27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 6 Surakarta yang beralamat di Jl. Mr.Sartono No.30 Surakarta. Alasan dan pertimbangan memilih SMA Negeri 6 sebagai tempat penelitian sebagai berikut :
a. Keterbukaan pihak sekolah untuk memberi ijin dalam melaksanakan penelitian di kelas X MIA 1
b. Terdapat permasalahan dalam hasil belajar peserta didik sesuai kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi yang belum maksimal.
c. Di SMA Negeri 6 Surakarta dalam pembelajaran geografi belum pernah menerapkan model pembelajaran active learning type Question Student Have (QSH).
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakanakan pada bulan Januari 2015 sampai selesai.
Tahap kegiatan penelitian ini dimulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai penyusunan laporan penelitian dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian
Jenis Kegiatan Jan 2015
Feb 2015
Mar 2015
Apr 2015
Mei 2015
Juni 2015
Juli 2015
Agst 15- Mar 16
Apr 2016
Mei 2016 1. Persiapan penelitian
a. Koordinasi dengan pihak sekolah b. Diskusi dengan guru
untuk mengidentifikasi masalah
c. Penyusunan proposal penelitian
d. Membuat perangkat pembelajaran dan instrumen pembelajaran e. Membuat simulasi
pelakasanaan tindakan 2. Pelaksanaan penelitian
a. Siklus I
- Perencanaan - Pelaksanaan
Tindakan - Observasi - Refleksi b. Siklus n 3. Penyusunan
laporan/skripsi a. Analisis data b. Menyusun
laporan/skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang memerlukan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Burns dalam Sanjaya (2009: 25) penelitian tindakan kelas adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi.
Arikunto (2014: 2-3) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi tiga kata, yaitu :
1. Penelitian
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan
Tindakan adalah sesutu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian bebentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bersifat kolaboratif antara guru dan observer, maksudnya adalah peneliti berperan sebagai observer sedangkan guru sebagai pengajar dalam kegiatan peneltian. Berdasarkan tujuan penelitiannya, penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini lebih memfokuskan untuk menjelaskan fakta, data, serta keadaan yang sebenarnya terjadi dalam proses pembelajaran.
Arikunto (2014: 16) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan PTK memiliki beberapa tahapan pelaksanaan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Berikut ini merupakan tahapan pelaksanaan PTK yang digambarkan ke dalam bagan siklus sebagai berikut :
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2014: 16)
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA 1 SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan kelas X MIA 1 ini dikarenakan pada saat observasi awal ditemukan permasalahan dalam proses kegiatan pembelajaran serta dari data hasil belajar rata-rata peserta didik menunjukkan nilai rata-rata kelas tersebut belum dapat mencapai nilai ketuntasan minimal dalam mata pelajaran geografi.
D. Data dan Sumber Data 1. Data
Data dan sumber data dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang meliputi data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi mengenai kegiatan proses pembelajaran guru dan peserta didik yang diperoleh dari data hasil observasi, angket,
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
?
tes, wawancara dan dokumentasi. Data sekunder berupa dokumen lembar kerja peserta didik, daftar nilai peserta didik, program semester (PROMES), silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:
a. Peserta didik kelas X MIA 1 SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 sebagai subyek penelitian.
b. Guru geografi kelas X MIA 1 SMA Negeri 6 Surakarta sebagai informan dalam penelitian.
