• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman i

RINGKASAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 107/Permentan/

OT.140/10/2013, kedudukan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara adalah sebagai unit pelaksana teknis di bidang pelatihan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian, yang sehari-harinya dibina oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian.

Memperhatikan visi Badan PPSDM Pertanian, dan tupoksi BBPKH Cinagara, serta kondisi lingkungan strategis, maka ditetapkan visi BBPKH Cinagara, yaitu

”menjadi lembaga pelatihan yang kredibel dalam menghasilkan sumberdaya manusia profesional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta agribisnis peternakan”.

Adapun misi BBPKH Cinagara adalah sebagai berikut: a). meningkatkan kualitas sumberdaya manusia BBPKH Cinagara dalam memberikan pelayanan pelatihan dan konsultasi agribisnis yang prima; b). meningkatkan kualitas program pelatihan di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan sesuai standar kompetensi kerja; c). mengembangkan rancang bangun pelatihan dan standar kompetensi kerja serta paket pembelajaran di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan; d).

mengembangkan sarana dan prasarana balai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pelatihan dan pelayanan konsultasi usaha agribisnis peternakan;

e). meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dengan Instansi terkait

dan pelaku usaha agribisnis peternakan;

(3)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman ii

f). mengembangkan sistem informasi, pemantauan, dan evaluasi serta pengendalian internal yang akurat dan kredibel.

Sebagai implementasi visi dan misi serta hasil yang ingin dicapai oleh BBPKH Cinagara dalam jangka waktu lima tahun, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia BBPKH Cinagara dalam memberikan pelayanan pelatihan dan konsultasi agribisnis yang prima.

b. Meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan untuk menghasilkan aparatur dan non aparatur yang profesional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan sesuai standar kompetensi kerja (SKK).

c. Mengembangkan rancang bangun pelatihan dan standar kompetensi kerja (SKK) serta paket pembelajaran di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana pelatihan dan mengoptimalkan pendayagunaannya dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pelatihan dan pelayanan konsultasi usaha agribisnis peternakan.

e. Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dan jejaring kerja dengan Instansi terkait dan pelaku agribisnis peternakan.

f. Mengembangkan sistem informasi, pemantauan, dan evaluasi, serta pengendalian internal yang kredibel.

Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dalam dalam kurun waktu tahun 2015- 2019 adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Sistem dan Metodologi Pelatihan Pertanian 2. Pengembangan Kelembagaan

3. Pengembangan Ketenagaan

4. Pengembangan Prasarana dan Sarana Pelatihan

5. Program dan Kerjasama

(4)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman iii

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam dalam tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut: a). Tertatanya kelembagaan pelatihan pertanian, dengan indikator jumlah kelembagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya sebanyak 1 unit; b). Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan sebanyak 75 orang meliputi : jumlah profesionalisme widyaiswara yang fasilitasi dan dikembangkan sebanyak 17 orang dan jumlah profesionalisme struktural dan tenaga kediklatan yang difasilitasi dan dikembangkan sebanyak 58 orang. c). Tersusunnya dokumen layanan internal organisasi sebanyak 17 dokumen meliputi : Dokumen program dan kerjasama pelatihan pertanian yang dihasilkan, Dokumen penyelenggaraan pelatihan pertanian yang dihasilkan, Dokumen ketenagaan pelatihan pertanian, dan Dokumen monitoring dan evaluasi pelatihan pertanian yang dihasilkan; d). Terlaksananya pelayanan perkantoran, dengan indikator jumlah waktu pelaksanaan layanan perkantoran selama 12 bulan; e). Terlatihnya aparatur pertanian untuk meningkatkan kapasitas kerja dan terlatihnya non aparatur pertanian untuk meningkatkan kapasitas kemampuan, dengan indikator terfasilitasinya aparatur pertanian yang dilatih melalui diklat teknis dan fungsional sebanyak 652 orang dan terfasilitasinya jumlah non aparatur yang dilatih melalui diklat teknis dan kewirausahaan sebanyak 630 orang, serta melalui peningkatan kapasitas sertifikasi profesi bidang pertanian sebanyak 120 orang.

Secara umum pencapaian kinerja sasaran strategis BBPKH Cinagara pada tahun 2016 dapat direalisasikan dengan baik. Rata-rata keseluruhan output yang dicapai adalah sebesar 98,38% dengan penyerapan anggaran 91,38%, sehingga efisiensi kinerja mencapai 7,13 (nilai aplikasi SmArt). karena rasio nilai lebih dari 1 (satu).

Untuk kegiatan pelatihan teknis dan fungsional bagi aparatur, khususnya yang dibiayai dari anggaran DIPA dengan alokasi dana sebesar Rp.

1.924.720.000,- penyerapan dananya mencapai 98,06% untuk membiayai

pelatihan teknis dan pelatihan fungsional sebanyak 14 jenis pelatihan. Indikator

keluaran (output) pelaksanaan kegiatan pelatihan aparatur tersebut mencapai

(5)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman iv

99,39% dengan pencapaian sasaran peserta sebanyak 648 orang.

Dibandingkan dengan kegiatan tahun anggaran 2015, kegiatan pelatihan teknis dan fungsional bagi aparatur pertanian tahun anggaran 2016 mengalami kenaikan jenis pelatihan sebesar 75,00% dari 8 jenis pelatihan menjadi 14 jenis pelatihan.

Sedangkan untuk kegiatan pelatihan non aparatur yang dibiayai dari anggaran DIPA dengan alokasi dana sebesar Rp. 2.977.500.000,- penyerapan dananya mencapai 98,49% untuk membiayai 15 jenis pelatihan. Indikator keluaran (output) pelaksanaan kegiatan pelatihan bagi non aparatur mencapai 99,60% dengan pencapaian sasaran peserta sebanyak 747 orang.

Dibandingkan dengan kegiatan pelatihan non aparatur tahun anggaran 2015, jumlah jenis pelatihan tetap sama yaitu 15 (lima belas) jenis pelatihan.

Secara keseluruhan berdasarkan evaluasi kinerja kegiatan dan sasaran menunjukkan bahwa kegiatan utama penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan kelembagaan, serta kegiatan pendukung lainnya telah dilaksanakan dengan baik. Indikator kinerja output rata-rata BBPKH Cinagara pada tahun 2016 mencapai 98,38 %. Sedangkan realisasi serapan anggaran BBPKH Cinagara pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp. 19.855.596.930,- atau sekitar 91.38% dari total pagu sebesar Rp. 21.729.221.000,- Hal ini menunjukkan ada penurunan dalam realisasi penyerapan anggaran dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan adanya Self Blocking.

