22 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN IPS
SISWA SEKOLAH DASAR
Cicih Hartati11SDN Kawunggirang 1 Majalengka
cicihhartati65@gmail.com ABSTRAK
Kesulitan akan memahami suatu konsep pembelajaran merupakan suatu permasalahan fundamental bagi kalangan siswa. Seperti halnya dalam penelitian ini, kemampuan siswa akan memahami suatu konsep dasar pembelajaran masih menyisakan masalah yang harus segera dibenahi dan diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada mata pelajaran IPS dikelas VI SDN Kawunggirang 1 Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Desain penelitian menggunakan model Jhon Elliot. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara, catatan lapangan studi kepustakaan dan dokumentasi. Teknikan alisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan data kualitatif. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian yang disusun berdasarkan indikator pemahaman konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini berdasarkan hasil persentase ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal adalah 20%, kemudian adanya penaikan pada siklus I menjadi 24%. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa meningkat mencapai 30% sehingga terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 6%. Selanjutnya, pada siklus III ketuntasan belajar siswa mencapai 77% sehingga terjadi peningkatan dari siklus II sebesar 47%. Sehingga dapat dinyatakan siswa telah berhasil mencapai ketuntasan belajar dan berhasil mencapai persentase di atas standar mastery learning yang telah ditetapkan yaitu 75%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
23 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya dan tidak langsung dapat berdiri sendiri, serta tidak dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang lain. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan suatu hal yang dilakukan/dilaksanakan secara sadar dan terencana sejak dilahirkan ke dunia dan kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga
manusia dapat memenuhi
kebutuhannya. Sebagaimana
pendidikan diatur dalam UU RI No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (sadulloh, 2004:5) yang menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berdasarkan kutipan di atas, pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. oleh karena itu, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan sarana yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kecerdasan, pengendalian diri, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang dapat berguna dikalangan masyarakat dan negara. Sejalan dengan Undang23-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(Depdiknas: 2003).
Pada dasarnya pendidikan merupakan
suatu upaya pengembangan diri siswa
dari segi kognitif, afektif maupun
psikomotor dalam suatu lingkungan
social yang di dalamnya terjadi interaksi
antara siswa dengan guru, orang tua,
masyarakat
(Munatri,
Suyatna,
&
Yulianti, 2016).
Maka tujuan dari pendidikan nasional yaitu berupaya menanamkan keimanan terhadap tuhan sesuai dengan agama masing-masing yang dianutnya. Dengan harapan siswa dapat menanamkan sikap yang berakhlak mulia, sopan dan santun antar sesama umat manusia tanpa membedakan ras, suku bangsa dan agama. Sehingga pada akhirnya siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, cakap, berdedikasi tinggi untuk bangsa dan negaranya. Pendidikan di Sekolah Dasar harus benar-benar mendidik dan
menumbuh kembangkan ilmu
pengetahuan pada siswa di Sekolah Dasar untuk memiliki sikap kebersamaan dalam upaya mencetak generasi muda yang bertanggung jawab. Dengan demikian, pendidikan seyogianya mampu mengrahkan siswa untuk dapat memiliki kecakapan dalam multidimensional (Susilo, 2018).
Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2)
24 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Depdiknas, 2006:).
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar kompetensi Ilmu Pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB
sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga negara yang cinta damai. Dimasa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat
dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.
Pemahaman konsep merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena pemahaman konsep merupakan faktor yang sangat mendasar yang harus dimiliki siswa untuk mencapai
kemampuan berpikir lainnya seperti menerjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa di kelas VI Sekolah Dasar pada saat pembelajaran. Hal yang harus dilakukan salah satunya dengan menerapkan model yang sesuai dengan kondisi siswa agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Maka peneliti akan menerapkan model pada pembelajaran IPS di kelas VI Sekolah Dasar dengan model Inkuiri Terbimbing agar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam kegiatan belajar di kelas.
KAJIAN LITERATUR
Pemahaman konsep merupakan
salah satu kecakapan atau kemahiran
yang diharapkan dapat tercapai
dalam pembelajaran IPS yaitu
dengan menunjukan pemahaman
konsep IPS yang dipelajarinya,
memahami dan mengerti apa yang
dipelajari, memberikan penjelasan
atau memberi uraian yang lebih rinci
dengan menggunakan kata-kata
sendiri.