c. Dokumen, meliputi daftar nilai peserta didik, program semester, silabus, dan RPP.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam setiap penelitian. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel tindakan dan variabel harapan, yaitu:
a. Variabel tindakan
Variabel tindakan dalam penelitian ini adalah model active learning tipe question student have
b. Variabel harapan
Variabel harapan dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian dibutuhkan data relevan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data yang diperlukan agar mendapatkan data yang valid. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengukur hasil belajar
peserta didik yang meliputi hasil belajar kompetensi sikap, hasil belajar kompetensi pengetahuan, dan hasil belajar kompetensi keterampilan. Hasil belajar kompetensi sikap diukur dengan teknik observasi dan angket, teknik observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer dan teknik angket dilakukan dengan cara memberikan lembar angket penilaian diri yang diisi oleh peserta didik, yang kemudian dicari reratanya. Hasil belajar kompetensi pengetahuan diukur dengan menggunakan teknik tes yang berisi 20 soal pilihan ganda yang dikerjakan peserta didik pada setiap akhir siklus. Hasil belajar kompetensi keterampilan diukur dengan teknik observasi menggunakan lembar observasi penilaian unjuk kerja yang diisi oleh observer. Berikut ini rincian teknik pengumpuan data yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. Syaodih Sukmadinata (2012: 220) meyebutkan teknik observasi dapat dibedakan menjadi observasi partisipatif (Participatory observation) dan observasi nonpartisipatif. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi nonpartisipatif, karena peneliti berperan sebagai pengamat dan tidak itu serta dalam kegiatan. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar sikap dan hasil belajar keterampilan peserta didik serta penilaian guru pada proses pembelajaran geografi. Kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 3.2, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 (instrumen dapat dilihat pada Lampiran 8, 9, dan 10)
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Observasi Sikap Peserta Didik pada Proses Pembelajaran
No Aspek Jumlah Butir Nomor Butir
1. Sikap terhadap proses pembelajaran 7 1,2,3,4,5,6,7 2. Ketertarikan terhadap materi 6 8,9,10,11,12,13 3. Interaksi peserta didik dalam
kelompok
7 14,15,16,17,18,19,20 Sumber : Lampiran 8
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Observasi Keterampilan Peserta Didik pada Proses Pembelajaran
No Indikator
1 Penyampaian
2 Penampilan
3 Komunikasi Verbal
4 Tanggapan Terhadap Pertanyaan 5 Hasil diskusi
Sumber : Lampiran 9
Tabel 3.4. Kisi–kisi Lembar Observasi Penilaian Guru pada Proses Pembelajaran
No Aspek Jumlah Butir Nomor Butir
1. Kemampuan membuka pelajaran 5 1,2,3,4,5
2. Sikap guru dalam proses pembelajaran 7 1,2,3,4,5,6,7
3. Penguasaan materi hidrosfer 3 1,2,3
4. Proses pembelajaran 8 1,2,3,4,5,6,7,8
5. Evaluasi pembelajaran 2 1,2
6. Kemampaun menutup pelajaran 5 1,2,3,4,5
Sumber : Lampiran 10 b. Wawancara
Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran geografi kelas X MIA 1 SMA Negeri 6 Surakarta. Wawancara terhadap guru dimaksudkan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran, penentuan tindakan, dan kondisi setelah dilaksanakannya tindakan. Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 (instrumen dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7)
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Awal Proses Pembelajaran Geografi
No Aspek Jumlah
Butir
Nomor Butir
1. Pembelajaran geografi 3 1,2,3
2. Permasalahan dalam proses pembelajaran geografi 1 4,5
3. Sumber belajar 1 6
Sumber : Lampiran 6
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran
No Aspek Jumlah
Butir
Nomor Butir
1. Respon peserta didik 1 2
2. Kelebihan model active learning tipe Question 1 3
Student have
3. Kekurangan model active learning tipe Question Student have
1 4
4. Penerapan model active learning tipe Question Student have
2 1, 5
Sumber : Lampiran 7 c. Angket
Angket dalam penelitian ini diggunakan untuk memperoleh data primer terkait dengan proses pembelajaran. Angket yang diberikan pada peserta didik berupa angket sikap peserta didik pada saat proses pembelajaran dan angket kepuasan peserta didik terhadap proses pembelajaran geografi menggunakan model active learning tipe question student have, dengan menganalisis informasi yang diperoleh dari angket dapat diketahui peningkatan sikap peserta didik sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar kompetensi sikap pada peserta didik kelas X MIA 1. Angket ini berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab peserta didik dengan cara memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda check (centang). Kisi-kisi lembar angket dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9 (instrumen dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12).