Bogor, 6 Februari 2017 Kepala BBPKH Cinagara,

Drh. Djajadi Gunawan, MPH.

NIP. 19571208 198303 1 003.

(6)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman v

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 107/Permentan/

OT.140/10/2013, kedudukan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara adalah sebagai unit pelaksana teknis di bidang pelatihan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian, yang sehari-harinya dibina oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, merupakan suatu kewajiban dan salah satu bentuk pertanggung-jawaban sebagai institusi negara sesuai dengan 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja BBPKH Cinagara Tahun Anggaran 2016 kami sajikan dalam LAKIN Tahun 2016 dengan pencapaian penyerapan anggaran sebesar 91.38% dan pencapaian rata-rata output sebesar 98.38%, sehingga tingkat efisiensi sebesar 7,13 (nilai aplikasi SmArt) yang berarti efisien.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif sebagai bahan perbaikan dimasa yang akan datang. Kepada pihak terkait melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih.

Bogor, 6 Februari 2017

Penyusun

(7)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman vi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ...…... i

KATA PENGANTAR ……... v

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL …... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN …... 1

A. Latar Belakang …..……... 1

B. Tugas dan Fungsi ………. 1

C. Organisasi dan Tata Kerja …………..……….. 3

1. Bagian Umum ………….……….. 3

2. Bagian Program dan Evaluasi ………….………….. 3

3. Bagian Penyelenggaraan Pelatihan ……… 4

4. Kelompok Jabatan Fungsional ……… 5

D. Isu Strategis ... 6

1. Kekuatan (Strenght) ………….……….. 7

2. Kelemahan (Weakness) …………..……… 8

3. Peluang (opportunity) …………..……… 8

4. Tantangan/Ancaman (Threats) …………..………… 8

5. Permasalahan Utama ...…………..………… 9

E. Dukungan Anggaran ………. 13

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ……….. 14

A. Rencana Strategis (Renstra) ... 14

1. Visi ...………... 14

2. Misi ...………... 14

3. Tujuan ………... 15

4. Sasaran ………... 16

B. Perjanjian Kinerja ...……….. 17

(8)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman vii

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ORGANISASI ... 18

A. Pengukuran Kinerja ………... 18

B. Capaian Kinerja ...………….……. 18

C. Realisasi Anggaran ...………….……. 31

D. Kinerja Lainnya ………..…. 31

1. Kegiatan Upsus Pajale Pokja II ………….…………. 31

2. Kegiatan Monev dan Supervisi GPPT ……..………. 33

BAB IV. PENUTUP ………... 44

(9)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perjanjian Kinerja BBPKH Cinagara ... 17

Tabel 2. Hasil Capaian Kinerja BBPKH Cinagara ………... 20

Tabel 3. Perkembangan Realisasi Serapan Anggaran BBPKH Cinagara Tahun 2012 – 2016. ... 23

Tabel 4. Jumlah Layanan Internal Organisasi ... 27

Tabel 5. Realisasi Anggaran BBPKH Cinagara ………. 31

Tabel 6. Pembagian Wilayah Kerja ………. 33

Tabel 7. Rincian Lokasi Monev dan Supervisi GPPT………. 34

Tabel 8. Tim Kerja Monev dan Supervisi GPPT……….. 34

(10)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 Halaman ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Perjanjian Kinerja BBPKH Cinagara Tahun 2016 ...… 45 Lampiran 2. Struktur Organisasi BBPKH Cinagara ………. 47 Lampiran 3. Kelengkapan Personil Berdasarkan Pangkat /

Golongan Ruang dan Jabatan Per 31 Desember 2016 .. 48 Lampiran 4. Data Realisasi Diklat Aparatur Dan Non Aparatur

Tahun 2012 – 2016 ……….. 49

Lampiran 5. Realisasi Keuangan dan Fisik Tahun 2016 ...…… 50

Lampiran 6. Data Kegiatan Kerjasama Dalam Negeri Tahun 2016 ... 54

(11)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dan transparan sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap instansi pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja (LAKIN). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tersebut ditujukan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan kinerja instansi pemerintah dengan fasilitasi anggaran negara kepada publik atau masyarakat luas.

Penjabaran lebih lanjut mengenai Perpres Nomor 29 Tahun 2014 selanjutnya, yaitu telah diterbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN dan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan penyempurnaan sekaligus penyederhanaan dari bentuk pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Berdasarkan amanat Perpres Nomor 29 Tahun 2014 serta PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014, maka Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor Tahun 2016, menyusun Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan kinerja yang telah dicapai oleh BBPKH Cinagara selama tahun 2016.

[

B. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia,

Nomor : 107/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober 2013, BBPKH

Cinagara mempunyai tugas melaksanakan pelatihan fungsional bagi

aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik

pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan (keswan) dan

(12)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 2 kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) bagi aparatur dan non aparatur pertanian, dengan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerjasama;

b. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan;

c. Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

d. Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur;

e. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri;

f. Pelaksanaan pelatihan profesi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur;

g. Pelaksanaan uji kompetensi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

h. Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

i. Pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

j. Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;

k. Pelaksanaan pemberian konsultasi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

l. Pelaksanaan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur;

m. Pelaksanaan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan

fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, pengembangan

model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan

hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non

aparatur pertanian;

(13)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 3 n. Pengelolaan unit inkubator usaha tani;

o. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

p. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan;

q. Pelaksanaan pengelolaan sarana teknis;

r. Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan instalasi BBPKH Cinagara.

C. Organisasi dan Tata Kerja

Susunan Organisasi BBPKH Cinagara terdiri dari : 1. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, instalasi, dan sarana teknis. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga;

b. Pelaksanaan urusan keuangan;

c. Pelaksanaan urusan perlengkapan, instalasi, dan sarana teknis.

Secara struktur Bagian Umum terdiri dari:

 Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga.

 Subbagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.

 Subbagian Perlengkapan dan Instalasi, mempunyai tugas melakukan urusan perlengkapan, instalasi, dan sarana teknis.

2. Bidang Program dan Evaluasi

Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan program, rencana kerja, anggaran, pelaksanaan kerjasama,

dan identifikasi kebutuhan pelatihan di bidang kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner, pengembangan kelembagaan pelatihan

pertanian swadaya, pemantauan dan evaluasi, serta pengelolaan data

(14)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 4 dan informasi pelatihan, dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerjasama;

b. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan;

c. Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;

d. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

e. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan.

Secara struktur Bidang Program dan Evaluasi terdiri dari :

 Seksi Program dan Kerjasama, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, dan identifikasi kebutuhan pelatihan bagi aparatur dan non aparatur di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, serta pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya.

