ABSTRAK
PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN
JASA SALON DI YOGYAKARTA
Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Putu Hendry Ryan Hartanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan hubungan dan pengaruh 3 (tiga) variabel bebas yaitu gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 (seratus) orang yaitu mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengujian dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan uji T. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup tidak berpengaruh, sedangkan kelompok acuan dan uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LIFE STYLE, REFERENCE GROUP, AND ALLOWANCE TOWARDS THE STUDENTS’ CONSUMPTION PATTERNS OF SALON SERVICE
IN YOGYAKARTA
A Case Study at Female Students of Sanata Dharma University Yogyakarta
Putu Hendry Ryan Hartanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
This research aims to investigate the influence of life style, reference group, and allowance towards the students’ consumption patterns of salon service in Yogyakarta. The research describes the influence of three independent variables namely life style, reference group, and allowance toward the students’ consumption patterns of salon service. The research is quantitative survey research. The research has one hundred samples of under graduate female students who are studying in Sanata Dharma University Yogyakarta, from various faculties. The sampling technique is Purposive Sampling in which the sample is determined based on specific consideration. The testing techniques in this research are validity and reliability testing, while the techniques of analyzing data used are classic assumption and T. testing. The result of this research showed that life style had no influence, while the reference group and allowance had influence towards the consumption patterns of salon service among female students of Sanata Dharma University Yogyakarta.
PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI
DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Putu Hendry Ryan Hartanto
NIM : 122214007
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI
DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Putu Hendry Ryan Hartanto
NIM : 122214007
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iv
Motto dan Persembahan
Berpikir
dahulu,renungkanlah
dahulu baik-baik sebelum melaksanakan satu kegiatan/pekerjaan. –Bhikkhu Uttamo Mahathera-Someone who don’t know pain will not know how true peace is like.
-Nagato-Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Orang tuaku, terimakasih untuk segala doa, dukungan,
dan pengorbanan yang sudah diberikan padaku
Adiku Made Darma Cahyadi Hartanto, yang selalu
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN
JASA SALON DI YOGYAKARTA
Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 08 Agustus2016 adalah karya hasil saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan, pendapat atau pemikikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam refrensi) pada penulisan aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Putu Hendry Ryan Hartanto
Nomor Induk Mahasiswa : 122214007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPPOK ACUAN, DAN UANG SAKU
TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI YOGYAKARTA: Studi Kasus pada Mahasiswi Universitaas Sanata
Dharma Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Agustus 2016 Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
Sothi Hottu Namo Buddhaya, puji syukur penulis panjatkan pada Sang Triratna,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup,
Kelompok Acuan, dan Uang Saku terhadap Pola Konsumsi Mahasiswi Dalam
Menggunakan Jasa Salon di Yogyakarta: Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas
Sanata DharmaYogyakarta.
Dalam peneitian ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan,
dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.BA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
viii
bimbingan, perhatian, masukan, kritik, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
dukungan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada orang tua saya Nyoman Kariyasa Thirayaso dan Tjhen Sioping, Kadek
Suarnawa dan Kadek Agustini yang selalu mendukung melalui doa, kasih
sayang, semangat, nasihat untuk selalu sabar dan tidak pantang menyerah
dalam berjuang menuju kesuksesan.
7. Kepada adik-adiku tersayang Made Darma Cahyadi Hartanto, Komang Mita
Cahyani, Putu Ryan Cahyana, dan Rizky yang selalu mendukung dan
mendorong penulis untuk selalu tersenyum dalam keadaan sesulit apapun.
8. Untuk teman baik saya Veronika yang sudah memberikan banyak bantuan,
nasihat, dan dukungan kepada penulis dari disusunnya skripsi ini hingga skripsi
ini selesai.
9. Untuk sahabat-sahabat yang saya sayangi, Nyoman Martana, Arwanda, Feri
Lee, Voulney, Maya, Agustina, Nunuk, Yohana, Elisabet Ayu, Remalya,
ix
semangat, doa, canda tawa, ejekan, bantuan, selama penulis berkuliah dan
mengerjakan skripsi.
10.Teman-teman angkatan 2012, yang sudah memberikan banyak warna dalam
hidup penulis selama menempuh perkuliahan di Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma, semoga kalian sukses dan berbahagia.
11.Teman-teman organisasi Vidyasena Vihara Vidyaloka Yogyakarta dari periode
kepengurusan 2012-2016, yang sudah banyak memberikan pengalaman, ilmu,
dan kedewasaan selama penulis berkuliah di Yogyakarta.
