• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pemilihan Motor Bekas Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus di Showroom Abi Motor Karawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pemilihan Motor Bekas Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus di Showroom Abi Motor Karawang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Department of Electrical Faculty of Engineering and Informatics Patria Artha University, Makassar

ISSN: 2549-6131 | e-ISSN: 2549-614X

Sistem Pemilihan Motor Bekas Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus di Showroom

Abi Motor Karawang

Febriana Angelia Purba, Muhammad Ridwan, Sukanta Fakultas Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang

email: fangelia870@gmail.com Abstract

Two-wheeled motorcycles have recently been in great demand, apart from being affordable, these vehicles have more functions than two-wheeled vehicles in general. The role of fast motorbikes is to replace pedal bicycles because generally these vehicles can deliver users faster to their destination, besides that this of course saves time and compared to four-wheeled vehicles, motorbikes are certainly more cost effective, and also flexible in place. Not a few are even willing to buy a used motorbike to be able to use it again to see the functions that are still worth using.

However, there are more and more criteria that eventually appear on the market, so it will take quite a long time if you have to choose a used motorbike among the various brands and the condition of the motorbike. The purpose of this study will provide an overview in making it easier for prospective used motorcycle buyers to make choices that will be decided in buying a used motorcycle by applying the AHP method, which later this method can be a reference for the seller in making it easier for customers to choose, and also customers can find out the criteria also the weight of the prospective motorcycle to be purchased. And in this study, a showroom that is able to provide information and recommendations, and can influence customers to make choices, so that customers will immediately buy the vehicle of their choice is a distinct success obtained by the owner in running a business of buying and selling used motorcycles. After knowing each alternative value for each criterion, the sub-criteria value is taken from the eigenvector value to get the result that the 3rd motor has the largest weight of 0.40 after that an interface is made based on the existing ERD design.

Keywords: Affordable, AHP, Alternative, Interface, Selection, Used Motorcycle.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License.

PENDAHULUAN

Belakangan kini peran kendaraan roda dua sepeda motor bisa jadi keperluan yang sangat penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tentu saja selain mudah digunaakan, kendaraan ini juga cukup menghemat waktu, biaya, serta tempat jika dimiliki. Namun dengan rata-rata hasil pendapatan beberapa orang memilih tidak untuk membeli motor baru, dan jalur alternatifnya adalah dengan memilih motor bekas sebagai sarana transportasi.

Namun tentu saja bagi sebagian calon konsumen awam, bukanlah hal mudah dalam perkara memilih kendaraan second roda dua tersebut. Beberapa kriteria yang

perlu di perhatikan pada saat membeli motor bekas seperti merk, kelengkapan dokumen, kondisi mesin, kondisi fisik, dan tahun keluaran dari motor tersebut yang mana dapat mengatasi kebimbangan calon konsumen maka diperlukan suatu aplikasi yang dapat memberikan informasi lengkap perihal tipe, merk, tahun pembuatan, kondisi, no. rangka atau no. mesin dan yang lainnya [2]. Menurut I Wayan dari Otomotif.kompas, motor bekas yang paling banyak diminati sehingga laku untuk dijual yaitu dengan harga yang di bawah Rp 6 juta. I Wayan menambahkan, ada beberapa tipe motor yang biasa dipilih untuk harga di di bawah Rp 5 juta,

(2)

diantaranya Honda, Yamaha, dan Suzuki.

Serta menurut penelitian terdahulu [4].

tentang Sistem Penentuan Mobil Bekas Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) (Studi kasus di showroom Gemilang mobil) menyimpulkan dilakukan pengujian sistem menggunakan metode black box pada beberapa menu, atau halaman pada sistem dengan hasil rata- rata kesuksesan dari setiap fungsi-fungsi tombol yang ada, dan hasil pengujian user.

Begitu juga bagi pihak pemilik atau penjual motor bekas di Showroom Abi Motor Karawang diharpkan mampu memberikan informasi dan rekomendasi yang layak, dan dapat mempengaruhi pelanggan untuk menentukan pilihan, serta dapat segera membeli kendaraan pilihannya dan hal ini tentu akan mempengaruhi keuntungan yang didapat bagi pihak pemilik showroom. Maka dari itu dengan menerapkan metode AHP dalam sistem penentuan motor bekas dengan data yang diperoleh nantinya dijadikan acuan kriteria pemilihan motor bekas tersebut. Metode Analytical Hierarchy Process ini sendiri dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Menurut Saaty metode AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstrukturkan suatu hierarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas [3].

