• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penjualan peralatan alat konstruksi maupun alat berat dari perusahaan induknya PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penjualan peralatan alat konstruksi maupun alat berat dari perusahaan induknya PT"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

54    3.1 Latar Belakang Perusahaan

PT Tera Factor Indonesia merupakan anak perusahaan penyewaan serta penjualan peralatan alat konstruksi maupun alat berat dari perusahaan induknya PT Intraco Penta Group yang dibangun pada tahun 1986 dan sebelumnya dikenal sebagai PT Intraco Duta. Di tahun 2001, perusahaan tersebut merubah namanya menjadi PT Terra Factor Indonesia pada 31 maret 2010 dan dipercaya oleh PT Intraco Penta, Tbk untuk menyelesaikan misinya menjadi pemimpin pada industri solusi penyewaan dan penjualan alat berat. Lebih dari 2 dekade, PT Terra Factor Indonesia telah melayani customer vital dalam berbagai infrastruktur, kehutanan, minyak dan gas serta melayani sektor industri pertambangan.

PT Terra Factor Indonesia selalu membangun kepercayaan yang tinggi dan kepuasan pelayanan bagi para customer-nya melalui ketersediaan dan keandalannya dalam memberikan solusi melalui kehadiran geografis yang cukup kuat, pelayanan yang premium, menghadirkan nilai yang tinggi serta penjadwalan alat maupun mesin yang tepat bagi para customernya. Saat ini perusahaan telah memiliki lebih dari 30 affiliasi dalam skala nasional dan didukung oleh 3 cabang utamanya di kota Jakarta, Kalimantan, dan Mandau serta mendapat dukungan dari group perusahaan.

(2)

3.1.1 Alasan Perusahaan Berfokus pada Penyewaan

PT Terra Factor Indonesia saat ini lebih berfokus pada penyewaan alat berat atau peralatan konstruksi lainnya disebabkan oleh berbagai macam pertimbangan, yaitu :

1) Tidak tersedianya modal investasi. Melalui cara sewa, modal kita tidak akan dipaksakan dan tidak ada kekhawatiran terhadap biaya kepemilikan alat.

2) Kuatnya tujuan pinjaman. Melalui cara sewa, pada neraca saldo perusahaan nantinya tidak akan tercatat sebagai kewajiban. Oleh karena itu, hutang pada ratio ekuitas anda akan tetap rendah.

3) Meningkatkan ROE perusahaan (Return On Equity). Menyewa akan dicatat sebagai penghasilan tambahan tanpa perlu adanya tambahan modal. Hal ini tentu akan meningkatkan ROE perusahaan anda yang merefleksikan kinerja organisasi anda.

4) Fleksibilitas pada proyek. Melalui cara sewa, kita dapat melakukan kontrak secara musiman, sementara, atau pekerjaan khusus.

5) Jaminan kinerja. Peralatan yang disewa akan datang dengan jaminan bebas resiko dan meyakinkan proyek anda bahwa peralatan akan di-service dan dipelihara dengan baik selama pengerjaan proyek anda.

6) Mengurangi biaya overhead. Dengan menyewa, maka perusahaan dapat memotong biaya dengan menghilangkan kebutuhan terhadap penyimpanan, pemeliharaan, perbaikan, layanan pada area, dan dukungan staff untuk pemeliharaan.

(3)

7) Layanan selama 24/7 hari melalui jaringan web site.

3.1.2 Rental Fleet

Dengan hampir 200 peralatan yang tersedia untuk disewakan, PT Terra Factor Indonesia dapat melayani seluruh kebutuhan penyewaan peralatan yang diinginkan oleh customer-nya. Peralatan alat berat yang disewakan maupun yang dijual antara lain :

1) Dozers : traktor yang dipasangkan blade dibagian depannya. Blade berfungsi untuk mendorong, atau memotong material yang ada didepannya.

2) Articulated Haulers : jenis truk digunakan untuk mengangkut beban di medan kasar, dan tak beraturan.

3) Hydraulic Excavators : peralatan konstruksi yang berat yang memiliki tiang piston, ceruk, dan kabin yang dapat diputar ke segala arah.

4) Rigid Haulers : sama seperti articulated hauler, namun lebih kaku dan hanya digunakan pada kondisi permukaan datar.

5) Wheel Loaders : sebuah kendaraan alat berat yang biasa digunakan untuk menceruk dan mengisi bahan-bahan yang akan dipindahkan ke tempat lainnya.biasanya pasir dan batu cor.

6) Cranes : Jenis mesin yang umumnya dilengkapi dengan tiang-tiang beserta tali kawat dan rantai kerek yang dapat digunakan untuk menggangkat dan menurunkan serta memindahkan material secara horizontal.

7) Motor Grades : mesin pembajak tanah

(4)

8) Truck

9) Vibratory Compactors : alat berat yang biasa digunakan untuk meratakan permukaan tanah, biasanya digunakan pada konstruksi pengaspalan jalan.

10) Hydraulic Breakers : adalah sebuah alat berat yang biasa digunakan untuk menghancurkan konstruksi beton dan batu yang besar yang memiliki palu yang dipasangkan pada mata excavator.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan 1) Visi PT Terra Factor Indonesia

(1) Menjadi perusahaan penyedia jasa penyewaan peralatan berat maupun peralatan konstruksi terbaik dan terpercaya.

2) Misi PT Terra Factor Indonesia

(1) Fokus pada kepuasan pelanggan dengan menyediakan jasa penyewaan yang komprehensif dan mampu memberikan solusi kepada pelanggan.

(2) Melakukan kegiatan bisnis dengan integritas dan keterbukaan untuk memperoleh kepercayaan dari pelanggan.

(5)

3.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Sumber : PT Terra Factor Indonesia

(6)

3.3.1 Uraian Tugas dan Wewenang Direktur Utama:

1) Mengawasi dan mengatur kinerja perusahaan.

2) Mengawasi dan berhak meminta pertanggung jawaban tindakan dan kebijakan yang diambil oleh General Manager serta Business Controller.

3) Menetapkan dan mengambil langkah-langkah strategis bagi perusahaan.

4) Menentukan solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan.

5) Berusaha membawa seluruh staff untuk berjalan sesuai arah dan tujuan perusahaan.

6) Berhak meminta laporan-laporan terkait dari seluruh divisi untuk menganalisa, merencanakan langkah kerja kedepan, mensosialisasikan perencanaan, sampai pada pengambilan keputusan.

General Manager:

1) Mengawasi dan menentukan kebijakan bagi divisi di bawahnya serta membawa seluruh anggotanya kea rah dan tujuan yang direkomendasikan Direktur Utama.

2) Membantu Direktur Utama dalam memberikan solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi dan memproyeksikan keadaan perusahaan menurut pandangan 3) Berhak untuk menerima laporan-laporan dari setiap divisi setiap periode yang

ditentukan dan selanjutnya membuat laporan tinjauan perusahaan dan dipresentasikan kepada Direktur Utama.

4) Menjalin hubungan kerjasama dengan aliansi-aliansi bisnis yang lainnya.

(7)

Secretary:

1) Berkewajiban mengatur dan melaksanakan jadwal rapat atau pertemuan General Manager dengan klien bisnisnya, membuat presentasi, pengarsipan, dokumentasi hasil rapat.

2) Bertanggung jawab dalam penerimaan dan distribusi surat, E-mail, telephone kepada klien maupun rekan bisnis.

Business Controller:

1) Mengontrol kegiatan bisnis perusahaan.

2) Mengetahui dan menyetujui kontrak dengan klien , transaksi pembelian barang, dan mengontrol kegiatan proyek

3) Menyetujui adanya investasi bagi pengadaan alat berat maupun mesin yang baru untuk mendukung operasional perusahaan atau dijual kembali untuk mendatangkan profit.