 Seksi Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi, serta pengelolaan data dan informasi pelatihan, dan pelaporan.

3. Bidang Penyelenggaraan Pelatihan

Bidang Penyelenggaraan Pelatihan mempunyai tugas memberikan pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian, serta pengelolaan unit inkubator usaha tani. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penyelenggaraan Pelatihan menyelenggarakan fungsi :

a. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional bagi

aparatur di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat

veteriner;

(15)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 5 b. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan teknis dan profesi bagi aparatur dan non aparatur di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

c. Pemberian pelayanan penyelenggaraan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis bagi aparatur dan non aparatur;

d. Pengelolaan unit inkubator usaha tani.

Secara struktur Bidang Penyelenggaraan Pelatihan terdiri dari:

 Seksi Pelatihan Aparatur mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional, teknis dan profesi, serta pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur.

 Seksi Pelatihan Non Aparatur, mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan teknik pelatihan teknis bagi non aparatur di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, serta pengelolaan unit inkubator usaha tani.

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan Fungsional Widyaiswara, serta sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kelompok Jabatan Fungsional Widyaiswara mempunyai tugas :

 Melakukan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

 Melakukan pelatihan fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

 Melakukan pelatihan teknis di bidang kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur

pertanian dalam dan luar negeri;

(16)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 6

 Melakukan pelatihan profesi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi paratur dan non aparatur;

 Melakukan uji kompetensi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarkat veteriner;

 Melakukan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarkat veteriner;

 Melakukan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarkat veteriner;

 Melakukan pemberian konsultasi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarkat veteriner;

 Melakukan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarkat veteriner bagi aparatur dan non aparatur;

 Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

D. Isu Strategis

Dengan memperhatikan isu yang berkembang saat ini dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam kurun waktu 5 tahun kedepan terkait dengan dinamika perkembangan peningkatan SDM Pertanian, maka BBPKH Cinagara telah melakukan identifikasi isu strategis tersebut untuk memberikan perhatian dan prioritas arahan dalam melaksanakan kegiatan pengembangan SDM aparatur dan non aparatur pertanian bidang kesehatan hewan dan kesmavet melalui diklat.

Analisis terhadap isu strategis tersebut dilandaskan pada yang dapat mempengaruhi peningkatan kapasitas SDM pertanian. Adapun isu strategis pembangunan pertanian adalah terkait dengan masalah-masalah :

1. Kecukupan produksi komoditas pertanian strategis yakni padi, jagung, kedelai, tebu, daging sapi, cabai dan bawang merah.

2. Pengurangan impor produk komoditas pertanian strategis.

3. Peningkatan daya saing produk pertanian di dalam negeri.

4. Diversifikasi pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

(17)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 7 5. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana guna meningkatkan

pelayanan secara prima kepada masyarakat.

6. Kebutuhan SDM pertanian yang kompeten dan berkarakter pada era pasar tunggal ditingkat MEA.

7. Penerapan teknologi pertanian melalui penyelenggara diklat profesional dan berdaya saing dalam rangka melaksanakan kegiatan pengembangan SDM aparatur dan non aparatur yang terkait dengan isu- isu strategis tersebut, maka analisis kondisi internal dan eksternal di lingkup BBPKH Cinagara dilakukan terutama yang memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap perkembangan BBPKH Cinagara.

Analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi pembinaan terhadap faktor kekuatan dan kelemahan, sementara analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats).

Berdasarkan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities dan

Threats), lingkungan strategis BBPKH Cinagara yaitu :

1. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan BBPKH Cinagara adalah sebagai berikut:

a. Letak geografis BBPKH Cinagara yang cukup ideal sebagai tempat pelatihan yang didukung dengan kondisi alam yang nyaman;

b. Tugas fungsi BBPKH Cinagara yang bertaraf nasional, didukung sumberdaya manusia yang berpengalaman dibidangnya masing- masing baik pejabat struktural, pejabat fungsional widyaiswara, arsiparis dan pranata humas serta fungsional umum;

c. Berpengalaman dalam penyelenggaran pelatihan dan pengembangan kelembagaan petani;

d. Beberapa program pelatihan yang telah terakreditasi;

e. Berkembangnya sarana dan prasarana dalam mendukung proses kegiatan pelatihan;

f. Tersedianya jaringan informasi melalui website balai dan jaringan

internet;

(18)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 8 g. Telah terbangunnya sistem administrasi dan manajemen yang didukung oleh serangkaian norma, standar, pedoman dan kriteria di bidang perencanaan, keuangan, perlengkapan dan instalasi, kepegawaian dan rumah tangga, serta penyelenggaraan pelatihan berdasarkan standar ISO 9001-2008;

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan BBPKH Cinagara pada saat ini adalah;

a. Proses perencanaan kegiatan tahunan belum sepenuhnya berjalan berdasarkan kinerja;

b. Beberapa kualifikasi jabatan belum semuanya diisi oleh pegawai yang kompeten sesuai yang disyaratkan;

3. Peluang (Opportunity)

Peluang yang dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan BBPKH Cinagara adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan tugas dan fungsi BBPKH Cinagara semakin luas dalam peningkatan dan pengembangan SDM Pertanian;

b. Makin meningkatnya kepercayaan pihak luar baik Pemda dan Swasta dalam menjalin kerjasama;

c. Kondisi iklim global cukup berpengaruh dalam peningkatan produktivitas pangan nasional, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan petugas aparatur serta pelaku usaha, sehingga kebutuhan pelatihan semakin meningkat;

d. Beberapa lembaga perguruan tinggi dan swasta yang dapat membantu dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan;

e. Kepercayaan dalam penyelenggaraan pelatihan yang bertaraf internasional;

4. Tantangan / Ancaman (Threats)

Tantangan BBPKH Cinagara yang perlu diperhatikan untuk di antisipasi adalah sebagai berikut :

a. Tuntutan “stakeholders” akan peningkatan kualitas pelayanan dan

mutu serta jenis penyelenggaraan pelatihan;

(19)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 9 b. Meningkatnya persaingan dalam penyelenggaran pelatihan

memerlukan kualitas SDM yang handal, kreatif dan inovatif;

c. Peningkatan kemandirian pangan dan pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau;

d. Penyelenggaran tata pemerintahan yang baik dan bersih dari KKN;

e. Peningkatan kesejahteraan petani dan penurunan angka kemiskinan;

5. Permasalahan Utama

Perkembangan globalisasi ekonomi dan perdagangan di tingkat regional Masyarakat Ekonomi Asean, yang akan dimulai pada akhir tahun ini menjadi suatu tantangan baru dan sekaligus peluang bagi pelaku usaha pertanian di tanah air ini. Kondisi kedepan akan lebih memacu pada perubahan struktur ekonomi dan industri yang secara otomatis berpengaruh terhadap kebutuhan tenaga kerja baik jenis maupun kualifikasinya cenderung pada kompetensi yang semakin tinggi untuk mampu bersaing.

