• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta "studi kasus pada mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta "studi kasus pada mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN

JASA SALON DI YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Putu Hendry Ryan Hartanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan hubungan dan pengaruh 3 (tiga) variabel bebas yaitu gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 (seratus) orang yaitu mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengujian dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan uji T. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup tidak berpengaruh, sedangkan kelompok acuan dan uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIFE STYLE, REFERENCE GROUP, AND ALLOWANCE TOWARDS THE STUDENTS’ CONSUMPTION PATTERNS OF SALON SERVICE

IN YOGYAKARTA

A Case Study at Female Students of Sanata Dharma University Yogyakarta

Putu Hendry Ryan Hartanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to investigate the influence of life style, reference group, and allowance towards the students’ consumption patterns of salon service in Yogyakarta. The research describes the influence of three independent variables namely life style, reference group, and allowance toward the students’ consumption patterns of salon service. The research is quantitative survey research. The research has one hundred samples of under graduate female students who are studying in Sanata Dharma University Yogyakarta, from various faculties. The sampling technique is Purposive Sampling in which the sample is determined based on specific consideration. The testing techniques in this research are validity and reliability testing, while the techniques of analyzing data used are classic assumption and T. testing. The result of this research showed that life style had no influence, while the reference group and allowance had influence towards the consumption patterns of salon service among female students of Sanata Dharma University Yogyakarta.

(3)

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI

DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Putu Hendry Ryan Hartanto

NIM : 122214007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI

DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Putu Hendry Ryan Hartanto

NIM : 122214007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

ii

(6)
(7)

iv

Motto dan Persembahan

Berpikir

dahulu,

renungkanlah

dahulu baik-baik sebelum melaksanakan satu kegiatan/pekerjaan. –Bhikkhu Uttamo Mahathera-

Someone who don’t know pain will not know how true peace is like.

-Nagato-

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Orang tuaku, terimakasih untuk segala doa, dukungan,

dan pengorbanan yang sudah diberikan padaku

Adiku Made Darma Cahyadi Hartanto, yang selalu

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN

JASA SALON DI YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 08 Agustus2016 adalah karya hasil saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan, pendapat atau pemikikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam refrensi) pada penulisan aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Putu Hendry Ryan Hartanto

Nomor Induk Mahasiswa : 122214007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPPOK ACUAN, DAN UANG SAKU

TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI YOGYAKARTA: Studi Kasus pada Mahasiswi Universitaas Sanata

Dharma Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Agustus 2016 Yang menyatakan

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Sothi Hottu Namo Buddhaya, puji syukur penulis panjatkan pada Sang Triratna,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup,

Kelompok Acuan, dan Uang Saku terhadap Pola Konsumsi Mahasiswi Dalam

Menggunakan Jasa Salon di Yogyakarta: Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas

Sanata DharmaYogyakarta.

Dalam peneitian ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan,

dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan

baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.BA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I

(11)

viii

bimbingan, perhatian, masukan, kritik, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan,

dukungan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada orang tua saya Nyoman Kariyasa Thirayaso dan Tjhen Sioping, Kadek

Suarnawa dan Kadek Agustini yang selalu mendukung melalui doa, kasih

sayang, semangat, nasihat untuk selalu sabar dan tidak pantang menyerah

dalam berjuang menuju kesuksesan.

7. Kepada adik-adiku tersayang Made Darma Cahyadi Hartanto, Komang Mita

Cahyani, Putu Ryan Cahyana, dan Rizky yang selalu mendukung dan

mendorong penulis untuk selalu tersenyum dalam keadaan sesulit apapun.

8. Untuk teman baik saya Veronika yang sudah memberikan banyak bantuan,

nasihat, dan dukungan kepada penulis dari disusunnya skripsi ini hingga skripsi

ini selesai.

9. Untuk sahabat-sahabat yang saya sayangi, Nyoman Martana, Arwanda, Feri

Lee, Voulney, Maya, Agustina, Nunuk, Yohana, Elisabet Ayu, Remalya,

(12)

ix

semangat, doa, canda tawa, ejekan, bantuan, selama penulis berkuliah dan

mengerjakan skripsi.

10.Teman-teman angkatan 2012, yang sudah memberikan banyak warna dalam

hidup penulis selama menempuh perkuliahan di Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma, semoga kalian sukses dan berbahagia.

11.Teman-teman organisasi Vidyasena Vihara Vidyaloka Yogyakarta dari periode

kepengurusan 2012-2016, yang sudah banyak memberikan pengalaman, ilmu,

dan kedewasaan selama penulis berkuliah di Yogyakarta.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu

memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dann saran yang

membangun bagi penulis agar dapat belajar lebih lagi untuk ke depannya dan skripsi

ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuaan dan semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... i

HALAMANPERSETUJUANPEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMANPERNYATAANKEASLIANKARYATULIS ... v

HALAMANPERNYATAANPUBLIKASI ... vi

HALAMANKATAPENGANTAR ... vii

HALAMANDAFTARISI………. ... x

HALAMANDAFTARTABEL ... xiii

HALAMANDAFTARGAMBAR ... xiv

HALAMANDAFTARLAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.Konsumsi ... 7