METODE PENELITIAN

Admin memasukkan data login berupa username dan password, kemudian sistem akan memproses data tersebut untuk di validasi data login – nya.

Jika data login benar maka admin dapat melakukan proses selanjutnya yaitu input kriteria dan alternative motor, jika data login tidak benar maka admin akan kembali memasukka data login.

Data kriteria dan alternative motor yang telah diinputkan kemudian akan diproses menggunakan metode AHP.

Selanjutnya, setelah proses pengolahan nilai dengan metode AHP, hasilnya berupa

perangkingan hasil rekomendasi motor.

Perancangan Sistem Basis Data Flowchart

Gambar 1. Flowchart

Gambar diatas merupakan flowchart sistem pendukung keputusan yang akan dibangun dengan penjelasan sebagai berikut ini:

1. Sistem Pendukung Keputusan

Bahwa sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang memiliki peran dalam pengambilan keputusan disuatu proses dan memperolehkan hasil pengolahan data [5]. SPK merupakan model karakteristik utama dalam sistem pendukung keputusan yang menghasilkan bentuk representasi sederhana atau abstraksi dari suatu realita [1]. SPK merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi. Pemodelan, dan manipulasi data.

2. Metode Analytic Hierarcy Process (AHP)

AHP merupakan model dari analisa pikiran yang teratur atau kelompok pikiran didalam proses bekerjanya dalam kompleksitas ditangkapnya.

AHP ialah metode untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi

(3)

beberapa bagian. Menyusun bagian- bagian tersebut menjadi bentuk hierarki, kemudian menetapkan nilai numerik untuk penilaian subjektif tentang kepentingan relative suatu variable dan mensintesiskan penilaian yang variabelnya memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian situasi.

3. Metode penelitian

Dalam metode penelitian yang digunakan dalam model SPK yaitu penentuan pembelian sepeda motor bekas, menggunakan metode analitycal hierarchy process yaitu bertempat di showroom Abi Motor Karawang yang beralamat di Klari, Kab. Karawang tahap pengumpulan dengan observasi, wawancara dan studi pustaka.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar dibawah merupakan gambar alur dari sistem pendukung keputusan pemilihan motor bekas. Dimulai dari admin menginput data login, data kriteria, data alternative, data pembobotan dan data perangkingan. User dapat melihat dan memilih kategori alternative motor dengan nama atau kategori motor dan sistem akan menampilkan info rekomendasi motor kepada user.

1) Data Flow Diagram (DFD)

Gambar 2. DFD Level 0

Gambar 3. DFD Level 1

2) Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relational Diagram (ERD) merupakan bagan yang menggambarkan untuk sarana perancangan database, yang terdiri dari objek-objek yang nyata. Entity Relational Diagram (ERD) dapat membantu dalam mempelajari hubungan antar file database yang akan di rancang seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. Entity Relationship Diagram (ERD)

Kriteria yang digunakan dalam sistem ini terdapat 4 (empat) kriteria yang digunakan yaitu kriteria kelengkapan dokumen, kondisi mesin, kondisi fisik dan tahun keluaran, berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik dengan subkriteria sebagai berikut :

(4)

1) Kriteria Kelengkapan Dokumen

Tabel 1. Kriteria Kelengkapan Dokumen

No Inisial Subkriteria 1 Kd1 Lengkap

2 Kd2 Ada BPKB, Tidak Ada STNK

3 Kd3 Ada STNK, Tidak Ada BPKB

2) Kriteria Kondisi Mesin

Tabel 2. Kriteria Kondisi Mesin

No Inisial Subkriteria 1 Km1 Bsik

2 Km2 Cukup 3 Km3 Buruk 3) Kriteria Kondisi Fisik

Tabel 3. Kriteria Kondisi Fisik

No Inisial Subkriteria 1 Kf1 Baik 2 Kf2 Cukup 3 Kf3 Baik 4) Kriteria Tahun Keluaran