4) Memonitor dan mengarahkan segala proses kontrak agar berjalan sesuai dengan prosedur.

5) Menjaga hubungan (relationship) dengan pihak bank / leasing 6) Mengecek laporan keuangan yang akan diserahkan kepada direktur.

Operational Manager:

1) Mengawasi, mengarahkan, dan mengkoordinasi setiap bagian wilayah/cabang/job sites dalam unit usaha yang dipimpinnya.

2) Membantu setiap bagian operational wilayah/cabang dalam menjembatani pertukaran data dan informasi dengan pusat.

(8)

3) Membantu General Manager dalam merencanakan dan merumuskan langkah kerja kedepan kepada setiap operational di wilayah/cabang.

Finance Manager:

1) Bertanggung jawab atas kegiatan keuangan perusahaan.

2) Pengendalian atas anggaran perusahaan.

3) Memeriksa dan menandatangani laporan harian dan laporan rekonsiliasi bank 4) Memberikan saran kepada Business Controller mengenai keadaan keuangan

bisnisnya dan mengajukan pembelian untuk menambah operasional atau untuk menggantikan peralatan yang breakdown dengan membuat surat pengajuan pembelian atau pengeluaran kas untuk proyek dan menandatangani surat tersebut.

5) Membuat laporan kas (cash flow) keuangan.

Accounting Manager:

1) Memimpin divisi akuntansi dalam mengahasilkan laporan keuangan yang update sebagai dasar pengambilan keputusan yang akan digunakan Business Controller maupun Direktur.

2) Membuat laporan keuangan perusahaan 3) Membuat laporan pajak bulanan dan tahunan

4) Mengawasi divisi akuntansi seperti kasir, petugas penagih, bagian kas, dan bagian pembukuan kecil.

(9)

Procurement Manager:

1) Membuat pertemuan dengan para supplier dan vendor bisnis lainnya untuk melakukan penawaran harga, persetujuan pengadaan alat, maupun untuk menangani hubungan dengan supplier dan vendor.

2) Mengarahkan dan memimpin kegiatan pengadaan alat, sparepart, dan mesin yang sibutuhkan secara cepat, tepat waktu dan mutu, serta dengan harga yang menguntungkan.

Marketing manager:

1) Menganalisa laporan-laporan penjualan untuk menentukan strategi penjualan pada masa yang akan datang dan meminta persetujuan perusahaan.

2) Membuat laporan penjualan perusahaan untuk disampaikan kepada General manager untuk diteruskan kepada direktur.

3) Memastikan target penjualan perusahaan dapat terus dicapai dan menganalisa kendala-kendala yang dihadapi

IT Manager:

1) Membangun keamanan dan akses informasi yang aman bagi setiap anggota internal maupun eksternal perusahaan, penyimpanan data perusahaan, transfer informasi dan data yang cepat.

2) Memantau setiap staffnya dalam memantain infrastruktur dan artsitektur perusahaan.

3) Menyetujui dan mempertimbangkan adanya pengeluaran yang berkaitan dengan infrastruktur IT .

(10)

HRD Manager:

1) Mengawasi data para karyawan perusahaan secara menyeluruh.

2) Membuat laporan tertulis mengenai data performance kinerja setiap karyawan.

3) Membuat proses recruitment karyawan, mengadakan event pelatihan kerja.

4) Menyeleksi karyawan yang berhak dipromosikan melalui jenjang karir, mengevaluasi karyawan dan melakukan pengembangan terhadap karyawan yang low performance.

5) Membuat daftar kompensasi dan gaji karyawan

(11)

3.4 Proses Bisnis PT Terra Factor Indonesia

  Gambar 3.2 Proses Bisnis PT Terra Factor Indonesia

Sumber: Penulis

(12)

3.4.1 Kegiatan Supply Chain PT Terra Factor Indonesia

Kegiatan pengelolaan supply chain PT Terra Factor Indonesia dapat dijelaskan melalui beberapa aktivitas di bawah ini.

Gambar 3.3 Kegiatan Supply Chain PT Terra Factor Indonesia Sumber : PT Terra Factor Indonesia

3.4.1.1 Firm Infrastructure

PT Terra Factor Indonesia memiliki struktur organisasi yang kuat yang terdiri dari berbagai divisi kerja yang khusus menangani pekerjaannya masing-masing.

Selain itu, perusahaan menetapkan SOP ( Standard Operasional Procedure) bagi setiap divis sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawannya serta layanan kepada para customer.

(13)

3.4.1.2 Technology Development

Pada setiap armada alat berat maupun konstruksi milik PT Terra Factor Indonesia menggunakan alat pengukur jarak tempuh/jam yang dipasang pada kabin setiap alat yang berguna sewaktu alat berat di-rental dan dikembalikan sehingga bagian persediaan dan pergudangan serta inventaris dapat melakukan analisa terhadap alat pengukur kapan alat mulai bekerja dan kapan estimasi alat habis masa sewanya serta adanya kelebihan pemakaian maupun kekurangan pemakaian alat berat dapat diketahui melalui alat tersebut.

3.4.1.3 Procurement

Struktur pendanaan PT Terra Factor Indonesia 90% yang berasal dari PT Intraco Penta Tbk sebagai induk perusahaan serta dari perputaran transaksi rental alat berat maupun konstruksi dari customernya. Pengadaan suku cadang alat berat dan konstruksi selain di-supply oleh induk perusahaan sendiri, juga di-supply oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM) lainnya.

3.4.1.4 Inventory and Warehouse

PT Terra Factor Indonesia memiliki beberapa supplier untuk memasok suku cadang bagi alat berat dan alat konstruksi-nya sesuai dengan merek alat berat dan konstruksi yang mengalami breakdown dan menjalani perawatan. Seluruh supplier berdomisili di Indonesia dan merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang sudah berlisensi dari pusat yang berjumlah 5 perusahaan.

(14)

Tingkat availability persediaan alat berat dan konstruksi yang dapat dicapai PT Terra Factor Indonesia adalah sekitar 85% dari 720 jam kerja karena didukung oleh armada alat berat maupun konstruksi sebanyak kurang lebih 150 alat yang tersebar di wilayah Jakarta dan sekitarnya, Kalimantan, dan wilayah lainnya yang menangani bidang pertambangan sebagian besarnya. Alat dapat keluar dari gudang setelah ada konfirmasi persetujuan sewa oleh konsumen dan telah dipenuhinya pembayaran security deposit, maka alat berat atau konstruksi yang disewa dapat di- mobilisasi ke lokasi dan mendapat proteksi dari PT Terra Factor Indonesia sampai ke lokasi dan dilayani selama masa persetujuan sewa mengenai keluhan alat tersebut dan jasa SDM yang dimiliki PT Terra Factor Indonesia secara outsourching. Sebelum alat di-mobilisasi, di gudang, setelah alat disiapkan, dilakukan final testing terhadap alat tersebut dan dicatat KM (kilometer) terakhir serta alat pencatat waktu otomatis yang ada pada alat tersebut sebagai penanda alat mulai bekerja sehingga nanti di akhir akan ada tinjauan kembali terhadap KM dan alat pencatat waktu apakah melebihi jangka waktu yang ditetapkan atau kurang dari jangka waktu yang ditetapkan.

