• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN Lampiran A.1 Trasnskrip Wawancara Expert 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN Lampiran A.1 Trasnskrip Wawancara Expert 1"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

xxi

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN

Lampiran A.1 Trasnskrip Wawancara Expert 1

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Merlins, S. Ds selaku program manajer di Lagi Lagi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pandangan Lagi Lagi sebagai brand yang peduli dan mendukung perkembangan kreativitas anak melalui produk ramah lingkungan. Wawancara dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2021 pukul 10.00 WITA melalui video call ZOOM. Berikut transkrip dari hasil wawancara:

Penulis : Pagi kak, terima kasih sebelumnya karena telah bersedia untuk menjadi narasumber saya. Perkenalkan saya Gloria Cikita. Saat ini saya sedang menyusun laporan TA dengan topik menumbuhkan kreativitas anak sejak dini. Mungkin boleh kak Merlin perkenalkan diri dulu, dan mungkin bisa ceritakan nih latar belakang berdirinya Lagi Lagi Bali. Sebelumnya aku ijin record ya kak.

Narasumber : Oh iya gak papa. Okeh, aku introduction sebentar. Aku Merlins, jadi aku dulu kerja di Cush Cush Galery awalnya sebagai produk desainer. Nah, di Cush Cush Gallery itu kita terima banyak project hospitality. Karena kan si Cush Cush Galery ini banyak bikin finishing-finishing untuk produk meja, kursi portable. Banyak pakai materi kayak kayu-kayu jati atau eksotik material yang mungkin kamu pernah liat kayak dari kerang gitu. Di tahun pertama, tahun 2016, di Cush Cush bangunannya kan kayak pabrik. Sekarang jadi ada warehouse, ada mesin potong kayu, termasuk ada gudang. Jadi kita kalau beli kayu itu di perhutani. Kadang untuk bikin meja, kursi itu kan yang diambil bagian tengah bagusnya, bagian daging kayu.

Pinggirannya atau serpihan-serpihannya itu biasanya ditaruh di Gudang, nggak langsung dibuang. Seiring berjalannya waktu numpuklah kayu-kayu itu. Kemudian suatu hari, aku dengan principle-nya, Ibu Surya. Dia orang Indonesia, orang Solo.

(2)

xxii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Sedangkan suaminya pak Jindee, orang Malaysia dan sekarang tinggal di Bali, udah punya anak juga. Akhirnya munculah ide gimana caranya memanfaatkan limbah kayu ini. Jadi dulu kami ikutan buka bazzar gitu di Pasar Pasaran. Pasar Pasaran itu dulu belum ada toko, dia masih pop up store kayak Sunday market gitu.

Goal kita dulu sederhana banget, buat sendok yuk. Sendok kan barang yang simple, setiap hari orang pakai. Jadi nanti hasil penjualannya itu kita beliin alat gambar untuk anak-anak lokal, anak sekitar situ. Karena bagaimanapun kita kan tinggal disitu sama lingkungan, jadi ingin kontribusi juga. Terus lama-lama dapet respons yang baik, terus jadinya bukan jualan, kita jadinya lebih ke creative program. Karena kita pun sadar, kalau cuma kasih sumbangan itu cuma sebatas materi. Si pemilik ini kan juga punya anak, dan mereka juga merasa pendidikan kreativitas ini penting buat anak. Karena edukasi bertahan lebih lama daripada spidol. Edukasi, pengalaman, ilmu lebih lengket.

Penulis : Jadi waktu itu masuk ke Pasar Pasaran, namanya sudah Lagi Lagi Bali ya kak?

Narasumber : Udah. Sebenarnya Namanya Lagi Lagi aja sih, cuma karena udah ada yang pakai namanya kita tambahin Lagi lagi Bali. Nah kenapa namanya Lagi Lagi, kita kan pakai lagi, kita olah lagi. Jadi supaya meneruskan alam lagi dan lagi. Harapannya generasi selanjutnya bisa tetap menikmati lingkungan itu. Supaya generasi selanjutnya juga peduli sama lingkungan. Kita juga percaya kreativitas itu bisa jadi problem solving, jadi masalah itu bisa diselesaikan dengan cara kreatif lah. Dengan pola seperti ini dan program kreatif anak, diharapkan anak-anak ini bisa tumbuh peduli dengan lingkungan.

Akhirnya muncullah arang gambar. Nah itu kita buat sendok pun, kayunya masih ada sisa. Akhirnya kita kumpulin dan jadilah si arang

(3)

xxiii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

gambar. Arang gambar ini kita jadikan workshop untuk anak-anak.

Daripada anak-anak pakai spidol warna-warni, ya udah pakai aja arang hitam putih aja. Kreativitas tidak terbatas warna-warni. Kita undang seniman, namanya Charcoal for Children. Itu gabungan Lagi Lagi Bali sama Cush Cush Galery.

Penulis : Oh jadi arang gambar ini memang hanya hitam putih saja ya?

Narasumber : Iya. Warna-warna diujungnya itu cuma sebagai penanda jenis kayu.

Karena beberapa jenis kayu punya karakter dan strukturnya tersendiri. Kita juga ada taruh tanggal pembuatan. Kita punya enam jenis.

Penulis : Sebenarnya target marketnya Lagi Lagi Bali ini siapa sih?