12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dann saran yang
membangun bagi penulis agar dapat belajar lebih lagi untuk ke depannya dan skripsi
ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuaan dan semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
x
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ... i
HALAMANPERSETUJUANPEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMANPERNYATAANKEASLIANKARYATULIS ... v
HALAMANPERNYATAANPUBLIKASI ... vi
HALAMANKATAPENGANTAR ... vii
HALAMANDAFTARISI………. ... x
HALAMANDAFTARTABEL ... xiii
HALAMANDAFTARGAMBAR ... xiv
HALAMANDAFTARLAMPIRAN ... xv
HALAMAN ABSTRAK ... xvi
ABSTRACT ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A.Konsumsi ... 7
1. Pengertian Konsumsi ... 7
2. Pengertian Pola Konsumsi ... 8
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi ... 8
B.Gaya Hidup ... 13
1. Pengertian Gaya Hidup ... 13
2. Ukuran Operasional gaya Hidup ... 14
3. Pertanyaan AIO ... 15
C. Kelompok Acuan ... 16
xi
2. Jenis-jenis Kelompok Acuan ... 17
3. Tiga Macam Pengaruh Kelompok Acuan ... 18
4. Beberapa Kelompok Acuan Yang Terkait Dengan Konsumen ... 20
D. Uang Saku ... 24
1. Pengertian Uang Saku ... 24
2. Hubungan Antara Konsumsi dengan Uang Saku ... 25
3. Pengaruh Uang Saku Terhadap Pengeluaran Konsumsi ... 25
E. Refrensi Terdahulu... 26
F. Kerangka Konseptual ... 27
G.Rumusan Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 29
1. Subjek Penelitian ... 29
2. Objek Penelitian ... 29
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
1.Lokasi Penelitian ... 29
2. Waktu Penelitian ... 30
D. Variabel Penelitian ... 30
1. Variabel Independen ... 30
2. Variabel Dependen ... 31
3. Skala Pengukuran ... 32
E. Populasi dan Sampel ... 32
1. Populasi ... 32
2. Sampel ... 33
F. Teknik Sampling ... 33
G. Sumber Data ... 34
H. Teknik Pengumpulan Data ... 34
I. Teknik Pengujian Penelitian ... 34
1. Pengujian Validitas... 34
xii
J. Teknik Analisis Data... 36
1. Uji Asumsi Klasik ... 36
2. Analisis Regresi Berganda ... 38
3. Uji t atau Uji Parsial ... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 41
BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN... 44
A. Deskripsi Data dan Analisis ... 44
1. Deskripsi Data Responden ... 44
2. Analisis Deskriptif Variabel ... 47
B. Hasil Uji Statistik ... 51
1. Hasil Uji Validitas ... 51
2. Hail uji Reliabilitas ... 53
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 55
4. Hasil Analisis Data ... 60
C. Pembahsan ... 62
BAB VI PENUTUP ... 66
A. Simpulan ... 66
B. Saran ... 67
C. Keterbatasan Penelitian ... 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lam Judul Halaman
Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 71
Lampiran II Skor Jawaban Gaya Hidup ... 74
Lampiran III Skor Jawaban Kelompok Acuan ... 78
Lampiran IV Skor Jawaban Uang Saku ... 82
Lampiran V Skor Jawaban Pola Konsumsi ... 86
xvi
ABSTRAK
PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN
JASA SALON DI YOGYAKARTA
Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Putu Hendry Ryan Hartanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan hubungan dan pengaruh 3 (tiga) variabel bebas yaitu gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 (seratus) orang yaitu mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengujian dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan uji T. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup tidak berpengaruh, sedangkan kelompok acuan dan uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.
xvii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LIFE STYLE, REFERENCE GROUP, AND ALLOWANCE
TOWARDS THE STUDENTS’ CONSUMPTION PATTERNS OF SALON SERVICE
IN YOGYAKARTA
A Case Study at Female Students of Sanata Dharma University Yogyakarta
Putu Hendry Ryan Hartanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
This research aims to investigate the influence of life style, reference group, and allowance towards the students’ consumption patterns of salon service in Yogyakarta. The research describes the influence of three independent variables namely life style, reference group, and
allowance toward the students’ consumption patterns of salon service. The research is quantitative survey research. The research has one hundred samples of under graduate female students who are studying in Sanata Dharma University Yogyakarta, from various faculties. The sampling technique is Purposive Sampling in which the sample is determined based on specific consideration. The testing techniques in this research are validity and reliability testing, while the techniques of analyzing data used are classic assumption and T. testing. The result of this research showed that life style had no influence, while the reference group and allowance had influence towards the consumption patterns of salon service among female students of Sanata Dharma University Yogyakarta.
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dewasa ini sektor jasa telah mengalami peningkatan yang dramatis dibanding
dekade sebelumnya. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor jasa terhadap
perekonomian dunia yang kini telah mendominasi sekitar dua pertiganya. Di Eropa
misalnya, kini sudah menyumbang 60 % PDB, sedangkan di Indonesia telah hampir
mencapai 30%-nya. Kontribusi ini dapat dilihat dari segi pendapatan atau
kemampuannya dalam menyerap sebagian besar tenaga kerja (Lupiyoadi, 2013).
Pergerakan yang terjadi di sektor jasa sangat bisa dilihat dari perkembangan
usaha jasa yang terdapat di sekitar masyarakat. Seiring dengan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, kebutuhan akan mengonsumsi produk-produk jasa yang
timbul dari kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan
tentunya semakin meningkat.
Konsumsi itu sendiri merupakan penggunaan barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan manusia. Istilah konsumsi, di dalam ekonomi akan secara
umum diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara
langsung akan memenuhi kebutuhan manuasia (Rosyidi, 2014).
Setiap orang tentunya pasti melakukan kegiatan konsumsi, salah satunya
adalah mahasiswi. Konsumsi yang dilakukan oleh manusia biasanya dipengaruhi
mereka, atau pendapatan yang dimiliki. Gaya hidup merupakan pola di mana orang
hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup merupakan fungsi motivasi
konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel
lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen
(Engel dkk, 1994).
Sekarang ini bisa dilihat gaya hidup yang dimiliki oleh orang-orang semakin
mewah karena adanya kebiasaan yang menganggap bahwa orang menjadi bahagia
dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin. Hal ini juga bisa dilihat pada
lingkungan remaja seperti mahasiswi, salah satu bentuk kebahagiaan yang
dilakukan oleh mahasiswi adalah kebiasaan untuk pergi ke salon.Salon merupakan
usaha yang bergerak di bidang jasa dengan berbagai tawaran perawatan seperti
wajah, rambut dan tubuh baik untuk laki-laki maupun perempuan yang umumnya
dilakukan untuk kepentingan sosial dan pribadi mereka.
