PENGEMBANGAI\ MODEL
KIE
DALAM
MENINGKATKAII
KEIKUTSERTAAI\
SUAMI
MENGGT]NAKAN
ALAT
KONTRASEPSI
DI KOTA
BANDTING
Merry Wijaya
-ABSTRAK
Dalam pelaksanaan program
KB
diperlukan kerjasamayangbaik
antara suami-istri. Koudisiyang
adasekarang
peranpria
dalamber-KB
sangatlahrendah. Salah
satu penyebabnya adalah keterbatasaninformasi yang
didapat.Data yang diperoleh
dari hasil
penelitian
di
JABAR
(2001),pria
mendapatkan informasi tentang kondom (61,18%), vasektomi (50,2%). Jenis alat kontrasepsi wanita yang runum diketahuipria
adalah: IUD,
Pil,Suntik.
Hipotesis dalam penelitianini
adalah terdapat peningkatan keikutsertaan suami dalam menggunakanalat
konffasepsi setelahdilahrkan
pengembangan pengembanganmodel
KIE
kontrasepsi.Penelifian
ini
diharapkan
dapat menjadi bahan
pertimbangan
bagr
pemerintah
untuk menentukan kebijakan dalam peningkatan pelayananKB
terutama terhadappria,
selainitu
juga
diharapkan dapat menjadi pemicu bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayananmetoda kontrasepsi terhadap pria agar terjadi peran serta pria dalam ber-KB.
Penelitian
ini
menggunakanmetode
Quasi
eksperimen.Eksperimen
dilahrkan
dengan pemberianpada dua kelompok
baik
yang
standar maupunkelompok
pengembangan dan bertempattinggal
di
wilayah
binaan
PKM
Pasirkaliki
Kota
Bandung. Instrumen
yang digunakan adalah kuisioner untuk mengumpulkan data personal dan tingkat pengetahuan serta keikutsertaan. Datadari
pre test dan post test dianalisis dengan caraunivariat
dan bivariat. Pengujian dilakukan denganuji
t
independen, chi square danMc
Nemar.Hasil dari
penelitian
menuqjull<an
bahwa karakteristik responden
yang
terbanyak berpendidikanSMA
(509/0) pada kelompok standard dan7lYo pada kelompok pengembangan. Pengetahuan respondenmeningkat
setelahdilal$kan
KIE
baik
pada kelompok
standar maupun kelompok pengembangan. Pada kelompok standar meningfut sebanyak8olo, sedangkan pada kelompok pengembangan
meningkat
15%.Dilihat
dari
keikutsertaan, terdapat peningkatan keikutsertaandari kelompok
standarke
kelompok
pengembaagan sebanyak 13%.KATA KUNCI
38 Jurnal IBI JABAR, [/olume 02, No. 1, Juni 2011
ABSTRACT:
Family
planning program implementation needsa good
cooperation between husband andwife. Curent
condition, men (husbands) participation is verylow.
One of the causal factors is thelimitation
in
getting informations. Data that collectedfrom
a research in west java (2001) showsthat
men
got
information
aforrt",qpg6[oms.Ws%),
vasectomy(30,2%).
Womans contraception that was known by them areIUD,pil
and injections. Hypothesis in this researchis
theres some increasementof
husbandsparticipation
in
using
contraceptions other they followed developing ofKIE
model. This research expected thatit
could be another referencesfor
the govemmentto
create some policiesin
increasing contraception service especiallyfor
men an<i could be a triggerfor
the healthyofficer
in
giving
contraception method servicefor
men
to
increasethey participation
in
family
planning progftrm.
This
research used quai experiment method. Experiment have been done by grvingKIE
to 2 groups.Sample took
from
30 husbandsin
a fertileparher.
In
standardgoup
and developingof
KIE
group. Both of them
live
in PasirKaliki
K,ota Bandung public health area.Instrument that used
for
this researchis
questionerto
collect personal data, knowledge level of respondents and participations. Data from pre and post test was analizedwith
univariat
and. bivariat and using T independent, chi square and Mc Nemar methods.The
research
result shows that respondents characteristic are graduatedfrom
Senior High School (50%)in
a standard group andT}Yoin
developingKIE
group. Respondent knowledge increased aftergiving
KIE
for
this2
groups,in
stand,ard group increased 8yo and,in theKIE
model increased 15olo. From participation
of
the respondents increased 13%of
participations from standard group to developing group.KEYWORDS
: contraception, Family planning, husbands participation in usrng conkaceptionsLATAR BELAKAIIG
Program
KB
adalah bagian terpadudalam Program
pembangunan Nasionaldan
-
bertujuan
unfuk turut
sertamenciptakan
kesejahteraan
ekonomi,spiritual
dan
social
budaya
pendudukIndonesia.