Angket yang digunakan untuk penelitian ini mengacu pada Likert.
Menurut Mardapi (2008: 117-118) skala Likert memiliki 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Tabel 3.7 Skor Penilaian Angket
Skor untuk aspek yang dinilai Skor (+) (-) SS. Sangat setuju
S. Setuju TS. Tidak setuju STS. Sangat tidak setuju
4 3 2 1
1 2 3 4 Sumber : Sudjana, 2012 dimodifikasi
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Angket Penilaian Sikap Peserta Didik
No Aspek Indikator
Nomor Butir Angket Positif Negatif 1. Sikap terhadap tujuan
dan isi mata pelajaran geografi
1. Paham dan yakin akan akan pentingnya tujuan dan isi pelajaran geografi 2. Kemauan mempelajari dan
menerapkan materi pelajaran geografi
1, 2, 3, 4 5, 6, 7, 16
2. Sikap terhadap cara mempelajari mata pelajaran geografi
1. Keseriusan dalam mempelajari pelajaran geografi
2. Senang membaca atau mempelajari buku geografi
10, 11, 22 17, 18, 19, 20,21
3. Sikap terhadap guru yang mengajar geografi
1. Cara mengajar guru pelajaran geografi
2. Interaksi peserta didik dengan guru
8, 9 12, 13, 14,
15
4. Sikap terhadap upaya memperdalam mata pelajaran geografi
1. Upaya memperdalam mata pelajaran geografi
24, 25 23
Sumber : Lampiran 11
Tabel 3.9 Kisi–Kisi Angket Kepuasaan Peserta Didik
No Aspek Jumlah Butir Nomor
Butir
1. Proses Pembelajaran Geografi 2 1, 2
2. Materi Geografi 3 3, 4, 5
3. Interaksi Guru dan Peserta Didik 2 6, 7
4. Hasil Belajar Geografi 3 8, 9, 10
Sumber : Lampiran 12
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data sekunder yang dapat melengkapi kebutuhan data dalam proses penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji berbagai arsip yang diguanakan dalam proses pembelajaran, yaitu: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil tes, hasil observasi, pengambilan gambar, dan dokumen selama proses pembelajaran.
e. Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang akan disampaikan. Pelaksanan tes dilakukan pada awal sebelum dilaksanakannya siklus (pre-test) dan pada akhir setelah dilaksanakannya siklus (post-test). Hasil tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar kompetensi pengetahuan peserta didik setelah kegiatan pemberian tindakan pada setiap siklus.
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan jumlah 20 soal pilihan ganda. Instrumen tes tertulis disusun oleh peneliti yang mengukur 4 aspek yaitu aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), aspek mengaplikasikan (C3), dan aspek menganalisis (C4). Kisi-kisi lembar instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.10, 3.11, dan Tabel 3.12 (instrumen dapat dilihat pada Lampiran 13, 15, dan 17).
Tabel 3.10 Kisi–kisi Instrumen Tes Pra Siklus
Kompetensi Dasar No Indikator Sebaran Soal
C1 C2 C3 C4
3.6 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfer.
1. Mendeskripsikan pantai dan pesisir
1,2 3
2. Mengklasifikasikan jenis- jenis laut
4 5
3. Mengidentifikasi morfologi laut
9 6,7,8
4. Menjelaskan gerakan air laut 11,14 12,15, 16
10,13,
5. Mengidentifikasi kualitas air 18 17
6. Menjelaskan potensi peraiaran laut
19 20
Sumber : Lampiran 13
Tabel 3.11 Kisi–kisi Instrumen Tes Siklus I
Kompetensi Dasar No Indikator Sebaran Soal
C1 C2 C3 C4
3.6 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfer.
