• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Kristen Petra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Jenis Penelitian dan Populasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu salah satu penelitian konklusif yang mempunyai tujuan utama menjelaskan sesuatu atau menguraikan sesuatu dimana faktor Y merupakan properti yang dinilai dengan berdasar variabel-variabel X, yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai properti, yaitu faktor fisik, faktor lingkungan, dan faktor lokasi (Sunggono, 1997). Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tinggal di dalam cluster-cluster yang baru dibangun dan yang sedang berkembang di Surabaya Barat yaitu Perumahan CitraRaya, Wisata Bukit Mas 2, Prambanan, Royal Residence.

3.2. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang akan digunakan adalah judgement sampling, yang merupakan salah satu jenis purposive sampling, dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan tujuan penilaian (Kuncoro, 2003, p.119-120).

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti (Djarwanto & Subagyo, 2000).

Dimana kriteria sampel yang akan diambil yaitu:

Rumah tinggal yang berada di cluster yang ditransaksikan satu tahun terakhir.

• Rumah tinggal yang baru selesai tahap pembangunan.

Cluster-cluster tersebut adalah cluster Diamond Hill (CitraRaya) yang memiliki 5 tipe rumah antara lain Sun, Star, Sky, Sea, dan Shine. Cluster Palais du Louvre (Wisata Bukit Mas 2) yang memiliki 4 tipe rumah antara lain, Orley, New Vernet, Francis, dan Rivoli. Cluster The Kamadeva (Prambanan) yang memiliki 2 tipe rumah antara lain, Svast dan, Kanha. Cluster Balmoral (Royal Residence) yang memiliki 4 tipe rumah antara lain Sirius Hook, Astrid, Rigel, Scorpius dan Talitha.

(2)

Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perumahan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Variabel dependent:

Nilai properti yaitu nilai nominal rumah tinggal yang ditransaksikan dalam satu tahun terakhir

Variabel independent:

1. Konsep : Karakteristik Fisik Properti

Definisi operasional : faktor-faktor yang mempengaruhi properti yang diliat dari segi fisik bangunan.

a. Proxy : Luas tanah

Indikator empirik: meter persegi (m²) b. Proxy : Luas bangunan

Indikator empirik : meter persegi (m²)

c. Proxy : Waktu transaksi, merupakan waktu terbaru dimana properti ditransaksikan.

Indikator empirik : dengan dihitung mundur dari periode bulan penelitian yang mana adalah desember 2008.

d. Proxy : Carport

Indikator empirik : dengan menggunakan dummy variable

e. Proxy : Aksesbilitas yang merupakan jalan primer perumahan dan jalan sekunder perumahan

Dimana pengertian Jalan Primer adalah jalan didepan properti yang memiliki lebar diatas 6m. Jalan Sekunder adalah jalan didepan properti yang memiliki lebar dibawah 6m.

Indikator empirik : menggunakan dummy variable f. Proxy : Keadaan prasarana lingkungan

Ada tidaknya taman bermain, dan/atau sportcenter, dan/atau club house.

Indikator empirik : menggunakan dummy variable

(3)

g. Proxy : Ketersediaan air bersih Ada tidaknya air PDAM.

Indikator empirik : menggunakan dummy variable

2. Konsep: Faktor lingkungan

Definisi operasional : lingkungan sekitar yang dimulai dengan penjelasan yang riil dari karakteristik daerah tersebut.

a. Proxy : Sumber Polusi

Apakah properti dekat dengan sumber polusi udara, dan/atau polusi suara, dan/atau polusi elektromagnetik.

- Polusi udara. Kedekatan dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir)

- Polusi suara. Kedekatan dengan pusat keramaian (pusat kebisingan, yaitu jalan raya, bandara)

- Polusi elektromagnetik. Kedekatan dengan pusat tegangan listrik.

Indikator empirik : dekat berada di dalam radius 500m, jauh berada diluar radius 500m. Dengan menggunakan dummy variable.

b. Proxy : Status ekonomi

Merupakan target market properti, ekonomi bawah, ekonomi menengah atau ekonomi atas. Dimana terdapat beberapa kategori properti berdasarkan luasan tanahnya,

54 - 200 m² dikategorikan rumah sederhana, 200 - 600 m² dikategorikan rumah menengah, 600 - 2000 m² dikategorikan rumah mewah.

Indikator empirik : menggunakan dummy variable

3. Konsep : Lokasi

Definisi operasional : faktor-faktor yang mempengaruhi nilai properti yang dilihat dari segi lokasi.

(4)

Apakah terletak di posisi pojok (hook), ”tusuk sate”, atau dimanapun properti tersebut.