Narasumber : Target utamanya sebenarnya, kalau dining stencils sebenarnya untuk mereka yang suka masak dan juga pegiat seni. Sebagian besar yang beli produk kita itu expat atau hotel gitu. Karena bagi mereka itu unik ga ada di negara mereka, Indonesia banget lah. Ada juga yang lokal, tapi ya presentasinya gitu lebih banyak yang orang luar.

Mereka mengerti kenapa harganya ini mahal. Sendok ini juga dibuatnya satu-satu, panjang pendeknya beda semua. Kita juga support pengrajin lokal, yang buat itu mereka.

Penulis : Kalau arang gambarnya itu sendiri biasanya yang beli siapa?

Narasumber : Dia lebih fleksibel. Biasanya orang tua yang beliin anaknya. Atau muda mudi yang umur 20, 30, mahasiswa, atau mereka yang suka seni. Punya background kreatif lah.

Penulis : Untuk program Charcoal for Children sendiri seperti apa sistemnya?

(4)

xxiv

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Narasumber : Nah, hasil dari penjualan produk kita ini kita gunakan untuk ngadain si Charcoal for Children ini. Setiap tahun temanya beda dan ada merchandisenya. Nah. tahun ini kita punya hands on playkits, yang tiga jenis mainan dari kayu gitu kayak lego-legoan, bongkar susun.

Nah, kita dulu komunikasi visualnya bener-bener primitif. Dulu kan belum ada tuh igstory. Aku belajar photoshop, bikin poster, nitipin ke sekolah-sekolah. Door to door banget. Kita print A3, nitip sekolah ditempel di mading. Dari sekolah negeri, internasional. Tapi ya gitu, meskipun kita udah buat poster, ga nembus. Harus dijelasin.

Gak semua sekolah juga terbuka untuk terima kita. Tapi lama-lama sadar buang-buang kertas juga kalau poster, dan akhirnya pake ig dan wa. Kita wa gurunya, nanti gurunya yang atur. Sekarang juga di bazzar kita titip selebaran atau nge-post aja di Instagram, nanti di re- post. Sekarang jarang banget sih pake kertas-kertas gitu. Kecuali kalau kita mau undang orang untuk exhibition, acara pungut biaya gitu, kita print satu yang gede.

Penulis : Untuk promosinya sendiri sekarang Lagi Lagi Bali ada pakai aja?

Mungkin kayak billboard atau majalah?

Narasumber : Kita kerjasama sama koran Bali Advertisor, editor majalahnya kenal sama si pemiliknya. Kadang-kadang mereka butuh liputan dan akhirnya kita dapat space kecil lah di tabloidnya. Tabloidnya ditaruh di depan toko, supermarket, daerah Kerobokan, Sanur, daerah wisata. Bahasanya juga Bahasa inggris, Tapi selain itu, kalau kita ada acara yang mau dipromosikan kita kirim email beserta pdf poster ke media Lokal Bali. Ada juga majalah Tatkala yang sering nge-re- post artikel kita. Pernah juga masuk majalah Air Asia karena butuh artikel. Dari majalah, makin kesini makin digital sih. Instagram aja.

Kalau jualan kita pake advertisingnya, Instagram ads sama Facebook ads. Tapi kita ga ada website buat jualan.

(5)

xxv

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Penulis : Aku lihat produknya juga bisa dibeli Tokped, Shoppe gitu.

Narasumber : Iya, baru satu tahun ini masuk e-commerce. Cuma ya gitu, kalau kita jualan di bazaar, itu lebih mudah bagi kita buat sharing tentang value produknya. Karena kami punya rasa tanggungjawab, dan produk ini punya cerita. Lu atleast taaulah crita dari barangnya. Kita akan cerita ini dari kayu apa gitu. Kalau di e-commerce itu putus, orang ga baca penjelasannya juga.

Penulis : Kalau boleh tahu brand apa nih yang menginspirasi Lagi Lagi Bali untuk ada?

Narasumber : Dulu di tahun 2016 belum terlalu banyak brand. Kalau sekarang kan ada Demi Bumi, Zero Waste. Nah, si Pasar Pasaran ini banyak produk recycling, environmental friendly. Kita datang dan lihat, trus mikir oh tujuan kita ingin buat produk yang bisa membuat orang hidup lebih environmental friendly. Dan bahkan pemerintah Bali juga mulai mengurangi penggunaan plastik. Kita mau banyak variasi produk, alternatif dan kesatuan lifestyle. Kita cek apa yang kita punya, oh kita punya kayu. Ya udah kita manfaatin kayu ini.

Penulis : Sekarang aku ingin tanya berkaitan topik yang aku angkat ini. Nah dari kak Merlins dan Lagi Lagi Bali sendiri, seberapa penting sih menumbuhkan kreativitas anak sejak dini?

Narasumber : Sebenarnya itu penting banget karena akan menjadi satu loop.

Kayak misalnya lewat Charcoal for Children, kita mau mengekspos anak-anak lewat kegiatan kreatif di sabtu minggu nih kan acaranya.

Buat mereka yang ga sekolah yuk dating, orangtuanya juga boleh datang dan lihat bagaimana kegiatan kreatif tuh bisa membuat hubungan ibu dan anak semakin seru. Karena kadang orangtua gak bisa sampaikan ke anak peduli lingkungan itu penting loh karena mereka ga merasakannya. Bagi mereka aku mendidik anak aku

(6)

xxvi

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

dengan sekolah aja cukup. Nah, dengan orangtuanya temenin anak ke Charcoal for Children, mereka lihat nih kan anaknya gambargambar, terus lama-lama orangtuanya juga ambil dong arangnya, ikutan gambar. Nah, itu somehow dari pandangan kita mereka merasa oh iya aku pernah muda, pernah kecil dan betapa pentingnya sesimpel kreativitas itu. Jadi ga mesti muluk-muluk anakku pahlawan lingkungan, tapi lebih koneksi. Hubungan anak dan orangtua itu paling basic, dan mereka juga bisa jadi mikir misalnya kita ga perlu beli pensil warna baru, krayon baru, tapi coba manfaatin yang ada. Pengen lebih ke ide kreatif, dan orangtua juga tau itu penting makanya kita terbuka orangtua buat ikutan datang.