Siswa
yang
memiliki
pemahaman terhadap materi yang
diajarkan akan mampu menyatakan
ulang suatu materi atau konsep
dengan memberikan contoh lain dari
suatu konsep yang telah di dapatnya
dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
tersebut
akan
mampu
mengklasifikasikan suatu objek dan
mampu mengungkapkan materi
yang disajikan kedalam bentuk yang
lebih
dipahami.
Model inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk membantu siswa yang mengalami masalah dalam memahami konsep suatu25 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
materi (Rahmazani, Adlim, Safitri
Rini, 2017)
Oleh karena itu guru harus
mampu meningkatkan pemahaman
konsep siswa yang tujuannya agar
pembelajaran IPS dapat tercapai,
maka
peranan
guru
dalam
mendesain pembelajaran sangat
diperlukan. Setelah itu guru dapat
mengukur tingkat pemahaman siswa
dengan
indikator
pemahaman
konsep.
Adapun
indikator
pemahaman
konsep
menurut
Anderson dan Kartwohl (2010:100)
yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.
Kategori dan Proses Kognitif
Pemahaman
(Anderson dan Karthwohl, 2010:100)
Kategori dan Proses Kognitif (Categories & Cognitive Processes) Indikator Definisi (definition) Pemahaman (Understand) Mengkontruksi makna dari materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis. 1. Menafsirk an Mengklarifikasi, Memparaf rasakan, Memprese ntasikan, Menerjem ahkan Mengubah dari suatu bentuk gambaran (misalnya, angka) jadi bentuk lain (misalnya, kata-kata). 2. Menconto hkan Mengilustr asikan, Memberi contoh Menemukan contoh atau ilustrasi tentang proses atau prinsip. 3. Mengklasif ikasikan Mengkate gorikan, Mengelom pokan Menentukan sesuatu dalam suatu kategori. 4. Merangku m Mengabstr aksi, Menggene ralisasi Mengabstra sikan tema umum atau poin-poin (misalnya, menulis ringkasan pendek). 5. Menyimpu lkan Menyarika n, Mengekstr apolasi, Menginter polasi, Memperdi ksi Membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang diterima. 6. Membandi ngkan Mengontra skan, Memetaka n, Mencocok an Menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan semacamny a. 7. Menjelaska n Membuat model Membuat model sebab akibat dalam sebuah system (misalnya, menjelaskan sebab-sebab terjadinya peristiwa-peristiwa penting pada abad ke-18 di Indonesia).Berdasarkan indikator pemahaman konsep tersebut maka peneliti akan mengambil beberapa indikator yaitu menjelaskan, mencontohkan, dan merangkum. Indikator pemahaman konsep menjelaskan, mencontohkan, dan
26 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
merangkum digunakan peneliti untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi IPS di kelas V Sekolah Dasar. Indikator pemahaman konsep yang peneliti pilih ini telah disesuaikan dengan karakteristik siswa yang dapat dilihat dari teori perkembangan menurut piaget (Aunurrahman, 2013:44) bahwa anak Sekolah Dasar berada pada ‘tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun)’. Dapat dinyatakan bahwa anak kelas VI Sekolah Dasar berada pada usia 11 tahun tergolong pada tahap operasional konkret. Karena pada tahap operasional konkret anak dapat berfikir logis.
Pada masa tahap operasional konkret anak sangat antusias untuk mempelajari apa saja yang ada dilingkungannya, dorongan untuk mengetahui dan berbuat untuk lingkungannya sangat besar. Gejala utama lahirnya ialah keingintahuan yang tampak pada kesukaan membaca hal ini sesuai dengan indikator pemahaman konsep yang peneliti pilih yaitu siswa mampu menjelaskan keterkaitan antar konsep dengan memberi penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-kata sendiri; siswa mampu menemukan contoh ; siswa mampu merangkum setiap informasi yang diterimanya karena jika siswa memiliki kesukaan untuk membaca tidak menutup kemungkinan peneliti dapat mengukur pemahaman konsep siswa kelas VI Sekolah Dasar dengan
menggunakan tiga indikator
menjelaskan, mencontohkan, dan merangkum.
Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam menentukan fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan adalah model pembelajaran inkuiri (Wulandari, 2016: 268)
Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan model inkuiri. pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan sedikit demi sedikit untuk merangsang siswa mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Anam (2015:17) yang menyatakan bahwa Inkuiri terbimbing menuntut siswa bekerja (bukan hanya duduk, mendengarkan lalu menulis) untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru di bawah bimbingan yang intensif dari guru, tugas guru lebih seperti memancing siswa untuk melakukan sesuatu.
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing guru memancing siswa untuk melakukan sesuatu sehingga dalam kegiatan belajar mengajar siswa aktif untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang diberikan oleh guru. sementara menurut Gulo (Anam, 2015:11) menyatakan bahwa:
‘Pembelajaran inkuiri terbimbing berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Dengan demikian, keterlibatan siswa dalam proses belajar merupakan bagian penting dalam pengembangan kemampuan siswa karena dalam keterlibatan siswa cenderung mengembangkan mental-intelektualnya, berupa berani dan meyakinkan, menerima, menelaah dan mengajukan solusi atas masalah yang ada. Kemudian kunandar (Shoimin, 2014:85) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing adalah kegiatan
27 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
pembelajaran dimana siswa di dorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman serta melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan sendiri solusinya.
Berdasarkan pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan rangkaian kegiatan yang menekankan pada keaktifan siswa untuk memiliki pengalaman belajar dalam memahami materi pelajaran serta menuntut siswa menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk berupa pertanyaan yang bersifat membimbing, selain pertanyaan guru memberikan penjelasan-penjelasan pada saat siswa melakukan percobaan.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dapat dijadikan sebagai pembeda dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Orlich (Anam, 2015:18) menyatakan ada beberapa karakteristik dari Inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Siswa mengembangkan
kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi.
b) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai.
c) Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas.
d) Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas.
e) Kelas diharapkan berfungsi sebagai labolatorium pembelajaran.
f) Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa. g) Guru memotivasi semua siswa
untuk mengomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat di manfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.
Karakteristik tersebut merupakan ciri yang terdapat dalam model inkuiri terbimbing. dapat disimpulkan bahwa pada model inkuiri terbimbing meskipun siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar tetapi tetap guru masih bertugas di dalam kelas yaitu membimbing dengan memberikan pertanyaan yang memancing siswa, serta dengan pengarahan-pengarahan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing terdapat beberapa prinsip yang harus di perhatikan oleh guru. menurut Anam (2015:20) menyatakan bahwa prinsip-prinsip model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu sebagai berikut: “Berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berfikir, prinsip keterbukaan”. Berikut ini adalah penjelasan dari prinsip-prinsip model pembelajaran inkuiri terbimbing, yakni: Berorientasi pada pengembangan intelektual yaitu pembelajaran inkuiri selain berorientasi pada hasil belajar, juga berorientasi pada proses belajar. karena itu, kriteria keberhasilan dalam pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran, tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. pada inkuiri ini yang dinilai adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan
28 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur interaksi itu sendiri. kegiatan pembelajaran selama menggunakan model inkuiri terbimbing ditentukan oleh interaksi siswa. keseluruhan proses pembelajaran akan membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif. guru hanya perlu menjadi fasilitator dan mengarahkan agar siswa bisa
mengembangkan kemampuan
berpikirnya melalui interaksi mereka. guru juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berfikir kritis siswa.
Kemudian prinsip bertanya yaitu dapat mengajukan suatu pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, yang dapat bersifat open-ended, memberi peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan mereka sendiri dan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri, dan mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain. oleh karena itu peran yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai penanya. sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berfikir.
Prinsip belajar untuk berpikir yaitu belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berfikir (learning how you think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. pembelajaran
berfkir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
Prinsip keterbukaan yaitu menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk
mengambil inisiatif dalam
mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. inkuiri melibat komunikasi yang berarti tersedia suatu ruang, peluang, dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan yang logis, obyektif, bermakna, dan untuk melaporkan hipotesis mereka. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Dengan demikian, peran guru dalam pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Trianto (2008:135) adalah: pertama sebagai motivator yaitu memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berfikir. kedua Fasilitator yaitu menunjukan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berfikir siswa. Ketiga, Penanya. menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan member keyakinan pada diri sendiri. Keempat administrator, yaitu bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan didalam kelas. Kelima pengarah yaitu memimpin arus kegiatan berfikir siswa pada tujuan yang diharapkan. Keenam Manajer yaitu mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. Ketujuh rewarder, yaitu member penghargaan pada potensi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat inkuiri pada siswa.