Indikator empirik : menggunakan dummy variable b. Proxy : Landscape views

Apakah properti tersebut memiliki pemandangan yang menambah nilai atau tidak.

Indikator empirik : menghadap lapangan golf dan/atau memiliki taman.

c. Proxy : Kedekatan dengan pintu masuk cluster. Seberapa jauh jarak yang ditempuh dari pintu masuk cluster tersebut.

Indikator empirik : meter (m).

3.4. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data Jenis dan sumber data yang digunakan adalah : 1. Data Primer

Data-data dikumpulkan secara langsung dari observasi yang dilakukan di lapangan, di sekitar empat perumahan yang akan diteliti. Data-datanya yaitu waktu transaksi, ketersediaan carport, aksebilitas, keadaan prasarana lingkungan, sumber polusi, kedekatan dengan pintu masuk cluster.

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati atau mengobservasi obyek penelitian atau peristiwa atau kejadian baik berupa manusia, benda mati, maupun alam (Budiono & Koster, 2004, p.13).

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui dokumen atau catatan-catatan yang diberikan oleh pihak developer.

Datanya yaitu: Luas tanah, luas bangunan, ketersediaan air bersih, status ekonomi, letak properti, dan landscape views.

(5)

3.5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini menggunakan dummy variable, yang mana digunakan sebagai indikator empirik. Berikut merupakan dummy variable tersebut:

• Indikator empirik untuk carport :

Tabel 3.1 Variabel dummy Carport

carport indeks 1

ada 1

Tidak ada 0

• Indikator empirik untuk aksesbilitas

Tabel 3.2 Variabel dummy aksesbilitas

Aksesbilitas indeks 1

jalan primer 1

jalan sekunder 0

• Indikator empirik untuk prasarana lingkungan

Tabel 3.3 Variabel dummy prasarana lingkungan Prasarana lingkungan indeks 1

ada 1

Tidak ada 0

• Indikator empirik untuk ketersediaan air bersih

Tabel 3.4 Variabel dummy ketersediaan air bersih

PDAM indeks1

ada 1

Tidak ada 0

• Indikator empirik untuk sumber polusi

Tabel 3.5 Variabel dummy sumber polusi

Sumber polusi indek1

dekat 1

jauh 0

(6)

Tabel 3.6 Variabel dummy status ekonomi

• Indikator empirik untuk letak properti

Tabel 3.7 Variabel dummy letak properti Letak properti indeks 1 indeks 2

Persegi panjang 0 0

Hook 1 0

Tusuk sate 0 1

Indikator empirik untuk landscape views

Tabel 3.8 Variabel dummy landscape views

Landscape views indeks 1

Ada 1

tidak ada 0

Penelitian ini menggunakan Regresi Linier Berganda, dimana memerlukan uji persyaratan yang sangat ketat. Uji persyaratan pada regresi liner ganda biasa disebut dengan istilah uji asumsi klasik. Dalam melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik, khususnya dalam penggunaan statistik regresi linear berganda diperlukan persyaratan yang harus dipenuhi. Apabila persyaratan tersebut tidak memenuhi maka regresi linear berganda tidak dapat digunakan.

Status Ekonomi indeks 1 indeks 2

Ekonomi bawah 0 0

Ekonomi menengah 1 0

Ekonomi atas 0 1

(7)

Beberapa persyaratan yang perlu diuji sebelumnya diantaranya berupa uji linearitas garis regresi, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

Langkah-langkah yang harus dilakukan :

1. Pada model persamaan regresi linier berganda ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi, penyimpangan asumsi klasik yang terjadi tersebut antara lain :

a) Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota seri observasi, yang disusun menurut urutan waktu atau tempat/ruang, atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri. Berdasarkan konsep tersebut maka uji asumsi tentang autokorelasi sangat penting untuk dilakukan tidak hanya pada data time series saja, akan tetapi semua data yang diperoleh perlu diuji terlebih dahulu autokorelasinya apabila akan dianalisis dengan regresi linear berganda. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya auto korelasi perlu dilakukan pengujian Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

• Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

• Angka D-W diantara -2 sampai dengan +2 berarti tidak ada autokorelasi.

• Angka D-W berada diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

b) Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Cara pendeteksiannya adalah bila VIF (Variance Inflation factor) nilainya lebih kecil daripada 10 maka tidak akan terjadi

(8)

c) Heteroskesdasitas

Dalam uji heteroskedasitas, pengujian dilakukan dengan uji grafik scater plot, bila pada grafik scater plot titik menyebar secara acak baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada suatu model regresi (Sulaiman, 2004, p.17).

d) Normalitas

Salah satu cara mengetahui kenormalitasan adalah dengan plot Probabilitas normal, dimana masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan pada distribusi normal.