Jangan sampai kita nitipin anak ke penitipan anak, aku gak mau tau anakku belajar apa yang penting dia pintar. Nah gak bisa begitu, karena itu akan jadi loop. Anak kecil itu akan tumbuh dewasa dan mungkin berkeluarga, jadi harapannya dia juga akan ngajarin hal itu ke anaknya, turun temurunlah.

Penulis : Anak-anak yang ikut program Charcoal for Children itu biasanya kisaran umur berapa ya kak?

Narasumber : 4 sampai 7 tahun ada, sampai paling gede 14. Anak yang dibawah umur itu kalau mau ikut, 2 atau 3 tahun gitu ga masalah. Cuma wajib didampingi orangtua dan tergantung seberapa ekstrem sih kegiatannya. Biasanya ga sampe yang terlalu dewasa juga, 15 tahunan gitu sudah remaja awkward ikut beginian.

Penulis : Kalau menurut kak Merlins sendiri, sejauh apa sih produk ramah lingkungan itu berdampak sama penumbuhan kreativitas anakanak.

Seperti misalnya Lagi Lagi Bali menjual arang gambar, kemudian ada orangtua yang mau beli, bagaimana cara Lagi Lagi Bali meyakinkan pembeli ini produk ramah lingkungan penting untuk kreativitas anak-anak?

(7)

xxvii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Narasumber : Biasanya as simple as jelasin cerita storyline, kita ga bisa orangtua untuk memilih barang tersebut. Oh, ibu harus beli arang gambar karena krayon terbuat dari bahan berbahaya. Gak bisa gitu sih. Kita lebih jual kreatifnya. Menggali ide anak-anak itu menyenangkan bagi orangtua umumnya. Kita cerita, kita ga bisa mematok anak kiita nanti besarnya jadi pelukis atau musisi. Kita cuma bisa sediakan media untuk mereka berkembang. Media ini sebisa mungkin yang ramah lingkungan. Lu mau buah yang bagus, harus nanam dengan cara yang baik kan. Karena banyak orangtua yang anaknya kita ajak ikut workshop, anak saya gak bisa gambar, gambarnya jelek, gitu katanya. Lah orangtuanya aja sudah memvonis anaknya gak bisa gambar. Nah itu yang harus diapproach dengan cara yang kreatif.

Karena ini bukan masalah lomba gambar. Kalau orangtuanya ajaa sudah ngebatasin anaknya, anaknya mau gimana. Kita mau anak- anak menyuarakan apa yang ada dipikirannya, bukan masalah gambar bagus atau jelek. Setiap anak punya keunikan, dan mungkin orangtuanya ini belum menemukannya. Anak mau jadi apa saja bebas, tapi kalua dia punya pengalaman kreatif, terbiasa dengan cara yang kreatif, dia mau bidang apapun pasti fleksibel dan enjoy. Ada juga anak yang di rumah dilarang main yang kotor-kotor. Pas di workshop anaknya pegang arang, orangtuanya berdiri disamping pake tissue basah. Begitu tangan anaknya kotor sedikit, langsung dilap. Tapi ada juga anak, biasanya bule nih, arangnya di lap ke mukanya hitam langsung, orangtuanya gak masalah. Makanya kita juga campur di workshop antara lokal dan expat untuk saling bertukar pikiran, budaya. Memang budaya kita ini, Indonesiaa terbiasa jangan main kotor, 1 tambah 1 2. Tapi sebenarnya mereka juga pengen. Yang namanya arang pasti kotor, tapi bisa cuci tangan.

Ada juga anak gambar takut banget keluar garis, langsung dianggap jelek gambarnya. Gak, gambar kamu ga jelek, itu unik.

(8)

xxviii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Penulis : Benar kak. Pertanyaanku sudah itu aja kak. Kak Merlins juga sudah sangat menjelaskan. Terima kasih sekali lagi kak Merlins untuk kerjasamanya.

(9)

xxix

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Lampiran A.2 Transkrip Wawancara Expert 2

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Febie Samantha, S.Psi., selaku Psikolog Anak yang saat ini bekerja di Ruang Tumbuh Indonesia. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan infromasi lebih detail tentang pertumbuhan kreativitas anak sejak dini. Wawancara dilakukan pada tanggal 9 September 2021 pukul 17.00 WITA melalui chatting Whatsapp. Berikut transkrip dari hasil wawancara:

Penulis : Kreativitas seperti apa yang dimiliki atau bisa dikembangkan pada anak usia 0-6 tahun?