Tabel 4. Kriteria Tahun No Inisial Subkriteria

1 Tk1 Tahun 2011 – 2016 2 Tk2 Tahun 2005 – 2010 3 Tk3 Tahun 2013 – 2015 5) Kriteria Merek

Tabel 5. Kriteria Merek No Inisial Subkriteria

1 Mk1 Honda

2 Mk2 Yamaha 3 Mk3 Suzuki 6) Mariks Perbandingan

Tabel 6. Matriks Perbandingan Berpasangan

Me re k

Kelen gkapa n doku men

Ko ndi si Me sin

Ko ndi si Fisi k

Tah un Kelu aran Merek 1.

00 3.00 4.0 0 5.0

0 7.00 Kelen

gkapa n doku men

0.

30 1.00 3.0 0 4.0

0 5.00

Kondis i Mesin

0.

25 0.33 1.0 0 3.0

0 4.00 Kondis 0. 0.25 0.3 1.0 3.00

i Fisik 20 3 0

Tahun Keluar an

0.

14 0.20 0.2 5 0.3

3 1.00 Jumla

h

1.

89 4.78 8.5 8

13.

33 20.0 0 7) Penentuan nilai tiap alternatif di

tiap kriteria

Tabel 7. Penentuan Nilai tiap Alternatif ditiap Kriteria

Altern atif

Kelengka pan Dokumen

Kond isi Mesi n

Kond isi Fisik

Tahun Keluar an

Mere k

Motor 1

Ada BPKB, tidak ada STNK

Baik Cuku p Baik

2005-

2010 Yama ha

Motor 2

Ada STNK, tidak ada BPKB

Cuku p Baik

Baik 2005- 2010

Hond a

Motor

3 Lengkap

Cuku p

Baik Baik 2010-

2015 Hond a

8) normalisasi matriks kriteria perbandingan berpasangan

Tabel berikut merupakan hasil perhitungan normalisasi matriks perbandingan berdasarkan nilai matriks perbandingan.

Tabel 8 normalisasi matriks perbandingan Kelengkapan

dokumen

Kondisi

Mesin Kondisi Fisik Tahun

Keluaran Merek Kelengkapan

dokumen 0.53 0.63 0.47 0.38 0.35

Kondisi

Mesin 0.16 0.21 0.35 0.3 0.25

Kondisi Fisik 0.13 0.07 0.12 0.23 0.2

Tahun

Keluaran 0.11 0.05 0.04 0.08 0.15

Merek 0.07 0.04 0.03 0.02 0.05

Jumlah 1 1 1 1 1

9) Mencari eigen vector

Nilai eigen yang didapatkan digunakan untuk menghitung nilai eigen vector tiap sub kriteria.

Tabel 9 eigen vector

eigen vector Kelengkapan

dokumen 0.469602 Kondisi Mesin 0.253532 Kondisi Fisik 0.148584 Tahun Keluaran 0.08432

(5)

10) Eigen vector tiap sub kriteria kelengkapan dokumen.

Tabel 10 Eigen vector tiap sub kriteria kelengkapan dokumen

Kd1 Kd2 Kd3 Jumlah Priority Vector

Kd1 0.53 0.63 0.47 2.35 0.47

Kd2 0.16 0.21 0.35 1.27 0.25

Kd3 0.13 0.07 0.12 0.74 0.15

Jumlah 1 1 1 5 1

11) Eigen vector tiap sub kriteria Kondisi Mesin.

Tabel 11. Eigen vector tiap sub kriteria Kondisi Mesin

km1 km2 km3 Jumlah Priority Vector

km1 0.53 0.63 0.47 2.35 0.47

km2 0.16 0.21 0.35 1.27 0.25

km3 0.13 0.07 0.12 0.74 0.15

Jumlah 1 1 1 5 1

12) Eigen vector tiap sub kriteria Kondisi Fisik.