Dalam kaitan ini perlu melihat kesiapan pelaku usaha pertanian dalam menghadapi tantangan dan sekaligus mengantisipasi terbentuknya pasar tunggal secara terintegrasi dan berbasis produksi tersebut.

Salah satu bentuk dukungan pemerintah terkait dengan kesiapan untuk mengantisipasi tantangan-tantangan yang akan dihadapi tersebut dengan mengangkat masalah kompetensi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian sebagai salah satu yang harus ditingkatkan. Peningkatan kompetensi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian menjadi bagian terpenting yang harus didorong untuk menghadapi tantangan dan persaingan. Kompetensi menjadi tuntutan yang harus dimiliki pelaku utama dan pelaku usaha pertanian sehingga mampu meningkatkan kinerja dalam berproduksi dan bersaing. Salah satu upaya peningkatan kompetensi pelaku usaha pertanian dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan / Diklat Berbasis Kompetensi (Juru Sembelih Halal, Butcher, Inseminasi Buatan, dll.).

Tujuan akhir dari serangkaian kegiatan yang terkait dengan

peningkatan kapasitas SDM pertanian adalah menciptakan sumberdaya

manusia siap pakai, professional, inovatif, kreatif dan berwawasan global

(20)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 10 yang dapat mengantisipasi tantangan perubahan lingkungan strategis, seiring dengan isu globalisasi, desentralisasi, demokratisasi, dan pembangunan berkelanjutan, serta perubahan iklim.

Salah satu isu strategis terkait balai pelatihan adalah perwujudan pelayanan prima yang berdampak pada peningkatan efektifitas pelatihan, peningkatan kompetensi alumni pelatihan dan tercapainya standar yang diakui nasional maupun internasional. Menghadapi pasar bebas, antara lain yaitu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku mulai tahun 2015, Balai Pelatihan diharapkan mampu menjadi Balai Pelatihan berkelas internasional bahkan dengan sertifikasi internasional untuk program, kelembagaan serta alumni pelatihan dengan didukung oleh SDM yang telah memiliki sertifikat standar kompetensi kerja.

Permasalahan utama dari seluruh balai pelatihan yang ada terletak pada ketersediaan sarana dan prasarana yang harus dilengkapi meliputi sarana dan prasarana yang terkait dengan praktek pelatihan yang bersifat teknis serta yang terkait dengan alat bantu/media pembelajaran.

Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan mengacu pada standar minimal, standar dari sertifikasi yang harus dimiliki dan spesialisasi/core utama balai pelatihan. Kekurangan sarana dan prasarana tidak harus dipenuhi melalui pengadaan oleh balai pelatihan bersangkutan.

Dengan berbagai pertimbangan, pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dapat dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga/instansi lain internal Badan PPSDMP maupun eksternal Badan PPSDMP, baik swasta, pemerintah, pemerintah daerah maupun petani.

Kedua adalah keberadaan ketenagaan fasilitator yang profesional

mutlak diperlukan dalam meningkatkan peran dan akreditasi balai

pelatihan. Untuk meningkatkan kapasitas balai dalam mengajarkan diklat,

para pengajar bukan hanya widyaiswara, tetapi juga narasumber yang

kompeten yang berasal dari perguruan tinggi lainnya, badan litbang serta

pakar-pakar lainnya. Kompetensi dan keahlian widyaiswara harus

ditingkatkan agar mempunyai sertifikat yang diakui internasional. Hal ini

menuntut peningkatan kemampuan bahasa Inggris ataupun bahasa asing

lainnya.

(21)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 11 Peningkatan kapasitas widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga pendukung lainnya dapat dilakukan dengan peningkatan akses terhadap jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi serta berbagai kegiatan yang terkait dengan capacity building baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam konteks ini, bukan hanya ditekankan pada peran widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga pendukung lainnya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pemberi manfaat. Dengan demikian, widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga pendukung lainnya tidak selalu sebagai peserta berbagai kegiatan ataupun forum, tetapi juga sebagai narasumber/tenaga ahli. Motivasi widyaiswara ataupun fasilitator dapat dipacu melalui berbagai kegiatan penelitian maupun pengkajian seperti kaji widya, perlombaan karya tulis dan fasilitasi berbagai hasil karya tulis/penelitian/ kajian agar dimuat di berbagai bulletin dan media informasi lainnya.

Ketiga adalah dalam menerapkan manajemen penyelenggaraan diklat yang kompeten. Setiap balai pelatihan harus memiliki sertifikasi penjaminan mutu berupa Sistem Manajemen Mutu standar ISO 9001: 2008.

Selain itu, akreditasi program pelatihan juga harus terus ditambah dan ditingkatkan nilainya menjadi A, sehingga mampu “dijual” ke masyarakat, terutama berbagai pemangku kepentingan di sektor pertanian. Manajemen penyelenggaraan pelatihan mencakup tahapan penyelenggaraan pelatihan mulai dari identifikasi sampai evaluasi pasca pelatihan serta aspek kurikulum, metode, durasi dan penunjang lainnya seperti pelayanan akomodasi dan konsumsi. Sistem yang diterapkan adalah Sistem Pelatihan Berbasis Kinerja dan Daya Saing yang mengarah pada pemenuhan Standar Kompetensi Kerja (SKK) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Sasaran pelatihan meliputi aparatur dan non aparatur pertanian serta

anggota masyarakat lainnya. Sasaran pelatihan ditetapkan melalui

identifikasi kebutuhan latihan yang mencakup persyaratan peserta serta

jenis materi yang benar-benar dibutuhkan. Selanjutnya, selama

penyelenggaraan maupun setelah penyelenggaraan pelatihan perlu

dilakukan evaluasi yang mencakup aspek ketenagaan, manajemen, serta

unsur pelatihan lainnya. Selain itu, program dan kegiatan yang dilakukan

(22)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 12 secara terintegrasi antar unsur pelatihan, penyuluhan, pendidikan serta sertifikasi dan standardisasi profesi pertanian perlu dilaksanakan. Kegiatan terintegrasi ini antara lain dapat diwujudkan dalam konteks pembangunan kawasan pertanian.