Narasumber : Tahap perkembangan kreativitas anak berbeda mengikuti tahapan perkembangan anak, contohnya 0-1 tahun anak cenderung mengembangkan indera dan pengalaman kreativitasnya byk menggunakan eksplorasi tubuh dan sensorial, seperti menggenggam, mengunyah, menghentak atau melompat dan lainlain. Untuk 2-3 tahun, anak sedang mengembangkan kemampuan motoriknya, jadi untuk kreativitas lebih banyak eksplorasi dgn mencoret, melukis, memainkan musik dari benda- benda. Untuk 4-6 tahun, kondisi perkembangan

kognitifnya makin terlihat, koordinasi motorik sudah lebih baik, sehingga untuk perkembangan kreatifitasnya pun sudah lebih eksperimental dan berkembang di semua aspek, baik itu seni gambar, cerita, musikal, naturalistic. Imajinasi di masa ini berkembang pesat juga

Penulis : Lalu mengapa kreativitas anak harus ditumbuhkan sejak dini? Apa bedanya jika kreativitas tersebut baru ditumbuhkan saat anak sudah remaja?

Narasumber : Kreativitas adalah salah satu soft skills yg penting utk dimiliki seseorang, yang dapat membantu meningkatkan produktifitas dan berperan penting juga dlm kemampuan problem solving. Kreatifitas

(10)

xxx

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

seperti hal nya kemampuan lainnya harus diasah, dan akan lebih menetap apabila dibiasakan atau distimulasi sejak dini.

Penulis : Apakah ada dampak negatif atau pengaruhnya jika kreativitas anak tidak ditumbuhkan sejak dini bu?

Narasumber : Mungkin bukan dampak negatif, hanya saja kemampuan kreatifitas serta skill lain yg menyerupai seperti imajinatif biasanya tidak terlalu dominan. Biasanya hal ini selain dipengaruhi oleh pembelajaran juga dipengaruhi secara genetik atau innate, terkadang ada anak yang memang lebih dominan untuk berfikir secara logis, atau lebih analitis dan itu bukan hal yg buruk.

Penulis : Seperti apa peran orang tua untuk menumbuhkan kreativitas anak sejak dini?

Narasumber : Peran orang tua utk menumbuhkan kreatifitas pada anak tentu saja besar. Orang tua dapat memberikan stimulasi utk membantu anak mengembangkan kreatifitas sedari dini sesuai dengan tahapan perkembangannya. Perbanyak permainan sensorial, role play dan imajinatif. Ajak dan ijinkan anak untuk eksplorasi berbagai macam kegiatan di dlm ataupun luar ruangan, tanpa khawatir kotor. Anak belajar dari pengalaman, maka berikanlah berbagai macam pengalaman kepada anak. Tidak terlalu mudah untuk membantu anak dalam kesehariannya, karena selain memberikan waktu belajar mandiri untuk anak, juga menstimulasi anak berfikir kreatif dalam memecahkan masalah. Misal saat menumpahkan air, kita bisa berkata, oh airnya tumpah ya, basah ya lantainya, bagaimana caranya ya agar lantai kering kembali?

Penulis : Apa saja perilaku orang tua untuk menumbuhkan kreativitas anaknya sejak dini?

(11)

xxxi

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Narasumber : Tentunya kebalikan dari pertanyaaan sebelumnya tadi ya, jadi orang tua yang tidak mengizinkan anak untuk eksplorasi karena kekhawatiran tertentu, atau aturan yg terlalu byk dan tidak sesuai dengan usia. Aturan itu perlu, karena anak juga perlu belajar tentang boundaries dan tanggung jawab, namun dilakukan secara balance dan biasakan lakukan kesepakatan kepada anak mengenai rules yang ada. Orang tua yg terlalu cepat membantu anak kayak rescue parents dan terbiasa 'meladeni' aatau pampering juga dapat menghambat kreatifitas anak.

Penulis : Menurut ibu, seperti apa atau sejauh apa pemahaman orang tua Indonesia dalam menumbuhkan kreativitas anak sejak dini?

Narasumber : Menurut saya saat ini sudah cukup teredukasi dengn begitu banyaknya kegiatan kreatif, workshop, webinar untuk org tua dan anak. Apabila ada org tua yg merasa dirinya kurang kreatif untuk bisa mengajarkan anaknya kreatifitas, mereka kecenderungannya akan mengikutsertakan anak dlm berbagai kegiatan kreatif yang saat ini banyak diadakan.

(12)

xxxii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Lampiran A.3 Transkrip Wawancara 1

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Nadia Suherman. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pandangan dan pemahaman orang tua berkaitan dengan perkembangan kreativitas anak. Wawancara dilakukan pada tanggal 2 September pukul 16.00 WITA melalui Whatsapp video call. Berikut transkrip dari hasil wawancara:

Penulis : Halo Bu. Sebelumnya terima kasih karena sudah bersedia untuk melakukan wawancara hari ini. Sekali lagi perkenalkan saya Gloria.

Saat ini saya sedang mengumpulkan data berkaitan dengan pemahaman orang tua tentang perkembangan kreativitas anak sejak dini. Pertama-tama boleh ibu sebutkan nama lengkap, usia dan pekerjaan saat ini?

Narasumber : Iya, nama saya Nadia Suherman. Usia saya sekarang 27 tahun.

Dulunya saya kerja sebagai SPG di Guardian tapi sekarang saya kerja bikin-bikin kue, jajan, dijual gitu di rumah. Sambil jaga anak juga.

Penulis : Anak ibu usia berapa?

Narasumber : Tahun ini 5 tahun.

Penulis : Baik. Sebelumnya apakah ibu pernah mendengar istilah kreativitas?

Narasumber : Kreativitas.. Ya, sudah tidak asing sih

Penulis : Menurut ibu Nadia, apa yang dimaksud dengan kreativitas anak?