Umumnya, mendengar kata salon seseorang akan mengidentikkan kata
tersebut dengan kaum wanita, karena mereka pergi ke salon ketika mereka
membutuhkan perawatan dan ingin dimanjakan melalui jasa yang ditawarkan pada
salon tersebut.Bahkan melihat gaya hidup sekarang, remaja wanita saat ini seperti
mahasiswi sangat senang pergi ke salon. Hal ini tentunya terdapat berbagai faktor
yang menyebakan mereka senang untuk pergi ke salon. Salah satunya karena gaya
kelompok acuan yakni sahabat-sahabat yang dimiliki oleh mahasiswi dan uang
saku yang diperolehnya dari orang tua merka.
Kelompok acuan merupakan orang atau kelompok orang yang secara nyata
mempengaruhi perilaku seseorang (Sumarwan, 2011). Biasanya, kelompok acuan
yang paling dekat dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam mengonsumsi suatu
produk seperti kelompok persahabatan.
Mahasiswi tentunya melakukan proses sosial di kampusnya atau
kesehariannya seperti bergaul satu dengan lainnya. Mereka tentunya membutuhkan
yang namanya teman atau sahabat apalagi bagi mereka yang merupakan mahasiswi
indekos, tentunya mereka jauh dari orang tua dan teman atau sahabatlah yang
paling dekat dengan mereka. Memiliki teman atau sahabat sudah merupakan naluri
bagi mereka apalagi tidak hanya karena mereka seorang remaja, namun juga karena
mereka adalah mahluk sosial. Pendapat dan kesukaan yang dimiliki oleh seorang
teman atau sahabat umumnya sering kali mempengaruhi keputusan dalam
melakukan pembelian atau melakukan kegiatan konsumsi.
Uang saku pemberian orang tua merupakan pendapatan yang diperoleh oleh
mahasiswi juga dapat mempengaruhi bagaimana pola konsumsi mereka. Biasanya
mahasiswi akan memanfaatkan uang saku mereka untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan mereka sehari-hari. Umumnya semakin tinggi uang saku yang diperoleh
para mahasiswi, maka semakin tinggi kegiatan konsumsi mereka.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis
acuan dan uang saku terhada pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan
jasa salon di kota Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam
menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?
2. Apakah kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi
dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?
3. Apakah uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam
menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?
C. Pembatasan Masalah
Batasan permasalah yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengguna jasa salon yang dimaksud penulis dalam tulisan ini adalah mahasiswi
yang sering (minimal 2 bulan sekali) pergi ke salon dan sedang studi S1 di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Pola konsumsi Mahasiswi dalam penelitian ini dibatasi pada frekuensi
mahasiswi dalam menggunakan jasa salon, jenis jasa salon yang dipilih, dan
besaran Rupiah yang dikeluarkan oleh mahasiswi dalam menggunakan jasa
3. Kelompok acuan yang menjadi sorotan dalam penelitian disini adalah
kelompok persahabatan. Kelompok persahabatan disini adalah teman-teman
sebaya, baik teman satu kampus atau teman-teman dari luar kampus.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dirumuskan penulis, maka tujuan dari
penelitan ini adalah sebagai beikut:
1. Untuk mengetahui gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi
dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi
mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi
dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa
yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan yang
diharapkan dapat menambah wawasan pengetauan khususnya mengenai
pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu manajemen
pemasaran, khusunya yang berkaitan dengan pengaruh gaya hidup, kelompok
acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi dalam menggunakan jasa salon di
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Konsumsi
Konsumsi merupakan tahap keempat dari proses keputusan konsumen. Setelah
konsumen membeli atau memperoleh paroduk dan jasa, biasanya akan diikuti oleh
proses konsumsi atau penggunaan produk. Istilah konsumsi memiliki arti yang luas
dan arti ini terkait dengan jenis atau kategori produk dan jasa yang dibeli atau
dipakai.
Konsumen mengkonsumsi suatu produk dengan beragam tujuan. Karena itu,
produsen sering kali membuat suatu produk yang dapat memenuhi berbagai
kebutuhan konsumen. Tujuan konsumen sering menggambarkan situasi pemakaian
oleh konsumen. Misalnya, konsumen menggunakan terigu untuk berbagai tujuan:
membuat roti, gorengan, kue basah, kue kering, dan lain-lain (Sumarwan, 2011).
1. Pengertian Konsumsi.
Dalam ilmu ekonomi, konsusmi diartikan penggunaan barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan manusiawi. Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud
serta tujuan yang esensial dari produksi. Apabila dipergunakan tanpa kualifikasi
apa pun, istilah “konsumsi” di dalam ekonomi akan secara umum diartikan sebagai
penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi
kebutuhan manuasia. Namun, beberapa macam barang seperti mesin-mesin
maupun bahan mentah, dipergunakan untuk menghasilkan barang lain. Konsumsi
langsung dapat memuaskan kebutuhan disebut sebagai konsumsi akhir
(Rosyidi, 2014).
Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi
terdiri dari barang tidak tahan lama, barang tahan lama dan juga jasa meliputi
pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan.
(Mankiw, 2000 dikutip dalam Karoma).
2. Pengertian Pola Konsumsi
Menurut Ensiclopedia Economics (di dalam Rahayu, 2013) pola konsumsi adalah proporsi pengeluaran suatu rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
barang dan jasa untuk tingkat pendapatan dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Rahardja, 1986 (di dalam Rahayu, 2013) pola konsumsi
didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seseorang atau rumah tangga untuk
jangka waktu tertentu yang dapat dipenuhi oleh penghasilannya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi barang dan jasa (Kotler,
1996):
a. Faktor Budaya
Faktor budaya terdiri dari kebudayaan, sub kebudayaan, dan kelas sosial.
1)Kebudayaan
Kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan
perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian tata nilai, persepsi,
preferensi dan prilaku melalui keluarganya dari lembaga-lembaga kunci
2)Sub kebudayaan
Sub kebudayaan terdiri dari sub-sub kebudayaan yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik.
Sub kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras dan daerah
geografis.