1. Pengertian Konsumsi ... 7

2. Pengertian Pola Konsumsi ... 8

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi ... 8

B.Gaya Hidup ... 13

1. Pengertian Gaya Hidup ... 13

2. Ukuran Operasional gaya Hidup ... 14

3. Pertanyaan AIO ... 15

C. Kelompok Acuan ... 16

(14)

xi

2. Jenis-jenis Kelompok Acuan ... 17

3. Tiga Macam Pengaruh Kelompok Acuan ... 18

4. Beberapa Kelompok Acuan Yang Terkait Dengan Konsumen ... 20

D. Uang Saku ... 24

1. Pengertian Uang Saku ... 24

2. Hubungan Antara Konsumsi dengan Uang Saku ... 25

3. Pengaruh Uang Saku Terhadap Pengeluaran Konsumsi ... 25

E. Refrensi Terdahulu... 26

F. Kerangka Konseptual ... 27

G.Rumusan Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

1. Subjek Penelitian ... 29

2. Objek Penelitian ... 29

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

1.Lokasi Penelitian ... 29

2. Waktu Penelitian ... 30

D. Variabel Penelitian ... 30

1. Variabel Independen ... 30

2. Variabel Dependen ... 31

3. Skala Pengukuran ... 32

E. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 33

F. Teknik Sampling ... 33

G. Sumber Data ... 34

H. Teknik Pengumpulan Data ... 34

I. Teknik Pengujian Penelitian ... 34

1. Pengujian Validitas... 34

(15)

xii

J. Teknik Analisis Data... 36

1. Uji Asumsi Klasik ... 36

2. Analisis Regresi Berganda ... 38

3. Uji t atau Uji Parsial ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 41

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN... 44

A. Deskripsi Data dan Analisis ... 44

1. Deskripsi Data Responden ... 44

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 47

B. Hasil Uji Statistik ... 51

1. Hasil Uji Validitas ... 51

2. Hail uji Reliabilitas ... 53

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 55

4. Hasil Analisis Data ... 60

C. Pembahsan ... 62

BAB VI PENUTUP ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Saran ... 67

C. Keterbatasan Penelitian ... 68

(16)
(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lam Judul Halaman

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 71

Lampiran II Skor Jawaban Gaya Hidup ... 74

Lampiran III Skor Jawaban Kelompok Acuan ... 78

Lampiran IV Skor Jawaban Uang Saku ... 82

Lampiran V Skor Jawaban Pola Konsumsi ... 86

(19)

xvi

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN

JASA SALON DI YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Putu Hendry Ryan Hartanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan hubungan dan pengaruh 3 (tiga) variabel bebas yaitu gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 (seratus) orang yaitu mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengujian dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan uji T. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup tidak berpengaruh, sedangkan kelompok acuan dan uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

(20)

xvii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIFE STYLE, REFERENCE GROUP, AND ALLOWANCE

TOWARDS THE STUDENTS’ CONSUMPTION PATTERNS OF SALON SERVICE

IN YOGYAKARTA

A Case Study at Female Students of Sanata Dharma University Yogyakarta

Putu Hendry Ryan Hartanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to investigate the influence of life style, reference group, and allowance towards the students’ consumption patterns of salon service in Yogyakarta. The research describes the influence of three independent variables namely life style, reference group, and

allowance toward the students’ consumption patterns of salon service. The research is quantitative survey research. The research has one hundred samples of under graduate female students who are studying in Sanata Dharma University Yogyakarta, from various faculties. The sampling technique is Purposive Sampling in which the sample is determined based on specific consideration. The testing techniques in this research are validity and reliability testing, while the techniques of analyzing data used are classic assumption and T. testing. The result of this research showed that life style had no influence, while the reference group and allowance had influence towards the consumption patterns of salon service among female students of Sanata Dharma University Yogyakarta.

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dewasa ini sektor jasa telah mengalami peningkatan yang dramatis dibanding

dekade sebelumnya. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor jasa terhadap

perekonomian dunia yang kini telah mendominasi sekitar dua pertiganya. Di Eropa

misalnya, kini sudah menyumbang 60 % PDB, sedangkan di Indonesia telah hampir

mencapai 30%-nya. Kontribusi ini dapat dilihat dari segi pendapatan atau

kemampuannya dalam menyerap sebagian besar tenaga kerja (Lupiyoadi, 2013).

Pergerakan yang terjadi di sektor jasa sangat bisa dilihat dari perkembangan

usaha jasa yang terdapat di sekitar masyarakat. Seiring dengan meningkatnya

kesejahteraan masyarakat, kebutuhan akan mengonsumsi produk-produk jasa yang

timbul dari kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan

tentunya semakin meningkat.

Konsumsi itu sendiri merupakan penggunaan barang dan jasa untuk

memuaskan kebutuhan manusia. Istilah konsumsi, di dalam ekonomi akan secara

umum diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara

langsung akan memenuhi kebutuhan manuasia (Rosyidi, 2014).

Setiap orang tentunya pasti melakukan kegiatan konsumsi, salah satunya

adalah mahasiswi. Konsumsi yang dilakukan oleh manusia biasanya dipengaruhi

(22)

mereka, atau pendapatan yang dimiliki. Gaya hidup merupakan pola di mana orang

hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup merupakan fungsi motivasi

konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel

lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen

(Engel dkk, 1994).

Sekarang ini bisa dilihat gaya hidup yang dimiliki oleh orang-orang semakin

mewah karena adanya kebiasaan yang menganggap bahwa orang menjadi bahagia

dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin. Hal ini juga bisa dilihat pada

lingkungan remaja seperti mahasiswi, salah satu bentuk kebahagiaan yang

dilakukan oleh mahasiswi adalah kebiasaan untuk pergi ke salon.Salon merupakan

usaha yang bergerak di bidang jasa dengan berbagai tawaran perawatan seperti

wajah, rambut dan tubuh baik untuk laki-laki maupun perempuan yang umumnya

dilakukan untuk kepentingan sosial dan pribadi mereka.

Umumnya, mendengar kata salon seseorang akan mengidentikkan kata

tersebut dengan kaum wanita, karena mereka pergi ke salon ketika mereka

membutuhkan perawatan dan ingin dimanjakan melalui jasa yang ditawarkan pada

salon tersebut.Bahkan melihat gaya hidup sekarang, remaja wanita saat ini seperti

mahasiswi sangat senang pergi ke salon. Hal ini tentunya terdapat berbagai faktor

yang menyebakan mereka senang untuk pergi ke salon. Salah satunya karena gaya

(23)

kelompok acuan yakni sahabat-sahabat yang dimiliki oleh mahasiswi dan uang

saku yang diperolehnya dari orang tua merka.

Kelompok acuan merupakan orang atau kelompok orang yang secara nyata

mempengaruhi perilaku seseorang (Sumarwan, 2011). Biasanya, kelompok acuan

yang paling dekat dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam mengonsumsi suatu

produk seperti kelompok persahabatan.