Tabel 12. Eigen vector tiap sub kriteria Kondisi Fisik

kf1 kf2 kf3 Jumlah Priority Vector

kf1 0.53 0.63 0.47 2.35 0.47

kf2 0.16 0.21 0.35 1.27 0.25

kf3 0.13 0.07 0.12 0.74 0.15

Jumlah 1 1 1 5 1

13) Eigen vector tiap sub kriteria Tahun Keluaran.

Tabel 13. Eigen vector tiap sub kriteria Tahun Keluaran

Tk1 Tk2 Tk3 Jumlah Priority Vector

Tk1 0.53 0.63 0.47 2.35 0.47

Tk2 0.16 0.21 0.35 1.27 0.25

Tk3 0.13 0.07 0.12 0.74 0.15

Jumlah 1 1 1 5 1

14) Eigen vector tiap sub kriteria Merek.

Tabel 14 Eigen vector tiap sub kriteria Merek

Mk1 Mk2 Mk3 Jumlah Priority Vector

Mk1 0.53 0.63 0.47 2.35 0.47

Mk2 0.16 0.21 0.35 1.27 0.25

Mk3 0.13 0.07 0.12 0.74 0.15

Jumlah 1 1 1 5 1

15) Setelah diketahui nilai tiap alternatif pada tiap kriteria seperti pada tabel 7 sebelumnya maka

nilai sub kriteria di tiap kriteria pada alternatif diambil dari nilai eigen vector tiap sub kriteria pada lampiran tabel 10, tabel 11, tabel 12, tabel 13 dan tabel 14 dengan hasil sebagai berikut

Tabel 15. Pembobotan Alternatif tiap SubKriteria Alterna

tif

Kelengka pan Dokumen

Kond isi Mesi n

Kond isi Fisik

Tahun Keluar an

Mer ek Motor

1 0.25 0.47 0.25 0.25 0.47

Motor

2 0.15 0.25 0.47 0.25 0.25

Motor

3 0.47 0.25 0.47 0.47 0.25

16) Langkah selanjutnya dapat dilakukan penilaian akhir dengan cara mengalikan nilai alternatif di tiap kriteria dengan eigen vector tiap kriteria pada lampiran tabel 9, sehingga mendapatkan hasil seperti dibawah ini.

Motor 1 = (0,25 x 0,4696) + (0,47 x 0,2535) + (0,25 x 0,1485) + (0,25 x 0,0843) + (0,47 x 0,0439) = 0,32

Motor 2 = (0,15 x 0,4696) + (0,25 x 0,2535) + (0,47 x 0,1485) + (0,25 x 0,0843) + (0,25 x 0,0439) = 0,24

Motor 3 = (0,47 x 0,4696) + (0,25 x 0,2535) + (0,47 x 0,1485) + (0,47 x 0,0843) + (0,25 x 0,0439) = 0,40

Tabel 16. Hasil Perangkingan Alternatif

Alternatif Nilai Motor 3 0.40 Motor 1 0.32 Motor 2 0.24

Perancangan sistem basis perangkat lunak atau dialog

Interface dibuat berdasarkan dari rancangan ERD yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam interface ini terdapat 11 jenis tampilan. Mulai dari

(6)

laman login, home, kriteria, sub kriteria dan sisanya sesuai dengan apa yang tertera pada ERD.

1) Model Perangkat Lunak

Lampiran Gambar 4. Home Interface

Lampiran Gambar 5. Kriteria Interface

Lampiran Gambar 6. Sub Kriteria Interface

Gambar 7. Log-In Interface

Gambar diatas merupakan salah satu interface yang dibuat.

Lampiran Gambar 8. Analysis Kriteria Interface

Lampiran Gambar 9. Analysis Alternatif Interface

(7)

Lampiran Gambar 10. Alternatif Interface

Lampiran Gambar 11. Analysis Pembobotan Interface

Lampiran Gambar 12. Pembobotan Interface

Lampiran Gambar 13. Analysis Perangkingan Interface

Lampiran Gambar 14. Perangkingan Interface

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian, telah dilakukan perancang bangun dan uji sistem yang telah dibuat penulis dapat mengambil kesimpulan, Showroom yang mampu memberikan informasi dan rekomendasi, dan dapat mempengaruhi pelanggan untuk menentukan pilihan, sehingga pelanggan akan segera membeli kendaraan pilihannya adalaah suatu kesuksesan tersendiri yang didapatkan oleh pihak pemilik dalam menjalankan bisnis jual beli motor bekasnya. Dengan menerapkan metode AHP dalam sistem penentuan motor bekas dengan data yang diperoleh sehingga kriteria pemilihan motor bekas tersebut dapat berjalan dengan mudah dan tidak terlalu memakan waktu banyak