3)Kelas sosial
Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam
suatu masyarakat yang tersusun secara hierarkis dan anggota-anggotanya
memiliki tata nilai, minat dan perilaku yang mirip.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
1) Kelompok acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap pendirian atau
perilaku seseorang. Semua ini adalah kelompok dimana orang tersebut
berada atau berinteraksi. Sebagian merupakan kelompok primer seperti
keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang mana orang tersebut
secara terus menerus berinteraksi dengan mereka.
2) Keluarga
Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling
berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua seseorang. Dari
dan ekonomi serta suatu rasa ambisi pribadi, penghargaan pribadi, dan
cinta. Bahkan jika si pembeli sudah tidak berinteraksi lagi dengan orang
tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku si pembeli bisa saja tetap
signifikan.
3) Peran dan status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
baik keluarga, klub, atau organisasi. Posisi orang dalam setiap kelompok
dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status.
c. Faktor Pribadi
Faktor pribadi terdiri dari usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.
1) Usia dan tahap siklus hidup
Orang-orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang
hidupnya. Mereka memakan makanan bayi pada tahun-tahun awal,
memakan segala jenis makanan pada tahun-tahun pertumbuhan dan
dewasa, dan memakan makanan diet khusus pada tahun-tahun berikutnya.
Selera orang-orang dalam pakaian, perabot, dan rekreasi juga
berhubungan dengan usia.
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Seorang
pekerja berkerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak
membeli pakaian mahal, perjalanan udara, keanggotaan country club, dan kapal layar.
3) Keadaan ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi keadaan ekonomi seseorang.
Keadaan ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan,
tabungan dan kekayaan, hutang, kekuatan untuk meminjam, dan
pendirian terhadap belanja dan menabung.
4) Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari sub kultur, kelas sosial, dan pekerjaan
yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya
hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang diungkapkan
dalam kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang.
5) Kepribadian dan konsep diri
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian
merupakan karakteritik psikologis yang berbeda dari seseorang yang
menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap
lingkungannya.
d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, pengetahuan, serta
1)Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan setiap waktu tertentu. Suatu
kebutuhan menjadi suatu motif bila telah mencapai tingkat intensitas yang
cukup. Suatu motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk
mendorong seseorang untuk bertindak.
2)Persepsi
Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaiman
seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh peresepsi dia mengenai
situasi tertentu. Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tetapi
juga pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan
keadaan individu tersebut.
3)Pengetahuan
Ketika orang-orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan
menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari
pengalaman. Ahli teori pengetahuan mengatakan bahwa pengetahuan
seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling mempengaruhi dari
dorongan, stimuli, petunjuk, tanggapan, dan penguatan.
4)Kepercayaan dan sikap pendirian
Melalui bertindak dan belajar, orang-orang memperoleh kepercayaan
dan pendirian. Hal ini kemudian mempengaruhi prilaku pembelian
mereka. Suatu kepercayaan adalah pikiran deskriptif yang dianut
kognitif yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, perasaan
emosional, dan kecendrungan tindakan yang mapan dari seseorang
terhadap suatu obyek atau ide.
B. Gaya Hidup
Gaya hidup berada di luar kepribadian. Gaya hidup merupakan konsep yang
lebih kontemporer, lebih komprehensif, dan lebih berguna daripada kepribadian.
Karena alasan ini, perhatian yang besar harus dicurahkan pada upaya memahami
konsepsi atau kata yang disebut gaya hidup, bagaimana gaya hidup diukur dan
bagaimana gaya hidup digunakan (Engel dkk, 1994).
1. Pengertian gaya hidup.
Menurut Kotler (2005), Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia
yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya.
Menurut Mowen dan Minor (2002), Gaya hidup didefinisikan secara
sederhana sebagai bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup juga dipergunakan
untuk menguraikan tiga tingkat agregasi orang yang berbeda: individu,
sekelompok kecil orang yang berinteraksi, dan kelompok orang yang lebih
besar. Gaya hidup menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka
membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu
2. Ukuran operasional gaya hidup
Psikografi adalah teknik utama yang digunakan peneliti konsumen sebagai
ukuran operasional gaya hidup. Psikografis memberikan pengukuran kuantitaif
dengan sampel besar berlawanan dengan teknik penelitian kuantitatif seperti
wawancara kelompok fokus atau wawancara mendalam.
Psikografi bergerak di luar pandangan konsumen yang diekspresikan di
dalam pengukuran demografi, perilaku, dan sosioekonomi. Menurut Demby
(Didalam Engel dkk, 1994), seorang peneliti yang secara umum dipercaya
sebagai pencipta istilah tersebut, memberikan definisi yang diperluas:
Pemakaian faktor psikologis, sosiologis, dan antropologis, seperti
manfaat yang diinginkan (dari pelaku yang sedang dipelajari), konsep diri,
dan gaya hidup (atau gaya yang dijalani) untuk menentukan bagaimana
pasar di pangsa menurut kecendrungan kelompok di dalam bersangkutan
dan alasan mereka untuk mengambil keputusan tertentu mengenai produk,
orang, ideologi, atau kalau tidak menganut suatu sikap atau menggunakan
medium.
AIO, merupakan istilah yang bisa digunakan untuk menukarkan istilah
psikografi, yang mengacu pada pengukuran kegiatan, minat, dan opini.
Beberapa peneliti mengartikan A sebagai Attitudes yakni sikap, tetapi istilah
dan Darden (Di dalam Engel dkk, 1994) komponen AIO didefinisikan
sebagai berikut:
Activities (kegiatan) merupakan tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di toko, atau menceritakan kepada tetangga mengenai
pelayanan yang baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan
untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.
Interest (minat) akan semacam objek, peristiwa atau topik adalah
tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus
kepadanya.
Opinion (opini) merupakan “jawaban” lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus dimana semacam
“pertanyaan” diajukan.