Lingkup materi dan kurikulum pelatihan meliputi seluruh subsektor pertanian, dari budidaya sampai pemasaran serta dukungan lainnya seperti penyuluhan dan manajemen. Di antara lingkup materi yang cukup luas tersebut, setiap balai pelatihan memiliki spesialisasi/core masing-masing dengan program pelatihan yang handal dan terakreditasi. Kurikulum dan durasi pelatihan disusun dengan mempertimbangkan tujuan dan jenis pelatihan. Pelatihan fungsional dan teknis mengalokasikan waktu praktek yang lebih banyak dibanding pelatihan manajemen, (mencapai 70-80%).

Untuk pelatihan dalam bentuk magang, memerlukan waktu yang lebih lama dan sebagian besar bentuk pembelajaran adalah praktek/di lapangan.

Tempat penyelenggaraan pelatihan dapat dilakukan diluar balai pelatihan dengan pertimbangan kesesuaian antara tujuan dengan materi pelatihan serta efisiensi. Di tingkat petani, balai pelatihan membina Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) yang merupakan lembaga pelatihan yang dikelola oleh petani yang membagikan ilmu dan pengalaman kepada petani lainnya. Peserta pelatihan P4S antara lain petani, penyuluh ataupun guru. Pelatihan di P4S umumnya lebih banyak praktek. Mengingat fungsi P4S yang potensial sebagai tempat pelatihan petani dan dapat memperluas kapasitas balai pelatihan, maka BPPSDMP terus membina dan berusaha menumbuhkembangkan P4S melalui berbagai kegiatan fasilitasi yang disesuaikan dengan kelas P4S, yaitu pemula, madya dan utama. Selain memberikan pelayanan masyarakat dalam bentuk pelatihan dan permagangan, balai pelatihan juga harus mampu memberikan jasa konsultasi dan pembinaan melalui fasilitasi dan penyelenggaraan Pusat Inkubator Agribisnis (PIA), yang secara periodik membina petani/tenant agar usahatani yang dijalankan dapat maju dan berkembang.

Menjalin kerjasama dengan lembaga/instansi lain baik instansi

pemerintah maupun swasta, dari dalam negeri maupun luar negeri menjadi

salah satu tugas utama balai sekarang ini, mengingat keterbatasan

(23)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 13 anggaran dan SDM berkualitas. Kerjasama tersebut meliputi kerjasama penyelenggaraan, sarana prasarana serta ketenagaan sesuai dengan tugas fungsinya. Manfaat kerjasama yang diharapkan bukan hanya akan dirasakan oleh balai pelatihan, tetapi lebih luas ditujukan untuk kemajuan usaha agribisnis yang dijalankan petani.

Kerjasama dalam negeri diarahkan untuk mendukung pencapaian target nasional dan ketahanan pangan serta memperluas jaringan.

Beberapa instansi yang potensial sebagai mitra kerjasama selain unit kerja di bawah Badan PPSDMP antara lain berbagai badan pengkajian, penelitian, dan pengembangan, lembaga pelatihan, serta swasta dan instansi lainnya yang bermaksud memanfaatkan sumberdaya yang ada.

Sedangkan kerjasama luar negeri dilakukan sebagai sarana transfer pengetahuan, keterampilan dan teknologi antar negara dalam kerangka kerjasama bilateral, regional maupun multilateral. Dampak kerjasama tersebut diharapkan dapat mengangkat citra balai pelatihan beserta widyaiswara ataupun fasilitator di dunia internasional. Dengan demikian diharapkan balai pelatihan dipercaya dan menjadi referensi tempat pelatihan dengan lulusan yang mampu bersaing di tingkat internasional.

E. Dukungan Anggaran

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, BBPKH Cinagara mempunyai tugas melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan (keswan) dan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) bagi aparatur dan non aparatur pertanian, maka dalam pencapaian sasaran dengan sejumlah target indikator yang telah ditetapkan yaitu : (1). Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Non Aparatur Pertanian dengan target 1.357 orang, Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian 120 orang, Layanan Internal Organisasi 17 Dokumen, Dukungan Pemantapan Sistem

Pelatihan Pertanian 12 bulan dengan anggaran sebesar Rp. 21.729.221.000,- (Dua puluh satu milyar tujuh ratus dua puluh sembilan

juta dua ratus dua puluh satu ribu rupiah). yang telah ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja (PK).

(24)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 14 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis (Renstra)

Dengan memperhatikan visi dan misi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dan tupoksi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, serta kondisi lingkungan strategis, maka ditetapkan visi dan misi BBPKH Cinagara seperti berikut :

1. Visi

Visi adalah pandangan masa depan yang berisikan cita dan citra yang hendak diwujudkan dalam waktu tertentu. Pandangan ke masa depan tersebut menyangkut kemana suatu instansi harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten, antisipatif, inovatif dan produktif.

Untuk merumuskan cita-cita tersebut, maka ditetapkan komitmen bersama mengenai gambaran masa depan yang dinginkan, yang selaras dengan keadaan lingkungan dan perubahan-perubahan yang ada.

Komitmen bersama tersebut ditetapkan dalam visi yaitu “menjadi

lembaga pelatihan yang kredibel dalam menghasilkan sumberdaya manusia profesional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta agribisnis peternakan”.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka perlu dijabarkan lebih operasional dalam misi. Dengan perumusan yang ditetapkan dalam misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui keberadaan dan peranan suatu instansi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Adapun misi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia BBPKH Cinagara

dalam memberikan pelayanan pelatihan dan konsultasi agribisnis

yang prima.

(25)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 15 b. Meningkatkan kualitas program pelatihan di bidang keswan dan kesmavet serta kewirausahaan agribisnis peternakan sesuai standar kompetensi kerja (SKK).

c. Mengembangkan rancang bangun pelatihan dan standar kompetensi kerja (SKK) serta paket pembelajaran di bidang keswan dan kesmavet serta kewirausahaan agribisnis peternakan.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana balai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pelatihan dan pelayanan konsultasi usaha agribisnis peternakan.

e. Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dengan Instansi terkait dan pelaku usaha agribisnis peternakan.

f. Mengembangkan sistem informasi, pemantauan, dan evaluasi serta pengendalian internal yang akurat dan kredibel.

3. Tujuan

Tujuan merupakan implementasi visi dan misi serta hasil yang ingin dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu lima tahun. Sejalan dengan visi dan misi BBPKH Cinagara serta pemanfaatan sumberdaya yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai ditetapkan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia BBPKH Cinagara dalam memberikan pelayanan pelatihan dan konsultasi agribisnis yang prima.

b. Meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan untuk menghasilkan aparatur dan non aparatur yang profesional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan sesuai standar kompetensi kerja (SKK).

c. Mengembangkan rancang bangun pelatihan dan standar kompetensi kerja (SKK) serta paket pembelajaran di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana pelatihan dan

mengoptimalkan pendayagunaan dalam peningkatan kualitas

(26)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 16 penyelenggaraan pelatihan dan pelayanan konsultasi usaha agribisnis peternakan.

e. Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dan jejaring kerja dengan Instansi terkait dan pelaku agribisnis peternakan.

f. Mengembangkan sistem informasi, pemantauan, dan evaluasi, serta pengendalian internal yang kredibel.