29 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
Model Pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat mendorong siswa untuk melakukan. Pada saat kegiatan belajar mengajar bukan hanya duduk kemudian diam saja, dengan begitu siswa akan aktif dalam proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Menurut Bruner (Anam, 2015:16) menyatakan bahwa kelebihan model inkuiri terbimbing yaitu sebagai berikut:
1) Siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2) Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru.
3) Mendorong siswa untuk berfikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
4) Siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
5) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinstik.
6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
Sementara menurut Anam (2015:15) menyatakan bahwa kelebihan model inkuiri terbimbing meliputi: “Read life skills, open ended topic, intuitif imajinatif dan inovatif, peluang”. Berdasarkan kutipatan diatas maka Read life skills, yaitu siswa belajar tentang hal-hal penting namun mudah dilakukan, siswa didorong untuk melakukan sesuatu dalam proses belajar. Open ended, tema yang dipelajari tidak terbatas bisa bersumber dari mana saja, buku pelajaran, pengalaman, radio, dan sebagainya. intuitif imajinatif dan inovatif, siswa belajar dengan mengarahkan seluruh potensi yang dimiliki siswa mulai dari kreatifitas
hingga imajinasi. kemudian peluang, yaitu melakukan penemuan degan berbagai observasi dan eksperimen, siswa memiliki peluang besar untuk melakukan penemuan.
Pembelajaran inkuiri dimulai dari adanya masalah, sehingga peserta didik berkesempatan untuk membahas dan menganalisis masalah tersebut, yang berujung pada penemuan prinsip, konsep, atau teori. pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat secara individu ataupun kelompok. Menurut Tampubolon (2014) langkah-langkah model inkuiri terbimbing, yaitu:
1) Merumuskan masalah
2) Merumuskan hipotesis melalui pengumpulan data dan kajian teoritis untuk verifikasi.
3) Pengumpulan data melalui eksperimen atau noneksperimen dengan lembar kegiatan siswa (LKS) dan lembar observasi. 4) Menganalisis data hasil
eksperimen.
5) Mendiskusikan hasil analisis data baik melalui kelompok atau ke;as. 6) Menyimpulkan hasil eksperimen
yang menjadi suatu prinsip atau teori.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam merumuskan masalah guru membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki itu. proses berfikir dan mencari jawaban teka-teki itulah yang sangat penting dalam model inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.
Kemudian, dalam kemampuan berhipotesis pada setiap siswa adalah
30 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. kemudian, pada proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berfikirnya. oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2008: 18), ‘PTK adalah gabungan pengertian dari kata penelitian, tindakan dan kelas’. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan kelas adalah tempat dimana sekelompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama.
Menurut Elliot (Sanjaya, 2010:25) ‘PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Dimana dalam proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan profesional’. Sedangkan jika dilihat dari karakteristik PTK menurut Ibnu (Aqib, 2009:16) memaparkan bahwa PTK yaitu: ‘(1)
Dalam pelaksanaan tindakan
berdasarkan pada masalah yang dihadapi guru; (2) Adanya perpaduan dalam pelaksanaannya; (3) Peneliti sebagai media yang melakukan refleksi; (4) Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional; (5) Dalam pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau periode’.
Langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian, dapat digambarkan dengan alur, sesuai dengan pelaksanaan menurut siklus seperti gambar berikut.
Gambar 1
Siklus PTK Model John
Elliot (Wiraatmadja,
2009:64)
31 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes, observasi,
wawancara,
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi. Sedangkan alat pengumpul
data yang digunakan adalah butir soal,
lembar observasi, lembar wawancara,
lembar
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi.
Dalam
pelaksanaan
penelitian ini, peneliti menggunakan
validasi data dengan jenis validasi data
Triangulasi
dan
Expert
opinion.
Berdasarkan data dan alat yang diperlukan
dalam penelitian maka untuk validasi data
jenis tes menggunakan kisi-kisi jawaban
yang peneliti buat sebelumnya. Selain itu,
agar instrument penelitian valid, maka
penelitian menggunakan expert opinion.
