• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI INQUIRING MIND WHAT TO KNOW Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Matematika Melalui Strategi Inquiring Mind What To Know (PTK Bagi Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah I Klaten Semester Genap Tah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI INQUIRING MIND WHAT TO KNOW Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Matematika Melalui Strategi Inquiring Mind What To Know (PTK Bagi Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah I Klaten Semester Genap Tah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI INQUIRING MIND WHAT TO KNOW (PTK Bagi Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah I Klaten Semester Genap

Tahun 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh: FITRI ASTUTI

A 410 090 097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir :

Nama : Prof. Dr. Sutama,M.Pd

NIP : 131943782

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :

Nama : Fitri Atuti

NIM : A 410 090 097

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi: Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Matematika Melalui Strategi

Inquiring Mind What To Know (PTK bagi siswa kelas VII A SMP

Muhammadiyah I Klaten Semester Genap Tahun 2012/2013)

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Juli 2013

Pembimbing

(3)

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI INQUIRING MIND WHAT TO KNOW (PTK Bagi Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah I Klaten Semester Genap

Tahun 2012/2013)

Oleh:

Fitri Astuti1, Sutama2

1

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, yofithe@yahoo.com

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, sutama_mpd@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan, meningkatkan tanggung jawab pokok bahasan persegi panjang dan persegi dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran inquiring mind what to know. Jenis penelitian, penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek, siswa SMP. Jumlah siswa 15. Teknik pengumpulan data, observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data digunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data,deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif, terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan tanggung jawab pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Hal ini dilihat dari indikator tanggung jawab: 1) melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh 53,37% dan setelah tindakan 86,67%,2) menepati janji 33,3 % dan setelah tindakan 80%,3) mau menerima akibat dari perbuatannya sebelum tindakan 20% dan setelah tindakan 60%.Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiring mind what to know meningkatkan tanggung jawab belajar matematika.

Kata kunci: inquiring; tanggung jawab

PENDAHULUAN

Tanggung jawab belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam

upaya peningkatan pembelajaran matematika, yaitu apabila dikehendaki

peningkatan pembelajaran matematika maka dibutuhkan tanggung jawab belajar

yang lebih besar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini menempatkan

tanggung jawab belajar yang sangat pada posisi yang penting di dalam proses

pembelajaran matematika, tetapi pada saatnya realita di lapangan menunjukkan

(4)

dalam mata pelajaran matematika. Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus

dilakukan dan merupakan suatu kewajiban. Salah satu tanggung jawab siswa

adalah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya yang diberikan oleh guru.

Adapun indikator dari tanggung jawab adalah (a) Melaksanakan dan

menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh, (b) Menepati janji, (c) Mau

menerima akibat dari perbuatannya.

Tanggung jawab menurut Taslimuharo (Asmani, Jamal Ma‟mur.

(2008:69). Tanggung jawab merupakan suatu proses belajar yang memberi

wewenang pada siswa untuk kritis. Guru lebih banyak mendengar dari pada

bicara, menghormati ide-ide siswa, memberi pilihan, dan memberi kesempatan

kepada siswa untuk memutuskan sendiri.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Mumammadiyah I Klaten kelas VII

A, peneliti memperoleh hasil pada kondisi awal bahwa siswa yang melaksanakan

dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh sebanyak delapan siswa

(53,3%), siswa yang menepati janji sebanyak lima siswa (33,3%), siswa yang mau

menerima akibat dari perbuatannya sebanyak tiga siswa (20%). Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar matematika kelas VII A masih

rendah.

Ada beberapa akar penyebab yang mempengaruhi rendahnya tanggung

jawab siswa. Akar penyebab rendahnya tanggung jawab siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tanggung jawab

siswa antara lain dapat bersumber dari guru, lingkungan tempat tinggal, sarana

prasarana yang ada, orang tua, dan dari siswa itu sendiri. Rendahnya tanggung

jawab siswa ini yang akhirnya berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.

Permasalahan di atas pada dasarnya berhubungan erat dengan metode dan

cara penyampaian materi yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu proses

belajar mengajar dengan metode dan cara penyampaian materi yang tepat

mempunyai arti yang sangat penting. Dalam hal tersebut ketidakjelasan bahan

yang disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan metode pembelajaran

sebagai perantara. Jadi kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta

(5)

pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui

kalimat. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkretkan dengan strategi

pembelajaran yang tepat. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah memahami

setiap materi yang disampaikan.