Dalam
pelaksanaan programKB banyak hal yang
perludipertimbangkan,
salah satu
diantaranyaadalah
kerjasama attara suami
denganistri.
Peningkatanpartisipasi
pria
dalamKB
dan Kesehatan reproduksi merupakansalah satu issue
penting
sesuairekomendasi
ICPD
yang berorientasi padakeadilan gender.
Berdasarkan
dataBKKBN hasil
pemantauanPUS
di
Jawa Barat tahun 2005 didapatkan keikutsertaanpria
dalam
ber-KB
hanya
A,9Yodan
lyopada tahun 2006 .
Rendahnya
partisipasi
pria
dalamber-KB
disebabkan
karena
informasiF
F
r I
I
pengembangan Model Kie Dalam Meningkatkan Keikutsertaan Suarni
M"ouu*uO*tu,
*onour.Ort 39metode
KB
pria;rang tidak
lengkapakibat
criteria. Inskumen yang digunakan berupabias
sasarandanlebih banyak
diarahkan
kuisioner'pada
perempuan.
Factor
deteterminan 'social
budaYa
ikut
memPengaruhikeikutsertaan
pria
dalamber-KB. Dari
sisibudaya pengambilan keputusan
sangatdipengaruhi dengan budaya
patriarkhi
danmengindikasikan
Perempuan
tidakmempunyai
hak
untuk
Pengambilankeputusan dalam
memilih
alat kontrasepsi' Salah satu upaya meningkatkan partisipasipria
dalam
program
adalah,penirigkatanpengetahuan dengan model
KIE
yang tepatagat
dapat merubah persepsi masyarakat terutamapria
agar
mau dan
sadar akanpnetingnya
partisipasi
dalam
ber-KB.Berdasarkan
uraian
diatas,
penulis menganggapperlu
melakukan
penelitiantentang bagaimana
model
KIE
daPatmeningkatkan keikutsertaan
suami
dalam menggunakan alat kontrasePsi.METODE PEFIELITIAN
Penelitian
ini
menggunakanpendekatan
Quasi
EksPerimen/Pre Eksperimental Design dengan pre test danpost test
desi.gn. Populasinya adalahpria
dengankriteria inklusi dan
ekslusi
yangsudah
menikah dan berada
di
wilayahbinaan
PuskesmasPasirkaliki
Bandungberjumlah
30
orang untukm
kelompokstandar
dan
30
orang
untuk
kelompokpengembangan.
Tehnik
pengambilansampel dengan cara kuota sampling sesuai
Pengolahan
data
menggunakan
computer dengan program SpSS
for
window
versi
13.0.
Untuk
mengetahui gambarankarakteristik dilalarkan
analisisunivariat,
untuk
mengetahui
perbedaanpeningkatan
pengetahuan
menggunakananalisis
bivariat
denganuji
t
indevenden sedangkanuntuk
mengetahui
perbedaankeilutsertaan menggunakan
analisisbivariat
dengan
uji
chi
square
dan
Mc
Nemar.HASIL PENELITIAN
1.
KarakteristikResPonden
Karakteristik
responden berdasar-kan usia, tingkat pendidikan dan pekerjaanmerupakan
variable'yurrg akan
dibahasdalam penelitian
ini.
Secara lengkap tersaji dalamtabel 1.Tabel
l
Distribusi
Frekuensi
ResPondenMenurut Umur
danTingkat
Pendidikan
1
I
I
I
,d
xt1
Karakteristik Kelompok Standar
Kelompok
Pengembangan
Usia
< 28 tahun
29-34th 3540 th
4145 ttr
5 (16,67%) 10 (33,33Yo) 9 (30,00%) 6 (20,00Yo)
6 (2o,oo%) 5 (t5,6'lo/,) 14 (46,670/0)
40 Jurnal IBI JABAR, Volume 02, No.
l,
Juni 2011Tingkat Pendidikan
SD SlTP/sederajat
SlTA./sederajat
Perguruan Trnggi
5 (L6,67W
6 QO,00W
15
(50,007o) 4 (t3,33W
2 (6,67Yo) 5 (16,67%') 22 (73,33%)
I
(3,33%)Pekerjaan Swasta Wiraswasta PNS )1 (73,34%)
7 (23,33%\
L (3,33%)
24 (80,00%) 6 QO,0O%)
l
l
Berdasarkan analisis
dari
tabel I
terlihat
bahwa
sebagian besar respondenkelompok
standar
berusia
29-34'
tthun
tahun, berpendidikan
SLTA
dan bekerjadi
swasta.