Menurut Hopkins (Wiraatmadja, 2009:
171) mengemukakan bahwa “Expert
opinion adalah meminta nasihat, pendapat
atau
opini
kepada
para
pakar”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka
ekspert opinion merupakan validasi data
atau instrument dimana peneliti meminta
pendapat kepada para ahli terutama bidang
IPS serta kepada dosen pembimbing.
Sedangkan Triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada, (Sugiyono, 2014:330). Peneliti
melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi
yang
sekaligus
menguji
kredibilitas data.
PEMBAHASAN
Berdasarkan deskripsi, analisis,
dan
refleksi
setiap
tindakan
pada
penelitian yang dilaksanakan, terdapat
beberapa
temuan
esensial
selama
penelitian
berlangsung.
Berdasarkan
analisis data pada siklus I di kelas VI SDN
Kawunggirang 1 dengan menggunakan
model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
pada materi kerajaan dan peninggalan
sejarah islam di Indonesia sebagian besar
siswa memberikan respon yang positif
terhadap tindakan yang dilakukan dalam
pembelajaran IPS. Akan tetapi masih
ditemuakan beberapa kendala yang masih
dialami
guru
dan
siswa
ketika
pembelajaran
di
kelas
berlangsung.
Kendala-kendala tersebut yakni dalam
penggunaan waktu yang kurang efektif
yang disebabkan oleh bahan bacaan yang
dibagikan oleh guru pada setiap kelompok
terlalu banyak sehingga memerlukan
waktu
yang
cukup
lama
dalam
pelaksanaannya sedangkan waktu yang
tersedia hanya sedikit dan penyebab kedua
adalah banyak siswa yang bermain dan
membuat
kegaduhan
didalam
kelas
sehingga banyak waktu yang terbuang
dengan
sia-sia.
Ketika
pembagian
kelompok dirasa kurang efektif sehingga
menyebabkan kelas menjadi ramai dan
kurang kondusif. Banyak siswa yang tidak
merespon ketika guru melakukan tanya
jawab di awal dan akhir pembelajaran. Hal
ini terbukti dari hasil pengamatan observer
yang mengatakan masih banyak siswa
yang diam dan tidak menganggapi tanya
jawab dari guru. Kemudian temuan
berikutnya adalah dalam penggunaan
model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
belum maksimal yaitu terlihat dalam
kegiatan kelompok siswa yang membaca
dan menulis hanya dilakukan oleh satu
orang dalam kelompok dan teman
kelompok yang lainnya sibuk
bermain-main sehingga kerjasama dalam kelompok
tidak terlihat yang akibatnya siswa yang
memahami bahan bacaan hanya satu atau
dua orang saja.
Kemudian pada siklus 1 di dalam
kegiatan kerja kelompok masih ada siswa
yang
sulit
untuk
memahami
dan
menganalisis
isi
bacaan
sehingga
akibatnya pemahaman konsep siswa
terhadap pembelajaran IPS masih rendah.
Ketika
siswa
memiliki
pemahaman
konsep yang rendah mereka lebih memilih
untuk diam karena merasa malu jika
menanyakannya
kepada
teman
32 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
sekelompoknya. Ketika berlangsungnya
diskusi kelompok, hanya satu atau dua
orang yang terhitung aktif dalam satu
kelompok, ada juga siswa yang masih
bergantung dan mengandalkan siswa lain
menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru. Para siswa yang tidak
bekerjasama dalam menyelesaikan tugas
kelompok telah didapat bahwa
siswa-siswa tersebut sibuk bermain.
Dari
kendala-kendala
yang
dialami guru dan siswa tersebut, maka
guru pun mencari jalan keluar dan
mengatasi
permasalahan-permasalahan
yang dialami dan itu semua dilakukan
pada perencanaan tindakan pada siklus II.
