• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Gyakusetsu no Setsuzokushi dalam Novel Tobu ga Gotoku Karya Ryoutarou Shiba.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Gyakusetsu no Setsuzokushi dalam Novel Tobu ga Gotoku Karya Ryoutarou Shiba."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA RYOUTAROU SHIBA

OLEH

NI MADE SISKA NUSANTARI 1201705047

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Shyang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nyalah, skripsi dengan judul “Penggunaan Gyakusetsu no Setsuzokushi yang terdapat pada novel Tobu Ga Gotoku Karya Ryoutarou Shiba” dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.

Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada I Nyoman Rauh Artana, S.S.,M.Hum selaku dosen pembimbing pertama dan Ni Putu Luhur Wedayanti, S.S.,M.Hum selaku dosen pembimbing kedua yang setiap saat berkenan memberikan bimbingan, masukan, dan koreksi serta selalu memberikan semangat pada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(4)

iv

Sastra dan Budaya khususnya para dosen Program Studi Sastra Jepang atas ilmu yang diberikan selama mengikuti perkuliahan.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua, I Putu Suarda dan Ni Nyoman Suryati yang telah mendidik dan memberi dukungan tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kakak tercinta, Ni Putu Senshi Septiasari, S.Si serta keluarga besar yang telah memberi dukungan dan kasih sayang kepada penulis. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Haruka karena sudah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam proses menerjemahkan data.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada orang terdekat dan sahabat-sahabat penulis Prisma Yanti, Aditya Oka Pratama, Pradnya, Tessa Andika, Suputra Adi Jaya, Puspa Rini, Yogi Aryawan, Rasmianti, Sugiantari, Ema Rindayani, Intan Kurnia Sari serta teman-teman- teman Sastra Jepang khususnya angkatan 2012 yang telah banyak membantu serta memberikan kenangan selama mengikuti perkuliahan.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan anugerah dan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, Maret 2016

(5)

v ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “ Penggunaan Gyakusetsu no Setsuzokushi yang terdapat pada novel Tobu ga Gotoku karya Ryoutarou Shiba” ini mengkaji mengenai struktur dan makna dari gyakusetsu no setsuzokushi. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data tertulis yang diambil dari novel Tobu ga Gotoku volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba. Dalam novel Tobu ga Gotoku terdapat tujuh gyakusetsu no setsuzokushi yang diantaranya ialah daga, shikashi, ga, to wa ie, mottomo, tadashi, tokoroga.

Teori yang digunakan mengacu pada pendapat dari Makino dan Tsutsui (1989), Yuriko dkk (1998), Katsumi dan Y. Shinichi (1998), Teori semantik menurut Pateda (2001) dan Teori sintaksis menurut Verhaar (2012). Pengumpulan data dilakukan dengan tiga tahap yaitu dengan pengumpulan data,analisis data dan hasil analisis.

Hasil penelitian ini ialah setsuzokushi dagaberkonstruksi dengan kata benda. Sedangkan setsuzokushi ga, to wa ie dan shikashi berkontruksi dengan klausa pertamadanberkontruksi dengan kalimat sebelumnya. Kemudian setsuzokushimottomo, tokoroga dan tadashi berkontruksi setelah kalimat pertama yang ditandai dengan tanda baca titik.

(6)

vi

要旨

本 論 文 話 題 司馬 遼 太 郎 著 小 飛ぶ 如 く あ 逆接 接

続詞 使い方 あ 逆接 接続詞 構成 意味を研究し ータ

飛ぶ 如く - 巻 言う小 取 飛ぶ 如く

逆接 接続詞 七 あ そ し し いえ

こ し あ

本研究 使用し 理論 牧野 筒井(1989) ユリコdkk (1998) 克己 信一 (1998) Pateda (2001)意味理論 Verhaar (2012) 統語理論

を使用し 本研究三 あ ータ 集 ータ分析 分析結果 あ

ー タ を 分 析 し 結果 次 う 明 す 逆 接 接 続詞

名詞 構成さ い 接続詞 いえ し し 章句 初

文 後 構成さ い ま し こ 句

点 打 文 構成さ い

あ 柄 そ 対 柄を 結 び け 時 使う

し し 意味 あ そ 前半 後半 内容 対立す 時 口

論 相手 意 論す 時 使うこ あ そ 他 意味 三

あ そ 柄 そ 対 柄を結び け こ 柄を

並べ こ そし 表現を明 す こ あ 接続詞 いえ

意味 あ そ 対立的 こ を結び け こ あ

柄予想さ 柄を結び け こ あ そ し 意味

柄を結び け 用い そ 対立的

こ をコメン 加え入 結び け 用い ま こ

意味 予想含 こ を結び け 用い

(7)

vii DAFTAR ISI

JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK v

要旨 vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR SINGKATAN xi

DAFTAR SIMBOL xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang 1

1.2Rumusan Masalah 5

1.3Tujuan Penelitian 5

1.3.1Tujuan Umum 5

1.3.2Tujuan Khusus 6

1.4Manfaat Penelitian 6

1.4.1Manfaat Teoretis 6

1.4.2Manfaat Praktis 6

1.5Ruang LingkupPenelitian 7

1.6Sumber Data 7

1.7Metode dan Teknik Penelitian 7

1.7.1Metode dan Teknik Pengumpulan Data 7

1.7.2Metode dan Teknik Analisis Data 8

(8)

viii

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

2.1 Kajian Pustaka 9

2.2 Konsep 12

2.3 Kerangka Teori 28

BAB III STRUKTUR KALIMAT GYAKUSETSU NO SETSUZOKUSHI

3.1 Struktur kalimat gyakusetsu no setsuzokushidaga 31 3.1.1Penggabungan nomina dengan gyakusetsu no setsuzokushidaga 31 3.2 Struktur kalimat gyakusetsu no setsuzokushishikashi 37

