• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

22 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN IPS

SISWA SEKOLAH DASAR

Cicih Hartati1

1SDN Kawunggirang 1 Majalengka

cicihhartati65@gmail.com ABSTRAK

Kesulitan akan memahami suatu konsep pembelajaran merupakan suatu permasalahan fundamental bagi kalangan siswa. Seperti halnya dalam penelitian ini, kemampuan siswa akan memahami suatu konsep dasar pembelajaran masih menyisakan masalah yang harus segera dibenahi dan diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada mata pelajaran IPS dikelas VI SDN Kawunggirang 1 Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Desain penelitian menggunakan model Jhon Elliot. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara, catatan lapangan studi kepustakaan dan dokumentasi. Teknikan alisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan data kualitatif. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian yang disusun berdasarkan indikator pemahaman konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini berdasarkan hasil persentase ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal adalah 20%, kemudian adanya penaikan pada siklus I menjadi 24%. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa meningkat mencapai 30% sehingga terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 6%. Selanjutnya, pada siklus III ketuntasan belajar siswa mencapai 77% sehingga terjadi peningkatan dari siklus II sebesar 47%. Sehingga dapat dinyatakan siswa telah berhasil mencapai ketuntasan belajar dan berhasil mencapai persentase di atas standar mastery learning yang telah ditetapkan yaitu 75%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

(2)

23 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya dan tidak langsung dapat berdiri sendiri, serta tidak dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang lain. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan suatu hal yang dilakukan/dilaksanakan secara sadar dan terencana sejak dilahirkan ke dunia dan kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga

manusia dapat memenuhi

kebutuhannya. Sebagaimana

pendidikan diatur dalam UU RI No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (sadulloh, 2004:5) yang menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Berdasarkan kutipan di atas, pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. oleh karena itu, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan sarana yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kecerdasan, pengendalian diri, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang dapat berguna dikalangan masyarakat dan negara. Sejalan dengan Undang23-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(Depdiknas: 2003).

Pada dasarnya pendidikan merupakan

suatu upaya pengembangan diri siswa

dari segi kognitif, afektif maupun

psikomotor dalam suatu lingkungan

social yang di dalamnya terjadi interaksi

antara siswa dengan guru, orang tua,

masyarakat

(Munatri,

Suyatna,

&

Yulianti, 2016).

Maka tujuan dari pendidikan nasional yaitu berupaya menanamkan keimanan terhadap tuhan sesuai dengan agama masing-masing yang dianutnya. Dengan harapan siswa dapat menanamkan sikap yang berakhlak mulia, sopan dan santun antar sesama umat manusia tanpa membedakan ras, suku bangsa dan agama. Sehingga pada akhirnya siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, cakap, berdedikasi tinggi untuk bangsa dan negaranya. Pendidikan di Sekolah Dasar harus benar-benar mendidik dan

menumbuh kembangkan ilmu

pengetahuan pada siswa di Sekolah Dasar untuk memiliki sikap kebersamaan dalam upaya mencetak generasi muda yang bertanggung jawab. Dengan demikian, pendidikan seyogianya mampu mengrahkan siswa untuk dapat memiliki kecakapan dalam multidimensional (Susilo, 2018).

Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2)

(3)

24 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Depdiknas, 2006:).

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar kompetensi Ilmu Pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB

sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga negara yang cinta damai. Dimasa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat

dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat yang dinamis.

Pemahaman konsep merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena pemahaman konsep merupakan faktor yang sangat mendasar yang harus dimiliki siswa untuk mencapai

kemampuan berpikir lainnya seperti menerjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa di kelas VI Sekolah Dasar pada saat pembelajaran. Hal yang harus dilakukan salah satunya dengan menerapkan model yang sesuai dengan kondisi siswa agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Maka peneliti akan menerapkan model pada pembelajaran IPS di kelas VI Sekolah Dasar dengan model Inkuiri Terbimbing agar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam kegiatan belajar di kelas.

KAJIAN LITERATUR

Pemahaman konsep merupakan

salah satu kecakapan atau kemahiran

yang diharapkan dapat tercapai

dalam pembelajaran IPS yaitu

dengan menunjukan pemahaman

konsep IPS yang dipelajarinya,

memahami dan mengerti apa yang

dipelajari, memberikan penjelasan

atau memberi uraian yang lebih rinci

dengan menggunakan kata-kata

sendiri.