Berdasarkan masalah tersebut, guru hendaknya mampu menciptakan

suasana kelas yang nyaman dan kondutif, yang lebih penting menciptakan dengan

menggunakan strategi pembelajaran yang menarik dan mudah untuk memahami

setiap materi yang disampaikan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka guru berusaha menyusun dan

menerapkan strategi pembelajaran. Salah satu strategi yang akan diterapkan

adalah pembelajaran matematika dengan strategi Inquiring Mind What To Know

atau membangkitkan rasa ingin tahu yaitu model pendekatan pembelajaran .

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

dilakukan untuk meningkatkan tanggung jawab siswa kelas VII A SMP

Muhammadiyah I Klaten melalui stategi Inquiring Mind To Know. Adapun

prinsip-prisip dari penelitian tindakan kelas (Sutama, 2010:20) adalah sebagai

berikut. a) Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar, b) Metode

pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan, c) Metodologi yang

digunakan harus reliabel sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi dan

merumuskan hipotesis secara meyakinkan, d) Masalah berawal dari kondisi nyata

dikelas yang dihadapi guru, e) Dalam penyelenggaraan penelitian, guru harus

memperhatikan etika profisionalisme guru. Adapun rincian kegiatan penelitian

tersebut adalah persiapan penelitian, pelaksanaan (perencanaan, tindakan dan

observasi, evaluasi dan refleksi), dan penyusunan pelaporan. Teknik pengumpulan

data berupa metode observasi, metode tes, catatan lapangan, dokumentasi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Sutama (2011: 99) bahwa pengambilan

data dapat dilakukan dengan teknik observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan

metode tes. Keabsahan data dilakukan dengan observasi secara terus menerus,

triangulasi sumber, dan triangulasi metode. Menurut Sutama (2010: 101),

(6)

triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu

yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada kondisi awal siswa kelas VII SMP Muhammadiyah I Klaten terlihat

bahwa guru kurang optimal dalam pemanfaatan strategi pembelajaran yang

inovatif. Guru masih menggunakan strategi yang konvensional dalam

pembelajaran. Metode pembelajaran yang kurang bervariasi dan hanya berpusat

pada guru. Pembelajaran tersebut berdampak pada tanggung jawab belajar siswa.

Berdasarkan hal itu, guru menerapkan strategi Inquiring Mind What To Know

untuk meningkatkan kemampuan koneksi dan hasil belajar siswa.

Pada tahap pembelajaran menggunakan strategi Inquiring Mind What To

Know dengan materi persepanjang dan persegi. Dalam pembelajaran siswa dibagi

menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Guru memberikan permasalahan

kepada setiap kelompok yang menyangkut materi tersebut. Setelah selesai,

perwakilan dari setiap kelompok untuk mempersentasikan hasilnya. Pada tahap

penutup, guru memberikan penguatan jawaban permasalahan soal yang dibahas

tentang persegi panjang dan persegi.

Permasalah yang di bahas tentang persegi panjang di ambil sampel sebagai

berikut: Tentukan keliling dan luas persegi panjang jika diketahui panjang 7 cm,

lebar 4cm.

Jawaban siswa yang benar adalah K = 2(p+l) = 2 (7+4)cm = 22cm, L= pxl

= 7cmx4cm = 28 cm²

Jawaban siswa yang salah adalah K = 2(p+l) = 2 (7+4)cm = 22cm, L= p+l

= 7cm+4cm = 11 cm²

Berdasarkan data di atas, guru juga dapat memilih dan menggunakan

strategi pembelajaran yang bervariasi dan inovatif. Penerapan strategi

pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh pada tanggung jawab belajar

(7)

Hal ini diperkuat oleh pendapatnya Ika Lailatus Sangadah (2011) dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa implementasi strategi pembelajaran Inquiring

Mind What To Know mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Siswa yang melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan

sungguh-sungguh mengalami peningkatan. Pada kondisi awal dari 15 siswa sebanyak 8

siswa yang melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh,

pada siklus I sebanyak 9 siswa dan pada siklus II sebanyak 13 siswa.

Kondisi awal siswa yang menepati janji sebanyak 5 siswa. Pada siklus I

sebanyak 8 siswa dan siklus II sebanyak 12 siswa. Berarti terjadi peningkatan

siswa yang menepati janji.