1. Mendeskripsikan pantai dan pesisir
4,7 1
2. Mengklasifikasikan jenis- jenis laut
2 3
3. Mengidentifikasi morfologi laut
8 5,6,15
4. Menjelaskan gerakan air laut 10,18 11 9,12,
13,14 5. Mengidentifikasi kualitas air 17,19 6. Menjelaskan potensi
peraiaran laut
20 16
Sumber : Lampiran 15
Tabel 3.12 Kisi–kisi Instrumen Tes Siklus II
Kompetensi Dasar No Indikator Sebaran Soal
C1 C2 C3 C4
3.6 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfer.
1. Mengidentifikasi kerusakan DAS
2,5 15 9
2. Menjelaskan upaya pelestarian DAS
11 1,3,7, 13,19 3. Menjelaskan karakteristik
DAS
10,12, 17,18
6 8,16
4. Menjelaskan pemanfaatan DAS
4,20 14 Sumber : Lampiran 17
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Keakuratan data yang didapat sangatlah penting, karena data yang dikumpulkan menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Oleh karena itu dalam mengumpulkan data dalam suatu penelitian diperlukan adanya validitas instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan harus valid agar data yang diperoleh merupakan data yang valid pula, sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan penelitian sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Validitas isi adalah validitas yang ditinjau dari segi isi instrumen itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar kompetensi pengetahuan. Dalam hal ini validitas isi digunakan untuk instrumen tes yang mewakili materi pelajaran yang telah diajarkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Instrumen observasi, wawancara, angket dan tes dapat dikatakan memenuhi validitas konstruk apabila butir-butir item pada instrumen sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Pada validitas konstrak instrumen dikonstruksi dari aspek-aspek
yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu dan selanjutnya untuk memvalidasi instrumen dalam kaitannya dengan validitas konstruk, cukup dilakukan oleh para ahli, sehingga disarankan instrumen perlu dinilai (dijudge) oleh ahlinya.
Sebagaimana validitas isi, validitas konstuk dalam indikator ketercapaian kompetensi dasar juga disesuaikan dengan kurikulum. .
Reliabilitas adalah derajat ketepatan ketelitian atau keakuratan yang ditujukan oleh instrumen pengukuran. Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat tersebut dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlebihan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan pada waktu yang berlainan dan menunjukkan hasil yang tetap atau sama.
Kegunaan reliabilitas data adalah untuk mengetahui atau menunjukkan keajekan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Menurut Masidjo (2010: 209) klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,91 – 1,00 : Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 : Tinggi
0,41 – 0.70 : Cukup 0,21 – 0,40 : Rendah
Negatif – 0,21 : Sangat Rendah
1. Instrumen Tes Hasil Belajar Kompetensi Pengetahuan
Instrumen tes tertulis yaitu untuk mengukur hasil belajar kompetensi pengetahuan peserta didik. Tes diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut sudah memenuhi persyaratan. Tes tersebut harus diuji validitasnya dengan menggunakan validitas isi dan validitas butir soal. Validitas butir soal dihitung menggunakan uji kesahihan butir soal Pearson Product Moment Correlation. Selain uji validitas tersebut, dilakukan uji reliabilitas, indeks kesukaran soal tes, dan uji daya beda soal. Tes bisa dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Hasil uji validitas, uji reliabilitas, indeks kesukaran soal tes, dan uji daya beda soal yaitu sebagai berikut
a. Validitas Soal Tes
Validitas soal pra siklus (pretest) diperoleh analisis butir soal hasil hitung pertama dari 30 butir soal pilihan ganda terdapat 23 butir soal yang valid, 7 butir soal yang tidak valid. Pada hasil hitung kedua diperoleh 21 butir soal valid dan 2 butir soal invalid. Dari 21 butir soal tersebut kemudian diambil 20 butir soal.