3.4.1.5 Fleet Operational

PT Terra Factor Indonesia menggunakan bermacam-macam merek alat berat dan konstruksi yang dibeli secara second (bekas) dari perusahaan asing di luar negeri dan dibeli melalui ATPM untuk menambah operasional. Alat berat maupun konstruksi yang dibeli secara second memiliki jangka waktu pemakaian yang rendah dan kondisi yang baik. Alat berat maupun konstruksi sebagian besar memang dibeli

(15)

secara second kepada perusahaan asing di luar negeri karena lebih murah dan jam operasional alat tersebut masih tinggi sehingga masih dapat dimanfaatkan.

Setelah proses negosiasi antara customer dengan PT Terra Factor Indonesia disetujui oleh kedua belah pihak melalui quotation (penawaran harga) , maka PT Terra Factor Indonesia sebagai penyedia jasa akan membuat surat persetujuan sewa dan pembayaran security deposit (pembayaran kerusakan alat) dan selanjutnya akan diproses ke bagian pergudangan untuk disiapkan alat-nya melalui tembusan surat penyiapan alat kontrak kerja oleh perusahaan yang bersangkutan dan alat siap diantar ke lokasi kerja selama kurun waktu tertentu.

Selama alat dioperasionalkan kepada perusahaan customer, PT Terra Factor Indonesia berkewajiban untuk melayani dan menjaga alatnya dapat dioperasionalkan sampai akhir periode penyewaan alat tersebut. Jika pada saat dioperasionalkan alat mengalami gangguan, maka PT Terra Factor Indonesia akan melakukan perbaikan terhadap alat tersebut dengan mengirimkan teknisinya ke lokasi. Terhambatnya aktivitas kerja di resourse customer dikarenakan alat mengalami gangguan, Sehingga PT Terra Factor Indonesia yang bertanggung jawab terhadap alat tersebut akan memberikan potongan biaya di depan atau di belakang saat terjadinya pelunasan terhadap penyewaan alat tersebut.

Pada saat alat dioperasionalkan lebih dari jam kerja yang telah ditetapkan, maka akan dikenakan biaya tambahan di mana kelebihan KM dan penunjukan waktu otomatis yang telah digunakan dikalikan dengan biaya tambahan yang dikenakan PT Terra Factor Indonesia, Penyewaan alat tergantung dari kesepakatan antara PT Terra

(16)

Factor Indonesia dengan customer. Kontrak minimum berkisar 250- 300 jam per bulan sehingga jika customer menggunakan alat dibawah jam minimum, maka PT Terra Factor Indonesia akan memberlakukan pembayaran minimum sesuai dengan pemakaian. Jika pemakaian alat melebihi minimum hour, maka PT Terra Factor Indonesia akan memberlakukan charge sebesar kelebihan KM dan penunjukan waktu otomatis dari hour meter yang telah digunakan dikalikan dengan biaya tambahan yang dikenakan PT Terra Factor Indonesia. Alat yang telah mencapai akhir masa kontrak sewa akan masuk kembali ke gudang untuk dilakukan pengecekan dan perawatan kembali dan jika memungkinkan, pada saat alat mencapai akhir masa kontrak sewanya, alat dapat dioperasionalkan kembali pada lokasi customer yang telah membuat kesepakatan kontrak sewa berikutnya.

3.4.1.6 Testing and Maintenance

Sebelum alat dikeluarkan untuk dioperasionalkan ke lokasi, di gudang, alat yang siap mengalami perawatan dan secara periodik dimonitor performance-nya seperti beberapa hari sekali dihidupkan dan dipanaskan. Setelah alat dikembalikan ke gudang dikarenakan usai kontrak kerjanya, alat dicek apakah ada kerusakan atau tidak dan dibuat laporan. Jika ada kerusakan, maka alat di-repair dan dicatat ke dalam laporan. Suku cadang yang diperlukan selanjutnya diorder kepada ATPM masing- masing merek alat melalui bagian pengadaan dengan mengirimkan order part secara email atau melalui fax. Estimasi hari breakdown alat tidak dapat diketahui karena adanya ketergantungan terhadap ATPM untuk menyediakan suku cadang yang

(17)

diinginkan. Jika suku cadang tidak tersedia, maka akan memakan waktu untuk mendatangkan item yang diinginkan agar alat dapat dioperasionalkan kembali.

Untuk alat berat maupun konstruksi yang ingin dijual kembali, pada saat alat usai kontrak kerjanya, alat selanjutnya akan dicek kelengkapan-nya dan diperbaiki jika perlu dan dimasukkan ke dalam laporan. Selanjutnya alat tadi akan masuk ke bengkel yang ada di gudang untuk dilakukan cosmetic repair di mana alat mengalami pembenahan kembali seperti baru sehingga siap untuk dijual dengan harga yang layak.

3.4.1.7 Order Processing and Mobilization Fleet

Pemrosesan order di PT Terra Factor Indonesia dibagi menjadi dua bagian yaitu rental fleet order dan order part. Fleet order dilakukan oleh staff agent penyewaan yang berada di lapangan atau adanya tender-tender yang dipublikasikan serta melalui rekomendasi dari mulut ke mulut. Bagian sales akan memberikan informasi mengenai alat berat maupun konstruksi yang sedang stand by dan promo mengenai paket-paket penawaran harga yang kompetitif melalui e-mail, fax maupun telephone. Pemrosesan rental fleet order dilakukan setelah quotation( penawaran harga) menemukan kata sepakat dan selanjutnya membuat surat persetujuan sewa yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Sedangkan Order part diproses setelah ada laporan perbaikan terhadap alat berat maupun konstruksi yang berada di bengkel beserta nama barang dan spesifikasi lengkap untuk di pesan kepada masing- masing ATPM.

(18)

Distribusi alat berat maupun konstruksi yang di sewa kepada customer dilakukan setelah proses commisioning (tahap pelaksanaan) disetujui dan dibuatlah berita acara terima alat dan surat jalan yang artinya alat siap di-mobilisasi ke lokasi oleh bagian delivery. Sebelumnya alat telah di cek kelengkapannya, sudah melalui test dan siap untuk dipakai. Setelah sampai di lokasi pertambangan maupun konstruksi milik customer, maka alat di-test jika alat ternyata mengalami gangguan secara tidak terduga, maka PT Terra Factor Indonesia akan segera mengirimkan alat pengganti untuk dioperasionalkan di lokasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data dari PT Terra Factor Indonesia, penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dan kepustakaan.

1) Wawancara

Teknik wawancara dilakukan kepada business controller perusahaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai informasi keadaan internal dan eksternal perusahaan untuk digunakan sebagai bahan pembuatan situs web e- SCM.

2) Observasi

Teknik observasi dilakukan kepada bagian yang berkaitan dengan arus supply chain perusahaan mulai dari bagian persediaan dan pergudangan, bagian finance, pengadaan barang, pembelian dan penjualan, dan bagian marketing perusahaan

(19)

untuk memperoleh informasi yang nyata dari lapangan dan data-data perusahaan mengenai kelemahan dan kekuatan internal yang dimiliki perusahaan.

3) Kepustakaan

Teknik kepustakaan dilakukan untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan mencari informasi-informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan topik skripsi. Teknik kepustakaan diperoleh dari teori-teori dan jurnal yang berkaitan dengan topik skripsi.