Anak yang kreatif itu seperti apa sih?

Narasumber : Ya, kreativitas itu kan seperti anak yang bisa berpikir yang berbeda begitu ya. Pikirannya beda, unik, terus dia selalu mau gerak, mau aktif, gak bisa diam gitu.

(13)

xxxiii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Penulis : Menurut ibu, apakah anak ibu memiliki kreativitas?

Narasumber : Punya. Dia sering kan gambar-gambar. Ya walaupun bagi kita tidak jelas gambarnya, tapi anak-anak kan punya dunia sendiri ya.

Gambarnya itu kan hasil imajinasinya dia. Jadi pasti itu gambar punya makna.

Penulis : Apa saja usaha yang sudah ibu lakukan supaya kreativitas anak bisa berkembang dengan maksimal?

Narasumber : Sekarang kalau saya lagi buat kue, saya suka sisihkan gitu adonanadonan, dikasi pewarna jadi kayak plastisin. Jadi itu plastisin anak saya suka bentuk-bentuk, jadi mainan. Atau kadang saya pakai daun-daun, kita bentuk bisa jadi mahkota kan anak-anak suka begituan. Ya pokoknya pakai barang yang ada di rumah begitu.

Penulis : Kalau seperti mainan lainnya begitu bu?

Narasumber : Mainan..paling itu ya, kayak balok-balok susun-susun kata. Jadi nanti anak susun balok-baloknya jadi kata apa begitu.

Penulis : Sejak usia berapa ibu coba memberikan mainan-mainan ke anak?

Narasumber : Dari dia sudah bisa merangkak begitu kali ya, ya saya kasih dia mainan buat dia pegang-pegang. Usia 3 tahun begitu baru saya biarkan dia boleh main sendiri. Sekarang ya bisa kadang main sama temannya, tapi karena pandemi begini sekali-sekali saja ketemu sama temannya.

Penulis : Kalau ibu Nadia sendiri bagaimana pandangan ibu jika anak bermain dengan yang kotor-kotoran?

Narasumber : Anak saya dari kecil saya sudah ajarkan main kotor tidak apa-apa.

Tapi harus cuci tangan kalau mau masuk rumah, mau makan.

(14)

xxxiv

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Penulis : Kalau begitu bagaimana tanggapan ibu dengan orang tua yang sering melarang atau membatasi anak secara berlebihan ketika bermain?

Narasumber : Ya sebenarnya yang seperti itu tidak bisa salahkan orang tuanya juga ya. Setiap orang tua kan punya pemahaman sendiri. Tapi sebenarnya anak itu ya jangan dilaranglah. Jangan sedikit-sedikit dimarahin kan ya. Kita kasih tau anaknya kalau begini nanti resikonya begini. Jadi nanti anak tau dia tetap main atau gak begitu.

Penulis : Menurut ibu, perilaku seperti apa sih yang seharusnya orang tua lakukan ke anak supaya kreativitas anak juga bisa tetap berkembang?

Narasumber : Anak itu harus dapat kebebasan juga. Ya kita ikut main juga temani dia. Pokoknya kita orang tua jangan suka larang-larang anak buat coba melakukan sesuatu.

Penulis : Terakhir bu, menurut ibu Nadia seberapa penting sih kreativitas untuk perkembangan anak?

Narasumber : Menurut saya penting sih ya. Kreativitas itu kan nanti bisa anak gunakan untuk membuat hal-hal luar biasa buat di kerjanya nanti.

Bermaanfaatlah untuk kehidupannya juga nanti. Kalau anak gak punya kreativitas dia juga bisa kalah saing sama orang-orang lain yang kreatif.

Penulis : Baik bu. Sekian wawancara hari ini bu. Sekali lagi terima kasih atas waktunya.

(15)

xxxv

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Lampiran A.4 Transkrip Wawancara 2

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Katrin Dian Chiantika. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pandangan dan pemahaman orang tua berkaitan dengan perkembangan kreativitas anak. Wawancara dilakukan pada tanggal 2 September pukul 17.00 WITA melalui Whatsapp video call. Berikut transkrip dari hasil wawancara:

Penulis : Selamat sore Bu. Sebelumnya terima kasih karena sudah bersedia untuk melakukan wawancara hari ini. Seperti yang sudah saya jelaskan melalui chat, nama saya Gloria. Saat ini saya sedang mengumpulkan data berkaitan dengan pemahaman orang tua tentang perkembangan kreativitas anak sejak dini. Mungkin boleh pertama- tama ibu sebutkan nama lengkap, usia, pekerjaan, dan usia anak ibu?

Narasumber : Iya, saya Katrin Dian Chiantika. Usia saya 30 tahun. Saya sekarang kerja di Guardian sebagai apoteker. Saya punya 2 anak, satunya masih 8 bulan, satunya lagi udah 3 tahun.

Penulis : Oke. Sebelumnya apakah ibu sudah pernah mendengar istilah kreativitas?

Narasumber : Kreativitas.. Ya pernah sih, pernah.

Penulis : Menurut ibu, apa sih yang dimaksud dengan kreativitas pada anak?

Narasumber : Kreativitas.. Apa ya, tiba-tiba lupa.. Kreativitas itu seperti misalnya dia menggambar-gambar begitu kali ya? Kreativitas itu dimana anak bisa membuat sesuatu yang berbeda.

Penulis : Menurut ibu, seperti apa ciri-ciri anak yang memiliki kreativitas?

