• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A LEMBAR BIMBINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN A LEMBAR BIMBINGAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

xvi

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN

LAMPIRAN A LEMBAR BIMBINGAN

(2)

xvii

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN B WAWANCARA NARASUMBER PSIKOLOG KLINIS ANAK

Perancang: Apakah dampak jangka panjang dari fenomena anak usia dibawah umur menerima konten dewasa sebelum umurnya ?

Anak blm sepenuhnya mampu menyaring informasi secara mandiri, karena kemampuan berpikir kritisnya masih dalam proses berkembang (oleh karena itu butuh pendampingan orang dewasa). Anak-anak sangat cepat meniru, termasuk hal-hal yg ia temukan di sosial media terlebih jika ia sering terpapar dengan informasi tsb. Anak dapat berpikir bahwa hal yang ditampilkan (ditayangkan) &

banyak dilakukan orang lain maka artinya itulah kenyataannya, itulah yg benar/boleh dilakukan. Dampak lainnya, anak bisa mengalami kecanduan.

(3)

xviii

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

Perancang: Menurut ibu Bagaimana cara menanggulangi Dampak tersebut?

Pada dasarnya, butuh kerjasama berbagai pihak:

- Sekolah mengedukasi anak & ortu tentang konten yg sesuai utk anak tentang keamanan berinternet (bisa dibuat sebagai kurikulum yg wajib diikuti, agar satu suara)

- Orang tua memiliki value & aturan yg jelas dlm keluarga ttg penggunaan internet; menerapkannya secara konsisten & membantu anak memahami alasan dibuatnya aturan2 tsb sehingga jika suatu saat anak tidak sedang bersama orangtua pun ia sudah mulai dapat menjaga perilakunya terkait penggunaan internet

- Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan isi internet (seperti Internet Service Provider dan pemerintah terkait) perlu

meningkatkan keamanan konten atau proteksi sehingga dapat menjadikan dunia maya sebagai ruang yang aman dan positif bagi anak anak dan remaja.

- Lingkungan masayarakat saling menjaga & mendukung, misalnya jika ada yang melihat anak-anak di bawah umur menonton tayangan yg tidak sesuai usia atau melakukan challenge-challenge yg berbahaya dapat memberitahukan orang tua ybs. Lingkungan/komunitas juga bisa berperan dengan menyediakan wadah berkegiatan positif bagi anak-anak sebaya sehingga bisa membantu mengurangi waktu mereka di depan layar dan lebih banyak kesempatan berinteraksi langsung dengan orang lain di dunia nyata.

1. Apakah Tips agar anak dapat ber internet dengan sehat?

Orangtua perlu memahami pentingnya DQ (digital quotient) yaitu pemahaman, keterampilan, sikap, nilai-nilai yg diperlukan utk menjadi anggota masyarakat digital yg bertanggungjawab dan percaya diri menghadapi tantangan di era digital. Ada 8 aspek keterampilan yg perlu dikembangkan pada anak (www.dqinstitute.org) :

2. Tips untuk orangtua memberi pengawasan terhadap anak?

Bentuk dan intensitas pengawasan akan berbeda terkait usia anak. Anak usia dini (balita, prasekolah) masih sangat membutuhkan pengawasan dan pendampingan orangtua. Semakin besar usia anak (khususnya remaja)

(4)

xix

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

semakin penting memberdayakan anak menjadi ‘good digital citizens” yg dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi di dunia digital.

Ada 3 prinsip umum dalam digital parenting untuk membantu menjaga keamanan anak di dunia maya & menjadikannya anggota masyarakat digital yg baik:

(a) Family Media Boundary—orangtua punya aturan dan prinsip yang jelas terkait penggunaan teknologi untuk membantu mengarahkan dan

melindungi anak. Dan yang penting menerapkan aturan secara konsisten.

Contoh aturan: kepemilikan gadget, durasi screentime, syarat pemakaian (tidak boleh main game/sosmed saat makan, hanya boleh dilakukan di ruang tamu & saat ada orang dewasa lain, harus minta izin orang tua sebelum menggunakan internet), menyeimbangkan kegiatan online &

offline sehari-hari.