3.6 Metode Analisis

3.6.1 Matriks Lima Kekuatan Bersaing Michael Porter

Gambar 3.4 Matriks Lima Kekuatan Bersaing Industri dari Porter Sumber : PT Terra Factor Indonesia

(20)

1) Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Suatu industri yang memiliki peluang yang besar akan menarik pendatang- pendatang baru untuk masuk ke dalam industri yang sama. PT Terra Factor Indonesia yang sudah lama bergerak dalam industri rental peralatan konstruksi dan alat berat memiliki beberapa pesaing baru dalam industri yang sedang dijalankan. Dari sekian banyaknya pendatang baru yang masuk, ada 2 perusahaan yang menjadi pesaing utama PT Terra Factor Indonesia dalam bersaing di dunia rental dan penjualan peralatan konstruksi dan alat berat yaitu PT Multi Perkasa Utama dan PT Hitachi Rental. PT Multi Perkasa Utama adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyewaan dan penjualan alat berat dan sparepart yang didukung penuh oleh PT United Tractor sebagai perusahaan afiliasinya. Sedangkan PT Hitachi Rental adalah perusahaan penyewaan, penjualan alat berat dan sparepart yang didukung langsung oleh perusahaan Hitachi Construction Machinery Co.ltd di Jepang dan memiliki daerah jangkauan geografis yang kuat di seluruh dunia dan berafiliasi dengan perusahaan PT Hexindo Adiperkasa, Tbk. Namun, PT Hitachi Rental merupakan perusahan baru di Indonesia sehingga pengalaman pengerjaan proyek masih kurang dibandingkan PT Terra Factor Indonesia. Oleh sebab itu, kedua perusahaan tersebut menjadi ancaman bagi PT Terra Factor Indonesia dalam merebut proyek kedepan karena memiliki kelebihan masing-masing baik dari segi pendanaan(modal), dukungan perusahaan induk, ketersediaan peralatan konstruksi, akses distribusi dan alat berat serta jasa masing-masing perusahaan.

2) Ancaman Barang Pengganti (Threat of Substitute Products and Services)

(21)

Kenaikan harga sewa dan segment pasar yang dilayani menjadi pemicu adanya peluang untuk membuat barang pengganti yang dapat digunakan untuk menurunkan biaya penggunaan alat sehingga lebih efisien.Meskipun ada sebagian perusahaan yang menggunakan peralatan konstruksi dan alat beratnya dengan cara membeli sendiri maupun menyewa dengan perusahaan penyewaan dengan kualitas yang lebih baik, tidak menutup kemungkinan adanya peluang yang direbut oleh pesaing-pesaing dalam melayani segment pasar yang lebih rendah dengan menawarkan kemudahan dan layanan yang lebih optimal walaupun kualitas peralatannya tidak sebaik perusahaan yang menawarkan peralatan yang kualitasnya diunggulkan. Dalam lingkup pasar yang melayani penyewaan dan penjualan alat konstruksi maupun alat berat, belum memiliki barang pengganti dari segi apapun, sehingga ancaman dari barang pengganti belum terlihat sampai saat ini dan jelas masih memiliki peluang kedepan.

3) Kekuatan tawar menawar supplier (Bargaining Power of Suppliers)

PT Terra Factor Indonesia lebih mengutamakan mutu pada alat berat dan alat konstruksinya serta layanan yang optimal untuk menghasilkan nilai tersendiri bagi para customer-nya sehingga dengan cara ini perusahaan dapat menjaga hubungan dengan customer-nya dan mencegah customer-nya beralih ke perusahaan lain. Oleh karena itu, PT Terra Factor Indonesia menyeleksi supplier-supplier dan memilih supplier terbaik dalam menjaga hubungan dengan customer-nya. PT Terra Factor Indonesia memiliki 5 supplier utama dalam penyediaan alat berat dan sparepart untuk kebutuhan konstruksi maupun alat berat yaitu PT Intraco Penta, Tbk, PT United

(22)

Tractors, Tbk, PT Trakindo Utama, PT Hexindo AdiPerkasa,Tbk, PT Kobexindo Tractors. Setiap supplier memasok kebutuhan satu merek alat berat yang dipakai dalam operasional PT Terra Factor Indonesia. PT Intraco Penta, Tbk sebagai perusahaan induk dari PT Terra Factor Indonesia men-supply merek Volvo, Bobcat, Mahindra, dsb. PT United Tractors men-supply merek Komatsu, Bomag, Nissan Diesel, dsb. PT Trakindo Utama men-supply merek Caterpillar (CAT), PT Hexindo AdiPerkasa,Tbk yang merupakan pesaing men-supply merek Hitachi, John Deere, dan Bell. PT Kobexindo men-supply merek Doosan, Mercedes-Benz dan NHL.

Kekuatan tawar-menawar berada pada pihak supplier sebagai agen tunggal pemegang merek sehingga harga sudah diatur oleh masing-masing agen tunggal dan merupakan keunggulan bagi masing-masing agen.

4) Kekuatan tawar-menawar pembeli (Bargaining Power of Buyers)

PT Terra Factor Indonesia selalu berfokus pada kepuasan customer-nya dengan menyediakan kebutuhan penyewaan peralatan konstruksi dan alat berat yang menjadi keinginan para customer-nya serta selalu memberikan tingkat penawaran yang bersaing untuk mempertahankan customer-nya maupun menarik customer baru yang banyak melirik kebutuhan penyewaan alat berat dan peralatan konstruksi sebagai suatu cara yang lebih efisien dan efektif. Customer (Perusahaan tambang/konstruksi) yang ingin mengembangkan proyeknya dapat mengajukan permintaan harga kepada PT Terra Factor Indonesia secara tatap muka, telephone, email, dan fax untuk mengetahui penawaran yang diberikan. Apabila kesepakatan harga antara Customer dengan PT Terra Factor Indonesia sama-sama tidak

(23)

menguntungkan untuk menjalankan proyek tersebut, maka Customer dapat beralih ke perusahaan lainnya sehingga kekuatan tawar menawar berada pada pihak Customer sebagai pelaksana proyek. Oleh sebab itu, maka PT Terra Factor Indonesia selalu mengajukan harga yang pantas dan bersaing bagi Customer-nya untuk merebut peluang pasar.

5) Persaingan diantara perusahaan sejenis (Rivalry Among Existing Competitors).

Pada dasarnya setiap bisnis pasti memiliki persaingan yang terjadi di dalam lingkup pasarnya yang disebabkan adanya peluang untuk menjadi pemimpin pasar dari kelebihan dan keuanggulan setiap entitas bisnis yang bersaing dalam industri yang sama. PT Terra Factor Indonesia jika dilihat pada industri dan segment pasar yang dilayani, ada dua perusahaan sejenis yang menjadi pesaing dalam menyediakan penyewaan alat konstruksi dan alat berat yaitu Prima Tractor Indonusa dan CAT Rental Store. PT Terra Factor Indonesia saat ini sedang melakukan ekspansi di wilayah Kalimantan dan berhasil merebut 88% pendapatan dari sektor pertambangan dan banyak berlokasi di daerah kalimantan sehingga PT Terra Factor Indonesia telah membuka 2 kantor cabang di kalimantan dan juga didukung oleh 12 kantor cabang perusahaan induknya yaitu PT Intraco Penta, Tbk sehingga menambah daya dukung perusahaan secara keseluruhan untuk men-supply kebutuhan pasar.PT Prima Tractor Indonesia adalah perusahaan lokal yang menyediakan kebutuhan rental alat berat dan peralatan konstruksi lainnya yang memiliki pengalaman di tempat asalnya dan telah banyak memiliki pelanggan tetap sehingga keunggulan yang dimiliki PT Prima Tractor Indonesia menjadi kemampuan bersaing dengan kompetitor lainnya. CAT

(24)

Rental Store adalah bagian dari perusahaan PT Trakindo Utama yang melayani sektor penyewaan alat berat saja dan sudah lama terjun pada dunia pertambangan dan konstruksi sehingga pengalaman dan brand imagenya sudah tidak asing lagi bagi para pemegang proyek.