Pada perencanaan ini, guru memulai
dengan memperbaiki cara mengajar di
kelas, mengubah suasana kelas sehingga
menjadi
lebih
tertib
dan
tenang,
memperbaiki cara siswa belajar dan
memberikan kesempatan untuk siswa
untuk lebih banyak berkreasi dalam
kelompok dengan berdiskusi secara
terbuka dan mengajarkan siswa untuk
lebih berani bertanya mengenai masalah
yang dialami dalam kelompok setelah itu
guru
harus
lebih
membiasakan
memberikan penghargaan kepada siswa
berupa ucapan, tepuk tangan ataupun
hadiah, hal ini bertujuan untuk lebih
meningkatkan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Selanjutnya pada analisis data
siklus II, aktivitas belajar siswa pada
siklus II dapat diamati dari keantusiasan
siswa dalam kegiatan pembelajaran jika
dibandingkan dengan siklus I. Ketertiban
siswa juga sudah tampak pada sesi
tanya-jawab semua siswa tampaknya sangat
aktif dan antusias menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Bahkan ada
siswa yang antusias untuk mencoba
menjawab pertanyaan walaupun tidak
ditunjuk oleh guru. Pada siklus II ketika
kegiatan
kerja
kelompok
dengan
menggunakan
pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing terlihat model pelaksanaan
pembelajaran sudah berjalan dengan
cukup optimal, mulai dari kegiatan awal
hingga akhir pembelajaran. Namun pada
kegiatan akhir pembelajaran masih ada
beberapa siswa yang malu dan masih takut
apabila guru meminta menyimpulkan
hasil pembelajaran dan ada empat
kelompok yang malas dan enggan untuk
membaca bahan bacaan atau materi dari
buku paket. Hal ini terbukti dari para
siswa dalam kelompok tersebut ketika
waktunya membaca para siswa malah asik
bermain di dalam kelas sehingga kegiatan
kerja kelompok berjalan dengan tidak
kondusif.
Pemahaman konsep siswa masih
rendah terhadap pembelajaran IPS dapat
terlihat dari hasil evaluasi siswa belum
adanya peningkatan dari siklus II tindakan
I ke siklus II tindakan II dan lebih
parahnya lagi pada siklus II tindakan III
tidak terjadi peningkatan akan tetapi
terjadi
penurunan
terhadap
hasil
ketuntasan belajar siswa. Kemudian
temuan berikutnya adalah ketika guru
memperlihatkan media gambar siswa
terlihat bosan, hal ini berdasarkan hasil
observer yang menyatakan bahwa ketika
guru memperlihatkan gambar-gambar
para tokoh pahlawan siswa terlihat malas
dan perhatiannya tidak terfokus pada guru.
Oleh karena itu guru akan merubah media
yang digunakan agar siswa tidak merasa
bosan dan lebih termotivasi untuk belajar
sehingga pemahaman konsep siswa pun
meningkat.
Perbaikan yang dilakukan oleh
peneliti pada siklus III ini yaitu ketika
pemberian
motivasi
dalam
menggairahkan suasana pembelajaran
pada kegiatan awal guru merubahnya
menjadi pemberian tes konsentarsai yang
berbeda disetiap tindakannya dalam siklus
tiga sehingga siswa akan lebih senang dan
bersemangat
dalam
memulai
pembelajaran, pada siklus tiga pun guru
33 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
telah membuat bahan bacaan atau materi
yang akan dibagikan kepada setiap
kelompok dengan disertai gambar-gambar
sehigga akan lebih menarik perhatian
siswa dan siswa tidak merasa bosan. Hal
ini pun terbukti terhadap pemahaman
konsep
siswa
meningkat
pada
pembelajaran IPS dengan keberhasilannya
dalam mencapai ketuntasan belajar dalam
menyelesaikan tes individu (tes formatif)
dan lembar kerja proses yang dikerjakan
secara berkelompok.
Keberhasilan pada siklus III ini
guru atau peneliti masih menemukan
masalah dalam hal waktu yaitu guru masih
menemukan siswa yang masih ribut dan
bermain didalam kelas ketika guru
memberikan tugas untuk mengerjakan tes
evaluasi terhadapnya. Hal ini berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan wali
kelas VI SDN Kawunggirang 1 bahwa
anak tersebut memang selalu membuat
keributan didalam kelas, yang diakibatkan
karena siswa tersebut ingin mendapatkan
perhatian yang lebih dari orang-orang
disekelilingnya.