Mahasiswi tentunya melakukan proses sosial di kampusnya atau

kesehariannya seperti bergaul satu dengan lainnya. Mereka tentunya membutuhkan

yang namanya teman atau sahabat apalagi bagi mereka yang merupakan mahasiswi

indekos, tentunya mereka jauh dari orang tua dan teman atau sahabatlah yang

paling dekat dengan mereka. Memiliki teman atau sahabat sudah merupakan naluri

bagi mereka apalagi tidak hanya karena mereka seorang remaja, namun juga karena

mereka adalah mahluk sosial. Pendapat dan kesukaan yang dimiliki oleh seorang

teman atau sahabat umumnya sering kali mempengaruhi keputusan dalam

melakukan pembelian atau melakukan kegiatan konsumsi.

Uang saku pemberian orang tua merupakan pendapatan yang diperoleh oleh

mahasiswi juga dapat mempengaruhi bagaimana pola konsumsi mereka. Biasanya

mahasiswi akan memanfaatkan uang saku mereka untuk memenuhi kebutuhan atau

keinginan mereka sehari-hari. Umumnya semakin tinggi uang saku yang diperoleh

para mahasiswi, maka semakin tinggi kegiatan konsumsi mereka.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis

(24)

acuan dan uang saku terhada pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan

jasa salon di kota Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam

menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?

2. Apakah kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi

dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?

3. Apakah uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam

menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?

C. Pembatasan Masalah

Batasan permasalah yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengguna jasa salon yang dimaksud penulis dalam tulisan ini adalah mahasiswi

yang sering (minimal 2 bulan sekali) pergi ke salon dan sedang studi S1 di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Pola konsumsi Mahasiswi dalam penelitian ini dibatasi pada frekuensi

mahasiswi dalam menggunakan jasa salon, jenis jasa salon yang dipilih, dan

besaran Rupiah yang dikeluarkan oleh mahasiswi dalam menggunakan jasa

(25)

3. Kelompok acuan yang menjadi sorotan dalam penelitian disini adalah

kelompok persahabatan. Kelompok persahabatan disini adalah teman-teman

sebaya, baik teman satu kampus atau teman-teman dari luar kampus.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dirumuskan penulis, maka tujuan dari

penelitan ini adalah sebagai beikut:

1. Untuk mengetahui gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi

dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi

mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi

dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa

yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan yang

diharapkan dapat menambah wawasan pengetauan khususnya mengenai

pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi

(26)

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu manajemen

pemasaran, khusunya yang berkaitan dengan pengaruh gaya hidup, kelompok

acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi dalam menggunakan jasa salon di

(27)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Konsumsi

Konsumsi merupakan tahap keempat dari proses keputusan konsumen. Setelah

konsumen membeli atau memperoleh paroduk dan jasa, biasanya akan diikuti oleh

proses konsumsi atau penggunaan produk. Istilah konsumsi memiliki arti yang luas

dan arti ini terkait dengan jenis atau kategori produk dan jasa yang dibeli atau

dipakai.

Konsumen mengkonsumsi suatu produk dengan beragam tujuan. Karena itu,

produsen sering kali membuat suatu produk yang dapat memenuhi berbagai

kebutuhan konsumen. Tujuan konsumen sering menggambarkan situasi pemakaian

oleh konsumen. Misalnya, konsumen menggunakan terigu untuk berbagai tujuan:

membuat roti, gorengan, kue basah, kue kering, dan lain-lain (Sumarwan, 2011).

1. Pengertian Konsumsi.

Dalam ilmu ekonomi, konsusmi diartikan penggunaan barang dan jasa untuk

memuaskan kebutuhan manusiawi. Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud

serta tujuan yang esensial dari produksi. Apabila dipergunakan tanpa kualifikasi

apa pun, istilah “konsumsi” di dalam ekonomi akan secara umum diartikan sebagai

penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi

kebutuhan manuasia. Namun, beberapa macam barang seperti mesin-mesin

maupun bahan mentah, dipergunakan untuk menghasilkan barang lain. Konsumsi

(28)

langsung dapat memuaskan kebutuhan disebut sebagai konsumsi akhir

(Rosyidi, 2014).

Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi

terdiri dari barang tidak tahan lama, barang tahan lama dan juga jasa meliputi

pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan.

(Mankiw, 2000 dikutip dalam Karoma).

2. Pengertian Pola Konsumsi

Menurut Ensiclopedia Economics (di dalam Rahayu, 2013) pola konsumsi adalah proporsi pengeluaran suatu rumah tangga untuk membeli berbagai jenis

barang dan jasa untuk tingkat pendapatan dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Rahardja, 1986 (di dalam Rahayu, 2013) pola konsumsi

didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seseorang atau rumah tangga untuk

jangka waktu tertentu yang dapat dipenuhi oleh penghasilannya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi barang dan jasa (Kotler,

1996):

a. Faktor Budaya

Faktor budaya terdiri dari kebudayaan, sub kebudayaan, dan kelas sosial.

1)Kebudayaan

Kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan

perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian tata nilai, persepsi,

preferensi dan prilaku melalui keluarganya dari lembaga-lembaga kunci

(29)

2)Sub kebudayaan

Sub kebudayaan terdiri dari sub-sub kebudayaan yang lebih kecil yang

memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik.

Sub kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras dan daerah

geografis.

3)Kelas sosial

Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam

suatu masyarakat yang tersusun secara hierarkis dan anggota-anggotanya

memiliki tata nilai, minat dan perilaku yang mirip.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status.

1) Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap pendirian atau

perilaku seseorang. Semua ini adalah kelompok dimana orang tersebut

berada atau berinteraksi. Sebagian merupakan kelompok primer seperti

keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang mana orang tersebut

secara terus menerus berinteraksi dengan mereka.

2) Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling

berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua seseorang. Dari

(30)

dan ekonomi serta suatu rasa ambisi pribadi, penghargaan pribadi, dan

cinta. Bahkan jika si pembeli sudah tidak berinteraksi lagi dengan orang

tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku si pembeli bisa saja tetap

signifikan.