(b) Parental engagement—orangtua mendampingi anak saat berselancar di dunia maya, terlibat aktif dalam diskusi dengan anak untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari penggunaan media serta memberdayakan anak untuk membuat keputusan-keputusan tepat secara online. Contoh pembahasan: manfaat & bahaya internet, info apa yg boleh & tidak boleh diposting online—kenalkan konsep “THINK before you post”

(c) Family network—orangtua menciptakan lingkungan digital yang sehat untuk anak, membangun relasi/jejaring yang bisa mendukung tujuan ini.

Misalnya bekerjasama dgn sekolah atau tergabung dalam komunitas yg memiliki kepedulian sama.

t the sta

Mengutip dari statement Elly Risman musa ( seorang psikolog spesialis mengasuh anak) dalam Talkshow IMS NET TV, beliau mengatakan bahwa banyak orangtua di indonesia cenderung memberi akes ke internet pada anaknya (Tampa

pengawasan) pada saat anaknya rewel.

Berdasarkan Fenomena tersebut

Perancang : Apakah yang harus dilakukan oleh orangtua bila anaknya rewel?

Yang perlu dilakukan orang tua (yg dibahas disini utamanya utk anak usia dini—

balita, prasekolah):

- First thing first, keep calm. Tarik napas dan buang napas perlahan atau berhitung pelan 1-10. Tujuannya agar orangtua tidak reaktif dan mampu berpikir jernih sebelum bertindak apapun.

(5)

xx

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy

Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

- Cari tahu penyebab anak berperilaku tsb, apa yg anak butuhkan? Ajak anak berkomunikasi, sesuaikan dengan usia anak.

- Setelah paham makna di balik perilaku ‘rewel’ tsb (apa yg dibutuhkan anak) selanjutnya bantu anak mencari solusi bersama, misal: jika lapar maka bantu ambilkan makanan, jika mengantuk maka antar ke kamarnya, jika kesepian maka temani sejenak. Dengan meluangkan waktu untuk mendengarkan anak &

memenuhi kebutuhannya, selanjutnya anak akan lebih mudah diajak bekerjasama ketika orangtua butuh waktu untuk bekerja dengan fokus.

Sebaliknya, jika fokus orangtua hanya menghentikan ‘rewel’ dengan memberi gadget/screentime mungkin bisa membuat anak tenang tapi hanya sementara &

di lain waktu akan terulang kembali (dan ketika tidak segera mendapatkan keinginannya, anak bisa berperilaku semakin negatif dan orangtua semakin kesulitan mengendalikan perilaku anak).

Untuk selanjutnya, jika orang tua butuh waktu untuk mengerjakan sesuatu dengan minim gangguan maka libatkan anak dalam membuat kesepakatan (disesuikan dengan usia anak).

Perancang : Menurut ibu bagaimana peranan orangtua di Indonesia selama ini tentang membuat aturan anak untuk ber internet?

Menurut saya, peranan orangtua di Indonesia dalam pemberian akses internet kepada anak bisa beragam karena dipengaruhi banyak faktor. Beberapa diantaranya status kelas sosial-ekonomi, level pendidikan orangtua dan keterbukaan terhadap informasi, akses terhadap fasilitas/kegiatan alternatif, dukungan lingkungan (keluarga, sekolah, tempat tinggal/masyarakat luas).

Bagi orangtua dari kelas sosial ekonomi rendah, mau tidak mau harus mengajak anak saat bekerja (misal berjualan) atau ‘meninggalkan’ anak di rumah dengan minim fasilitas, alternatif kegiatan dan pendampingan. Maka akses internet dianggap solusi tercepat dan termudah untuk memenuhi kebutuhan kedua pihak—

Perancang : Apasajakah konten yang tidak boleh di terima anak usia dibawah umur ?

Secara umum konten yang mengandung tema kekerasan dan seksual.

Hasil Survei NeuroSensum Indonesia Consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids konten-konten yang membuat orangtua khawatir terutama yg mengandung tema kekerasan, seksual (pornografi), dan perundungan di dunia maya (cyber bullying).