Secara
teoretis,
model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada
umumnya
dapat
dipahami
sebagai
pembelajaran
yang
terjadi
dalam
kelompok-kelompok kecil dimana setiap
siswa
memiliki
hak
untuk
mengungkapkan idenya dan bekerja sama
untuk
menyelesaikan
tugas
yang
diberikan. Model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing
memberikan
kesempatan
untuk menyampaikan gagasan atau ide,
bertanya, melakukan diskusi pendapat
dengan anggota kelompoknya sehingga
mengurangi heterogenitas dari kelompok.
Melalui kegiatan yang dilakukan siswa
mampu membangun atau mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri dengan guru
sebagai mediator dan fasilitator.
Adapun
persentase
hasil
ketuntasan belajar siswa pada kondisi
awal, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat
dilihat pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2
Grafik Persentase Ketuntasan
Belajar Siswa
Dari grafik di atas, terlihat bahwa
persentase ketuntasan belajar siswa pada
kondisi awal adalah 20%, kemudian
adanya penaikan pada siklus I menjadi
24%. Pada siklus II persentase ketuntasan
belajar siswa meningkat mencapai 30%
sehingga terjadi peningkatan dari siklus I
sebesar 6%. Selanjutnya, pada siklus III
ketuntasan belajar siswa mencapai 77%
sehingga terjadi peningkatan dari siklus II
sebesar 47%. Sehingga dapat dinyatakan
siswa telah berhasil mencapai ketuntasan
belajar dan berhasil mencapai persentase
di atas standar mastery learning yang telah
ditetapkan yaitu 75%.
Berdasarkan gambar 2 di atas, ada
beberapa orang siswa yang mengalami
peningkatan terhadap pemahaman konsep
mulai dari siklus satu, dua dan tiga.
Namun demikian, pada saat pembelajaran
peneliti menilai seluruh siswa sudah
menguasai
materi
yang
peneliti
sampaikan. Hal ini dibuktikan pada saat
kegiatan kerja kelompok siswa berhasil
menyelesaikan lembar kerja proses yang
diberikan peneliti dengan baik. Pada saat
0% 20% 40% 60% 80% 20% 24% 30% 77%
REKAPITULASI
KETUNTASAN BELAJAR
SISWA
Kondisi Awal Siklus I Siklus II34 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
kegiatan tanya jawab banyak siswa yang
mengacungkan tangannya tanpa disuruh
oleh guru.
Secara
keseluruhan,
peningkatan
pemahaman
konsep
siswa
dengan
menggunakan
model
pemberlajaran
Inkuiri Terbimbing dapat berjalan dengan
sukses. Berdasarkan hasil wawancara
pada
siklus
ketiga,
seluruh
siswa
mengatakan
senang
sekali
pada
pembelajaran yang ditampilkan oleh
peneliti. Maka dari itu permasalahan yang
ditemukan
peneliti
di
VI
SDN
Kawunggirang 1 mengenai rendahnya
pemahaman
konsep
siswa
pada
pembelajaran IPS dapat terselesaikan
dengan model pembelajaran yang peneliti
gunakan yaitu model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. Model Pembelajaran inkuiri
terbimbing memiliki kelebihan-kelebihan
yang dapat mendorong siswa untuk
melakukan. Pada saat kegiatan belajar
mengajar bukan hanya duduk kemudian
diam saja, dengan begitu siswa akan aktif
dalam proses kegiatan pembelajaran yang
berlangsung sehingga pembelajaran akan
lebih bermakna. Menurut Bruner (Anam,
2015:16) menyatakan bahwa kelebihan
model inkuiri terbimbing yaitu sebagai
berikut:
1) Siswa akan memahami
konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2) Membantu dalam menggunakan daya
ingat dan transfer pada situasi-situasi
proses belajar yang baru.
3) Mendorong siswa untuk berfikir
inisiatif
dan
merumuskan
hipotesisnya sendiri.
4) Siswa untuk berfikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri.
5) Memberikan kepuasan yang bersifat
intrinstik.
6) Situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang.
Sementara
menurut
Anam
(2015:15) menyatakan bahwa kelebihan
model inkuiri terbimbing meliputi: “Read
life skills, open ended topic, intuitif
imajinatif
dan
inovatif,
peluang”.