Siswa yang mau menerima dari perbuatannya matematika mengalami

peningkatan. Pada kondisi awal sebanyak 3 siswa, pada siklus I bertambah

sebanyak 6 siswa dan pada siklus II sebanyak 9 siswa.

Pada kondisi awal, guru masih menggunakan metode ceramah dan tidak

melibatkan siswa secara aktif sehingga mengakibatkan siswa tidak bisa

menyampaikan ide pendapatnya. Pada siklus I, guru sudah menggunakan strategi

Inquiring Mind What To Know, tetapi proses pembelajaran di dalam kelas belum

berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan guru dan siswa belum terbiasa dengan

strategi Inquiring Mind What To Know. Guru mulai melibatkan siswa secara aktif

setiap pembahasan, tapi siswa masih banyak yang malu-malu untuk

menyampaikan pendapatnya. Pada siklus II, penerapan strategi Inquiring Mind

What To Know sudah berjalan lancar. Siswa sudah terbiasa dengan model

pembelajaran secara tanya jawab dan diskusi. Siswa lebih aktif berkomunikasi

dengan guru dan anggota kelompoknya. Siswa mulai terbiasa diskusi dengan

kelompoknya, tidak ada rasa malu untuk bertanya dengan anggota kelompoknya

meskipun dengan lawan jenis.

Peningkatan tanggung jawab belajar siswa dapat dilihat dari meningkatnya

indikator-indikator tanggung jawab yang peneliti buat dari data sebelum penelitian

sampai penelitian tindakan terakhir. Data-data yang diperoleh mengenai

peningkatan tanggung jawab belajar siswa melalui strategi Inquiring Mind What

(8)

To Know pada siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah I Klaten dapat disajikan

[image:8.595.113.491.194.386.2]

dalam tabel berikut.

Tabel 4.1

Data Hasil Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Siswa

No Indikator yang diamati Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 Melaksanakan dan

menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh 8 siswa (53,3%) 9 siswa (60%) 13 siswa (86,67%)

2 Menepati janji 5 siswa

(33,3%)

8 siswa

(53,3%)

12 siswa

(80%)

3 Mau menerima akibat dari

perbuatannya 3 siswa (20%) 6 siswa (40%) 9 siswa (60%)

Adapun grafik peningkatan tanggung jawab belajar siswa dari sebelum

[image:8.595.135.522.478.666.2]

tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat di gambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan tanggung jawab 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% Sebelum Tindakan

Siklus I Siklus II

Melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh

Menepati janji

(9)

Melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh,

pendapat ahli yaitu Tony Thompson (2008), menyatakan bahwa dengan menggunakan bloom‟s taxonomy untuk membantu menilai guru matematika berfikir tingkat tinggi.

Mohammad Rahim Uddin (2013), menyatakan bahwa studi ini

menemukan bahwa situasi keseimbangan kehidupan kerja moderat yang dapat

ditingkatkan dengan memastikan jam kerja yang fleksibel. Mengurangi jam dan

beban kerja dan sekolah anak yang bekerja untuk guru perempuan.

Hameed Ullah Khan (2013), menyatakan bahwa manajemen pengetahuan

terdiri dari perencanaan, memprioritaskan sasaran, peningkatan produktivitas yang

bersamaan didukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan keterlibatan

alat-alat modern dan teknik.

Menepati janji, pendapat ahli yaitu Md. Shahadat Hossain Khan dkk

(2012), menyatakan bahwa kendala yang dihadapi saat memperkenalkan TIK ke

dalam ruang kelas. Ulasan ini akan membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan guru apakah atau tidak untuk menerapkan TIK dalam

situasi belajar-mengajar.

Mau menerima akibat dari perbuatannya, pendapat ahli yaitu menurut

Gladie Lui (2003), menyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar yang akan

memfasilitasi mahasiswa mencapai los dirancang dan tugas penilaian yang

dievaluasi.

Jadi kesimpulannya pada siklus I indikator tanggung jawab sudah mulai

terihat dibanding sebelum dilakukan tindakan walaupun hasilnya belum

maksimal. Siklus II yang mengacu pada siklus I telah telah mengalami perbaikan

agar siklus II lebih baik dari siklus I ini berakibat indikator tanggung jawab dan

hasil belajar matematika siswa lebih meningkat lagi dibanding siklus I.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II

menunjukkan bahwa tanggung jawab belajar matematika siswa mengalami

peningkatan. Hal ini didukung oleh pendapatnya Menurut Jacques, dkk (2003), “

(10)

memiliki nilai akademik yang lebih tinggi dari pada sekolahan dengan

implementasi pendidikan karakter yang rendah.