Siswa

yang

memiliki

pemahaman terhadap materi yang

diajarkan akan mampu menyatakan

ulang suatu materi atau konsep

dengan memberikan contoh lain dari

suatu konsep yang telah di dapatnya

dalam kegiatan pembelajaran. Siswa

tersebut

akan

mampu

mengklasifikasikan suatu objek dan

mampu mengungkapkan materi

yang disajikan kedalam bentuk yang

lebih

dipahami.

Model inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk membantu siswa yang mengalami masalah dalam memahami konsep suatu

(4)

25 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

materi (Rahmazani, Adlim, Safitri

Rini, 2017)

Oleh karena itu guru harus

mampu meningkatkan pemahaman

konsep siswa yang tujuannya agar

pembelajaran IPS dapat tercapai,

maka

peranan

guru

dalam

mendesain pembelajaran sangat

diperlukan. Setelah itu guru dapat

mengukur tingkat pemahaman siswa

dengan

indikator

pemahaman

konsep.

Adapun

indikator

pemahaman

konsep

menurut

Anderson dan Kartwohl (2010:100)

yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.

Kategori dan Proses Kognitif

Pemahaman

(Anderson dan Karthwohl, 2010:100)

Kategori dan Proses Kognitif (Categories & Cognitive Processes) Indikator Definisi (definition) Pemahaman (Understand) Mengkontruksi makna dari materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis. 1. Menafsirk an Mengklarifikasi, Memparaf rasakan, Memprese ntasikan, Menerjem ahkan Mengubah dari suatu bentuk gambaran (misalnya, angka) jadi bentuk lain (misalnya, kata-kata). 2. Menconto hkan Mengilustr asikan, Memberi contoh Menemukan contoh atau ilustrasi tentang proses atau prinsip. 3. Mengklasif ikasikan Mengkate gorikan, Mengelom pokan Menentukan sesuatu dalam suatu kategori. 4. Merangku m Mengabstr aksi, Menggene ralisasi Mengabstra sikan tema umum atau poin-poin (misalnya, menulis ringkasan pendek). 5. Menyimpu lkan Menyarika n, Mengekstr apolasi, Menginter polasi, Memperdi ksi Membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang diterima. 6. Membandi ngkan Mengontra skan, Memetaka n, Mencocok an Menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan semacamny a. 7. Menjelaska n Membuat model Membuat model sebab akibat dalam sebuah system (misalnya, menjelaskan sebab-sebab terjadinya peristiwa-peristiwa penting pada abad ke-18 di Indonesia).

Berdasarkan indikator pemahaman konsep tersebut maka peneliti akan mengambil beberapa indikator yaitu menjelaskan, mencontohkan, dan merangkum. Indikator pemahaman konsep menjelaskan, mencontohkan, dan

(5)

26 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

merangkum digunakan peneliti untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi IPS di kelas V Sekolah Dasar. Indikator pemahaman konsep yang peneliti pilih ini telah disesuaikan dengan karakteristik siswa yang dapat dilihat dari teori perkembangan menurut piaget (Aunurrahman, 2013:44) bahwa anak Sekolah Dasar berada pada ‘tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun)’. Dapat dinyatakan bahwa anak kelas VI Sekolah Dasar berada pada usia 11 tahun tergolong pada tahap operasional konkret. Karena pada tahap operasional konkret anak dapat berfikir logis.

Pada masa tahap operasional konkret anak sangat antusias untuk mempelajari apa saja yang ada dilingkungannya, dorongan untuk mengetahui dan berbuat untuk lingkungannya sangat besar. Gejala utama lahirnya ialah keingintahuan yang tampak pada kesukaan membaca hal ini sesuai dengan indikator pemahaman konsep yang peneliti pilih yaitu siswa mampu menjelaskan keterkaitan antar konsep dengan memberi penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-kata sendiri; siswa mampu menemukan contoh ; siswa mampu merangkum setiap informasi yang diterimanya karena jika siswa memiliki kesukaan untuk membaca tidak menutup kemungkinan peneliti dapat mengukur pemahaman konsep siswa kelas VI Sekolah Dasar dengan

menggunakan tiga indikator

menjelaskan, mencontohkan, dan merangkum.

Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam menentukan fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan adalah model pembelajaran inkuiri (Wulandari, 2016: 268)

Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan model inkuiri. pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan sedikit demi sedikit untuk merangsang siswa mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Anam (2015:17) yang menyatakan bahwa Inkuiri terbimbing menuntut siswa bekerja (bukan hanya duduk, mendengarkan lalu menulis) untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru di bawah bimbingan yang intensif dari guru, tugas guru lebih seperti memancing siswa untuk melakukan sesuatu.

Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing guru memancing siswa untuk melakukan sesuatu sehingga dalam kegiatan belajar mengajar siswa aktif untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang diberikan oleh guru. sementara menurut Gulo (Anam, 2015:11) menyatakan bahwa:

‘Pembelajaran inkuiri terbimbing berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Dengan demikian, keterlibatan siswa dalam proses belajar merupakan bagian penting dalam pengembangan kemampuan siswa karena dalam keterlibatan siswa cenderung mengembangkan mental-intelektualnya, berupa berani dan meyakinkan, menerima, menelaah dan mengajukan solusi atas masalah yang ada. Kemudian kunandar (Shoimin, 2014:85) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing adalah kegiatan

(6)

27 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

pembelajaran dimana siswa di dorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman serta melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan sendiri solusinya.

Berdasarkan pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan rangkaian kegiatan yang menekankan pada keaktifan siswa untuk memiliki pengalaman belajar dalam memahami materi pelajaran serta menuntut siswa menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk berupa pertanyaan yang bersifat membimbing, selain pertanyaan guru memberikan penjelasan-penjelasan pada saat siswa melakukan percobaan.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dapat dijadikan sebagai pembeda dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Orlich (Anam, 2015:18) menyatakan ada beberapa karakteristik dari Inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) Siswa mengembangkan

kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi.

b) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai.

c) Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas.

d) Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas.

e) Kelas diharapkan berfungsi sebagai labolatorium pembelajaran.

f) Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa. g) Guru memotivasi semua siswa

untuk mengomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat di manfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.

Karakteristik tersebut merupakan ciri yang terdapat dalam model inkuiri terbimbing. dapat disimpulkan bahwa pada model inkuiri terbimbing meskipun siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar tetapi tetap guru masih bertugas di dalam kelas yaitu membimbing dengan memberikan pertanyaan yang memancing siswa, serta dengan pengarahan-pengarahan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing terdapat beberapa prinsip yang harus di perhatikan oleh guru. menurut Anam (2015:20) menyatakan bahwa prinsip-prinsip model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu sebagai berikut: “Berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berfikir, prinsip keterbukaan”. Berikut ini adalah penjelasan dari prinsip-prinsip model pembelajaran inkuiri terbimbing, yakni: Berorientasi pada pengembangan intelektual yaitu pembelajaran inkuiri selain berorientasi pada hasil belajar, juga berorientasi pada proses belajar. karena itu, kriteria keberhasilan dalam pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran, tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. pada inkuiri ini yang dinilai adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan

(7)

28 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur interaksi itu sendiri. kegiatan pembelajaran selama menggunakan model inkuiri terbimbing ditentukan oleh interaksi siswa. keseluruhan proses pembelajaran akan membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif. guru hanya perlu menjadi fasilitator dan mengarahkan agar siswa bisa

mengembangkan kemampuan

berpikirnya melalui interaksi mereka. guru juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berfikir kritis siswa.

Kemudian prinsip bertanya yaitu dapat mengajukan suatu pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, yang dapat bersifat open-ended, memberi peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan mereka sendiri dan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri, dan mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain. oleh karena itu peran yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai penanya. sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berfikir.

Prinsip belajar untuk berpikir yaitu belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berfikir (learning how you think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. pembelajaran

berfkir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

Prinsip keterbukaan yaitu menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk

mengambil inisiatif dalam

mengembangkan keterampilan

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. inkuiri melibat komunikasi yang berarti tersedia suatu ruang, peluang, dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan yang logis, obyektif, bermakna, dan untuk melaporkan hipotesis mereka. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan

kesempatan kepada siswa

mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

Dengan demikian, peran guru dalam pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Trianto (2008:135) adalah: pertama sebagai motivator yaitu memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berfikir. kedua Fasilitator yaitu menunjukan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berfikir siswa. Ketiga, Penanya. menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan member keyakinan pada diri sendiri. Keempat administrator, yaitu bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan didalam kelas. Kelima pengarah yaitu memimpin arus kegiatan berfikir siswa pada tujuan yang diharapkan. Keenam Manajer yaitu mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. Ketujuh rewarder, yaitu member penghargaan pada potensi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat inkuiri pada siswa.