(8)

dalam pemilihan. Merk, kelengkapan dokumen, kondisi mesin, kondisi fisik, dan tahun keluaran dari motor merupakan kriteria dari calon motor yang akan di beli nantinya. Setelah diketahui nilai tiap alternatif pada tiap kriteria maka nilai sub kriteria di tiap kriteria pada alternatif diambil dari nilai eigen vector tiap sub kriteria dengan hasil dapat dilakukan penilaian akhir dengan cara mengalikan nilai alternatif di tiap kriteria dengan eigen vector tiap kriteria, dan dijumlahkan sehingga mendapatkan hasil bahwa Motor 3 memiliki bobot terbesar senilai 0.40. Lalu segera dibuat Interface berdasarkan dari rancangan ERD yang telah ada.

REFERENSI

[1] Arifin, N. A. (2020). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MOTOR BEKAS DENGAN METODE AHP DAN SAW ( Studi Kasus : Sahabat Motor ). 5(2), 160–170.

[2] Kaeng, A. M., Mananeke, L., &

Lumanauw, B. (2014). Bauran Promosi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha Di PT . Hasjrat Abadi. Jurnal EMBA, 2(3), 1077–1088.

[3] Munthafa, A., & Mubarok, H. (2017).

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process Dalam Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Mahasiswa Berprestasi. Jurnal Siliwangi, 3(2), 192–201.

[4] Saputra, A. R., & Kusuma, A. P.

(2020). Sistem Penentuan Mobil Bekas Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (Ahp). Jurnal

Mnemonic, 3(2), 1–6.

https://doi.org/10.36040/mnemonic.

v3i2.2794

[5] Yuprastiwi, Y., Setiawan, A. B., Sahertian, J., Informatika, T., Teknik, F., Nusantara, U., & Kediri, P. (2020). Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process ( AHP ). 266–272.

Gambar

Gambar 1. Flowchart
Gambar 2. DFD Level 0
Tabel  10  Eigen  vector  tiap  sub  kriteria  kelengkapan dokumen  Kd1 Kd2 Kd3 Jumlah Priority  Vector Kd1 0.53 0.63 0.47 2.35 0.47 Kd2 0.16 0.21 0.35 1.27 0.25 Kd3 0.13 0.07 0.12 0.74 0.15 Jumlah 1 1 1 5 1
Gambar 7. Log-In Interface

Referensi

Dokumen terkait

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan beberapa Hotel di Medan 4 Wijaya Mukti Sri Utari Universita s Muhamm adiyah Surakarta 2012 Pengaruh

Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa Semakin lama benda yang diplating di celup pada larutan plating maka semakin tinggi tingkat ketahanan lapisan tersebut jika di uji

Demikian juga, ada mahasiswa yang menganggap bahwa apa yang telah dilakukannya adalah sebuah cerminan kasih kepada Allah, sementara yang lain beranggapan bahwa kasih

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan dasar administrasi dan legal untuk prosedur penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa sebagai Barang Milik Daerah di Dinas Kesehatan Kota

Untuk suatu permainan dengan matriks pembayaran yang berukuran besar (m x n) dan tidak mempunyai titik pelana serta metode dominasi tidak dapat digunakan untuk

Peg Pegawa awai i ne neger geri i yan yang g mem mempun punyai yai wawasan yang luas tentunya ia dapat membawa dan mengayomi masyarakat wawasan yang luas tentunya ia dapat

warganegaranya yang menjadi korban tindak pidana (nasional pasif), baik di dalam negara dan di negara lain. 3) Prinsip perlindungan, yaitu prinsip yurisdiksi yang

Perancangan e-commerce toko sepatu Mr.Pienk telah dilakukan dengan tahap sebagai berikut: Dimulai dengan perencanaan sistem menggunakan PIECES untuk menganalisa