Hal ini diperkuat oleh pendapatnya Aynur Pala (2011) menyatakan bahwa

pelaksanaan pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan kepada siswa

tentang pentingnya inti nilai-nilai etika seperti kejujuran, tanggung jawab,

keadilan menghormati diri sendiri dan orang lain, bahwa sekolah dengan

implemantasi pendidikan karakter yang tinggi cenderung memiliki nilai akademik

yang lebih tinggi dari pada sekolahan dengan implementasi pendidian karakter

yang rendah.

Siswa yang mempunyai tanggung jawab atas keberadaannya sebagai

pelajar akan menyadari untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan

sungguh-sungguh, menepati janji, mau menerima akibat dari perbuatannya.

Sehingga siswa yang memiliki tanggung jawab yang tinggi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidika karakter bertujuan

untuk menanamkan kepada siswa tentang pentingnya inti nilai-nilai etika seperti

kejujuran, tanggung jawab, keadilan, menghormati diri sendiri dan orang lain.

Data observasi siswa, tindakan kelas tentang tanggung jawab pembelajaran

matematika yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan

siklus II, terlihat dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan

sungguh-sungguh yaitu sebelum tindakan sebanyak 7 siswa, pada siklus I sebanyak 11

siswa, pada siklus II sebanyak 16 siswa. Pendapat ahli yaitu oleh Hameed Ullah

Khan (2013), menyatakan bahwa manajemen pengetahuan terdiri dari

perencanaan, memprioritaskan sasaran, peningkatan produktivitas yang

bersamaan didukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan keterlibatan

alat-alat modern dan teknik. Makna pendapat ini adalah managemen pengetahuan

yang terdiri dari perencanaan dan peningkatan.

Wantana Amatariyakul (2012), menyatakan bahwa para siswa

diklasifikasikan menurut praktik pengasuhan menunjukkan sebagai kebajikan

keseluruhan dengan tanggung jawab dan disiplin pada tingkat yang lebih tinggi.

Makna pendapat ini adalah siswa keseluruhan harus memiliki tingkat tanggung

(11)

Data observasi siswa, tindakan kelas tentang tanggung jawab pembelajaran

matematika yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan

siklus II, terlihat dalam menepati janji yaitu sebelum tindakan sebanyak 9 siswa,

pada siklus I sebanyak 13 siswa, pada siklus II sebanyak 18 siswa. Pendapat ahli

yang mendukung indikator ini yaitu Md. Shahadat Hossain Khan dkk (2012),

menyatakan bahwa kendala yang dihadapi saat memperkenalkan TIK ke dalam

ruang kelas. Ulasan ini akan membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan guru apakah atau tidaknya untuk menerapkan TIK

dalam situasi belajar-mengajar. Makna penelitian ini adalah keputusan guru

apakah atau tidaknya untuk menerapkan TIK.

Rosita G. Castro (2013), menyatakan bahwa Semakin efektif adalah

keterampilan produktivitas organisasi pengelola sekolah, semakin profesionalisme

guru dikembangkan. Hal ini sangat dianjurkan bahwa pengelola sekolah harus

menyatakan kesediaan mereka untuk membantu meningkatkan profesionalisme

guru dengan memberdayakan guru sekolah. Makna pendapat ini adalah sekolah

harus membantu profesional seorang guru.

Data observasi siswa, tindakan kelas tentang tanggung jawab pembelajaran

matematika yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan

siklus II, terlihat dalam mau menerima akibat dari perbuatannya yaitu sebelum

tindakan sebanyak 6 siswa, pada siklus I sebanyak 9 siswa, pada siklus II

sebanyak 14 siswa. Pendapat ahli yang mendukung indikator ini yaitu David

Chandler (2003), menyatakan bahwa dalam kesenjangan antara retorika dan

tanggung jawab terletak pada kenyataan bahwa kebijakan dapat dinyatakan sukses

tanpa memperhatikan hasil-hasil kebijakan, sementara masalah bisa disalahkan

pada tindakan lainnya orang atau pemerintah mereka. Makna penelitian ini adalah

tanggung jawab dalam memperhatikan hasil-hasil kebijakan.