(8)

29 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

Model Pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat mendorong siswa untuk melakukan. Pada saat kegiatan belajar mengajar bukan hanya duduk kemudian diam saja, dengan begitu siswa akan aktif dalam proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Menurut Bruner (Anam, 2015:16) menyatakan bahwa kelebihan model inkuiri terbimbing yaitu sebagai berikut:

1) Siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru.

3) Mendorong siswa untuk berfikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

4) Siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.

5) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinstik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

Sementara menurut Anam (2015:15) menyatakan bahwa kelebihan model inkuiri terbimbing meliputi: “Read life skills, open ended topic, intuitif imajinatif dan inovatif, peluang”. Berdasarkan kutipatan diatas maka Read life skills, yaitu siswa belajar tentang hal-hal penting namun mudah dilakukan, siswa didorong untuk melakukan sesuatu dalam proses belajar. Open ended, tema yang dipelajari tidak terbatas bisa bersumber dari mana saja, buku pelajaran, pengalaman, radio, dan sebagainya. intuitif imajinatif dan inovatif, siswa belajar dengan mengarahkan seluruh potensi yang dimiliki siswa mulai dari kreatifitas

hingga imajinasi. kemudian peluang, yaitu melakukan penemuan degan berbagai observasi dan eksperimen, siswa memiliki peluang besar untuk melakukan penemuan.

Pembelajaran inkuiri dimulai dari adanya masalah, sehingga peserta didik berkesempatan untuk membahas dan menganalisis masalah tersebut, yang berujung pada penemuan prinsip, konsep, atau teori. pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat secara individu ataupun kelompok. Menurut Tampubolon (2014) langkah-langkah model inkuiri terbimbing, yaitu:

1) Merumuskan masalah

2) Merumuskan hipotesis melalui pengumpulan data dan kajian teoritis untuk verifikasi.

3) Pengumpulan data melalui eksperimen atau noneksperimen dengan lembar kegiatan siswa (LKS) dan lembar observasi. 4) Menganalisis data hasil

eksperimen.

5) Mendiskusikan hasil analisis data baik melalui kelompok atau ke;as. 6) Menyimpulkan hasil eksperimen

yang menjadi suatu prinsip atau teori.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam merumuskan masalah guru membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki itu. proses berfikir dan mencari jawaban teka-teki itulah yang sangat penting dalam model inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.

Kemudian, dalam kemampuan berhipotesis pada setiap siswa adalah

(9)

30 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. kemudian, pada proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan

ketekunan dan kemampuan

menggunakan potensi berfikirnya. oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang

mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2008: 18), ‘PTK adalah gabungan pengertian dari kata penelitian, tindakan dan kelas’. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan kelas adalah tempat dimana sekelompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama.

Menurut Elliot (Sanjaya, 2010:25) ‘PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Dimana dalam proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan profesional’. Sedangkan jika dilihat dari karakteristik PTK menurut Ibnu (Aqib, 2009:16) memaparkan bahwa PTK yaitu: ‘(1)

Dalam pelaksanaan tindakan

berdasarkan pada masalah yang dihadapi guru; (2) Adanya perpaduan dalam pelaksanaannya; (3) Peneliti sebagai media yang melakukan refleksi; (4) Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional; (5) Dalam pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau periode’.

Langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian, dapat digambarkan dengan alur, sesuai dengan pelaksanaan menurut siklus seperti gambar berikut.

Gambar 1

Siklus PTK Model John

Elliot (Wiraatmadja,

2009:64)

(10)

31 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes, observasi,

wawancara,

catatan

lapangan,

dan

dokumentasi. Sedangkan alat pengumpul

data yang digunakan adalah butir soal,

lembar observasi, lembar wawancara,

lembar

catatan

lapangan,

dan

dokumentasi.

Dalam

pelaksanaan

penelitian ini, peneliti menggunakan

validasi data dengan jenis validasi data

Triangulasi

dan

Expert

opinion.

Berdasarkan data dan alat yang diperlukan

dalam penelitian maka untuk validasi data

jenis tes menggunakan kisi-kisi jawaban

yang peneliti buat sebelumnya. Selain itu,

agar instrument penelitian valid, maka

penelitian menggunakan expert opinion.

Menurut Hopkins (Wiraatmadja, 2009:

171) mengemukakan bahwa “Expert

opinion adalah meminta nasihat, pendapat

atau

opini

kepada

para

pakar”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka

ekspert opinion merupakan validasi data

atau instrument dimana peneliti meminta

pendapat kepada para ahli terutama bidang

IPS serta kepada dosen pembimbing.