3) Peran dan status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya

baik keluarga, klub, atau organisasi. Posisi orang dalam setiap kelompok

dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status.

c. Faktor Pribadi

Faktor pribadi terdiri dari usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.

1) Usia dan tahap siklus hidup

Orang-orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang

hidupnya. Mereka memakan makanan bayi pada tahun-tahun awal,

memakan segala jenis makanan pada tahun-tahun pertumbuhan dan

dewasa, dan memakan makanan diet khusus pada tahun-tahun berikutnya.

Selera orang-orang dalam pakaian, perabot, dan rekreasi juga

berhubungan dengan usia.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Seorang

pekerja berkerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak

(31)

membeli pakaian mahal, perjalanan udara, keanggotaan country club, dan kapal layar.

3) Keadaan ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi keadaan ekonomi seseorang.

Keadaan ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan,

tabungan dan kekayaan, hutang, kekuatan untuk meminjam, dan

pendirian terhadap belanja dan menabung.

4) Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub kultur, kelas sosial, dan pekerjaan

yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya

hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang diungkapkan

dalam kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang.

5) Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian

merupakan karakteritik psikologis yang berbeda dari seseorang yang

menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap

lingkungannya.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, pengetahuan, serta

(32)

1)Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan setiap waktu tertentu. Suatu

kebutuhan menjadi suatu motif bila telah mencapai tingkat intensitas yang

cukup. Suatu motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk

mendorong seseorang untuk bertindak.

2)Persepsi

Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaiman

seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh peresepsi dia mengenai

situasi tertentu. Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tetapi

juga pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan

keadaan individu tersebut.

3)Pengetahuan

Ketika orang-orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan

menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari

pengalaman. Ahli teori pengetahuan mengatakan bahwa pengetahuan

seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling mempengaruhi dari

dorongan, stimuli, petunjuk, tanggapan, dan penguatan.

4)Kepercayaan dan sikap pendirian

Melalui bertindak dan belajar, orang-orang memperoleh kepercayaan

dan pendirian. Hal ini kemudian mempengaruhi prilaku pembelian

mereka. Suatu kepercayaan adalah pikiran deskriptif yang dianut

(33)

kognitif yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, perasaan

emosional, dan kecendrungan tindakan yang mapan dari seseorang

terhadap suatu obyek atau ide.

B. Gaya Hidup

Gaya hidup berada di luar kepribadian. Gaya hidup merupakan konsep yang

lebih kontemporer, lebih komprehensif, dan lebih berguna daripada kepribadian.

Karena alasan ini, perhatian yang besar harus dicurahkan pada upaya memahami

konsepsi atau kata yang disebut gaya hidup, bagaimana gaya hidup diukur dan

bagaimana gaya hidup digunakan (Engel dkk, 1994).

1. Pengertian gaya hidup.

Menurut Kotler (2005), Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia

yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan

lingkungannya.

Menurut Mowen dan Minor (2002), Gaya hidup didefinisikan secara

sederhana sebagai bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup juga dipergunakan

untuk menguraikan tiga tingkat agregasi orang yang berbeda: individu,

sekelompok kecil orang yang berinteraksi, dan kelompok orang yang lebih

besar. Gaya hidup menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka

membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu

(34)

2. Ukuran operasional gaya hidup

Psikografi adalah teknik utama yang digunakan peneliti konsumen sebagai

ukuran operasional gaya hidup. Psikografis memberikan pengukuran kuantitaif

dengan sampel besar berlawanan dengan teknik penelitian kuantitatif seperti

wawancara kelompok fokus atau wawancara mendalam.

Psikografi bergerak di luar pandangan konsumen yang diekspresikan di

dalam pengukuran demografi, perilaku, dan sosioekonomi. Menurut Demby

(Didalam Engel dkk, 1994), seorang peneliti yang secara umum dipercaya

sebagai pencipta istilah tersebut, memberikan definisi yang diperluas:

Pemakaian faktor psikologis, sosiologis, dan antropologis, seperti

manfaat yang diinginkan (dari pelaku yang sedang dipelajari), konsep diri,

dan gaya hidup (atau gaya yang dijalani) untuk menentukan bagaimana

pasar di pangsa menurut kecendrungan kelompok di dalam bersangkutan

dan alasan mereka untuk mengambil keputusan tertentu mengenai produk,

orang, ideologi, atau kalau tidak menganut suatu sikap atau menggunakan

medium.

AIO, merupakan istilah yang bisa digunakan untuk menukarkan istilah

psikografi, yang mengacu pada pengukuran kegiatan, minat, dan opini.

Beberapa peneliti mengartikan A sebagai Attitudes yakni sikap, tetapi istilah

(35)

dan Darden (Di dalam Engel dkk, 1994) komponen AIO didefinisikan

sebagai berikut:

Activities (kegiatan) merupakan tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di toko, atau menceritakan kepada tetangga mengenai

pelayanan yang baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan

untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

Interest (minat) akan semacam objek, peristiwa atau topik adalah

tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus

kepadanya.

Opinion (opini) merupakan “jawaban” lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus dimana semacam

“pertanyaan” diajukan.

Opini digunakan untuk mendiskripsikan penafsiran, harapan, dan

evaluasi seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi

mengenai sehubungan dengan peristiwa masa datang, dan penimbangan

konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya

tindakan alternatif.

3. Pertanyaan AIO

Menurut Mowen dan Minor (2001), untuk mengetahui gaya hidup

konsumen, para peneliti psikografis menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang

disebut pertanyaan AIO yang berusaha mengungkapkan aktivitas, minat, dan

(36)

mengindikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli, dan

bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Pertanyaan minat,

memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen. Sementara pertanyaan

opini, menyelidiki pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik-topik

peristiwa dunia, lokal, moral, ekonomi, dan sosial.

C. Kelompok acuan

Sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang

saling berinteraksi untuk mencapa tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa

merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran,

masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan

mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut.

Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama,

kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua,

anggota-anggota kelompok sering kali membuat keputusan bersama-sama sebagai

sebuah kelompok (Sumarwan,2011).

1. Pengertian kelompok

Menurut Sumarwan (2011), kelompok acuan adalah seorang individu atau

sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang.

Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan

atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif, kognitif, dan prilaku.

Menurut Mowen dan Minor (2001), Kelompok acuan adalah istilah luas

(37)

diantara semua jenis kelompok acuan adalah bahwa mereka digunakan oleh

para anggota sebagai titik acuan untuk mengevaluasi kebenaran tindakan

merek, kepercayaan, dan sikap.

2. Jenis-jenis kelompok acuan

a. Kelompok formal dan informal

Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal.

Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara

tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi.

Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur

organisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat

(Sumarwan, 2011).

b. Kelompok primer dan skunder

Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan yang terbatas,

interaksi antar anggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan

emosional antar anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai

dan sikap serta perilaku.

Kelompok sekunder memiliki ikatan yang lebih longgar dari kelompok

primer, antar anggota kelompok mungkin juga terjadi kontak tatap muka

langsung, antar anggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap

(38)

c. Kelompok aspirasi dan disosiasi

Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan

untuk mengikuti norma, nilai, maupun prilaku dari orang lain yang dijadikan

kelompok acuannya. Anggota dari kelompok aspirasi berusaha membuat

asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuannya dengan cara bersikap

dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut. Anak-anak muda senang

meniru cara berpakaian para selebriti dari Amerika, mereka bahkan berusaha

meniru perilakunya. Anak-anak muda ini disebut sebagai kelompok aspirasi,

sedangkan selebriti Amerika sebagai kelompok acuannya.

Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk

menghindari asosiasi dengan kelompok acuan. Contohnya, para anggota

Partai Keadilan selalu menunjukan ketertiban dalam berdemonstrasi, yang

sangat berbeda dengan perilaku demo dari kelompok lainnya (Sumarwan,

2011).

3. Tiga macam pengaruh kelompok acuan

a. Pengaruh normatif

Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap

seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti.

Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti

kelompok acuan jika ada (1) tekanan kuat untuk mematuhi norma-norma

yang ada, (2) penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, dan (3) produk dan

(39)

Seorang konsumen cenderung akan mengikuti apa yang dikatakan atau

disarankan oleh kelompok acuan jika ada tekanan kuat untuk mengikuti

norma-norma yang ada. Pengaruh semakin kuat jika ada sanksi sosial bagi

konsumen yang tidak mengikuti saran dari kelompok acuan. Seorang

bawahan ada kewajiban atau norma untuk meminta ijin kepada atasannya,

jika ia ingin melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya

(Sumarwan, 2011).

b. Pengaruh ekspresi nilai

Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya

sebagai pembawa ekspresi nilai. Seorang kosumen akan membeli

kendaraan mewah dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya

sebagai orang yang sukses atau kendaraan tersebut dapat meningkatkan

citra dirinya. Konsumen tersebut merasa bahwa orang-orang yang memiliki

kendaraan mewah akan dihargai dan dikagumi oleh orang lain. Konsumen

memiliki pandangan bahwa orang lain menilai kesuksesan seseorang

dicirikan oleh pemilikan kendaraan mewah, karena itu ia berusaha memiliki

kendaraan tersebut agar bisa dipandang sebagai seseorang yang telah sukses

(Sumarwan, 2011).

c. Pengaruh informasi

Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari

seorang konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya

(40)

Seorang dokter adalah kelompok acuan bagi para pasiennya. Apapun obat

yang disarankan oleh dokter, biasanya diikuti oleh pasiennya. Pasien

menganggap bahwa dokter memiliki pengetahuan dan informasi yang

dipercaya, selain itu secara sosial dan peraturan, dokter adalah profeesi

yang memiliki otoritas dalam membuat resep obat.

4. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen (Sumarwan, 2011).

a. Kelompok persahabatan

Konsumen membutuhkan sahabat dan teman sesamanya. Memiliki teman

atau sahabat merupakan naluri dari konsumen sebagai mahluk sosial.

Teman dan sahabat bagi seorang konsumen akan memenuhi beberapa

kebutuhan konsumen: kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan rasa aman,

kebutuhan mendiskusikan berbagai masalah ketika konsumen merasa

enggan untuk membicarakannya dengan orang tua atau saudara kandung.

Konsumen yang memiliki teman adalah tanda bahwa ia telah membina

hubungan sosial dengan dunia luar.

Pendapat dan kesukaan teman sering kali mempengaruhi pengambilan

keputusan konsumen dalam membeli dan memilih produk dan merek.

Kelompok persahabatan adalah kelompok informal dan mungkin bisa

berbentuk kelompok primer maupun sekunder. Para pemasar telah

memahami bagaimana pentingnya pengaruh kelompok persahabatan

(41)

b. Kelompok belanja

Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja

bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan

kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain yang

bertemu di toko untuk membeli produk bersama. Ketika konsumen datang

ke toko, mungkin sendiri, tetapi berjumpa orang lain di toko yang sama.

Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru

dikenalnya mengenai produk atau jasa yang akan dibelinya. Jika beruntung,

konsumen tersebut mungkin banyak memberikan informasi yang

diketahuinya mengenai produk dan merek. Informasi tersebut akan

mengurangi rasa khawatir akan risiko salah dalam membeli produk.

Seorang konsumen sering membawa teman atau saudara ketika

berbelanja. Tujuan membawa teman bisa bermacam-macam. Pertama

adalah tujuan sosial, yaitu untuk menikmati kebersamaan dengan saudara

atau teman. Yang kedua adalah untuk mengurangi risiko salah dalam

membeli produk. Konsumen akan membawa teman atau saudara yang telah

mengetahui produk tersebut.