3.2.1 Penggabungan kalimat1dan kalimat2 gyakusetsu no setsuzokushi

shikashi 38

3.2.2 Penggabungan klausa pertama dan klausa kedua gyakusetsu no

setsuzokushishikashi 39

3.3 Struktur kalimat gyakusetsu no setsuzokushiga 40 3.3.1 Penggabungan verba dengan gyakusetsu no setsuzokushiga 40 3.3.2 Penggabungan kalimat1 dan kalimat2 gyakusetsu no setsuzokushi ga 44 3.4 Struktur kalimat gyakusetsu no setsuzokushi to wa ie 46 3.4.1 Penggabungan verba dengan gyakusetsu no setsuzokushito wa ie 46 3.4.2 Penggabungan nomina dengan gyakusetsu no setsuzokushito wa ie 49 3.4.3 Penggabungan adjektiva dengan gyakusetsu no setsuzokushito wa ie 50 3.4.4 Penggabungan kalimat1 dan kalimat2 gyakusetsu no setsuzokushto wa

ie 51

3.5 Struktur kalimat gyakusetsu no setsuzokushitadashi 52 3.5.1 Penggabungan kalimat 1 dan kalimat 2 gyakusetsu no setsuzokushi

tadashi 52

3.6 Struktur kalimat gyakusetsu no setsuzokushimottomo 54 3.6.1 Penggabungan kalimat1 dan kalimat 2 gyakusetsu no setsuzokushi

mottomo 54

(9)

ix

3.7.1 Penggabungan kalimat 1 dankalimat 2 gyakusetsu no

setsuzokushitokoroga 55

BAB IV MAKNA GYAKUSETSU NO SETSUZOKUSHI

4.1 Makna Gyakusetsu no setsuzokushidaga 58 4.1.1 Menghubungkan dua peristiwa yang berlawanan 58 4.2 Makna Gyakusetsu no setsuzokushishikashi 61 4.2.1 Menghubungkan dua peristiwa yang berlawanan 61 4.2.2 Membantah pendapat dari pihak lain 65 4.4.1 Menghubungkan dua peristiwa yang berlawanan 72 4.4.2 Pengharapan terhadap suatu hal 73 4.5 Makna Gyakusetsu no setsuzokushi tadashi 75 4.5.1 Menghubungkan dua peristiwa yang berlawanan 75 4.6 Makna Gyakusetsu no setsuzokushi mottomo 77

4.6.1 Menghubungkan dua peristiwa berlawanan yang berisikan tambahan

komentar 79

(10)

x

DAFTAR SINGKATAN

ADIJG : A Dictionary of Intermediet Japanese Grammar ADBJG : A Dictionary of Basic Japanese Grammar ADAJG : A Dictionary Of Advance Japanese Grammar AKU : Akusatif

BTK PENG : Bentuk Pengandaian BTK LAMP : Bentuk Lampau DAT : Datif

GBJM Seri A : Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri A NBZ : Nihongo Bunkei Ziten

NOM : Nominatif

(11)

xi

DAFTAR SIMBOL

{ } : Mengapit unsur gramatikal

( ) :Mengapit tambahan penjelasan atau keterangan atau cara baca huruf romaji

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Setiap bahasa memiliki sistem gramatikal yang berbeda-beda dengan adanya kaidah-kaidah mengenai urutan kata, bentuk kata, fungsi kata, kalimat atau yang lainnya dalam bahasa tersebut. Begitu pula bahasa Jepang, urutan gramatikal memiliki peranan penting dalam penyusunan berbagai jenis kata agar menjadi sebuah kalimat. Pada umumnya kalimat tersebut terdiri atas (1) nomina (meishi), (2) verba (doushi), (3) kopula (joudoshi), (4) adjektiva (keiyoushi), (5) partikel (joshi), (6) kata keterangan (fukushi), (7) kata seru (kandoushi) dan (8) kata sambung (setsuzokushi). Diantara jenis kata tersebut, terdapat jenis kata yang berperan penting dalam menyambung kalimat yaitu konjungsi atau kata sambung.

Dalam bahasa Jepang, konjungsi atau kata sambung disebut dengan setsuzokushi. Setsuzokushi digunakan untuk menghubungkan, merangkai kalimat atau merangkai bagian-bagian kalimat (Sudjianto dan Dahidi 2004:170). Untuk mendapatkan pemahaman yang baik mengenai penggunaan setsuzokushi, maka pembelajar bahasa Jepang harus mengetahui hubungan antar kalimat dengan kalimat sehingga bisa menerima dan menyampaikan informasi dengan baik. Morita (1979:271) menyatakan bahwa “apabila ditinjau dari sudut pandang orang

(13)

kedalam bahasa Indonesia. Hal seperti ini menyebabkan timbulnya kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang untuk membuat kalimat maupun menerjemahkan suatu kalimat berbahasa Jepang karena dalam bahasa Jepang terdapat jumlah konjungsi yang cukup banyak, sehingga konjungsi (setsuzokushi) tersebut dibedakan berdasarkan struktur dan makna dari setiap kalimat.

Konjungsi (setsuzokushi) dalam bahasa Jepang yang menyatakan hubungan berlawanan disebut dengan gyakusetsu no setsuzokushi.Gyakusetsu no setsuzokushi ini terdiri dari ga, demo, keredomo, shikashi,daga, mottomo, tokoro ga dan to wa ie yang dijadikan bahan penelitian. Sudjianto (1996:103) menyatakan bahwa setsuzokushi tersebut memiliki makna berlawanan yaitu “tetapi”, “namun”, atau “meskipun”. Dalam bahasa Jepang masing-masing

setsuzokushi tersebut memiliki perbedaan penggunaannya. Hal tersebut dapat dilihat dari kalimat-kalimat dibawah ini:

(1). ジョンさ 来 メア ーさ 来 っ

Jon san wa kita ga Meari san wa konakatta

Saudara Jon datang tetapi Saudara Meari tidak datang.