Sedangkan Triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada, (Sugiyono, 2014:330). Peneliti

melakukan pengumpulan data dengan

triangulasi

yang

sekaligus

menguji

kredibilitas data.

PEMBAHASAN

Berdasarkan deskripsi, analisis,

dan

refleksi

setiap

tindakan

pada

penelitian yang dilaksanakan, terdapat

beberapa

temuan

esensial

selama

penelitian

berlangsung.

Berdasarkan

analisis data pada siklus I di kelas VI SDN

Kawunggirang 1 dengan menggunakan

model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

pada materi kerajaan dan peninggalan

sejarah islam di Indonesia sebagian besar

siswa memberikan respon yang positif

terhadap tindakan yang dilakukan dalam

pembelajaran IPS. Akan tetapi masih

ditemuakan beberapa kendala yang masih

dialami

guru

dan

siswa

ketika

pembelajaran

di

kelas

berlangsung.

Kendala-kendala tersebut yakni dalam

penggunaan waktu yang kurang efektif

yang disebabkan oleh bahan bacaan yang

dibagikan oleh guru pada setiap kelompok

terlalu banyak sehingga memerlukan

waktu

yang

cukup

lama

dalam

pelaksanaannya sedangkan waktu yang

tersedia hanya sedikit dan penyebab kedua

adalah banyak siswa yang bermain dan

membuat

kegaduhan

didalam

kelas

sehingga banyak waktu yang terbuang

dengan

sia-sia.

Ketika

pembagian

kelompok dirasa kurang efektif sehingga

menyebabkan kelas menjadi ramai dan

kurang kondusif. Banyak siswa yang tidak

merespon ketika guru melakukan tanya

jawab di awal dan akhir pembelajaran. Hal

ini terbukti dari hasil pengamatan observer

yang mengatakan masih banyak siswa

yang diam dan tidak menganggapi tanya

jawab dari guru. Kemudian temuan

berikutnya adalah dalam penggunaan

model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

belum maksimal yaitu terlihat dalam

kegiatan kelompok siswa yang membaca

dan menulis hanya dilakukan oleh satu

orang dalam kelompok dan teman

kelompok yang lainnya sibuk

bermain-main sehingga kerjasama dalam kelompok

tidak terlihat yang akibatnya siswa yang

memahami bahan bacaan hanya satu atau

dua orang saja.

Kemudian pada siklus 1 di dalam

kegiatan kerja kelompok masih ada siswa

yang

sulit

untuk

memahami

dan

menganalisis

isi

bacaan

sehingga

akibatnya pemahaman konsep siswa

terhadap pembelajaran IPS masih rendah.

Ketika

siswa

memiliki

pemahaman

konsep yang rendah mereka lebih memilih

untuk diam karena merasa malu jika

menanyakannya

kepada

teman

(11)

32 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

sekelompoknya. Ketika berlangsungnya

diskusi kelompok, hanya satu atau dua

orang yang terhitung aktif dalam satu

kelompok, ada juga siswa yang masih

bergantung dan mengandalkan siswa lain

menyelesaikan tugas kelompok yang

diberikan oleh guru. Para siswa yang tidak

bekerjasama dalam menyelesaikan tugas

kelompok telah didapat bahwa

siswa-siswa tersebut sibuk bermain.

Dari

kendala-kendala

yang

dialami guru dan siswa tersebut, maka

guru pun mencari jalan keluar dan

mengatasi

permasalahan-permasalahan

yang dialami dan itu semua dilakukan

pada perencanaan tindakan pada siklus II.

Pada perencanaan ini, guru memulai

dengan memperbaiki cara mengajar di

kelas, mengubah suasana kelas sehingga

menjadi

lebih

tertib

dan

tenang,

memperbaiki cara siswa belajar dan

memberikan kesempatan untuk siswa

untuk lebih banyak berkreasi dalam

kelompok dengan berdiskusi secara

terbuka dan mengajarkan siswa untuk

lebih berani bertanya mengenai masalah

yang dialami dalam kelompok setelah itu

guru

harus

lebih

membiasakan

memberikan penghargaan kepada siswa

berupa ucapan, tepuk tangan ataupun

hadiah, hal ini bertujuan untuk lebih

meningkatkan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

Selanjutnya pada analisis data

siklus II, aktivitas belajar siswa pada

siklus II dapat diamati dari keantusiasan

siswa dalam kegiatan pembelajaran jika

dibandingkan dengan siklus I. Ketertiban

siswa juga sudah tampak pada sesi

tanya-jawab semua siswa tampaknya sangat

aktif dan antusias menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru. Bahkan ada