Normalitas terpenuhi apabila titik-titik (data) terkumpul di sekitar garis lurus (Sulaiman. 2004, p.17).

2. Melakukan uji F

Untuk menguji apakah faktor fisik, lingkungan, dan lokasi berpengaruh signifikan secara serempak terhadap nilai properti di perumahan Surabaya Barat, maka dilakukan uji F. Langkah-langkahnya antara lain:

a. Merumuskan hipotesis statistik

Ho : b1, b2, b3 = 0, berarti faktor fisik, lingkungan, dan lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai properti.

Ha : b1, b2, b3≠ 0, berarti faktor fisik, lingkungan, dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap nilai properti.

b. Menentukan level of significant (α) sebesar 5%

c. Menentukan besarnya F hitung dengan rumus:

F hitung =

∑ ∑

) /(

Ÿ) (

) 1 /(

Y) -

2 2

k n Y

k

Keterangan:

Y = Nilai pengamatan

(9)

Ÿ = Nilai Y yang ditaksir dengan model regresi n = jumalah pengamatan atau sampel

k = jumlah variabel independen

d. Membandingkan F hitung dengan F tabel

• Jika F hitung ≤ F tabel, maka tolak Ho

• Jika F hitung ≥ F tabel, maka gagal tolak Ho

3. Untuk menguji apakah faktor fisik, lingkungan, dan lokasi berpengaruh secara parsial terhadap nilai properti di perumahan Surabaya Barat.

Langkah-langkahnya antara lain:

a) Merumuskan hipotesa statistik

Ho : b1=0, berarti faktor fisik, lingkungan, dan lokasi tidak berpengaruh terhadap nilai properti.

H1 : b1≠0, berati faktor fisik, lingkungan, dan lokasi berpengaruh terhadap nilai properti.

b) Menentukan level of significant (α) sebesar 5%

c) Menentukan besarnya t hitung dengan cara : Thitung = bi- ( β i)

Se(bi) Keterangan:

Bi = Koefisien variabel ke-i

βi = Parameter ke-i yang dihipotesiskan se(bi) = Kesalahan standar bi

d) Menentukan daerah penilaian hipotesa

Apabila t hit < -t α/2,n atau t hit > t α/2, n maka kesimpulannya tolak Ho, sedangkan jika -t α/2,n ≤ t α/2 ≤ +-t α/2 maka kesimpulannya gagal tolak Ho.

(10)

Y = a+ ( b1,1X1,1 + b1,2X1,2 + b1,3X1,3 +...+ b1,7X1,7 ) + (b2,1X2,1 + b2,2X2,2 + b2,3X2,3 + b2,4X2,4) + (b3,1X3,1 + b3,2X3,2 + b3,3X3,3 ) + e

Keterangan:

Y = Nilai properti X1,1 = Luas tanah X1,2 = Luas bangunan X1,3 = Waktu transaksi X1,4 = Carport

X1,5 = Aksesibilitas

X1,6 = Keadaan prasarana lingkungan X1,7 = Ketersediaan air bersih

X2,1 = Sumber polusi udara (TPA)

X2,2 = Sumber polusi suara (Pusat keramaian) X2,3 = Sumber polusi elektromagnetik (sutet) X2,4 = Status Ekonomi

X3,1 = Letak Properti X3,2 = Landscape views

X3,3 = Kedekatan dengan pintu masuk cluster a = konstanta (intercept)

b = Slope atau kemiringan atau koefisien dari variabel bebas ke n e = Residual atau standart error

Gambar

Tabel 3.2 Variabel dummy aksesbilitas

Referensi

Dokumen terkait

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) atau keduanya berdistribusi secara

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Variabel pada penelitian ini adalah spesies dekapoda yang di temukan pada stasiun serta faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi pada habitat mangrove di pantai

Metode penelitian kuantitatif menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik (Sugiyono 2018, p. Sesuai dengan metode tersebut, dalam

Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data kuantitatif adalah data hasil kuesioner yang telah diberi skor meliputi data service quality, customer satisfaction, dan behavior

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

Berdasarkan analisa hasil perhitungan menggunakan fungsi distribusi Weibull, didapatkan kecepatan rata-rata pertahun pada lokasi yaitu Gedung Syariah Hotel Solo

d Saya puas membaca Kompas karena mendapat informasi tentang politik, budaya, ekonomi, sosial dan teknologi sehingga mempunyai gagasan untuk beropini dalam mengerjakan tugas.. e