Konsumen yang akan membeli komputer, akan membawa teman atau

saudara yang memahami seluk beluk komputer. Teman dan saudara itulah

(42)

c. Kelompok kerja

Konsumen yang telah bekerja akan menghabiskan waktunya 35 sampai

40 jam di tempat kerja. Dia akan berinteraksi dengan teman-teman

sekerjanya, baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian

lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman

sebagai kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan

pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan jasa, dan

pemilihan merek. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja formal,

jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh

perusahaan. Kelompok kerja bisa juga berbentuk informal, jika kelompok

tersebut terdiri dari orang-orang yang bekerja di perusahaan yang sama.

Kelompok kerja informal akan saling bertemu saat makan siang, kegiatan

sosial atau pulang bersama. Kedua kelompok kerja tersebut akan

mempengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan

dibelinya.

d. Kelompok atau masyarakat maya

Berbagai kelompok yang telah dibahas sebelumnya menggambarkan

kelompok yang dibatasi oleh geografik dan waktu, yaitu kelompok yang

bertemu dan berkomunikasi lisan pada ruang dan waktu yang telah

ditentukan. Perkembangan teknologi komputer dan internet telah

(43)

atau masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau

negara, bahkan tidak dibatasi oleh waktu.

Melalui internet dan e-mail, seorang konsumen yang masih belajar di sekolah dasar sekarang bisa mencari teman dari kota lain bahkan dari negara

lain, ia bisa berhubungan dengan teman sebayanya dari berbagai belahan

dunia tersebut, kapan saja ia inginkan. Seorang konsumen dapat membuka

internet dan bergabung dengan masyarakat internet, ia memiliki akses yang

luas untuk mencari masyarakat internet yang sesuai dengan kebutuhannya,

kemudian bergabung dengan masyarakat tersebut.

e. Kelompok pegiat konsumen

Konsumen yang kecewa dalam pembelian produk dan jasa, akan

melakukan beberapa tindakan: (1) diam dan kesal, dan menyampaikan

kekecewaannya kepada teman, (2) berkirim surat ke tempat pembelian atau

mendatangi toko untuk mengeluh dan minta ganti rugi, dan (3) berkirim

surat dan mengeluh kepada surat kabar atau majalah, atau mengadu ke

lembaga perlindungan konsumen. Apa pun yang dilakukan konsumen

ketika kecewa terhadap produk adalah gambaran tindakan protes dari

konsumen.

Konsumen memerlukan kelompok yang bisa membantunya ketika

dirugikan oleh produsen. Perlindungan konsumen semakin dipentingkan

dan diperhatikan ketika telah diundangkan Undang-undang Perlindungan

(44)

Untuk melindungi kepentingan konsumen, pemerintah mengakui

adanya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang

diharapkan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen. Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) adalah lembaga swadaya tertua di

Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan konsumen. Lembaga ini

telah berperan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan

aktif memberikan masukan kepada lembaga pemerintah maupun swasta.

Perusahaan swasta dan pemerintah sering melibatkan YLKI dalam berbagai

hal yang berkaitan dengan kenaikan harga maupun tarif barang dan jasa. Ini

merupakan langkah yang baik dari pemerintah dan swasta dalam

melindungi kepentingan konsumen, karena YLKI didengar pendapatnya

terlebih dahulu, YLKI bisa dianggap sebagai lembaga yang secara tidak

langsung mewakili kepentingan konsumen.

D. Uang Saku

1. Pengertian Uang Saku.

Menurut Collins dictionary.com, uang saku merupakan sejumlah kecil uang yang diberikan kepada anak-anak oleh orang tua sebagai tunjangan dalam jangka

waktu mingguan (pocket money is a small weekly sum of money given to children by parents as allowance).

Menurut penulis, uang saku merupakan pendapatan yang diperoleh seorang

(45)

konsumsi seseorang. Umumnya semakin tinggi uang saku, semakin tinggi pula

kegiatan konsumsi seseorang.

2. Hubungan Antara Konsumsi dengan Uang Saku

Uang saku merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran

konsumsi mahasiswa, dengan rata-rata pendapatan uang saku yang

berbeda-beda dari setiap mahasiswa yang diterimanya setiap hari, setiap minggu, atau

setiap bulannya. Sebagian besar mahasiswa mengandalkan uang saku yang

didapatannya untuk digunakan dalam berkonsumsi dalam periode waktu

tertentu, sehingga uang saku dan pengeluaran konsumsinya berbanding lurus

(Syahrina, 2008 dikutip dalam karoma).

3. Pengaruh Uang Saku Terhadap Pengeluaran Konsumsi

Mahasiswi memperoleh pendapatan berupa uang saku dari orang tua

mereka. Selain uang saku, mahasiswi juga bisa memperoleh pendapatan dari

beasiswa (jika penerima beasiswa). Uang saku dari orang tua ini bisa diterima

oleh mahasiswi bisa setiap bulan atau minggu, dari uang saku ini para mahasiswi

selanjutnya memenuhi kebutuhan mereka yang selanjutnya dialokasikan ke

pengeluaran konsumsi mereka.

Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh

dipengaruhi oleh kekuatan pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes

menunjukan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran

(46)

konstan, dan bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan

konsumsi nominal (Dikutip dalam Rabbani, 2013).

E. Referensi Penelitian Terdahulu

1. Agustina Resi Karoma, (2013) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pola Kosumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makasar. Tujuan

penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

mahasiswa indekos di kota makasar. Data penelitian ini diperoleh melalui

penyebaran kuesioner dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan

mahasiswa yang tinggal di rumah kos di wilayah kota makasar. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa: a) secara parsial variabel uang saku berpengaruh secara

signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makasar, b) variabel

IPK berpengaruh secara tidak signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos

di kota Makasar, c) variabel beasiswa dan jurusan terdapat perbedaan yang

signifikan berpengaruh terhadap konsusmsi mahasiswa indekos di kota

Makasar.