Pada kelompok
pengembangan,sebagian
besar
berusia
35-40
tahu,pendidikan
SMA
dan bekerja
di
sekiorswasta.
2.
Pingetahuantentangkontrasepsi
Pengetahuan
responden
tentangkontrasepsi
di
sajikan dalam tabel2 berikutini:
Tabel 2
Dstribusi
Frekuensi
Penqetahuan Responden
tentangKontrasepsi
Berdasarkan
tabel
2
terhhat
bahwahasil
pre
test dan post test
kelompokstaridar
dan
kelompok
pengembanganpaling
banyak berada pada
pengetahuancukup.
3.
Perbedaanrata-rataPengetahuan
Perbedaan
rata-rata
pengetahuanresponden
kelompok
standar
dan kelompok pengembang dalam hasil pre testdan post test dapat
dilihat
dari table berikut ini.Tabel 3 Perbedaan
rata-rata
Pengetahuan
pada
saat Pre test dan Post testDari
tabel
3 di
atas
setelahdilakukan
uji
normalitas pada
kelompokstandard
dan
kelomFok
pengembangan menunjukkanhasil
P>0,5
sehingga dapat dikatakan databerdistribusi normal.
Uji
t
dengan
tingkat
kesalahan 5Ya menyatakanterdapat perbedaan secara
nyata
antara rata-ratanilai
pre
test dan post test. Rata-ratanilai
post test lebih besar darinilai
pretest.
z
Kelompok Standar KelomFok
Pengembangan
Pre test Post test Pre test Post test
Baik 5 (16,67oA) t2 (40,0070) 4 (13,33%) 13 (4333oA Cukup l8 (60,00%) 15 (50,00%) t4 (46,67'A 14 (46,67%) Tidak Baik 7 Q3,33%) J (10,00%) t2 (4O,OO%\ 3 (10,00%)
Kelompok Pelakukan Test N
Rata-rata
P
Kelompok
Standar
Nilai Pre test 30 61,8 0.04(
Nilai Post test
J. 30 69,8
Kelompok
Pengembangan
Nilai Pre test 30 57,2 0.00(
Pengembangan Model Kie Dalam Meningkatkan Keikutsertaan Suami Menggunakan Alat Kontrasepsi 41
4.
Perbedaan
Rata-rata':
Pengetahuan Post TestPerbedaan rata+atapengetahuan pada
saat
post test
kelompok standar
dankelompok
pengembangan,dapat
dilihatdari
tabel4
berikutini.
Tabel 4 Perbedaan
Rata-rata
Pengetahuan Pada saat Post testKelompok Standar
Dan kelomPokPengembangan
Dari tabel
4
diatas, setelah dilakukanuji
normalitas menunjulJcanhasil
P>
0,5
yaitu 0,074 padapre test dan 0,052 pada post test sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal.Uji
t
dengan tingkat kesalahan 5% menyatakaan tidak terdapat peibedaan secaranyata
antara tata'ratanilai
post
test
padakelompok standar dan kelompok pengembang.
5.
Keikutsertaan Menggunakan
AlatKontrasepsl
Partisipasi
dan
keikutsertaan respondendalam menggunakan
alat
kontrasepsi dapatdilihat dalam tabel 5 berilart ini.
Tabet 5 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Keikutsertaan dalam Menggunakan Alat KontrasePsi
Dari tabel
5
di
atas setelahdilahkan
uji
McNemar menunjuklsan hasil p>0,5 yaitu 0,3gg sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan pengujian tidak memberikan pengaruh
secara
nyata terhadap keilutsertaan responden.
Uji
Chi Square dengan tingkat kesalahan 5% tidak
terdapat
perbedaansecara
nyata
antarakeikutsertaan
kelompok standar
dan keikutsertaan kelompok pengembangan setelahdiberikan penyuluhan
(KIE)
sehingga hasilpenguj ian tidak bermakna.
PEI\'IBAHASAI\
Dari hasil
penelitian, setelah dilakukanKIE,
respondenyang
semula menggunakan'alat
kontrasepsitidak
menggunakan kembalialat kontrasepsi.
Hal
ini
menunjukkan bahwa respondenhanya dalam tahap
coba-coba,sesuai dengan pendapat Rogers (1974) yang
menyatakan
bahwa
sebelum
seseorangmengadopsi
perilaku'baru terjadi
proses awareness,interest, evalution,
trial
danadaption. Tidak adanya partisipasi responden
untuk mengikuti vasektomi dikarenakan karena
munculnya
ntmor
vasektomi
menurunkanlibido,
menyebabkanimpotensi
serta alasanagama. Peningkatan pengetahuan tentang efek
samping, keuntungan
dan
perawatan pasca operasi vasektomi sangat diperlukan'Hingga tahun 2007 survey yang dilakukan
tingftat partisipasi
pria
dalam menggunakankontrasepsi hanya l,4o/o saia- Beberapa faktor penyebab rendahnya partisipasi pria yaitu :
t.