Opini digunakan untuk mendiskripsikan penafsiran, harapan, dan
evaluasi seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi
mengenai sehubungan dengan peristiwa masa datang, dan penimbangan
konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya
tindakan alternatif.
3. Pertanyaan AIO
Menurut Mowen dan Minor (2001), untuk mengetahui gaya hidup
konsumen, para peneliti psikografis menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
disebut pertanyaan AIO yang berusaha mengungkapkan aktivitas, minat, dan
mengindikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli, dan
bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Pertanyaan minat,
memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen. Sementara pertanyaan
opini, menyelidiki pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik-topik
peristiwa dunia, lokal, moral, ekonomi, dan sosial.
C. Kelompok acuan
Sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang
saling berinteraksi untuk mencapa tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa
merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran,
masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan
mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut.
Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama,
kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua,
anggota-anggota kelompok sering kali membuat keputusan bersama-sama sebagai
sebuah kelompok (Sumarwan,2011).
1. Pengertian kelompok
Menurut Sumarwan (2011), kelompok acuan adalah seorang individu atau
sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang.
Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan
atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif, kognitif, dan prilaku.
Menurut Mowen dan Minor (2001), Kelompok acuan adalah istilah luas
diantara semua jenis kelompok acuan adalah bahwa mereka digunakan oleh
para anggota sebagai titik acuan untuk mengevaluasi kebenaran tindakan
merek, kepercayaan, dan sikap.
2. Jenis-jenis kelompok acuan
a. Kelompok formal dan informal
Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal.
Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara
tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi.
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur
organisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat
(Sumarwan, 2011).
b. Kelompok primer dan skunder
Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan yang terbatas,
interaksi antar anggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan
emosional antar anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai
dan sikap serta perilaku.
Kelompok sekunder memiliki ikatan yang lebih longgar dari kelompok
primer, antar anggota kelompok mungkin juga terjadi kontak tatap muka
langsung, antar anggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap
c. Kelompok aspirasi dan disosiasi
Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan
untuk mengikuti norma, nilai, maupun prilaku dari orang lain yang dijadikan
kelompok acuannya. Anggota dari kelompok aspirasi berusaha membuat
asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuannya dengan cara bersikap
dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut. Anak-anak muda senang
meniru cara berpakaian para selebriti dari Amerika, mereka bahkan berusaha
meniru perilakunya. Anak-anak muda ini disebut sebagai kelompok aspirasi,
sedangkan selebriti Amerika sebagai kelompok acuannya.
Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk
menghindari asosiasi dengan kelompok acuan. Contohnya, para anggota
Partai Keadilan selalu menunjukan ketertiban dalam berdemonstrasi, yang
sangat berbeda dengan perilaku demo dari kelompok lainnya (Sumarwan,
2011).
3. Tiga macam pengaruh kelompok acuan
a. Pengaruh normatif
Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap
seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti.
Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti
kelompok acuan jika ada (1) tekanan kuat untuk mematuhi norma-norma
yang ada, (2) penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, dan (3) produk dan
Seorang konsumen cenderung akan mengikuti apa yang dikatakan atau
disarankan oleh kelompok acuan jika ada tekanan kuat untuk mengikuti
norma-norma yang ada. Pengaruh semakin kuat jika ada sanksi sosial bagi
konsumen yang tidak mengikuti saran dari kelompok acuan. Seorang
bawahan ada kewajiban atau norma untuk meminta ijin kepada atasannya,
jika ia ingin melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya
(Sumarwan, 2011).
b. Pengaruh ekspresi nilai
Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya
sebagai pembawa ekspresi nilai. Seorang kosumen akan membeli
kendaraan mewah dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya
sebagai orang yang sukses atau kendaraan tersebut dapat meningkatkan
citra dirinya. Konsumen tersebut merasa bahwa orang-orang yang memiliki
kendaraan mewah akan dihargai dan dikagumi oleh orang lain. Konsumen
memiliki pandangan bahwa orang lain menilai kesuksesan seseorang
dicirikan oleh pemilikan kendaraan mewah, karena itu ia berusaha memiliki
kendaraan tersebut agar bisa dipandang sebagai seseorang yang telah sukses
(Sumarwan, 2011).
c. Pengaruh informasi
Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari
seorang konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya
Seorang dokter adalah kelompok acuan bagi para pasiennya. Apapun obat
yang disarankan oleh dokter, biasanya diikuti oleh pasiennya. Pasien
menganggap bahwa dokter memiliki pengetahuan dan informasi yang
dipercaya, selain itu secara sosial dan peraturan, dokter adalah profeesi
yang memiliki otoritas dalam membuat resep obat.
4. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen (Sumarwan, 2011).
a. Kelompok persahabatan
Konsumen membutuhkan sahabat dan teman sesamanya. Memiliki teman
atau sahabat merupakan naluri dari konsumen sebagai mahluk sosial.
Teman dan sahabat bagi seorang konsumen akan memenuhi beberapa
kebutuhan konsumen: kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan mendiskusikan berbagai masalah ketika konsumen merasa
enggan untuk membicarakannya dengan orang tua atau saudara kandung.
Konsumen yang memiliki teman adalah tanda bahwa ia telah membina
hubungan sosial dengan dunia luar.
Pendapat dan kesukaan teman sering kali mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen dalam membeli dan memilih produk dan merek.
Kelompok persahabatan adalah kelompok informal dan mungkin bisa
berbentuk kelompok primer maupun sekunder. Para pemasar telah
memahami bagaimana pentingnya pengaruh kelompok persahabatan
b. Kelompok belanja
Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja
bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan
kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain yang
bertemu di toko untuk membeli produk bersama. Ketika konsumen datang
ke toko, mungkin sendiri, tetapi berjumpa orang lain di toko yang sama.
Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru
dikenalnya mengenai produk atau jasa yang akan dibelinya. Jika beruntung,
konsumen tersebut mungkin banyak memberikan informasi yang
diketahuinya mengenai produk dan merek. Informasi tersebut akan
mengurangi rasa khawatir akan risiko salah dalam membeli produk.
Seorang konsumen sering membawa teman atau saudara ketika
berbelanja. Tujuan membawa teman bisa bermacam-macam. Pertama
adalah tujuan sosial, yaitu untuk menikmati kebersamaan dengan saudara
atau teman. Yang kedua adalah untuk mengurangi risiko salah dalam
membeli produk. Konsumen akan membawa teman atau saudara yang telah
mengetahui produk tersebut.
Konsumen yang akan membeli komputer, akan membawa teman atau
saudara yang memahami seluk beluk komputer. Teman dan saudara itulah
c. Kelompok kerja
Konsumen yang telah bekerja akan menghabiskan waktunya 35 sampai
40 jam di tempat kerja. Dia akan berinteraksi dengan teman-teman
sekerjanya, baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian
lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman
sebagai kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan jasa, dan
pemilihan merek. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja formal,
jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh
perusahaan. Kelompok kerja bisa juga berbentuk informal, jika kelompok
tersebut terdiri dari orang-orang yang bekerja di perusahaan yang sama.
Kelompok kerja informal akan saling bertemu saat makan siang, kegiatan
sosial atau pulang bersama. Kedua kelompok kerja tersebut akan
mempengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan
dibelinya.
d. Kelompok atau masyarakat maya
Berbagai kelompok yang telah dibahas sebelumnya menggambarkan
kelompok yang dibatasi oleh geografik dan waktu, yaitu kelompok yang
bertemu dan berkomunikasi lisan pada ruang dan waktu yang telah
ditentukan. Perkembangan teknologi komputer dan internet telah
atau masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau
negara, bahkan tidak dibatasi oleh waktu.
Melalui internet dan e-mail, seorang konsumen yang masih belajar di sekolah dasar sekarang bisa mencari teman dari kota lain bahkan dari negara
lain, ia bisa berhubungan dengan teman sebayanya dari berbagai belahan
dunia tersebut, kapan saja ia inginkan. Seorang konsumen dapat membuka
internet dan bergabung dengan masyarakat internet, ia memiliki akses yang
luas untuk mencari masyarakat internet yang sesuai dengan kebutuhannya,
kemudian bergabung dengan masyarakat tersebut.
e. Kelompok pegiat konsumen
Konsumen yang kecewa dalam pembelian produk dan jasa, akan
melakukan beberapa tindakan: (1) diam dan kesal, dan menyampaikan
kekecewaannya kepada teman, (2) berkirim surat ke tempat pembelian atau
mendatangi toko untuk mengeluh dan minta ganti rugi, dan (3) berkirim
surat dan mengeluh kepada surat kabar atau majalah, atau mengadu ke
lembaga perlindungan konsumen. Apa pun yang dilakukan konsumen
ketika kecewa terhadap produk adalah gambaran tindakan protes dari
konsumen.
Konsumen memerlukan kelompok yang bisa membantunya ketika
dirugikan oleh produsen. Perlindungan konsumen semakin dipentingkan
dan diperhatikan ketika telah diundangkan Undang-undang Perlindungan
Untuk melindungi kepentingan konsumen, pemerintah mengakui
adanya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang
diharapkan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen. Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) adalah lembaga swadaya tertua di
Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan konsumen. Lembaga ini
telah berperan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan
aktif memberikan masukan kepada lembaga pemerintah maupun swasta.
Perusahaan swasta dan pemerintah sering melibatkan YLKI dalam berbagai
hal yang berkaitan dengan kenaikan harga maupun tarif barang dan jasa. Ini
merupakan langkah yang baik dari pemerintah dan swasta dalam
melindungi kepentingan konsumen, karena YLKI didengar pendapatnya
terlebih dahulu, YLKI bisa dianggap sebagai lembaga yang secara tidak
langsung mewakili kepentingan konsumen.
D. Uang Saku
1. Pengertian Uang Saku.
Menurut Collins dictionary.com, uang saku merupakan sejumlah kecil uang yang diberikan kepada anak-anak oleh orang tua sebagai tunjangan dalam jangka
waktu mingguan (pocket money is a small weekly sum of money given to children by parents as allowance).
Menurut penulis, uang saku merupakan pendapatan yang diperoleh seorang
konsumsi seseorang. Umumnya semakin tinggi uang saku, semakin tinggi pula
kegiatan konsumsi seseorang.
2. Hubungan Antara Konsumsi dengan Uang Saku
Uang saku merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran
konsumsi mahasiswa, dengan rata-rata pendapatan uang saku yang
berbeda-beda dari setiap mahasiswa yang diterimanya setiap hari, setiap minggu, atau
setiap bulannya. Sebagian besar mahasiswa mengandalkan uang saku yang
didapatannya untuk digunakan dalam berkonsumsi dalam periode waktu
tertentu, sehingga uang saku dan pengeluaran konsumsinya berbanding lurus
(Syahrina, 2008 dikutip dalam karoma).
3. Pengaruh Uang Saku Terhadap Pengeluaran Konsumsi
Mahasiswi memperoleh pendapatan berupa uang saku dari orang tua
mereka. Selain uang saku, mahasiswi juga bisa memperoleh pendapatan dari
beasiswa (jika penerima beasiswa). Uang saku dari orang tua ini bisa diterima
oleh mahasiswi bisa setiap bulan atau minggu, dari uang saku ini para mahasiswi
selanjutnya memenuhi kebutuhan mereka yang selanjutnya dialokasikan ke
pengeluaran konsumsi mereka.
Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh
dipengaruhi oleh kekuatan pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes
menunjukan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran
konstan, dan bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan
konsumsi nominal (Dikutip dalam Rabbani, 2013).
E. Referensi Penelitian Terdahulu
1. Agustina Resi Karoma, (2013) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pola Kosumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makasar. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
mahasiswa indekos di kota makasar. Data penelitian ini diperoleh melalui
penyebaran kuesioner dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan
mahasiswa yang tinggal di rumah kos di wilayah kota makasar. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa: a) secara parsial variabel uang saku berpengaruh secara
signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makasar, b) variabel
IPK berpengaruh secara tidak signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos
di kota Makasar, c) variabel beasiswa dan jurusan terdapat perbedaan yang
signifikan berpengaruh terhadap konsusmsi mahasiswa indekos di kota
Makasar.
2. Lilik Noor Yulianti, dkk. (2012) meneliti tentang Pengaruh Kelompok Acuan
Terhadap Kesadaran dan Konsumsi Beras Merah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan terhadap kesadaran dan
konsumsi beras merah di Bogor. Penelitian ini menggunakan metode Snowball
Sampling dengan melibatkan 130 konsumen. Hasil penelitan ini mengungkapkan bahwa besar pengaruh kelompok acuan yang disarankan
hubungan yang signifikan dengan usia konsumen. Kesadaran memiliki
hubungan nyata dengan pendidikan dan media, namun hanya pendidikn yang
memberikan pengaruh signifikan terhadap kesadaran. Kekuatan kelompok
acuan juga mempengaruhi kesadaran, yaitu saat kekuatan kelompok acuan
semakin tinggi maka kesadaran akan menurun. Namun hanya kesadaran yang
memepengaruhi konsumsi beras merah secara signifikan.
F.Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran teoritis yang disusun penulis terdiri dari variabel
independen dan dependen. Variabel independen terdiri dari uang saku, kelompok
acuan, dan gaya hidup. Variabel dependen yaitu pola konsumsi mahasiswi.
Kerangka teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berilkut:
Gambar II.1. Kerangka Konseptual Penelitian.
Gaya hidup (X1)
Kelompok acuan (X2)
Uang saku (X3)
G.Rumusan Hipotesis 1. Hipotesis 1:
H01: gaya hidup tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam
menggunakan jasa salon di Yogykarta.
HA1: gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam
menggunakan jasa salon di Yogyakarta.
2. Hipotesis 2:
H02: Kelompok acuan tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi
dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.
HA2: kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam
menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.
3. Hipotesis 3:
H03: uang saku tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam
menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.
HA3: uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam
29
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Menurut Kerlinger (dikutip dalam
Sugiyono, 2012) penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel
yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative,
distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu)
yang berstudi di Universitas Sanata Dharma kampus I Mrican dan kampus III
Paingan, dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon.
2. Objek penelitian
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah variabel yang bisa diukur dan
yang akan diteliti oleh penulis. Obyek dalam penelitian ini adalah gaya hidup,
kelompok acuan, uang saku, dan pola konsumsi mahasiswi.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi dari penelitian ini adalah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yakni
55002 dan kampus III Paingan yang terletak di Jl. Paingan, Maguwoharjo,
Depok, Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu penelitian dilakukan sekitar akhir Maret-April 2016
D. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen.
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Gaya Hidup (X1)
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang yang terungkap
pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya,
Kotler (2005).
b. Kelompok Acuan (X2)
Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang
secara nyata mempengaruh prilaku seseorang, Sumarwan (2011).
c. Uang saku (X3)
Collins dictionary.com menyatakan, uang saku merupakan sejumlah kecil
uang yang diberikan kepada anak-anak oleh rang tua sebagai tunjangan
Tabel III.1
Variabel Independen dan Indikator
2. Variabel Dependen.
Varabel dependen merupakan variabel yang tergantung pada variabel lain.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pola konsumsi.
Pola konsumsi adalah proporsi pengeluaran suatu rumah tangga untuk
membeli berbagai jenis barang dan jasa untuk tingkat pendapatan dalam jangka
waktu tertentu, Ensiclopedia Economics (di dalam Rahayu, 2013).
Pola konsumsi didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seseorang atau
rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang dapat dipenuhi oleh
penghasilannya, Rahardja 1986 (di dalam Rahayu, 2013).
Tabel III.2.
Variabel Dependen dan Indikator Variabel Indikator
Gaya Hidup Aktivitas Minat Opini
Kelompok acuan Ekspresi nilai.
Informasi dari teman. Uang Saku Pemanfaatan/penggunaan
Variabel Indikator Pola Konsumsi Jenis jasa
3. Skala pengukuran.
Skala pengukuran yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2013).
Tabel III.3 Skala Likert
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).
Populasi dalam penelitan ini adalah mahasiswi yang sering menggunakan jasa
salon dari berbagai fakultas dan program studi serta saat ini sedang studi S1 di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kode Keterangan Skor SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila jumlah populasi besar,
maka peneliti tidak mungkin bisa menggunakan jumlah populasi tersebut, oleh
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel dari populasi itu.
Menurut Hendryadi dan Suryani (2015) dalam menentukan sampel dan
populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel. Oleh karena jumlah
populasi dalam penelitian ini tidak diketahui dan penelitian ini adalah penelitian
survei, maka jumlah sampel minimum untuk penelitian survei adalah 100
responden.
F. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2013), teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan pada penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang dapat digunakan.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah
NonProbability Sampling, khususnya yaitu Purposive sampling. Purposive
sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Pertimbangan tertentu yang dimaksud dalam penelitian ini diantaranya:
1. Mahasiswi aktif S1 Universitas Sanata Dharma.
2. Minimal ke salon 2 (dua) bulan 1 (satu) kali.
G. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer.