Berdasarkan analisis menggunakan matriks lima kekuatan bersaing pada industri milik Michael Porter ini, diketahui bahwa perusahaan sudah memiliki daya dukung yang kuat sehingga membuat PT Terra Factor Indonesia menjadi pesaing yang kuat serta memiliki tingkat persaingan yang cukup tinggi untuk merebut pangsa pasar mengingat banyaknya perusahaan pesaing yang didukung oleh pendanaan dan strategi yang kuat serta dukungan dari perusahaan afiliasinya.

3.6.2 External Factor Evaluation (EFE) Matrix

Adalah tools atau Strategi yang digunakan untuk menganalisa faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perusahaan. Berikut akan disajikan faktor-faktor eksternal dari PT Terra Factor Indonesia :

1) Peluang (Opportunities)

(1) Wilayah indonesia terdiri dari wilayah aggraris yang luas dan sangat kaya akan sumber daya alam serta banyaknya wilayah-wilayah di Indonesia yang terus mengembangkan Infrastruktur kotanya, sehingga untuk mengelola wilayah-wilayah tersebut akan membutuhkan sarana konstruksi untuk melaksanakannya. Oleh sebab itu, peranan alat berat dan alat konstruksi lainnya sangat dibutuhkan untuk pengolahannya sehingga kehadiran

(25)

perusahaan penyewaan alat berat maupun alat konstruksi menjadi peluang yang besar nantinya.

(2) PT Terra Factor Indonesia dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan customer dalam melakukan kegiatan yang memerlukan tenaga jasa alat berat dan memiliki prospek yang baik sehingga dapat membantu dalam mengembangkan usaha bisnis.

(3) Industri pada sektor pertambangan khususnya batu bara, oil dan gas yang terus mengalami perkembangan di pasar dan merupakan fokus utama dan keahlian tersendiri yang dimiliki PT Terra Factor Indonesia ke depan untuk terus melakukan peningkatan penyewaan alat berat-nya dan pemanfaatan pengetahuan dari pengalaman-nya di lapangan yang dapat menjadi keuntungan tersendiri dalam industri tersebut.

(4) PT Terra Factor Indonesia mengutamakan kepercayaan customernya dengan memberikan layanan dan solusi yang senantiasa membantu para customernya memecahkan persoalan proyeknya sehingga membangun suatu nilai kepercayaan yang tinggi dari customer terhadap PT Terra Factor Indonesia.

(5) Perusahaan yang memiliki proyek untuk dijalankan lebih memilih untuk menyewakan alat berat dan alat konstruksi kepada perusahaan penyedia jasa rental karena jika dibandingkan perusahaan membeli peralatan tersebut dan mengopersikannya secara personal tanpa di-outsource maka biaya akan menjadi lebih mahal dan perusahaan akan lebih kompleks untuk mengurusi masalah yang bukan pada bidangnya sehingga peluang perusahaan penyedia

(26)

jasa rental alat berat dan konstruksi menjadi salah satu alternatif bagi perusahaan tersebut dan menjadi peluang bagi perusahaan jasa rental alat berat maupun konstruksi.

2) Ancaman (Threatness)

(1) Tingginya persaingan dalam industri penyewaan alat berat maupun alat konstruksi yang didukung oleh tingkat penyewaan oleh customer yang tinggi telah membuat perusahaan sejenis berlomba-lomba untuk menarik customer serta menarik perusahaan baru untuk menambah persaingan di dalam industri tersebut.

(2) Banyaknya perusahaan leasing yang menawarkan pembiayaan dengan skema financial lease (menawarkan pinjaman kredit untuk pengadaan alat berat) sehingga perusahaan mulai berpikir untuk meng-kredit alat berat dan alat konstruksi yang ingin dibeli dengan biaya yang dapat dicicil dan sah dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan kalau operational lease (menyewa).

(3) Banyak perusahaan2 kecil yang menawarkan alat rental yang murah namun dengan mutu, kualitas dan hasil yang cukup.

(4) Masalah perizinan daerah setempat dan kegagalan sumber daya dalam mengelola hasil pertambangannya menjadi kendala perusahaan tidak ingin mengambil resiko dan menghentikan kegiatan pertambangannya yang akhirnya ikut berdampak pada industri rental alat berat.

(5) Banyaknya agen tunggal pemegang merek yang ikut dalam persaingan industri penyewaan alat berat dan konstruksi sehingga kemampuan

(27)

perusahaan untuk menghadirkan tipe dan merek alat berat serta alat konstruksi yang diinginkan customer akan dibanding-bandingkan dengan agen tunggal pemegang merek dari segi harga yang ditawarkan, kondisi alat, sparepart yang mendukung, layanan, serta pengalaman dalam memberikan solusi terhadap masalah di lokasi.

Tabel 3.1 Matriks EFE

Variabel Bobot Rating Nilai

Peluang (opportunities)

1) Wilayah Indonesia yang aggraris menjadi peluang yang besar.

2) Berpeluang untuk melakukan kerja sama dengan pihak customer dalam kegiatan pertambangan, konstruksi, dan foresty

3) Sektor pertambangan dalam negeri yang terus meningkat sehingga memberikan peluang yang besar.

4) Kepercayaan yang tinggi dari customer.

5) Pemilik proyek lebih memilih meng-outsource kepada penyedia jasa rental alat berat.

Ancaman (Threatness)

1) Tingginya tingkat persaingan industri.

2) Adanya perusahaan yang menawarkan program financial lease pada alat berat yang dibutuhkan.

3) Adanya perusahaan yang lebih kecil yang menawarkan alat rental yang lebih murah.

4) Masalah perizinan daerah dan kegagalan pada aktivitas pertambangan yang ikut berdampak pada industri rental alat berat

5) Peran agen tunggal pemegang merek yang ikut dalam persaingan penyedia rental alat berat maupun konstruksi.

0.05 0.06

0.10

0.25 0.06

0.05 0.18 0.10 0.08

0.07

2 3

2

4 2

3 4 3 2

2

0.10 0.18

0.20

1.00 0.12

0.15 0.72 0.30 0.16

0.14

Total 1 3.13

Sumber: PT Terra Factor Indonesia

(28)

Berdasarkan Matriks EFE diatas, maka dapat diketahui bahwa faktor kepercayaan dari customer dapat memberikan peluang yang sangat tinggi bagi perusahaan, dilihat dari nilai sebesar 1. Sedangkan dari sisi ancaman, perusahaan mendapatkan ancaman terbesar melalui program penawaran leasing oleh perusahaan pesaing dimana dengan penggunaan leasing perusahaan dapat memiliki alat berat serta peralatan konstruksi secara diangsur.

3.6.3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks

Adalah suatu tools atau strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam suatu area fungsional bisnis. Berikut akan disajikan faktor internal dari PT Terra Factor Indonesia.

1) Kekuatan (Strengths)

(1) PT Terra Factor Indonesia mengutamakan kepercayaan customernya dengan memberikan layanan dan solusi yang senantiasa membantu para customernya memecahkan persoalan proyeknya sehingga service (layanan) yang diberikan oleh PT Terra Factor Indonesia dapat dijadikan kekuatan dalam mempertahankan hubungan dengan customer-nya maupun mendapatkan rekomendasi dari customer yang merasakan nilai dari layanan perusahaan yang berdampak untuk menarik customer yang baru di mana terjadi peningkatan pendapatan dari tahun sebelumnya sebesar 36.9%.

(2) Penawaran harga sewa alat berat maupun konstruksi yang bersaing memberikan keuntungan bagi PT Terra Factor Indonesia dalam

(29)

mempertahankan pelanggan dan menarik customer yang baru melalui adanya rekomendasi yang menjadi media promosi sehingga menjadi suatu keunggulan dalam merebut pangsa pasar dalam industri.

(3) Pendapatan dari penjualan alat berat yang tadinya digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dapat dijual kembali kepada perusahaan lain yang membutuhkan.