(ADBJG,1994:122)

(2). 友達 プー へ泳 行っ 私 ア バイト いけ っ

Tomodachi wa puuru e oyogi ni itta. Demo watashi wa arubaito de ikenakatta.

Teman pergi ke kolam renang untuk berenang. Tetapi saya tidak bisa pergi karena kerja paruh waktu.

(NBZ,1998 :277)

(3). 字 読 け け い

Ji wo yomeru. Keredomo, kakenai.

(14)

3

(GBJM Seri A, 1996:108)

(4). 彼 頭 いい. 運度

Kare wa atama ga ii. Shikashi undo wa dame desu. Dia pintar. Namun, tidak dalam bidang olahraga.

(Sudjianto, 1996:100)

(5). 私 彼女 始 会っ 前 知っ い う

Watashi wa kanojo to wa hajimete atta. Daga, mae kara shitte itayouna shitashimi wo kanjita.

Saya bertemu dengan dia untuk pertama kali. Tetapi, saya merasa dekat dengannya seolah-olah sudah mengenalinya dalam waktu yang lama.

(ADIJG,1994:18)

(6). 彼 女性 親切 っ そ 下心 あ 場合

多い う

Kare wa josei ni totemo shinsetsuda. Mottomo, soreni wa shitagokoro ga aru baai ga ooiyouda.

Dia sangat baik kepada wanita. Namun, sepertinya ada banyak maksud tersembunyi.

(ADAJG,2008:288)

(7). アメ カ来 い 仕事 あ 言わ こ

来 アメ カ 不況 こ 仕事 っ

Amerika koreba ikurademo shigoto wa aru to iwareta. Tokoro ga, mite miru to amerika wa fukyou de doko ni mo shigoto wa nakatta.

Saya telah mengatakan bahwa jika datang ke Amerika, di sana akan mendapatkan banyak pekerjaan. Tetapi, ketika datang pekerjaan pun tidak ada.

(ADIJG, 1994:503)

(8). 夏 いえ ここ っ 肌寒い い さ

Natsu to wa ie, koko wa mada chotto hadasamui kurai no suzushisa da.

Meskipun sekarang musim panas, tapi disini masih dingin, sampai

batas yang dapat dikatakan sedikit dingin.

(15)

(9). 総会 議決 会員 過半数 以っ 決定さ 規定

改定 こ 限 い

Soukai no giketsu wa kaiin no kahansuu wo motte ketteisareru.

Tadashi, keteikaitei no kono kagiri dewanai.

Dalam rapat umum keputusan dilakukan oleh anggota mayoritas.

Namun, ini tidak berlaku untuk peraturan yang direvisi.

(ADAJG,2008: 573)

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa gyakusetsu no setsuzokushi atau kata sambung yang menyatakan hal yang berlawanan hampir memiliki padanan kata yang sama jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu sama-sama memiliki arti yang berlawanan yakni “tetapi”, “namun” dan “meskipun”. Oleh karena itu, sulit menjelaskan yang menjadi perbedaan dalam

penggunaan setsuzokushi ga,demo, keredomo, shikashi,daga, mottomo, tokoro ga dan to wa ie. Berdasarkan hal tersebut, topik mengenai penggunaan gyakusetsu no setsuzokushidalam novel Tobu ga Gotoku karya Ryoutaro Shiba perlu diangkat ke dalam sebuah penelitian.

(16)

5

memahami kata sambung agar bisa digunakan ketika membuat kalimat yang baik dan benar sesuai situasi pemakaian kalimat tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini berusaha untuk menjelaskan struktur dari gyakusetsu no setsuzokushi yang terdapat pada novel Tobu ga Gotoku. Selain itu penelitian ini membahas mengenai makna yang terkandung dalam penggunaan gyakusetsu no setsuzokushi yang terdapat pada novel Tobu ga gotoku karya Ryoutaro Shiba.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah. Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah struktur dari penggunaan gyakusetsu no setszokushi dalam novel Tobu ga gotoku karya Ryoutarou Shiba?

2. Bagaimanakah makna gyakusetsu no setszokushi dalam novel Tobu ga gotoku karya Ryoutarou Shiba?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut adalah sebagai berikut

1.3.1Tujuan Umum

(17)

1.3.2 Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, dalam penelitian ini juga terdapat tujuan khusus. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahuistruktur penggunaan gyakusetsu no setsuzokushi dalam novel Tobu ga gotoku karya Ryoutarou Shiba.

2. Untuk mengetahui makna gyakusetsu no setsuzokushi dalam novel Tobu ga gotoku karya Ryoutarou Shiba.

1.4Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu, manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu mampu menambah pengetahuan mengenai setsuzokushi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai penggunaan gyakusetsu no setsuzokushi dalam novel Tobu ga Gotoku karya Ryoutarou Shiba dan penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pendidikan bahasa Jepang khususnya dalam bidang linguistik.

1.4.2 Manfaat Praktis

(18)

7

memahami mengenai penggunaan gyakusetsu no setsuzokushi atau kata sambung yang menyatakan kalimat berlawanan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dibuat untuk membatasi penelitian dari masalah yang dibahas agar tidak terlalu luas. Maka dari itu, agar penelitian ini tidak keluar dari konsep yang dibahas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada struktur penggunaan dan makna dari gyakusetsu no setsuzokushi dalam novel Tobu ga gotaku karya Ryoutarou Shiba yang diterbitkan tahun 1980oleh Koudansha Bunko.