Sumber primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti,
melalui penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada responden.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu penyebaran
kuesioner. Kuesionr merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
I. Teknik Pengujian Penelitian 1. Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alat
ukur/instrumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang hendak didapatkan
dari penggunaan instrumen tersebut (Nugroho, 2011).
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel
dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
Suatu instrumen dikatakan valid, bila (Siregar, 2014):
1. Efisien korelasi product moment melebihi 0,3.
2. Koefisien korelasi product moment > r-tabel (a ; n-2) n = jumlah sampel.
3. Nilai sig < a.
Rumusan yang bisa digunakan untuk mengukur uji validitas adalah Product Moment sebagai berikut (Siregar, 2014) :
rxy = n(∑xy) - (∑x) (∑y)
√{ n∑x2 - (∑x)2}{n∑y2 - (∑y2) }
Keterangan :
rxy = Validitas instrumen
n = Jumlah instrumen
x = Skor rata – rata dari X
y = Skor rata-rata dari Y
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur seberapa besar suatu instrumen
penelitian dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data
(Nugroho, 2011). Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal
maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat
diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen
Uji Reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari
responden. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pada penelitian ini
adalah Cronbach Alpha sebagai berikut (Siregar, 2014) : �
= { ��− }{ − ∑ ���2 �2 }
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
∑ ∑ �� = Total dari varian masing-masing variabel �� = Varian total
J. Teknik Analisis Data 1. Uji asumsi klasik
Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi
asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum
melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji
multikorelasi, uji heteroskeditas, dan uji autokorelasi (Sarjono dan Julianita,
2011).
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu
miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas menjadi penting karena merupakan salah satu syarat pengujian parametric-test. Dalam uji normalitas, untuk menentukan normal tidaknya suatu data adalah dengan
melihat nilai Sig. dibagian Kolmogorov-Smirnov, apabila angka Sig.
menunjukan > 0,05 maka data menunjukan distribusi normal. Sebaliknya,
jika angka Sig. menunjukan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
(Sarjono dan Julianita, 2011).
b. Uji Multikolinearitas.
Menurut Sarjono & Julianita (2012), uji multikolinearitas bertujuan
untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki
masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak. Multikorelasi
adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada
hubungan diantara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika
jumlah variabel independen lebih dari satu.
Menurut Wijaya, 2009 (dikutip dalam Sarjono dan Julianita, 2011), ada
beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak
2. Menganalisis korelasi diantara variabl bebas. Jika diantara variabel
bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar daripada 0,90), hal ini
merupakan indikasi adanya multikolineritas.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai VIF (variance-inflating factor). Jika VIF<10 tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.
4. Nilai Eigenvalue dari satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinearitas.
c. Uji heterokedastisitas.
Menurut Wijaya, 2009 (dikutip dalam Sarjono dan Julianita, 2011) uji
heteroskedasitisitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk
semua pengamatan/observasi. Jika varians dari residual suatu pengamatan
yang lain tetap maka disebut homokedatisitas.
Model regresi yang baik adalah terjadi homoskedatisitas dalam model,
atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara
untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat
scatterplot serta melalui/menggunakan uji gletjer, uji park, dan uji white. Uji heterokedatisitas yang paling sering digunakan adalah uji scatterplot,
maka dari itu dalam penelitian ini penulis menggunakan uji scatterplot untuk mengetahui hetero tidaknya data yang diperoleh.
2. Analisis Regresi Linier Berganda.
Regresi linier berganda merupakan pengembangan dari regresi linier
prediksi permintaan di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu untuk
mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tak
bebas. Perbedaan penerapan metode ini hanya terletak pada jumlah variabel
bebas yang digunakan. Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel
bebas yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi
satu variabel tak bebas. Dalam mencari persamaan regresi linier berganda,
digunakan rumus (Siregar, 2014):
Keterangan :
Y = Pola Konsumsi
X1 = Gaya hidup
X2 = Kelompok acuan
X3 = Uang saku
Xn = Variabel bebas ke-n
a, = Nilai konstanta
b1, b2, dan b3 = Koefisien regresi
3. Uji t atau Uji Parsial
Uji t biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing
koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui signifikansi setidaknya
pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Y),
yang dilihat dari inteprestasi hasil di kolom sig. dengan dasar pengambilan
keputusan (Sarjono dan Julianita, 2011):
a. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari atau sama dengan nilai α (Pvalue ≤
0,05) maka HA diterima dan H0 ditolak, artinya variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari atau sama dengan nilai α (Pvalue ≥
0,05) maka H0 diterima dan HA ditolak, variabel bebas tidak
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
Perkembangan dunia fashion saat ini semakin berkembang dan perubahan-perubahan terjadi secara dinamis. Salah satu bukti nyata yang dapat dilihat dari
perkembangan dunia fashion adalah banyaknya salon di berbagai daerah, baik yang
sudah ada maupun yang baru dibuka, seperti di kota Yogyakarta salah satunya.
Pengguna jasa salon pada umumnya adalah perempuan dengan profesi dan kalangan
yang tidak terbatas, baik kalangan menengah ke bawah atau kalangan menengah ke
atas tak terkecuali mahasiswi.
Salah satunya adalah yang menjadi subjek penulis dalam penelitian ini. Adapun
subjek penulis adalah mahasisiwi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di kampus
I Mrican dan kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (USD),
khususnya menggunakan jasa salon, dikarenakan di Universitas Sanata Dharma lebih
banyak jumlah mahasiswi strata 1 (satu) dari pada jumlah mahasiswi strata 2 (dua).
Kampus I Mrican terletak di daerah Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta berdekatan
dengan gedung pusat Universitas Sanata Dharma. Kampus I Mrican memiliki beberapa
jenis program studi, berikut beberapa program studi Starata 1 (satu) yang terdapat di