4. Sasaran

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam dalam kurun waktu tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

a. Tertatanya kelembagaan pelatihan pertanian, dengan indikator terakreditasinya lima program pelatihan, terbinanya tenant kelompok ternak sebanyak 10 kelompok, terlaksananya klasifikasi dan pembinaan P4S sebanyak 100 P4S, dan terlaksananya sistem manajemen berdasarkan standar ISO : 9001-2008 sebanyak 5 kegiatan.

b. Meningkatnya kompetensi tenaga kediklatan, dengan indikator meningkatnya kompetensi petugas kediklatan sebanyak 75 orang, dan fungsional widyaiswara serta arsiparis sebanyak 20 orang.

c. Berkembangnya diklat teknis dan fungsional bagi aparatur dan non aparatur pertanian, dengan indikator terselenggaranya diklat teknis dan fungsional apatur pertanian sebanyak 6000 orang dan diklat teknis non aparatur pertanian sebanyak 1800 orang.

d. Berkembangnya rancang bangun diklat kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dengan indikator teridentifikasinya kebutuhan latihan (IKL) sebanyak 5 kegiatan dan terlaksananya evaluasi pasca diklat, serta tersusunnya kurikulum diklat sebanyak 5 program pelatihan.

e. Tersusunnya dokumen norma standar pedoman dan kebijakan

(NSPK), dengan indikator tersusunnya, petunjuk teknis sebanyak 50

dokumen.

(27)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 17 B. Perjanjian Kinerja

Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara BBPKH Cinagara Bogor dengan Kepala BPPSDMP untuk mewujudkan target kinerja tertentu.

Perjanjian Kinerja disusun setelah DIPA diterbitkan, dan dijadikan lampiran dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja dengan Rincian seperti tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Perjanjian Kinerja BBPKH Cinagara Tahun 2016

NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Mantapnya sistem pelatihan pertanian dalam meningkatkan kompetensi aparatur pertanian dan non aparatur pertanian;

daya tarik pertanian bagi tenaga kerja muda; pelibatan

perempuan petani/pekerja dan inkubator agribisnis mendukung Agro Techno Park

Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Non Aparatur Pertanian

1.357 orang Sertifikasi Profesi Bidang

Pertanian

120 orang Layanan Internal Organisasi 17 Dok Dukungan Pemantapan Sistem

Pelatihan Pertanian

12 Bulan

Jumlah Anggaran Program Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan

Pelatihan Pertanian Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 21.729.221.000,-

(Dua puluh satu milyar tujuh ratus dua puluh sembilan juta dua ratus dua

puluh satu ribu rupiah).

(28)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 18 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA ORGANISASI

A. Pengukuran Kinerja

Manajemen kinerja merupakan proses organisasi untuk membangun kesepakatan bersama tentang apa yang ingin dicapai, apa ukuran pencapaiannya dan bagaimana cara mencapainya. Manajemen kinerja organisasi akan selaras dengan strategi organisasi di setiap tingkat jabatan di dalam oeganisasi.

BBPKH Cinagara telah menetapkan kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran keberhasilan kegiatan-kegiatan BBPKH Cinagara pada tahun 2016, berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, sebagai berikut : (1) sangat berhasil (capaian>100%), (2) berhasil (capaian 80 – 100%), (3) cukup berhasil (60 – 79%), dan (4) kurang berhasil (capaian<60%) terhadap sasaran yang telah dicapai.

B. Capaian Kinerja

Capaian Kinerja Organisasi pada BBPKH Cinagara dilakukan melalui pengukuran kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi. Hasil pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan dokumen penetapan kinerja

(performence agreement) antara Kepala BBPKH Cinagara dengan Kepala

BPPSDMP yang telah ditandatangani pada bulan Maret 2016 dan revisi penetapan kinerja terakhir pada bulan Agustus 2016.

Secara menyeluruh, hasil pengukuran kinerja BBPKH Cinagara tahun 2016

dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator

yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Standar indikator yang

digunakan untuk mengukur sasaran secara umum adalah indikator output

tetapi pada beberapa sasaran telah ditingkatkan standar indikatornya

sampai dengan indikator outcome. Jika berdasarkan Renstra BBPKH

Cinagara 2015-2019 sasaran kinerja yang ingin dicapai terdiri dari 4

(empat) indikator kinerja yaitu 1). Peningkatan kapasitas aparatur dan non

(29)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 19 aparatur pertanian, 2). Sertifikasi profesi bidang pertanian, 3). Layanan Internal Organisasi, 4). Jumlah dukungan pemantapan sistem pelatihan pertanian.

Dari 4 (empat) sasaran kinerja pada Penetapan Kinerja Tahun 2016 tersebut kemudian dijabarkan pada Indikator Kinerja antara lain : 1). Jumlah Aparatur dan Non Aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya, 2).

Jumlah sertifikasi Bidang Pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan, 3).

Jumlah layanan internal organisasi yang dihasilkan, 4). Jumlah dukungan pemantapan sistem pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan.

Hasil capaian kinerja Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara pada tahun 2016 tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Capaian Kinerja BBPKH Cinagara

Indikator kinerja Indikator Kinerja

Target fisik Realisasi anggaran

Target Reali-

sasi % Target (Rp) Realisasi

(Rp) %

1 2 3 4 6 7 8 9

1 Jumlah Aparatur dan Non Aparatur pertanian yang ditingkatkan kapasitasnya

Jumlah Aparatur dan Non Aparatur pertanian yang ditingkatkan kapasitasnya melalui pelatihan

1.282 org 1.278 99,69 4.367.200.000 4.300.762.949 98,48

a. Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui diklat teknis

532 org 527 99,06 1.481.100.000 1.463.481.349 98,81

b. Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui diklat fungsional RIHP

120 org 121 100,83 443.620.000 423.835.500 95,54

c. Jumlah non aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui Diklat teknis

300 org 300 100,00 786.340.000 775.228.900 98,59

d. Jumlah non aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui Diklat Kewirausahaan