siswa yang antusias untuk mencoba

menjawab pertanyaan walaupun tidak

ditunjuk oleh guru. Pada siklus II ketika

kegiatan

kerja

kelompok

dengan

menggunakan

pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing terlihat model pelaksanaan

pembelajaran sudah berjalan dengan

cukup optimal, mulai dari kegiatan awal

hingga akhir pembelajaran. Namun pada

kegiatan akhir pembelajaran masih ada

beberapa siswa yang malu dan masih takut

apabila guru meminta menyimpulkan

hasil pembelajaran dan ada empat

kelompok yang malas dan enggan untuk

membaca bahan bacaan atau materi dari

buku paket. Hal ini terbukti dari para

siswa dalam kelompok tersebut ketika

waktunya membaca para siswa malah asik

bermain di dalam kelas sehingga kegiatan

kerja kelompok berjalan dengan tidak

kondusif.

Pemahaman konsep siswa masih

rendah terhadap pembelajaran IPS dapat

terlihat dari hasil evaluasi siswa belum

adanya peningkatan dari siklus II tindakan

I ke siklus II tindakan II dan lebih

parahnya lagi pada siklus II tindakan III

tidak terjadi peningkatan akan tetapi

terjadi

penurunan

terhadap

hasil

ketuntasan belajar siswa. Kemudian

temuan berikutnya adalah ketika guru

memperlihatkan media gambar siswa

terlihat bosan, hal ini berdasarkan hasil

observer yang menyatakan bahwa ketika

guru memperlihatkan gambar-gambar

para tokoh pahlawan siswa terlihat malas

dan perhatiannya tidak terfokus pada guru.

Oleh karena itu guru akan merubah media

yang digunakan agar siswa tidak merasa

bosan dan lebih termotivasi untuk belajar

sehingga pemahaman konsep siswa pun

meningkat.

Perbaikan yang dilakukan oleh

peneliti pada siklus III ini yaitu ketika

pemberian

motivasi

dalam

menggairahkan suasana pembelajaran

pada kegiatan awal guru merubahnya

menjadi pemberian tes konsentarsai yang

berbeda disetiap tindakannya dalam siklus

tiga sehingga siswa akan lebih senang dan

bersemangat

dalam

memulai

pembelajaran, pada siklus tiga pun guru

(12)

33 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

telah membuat bahan bacaan atau materi

yang akan dibagikan kepada setiap

kelompok dengan disertai gambar-gambar

sehigga akan lebih menarik perhatian

siswa dan siswa tidak merasa bosan. Hal

ini pun terbukti terhadap pemahaman

konsep

siswa

meningkat

pada

pembelajaran IPS dengan keberhasilannya

dalam mencapai ketuntasan belajar dalam

menyelesaikan tes individu (tes formatif)

dan lembar kerja proses yang dikerjakan

secara berkelompok.

Keberhasilan pada siklus III ini

guru atau peneliti masih menemukan

masalah dalam hal waktu yaitu guru masih

menemukan siswa yang masih ribut dan

bermain didalam kelas ketika guru

memberikan tugas untuk mengerjakan tes

evaluasi terhadapnya. Hal ini berdasarkan

hasil wawancara peneliti dengan wali

kelas VI SDN Kawunggirang 1 bahwa

anak tersebut memang selalu membuat

keributan didalam kelas, yang diakibatkan

karena siswa tersebut ingin mendapatkan

perhatian yang lebih dari orang-orang

disekelilingnya.

Secara

teoretis,

model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada

umumnya

dapat

dipahami

sebagai

pembelajaran

yang

terjadi

dalam

kelompok-kelompok kecil dimana setiap

siswa

memiliki

hak

untuk

mengungkapkan idenya dan bekerja sama

untuk

menyelesaikan

tugas

yang

diberikan. Model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing

memberikan

kesempatan

untuk menyampaikan gagasan atau ide,

bertanya, melakukan diskusi pendapat

dengan anggota kelompoknya sehingga

mengurangi heterogenitas dari kelompok.

Melalui kegiatan yang dilakukan siswa

mampu membangun atau mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri dengan guru

sebagai mediator dan fasilitator.

Adapun

persentase

hasil

ketuntasan belajar siswa pada kondisi

awal, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat

dilihat pada gambar 2 berikut ini.