Bramon, Diana. Dalam jurnalnya yang berjudul Character Education-A

Joint Responsibility teaches elementary education methods and literacy courses at

Elmhurst(April 2008). “ Beberapa guru, administrator, dewan sekolah, dan orang

(12)

berhasil menerapkan pendidikan karakter menggambarkanya sebagai tanggung

jawab bersama antara rumah dan sekolahan.

Data observasi siswa, tindakan kelas tentang tanggung jawab pembelajaran

matematika yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan

siklus II, terlihat dalam mau menerima akibat dari perbuatannya yaitu sebelum

tindakan sebanyak 9 siswa, pada siklus I sebanyak 11 siswa, pada siklus II

sebanyak 13 siswa. Anis Sholatin (2012) mendiskripsikan bahwa tanggung

jawabdan disiplin siswa dalam pembelajaran kooperatif type Think- Pair-Share

menunjukkan bahwa sikap tanggung jawab, displin dengan menggunakan strategi

Think- Pair-Share dapat meningkat.

Data observasi siswa, tindakan kelas tentang tanggung jawab pembelajaran

matematika yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan

siklus II, terlihat dalam mau menerima akibat dari perbuatannya yaitu sebelum

tindakan sebanyak 10 siswa, pada siklus I sebanyak 13 siswa, pada siklus II

sebanyak 16 siswa. Steven Wolk (2009) permintaan kelas memelihara tanggung

jawab sosial, dan hidup bertanggung jawab secara sosial berarti hidup

penyelidikan. Dengan pengajaran berbasis penyelidikan, proses menjadi bagian

dari konten. Tidak lagi adalah kurikulum hanya novel atau fakta-fakta yang harus

dipelajari, melainkan para siswa dan guru mereka bersama-sama menggunakan

buku, sumber informasi lainnya otentik, dan pendapat mereka sendiri dan

pengetahuan untuk menciptakan "kurikulum hidup" sebagai komunitas yang sejati

peserta didik. Dalam menciptakan unit penyelidikan, guru bisa memulai dengan

pertanyaan penyelidikan yang mereka terhubung ke buku atau mulai dengan

sebuah buku dari mana mereka membentuk pertanyaan atau satu pertanyaan

penyelidikan.

Chokshi dan Fernandez (2004) menemukan bahwa protokol diskusi yang

menjaga fokus guru pada siswa belajar dan pengembangan tugas yang

mengungkapkan pemikiran mahsiswa adalah elemen penting yang memungkinkan

pendekatan untuk menjadi sukses.

By Dudley Barlow (2008) Rothstein mengatakan, "No Child Left Behind

(13)

untuk membantu. Kelemahan yang paling penting adalah bahwa hal itu memaksa

sekolah untuk fokus hampir secara eksklusif hanya pada satu keterampilan tujuan

dasar dalam matematika, kemudian menempatkan tanggung jawab untuk

merancang kebijakan akuntabilitas untuk masing-masing sekolah.

Draper (2008) melaporkan bahwa guru bidang konten itu adalah tanggung

jawab membaca pendidik guru untuk mengajar calon guru dalam metode

membaca pengembangan keterampilan. Dengan demikian, konten daerah pendidik

guru tidak menganggap itu amat penting untuk meningkatkan pengetahuan

mereka sendiri dalam membaca pengembangan keterampilan.

SIMPULAN

Proses pembelajaran matematika yang dilakukan antara peneliti dan guru

dalam penelitian ini menggunakan strategi Inquiring Mind What To Know.

Adapun prosesnya yaitu 1) guru menyampaikan kompetensi yang harus dicapai

serta manfaat dari proses pembelajaran, 2) guru menghubungkan materi sesuai

pengalaman siswa, 3) mengarahkan siswa untuk menemukan contoh benda, 4)

membagi siswa menjadi 5 kelompok, 5) siswa diberikan soal dan dikerjakan

secara individu, 6) guru melakukan evaluasi dan membuat kesimpulan dari mater

yang telah dipelajari.

Pembelajaran matematika dengan strategi Inquiring Mind What To Know

dapat meningkatkan tanggung jawab belajar matematika. Peningkatan tanggung

jawab diamati dari 3 indikator diuraikan sebagai berikut. Dilihat dari 3 indikator,

yaitu a) melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh kondisi

awal 8 siswa (53,3%), siklus I 9 siswa (60%), siklus II 13 siswa (86,67%), b)

menepati janji kondisi awal 5 siswa (33,3%), siklus I 8 siswa (53,3%), siklus II 12

siswa (80%), c) menepati janji matematika kondisi awal 3 siswa (20%), siklus I 6

siswa (40%), siklus II 9 siswa (60%).