330 org 330 100,00 1.868.410.000 1.596.217.200 85,43

(30)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 20

1 2 3 4 6 7 8 9

Jumlah Ketenagaan Pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan

75 org 75 100,00 257.130.000 243.299.750 94,62

a. Jumlah Widyaiswara yang difasilitasi dan dikembangkan

17 org 17 100,00 135.600.000 132.106.350 97,42

b. Jumlah ketenagaan teknis kediklatan yang difasilitasi dan dikembangkan

58 org 58 100,00 121.530.000 111.193.400 91,49

2 Sertifikasi Bidang Pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan

Jumlah sertifikasi Bidang Pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan

120 org 117 97,50 583.020.000 519.107.946 89,04

3 Layanan Internal Organisasi yang dihasilkan

Jumlah layanan internal organisasi yang dihasilkan

17 Dok 17 100,00 2.738.429.000 2.599.879.443 94,94

a. Jumlah dokumen program dan kerjasama pelatihan yang dihasilkan

5 dok 5 100,00 672.215.000 599.457.349 89,18

b. Jumlah

penyelenggaraan pelatihan pertanian yang dihasilkan

2 dok 2 100,00 56.650.000 55.961.200 98,78

c. Jumlah dokumen ketenagaan pelatihan pertanian yang dihasilkan

1 dok 1 100,00 144.000.000 143.426.200 99,60

d. Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi pelatihan pertanian yang dihasilkan

9 dok 9 100,00 1.865.564.000 1.801.034.694 96,54

4 Layanan Perkantoran

Jumlah dukungan pemantapan sistem pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan

12 Bulan 12 100,00 7.318.355.000 7.227.301.592 98,76

Jumlah Anggaran Program Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Tahun Anggaran 2016 termasuk self blocking :

Pagu Realisasi

(Rp.)

Persentase Sebelum Self

Blocking (Rp.)

Sesudah Self Blocking (Rp.)

Sebelum Self Blocking (%)

Sesudah Self Blocking (%) 21.729.221.000 20.178.483.000 19.855.596.930 91,38 98,40

Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2016 mencapai Rp.

19.855.596.930,- atau sebesar 91,38 %. Sedangkan realisasi fisiknya

adalah 98,38 %.

(31)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 21 Data pengukuran kinerja dapat digambarkan perkembangan pagu anggaran dari tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 1. Pagu Anggaran Tahun 2012 – 2016

Tahun anggaran 2016 pencapaian kinerja dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2. Pencapaian Kinerja Tahun Anggaran 2016

(32)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 22 Selain pencapaian kinerja dapat dilihat hasil penyerapan anggaran tahun 2016 pada grafik di bawah ini :

Grafik 3. Penyerapan Anggaran Tahun 2016

Data perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun sebelumnya.

 Nilai pencapaian indikator kinerja BBPKH Cinagara tahun 2012

berdasarkan realisasi indikator kinerja adalah 93,99%, tahun 2013 sebesar 92,94%, tahun 2014 sebesar 92,43%, tahun 2015 sebesar 94,53%, persentase tingkat capaian kinerja indikator kinerja BBPKH Cinagara mencapai kisaran 92,43% - 94,53%. Ini mencerminkan fluktuasi perkembangan realisasi serapan kinerja BBPKH Cinagara setiap tahunnya.

 Realisasi serapan anggaran BBPKH Cinagara tahun 2016 adalah

Rp. 19.855.596.930,- dari total pagu sebesar Rp. 21.729.221.000,-.

Sedangkan persentase tingkat serapan anggaran kinerja tahun 2016

adalah sebesar 91,38 %. Fluktuasi perkembangan realisasi serapan

(33)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 23 anggaran BBPKH Cinagara dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Realisasi Serapan Anggaran BBPKH Cinagara Tahun 2012 – 2016.

Tahun Pagu (Rp.) Realisasi

% Fisik

Rp. %

2012 23.296.085.000,- 21.895.214.237,- 93,99 99,86 2013 24.090.143.000,- 22.390.161.027,- 92,94 101,74 2014 15.802.182.000,- 14.605.667.065,- 92,43 103,81 2015 23.738.001.000,- 22.439.644.939,- 94,53 104,14 2016 21.729.221.000,- 19.855.596.930,- 91,38 98,32

Peningkatan SDM pertanian ditunjukkan dengan tercapainya target indikator kinerja dari 4 (empat) indikator kinerja yaitu; Jumlah Aparatur yang meningkat kompetensinya 99,39 %, Jumlah Non Aparatur yang meningkat kompetensinya 100,00 %; Jumlah Widyaiswara yang meningkat kompetensinya 100,00 %, Jumlah tenaga teknis kediklatan yang meningkat kompetensinya 100,00 %; Meningkatnya jumlah layanan internal organisasi yang dihasilkan 100,00 %; serta Jumlah layanan perkantoran yang difasilitasi dan dikembangkan 100,00 %. Pada bagian ini diuraikan hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja setiap sasaran, pembandingan data kinerja, faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran, hambatan atau kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.

Hasil pengukuran kinerja yang ditunjukkan tabel 3 diatas terlihat bahwa capaian target dari 4 (empat) indikator kinerja dapat ditunjukkan baik secara realisasi fisik maupun keuangan. Adapun kelima indikator kinerja yang memiliki indikator output terkait langsung sebagai berikut : Jumlah Aparatur dan Non Aparatur pertanian yang ditingkatkan kapasitasnya melalui pelatihan 99,69%, Jumlah ketenagaan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan 100,00%, Jumlah sertifikasi bidang pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan 97,50%.

Sedangkan 2 (dua) indikator kinerja lainnya terkait dengan manajemen dan

pelayanan perkantoran target capaian indikator kinerjanya masing-masing

yaitu; Jumlah layanan internal organisasi yang dihasilkan 100% dan

Terfasilitasinya pelayanan perkantoran 100,00 %.

(34)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 24 Adapun analisis dan evaluasi terhadap masing-masing indikator kinerja beserta capaian target indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:

a. Indikator Kinerja : Meningkatnya Kompetensi Aparatur dan Non Aparatur Pertanian (<100%)

Indikator kinerja ini bertumpu pada output Jumlah Aparatur dan Non Aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya dengan target capaian 1.282 orang. Adapun penjabaran dari indikator kinerjanya 1.282 orang tersebut meliputi : Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya 652 orang, Jumlah non aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya 630 orang.

Akumulasi serapan anggaran atau realisasi keuangan terkait dengan sasaran ini capaiannya sebesar 98,48 % sedangkan capaian target realisasi fisik 99,69 % dengan difasilitasi anggaran sebesar Rp. 4.367.200.000,-. Dari anggaran tersebut realisasi sebesar Rp. 4.300.762.949,- dapat dilihat pada masing-masing indikator di bawah ini :

1. Pada indikator kinerja jumlah aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya pada tahun 2016 melalui Diklat Teknis Aparatur sebanyak 527 orang, dengan menggunakan anggaran sebesar Rp.