Gambar 2

Grafik Persentase Ketuntasan

Belajar Siswa

Dari grafik di atas, terlihat bahwa

persentase ketuntasan belajar siswa pada

kondisi awal adalah 20%, kemudian

adanya penaikan pada siklus I menjadi

24%. Pada siklus II persentase ketuntasan

belajar siswa meningkat mencapai 30%

sehingga terjadi peningkatan dari siklus I

sebesar 6%. Selanjutnya, pada siklus III

ketuntasan belajar siswa mencapai 77%

sehingga terjadi peningkatan dari siklus II

sebesar 47%. Sehingga dapat dinyatakan

siswa telah berhasil mencapai ketuntasan

belajar dan berhasil mencapai persentase

di atas standar mastery learning yang telah

ditetapkan yaitu 75%.

Berdasarkan gambar 2 di atas, ada

beberapa orang siswa yang mengalami

peningkatan terhadap pemahaman konsep

mulai dari siklus satu, dua dan tiga.

Namun demikian, pada saat pembelajaran

peneliti menilai seluruh siswa sudah

menguasai

materi

yang

peneliti

sampaikan. Hal ini dibuktikan pada saat

kegiatan kerja kelompok siswa berhasil

menyelesaikan lembar kerja proses yang

diberikan peneliti dengan baik. Pada saat

0% 20% 40% 60% 80% 20% 24% 30% 77%

REKAPITULASI

KETUNTASAN BELAJAR

SISWA

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

(13)

34 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

kegiatan tanya jawab banyak siswa yang

mengacungkan tangannya tanpa disuruh

oleh guru.

Secara

keseluruhan,

peningkatan

pemahaman

konsep

siswa

dengan

menggunakan

model

pemberlajaran

Inkuiri Terbimbing dapat berjalan dengan

sukses. Berdasarkan hasil wawancara

pada

siklus

ketiga,

seluruh

siswa

mengatakan

senang

sekali

pada

pembelajaran yang ditampilkan oleh

peneliti. Maka dari itu permasalahan yang

ditemukan

peneliti

di

VI

SDN

Kawunggirang 1 mengenai rendahnya

pemahaman

konsep

siswa

pada

pembelajaran IPS dapat terselesaikan

dengan model pembelajaran yang peneliti

gunakan yaitu model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing. Model Pembelajaran inkuiri

terbimbing memiliki kelebihan-kelebihan

yang dapat mendorong siswa untuk

melakukan. Pada saat kegiatan belajar

mengajar bukan hanya duduk kemudian

diam saja, dengan begitu siswa akan aktif

dalam proses kegiatan pembelajaran yang

berlangsung sehingga pembelajaran akan

lebih bermakna. Menurut Bruner (Anam,

2015:16) menyatakan bahwa kelebihan

model inkuiri terbimbing yaitu sebagai

berikut:

1) Siswa akan memahami

konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan daya

ingat dan transfer pada situasi-situasi

proses belajar yang baru.

3) Mendorong siswa untuk berfikir

inisiatif

dan

merumuskan

hipotesisnya sendiri.

4) Siswa untuk berfikir dan bekerja atas

inisiatifnya sendiri.

5) Memberikan kepuasan yang bersifat

intrinstik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih

merangsang.

Sementara

menurut

Anam

(2015:15) menyatakan bahwa kelebihan

model inkuiri terbimbing meliputi: “Read

life skills, open ended topic, intuitif

imajinatif

dan

inovatif,

peluang”.

Berdasarkan kutipatan diatas maka Read

life skills, yaitu siswa belajar tentang

hal-hal penting namun mudah dilakukan,

siswa didorong untuk melakukan sesuatu

dalam proses belajar. Open ended, tema

yang dipelajari tidak terbatas bisa

bersumber dari mana saja, buku pelajaran,

pengalaman, radio, dan sebagainya.

intuitif imajinatif dan inovatif, siswa

belajar dengan mengarahkan seluruh

potensi yang dimiliki siswa mulai dari

kreatifitas hingga imajinasi. kemudian

peluang, yaitu melakukan penemuan

degan berbagai observasi dan eksperimen,

siswa memiliki pelung besar untuk

melakukan penemuan.

Adapun

tujuan

dari

Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing menurut

Anam (2015:8) “untuk mendorong siswa

semakin berani dan kreatif dalam

berimajinasi”. Dengan imajinasi siswa di

bimbing untuk menciptakan

penemuan-penemuan,

baik

yang

berupa

penyempurnaan dari apa yang telah ada,

maupun menciptakan ide, gagasan, atau

alat yang belum pernah ada sebelumnya.

