• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Ekonomi Orang Tua dengan Depresi pada Remaja di SMA N 8 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Status Ekonomi Orang Tua dengan Depresi pada Remaja di SMA N 8 Surakarta."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesulitan, hal ini

disebabkan karena seorang remaja sedang berada dalam masa transisi antara

anak-anak dan masa dewasa (Sarwono, 2010). Orang tua sebagai pemegang

peran utama dalam sebuah keluarga diharapkan dapat melaksanakan

fungsi-fungsi keluarga sebagaimana mestinya. Purnomo (2007) berpendapat bahwa

fungsi keluarga dilihat dari sudut pandang sosiologis, antara lain : edukasi,

sosialisasi, proteksi, afeksi, religiusitas, dan ekonomi. Di mana kondisi

ekonomi keluarga sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup

anak.

Remaja dapat mengalami stres karena adanya tekanan dan tuntutan

yang tidak terpenuhi ketika menyelesaikan masalah dan hal ini menyebabkan

keadaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan. Keadaan tersebut

muncul sebagai depresi bila solusi (pemecahan masalah) tidak ditemukan.

Depresi yang dialami remaja terkait dengan meningkatnya kehidupan penuh

stres (tekanan) dan perubahan keadaan kognitif yang cenderung kurang

introspektif dan berpikir terlalu mendalam yang disertai suasana hati yang

tidak menyenangkan akan segala sesuatu (Steinberg dalam Sulastoyo &

Lailatushifah, 2008).

Menurut Hops dan Lewinston (Siswanto dan Prawitasari, 2003)

disebutkan bahwa gangguan depresi pada kelompok remaja diperkirakan

(2)

20% dari populasi di Amerika Serikat selama periode satu tahun atau dengan

jumlah 17,6 juta penduduk Amerika dewasa atau 10% dari populasi yang

menderita depresi. Berdasarkan dari data tersebut maka Hops dan Lewinston

menyimpulkan bahwa gangguan depresi merupakan masalah psikologis yang

paling penting untuk ditangani.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Sani (Widyowati, 2003)

menemukan bahwa prevalensi gangguan depresi pada remaja perempuan

mencapai 10.71% dan pada remaja laki-laki 8.33% untuk kelompok umur 15

– 17 tahun. Pada kelompok umur 17 – 20 tahun, prevelensi depresi pada

remaja perempuan mencapai 4.54% dan 6.25% pada remaja laki-laki.

Dampak adanya depresi pada remaja sangat beragam. Warsiki (2008)

menyebutkan bahwa dampak terberat dari remaja yang mengalami depresi

adalah bunuh diri. Baskoro (2010) menyebutkan depresi dapat menyebabkan

perilaku antisosial di sekolah.

Depresi pada remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti

faktor tekanan dari diri maupun luar, masalah dengan teman, serta masalah

ekonomi keluarga (Setiawan, 1998). Terkait masalah keluarga, Goodman, et

al (2003) menemukan bahwa status sosial ekonomi berhubungan dengan

kesehatan fisik dan mental remaja, salah satunya yaitu depresi.Lebih lanjut,

hasil penelitian Acenbach & Edelbrock (dalam Santrock, 2003), bahwa

remaja yang berasal dari latar belakang kelas sosial ekonomi rendah

cenderung lebih memiliki masalah dibandingkan dari kelas sosial ekonomi

(3)

Prevalensi depresi pada remaja di Indonesia yang berusia 15-17 tahun

cukup tinggi, di mana pada usia tersebut kebanyakan remaja masih duduk

dalam bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Dari penelitian yang telah

dilakukan Putra (2010) di SMA Negeri di Solo didapatkan kesimpulan bahwa

29,4% siswanya mengalami depresi rendah, sedangkan sisanya 71,6% siswa

mengalami depresi berat. Hal ini menggambarkan bahwa angka kejadian

depresi cukup tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa depresi dapat ditemukan

di masyarakat terutama pada remaja. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian hubungan status ekonomi orang tua dengan depresi

pada remaja di SMA N 8 Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Atas dasar uraian latar belakang, disusun rumusan masalah yaitu

Apakah terdapat hubungan antara status ekonomi orang tua dengan depresi

pada remaja ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status

(4)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

hubungan antara status ekonomi orang tua dengan depresi pada remaja.

2. Manfaat praktis :

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian hubungan antara

status ekonomi orang tua dengan depresi pada remaja ini antara lain :

a. Dapat memberikan masukan kepada pembaca khususnya orang tua

dalam memahami depresi pada remaja.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Dariyo (Sundari, 2009) masa remaja merupakan masa dimana emosi sedang meluap-luap sehingga berdampak pada perilaku remaja yang cenderung melakukan tindakan

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa yang berasal dari status

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kenakalan Remaja ... Pengertian kenakalan remaja ... Aspek-aspek kenakalan remaja

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan motivasi belajar pada siswa, yaitu semakin tinggi atau baik status sosial

Melalui proses belajar sosial remaja memilih sikap yang cenderung androgin, berbeda dengan orang tua yang memiliki peran tradisional, ayah yang cenderung maskulin dan ibu

Perbedaan pada tiap kelompoknya menunjukkan bahwa remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi dan menengah memiliki perbedaan intensi perilaku prososial yang signifikan

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah... Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Penyesuaian Sosial ... Pengertian Penyesuaian Sosial ... Aspek –

Status sosial ekonomi orang tua mempunyai hubungan yang positif dengan gaya hidup hedonisme pada remaja di kelas XI MAN 1 Samarinda, hal ini berarti bahwa semakin baik atau positif