Berdasarkan kutipatan diatas maka Read
life skills, yaitu siswa belajar tentang
hal-hal penting namun mudah dilakukan,
siswa didorong untuk melakukan sesuatu
dalam proses belajar. Open ended, tema
yang dipelajari tidak terbatas bisa
bersumber dari mana saja, buku pelajaran,
pengalaman, radio, dan sebagainya.
intuitif imajinatif dan inovatif, siswa
belajar dengan mengarahkan seluruh
potensi yang dimiliki siswa mulai dari
kreatifitas hingga imajinasi. kemudian
peluang, yaitu melakukan penemuan
degan berbagai observasi dan eksperimen,
siswa memiliki pelung besar untuk
melakukan penemuan.
Adapun
tujuan
dari
Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing menurut
Anam (2015:8) “untuk mendorong siswa
semakin berani dan kreatif dalam
berimajinasi”. Dengan imajinasi siswa di
bimbing untuk menciptakan
penemuan-penemuan,
baik
yang
berupa
penyempurnaan dari apa yang telah ada,
maupun menciptakan ide, gagasan, atau
alat yang belum pernah ada sebelumnya.
Oleh karenanya siswa didorong bukan saja
untuk mengerti materi pelajaran, tetapi
juga mampu menciptakan penemuan.
SIMPULANBerdasarkan
hasil
dan
pembahasan,
maka
pada
akhirnya
peneliti menarik kesimpulan terhadap
penelitian
yang
telah
dilakukan.
Kesimpulan yang akan dipaparkan,
disusun berdasarkan analisis proses
dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa
pada
pembelajaran
IPS
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Inkuiri Terbimbing yang dilakukan di
kelas
VI
SDN
Kawunggirang
1
Kecamatan
Majalengka
Kabupaten
Majalengka Tahun Ajaran 2019/2020.
35 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
Adapun kesimpulan dari penelitian ini
adalah
pemahaman
konsep
siswa
meningkat
pada
pembelajaran
IPS
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat
dilihat dari tiga indikator pemahaman
konsep yang telah ditetapkan oleh
peneliti
yaitu
menjelaskan,
mencontohkan, dan merangkum. Hal ini
terbukti dari siswa kelas VI SDN
Kawunggirang 1 mampu menjelaskan
keterkaitan
antar
konsep
dengan
memberi penjelasan atau memberi uraian
yang lebih rinci dengan menggunakan
kata-kata
sendiri,
siswa
mampu
memberikan contoh, dan siswa mampu
merangkum tema umum atau poin-poin
dari apa yang telah dibacanya. Model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat
meningkatkan pemahamn konsep siswa
pada pembelajaran IPS. Hal ini terlihat
dari hasil evaluasi atau tes siswa yang
mengalami peningkatan cukup signifikan
dalam setiap siklus.
DAFTAR PUSTAKA
Anam khoirul. (2015). Pembelajaran
berbasis inkuiri metode dan
aplikasi, Jakarta: Pustaka Pelajar
(Anggota IKAPI).
Anderson, W.L dan Krathwohl, R.D. (2010). Pembelajaran pengajaran dan assessment. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib Zainal. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widia. Aunurrahman. (2013). Belajar dan
Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. Depdiknas .2003. Undang-undang RI
No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional.
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Munatri, Septi, et al (2016). "Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar." Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan, vol. 4, no. 1, 2016.
Rahmazani, Adlim, Safitri Rini (2017)
Penerapan
Model
Pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing
untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
dan Keterampilan Proses Sains
Siswa pada Materi Fluida
Statis.
Prosiding
Seminar
Nasional Pascasarjana (SNP)
Unsyiah 2017, April 13, 2017,
Banda Aceh, Indonesia.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta: Kencana Pradana Media Group.
Sadulloh, Uyoh. (2014). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. Shoimin Aris.(2014). 68 Model
Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung; Alfabeta. Susilo, S. V. (2018). Refleksi Nilai-Nilai
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Dalam Upaya Upaya
Mengembalikan Jati Diri Pendidikan Indonesia. Cakrawala Pendas, 4(1), 33–41.
https://doi.org/http://dx.doi.org/ 10.31949/jcp.v4i1.710
Tampubolon Saur. (2014). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Erlangga. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Surabaya: Cerdas Pustaka.
36 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
Cicih Hartati
Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wulandari, Fitria (2016) Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Sekolah Dasar. RNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016.
DOI: https://doi.org/10.21070/ped agogia.v5i2.259