Adanya pandangan sosial budayayangmenganggaPa KEi urusan Perempuan
2.
Rendahnya aksesibilitas informasi KBKELOMPOK N RATA-RATA P
Standar 30 69,7667 0.510 Pengembangan 30 '72,0290
KATEGORI KELOMPO KSTANDAR
KELOMPOK
PENGEMBANGAN
P
Ya 19 (63,33Yo) 23 (76,67%) 0.26
42 Jurnal IBI JABAR, Volume 02, No. 1, Juni 2011
I
3.
Pilihan KB Priaterbatas
-:4.
Pelayanan KB pria belum optimal5.
Sasaran KB lebih banyak perempuan6.
Pengetahuandan
kesadaran priarendah
7.
Penelitian tentang
peran
KB
priabelum teraplikasikan
8.
Kurang dukungan dari tokoh9.
Idiologi partriarkhi10. Posisi sosial wanita berada di bawah
Oleh
karenaitu
perlu
upayakeras
untukpelalc;anaan program meningkatkan partisipasi pria dplam menggunakan alat kontrasepsi.
:
KESIMPULAN
Berdasarkan-penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pada umunnya suami
berpendidikan teiakhir SMA, berusia antara2940
tahundan bekerja sebagai pegawai swasta
2-
Dllam
memberikan pelayanan kontrasepsisebaiknya
melibatkan
suami
denganmenggunakan
KIE
dan media penunjanguntuk meningkatkan kesadaran dan peran
serta suami
3.
KIE
tentang kontasepsi dapat membuatsuami
berperanserta
meskipun masih dalam takap coba-coba4.
Perubahanperilaku
diperlukan
usahapendekatan, pemberian KIE yang berulang
dan berkesinambungan
SAR'rN
1.
Pemerintah diharapkan
mengeluarkankebijakan
yang
mengarah
padapeningkatan peran serta pria dalam ber-KB
2.
Petugaslebih
memperhatian keberadiransuami pada saat memberikan konseling
pelayanan
KB
3.
Pemberikan KIE tentang kontrasepsi dapatdilakukan secara
berkesinambungandengan melibatkan
banyak
pihak
dimasyarakat
KEPUSTAKAAI\
---,2003.Keluarga berencana.
Kesehatan Reproduksi,
Gender
danPembengunan Kependudukan, Jakarta.
Direkt.rrat Advokasi dan
KIE,
BadanKoordinasi
Keluarga
BerencanaNasional,
UNFPA,Bank
Dunia,ADBdan STARH
Arikunto,
2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan
Pradik.
Jakarta. Rineka Cipta.Aryeni,
dkk.
2007.
Panduan
RisbinakesPoltekkes Bandung.
Risbinakes Poltekkes Bandung.Azlutar A2ru1.2001. Komunikasi, Informasi, Edukasi
(KIE)
Kesehatan repro&ilrsi.Jakarta. UNFPA
BKKBN.2005. Komunikasi Gender
dalamBidang KB.Jakarta
BKKBN.2006.
Pra
Rakerda 20A7 Program KB Nasional. Jakarta. BKKBNBKKBN.2007.
Pria lkut
MenentukanKeberhasilan KB
Hartanto.
2002. Keluarga
Berencana dan&.
*
ry.&q
Pengembangan Model Kie Dalam Meningkatkan Keikutsertaan Suami MenggunakanAlat Kontrasepsi 43
Notoahodjo,
Soekidjo.
2002.
Pra*nosi Kesehatan danllmu
Perilaht.
Jakarta.Rineka Cipta.
Suprihastuti,
dtk
2000.
Analisis
DataSehtnder
SDKI
97
Pengambilan Keputusan Penggunalanr AlkonPria
diIndonesia. D.I.YogYakarta
DAFTAR
TABEL
l.
Tabel1 Distibusi
Fretuensi RespondenMenurut Umur dan Tingkat Pendidikan
2.
Tabeli 2 Dstribusi Frekuensi Pengetahuan Respcinden tentang Konfr asePsi3.
Tabeli3
Perbedaan nta-rata Pengetahuan:
pada s;aat Pre test dan Post test
4.
Tabel'4 Perbedaan Rata-rata Pengetahuanpada rdrat Post test Kelompok Standar dan
kelornpok Pengembangan
5.
Tabel5
Distribusi Frekuensi RespondenBerdasarkan Keikutsertaan
dalam