(4) Tingkat breakdown (Gangguan) alat berat maupun alat konstruksi sangat rendah sehingga adanya gangguan alat selama proyek berlangsung sampai pada waktu yang ditetapkan sangat jarang dan tetap terjaga kualitasnya.

(5) Peralatan yang disewakan relatif masih baru dan reliable.

(6) Pendapatan dari operasional alat berat dapat dialokasikan pada sektor investasi lain dari perusahaan.

(7) Perusahaan didukung oleh induk perusahaan yaitu PT Intraco Penta, Tbk dalam akses penyediaan modal, arus informasi, maupun sparepart dan alat berat sesuai merek yang dipegang.

2) Kelemahan (weakness)

(1) PT Terra Factor Indonesia mengoperasikan banyak merek alat berat maupun alat konstruksi sesuai dengan keinginan customer-nya atau kebijakan dari perusahaan sendiri sehingga untuk men-supply sparepart setiap merek alat tersebut harus melalui agen tunggal pemegang merek sehingga ketergantungan perusahaan terhadap setiap agen tunggal pemegang merek untuk dukungan sparepart maupun purna jual sangat tinggi.

(30)

(2) PT Terra Factor Indonesia sebagian besar terfokus pada bidang pertambangan seperti tambang batu bara, tambang mineral, dan sebagainya sehingga perusahaan harus lebih memperhatikan untuk mengembangkan usahanya di bidang lain, seperti konstruksi bangunan, jalan, maupun infrastruktur lainnya agar tidak menjadi peluang bagi perusahaan pesaing lainnya.

(3) Jumlah cabang PT Terra Factor Indonesia yang masih sedikit untuk melayani customer-nya.

(4) Karyawan perusahaan yang kurang terampil dalam pengoperasian peralatan teknologi informasi.

(5) Proses bisnis dari pengadaan alat berat maupun konstruksi, bagian inventori sampai pada distribusi alat maupun informasi kepada perusahaan yang memiliki proyek masih dijalankan secara konvensional dengan menggunakan telphone, fax, dan e-mail bahkan masih menggunakan kertas dalam pelaksanaan kerja sehingga belum ada sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnisnya secara real-time.

(31)

Tabel 3.2 Matriks IFE

Variabel Bobot Rating Nilai

Kekuatan (Strenghts)

1) Service (layanan) yang memuaskan kepada customer 2) Penawaran harga sewa alat berat maupun konstruksi

yang bersaing.

3) Pendapatan dari penjualan alat second

4) Tingkat Breakdown alat berat/konstruksi rendah.

5) Peralatan yang disewakan relatif baru dan reliable.

6) Pendapatan dari operasional alat dapat di-investasikan pada sektor lainnya.

7) Perusahaan didukung oleh induk perusahaan yaitu PT Intraco Penta, Tbk.

Kelemahan (Weakness)

1) Ketergantungan terhadap agen tunggal pemegang merek dalam hal waktu dan ketersediaan alat.

2) Sebagian besar hanya berfokus pada bidang pertambangan.

3) Jumlah cabang masih sedikit.

4) Ketrampilan para karyawan yang masih kurang dalam penggunaan teknologi informasi

5) Proses bisnis masih ditangani secara konvensional menggunakan telepon, fax, e-mail.

0.20 0.10 0.08 0.05 0.05 0.08 0.11

0.12 0.06 0.07 0.05 0.03

4 4 4 3 3 3 4

2 1 1 2 2

0.80 0.40 0.32 0.15 0.15 0.24 0.44

0.20 0.06 0.07 0.10 0.06

Total 1 2.99

Sumber: PT Terra Factor Indonesia

Berdasarkan Matriks IFE diatas, Maka dapat diketahui bahwa dari sisi kekuatan perusahaan faktor layanan menjadi kekuatan utama untuk merebut pasar yang dilihat dari nilai sebesar 0.80. Sedangkan dari sisi kelemahan, perusahaan memiliki kelemahan terbesar pada ketergantungan terhadap agen tunggal pemegang merek dikarenakan untuk menyediakan peralatan alat berat maupun alat konstruksi

(32)

yang baru serta sparepart perusahaan sangat bergantung pada agen tunggal dalam hal waktu penyediaan dan jenis alat yang tersedia.

3.6.4 The Internal-External (IE) Matrix

Berdasarkan matriks EFE dan IFE, maka dapat diketahui nilai rata-rata tertimbang untuk EFE adalah 3.13. Sedangkan nilai rata-rata tertimbang untuk IFE adalah 2.99. Dari kedua nilai tersebut, maka dapat diketahui bahwa PT Terra Factor Indonesia termasuk dalam kuadran II dalam matriks IE. Hal ini berarti PT Terra Factor Indonesia berada pada posisi internal yang seimbang (average). Oleh karena itu, kelemahan dan ancaman-ancaman yang ada dapat ditutupi oleh kekuatan dan peluang perusahaan sehingga perusahaan berpotensi untuk berkembang menjadi lebih baik dengan menerapkan beberapa solusi bisnis serta pengaplikasian teknologi informasi yang akan mendukung proses bisnis perusahaan.

(33)

I II III IV

V VI VII

VIII IX

Untuk nilai rata-rata tertimbang yang berada pada kuadran II strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah melalui dua pendekatan, yaitu:

1) Intensive

(1) Penetrasi pasar (2) Pengembangan pasar (3) Pengembangan produk atau

2) Integrasi

(1) Integrasi ke belakang (2) Integrasi ke depan

Tinggi  3.00‐4.00

Kuat  3.00‐4.00

Sedang  2.00‐2.99

Lemah  1.00‐1.99

Sedang  2.00‐2.99 

Lemah  1.00‐1.99 Total 

Rata‐Rata  Tertimbang 

EFE 

Total Rata‐Rata Tertimbang IFE 

Gambar 3.5 Matriks IE Sumber: Penulis

(34)

(3) Integrasi horizontal

Hasil analisa matriks IE di atas menunjukkan PT Terra Factor Indonesia berada pada kuadran II, maka PT Terra Factor Indonesia dapat menggunakan strategi intensive dengan cara melakukan:

1) Penetrasi pasar

PT Terra Factor Indonesia dapat meningkatkan pangsa pasarnya di suatu wilayah dengan cara meningkatkan volume penyediaan terhadap alat rental dan alat konstruksinya (availability alat ditingkatkan) atau perusahaan dapat membuka cabang baru di wilayah tertentu. Selain itu, PT Terra Factor Indonesia dapat melakukan inovasi terhadap jasa yang diberikan dengan cara memberikan program-program rental yang fleksibel dan proses yang mudah dengan harga yang bersaing dengan meningkatkan tenaga sales person dan meningkatkan iklan melalui e-mail, situs, brosur.

2) Pengembangan pasar

PT Terra Factor Indonesia yang selama ini berfokus terhadap segmen pertambangan saja dapat meningkatkan perluasan terhadap pangsa pasarnya dengan memasuki segmen pasar yang baru yaitu pada jasa konstruksi bangunan bertingkat, jalan raya, dan penyedia jasa konstruksi di bidang pembangunan infrastruktur lainnya. PT Terra Factor Indonesia dapat memanfaatkan media jaringan internet melalui situs PT Terra Factor Indonesia untuk membawa proses bisnis secara lengkap terhadap layanan yang diinginkan konsumen ke dalam situs tersebut dengan memberikan penawaran-penawaran penyewaan seperti diskon

(35)

rental, promo, paket, dan program lainnya. Sehingga proses yang tadinya dijalankan secara manual dan dapat juga dijalankan secara elektronik.