Narasumber : Yang pastinya dia sedikit punya bakat di bidang seni ya. Anaknya juga aktif, kira-kira gitu sih. Saya juga masih kurang paham..

(16)

xxxvi

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Penulis : Kalau begitu apakah menurut ibu anak ibu sendiri memiliki kreativitas? Jika iya, kreativitas seperti apa yang ibu perhatikan?

Narasumber : Punya gak ya.. Punya sih harusnya ya. Gak tahu sih ini disebut kreativitas atau gak. Anak saya ya gitu suka gambar-gambar corat- coret walaupun tidak jelas juga ya gambar apa. Dia juga suka nyanyi sambal nari-nari sendiri.

Penulis : Sejauh ini usaha atau fasilitas atau media apa yang sudah coba ibu berikan ke anak ibu untuk mengembangkan kreativitasnya ini?

Mungkin ada kasih mainan seperti apa?

Narasumber : Ya karena anaknya suka gambar-gambar begitu jadi saya sering belikan buku-buku gambar, pensil warna atau krayon begitu.

Penulis : Jika anak ibu main dengan kotor-kotoran bagaimana pendapat ibu?

Narasumber : Kalau masih kotor yang wajar tidak apa-apa. Tapi jangan sampai yang parah satu tubuh begitu yak an bahaya juga kuman. Saya tidak masalah kasih anak main di tanah atau pasir begitu.

Penulis : Boleh tau tanggapan ibu sendiri tentang orang tua yang sering melarang/membatasi anak secara berlebihan ketika bermain seperti apa?

Narasumber : Mungkin saya sendiri kadang-kadang seperti itu yak arena khawatir juga kan kalau anaknya kenapa-kenapa. Tapi tidak sampai yang dimarahin begitu. Soalnya nanti anaknya juga jadi takut dan tidak paham apa-apa kok dimarahin.

Penulis : Apakah kak ibu pernah melihat/menemukan orang tua yang membatasi dan melarang anaknya secara berlebihan? Jika pernah, apa pendapat ibu?

(17)

xxxvii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Narasumber : Pernah. Bukan membatasi ya tapi kayak dia marah ke anaknya.

Waktu itu saya antar anak saya ke dokter, di ruang tunggu ada alatalat gambar mungkin buat anak biar gak bosan sambal nunggu.

Terus anak saya gambar disitu, ada anak lain juga di sebelahnya lagi gambar juga. Terus ibunya datang langsung ambil kertas gambar anaknya. Terus dia dengan nada marah agak kencang juga suaranya.

Kayak mengolok gambar anaknya, seperti kok pakai warna ini, kok begini. Saya kaget ini ibu kenapa.. kan malu juga diliat orang banyak.

Penulis : Setuju bu. Kalau begitu bagaimana perilaku yang seharusnya orang tua lakukan ke anak supaya kreativitas anak juga bisa berkembang?

Narasumber : Kita palingan kasih mainan sih supaya anaknya bisa bermain sambal berpikir begitu. Mainannya juga yang aman jangan yang benda tajam. Sekali-kali kasih kebebasan buat anak buat dia melakukan hal yang dia memang suka. Soalnya kita senang juga kan ya kalau lihat anak senang dengan apa yang dia lakukan.

Penulis : Menurut ibu seberapa penting peran kreativitas untuk ditumbuhkan dalam diri anak?

Narasumber : Saya gak yakin juga tapi sepertinya penting ya karena jaman sekarang apa sih yang tidak terbuat dari kreativitas. Tapi kreativitas setiap orang beda jadi tidak bisa dinilai seperti apa juga.

Penulis : Baik. Itu merupakan pertanyaan terakhir di wawancara hari ini bu, Sekian dan terima kasih atas kesediannya. Terima kasih bu.

(18)

xxxviii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Lampiran A.5 Transkrip Wawancara 3

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Indah Setya Fitri. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pandangan dan pemahaman orang tua berkaitan dengan perkembangan kreativitas anak. Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September pukul 10.00 WITA melalui chatting di Whatsapp. Berikut transkrip dari hasil wawancara:

Penulis : Okay, sebelum saya memulai wawancara hari ini ini, sekali lagi perkenalkan saya Gloria Cikita mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Multimedia Nusantara. Saat ini saya sedang membutuhkan data berkaitan dengan pemahaman dan pandangan orang tua terhadap kreativitas anaknya. Boleh kak Indah sebutkan nama panjang, usia, dan pekerjaan saat ini.

Narasumber : Baik, nama saya Indah setya Fitri , usia 29th untuk saat ini pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan berjualan tanaman hias.

Penulis : Apakah saat ini Indah sudah memiliki anak? Jika iya usia berapa anaknya?

Narasumber : Sudah, anak 1 sekarang usianya 2th.

Penulis : Okay, sebelumya kak Indah sudah pernah dengar dengan istilah kreativitas belum? Jika pernah, boleh tahu pengertian kreativitas menurut kak Indah seperti apa? Menurut kak Indah, ciri-ciri anak yang memiliki kreativitas itu seperti apa?

Narasumber : Kreativitas menurut saya itu sebagai tumbuh kembang ya (kalau gak salah). Ciri cirinya mungkin keingin tahuan yang besar, misal ingin coba sesuatu hal dan belajar terus sampai dia mencapai keberhasilan. Kurang lebih mungkin seperti itu.

(19)

xxxix

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Penulis : Menurut kak Indah, apakah anak kakak memiliki kreativitas? Baik memperlihat ciri-cirinya, atau mungkin dari segi perilaku atau kegiatan yang terlihat.