Perancang : Menurut ibu bagaimana cara menyampaikan pesan yang efektif untuk orangtua agar memberi pengawasan terhadap anaknya?

Agar benar-efektif, seperti saya sampaikan di atas tidak bisa hanya melibatkan 1 pihak saja. Butuh kerjasama berbagai pihak, setidaknya mulai dari kerjasama

(6)

xxi

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

orangtua & sekolah. Tapi secara umum yg bisa dilakukan adalah memakai prinsip marketing: awareness, interest, desire, action.

Awareness: membangun kesadaran lewat artikel, webinar, kulwap, dll Interest: ciptakan produk yg menarik minat orangtua misal buku cerita anak, boardgame, kartun tema digital literacy

Desire: iklankan produk2 tsb sampai orangtua merasa butuh & ingin memiliki Action: mudahkan akses pembelian produk-produk, misal lewat e-commerce

(7)

xxii

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN C FORUM GROUP DISCUSSION

Wawancara dilakukan dengan menggunakan Bahasa keseharian.

Perancang: Media Sosial apa aja sih yang kalian gunakan saat ini?

Bintang : Instagram,Youtube, Discord dan tiktok.

Raya : Sama kayak bintang.

Perancang: Biasanya kalian kalo buka youtube sama Instagram liat apa sih?

Bintang: Cat videos, vlog, review game, film dan mukbang.

Raya : Gaming, tutorial, music videos, vlog dan mostly sama kayak bintang.

(8)

xxiii

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

Perancang: Kalian pake akun youtube kusus anak anak ngga?

Bintang: Nope Raya : engga

Perancang : Kalian sering main sosial media gak dalam sehari?

Bintang : Mostly kalau ada waktu senggang tapi lebih sering main game Raya : Sering

Perancang : Orang tua kalian kalo kerja suka naik kendaran umum (kereta, Bus dan sebagainya) atau naik kendaraan pribadi?

Bintang : Bunda selalu naik kereta kalo ayah kerja overseas.

Raya : Papa kadang naik kendaraan pribadi tapi lebih sering naik kereta.

Perancang : Kalau misalnya ada waktu sehari gaboleh main gadget untuk mengisi waktu luang kalian ngapain?

Bintang : Menggambar mungkin.

Raya : hmm.. main sama temen.

Perancang : Oke Lanjut mainnya, terimakasih ya.

(9)

xxiv

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN D KUESIONER

(10)

xxv

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

(11)

xxvi

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

(12)

xxvii

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

(13)

xxviii

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

(14)

xxix

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN E LEMBAR TURNITIN

(15)

xxx

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy

Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

(16)

xxxi

Perancangan Kampanye Bijak Berinternet untuk Anak Usia 5 -–12 Tahun ,Alvin Maudy Kurniabana, Universitas Multimedia Nusantara

Referensi

Dokumen terkait

Untuk beberapa kalangan kita bisa menyebutkan kalau cerita hantu bisa dikaitkan dengan legenda urban tapi tidak hanya hantu.. P : Menurut data yang saya dapatkan selama

Nah selain itu dari menunjukan promosi lifestyle tersebut kita juga mempromosikan barang barang yang kita punya, konsepnya itu seperti dalam tokopedia tapi ini tanpa customer

Perancangan Promosi Interaktif…, Marleen Phangestu, Universitas Multimedia

Perancangan Identitas Visual Museum Juang Taruna, Bella Theodora, Universitas Multimedia

Penulis : Halo Kak Audri, perkenalkan aku Milen Meliana dari Universitas Multimedia Nusantara jurusan Desain Komunikasi Visual 2018. Jadi kebetulan aku dapet WA kakak dari

Perancangan Kampanye Waspada Toxic Productivity di Lingkungan Universitas, Nelva Aprilinca, Universitas Multimedia

Perancangan Kampanye Stop…, Vincentius Christian, Universitas Multimedia Nusantara 19 Jenis kampanye non-profit yang berorientasi pada isu sosial. Kampanye ini secara

Edukasi relationship juga mengajarkan anak-anak remaja untuk melihat bahwa relationship itu nggak cuma you and me, you and your partner, tapi juga kamu bisa membawa