PT Terra Factor Indonesia dapat juga menggunakan strategi Integrasi ke belakang dengan cara :

1) Integrasi ke belakang

Untuk menangani masalah alat rental yang breakdown( mengalami gangguan) atau untuk menangani masalah perawatan dan peremajaan alat berat dan konstruksinya PT Terra Factor Indonesia sangat bergantung kepada para agen tunggal pemegang merek (ATPM) lainnya sehingga strategi ini perlu untuk ditingkatkan dengan cara meningkatkan kerja sama dalam bidang pengadaan suku cadang dan waktu penyediaanya agar setiap ATPM dapat menikmati informasi yang jelas mengenai lama pengadaannya dan suku cadang yang diinginkan sesuai dengan spesifikasi sampai pada letak barang pada tempat penyimpanan dalam jumlah dan harga yang dapat dilihat langsung melalui e- SCM .

3.6.5 The Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix

Dari hasil evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman menggunakan matriks SWOT, maka dapat dirumuskan beberapa strategi yang dapat dijalankan perusahaan untuk menghadapi faktor internal dan eksternal.

(36)

Tabel 3.3 Matriks SWOT Kekuatan (strenghts) 1) Service (layanan) yang

memuaskan kepada customer

2) Penawaran harga sewa alat berat maupun konstruksi yang bersaing.

3) Pendapatan dari penjualan alat second

4) Tingkat Breakdown alat berat/konstruksi rendah.

5) Peralatan yang disewakan relatif baru

dan reliable.

6) Pendapatan dari operasional alat dapat

di-investasikan pada sektor lainnya.

7) Perusahaan didukung oleh induk perusahaan yaitu PT Intraco Penta, Tbk.

Kelemahan (weakness) 1) Ketergantungan terhadap

agen tunggal pemegang merek dalam hal waktu dan ketersediaan alat.

2) Sebagian besar hanya berfokus pada bidang pertambangan.

3) Jumlah cabang masih sedikit.

4) Ketrampilan para karyawan yang masih kurang dalam penggunaan teknologi informasi

5) Proses bisnis masih ditangani secara konvensional

menggunakan telepon, fax, e-mail.

(37)

Peluang (Opportunities) 1) Wilayah Indonesia

yang aggraris menjadi peluang yang besar.

2) Berpeluang untuk melakukan kerja sama dengan pihak customer dalam kegiatan

pertambangan,

konstruksi, dan foresty

3) Sektor

pertambangan dalam negeri yang terus meningkat sehingga memberikan peluang yang besar.

4) Kepercayaan yang tinggi dari customer.

5) Pemilik proyek lebih memilih meng- outsource kepada penyedia jasa rental alat berat.

Strategi SO

1) Garansi bagi peralatan yang dirental sesuai kontrak sewa, proses sewa yang fleksibel, penawaran harga yang bersaing, peralatan ready, dan layanan 24/7 (S1, S2, O4, O5).

2) Peremajaan seluruh alat rental yang bertujuan untuk menjaga harga dan kehandalan yang

premium dan maintenance alat yang

rendah (S3, S4, S6,O3).

3) Menambah kantor cabang pada area bisnis yang berpotensi (S1, S6, O1)

Strategi WO

1) Mengaplikasikan e-scm yang terhubung dengan entitas bisnis untuk memastikan ketepatan arus informasi, uang, dan peralatan

sewa.(W1,W3,W4,W5,O1, O4).

2) Memperluas bidang proyek yang ada sesuai dengan segala resources yang

dimiliki.(W2,O1,O2,O4,O 5)

Ancaman (threatness)

1) Tingginya tingkat persaingan industri.

2) Adanya perusahaan yang menawarkan program financial lease pada alat berat yang dibutuhkan.

3) Adanya perusahaan yang lebih kecil yang menawarkan alat rental yang lebih murah.

Strategi ST

1) Membuat program- program penyewaan peralatan dengan harga

yang lebih kompetitif.(S1,S2,T1,T2

,T3).

2) Membuat kerjasama antar agen tunggal pemegang merek dalam hal waktu penyediaan, program pembelian dan pembayaran, serta ketersediaan barang

Strategi WT

1) Menerapkan suatu aplikasi e-scm yang dapat digunakan entitas bisn dalam meningkatkan kinerja dan meningkatkan layanan(24/7) antar entitas tersebut.(W1,W3,W4,W5, T1,T2,T3, T5)

(38)

4) Masalah perizinan

daerah dan kegagalan pada aktivitas

pertambangan yang ikut berdampak pada industri rental alat berat

5) Peran agen tunggal pemegang merek yang ikut dalam persaingan penyedia rental alat berat maupun konstruksi..

dengan memanfaatkan e-scm.(S1,S2,S7,T3,T5)

Sumber: PT Terra Factor Indonesia

3.6.6 The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Berdasarkan hasil analisa dari matriks IFE, EFE, IE, dan Matriks SWOT, maka untuk mencari strategi yang sesuai diterapkan perusahaan adalah dengan menggunakan matriks QSPM. Berikut analisis menggunakan matriks QSPM.

Tabel 3.4 Matriks QSPM

Strategic Alternatives

1

Menerapkan suatu aplikasi e- scm

2

Meningkatkan service (layanan) dan menerapkan program-program penyewaan.

Key Factors Weight AS TAS AS TAS

Peluang (Opportunities)

1) Wilayah Indonesia yang aggraris menjadi peluang yang besar.

0.05 3 0.15 4 0.20

(39)

2) Berpeluang untuk melakukan kerja sama dengan pihak customer dalam kegiatan pertambangan, konstruksi, dan foresty 3) Sektor pertambangan dalam negeri yang

terus meningkat sehingga memberikan peluang yang besar.

4) Kepercayaan yang tinggi dari customer.

5) Pemilik proyek lebih memilih meng- outsource kepada penyedia jasa rental alat berat

Ancaman (threatness) 1) Tingginya tingkat persaingan industri.

2) Adanya perusahaan yang menawarkan program financial lease pada alat berat yang dibutuhkan.

3) Adanya perusahaan yang lebih kecil yang menawarkan alat rental yang lebih murah.

4) Masalah perizinan daerah dan kegagalan pada aktivitas pertambangan yang ikut berdampak pada industri rental alat berat 5) Peran agen tunggal pemegang merek

yang ikut dalam persaingan penyedia rental alat berat maupun konstruksi.

Kekuatan (strenghts)

1) Service (layanan) yang memuaskan kepada customer

2) Penawaran harga sewa alat berat maupun konstruksi yang bersaing.

3) Pendapatan dari penjualan alat second 4) Tingkat Breakdown alat berat/konstruksi

rendah.

5) Peralatan yang disewakan relatif baru dan reliable.

6) Pendapatan dari operasional alat dapat di- investasikan pada sektor lainnya.

7) Perusahaan didukung oleh induk perusahaan yaitu PT Intraco Penta, Tbk.

Kelemahan (weakness)

0.06

0.10

0.25 0.06

0.05 0.18

0.10

0.08

0.07 1.00

0.20 0.10 0.08 0.05 0.05 0.08 0.11

3

1

2 2

3 -

-

-

3

3 3 3 2 - 1 3

0.18

0.10

0.50 0.12

0.15 -

-

-

0.21

0.60 0.30 0.24 0.10 - 0.08 0.33

-

-

3 2

3 2

2

-

3

4 3 - 2 2 1 1

-

-

0.75 0.12

0.15 0.36

0.20

-

0.21

0.80 0.30

- 0.10 0.10 0.08 0.11

(40)

1) Ketergantungan terhadap agen tunggal pemegang merek dalam hal waktu dan ketersediaan alat.

2) Sebagian besar hanya berfokus pada bidang pertambangan.

3) Jumlah cabang masih sedikit.