1.6Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu novel yang berjudul Tobu ga Gotoku karya Ryoutarou Shiba. Novel ini diterbitkan di Jepang pada tahun 1980 oleh Koudansha Bunko.

1.7Metode dan Teknik Penelitian

Adapun metode dan teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu terdiri atas tiga metode dan teknik. Ketiga metode dan teknik tersebut yaitu metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data dan yang terakhir yaitu metode dan teknik penyajian hasil analisis( Sudaryanto,1993).

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(19)

setsuzokushi. Penyimakan setsuzokushi tersebut, dilakukan dengan teknik catat. Teknik catat adalah teknik yang dilakukan dengan mencatat data-data yang telah disimak lalu dilanjutkan dengan pengklasifikasian data (Sudaryanto,1993:135).

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang penentuannya adalah bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15) dalam hal ini adalah bahasa Jepang. Kemudian teknik yang digunakan adalah teknik bagi. Teknik bagi dilakukan dengan cara membagi satuan lingual tertentu menjadi beberapa bagian atau unsur. Unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto,1993:37). Penggunaan dari teknik ini yaitu data-data yang terkait dengan gyakusetsu no setsuzokushi dalam novel Tobu ga Gotoku karya Ryoutaro Shiba dibagi satuan kebahasaannya menjadi beberapa bagian yang membentuk satuan lingual, kemudian disusun dengan analisis.

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

(20)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

1.1 Kajian Pustaka

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yang kemudian dijadikan sebagai pembanding. Adapun penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Padmawati (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan

setsuzokushi Shikashidan Demo dalam novel Norwei no Mori karya Haruki

Murakami”. Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian Padmawati

(21)

lebih sering digunakan pada saat menceritakan tokoh dan digunakan dalam bahasa tulisan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Padmawati ialah penelitian padmawati hanya memfokuskan dua setsuzokushi yang menyatakan kalimat berlawanan sedangkan penelitian ini mengangkat tujuh setsuzokushi yang menyatakan kalimat berlawanan atau yang disebut dengan gyakusetsu no setsuzokushi. Selain itu, penelitian dari Padmawati hanya menjelaskan perbedaan penggunaan dari dua setsuzokushi yang menyatakan hal berlawanan yaitu setsuzokushi shikashi dan demo, sedangkan penelitian ini membahas mengenai struktur dari penggunaan gyakusetsu no setsuzokushi yang terdiri dari tujuh setsuzokushi, serta membahas mengenai makna dari masing-masing setsuzokushi tersebut. Manfaat yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini yaitu dapat mengetahui cara menganalisis setsuzokushi yang memiliki arti yang hampir sama dengan menggunakan teori makna, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian yang akan dilakukan.

Dwita (2011) dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis Penggunaan Setsuzokushi Ga danKeredomo dalam Novelet Kappa karya Akutagawa Ryuunosuke”. Dalam penelitian Dwita membahas mengenai fungsi dan makna

(22)

11

Dwita mengambil teori dari beberapa ahli diantaranya teori gramatikal dari Abdul Chaer dan teori setsuzokushi ga dan keredomo menggunakan teori yang dikemukakan oleh Takayuki. Dalam penelitian Dwita dapat disimpulkan bahwa fungsi dari setsuzokushi keredomo dan ga ada empat fungsi yang sama yaitu menggabungkan dua peristiwa yang berlawanan, menggabungkan dan menjajarkan dua peristiwa, menyatakan ekspresi, dan menunjukkan kalimat yang belum selesai. Setsuzokushi keredomo memiliki fungsi yang tidak dimiliki oleh setsuzokushi ga yaitu saat menyatakan dua hal yang berbeda. Setsuzokushi ga lebih sering digunakan dalam bentuk tulisan. Setsuzokushi ga juga bisa digunakan dalam bentuk biasa maupun bentuk hormat. Sedangkan setsuzokushi keredomo tidak dapat digunakan dalam bentuk hormat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dwita hanya mengangkat dua setsuzokushi yang menyatakan kalimat berlawanan, sedangkan penelitian ini mengangkat tujuh setsuzokushi yang menyatakan kalimat berlawanan. Selain itu penelitian ini juga membahas mengenai struktur dan makna dari penggunaan gyakusetsu no setsuzokushi tersebut. Melalui penelitian yang telah dilakukan oleh Dwita dapat dipahami cara menggunakan metode agih, cara membandingkan setsuzokushi yang memiliki padanan kata yang sama dengan teori makna, sehingga dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini.

Shihhatul (2008) dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis penggunaan

kata sambung (setsuzokushi) ~temo dan ~keredomo dalam wacana tulis bahasa Jepang”. Teori yang digunakan dalam penelitian Shihhatul adalah teori yang

(23)

penelitian Shihhatul adalah kata sambung temo dan keredomo kedua-duanya mempunyai fungsi yang menyatakan pertentangan. Perbedaan kata sambung temo dan keredomo bahwa penggunaan keduanya bukan hanya pertentangan, tetapi ada juga penggunaan yang lainnya. Temo berfungsi sebagai penekanan dan batas jumlah, keredomo berfungsi sebagai penghalusan dan pengharapan. Kedua kata sambung tersebut dapat disubstitusikan penggunaanya sesuai dengan konteks kalimat dari setsuzokushi tersebut. Kelebihan penelitian ini dengan penelitian Shihhatul pada jumlah objek penelitiannya. Penelitian Shihhatul hanya meneliti dua kata sambung yang menyatakan kalimat berlawanan yaitu temo dan keredomo sedangkan penelitian ini membahas tujuh setsuzokushi yang menyatakan kalimat berlawanan. Melalui penelitian Shihhatul dapat diketahui cara membandingkan dua buah setsuzokushi yang memiliki makna hampir sama sehingga dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitian kali ini.