Oleh karenanya siswa didorong bukan saja

untuk mengerti materi pelajaran, tetapi

juga mampu menciptakan penemuan.

SIMPULAN

Berdasarkan

hasil

dan

pembahasan,

maka

pada

akhirnya

peneliti menarik kesimpulan terhadap

penelitian

yang

telah

dilakukan.

Kesimpulan yang akan dipaparkan,

disusun berdasarkan analisis proses

dalam kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa

pada

pembelajaran

IPS

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

Inkuiri Terbimbing yang dilakukan di

kelas

VI

SDN

Kawunggirang

1

Kecamatan

Majalengka

Kabupaten

Majalengka Tahun Ajaran 2019/2020.

(14)

35 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

Adapun kesimpulan dari penelitian ini

adalah

pemahaman

konsep

siswa

meningkat

pada

pembelajaran

IPS

dengan

menggunakan

model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat

dilihat dari tiga indikator pemahaman

konsep yang telah ditetapkan oleh

peneliti

yaitu

menjelaskan,

mencontohkan, dan merangkum. Hal ini

terbukti dari siswa kelas VI SDN

Kawunggirang 1 mampu menjelaskan

keterkaitan

antar

konsep

dengan

memberi penjelasan atau memberi uraian

yang lebih rinci dengan menggunakan

kata-kata

sendiri,

siswa

mampu

memberikan contoh, dan siswa mampu

merangkum tema umum atau poin-poin

dari apa yang telah dibacanya. Model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat

meningkatkan pemahamn konsep siswa

pada pembelajaran IPS. Hal ini terlihat

dari hasil evaluasi atau tes siswa yang

mengalami peningkatan cukup signifikan

dalam setiap siklus.

DAFTAR PUSTAKA

Anam khoirul. (2015). Pembelajaran

berbasis inkuiri metode dan

aplikasi, Jakarta: Pustaka Pelajar

(Anggota IKAPI).

Anderson, W.L dan Krathwohl, R.D. (2010). Pembelajaran pengajaran dan assessment. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib Zainal. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widia. Aunurrahman. (2013). Belajar dan

Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. Depdiknas .2003. Undang-undang RI

No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Munatri, Septi, et al (2016). "Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar." Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan, vol. 4, no. 1, 2016.

Rahmazani, Adlim, Safitri Rini (2017)

Penerapan

Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

untuk

Meningkatkan Hasil Belajar

dan Keterampilan Proses Sains

Siswa pada Materi Fluida

Statis.

Prosiding

Seminar

Nasional Pascasarjana (SNP)

Unsyiah 2017, April 13, 2017,

Banda Aceh, Indonesia.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta: Kencana Pradana Media Group.

Sadulloh, Uyoh. (2014). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. Shoimin Aris.(2014). 68 Model

Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung; Alfabeta. Susilo, S. V. (2018). Refleksi Nilai-Nilai

Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam Upaya Upaya

Mengembalikan Jati Diri Pendidikan Indonesia. Cakrawala Pendas, 4(1), 33–41.

https://doi.org/http://dx.doi.org/ 10.31949/jcp.v4i1.710

Tampubolon Saur. (2014). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Erlangga. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran

Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Surabaya: Cerdas Pustaka.

(15)

36 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar

Cicih Hartati

Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wulandari, Fitria (2016) Penerapan

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Sekolah Dasar. RNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016.

DOI: https://doi.org/10.21070/ped agogia.v5i2.259

Gambar

Gambar 1   Siklus PTK Model John

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan dilakukan di sekitar lokasi Medan Floodway Control yang akan mengalirkan banjir dari Sungai Deli ke Sungai Percut dengan panjang saluran 3,8 km.. Gambar

Kesenjangan antara retorika dan pelaksanaan di lapangan sudah seperti siang dan malam dan pemerintah tetap tidak peduli. Kekuatan apa yang mendorong ini terjadi sehingga sangat

[r]

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi dan manfaat bagi kosmetika halal khususnya untuk kosmetik Wardah, agar dapat merumuskan strategi Relationship

Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas (Broad Based Education).. Jakarta:

Pada tahun 2013 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah

[r]

APLIKASI MULTIMEDIA METODE PECS ( PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM ) UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN KOMUNIKASI ANAK.. ASD ( AUTISME SPECTRUM