Narasumber : Kalau ditanya mempunyai kreativitas menurut saya sudah ada, dari kegiatan sehari hari, misal dia melihat saya melakukan sesuatu, secara tidak langsung dia perhatikan dan akan mengikutinya. Terus menyusun pazzel, atau mainan masak masakan dengan melihat terus dia coba praktikan. Terus misal dia baru mengetahui sesuatu yang belum pernah dia lihat dia pasti nanya ini apa buat apa. Aktif dalam bermain rasa ingin tahunya besar.

Penulis : Kemudian seperti apa perilaku/sikap kakak dalam menghadapi keaktifan dan rasa ingin tau anaknya yang besar itu?

Narasumber : Saya mendukung apa yang dia lakukan, mencoba menjelaskan secara perlahan, memberi tahu seperti ini cara menggunakannya dan sebagainya. Saya juga memfasilitasi dengan beberapa mainan.

Penulis : Boleh tau mainan seperti apa saja yang diberikan kak?

Narasumber : Jenis mainannya gtu ya?

Penulis : Betul. Mungkin kakak pernah memberikan media kreativitas yang berbahan ramah lingkungan untuk anak?

Narasumber : Ada pazzel, terus lego, pasir2an, alat masak-masak-an. Yang ramah lingkungan mungkin pazzel ya, saya beli yg jenis wood gtu mainanya awet, kalau pasir2an mungkin sintesis, tp kadang juga saya ajak main kumpulin kacang hijau atau biji jagung buat sensori peraba. Tapi msh banyak juga yg dr bahan-bahan plastik yang menurut saya kurang awet ya haha, kan kadang anak kecil naruh sembarangan keinjek pecah ..

(20)

xl

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Penulis : Betul kak. Nah, berkaitan dengan kegiatan bermain anak kak Indah, bagaimana tangapan atau reaksi kak Indah dengan anak yang bermain yang kotor-kotoran?

Narasumber : Menurut saya gpp sih, kotor kotoran disini maksudnya seperti berantakan gtu ya?

Penulis : Lebih ke arah tangan atau bajunyaa, atau tubuhnya begitu kotor karena bermain.

Narasumber : Tidak apa apa sih kalau menurut saya.

Penulis : Kemudian seperti apa pendapat kak Indah terhadap orang tua yang masih suka melarang atau membatasi anaknya ketika bermain?

Narasumber : Kalau yang seperti itu case nya terkadang pemikiran kan berbeda ya cara asuh anak, menurut saya kalau melarang atau membatasi itu Seperti mengambat kreativitas anak itu sendiri, jadi susah berkembang atau malah takut ingin mencoba sesuatu. Selagi masih wajar dan kita sebagai orang tua mendampingi harusnya tidak usah dibatasi ya.

Penulis : Baik. Kalau begitu untuk pertanyaan terakhir, menurut kak Indah seberapa penting sih menumbuhkan kreativitas anak sejak dini? dan mengapa?

Narasumber : Menurut saya penting ya, karena sebagai bekal nanti . Kreativitas itu tidak ada batasnya ya, harus terus tumbuh. Jd dia bisa percaya diri dalam melakukan sesuatu. Sehingga lebih maximal dalam melakukan sesuatu hal. Kalau kreativitasnya di batasi jd ragu ragu begtu, dan dia tidak ingin mencoba hal baru lagi. Jd menurut saya penting menumbuhkan kreativitas anak sejak dini. Semoga bisa membantu ya jawaban saya. Maaf kalau ada yang kurang.

(21)

xli

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Penulis : Siap. Sekian wawancara hari ini kak. Terima kasih atas kesediannya.

(22)

xlii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Lampiran A.6 Transkrip Wawancara 4

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Febby Arsyisyakirin. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pandangan dan pemahaman orang tua berkaitan dengan perkembangan kreativitas anak. Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September pukul 15.00 WITA melalui chatting di Whatsapp. Berikut transkrip dari hasil wawancara:

Penulis : Sebelum saya memulai wawancara hari ini ini, sekali lagi perkenalkan saya Gloria Cikita mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Multimedia Nusantara. Saat ini saya sedang membutuhkan data berkaitan dengan pemahaman dan pandangan orang tua terhadap kreativitas anaknya. Boleh kak Febby sebutkan nama panjang, usia, dan pekerjaan saat ini?

Narasumber : Febby Arsyisyakirin. 29 Tahun.Wirausaha.

Penulis : Kak Febby apakah sudah memiliki anak? Jika iya usia berapa kak anaknya?

Narasumber : Sudah, usia 24 bulan (2 tahun).

Penulis : Okay. Kak Febby sebelumnya apakah sudah pernah mendengar istilah kreativitas? Jika sudah pernah, pengertian kreativitas menurut kak Febby sendiri seperti apa? Menurut kak Febby, ciriciri anak yang memiliki kreativitas itu seperti apa?

Narasumber : Sudah pernah. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk memaksimalkan kegunaan atau fungsi suatu benda dalam kehidupannya, serta dapat berpikir lebih luas dan detail dalam mencari suatu pemecahan masalah. Anak yang cukup aktif pada lingkungannya (banyak bergerak dan mengeksplorasi) dapat menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki kreativitas tinggi,

(23)

xliii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

karena banyak kegiatan yang dapat ia lakukan di dalam lingkungannya.