1.2 Konsep

Dalam penelitian ini ada beberapa konsep yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut :

2.2.1 Setsuzokushi

(24)

13

yang dihubungkan dan berfungsi untuk mengembangkan ungkapan berikutnya. Pendapat ini didukung oleh Ogawa (dalam Soni,1985:272) yang menjelaskan bahwa : bunsetsu, ku, bun, bun no rensashita mono nado no aida nitate, ryousha wo musubitsuke, imijyou wa sengyou no hyougen wo tankan sareru ugoki wo motsugo de aru.

Setsuzokushi merupakan kelas kata dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih, klausa dengan klausa, dimana penggabungan tersebut untuk menunjukan hubungan antara isi ungkapan kalimat pertama dengan kedua, juga berfungsi untuk mengembangkan kalimat yang dirangkaikan oleh setsuzokushi tersebut‟.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa setsuzokushi ialah salah satu kelas kata yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat sehingga kalimat menjadi lebih luas.

2.2.2 Jenis – jenis Setsuzokushi

Masao dalam Sudjianto (1996:102) menyatakan bahwa setsuzokushi dibagikan menjadi 7 jenis sesuai dengan fungsinya masing-masing. Di antaranya ialah sebagai berikut :

(25)

Contoh :

菓子 いい そ 果物 いい

Okashi ga ii ka, soretomo kudamono ga ii ka. Apakah mau permen ,kalau buah bagaimana?

2. Heiritsu no setsuzokushi (Setsuzokushi yang menyatakan hubungan yang setara).

Contoh :

字 書 本 読

Ji wo kaki, mata hon wo yomu.

Menulis huruf, dan juga membaca buku.

3. Tenka no setsuzokushi ( Setsuzokushi yang menyatakan hubungan tambahan).

Contoh :

彼 英語 日本語

Kare wa eigo ga dekite, shikamo nihon mo dekiru. Dia bisa bahasa Inggris, dan juga bisa bahasa Jepang.

4. Gyakusetsu no setsuzokushi (setsuzokushi yang menyatakan hubungan berlawanan.

Contoh :

春 来 風 冷 い

Haru ga kita. Daga, mada kaze wa tsumetai.

Musim semi sudah datang. Akan tetapi angin masih dingin.

(26)

15

Contoh :

彼 体 わい そ け

Kare wa karada ga yowai. Sorede, yoku kesseki suru. Dia tubuhnya lemah. Oleh karena itu, sering bolos sekolah.

6. Tenkan no setsuzokushi (setsuzokushi yang menyatakan suatu perubahan atau peralihan).

Contoh :

映画

Tokorode, kono goro eiga wo mimasuka.

Ngomong-ngomong saat ini mau menonton film kah?

7. Setsumei no setsuzokushi (setsuzokushi yang menyatakan hubungan penjelasan).

Contoh :

日本 わ 春 夏 秋 冬 冬 あ

Nihon shiki,sunawachi haru,natsu,aki, fuyu no henka ga aru.

Di Jepang ada perubahan empat musim,diantaranya ialah musim semi, panas,gugur dan dingin.

2.2.3 Gyakusetsu no setsuzokushi

Gyakusetsu no setsuzokushi ialah setsuzokushi yang menyatakan hubungan yang berlawanan dari pernyataan sebelumnya. Berikut pendapat dari Takanashi dkk (2000:230) yang menyatakan mengenai gyakusetsu no setsuzokushi sebagai berikut :

逆接 広い意味 前件 予想 反対

後件 来 う 関係 言い

(27)

Kata sambung yang menyatakan hubungan yang berlawanan dari kalimat sebelumnya atau tidak sesuai dengan suatu hal yang dikatakan sebelumnya.

Selain itu, Masao dalam Sudjianto (1996:103) juga menyatakan mengenai gyakusetsu no setsuzokushi yang dipakai untuk menyatakan hubungan yang berlawanan diantaranya ialah: ga „tapi, tetapi, namun‟, keredo/keredomo „tapi, tetapi, akan tetapi, meskipun, walaupun‟, shikashi „tetapi, walaupun demikian, namun‟, tadashi„namun, tetapi‟, to wa ie„meskipun begitu, walaupun demikian, tetapi‟, daga/desu ga „tetapi, akan tetapi, walaupun demikian‟, demo „walaupun

begitu, biarpun, tetapi, akan tetapi‟, mottomo„tetapi, sebaliknya, padahal, melainkan‟,dan sebagainya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini berfungsi

untuk merangkaikan beberapa kata atau kalimat dan menyatakan bahwa pernyataan yang disebutkan pertama berlawanan dengan pernyataan yang disebutkan kemudian.

1. Ga

Makino dan Tsutsui (1994:122) menjelaskan mengenai ga dengan menyatakan bahwa :

Struktur dari setsuzokushi ga ialah sebgai berikut : Kalimat1 Ga + kalimat 2

Contoh :

自 動 車 輸出 今 好 調 い 続 少

心配

Jidousha no yushutsu wa ima no tokoro koushou da. Ga, kore ga itsu made tsudukuka, sukoshi shinpai da.

(28)

17

(SNT,1998:98) Makino dan Tsutsui juga menyatakan mengenai setsuzokushi ga sebagai berikut :

A disjunctive coordinate conjunction that combines two sentences

„Kata sambung yang mengkombinasikan dua kalimat yang menyatakan hubungan berlawanan‟.

(ADBJG,1989:120)

Contoh :

ョン 来 メア ー 来

Jon san wa kita ga Meari san wa konakatta

„Saudara Jon datang tetapi saudara Meari tidak datang‟.