Validitas soal tes siklus I dari hasil hitung pertama terdapat 30 butir soal pilihan ganda, diperoleh 22 butir soal valid dan 8 butir soal invalid. Pada hasil hitung kedua diperoleh 21 butir soal valid dan 1 butir soal invalid. Dari 21 butir soal diambil sebanyak 20 butir soal. Validitas soal tes siklus II dari hasil hitung pertama terdapat 30 butir soal, diperoleh 23 butir soal valid dan 7 butir soal invalid. Pada hasil hitung kedua diperoleh 22 butir soal valid dan 1 butir soal invalid. Dari 22 butir soal diambil sebanyak 20 butir soal. Dimana r tabel untuk uji korelasi product moment N 30 yaitu 0,361 dan bila r hitung ≥ 0,361 maka butir soal dinyatakan valid.
b. Reliabilitas Soal Tes
Hasil uji reliabilitas soal tes pra siklus diperoleh nilai r-hitung 0,765392 (klasifikasi reliabilitas soal pretest termasuk pada kategori tinggi). Perhitungan soal siklus I diperoleh nilai r-hitung 0,69941 (klasifikasi reliabilitas soal pretest termasuk pada kategori cukup). Perhitungan soal siklus II diperoleh nilai r- hitung 0,67192 (klasifikasi reliabilitas soal pretest termasuk pada kategori cukup).
c. Uji Taraf Kesukaran Soal Tes
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk meningkatkan usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik putus asa karena merasa tidak mampu untuk menyelesaikan soal dengan baik. Menurut Arikunto (2010: 209-210) klasifikasi derajad kesukaran soal tes sebagai berikut.
Soal dengan P (Indeks Kesukaran) 0,00 - 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P (Indeks Kesukaran) 0,31 - 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P (Indeks Kesukaran) 0,71 - 1,00 adalah soal mudah
Setiap siklus disiapkan 30 butir soal kemudian dihitung indeks kesukarannya. Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran terhadap soal yang valid, soal tes pra siklus terdapat 1 soal mudah dan 20 soal sedang. Pada soal tes siklus I terdapat 1 soal mudah, 17 soal sedang dan 3 soal sukar. Pada soal tes siklus II terdapat 3 soal mudah, 16 soal sedang dan 3 soal sukar.
d. Daya Beda Soal Tes
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Menurut Arikunto (2010: 213-218) klasifikasi derajad kesukaran soal tes sebagai berikut.
D = 0,00 - 0,20 adalah jelek (poor)
D = 0,21 - 0,40 adalah cukup (satisfactory) D = 0,41 - 0,70 adalah baik (good)
D = 0,71 – 1,00 adalah baik sekali (excellent)
D = negatif, maka semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai d negatif sebaiknya dibuang saja
Setiap siklus disiapkan 30 butir soal kemudian dihitung daya bedanya.
Berdasarkan perhitungan daya beda terhadap soal yang valid, soal tes pra siklus terdapat 3 soal dengan daya beda jelek, 9 soal dengan daya beda cukup, dan 9 soal dengan daya beda baik. Pada soal tes siklus I terdapat 2 soal dengan daya beda jelek, 12 soal dengan daya beda cukup, dan 7 soal dengan daya beda baik.
Pada soal tes siklus II terdapat 2 soal dengan daya beda jelek, 17 soal dengan daya beda cukup dan 3 soal dengan daya beda baik.
2. Instrumen Angket Penilaian Diri Peserta Didik
Validitas instrumen angket menggunakan validitas konstrak (construct validity). Pada validitas konstrak instrumen dikonstruksi dari aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu yang selanjutnya dikonsultasikan kepada
ahli, yaitu dua dosen Pendidikan Geografi UNS dan satu guru Geografi SMA Negeri 6 Surakarta. Setelah pengujian konstrak dari ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Pengujian validitas konstruks pada data yang diperoleh dari hasil ujicoba dilakukan dengan validitas item.