1.463.481.349,-. Kegiatan diklat ini peserta meningkat kompetensinya dapat dilihat dari nilai pre test dan post test dengan prosentase kemajuan berlatih rata-rata 75,92 kategori “Memuaskan”, sedangkan pada indikator kinerja jumlah aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya melalui Diklat Fungsional RIHP sebanyak 121 orang, dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 423.835.500,- meningkat kompetensinya dilihat dari nilai pre test dan post test dengan prosentase kemajuan berlatih rata-rata 61,64 kategori “Memuaskan”.

2. Pada indikator kinerja jumlah non aparatur pertanian yang meningkat

kompetensinya melalui Diklat Teknis Non Aparatur sebanyak 300 orang,

dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 775.228.900,-. Kegiatan

diklat ini peserta meningkat kompetensinya dapat dilihat dari nilai pre test

dan post test dengan prosentase kemajuan berlatih rata-rata 109,20

kategori “Memuaskan”, sedangkan pada indikator kinerja jumlah non

(35)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 25 aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya melalui Diklat Manajemen dan Kewirausahaan Bagi Non Aparatur sebanyak 330 orang, dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 1.638.217.200,- meningkat kompetensinya dilihat dari nilai pre test dan post test dengan prosentase kemajuan berlatih rata-rata 109,38 kategori “Memuaskan”.

b. Indikator Kinerja : Meningkatnya Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian (<100%)

Indikator kinerja ini bertumpu pada output Jumlah pelatihan yang mengikuti sertifikasi profesi bidang pertanian yang ditingkatkan kompetensinya dengan target capaian 117 orang. Adapun penjabaran dari indikator kinerjanya 117 orang tersebut meliputi : Jumlah diklat kompetensi dan sertifikasi Inseminasi Buatan Bagi Inseminator yang ditingkatkan kompetensinya 60 orang dan Jumlah diklat kompetensi dan sertifikasi Juru Sembelih Halal Bagi Non Aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya 57 orang (3 orang tidak hadir), peserta setelah mengikuti diklat sertifikasi profesi semua dinyatakan kategori kompeten.

Serapan anggaran atau realisasi keuangan terkait dengan sasaran ini capaiannya sebesar 97,03 % sedangkan capaian target realisasi fisik 97,50 % dengan dukungan anggaran sebesar Rp. 519.107.946,-.

c. Indikator kinerja : Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi (≥100%).

Indikator kinerja ini bertumpu pada output Ketenagaan pelatihan yang ditingkatkan kualitasnya dengan target capaian 75 orang. Indikator kinerja tersebut meliputi : Peningkatan profesionalisme widyaiswara (17 orang) dan peningkatan tenaga teknis kediklatan (58 orang).

Akumulasi serapan anggaran atau realisasi keuangan mencapai

94,62% sedangkan target realisasi fisik 100,00%. Hal ini menunjukkan

bahwa capaian target realisasi fisik sudah sesuai rencana dan melebihi

capaian target realisasi keuangan dengan meningkatnya minat

pengembangan potensi diri sesuai dengan kompetensi keilmuan.

(36)

LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

Halaman 26 d. Indikator kinerja : Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian

(≥100%)

Indikator kinerja ini bertumpu pada output kelembagaan pelatihan yang difasilitasi dan dikembangkan, dengan target 410 orang. Indikator kinerjanya meliputi : Bimbingan teknis penyelenggaraan pelatihan bagi P4S dilokasi P4S sebanyak 360 orang yang tersebar di 12 P4S wilayah Provinsi Banten dan Jawa Barat. Khusus kelembagaan pelatihan pertanian pusat yang difasilitasi dan dikembangkan hanya 1 unit dan melalui kegiatan pelatihan pertanian dan pemberdayaan P4S sebanyak 50 orang petani binaan P4S dengan program CF-SKR.

Pada indikator ini jumlah bimbingan teknis penyelenggaraan pelatihan bagi P4S sesuai rencana sebanyak 360 orang (100%) dengan realisasi dukungan anggaran sebesar Rp. 710.289.000,- (99,17%). Untuk kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani (P4S) melalui program CF-SKR dengan melalui diklat pemberdayaan sebanyak 50 orang terealisasi 100% dengan dukungan anggaran Rp. 312.357.000,- atau sebesar 99,31%.

e. Indikator kinerja; Tersusunnya Layanan Internal Organisasi (≥100%) Capaian kinerja layanan internal organisasi target yang ingin dicapai di Tahun 2016 sebanyak 17 dokumen. Indikator kinerja dengan target 17 dokumen tersebut meliputi; Dokumen Program dan Kerjasama Pelatihan Pertanian (5 dokumen), Dokumen Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian (2 dokumen), Dokumen Ketenagaan Pelatihan Pertanian (1 dokumen), Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Pertanian (9 dokumen).

Layanan internal organisasi difasilitasi anggaran sebesar Rp.

2.738.429.000,- dari anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp.

2.599.879.443,- atau 94,32 %. Capaian kinerja pada indikator tersebut

sebesar 100%. Indikator kinerja tersebut dirinci dalam 4 (empat) kegiatan,

seperti tersaji pada tabel 4.

Referensi

Dokumen terkait

8 Padahal berdasarkan hasil penelitian Iyan (1991) pada perkebunan kelapa menunjukkan bahwa pendapatan bersih petani kelapa yang telah melakukan peremajaan lebih besar

Alat ini diharapkan dapat digunakan untuk mengendalikan zat beracun yang dikeluarkan melalui asap rokok dengan jalan mengendalikan asap rokok pada temperatur 32 o C

(1) Hasil Pengadaan yang dibiayai dari APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, dilaporkan oleh Pengguna kepada Walikota melalui Pembantu Pengelola dilengkapi dengan Berita Acara

Surat Izin Usaha Perikanan, yang selanjutnya disebut SIUP, adalah Ijin tertulis yang harus dimiliki oleh orang atau Badan Hukum Indonesia untuk melakukan

Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang dinyatakan dengan bacaan sudut dari bidikan yang ditunjukkan oleh benang diafragma tegak dapat diketahui, sehingga bila dibidikkan ke

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata

7) Mandor tidak bertanggung jawab dalam hal hasil pengujian kepadatan perkerasan jalan, kecuali pemadatan dilakukan oleh pekerja. 8) Koordinasi antara mandor dengan

Cerita bergambar adalah cerita yang menjadi inti dari ceritanya adalah narasinya sedangkan gambar atau ilustrasi hanya sebagai pelengkap dan hanya menceritakan