2. Lilik Noor Yulianti, dkk. (2012) meneliti tentang Pengaruh Kelompok Acuan

Terhadap Kesadaran dan Konsumsi Beras Merah. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan terhadap kesadaran dan

konsumsi beras merah di Bogor. Penelitian ini menggunakan metode Snowball

Sampling dengan melibatkan 130 konsumen. Hasil penelitan ini mengungkapkan bahwa besar pengaruh kelompok acuan yang disarankan

(47)

hubungan yang signifikan dengan usia konsumen. Kesadaran memiliki

hubungan nyata dengan pendidikan dan media, namun hanya pendidikn yang

memberikan pengaruh signifikan terhadap kesadaran. Kekuatan kelompok

acuan juga mempengaruhi kesadaran, yaitu saat kekuatan kelompok acuan

semakin tinggi maka kesadaran akan menurun. Namun hanya kesadaran yang

memepengaruhi konsumsi beras merah secara signifikan.

F.Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran teoritis yang disusun penulis terdiri dari variabel

independen dan dependen. Variabel independen terdiri dari uang saku, kelompok

acuan, dan gaya hidup. Variabel dependen yaitu pola konsumsi mahasiswi.

Kerangka teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berilkut:

Gambar II.1. Kerangka Konseptual Penelitian.

Gaya hidup (X1)

Kelompok acuan (X2)

Uang saku (X3)

(48)

G.Rumusan Hipotesis 1. Hipotesis 1:

H01: gaya hidup tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam

menggunakan jasa salon di Yogykarta.

HA1: gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam

menggunakan jasa salon di Yogyakarta.

2. Hipotesis 2:

H02: Kelompok acuan tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi

dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

HA2: kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam

menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

3. Hipotesis 3:

H03: uang saku tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam

menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

HA3: uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam

(49)

29

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Menurut Kerlinger (dikutip dalam

Sugiyono, 2012) penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel

yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative,

distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu)

yang berstudi di Universitas Sanata Dharma kampus I Mrican dan kampus III

Paingan, dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon.

2. Objek penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah variabel yang bisa diukur dan

yang akan diteliti oleh penulis. Obyek dalam penelitian ini adalah gaya hidup,

kelompok acuan, uang saku, dan pola konsumsi mahasiswi.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi dari penelitian ini adalah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yakni

(50)

55002 dan kampus III Paingan yang terletak di Jl. Paingan, Maguwoharjo,

Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian dilakukan sekitar akhir Maret-April 2016

D. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen.

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Gaya Hidup (X1)

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang yang terungkap

pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

“keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya,

Kotler (2005).

b. Kelompok Acuan (X2)

Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang

secara nyata mempengaruh prilaku seseorang, Sumarwan (2011).

c. Uang saku (X3)

Collins dictionary.com menyatakan, uang saku merupakan sejumlah kecil

uang yang diberikan kepada anak-anak oleh rang tua sebagai tunjangan

(51)

Tabel III.1

Variabel Independen dan Indikator

2. Variabel Dependen.

Varabel dependen merupakan variabel yang tergantung pada variabel lain.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pola konsumsi.

Pola konsumsi adalah proporsi pengeluaran suatu rumah tangga untuk

membeli berbagai jenis barang dan jasa untuk tingkat pendapatan dalam jangka

waktu tertentu, Ensiclopedia Economics (di dalam Rahayu, 2013).

Pola konsumsi didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seseorang atau

rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang dapat dipenuhi oleh

penghasilannya, Rahardja 1986 (di dalam Rahayu, 2013).

Tabel III.2.

Variabel Dependen dan Indikator Variabel Indikator

Gaya Hidup Aktivitas Minat Opini

Kelompok acuan Ekspresi nilai.

Informasi dari teman. Uang Saku Pemanfaatan/penggunaan

Variabel Indikator Pola Konsumsi Jenis jasa

(52)

3. Skala pengukuran.

Skala pengukuran yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono, 2013).

Tabel III.3 Skala Likert

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).

Populasi dalam penelitan ini adalah mahasiswi yang sering menggunakan jasa

salon dari berbagai fakultas dan program studi serta saat ini sedang studi S1 di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kode Keterangan Skor SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

(53)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila jumlah populasi besar,

maka peneliti tidak mungkin bisa menggunakan jumlah populasi tersebut, oleh

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel dari populasi itu.

Menurut Hendryadi dan Suryani (2015) dalam menentukan sampel dan

populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel. Oleh karena jumlah

populasi dalam penelitian ini tidak diketahui dan penelitian ini adalah penelitian

survei, maka jumlah sampel minimum untuk penelitian survei adalah 100

responden.

F. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2013), teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan pada penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang dapat digunakan.

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah

NonProbability Sampling, khususnya yaitu Purposive sampling. Purposive

sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Pertimbangan tertentu yang dimaksud dalam penelitian ini diantaranya:

1. Mahasiswi aktif S1 Universitas Sanata Dharma.

2. Minimal ke salon 2 (dua) bulan 1 (satu) kali.

(54)

G. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer.

Sumber primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti,

melalui penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada responden.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu penyebaran

kuesioner. Kuesionr merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.

I. Teknik Pengujian Penelitian 1. Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alat

ukur/instrumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang hendak didapatkan

dari penggunaan instrumen tersebut (Nugroho, 2011).

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel

dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

(55)

Suatu instrumen dikatakan valid, bila (Siregar, 2014):

1. Efisien korelasi product moment melebihi 0,3.

2. Koefisien korelasi product moment > r-tabel (a ; n-2) n = jumlah sampel.

3. Nilai sig < a.

Rumusan yang bisa digunakan untuk mengukur uji validitas adalah Product Moment sebagai berikut (Siregar, 2014) :

rxy = n(∑xy) - (∑x) (∑y)

√{ n∑x2 - (∑x)2}{n∑y2 - (∑y2) }

Keterangan :

rxy = Validitas instrumen

n = Jumlah instrumen

x = Skor rata – rata dari X

y = Skor rata-rata dari Y

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur seberapa besar suatu instrumen

penelitian dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data

(Nugroho, 2011). Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal

maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat

diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen

(56)

Uji Reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari

responden. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pada penelitian ini

adalah Cronbach Alpha sebagai berikut (Siregar, 2014) : �

= { ��− }{ − ∑ ��2 �2 }

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

∑ ∑ �� = Total dari varian masing-masing variabel �� = Varian total

J. Teknik Analisis Data 1. Uji asumsi klasik

Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi

asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum

melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji

multikorelasi, uji heteroskeditas, dan uji autokorelasi (Sarjono dan Julianita,

2011).