4) Ketrampilan para karyawan yang masih kurang dalam penggunaan teknologi informasi

5) Proses bisnis masih ditangani secara konvensional menggunakan telepon, fax, e-mail.

Total

0.12

0.06 0.07 0.05

0.03 1.00

3

2 1 4

4

0.36

0.12 0.07 0.20

0.12

3.93

-

- - 3

-

-

- - 0.15

-

3.63 Sumber: PT Terra Factor Indonesia

Berdasarkan analisis melalui tabel QSPM di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai total tertimbang terhadap strategi 1 adalah 3.93 dan nilai tertimbang terhadap strategi 2 adalah 3.63 sehingga dari analisis di atas dapat diambil opsi strategi bisnis bahwa PT Terra Factor Indonesia dapat menggunakan peran website sebagai media yang dapat menghubungkan seluruh entitas bisnis terkait serta mengaplikasikan e- SCM sebagai aplikasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis perusahaan.

3.6.7 Analisis 7C

PT Terra Factor Indonesia telah menggunakan website untuk memperkenalkan profil perusahaan serta produk dan jasanya pada bidang pertambangan, selain itu juga website perusahaan sudah digunakan sebagai media penghubung antar entitas melalui contact us. Salah satu permasalahan yang ada yaitu website yang digunakan masih

(41)

pasif dan tidak di-operasionalkan dengan baik sehingga seharusnya dapat di applikasikan untuk meningkatkan proses bisnis bagi PT Terra Factor Indonesia. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil analisis di atas, maka penulis merasa perlu sekali untuk meningkatkan proses bisnis perusahaan melalui media website dengan mengaplikasikan sistem e-SCM yang dapat dihubungkan dengan entitas-entitas bisnis sehingga proses yang tadinya dijalankan secara konvensional dapat dijalankan secara online. Analisis 7C ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan pada bagian bisnis controller dan pada divisi IT manager.

1) Context

Website yang dibangun PT Terra Factor Indonesia pada www.terrafactor.com memiliki unsur fungsional di mana website tersebut hanya mengutamakan fungsinya saja dibanding unsur estetika maupun keduanya. Website cepat karena tidak menggunakan image maupun flash. Menu disediakan di bagian atas dan di- design secara sederhana serta dikelompokkan menurut kategorinya masing- masing sehingga memudahkan pelanggan untuk mengetahui dan menelusuri informasi yang diinginkan. Link ke layout lainnya cepat dan akurat secara sederhana. Text maupun gambar di-design secara sederhana namun tetap nyaman untuk dilihat.

2) Content

Website PT Terra Factor Indonesia berisi semua jenis alat berat maupun alat konstruksi yang disewakan dan dijual beserta jumlah item yang tersedia yang dikategorikan pada use equipment for sale dan rental equipment. Selain itu,

(42)

untuk menawarkan aneka jasa yang ditawarkan perusahaan, PT Terra Factor Indonesia, melalui website-nya memuat kategori project yang diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kategori experience di mana perusahaan menawarkan jasa- jasa konstruksi maupun pertambangan di bidang tertentu berdasarkan pengalaman mereka sendiri, dan gallery yang memuat foto-foto aktivitas pertambangan dan konstruksi di lapangan. Content memiliki 4 dimensi antara lain :

(1) Offering mix

Website PT Terra Factor Indonesia menampilkan informasi alat berat dan konstruksi yang dijual secara spesifik. Hal ini bisa terlihat dari beberapa informasi yang ditampilkan seperti harga, spesifikasi, lokasi, stock yang tersedia dan contact agent perusahaan. Namun, pada sisi rental equipment belum menampilkan detail informasi secara spesifik dikarenakan tidak mendukung pembuatan keputusan lebih lanjut mengenai harga sewa dan prosedur-prosedur yang masih harus dijalankan.

(2) Multimedia mix

Multimedia yang digunakan pada website ini berupa text, gambar dan link yang menghubungkan antar layout dan juga menghubungkan antar group perusahaan sehingga response website cepat.

(3) Timeliness mix

(43)

Informasi produk yang ditampilkan adalah informasi yang terbaru hanya pada kategori produk saja untuk kategori lainnya tidak mengalami penambahan maupun perubahan.

3) Community

Pada website PT Terra Factor Indonesia dapat dikategorikan dalam non-existent, karena di dalam website ini tidak ada komunitas yang menawarkan kepada pelanggan untuk berinteraksi satu dengan lainnya, sehingga untuk mencari informasi dan melakukan pemasaran rental peralatannya masih mengandalkan tenaga sales marketing dan melalui telpon, e-mail, dan fax.

4) Customization

Website PT Terra Factor Indonesia tidak menyediakan customization yang dapat dirasakan oleh setiap pengguna sehingga setiap pengguna diperlakukan sama dengan tampilan yang sama.

5) Communication

Website PT Terra Factor Indonesia dapat digolongkan dalam broadcast, karena website tersebut hanya menampilkan informasi yang sama dengan pengguna lainnya.

6) Connection

Koneksi dengan media link digunakan website PT Terra Factor Indonesia untuk berpindah dari layout home ke layout lainnya atau sebaliknya. Media link juga digunakan perusahaan untuk mengunjungi website group perusahaan lainnya

(44)

sehingga dapat menambah kunjungan setiap pengguna yang menggunakan website PT Terra Factor Indonesia dan menambah informasi bagi pengguna.

7) Commerce

Pada sisi Commerce, website PT Terra Factor Indonesia belum dapat memenuhi pengguna untuk melakukan pembelian maupun prosedur penyewaan secara online, website perusahaan tersebut juga belum dilengkapi login pengguna dan registration, shopping cart untuk peralatan yang ingin dibeli sampai pada keamanannya sendiri, order tracking, dan delivery. Sehingga website PT Terra Factor Indonesia hanya berdiri sebagai media pengenalan perusahaan, contact perusahaan dan informasi mengenai alat yang disewa maupun alat second yang ingin dijual kembali.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan  Sumber : PT Terra Factor Indonesia
Gambar 3.3 Kegiatan Supply Chain PT Terra Factor Indonesia  Sumber : PT Terra Factor Indonesia
Gambar 3.4 Matriks Lima Kekuatan Bersaing Industri dari Porter  Sumber : PT Terra Factor Indonesia
Tabel 3.1 Matriks EFE
+4

Referensi

Dokumen terkait

kota, antarkota, !aupun antarnegara" Akan tetapi, banyak  keadian seperti ke'elakaan kera di kereta api salah satu 'ontohnya tabrakan antar kereta api atau tabrakan

Sumber itu asli atau salinan dan sudah dirubah (Ismaun, 2005, hlm. Kritik internal atau kritik dalam, yakni untuk menilai kredibilitas sumber terhadap aspek dari dalam

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Dosis konsentrasi insektisida Decis yang akan digunakan untuk perlakuan pada uji toksisitas sangat toksis terhadap ikan nila merah galur Cangkringan, maka dari data

Source: Company Data Wijaya Karya Beton (WTON) pada kuartal III-20 mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1.1 tn (-37.3% YoY) dan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik sebesar

Ekstrak minyak hasil ekstraksi soxhlet dengan pelarut n-heksan lebih gelap dibanding dengan maserasi karena mengalami pemanasan selama beberapa hari pada temperatur

Primer:  Memproduksi kerajinan  Workshop pengrajin dan pengunjung  Seminar pengrajin Interaksi antara pengrajin dengan konsumen yang ingin terlibat dalam proses

Dengan adanya Multi E-Commerce yang dibangun menggunakan Framework Codeigniter ini dapat membantu pengrajin atau penjual kerajinan gerabah untuk memperluas pemasaran