(ADBJG,1994:122) Yuriko dkk (1998:69) menyatakan mengenai setsuzokushi gaadalah sebagai berikut :

対立的 結 け 用い 前半 後半

内容 対立 前半 予想 結果 反対

後半 述

Tairitsu tekina futasu no koto gara wo musubitsukeru no ni mochiiru. Zenhan to kouhan no naiyou ga tairitsu shitari,zenhan no koto kara yosou sareru kekka to hantai no koto ga kouhan ni noberaretari suru.

„Digunakan untuk menghubungkan dua hal yang bertentangan. Kalimat pertama dan kalimat kedua berlawanan,kalimat kedua merupakan kebalikan dengan hasil yang diharapkan dari kalimat pertama‟.

(NBZ,1998:69) Contoh :

朝 何 食 い 食 い いう気 起 い

Asa kara nani mo tabenai. Ga, tabetai to iu ki mo okoranainda.

(29)

2. Demo

Yuriko dkk(1998:277) menyatakan mengenai demo ialah sebagai berikut :

Struktur dari setsuzokushi demo ini ialah sebagai berikut :

Kalimat1 + Kalimat2

文 頭 用 い そ 前 述 相 反 続

Buntou ni mochiite, sore yori mae ni noberareta koto to souhan suru koto ga tsuduku koto o arawasu.

„Kalimat kedua menunjukkan bahwa kalimat tersebut bertentangan dengan kalimat sebelumnya‟. tempat kerja paruh waktu tidak bisa pergi‟.

(NBZ,1998:277) 3. Keredomo

Makino dan Tsutsui menyatakan mengenai keredomo sebagai berikut : Struktur dari setsuzokushi keredomo ialah sebagai berikut :

a. Kata kerja+ keredomo Contoh :

字 読 け 書け い

Ji wo yomeru keredomo, kakenai

Bisa membaca huruf, tetapi tidak bisa menulis.

(30)

19

b. Kata sifat I + keredomo Contoh :

本 高いけ いい本

Kono hon wa takai keredomo, ii hon desuyo. Buku ini mahal, tetapi bagus lo.

(ADBJG, 1989:187 c. Kata sifat na + da keredomo

Contoh :

静 け 頭 悪 思い

Shizuka da keredomo, atama ga waru da to omoimasu. Cantik, tetapi saya pikir kurang pintar.

(ADBJG,1989:187) d. Kata benda + da keredomo

Contoh :

大野 九十歳 け 元気

Oono san wa kyuujussai da keredomo totemo genki da. Saudara oono berumur 50 tahun. Tetapi sangat sehat.

(ADBJG,1989:187)

Katsumi dan Y. Shinichi (1998:52) mengungkapkan mengenai setsuzokushi keredomo sebagai berikut :

柄 並 単 結 け 時使う

Futatsu no kotogara wo narabete, tan ni musubi tsukeru toki ni tsukau. „Digunakan untuk menghubungkan atau menjajarkan dua peristiwa‟.

(31)

Selain itu Yuriko dkk (1998: 109) menyatakan mengenai setsuzokushi keredomo sebagai berikut :

文頭 用い そ 前 述 予想 異

展開 次 続 表 話

的 け 文頭 使う

Buntou ni mochiite, sono mae ni noberareta koto kara yosou sareru no to wa kotonatta tenkai de tsugi ni tsuzuku koto wo arawasu. “shikashi” ni kurabete, yaya hanashi kotoba teki. Tadashi kudaketa buntou demo tsukau.

„Digunakan pada pokok kalimat, hal yang dipikirkan dan telah dijelaskan sebelumnya berbeda, lalu berlanjut ke titik selanjutnya. Dibandingkan dengan “shikashi” bersifat lebih pada bahasa percakapan. Akan tetapi, digunakan dalam percakapan sehari-hari juga‟.

(NBZ,1998:108) Contoh :

字 読 け け い

Ji wo yomeru. Keredomo, kakenai.

Bisa membaca huruf. Namun, tidak bisa menulisnya.

(GBJM Seri A, 1996:108)

4. Shikashi

Yuriko dkk (1998) menyatakan mengenai setsuzokushi shikashi sebagai berikut : Struktur dari setsuzokushi shikashi ini ialah sebagai berikut :

1.Kalimat 1+ Kalimat 2 Contoh :

手 出 返

Tegami wo dashita. Shikashi henji wa konaktta.

Suratnya sudah di kirim. Tetapi, balasannya tidak datang.

(32)

21

Kao ni wa zuibun takusan shiwa ga ate, sore ga mazu me ni tsuku no dakeredo, shikashi sono sei de kangaete mieru to iu wake de naku, kaette gyaku ni nenrei wo chouetsu shita sousou shisa no youna mono ga shiwa ni yotte kyouschousarete ita.

„Wajahnya penuh dengan keriput, dan sekilas pandang kita segera mengetahuinya, tetapi tidak berarti ia terlihat tua, sebaliknya dengan keriput tersebut keremajaan yang melampaui usianya muncul dengan jelas.‟

(Noruwei no Mori, 1987: 194) Yuriko dkk (1998) menyatakan mengenai pemahaman setsuzokushi shikashi sebagai berikut : uronnkai,kouen nado no maratamatta bamen de tsukawareru. Kaiwa de wa aite noi ni hanron suru toki no mae oki wadai notenkan ni mo tsukawareru.

„Menjelaskan bahwa kalimat sebelumnya berlawanan dengan kalimat selanjutnya. Dalam bahasa tertulis. Juga bisa digunakan dalam situasi perdebatan yang formal seperti ceramah dalam bentuk lisan. Dalam percakapan digunakan ketika hendak menolak pembicaraan dari pihak lain‟.