Angket penilaian diri peserta didik telah diuji validitasnya menggunakan rumus Pearson Product Moment Correlation dan reliabilitas menggunakan dihitung dengan menggunakan excel. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil dari 35 butir pernyataan terdapat 29 butir pernyataan yang valid, dan 6 butir pernyataan yang tidak valid. Pada hasil hitung kedua diperoleh 26 butir pernyataan valid dan 3 pertnyaan tidak valid, dari 26 butir pernyataan yang valid kemudian diambil 25 pernyataan yang digunakan untuk angket penilaian diri peserta didik.
Reliabilitas untuk angket penilaian diri peserta didik diperoleh nilai r-hitung 0,702031, artinya reliabilitas angket tersebut masuk kategori tinggi.
3. Instrumen Observasi Sikap dan Keterampilan Peserta Didik
Instrumen observasi yaitu untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Instrumen berupa lembar observasi pada penelitian ini yaitu lembar observasi penilaian sikap peserta didik pada proses pembelajaran. Lembar observasi penilaian sikap dan lembar observasi keterampilan peserta didik dilakukan secara teoretis dan sudah sesuai dengan poin-poin pernyataan yang terdapat dalam lembar observasi. Lembar observasi tersebut telah dilakukan validitasnya oleh para ahli yaitu dosen pendidikan geografi FKIP UNS.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2013:334). Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah hasil pembelajaran geografi. Data hasil pembelajaran peserta didik diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan berdasarkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil
belajar kompetensi sikap dan keterampilan peserta didik diperoleh berdasarkan hasil pengamatan saat proses pembelajaran. Hasil belajar kompetensi pengetahuan diperoleh dari pemberian soal tes evaluasi pada akhir setiap siklus.
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu dengan mengidentifikasi kinerja peserta didik dan guru selama proses penerapan tindakan pada setiap siklus yang dilakukan. Sedangkan Data kuantitatif dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil hitung dari statistik deskriptif, dalam hal ini yaitu membandingkan rerata nilai kompetensi dasar menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfer saat prasiklus, siklus I dan siklus II. Hasil akhir analisis akan menjadi bahan untuk menyusun rencana perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya sampai mendapat kesimpulan penelitian.
Analisis data hasil belajar geografi pada kompetensi dasar menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfer yaitu pada data hasil belajar kompetensi sikap diukur dengan menjumlah nilai dari lembar observasi yang diisi oleh observer dan lembar angket yang diisi oleh peserta didik yang kemudian dicari reratanya, dengan kriteria ketuntasan berdasarkan KKM, kemudian analisis data peningkatan hasil belajar kompetensi sikap dilakukan dengan membandingkan hasil rerata penilaian observasi dan angket penilaian diri peserta didik pada siklus I dan siklus II. Data hasil belajar kompetensi pengetahuan diperoleh dari nilai tes dengan kriteria ketuntasan berdasarkan KKM, kemudian analisis data peningkatan hasil belajar kompetensi pengetahuan dilakukan dengan membandingkan nilai tes geografi pada kompetensi dasar menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfer saat prasiklus dengan data nilai geografi setelah siklus I dan siklus II. Serta data hasil belajar kompetensi keterampilan diperoleh dari rata nilai hasil tugas dan presentasi dengan kriteria ketuntasan berdasarkan KKM, kemudian analisis data peningkatan hasil belajar keterampilan dilakukan dengan membandingkan rata-rata nilai hasil tugas dan presentasi pada siklus I dan siklus II.
H. Indikator Capaian Penelitian
Indikator pencapaian digunakan untuk acuan dalam menentukan ketercapaian tujuan penelitian. Indikator pencapaian dibuat berdasarkan teori-teori yang mendukung dalam penelitian. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila dapat mencapai indikator yang telah ditetapkan, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi. Standar nilai KKM pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 6 Surakarta yaitu 75, hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2014: 131) yang menyatakan bahwa dilihat dari segi proses, pembentukan kompetensi karakter dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Adapun indikator pencapaian dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.13 Indikator Keberhasilan Penelitian No Aspek yang
diukur
Persentase Target Capaian
Cara Mengukur
1 Kompetensi Sikap
75% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan angket penilaian diri, dihitung dari jumlah peserta didik yang menampakkan kesungguhan dalam pelajaran.
