpricing pada industri manufaktur dan periode yang

digunakan yaitu tahun 1999-2012. Peneliti menggunakan periode ini untuk

memperpanjang periode penelitian guna menambah jumlah sampel, sehingga

dapat diperoleh distribusi data yang lebih baik.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka peneliti mengajukan judul:

“Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada

(14)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap underpricing?

2. Apakah Debt to Equity Rasio (DER) berpengaruh terhadap underpricing?

3. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap underpricing?

4. Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap underpricing?

5. Apakah umur perusahaan (AGE) berpengaruh terhadap underpricing?

6. Apakah ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap underpricing?

7. Apakah DER, ROA, EPS, AGE dan SIZE secara simultan berpengaruh

terhadap underpricing?

1.3 Pembatasan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham yang diteliti hanya

terbatas pada variabel DER, EPS, ROA, AGE dan SIZE terhadap perusahaan

manufaktur selama periode 1999-2012.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Debt to Equity Rasio (DER) berpengaruh terhadap

(15)

7

2. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap underpricing

pada perusahaan manufaktur?

3. Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap underpricing

pada perusahaan manufaktur?

4. Apakah umur perusahaan (AGE) berpengaruh terhadap underpricing

pada perusahaan manufaktur?

5. Apakah ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap underpricing

pada perusahaan manufaktur ?

6. Apakah DER, ROA, EPS, AGE, dan SIZE secara simultan

berpengaruh terhadap underpricing pada perusahaan manufaktur?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Rasio (DER) terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur.

2. Untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur.

3. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur.

4. Untuk menganalisis pengaruh umur perusahaan (AGE) terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur.

5. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap

(16)

8

6. Untuk menganalisis pengaruh DER, ROA, EPS, AGE, dan SIZE

secara simultan terhadap Underpricing pada perusahaan manufaktur.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang pasar modal khususnya tentang

underpricing saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Bagi Lingkungan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur mengenai analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham.

3. Bagi peneliti lain

(17)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh debt to

equity ratio, return on asset, earning per share, umur perusahaan, dan ukuran

perusahaan terhadap underpricing baik secara parsial maupun simultan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 1999-2012. Berdasarkan

hasil penelitian dan pengujian hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Tidak ada pengaruh yang signifikan Debt to Equiy Ratio terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, hal ini dibuktikan sig t 0,223 > 0,05

2. Tidak ada pengaruh yang signifikan Return on Asset terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, hal ini dibuktikan sig t 0,113 > 0,05.

3. Tidak ada pengaruh yang signifikan Earning Per Share terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia , hal ini dibuktikan sig t 0,413 > 0,05.

4. Tidak ada pengaruh yang signifikan Umur Perusahaan terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

(18)

56

5. Terdapat pengaruh yang signifikan Ukuran Perusahaan terhadap

Underpricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia , hal ini dibuktikan sig t 0,022 < 0,05.

6. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Debt to Equiy Ratio, Return on

Asset, Earning Per Share, umur perusahaan, dan ukuran perusahaan secara

simultan terhadap underpricing pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dibuktikan sig F 0,158 > 0,05.

5.2 Saran

Beberapa saran dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan yang melakukan IPO hendaknya memperhatikan ukuran

perusahaan karena dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap

underpricing, agar tingkat underpricing yang terjadi tidak terlalu tinggi.

Untuk investor hendaknya tetap mempertimbangkan informasi yang

terdapat dalam prospektus, terutama mengenai informasi ukuran

perusahaan yang sesuai dengan penelitian ini berpengaruh terhadap

underpricing.

2. Bagi peneliti selanjutnya, agar menggunakan sampel yang lebih banyak

sehingga diperoleh distribusi data yang lebih baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya menambah variabel lain yang diduga

berpengaruh terhadap Underpricing. Variabel lain yang mempengaruhi

underpricing seperti reputasi auditor, solvabilitas perusahaan dan reputasi

(19)

57

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Misnen. (Mei 2004). Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan Antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan

Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia. Vol.7 No.2, Mei 2004 Hal 125-153

Arifin, Zaenal. (April 2010). Potret IPO di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 14 No. 1, April 2010 Hal: 89–100

Emilia, dkk. (November 2008).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return 1 Hari, Return 1 Bulan, Dan Pengaruh Terhadap Return 1 Tahun Setelah Ipo. Journal of Applied Finance and Accounting Vol. 1 No.1, November 2008 Hal 116-140

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Semarang: Universitas Diponegoro.

Handayani, Sri Retno. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (Studi Kasus pada

Perusahaan Keuangan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2006). Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 3. Yogjakarta : Erlangga.

Kurniawan, Benny. Analisis Pengaruh Variabel Keuangan dan Nonkeuangan Terhadap Initial Return dan Return 7 hari Setelah Initial public Offerings (IPO) (Studi Empiris: Di Perusahaan Non Keuangan yang Listing Di BEJ Periode 2002-2006). Magister Manajemen UNDIP

Kusuma, Hadri. 2001. Prospektus Perusahaan dan Keputusan Investasi: Studi Empiris Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Siasat Bisnis Vol.1 No.6 Hal 61-75

(20)

58

Ramadhani, Ayu Suci. 2009. Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13. Hal. 15-28.

Setianingrum, Tia. 2005. Pengaruh Informasi Prospektus Perusahaan terhadap Initial Return pada Penawaran Saham Perdana (Studi Kasus pada Bank-Bank umum yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Tahun 1996-2003. Tesis Magister Manajemen Universitas Widyatama

Sulistio, Helen. (September 2005). Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Initial Return: Studi pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo

Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Suyatmin & Sujadi. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal ekonomi BENEFIT Vol. 10 No. 1 Hal. 11-32

Trisnaningsih, Sri. (September 2005). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No.2 Hal 195-210

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Yasa, Gerianta Wirawan. 2008. Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Yoga. 2009. Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keungan terhadap Underpricing pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering. Jurnal Bisnis & Manajemen Vol.9 No.1 Hal 45-56

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka menstimulan dan menjaring ide-ide kreasi dan inovasi masyarakat serta menunjang pengembangan wilayah melalui penemuan Teknologi Tepat Guna (TTG) berbasis kearifan

hukum perpajakan dengan tegas, dapat memberikan diklat khusus tentang perpajakan dalam meningkatkan Sumber daya Manusia/aparatur pajak yang profesional, dan

Kriteria pekerjaan adalah faktor paling penting yang dilakukan orang dalam pekerjaan karena mendefenisikan tentang yang dibayar organisasi untuk dilakukan oleh karyawan;

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pematah angin dapat memperkecil kecepatan angin sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dari pada tanpa pematah

Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan

algae bio - mass with a hybrid process of algae biomass–silica coated MNPs that are formed by a sol–gel simultaneous process followed by coating with MNPs has

Adapun beriman kepada Malaikat maka dengan meyakini secara pasti bahwa para Malaikat itu ada dan memiliki fisik, mereka termasuk jenis makhluk Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang

itu, akan disusun tabel ringkasan matriks RPIJM seperti terlihat pada Tabel-11.2. MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH BIDANG