(NBZ,1998:138)

Contoh :

彼 頭 いい. 運度

Kare wa atama ga ii. Shikashi undo wa dame desu. Dia pintar. Namun, tidak di olahraga.

(33)

5. Daga

Makino dan Tsutsui menyatakan mengenai setsuzokushi daga sebagai berikut : Struktur dari setsuzokushi daga :

Kalimat 1 + Kalimat 2 Contoh :

あ 人 才能 あ そ 才能 い い

Ano hito ni wa sainou ga aru. Daga, sono sainou wo tsukatte inai. Orang itu memiliki bakat. Akan tetapi, bakatnya tidak digunakan.

(ADIJG,1994:18) Selain pendapat dari Makino dan Tsutsui, Yuriko dkk (1998:69) juga menyatakan mengenai struktur gyakusetsu no setsuzokushi daga sebagai berikut :

Klausa pertama, klausa kedua Contoh :

彼 学生 私 社会人

Kare wa gakusei daga, watashi wa shakaijin da.

Dia adalah mahasiswa, tetapi saya pegawai perusahaan.

(NBZ,1998:69) Selain itu Makino dan Tsutsui juga mengatakan mengenai pengertian dari setsuzokushi daga sebagai berikut :

A conjunction that express something that is contrasted with what is expressed in the previous sentences.

„Konjungsi yang mengekspresikan sesuatu yang kontras dengan apa yang dinyatakan dalam kalimat sebelumnya‟.

(34)

23 dekat dengannya seolah-olah sudah mengenalnya dalam waktu yang lama‟.

(ADIJG,1994:18) 6. Mottomo

Makino dan Tsutsui juga mengungkapkan mengenai setsuzokushi mottomo sebagai berikut :

Struktur dari setsuzokushi mottomo ini ialah sebagai berikut : Kalimat1 + Kalimat 2

Contoh :

息子 病気 大病 い

Musuko wa yoku byouki wo suru. Mottomo taibyou wo shita koto wa nai. Putra saya sering sakit. Tetapi sakit parah tidak pernah.

(ADAJG,2008:288) Makino dan Tsutsui juga menyatakan mengenai setsuzokushi mottomo sebagai berikut :

A conjunction used to add a comment indicating that what the speaker/writer has just expressed is not sufficient.

„Sebuah kata sambung yang digunakan untuk menambahkan komentar yang mengindikasikan tentang apa yang pembicara atau penulis telah ekpresikan adalah tidak cukup‟.

(35)

Selain itu untuk mendukung pendapat dari Makino dan Tsutsui, Yuriko dkk (1998) juga menyatakan mengenai setsuzokushi mottomo sebagai berikut :

前 文 内 容 部 的 訂 正 そ 内 容 聞 手 予 想 そ

う 否定 用い

Mae no bun no naiyou o bubun teki ni teisei shitari, sono naiyou kara kikite ga yosou shisouna koto o hitei shitari suru noni moshiiru.

„Digunakan untuk memperbaiki kalimat sebelumnya, atau menyangkal kalimat sebelumnya yang tidak sesuai harapan‟.

(NBZ,1998:588)

Makino dan Tsutsui menyatakan mengenai to wa ie sebagai berikut : Struktur dari setsuzokushi to wa ie adalah sebagai berikut :

1. Kata kerja + to wa ie , S2 Contoh :

退職 いえ 毎日 あ い

Taishokushita to wa ie, mainichi yaru koto ga takusan aru node isogashii.

(36)

25

2. Kata sifat I + to wa ie S2 Contoh :

安い いえ 都会 高 マン ョン 普通 者 簡単 買え 代物

Yasui to wa ie, tokai no koukyuu mansion da. Futsu no mono ga kantan ni kaeru shiromono dewa nai.

Meskipun saya mengatakan murah, itu adalah kota apartemen yang mewah. Orang-orang biasa tidak bisa mendapatkan barang-barang dengan mudah.

3. Kata sifat na / Kata benda + to wa ie Contoh :

夏 いえ 肌寒い い

Natsu to wa ie, koko wa mada chotto hadasamui kurai no suzushisa da. Meskipun sekarang musim panas, tapi disini masih dingin, sampai batas yang dapat dikatakan sedikit dingin.

4. Kalimat 1. To wa ie kalimat 2 Contoh :

今度 学会 楽 いえ 発表 準備 全然 い

Kondo gakkai ga tanoshimida. To wa ie, mada happyou junbi wa zenzen dekite inai.

Saat ini konferensi akademik sangat menyenangkan. Meskipun dikatakan demikian, saya sama sekali belum siap presentasi.

Selain itu, Yuriko dkk (1998:356) juga menyatakan mengenai to wa ie youna baai ni mochai rareru.

(37)

Contoh :

夏 いえ 肌寒い い

Natsu to wa ie, koko wa mada chotto hadasamui kurai no suzushisa da. Meskipun sekarang musim panas, tapi disini masih dingin, sampai batas yang dapat dikatakan sedikit dingin.

(ADAJG,2008:665) 8. Tokoro ga

Makino dan Tsutsui (1994:503) mengungkapkan mengenai gyakusetsu no setsuzokushi tokoroga sebagai berikut :

Struktur dari setsuzokushi Tokoro ga ialah sebagai berikut : Kalimat 1Tokoro gakalimat 2

Contoh :

私 娘 アメ カ い 時 い 英語 話 い 日本

帰 一年 いう い

Watashi no musume wa Amerika ni iru toki kirei na eigo wo hanashite ita. Tokoroga, nihon e kaette ichi nen mo tatanai uchi ni kirei ni wasurete shimatta. Anak perempuan saya pada saat ada di Amerika, bahasa Inggrisnya bagus. Namun, ia benar-benar lupa dalam waktu setahun setelah kembali ke Jepang. Selain iu Makino dan Tsutsui juga mengatakan mengenai setsuzokushi tokoroga sebagai berikut :

A conjunction which is used to present what in fact happened or what is in fact the case when something else was/is expected.