2 Kompetensi Pengetahuan
75% Dihitung dari jumlah peserta didik yang memperoleh nilai diatas KKM berdasarkan hasil evaluasi.
3 Kompetensi Keterampilan
75% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah peserta didik yang menampakkan kesungguhan dalam pelajaran.
(Sumber: KKM Mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 6 Surakarta)
I. Prosedur Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil pembelajaran peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran active learning type question student have (QSH) yang ditunjukkan dengan 75% peserta didik telah tuntas mempelajari materi yang diberikan.
Langkah – langkah pada penelitian ini yaitu meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan siklus. Pada tahap pelaksanaan siklus memiliki empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Berikut ini pemaparan tentang hal-hal dalam setiap tahapan yang dilakukan.
1. Tahap Persiapan
Sebelum dilaksanakannnya penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu melaksanakan tahap persiapan. Berikut penjelasan kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan :
a. Permintaan ijin pada Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran geografi SMA Negeri 6 Surakarta.
b. Observasi awal untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran geografi secara langsung di SMA Negeri 6 Surakarta.
c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Geografi kelas X MIA 1 yang telah dilakukan
d. Menentukan tindakan atau solusi dari masalah yang ada yaitu dengan penggunaan model pembelajaran active learning type question student have (QSH)
2. Tahap Perencanaan
Setelah dilakukan identifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar geografi di kelas X MIA 1, maka sebagai pelaksanaan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran active learning type question student have (QSH). Dalam tahap perencanaan ini dilakukan penyususunan beberapa
instrumen penelitian yang diperlukan yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tes formatif, lembar observasi sikap peserta didik, angket penilaian diri peserta didik, lembar obervasi keterampilan peserta didik, lembar observasi kepuasan peserta didik, dan lembar observasi guru.
3. Tahap Pelaksanaan / Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan implementasi serta tindakan dari rencana yang telah dibuat. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan penerapan metode pembelajaran yang dipilih yaitu Question Student Have, dalam pembelajaran geografi di kelas X MIA 1 SMA Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Tindakan ini digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi yaitu untuk meningkatkan hasil belajar geografi peserta didik.
4. Tahap Observasi
Pada kegiatan observasi/ pengamatan yang berperan sebagai pelaksana tindakan adalah guru mata pelajaran Geografi, sedangkan peneliti hanya berperan sebagai pengamat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dibantu oleh observer. Pengamatan difokuskan pada implementasi model active learning type Question Student Have, yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan tindakan, kinerja guru dalam pembelajaran, mencatat secara langsung respon serta aktivitas peserta didik dalam pembelajaran serta partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang dapat dinilai melalui lembar observasi dan pengisian angket.
5. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan mencakup analisis, interpretasi, dan evaluasi terhadap informasi yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Hasil dari refleksi ini akan digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan dalam menyusun perencanaan tindakan selanjutnya.
Apabila hasil tindakan dari siklus I belum mencapai target, maka dilakukan perbaikan untuk dilaksanakan di siklus berikutnya dengan melakukan perbaikan
pada kekurangan yang terjadi diproses pembelajaran siklus I. Jika hasil sudah mencapai indikator keberhasilan maka tindakan atau siklus dapat dihentikan.
Dari keempat tahapan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dibuat contoh skematik kegiatan inti penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian Identifikasi Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Perencanaan
Jika belum mencapai keberhasilan indikator lanjut ke siklus berikutnya Tercapai target penelitian
yaitu 75% berhenti pada siklus ini, jika belum selesai
dilanjutkan siklus ke-n
Hasil Refleksi dan Perbaikan Pemecahan
Masalah
Observasi
Refleksi
Refleksi Observasi Perencanaan
S I K L U S Ke-1
S I K L U S Ke-II