Penulis : Berdasarkan pemahaman kak Febby tentang kreativitas, apakah kak Febby merasa anak kakak memiliki kreativitas? Jika iya, perilaku atau sikap seperti apa yg membut kak Febby merasa anak memiliki kreativitas? Jika tidak mengapa?

Narasumber : Menurut saya, anak saya memiliki kreativitas, karena dia mampu berimajinasi tentang benda-benda di sekitarnya dan dapat memecahkan masalah yang sedang ia hadapi ketika bermain.

Misalnya ketika ia tidak dapat meraih benda yang terletak lebih tinggi dari badannya, maka ia akan mengambil kursi sebagai alat bantu, atau menganalogikan sebuah remot sebagai bus. Sehingga saya merasa anak saya memiliki kreativitas yang tinggi dalam kehidupan sehari-harinya.

Penulis : Kak Febby sendiri apakah ada melakukan usaha sehingga kreativitas anak tersebut bisa berkembang? Mungkin seperti membrikan fasilitas/media apa begitu?

Narasumber : Saya lebih banyak memberikan contoh dan arahan verbal untuk melatih anak saya, karena saya merasa anak saya memiliki tipe 'visual' (see then copy) dalam mempelajari sesuatu. Untuk fasilitas dan media saya juga menggunakannya, seperti menggunakan papan magnet untuk belajar menulis dan menggambar, flash card untuk mengenal nama hewan, dan puzzle bentuk untuk mengenal macam² bentuk yang ada.

Penulis : Bagaimana pendapat/reaksi kak Febby tentang anak yang bermain dengan kotor-kotoran?

(24)

xliv

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Narasumber : Tidak masalah, karena dari sana dia akan belajar banyak sebab dan akibat dari permainannya. Misalnya, ketika dia bermain arang, kemungkinan dia akan takut melihat tangannya yg menghitam, sehingga dia harus mencuci tangan untuk menghilangkan noda hitam tersebut. Dari sana dia akan memahami beberapa fungsi arang dan cara mengendalikan benda tersebut sehingga bermanfaat untuk kehidupannya.

Penulis : Tapi apakah kak Febby pernah melihat/menemukan orang tua yang membatasi dan melarang anaknya secara berlebihan? Jika pernah, apa pendapat kak Febby?

Narasumber : Pernah, saya mengalaminya sendiri. Orang tua saya sangat membatasi permainan saya, misalnya saya dilarang untuk bermain tanah, berlari tanpa alas kaki, dengan alasan 'nanti sakit'. Namun yang terjadi malah sistem imun saya tidak maksimal dan mempengaruhi daya tahan tubuh saya ketika saya berada terlalu lama di ruang terbuka. Jadi menurut saya, pembatasan ruang gerak anak akan berdampak negatif juga untuk kehidupan kedepannya, karena anak kurang mengenal hal-hal yang 'berbahaya' di luar sana sebab selalu berada di dalam ruangan yang aman dan steril.

Penulis : Jadi menurut kak Febby perilaku seperti apa yang sepantasnya orang tua berikan ke anak agar kreativitasnya bisa berkembang?

Narasumber : Anak tetap dibiarkan bermain sesuka hatinya namun tetap dalam pengawasan orang tua, sehingga dapat meminimalisir bahkan menghilangkan kemungkinan cedera fatal ketika bermain.

Penulis : Kalau begitu menurut kak Febby seberapa penting sih kreativitas pada anak?

(25)

xlv

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Narasumber : Penting sekali, karena anak harus bisa berpikir kreatif untuk mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah yang sedang ia hadapi. Anak harus memiliki banyak opsi, sudut pandang, dan pengalaman untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif.

Penulis : Baik, sekian pertanyaan di wawancara hari ini kak. Sekali lagi terima ksih ya untuk kesediaanya.

(26)

xlvi

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN KUESIONER

(27)

xlvii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

(28)

xlviii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN TURNITIN

(29)

xlix

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

(30)

l

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

(31)

li

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

(32)

lii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN FORM BIMBINGAN

(33)

liii

Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini, Gloria Cikita, Universitas Multimedia Nusantara

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang berikan oleh facility management cukup memuaskan anda.. Universitas Multimedia Nusantara xxviii Lampiran 0-4

Perancangan Kampanye Promosi Wisata Desa Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur Oleh Tiket.com Untuk Masyarakat Indonesia, Devina Chilsie, Universitas Multimedia Nusantara..

Puji Syukur atas selesainya penulisan Tugas Akhir judul: “Perancangan Kampanye Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini” dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

Perancangan Kampanye Stop…, Vincentius Christian, Universitas Multimedia Nusantara 19 Jenis kampanye non-profit yang berorientasi pada isu sosial. Kampanye ini secara

Perancangan Kampanye Preventif Penyakit Kulit di Lingkungan Keluarga melalui Brand Lifebuoy, Jessica Herris Wang, Universitas Multimedia Nusantara..

Perancangan Webstory tentang Perilaku Tidak Menghakimi untuk Anak Berusia 7-12 tahun, Grace Imanda Gandi, Universitas Multimedia Nusantara.. PERANCANGAN INTERACTIVE STORYTELLING

6 Perancangan Kampanye Edukasi..., Bobby Alvin Saputera, Universitas Multimedia Nusantara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Grafis Dalam bukunya yang berjudul Graphic

cli Perancangan Kampanye Pemanfaatan…, Albert Cassidy, Universitas Multimedia Nusantara 1 Dalam perancangan desain penulis, butuh fokus pesan yang lebih tajam sehingga arah