„Sebuah konjungsi yang digunakan untuk menjelaskan mengenai apa yang sebenarnya terjadi atau apa yang terjadi ketika sesuatu hal lain yang

(38)

27

„Saya ingin menginap di sebuah penginapan bergaya Jepang. Tetapi setelah diperlihatkan ternyata ruangan itu bergaya barat‟.

(ADIJG, 1994:503)

9. Tadashi

Makino dan Tsutsui mengungkapkan mengenai gyakusetsu no setsuzokushi tadashi sebagai berikut :

Struktur dari setsuzokushi tadashi ialah sebagai berikut : Kalimat 1Tadashi kalimat 2

Contoh :

部屋 あ 雑誌 本 見 いい 部屋

待 出 い 下 い

Kono heya ni aru zasshi ya hon wa dore wo mite mo iidesu. Tadashi, heya kara wa machi desanai de kudasai.

Anda mungkin melihat salah satu majalah atau buku di ruangan ini. Namun, jangan membawanya keluar dari ruangan ini.

(ADAJG:2008,573) Selain itu Makino dan Tsutsui juga mengatakan pemahaman mengenai setsuzokushi tadashi sebagai berikut :

A conjunction indicating that there is a condition, restriction, proviso,etc to the preceding statement.

„Konjungsi atau kata sambung yang menunjukkan bahwa ada kondisi, pembatasan, syarat dll dari pernyataan sebelumnya‟.

Contoh :

発表 トピック 何 い 発表時間 20 以内

Happyou no topikku wa nan demo kamaimasen. Tadashi, happyou jikan wa 20 pun inai desu.

Anda bisa memilih apapun topik untuk presentasi anda. Namun, presentasi dilakukan dalam waktu 20 menit.

(39)

1.3 Kerangka teori

Dalam melakukan penelitian tentunya memerlukan sebuah teori. Dalam penelitian analisis struktur dan makna serta perbedaan penggunaan gyakusetsu no setsuzokushi pada novel Tobu ga Gotoku karya Ryoutaro Shiba digunakan teori sebagai berikut :

1.3.1 Sintaksis

Dalam menganalisis struktur kalimat digunakan teori sintaksis. Teori sintaksis ini menggunakan teori sintaksis dari Verhaar. Verhaar (2012:161) mendefinisikan sintaksis sebagai ilmu yang membahas hubungan antar kata dalam tuturan. Hubungan antar kata tersebut meliputi satuan gramatikal yang meliputi frasa, klausa dan kalimat. Terdapat tiga poin penting dalam menganalisis klausa secara sintaksis yaitu dengan menganalisis fungsi. Fungsi tersebut meliputi subjek, predikat dan objek yang terkandung dalam sebuah kalimat, kemudian menganalisis kategori-kategori. Kategori tersebut adalah nomina, verba dan preposisi.

Contoh :

Ayah membeli beras ketan untuk saya

(40)

29

sering digunakan dalam sebuah kalimat adalah kata penghubung. Dalam bahasa Jepang kata penghubung atau konjungsi disebut dengan istilah setsuzokushi.

Nagayama dalam Sudjianto (1996:100) menjelaskan bahwa setsuzokushi adalah kelas kata yang digunakan untuk merangkaikan atau menghubungkan kalimat dengan kalimat atau menghubungkan kalimat dengan bagian-bagian kalimat. Teori sintaksis ini akan digunakan untuk menganalisis struktur dari kalimat penggunaan gyakusetsu nosetsuzokushi yang terdapat pada novel Tobu ga Gotoku karya Ryoutarou Shiba yang selain itu penelitian ini juga mengacu pada pendapat Makino dan Tsutsui (1989).

1.3.2 Semantik

Dalam bahasa Jepang semantik disebut dengan imiron. Imiron ialah salah satu cabang linguistik yang mengkaji mengenai makna yang terkandung dalam sebuah kalimat. Semantik memegang peranan penting dalam bahasa karena digunakan dalam berkomunikasi tiada lain untuk menyampaikan kalimat yang memiliki makna.

(41)

proposisional, makna pusat, makna referensial, makna sempit, makna stilistika, makna tekstual, makna tematis dan makna umum.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bentuk ragam kalimat yang terdapat dalam novel Saman karya Ayu Utami, meliputi: kalimat

Dalam Novel Saman karya Ayu Utami, terdapat berbagai ragam kalimat, antara lain kalimat Tanya, kalimat perintah, kalimat berita, kalimat seru, dan kalimat

Penggunaan stilistika sastra metonimia dalam novel-novel karya Arafat Nur-novel karya Arafat Nur menggunakan bentuk kalimat yang sepadan dengan nama-nama yang unik terhadap

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penggunaan gaya Bahasa dalam novel Pulang karya Tere Liye dan menganalisis nilai Pendidikan yang terdapat dalam novel Pulang karya Tere

Masalah penelitian: (1) bagaimanakah struktur kalimat yang terdapat pada novel Aroma Karsa karya Dee Lestari, (2) bagaimanakah gaya bahasa yang terdapat pada novel Aroma Karsa

Dalam Novel Saman karya Ayu Utami, terdapat berbagai ragam kalimat, antara lain kalimat Tanya, kalimat perintah, kalimat berita, kalimat seru, dan kalimat

Di dalam novel “Kitchen” bagian pertama, terdapat 35 partikel “ga” yang termasuk dalam klasifikasi kakujoshi, 1 partikel “ga” yang termasuk klasifikasi

Langkah awal dalam menganalisis novel Orang Miskin Dilarang Sekolah yang menjelaskean struktur teks dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo dengan teori