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma‟mur. 2011. Tujuh Aplikasi Paikem. Diva Press

Bramon, Diana. 2008. Character Education-A Joint Responsibility teaches elementary education methods and literacy courses at Elmhurst. College Condensed from kappa Delta Pi Record, 4462-65 Published by Kappa Delta Pi Internasional Honor Society in Education.

Benninga, Jacques S, dkk. 2003. The Relationship Implementation And Acadomic Achievemant In Elementary Schools. Journal of Research in Character Education, 1(1), PP. 19-32

Barlow, By, Dudley. 2008. Grading Education: Getting Accountability Right.Pp. 69-71

Chandler, David. (2003) “ Rhetoric without responbility:the attraction of „ ethical‟ foreign policy”. Journal of politics and international politions/ Vol.5 No.3, Pp 295-316

G. Castro, Rosita. 2013. “The Relationship of Leadership Styles and Organizational Productivity Skills to Teacher Professionalism”. Journal of Education and Practice/ Vol.4 No.7 (16/06/13).

Hossain Khan, Shahadat dkk. 2012. “Barriers to The Introduction of ict Into Education in Developing Countries: The Example of Bangladesh”.

Internasional Journal of Instruction/ Vol.5 No.2.(16/06/13).

Ko Po Yuk. “Critical conditions for pre-service teachers’ learning through inquiry The Learning Study approach in Hong Kong”. Department of Curriculum and Instruction, The Hong Kong Institute of Education.

Lui, Gladie dan Shum, Connie. 2003. “Outcome-based education and student learning in managerial accounting in Hong Kong”. Journal of Case Studies in Accreditation and Assessment (09/07/13).

Pala, Aynur. 2011. The Need foor Character Education. Journal of Social Scien ces And Humanity Studies Vol 3, No 2, Pp. 23-31, Issn : 1309-8063

Polkinghorne, Frederick W. 2010. Reading Skill Development: A Survey Of Need And Responsibility Vol LII, No 1

Sutama. 2010. Penelitian Pendidikan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang : CV. Citra Mandiri Utama

(15)

Sanggadah, Lailatus, Ika, dkk. 2011. “Implementation Of Inquiring Mind What To Know Learning Strategy To Increase Students Learning Activities”. Journal of Chemical Education. Vol 3. No 3, Pp 12-20

Solatin, Anis, dkk. 2012. “Student Responsibility And Discipline In Learning Model Of Think- Pair- Share (Tps) Type Cooperative”. Journal of Chemical Education. Vol 1. No 2, Pp 1-6, Issn : 2252-9454

Thompson, Tony. 2008. “Mathematics Teachers‟ Interprestation of Higher-Order Thinking in Bloom‟s Taxonomy”. International Electronic Journal of Mathematics Education/ Vol.3 No.2.

Uddin, Mohammad Rahim. 2013. “ Work-Life Balance: a Study on Femele Teachers of Private Education Institutions of Bangladesh”. European Journal of Business and Management/ Vol.5 No.13: 2222-2839.

Ullah Khan, Hameed. 2013. “ Knowledge Management Significance: Prominent Aspect based on Time Management from Managerial Perspective”.

Internasional journal of Science Commerce and Humanities/ Vol.1 No.1: 106-114.

Wolk, Steven. 2009. “Reading for a Better World: Teaching for Social

Responsibility With Young Adult Literature”. Journal of Adolescent and

Gambar

Gambar 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor yang lainnya berkaitan dengan faktor “ Kontribusi UMKM pada PDB Nasional” dalam

Sehubungan dengan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

7 Nilai rataan kecernaan bahan kering dan organik (%) kaliandra in vitro dari perlakuan inokulasi isolat bakteri rumen kambing PEK dalam ekosistem rumen kambing

Cooling load calculation for SmarT EV.2 electric vehicle uses Cooling Load Temperature Difference/Solar Cooling Load/Cooling Load Factormethod.. SmarT EV.2 is

menyelesaikan laporan tgas akhir dengan judul “ Prarancangan Pabrik Dimethyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan Methanol dengan kapasitas 30.000 ton

Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus. melunasi pajak terutang. 3) Apabila Wajib Pajak tidak membayar pajak dalam kurun

perilaku perawat dalam proses penerapan asuhan keperawatan pada kasus. HIV/AIDS diRSUD Blambangan Banyuwangi

[r]