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu

(57)

miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas menjadi penting karena merupakan salah satu syarat pengujian parametric-test. Dalam uji normalitas, untuk menentukan normal tidaknya suatu data adalah dengan

melihat nilai Sig. dibagian Kolmogorov-Smirnov, apabila angka Sig.

menunjukan > 0,05 maka data menunjukan distribusi normal. Sebaliknya,

jika angka Sig. menunjukan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

(Sarjono dan Julianita, 2011).

b. Uji Multikolinearitas.

Menurut Sarjono & Julianita (2012), uji multikolinearitas bertujuan

untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki

masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak. Multikorelasi

adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada

hubungan diantara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika

jumlah variabel independen lebih dari satu.

Menurut Wijaya, 2009 (dikutip dalam Sarjono dan Julianita, 2011), ada

beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak

(58)

2. Menganalisis korelasi diantara variabl bebas. Jika diantara variabel

bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar daripada 0,90), hal ini

merupakan indikasi adanya multikolineritas.

3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai VIF (variance-inflating factor). Jika VIF<10 tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.

4. Nilai Eigenvalue dari satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinearitas.

c. Uji heterokedastisitas.

Menurut Wijaya, 2009 (dikutip dalam Sarjono dan Julianita, 2011) uji

heteroskedasitisitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk

semua pengamatan/observasi. Jika varians dari residual suatu pengamatan

yang lain tetap maka disebut homokedatisitas.

Model regresi yang baik adalah terjadi homoskedatisitas dalam model,

atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara

untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat

scatterplot serta melalui/menggunakan uji gletjer, uji park, dan uji white. Uji heterokedatisitas yang paling sering digunakan adalah uji scatterplot,

maka dari itu dalam penelitian ini penulis menggunakan uji scatterplot untuk mengetahui hetero tidaknya data yang diperoleh.

2. Analisis Regresi Linier Berganda.

Regresi linier berganda merupakan pengembangan dari regresi linier

(59)

prediksi permintaan di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu untuk

mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tak

bebas. Perbedaan penerapan metode ini hanya terletak pada jumlah variabel

bebas yang digunakan. Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel

bebas yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi

satu variabel tak bebas. Dalam mencari persamaan regresi linier berganda,

digunakan rumus (Siregar, 2014):

Keterangan :

Y = Pola Konsumsi

X1 = Gaya hidup

X2 = Kelompok acuan

X3 = Uang saku

Xn = Variabel bebas ke-n

a, = Nilai konstanta

b1, b2, dan b3 = Koefisien regresi

3. Uji t atau Uji Parsial

Uji t biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing

koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui signifikansi setidaknya

pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Y),

yang dilihat dari inteprestasi hasil di kolom sig. dengan dasar pengambilan

keputusan (Sarjono dan Julianita, 2011):

(60)

a. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari atau sama dengan nilai α (Pvalue ≤

0,05) maka HA diterima dan H0 ditolak, artinya variabel bebas

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari atau sama dengan nilai α (Pvalue ≥

0,05) maka H0 diterima dan HA ditolak, variabel bebas tidak

(61)

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Perkembangan dunia fashion saat ini semakin berkembang dan perubahan-perubahan terjadi secara dinamis. Salah satu bukti nyata yang dapat dilihat dari

perkembangan dunia fashion adalah banyaknya salon di berbagai daerah, baik yang

sudah ada maupun yang baru dibuka, seperti di kota Yogyakarta salah satunya.

Pengguna jasa salon pada umumnya adalah perempuan dengan profesi dan kalangan

yang tidak terbatas, baik kalangan menengah ke bawah atau kalangan menengah ke

atas tak terkecuali mahasiswi.

Salah satunya adalah yang menjadi subjek penulis dalam penelitian ini. Adapun

subjek penulis adalah mahasisiwi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di kampus

I Mrican dan kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (USD),

khususnya menggunakan jasa salon, dikarenakan di Universitas Sanata Dharma lebih

banyak jumlah mahasiswi strata 1 (satu) dari pada jumlah mahasiswi strata 2 (dua).

Kampus I Mrican terletak di daerah Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta berdekatan

dengan gedung pusat Universitas Sanata Dharma. Kampus I Mrican memiliki beberapa

jenis program studi, berikut beberapa program studi Starata 1 (satu) yang terdapat di

Gambar

Gambar II.1. Kerangka Konseptual Penelitian.
Tabel III.2. Variabel Dependen dan Indikator
Tabel III.3 Skala
Tabel IV.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imtihani (2013) menunjukkan bahwa uang saku berpengaruh terhadap frekuensi konsumsi makanan cepat saji yaitu

Hasil pengujian menunjukkan 1 Gaya Hidup memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian, 2 Country of Origin tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian, 3 Kelompok

Saat ini zaman semakin modern, dan berdampak pada tindakan konsumsi masyarakat. Serta mengakibatkan masyarakat mengikuti gaya hidup yang menjadi trend meskipun harus mengeluarkan

Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui latar Bagaimana Gaya Hidup Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan Dalam Perilaku Pola Konsumsi di Kecamatan Kemuning Kabupaten

Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa (a) uang saku mahasiswa sebanyak Rp 971.000, pengeluaran sebesar Rp979.500 perbulan dengan alokasi pengeluaran apparel

Selain itu mahasiswa yang tergolong dalam kategori jumlah uang saku rendah mereka memiliki kontrol diri yang tinggi sehingga pola konsumsi yang dilakukan oleh

xvii ABSTRAK PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN PADA KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA STUDIO FOTO Noni Nevi Kanisa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Penelitian

Penelitian ini menganalisis perilaku konsumen dan gaya hidup konsumerisme mahasiswi UIN Maliki Malang berdasarkan teori konsumsi Jean