LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS
SISWA
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman
Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
Vany Dwi Putri 1104237
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS SISWA
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman
Tahun Ajaran 2014/2015)
Oleh
Vany Dwi Putri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan
© Vany Dwi Putri
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
VANY DWI PUTRI 1104237
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND
SAFETY SKILLS SISWA
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015)
disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing
Dr. Ipah Saripah M. Pd NIP. 19771014 200112 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Vany Dwi Putri. (2015). Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Peningkatan Survival and Safety Skills Siswa (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015).
Survival and Safety Skills adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Salah satu cara untuk meningkatkan survival and safety skills adalah dengan memberikan layanan dasar bimbingan dan konseling. Tujuan penelian adalah memperoleh survival and safety skills siswa yang dijadikan landasan dalam pembuatan layanan dasar bimbingan dan konseling. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Alat pengukuran data adalah kuiseoner berbentuk skala yang dikembangkan berdasarkan indikator survival and safety skills untuk SMP dari Comprehensive School Counseling Program Guide 2009. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan tingkat survival and safety skills yang dimiliki siswa berada pada kategori cukup. Layanan dasar yang dikembangkan disesuaikan dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Rekomendasi penelitian ditujukan bagi pihak sekolah agar dapat melakukan kerjasama yang baik dengan pihak luar maupun orang tua untuk meningkatkan survival and safety skills siswa. Guru BK dapat melakukan bekerjasama dengan pihak sekolah, wali kelas dan guru mata pelajaran untuk mengumpulan informasi terkait survival and safety skills siswa.
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTARCT
Vany Dwi Putri. (2015). Guidance Curriculum of Guidance and Counseling to Improve Students’ Survival and Safety Skills (A Descriptive Research to Student at Class VIII Of SMP Miftahul Iman In Academic Year 2014/2015)
Survival and Safety Skills is a skill that must be acquired by every individual. One way to improve survival and safety skills is to provide a guidance curriculum of guidance and counseling. The goal of the research is to obtain the depiction of the students’ survival and safety skills which will be the basis to develop the guidance curriculum. A quantitative approach with descriptive methods was used in the research. The instrument in the study was questionnaire in form of scale that was developed based on indicators of junior high school students’ survival and safety skills from Comprehensive School Counseling Program Guide 2009. The population of the study was all eighth grade students of SMP Miftahul Iman in Academic Year 2014/2015. The results showed that the level of the students’ survival and safety skills was in the adequate category. The developed basic guidance was developed based on the the processed data. Based on the study, it is recommended for the
school to work with other parties, including students’ parents, to improve the students’ survival and safety skills. Counselors can collaborate with the school, homeroom teachers, and other teachers in order to gather information related to the students’survival and safety skills.
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK………....
1.1. Latar Belakang Penelitian...
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah...
1.3. Tujuan Penelitian... KONSELING DAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS
2.1. Konsep Dasar Survival and Safety Skills...
2.2. Layanan Dasar dalam Bimbingan dan Konseling Perkembangan...
2.3. Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Peningkatan
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4. Prosedur Penelitian...
3.5. Analisis Data... 39
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian...
4.2. Keterbatasan Penelitian...
4.3. Rancangan Layanan Dasar untuk Peningkatan Survival and Safety
Skills...
4.4. Hasil Validasi Layanan Dasar………….……….
43
56
56
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan…………... 5.2. Saran...
68
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Masa remaja merupakan suatu masa yang penting bagi setiap kehidupan
individu dan merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa. Masa ini
dimasuki pada usia 10 sampai 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 20 tahun.
Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) masa remaja dianggap sebagai
masa topan badai dan stress (storm and stress). Pada masa ini, remaja telah
memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri. Bila terarah dengan
baik, remaja akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab,
tetapi bila tidak maka dapat menjadi seorang yang tidak memiliki masa depan
dengan baik.
Habert dan Runyon (dalam Andria, 2009), mengemukakan perubahan
karakteristik yang dialami remaja dapat menimbukan terjadinya konflik. Konflik
yang tidak ditangani dengan baik adalah salah satu penyebab stress pada remaja.
Akibatnya, kaum remaja termasuk ke dalam kaum beresiko melakukan perilaku
berbahaya bagi dirinya.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk jenjang menengah yang dituangkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
mensyaratkan pentingnya remaja memiliki survival and safety skills. Survival and
safety skills adalah kemampuan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Hal tersebut sejalan dengan
aspek survival and safety skills yang harus dipenuhi oleh siswa SMP menurut buku
The South California Coprehensive Developmental Guidance and Counseling
Program Model (2008) yaitu mampu mengidentifikasi sumber daya baik di sekolah
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ASCA (American Scool Counselor Assosiation, 2009, hlm 150), menjabarkan
kemampuan survival and safety skills yang harus dimiliki siswa yaitu: (1) siswa
mampu menunjukkan pengetahuan tentang informasi pribadi (misalnya, nomor
telepon, alamat rumah, kontak darurat); (2) mempelajari tentang hubungan antara
aturan, hukum, keamanan dan perlindungan hak-hak individu; (3) mempelajari
perbedaan antara kontak fisik yang tepat dan tidak tepat; (4) menunjukkan
kemampuan untuk mengatur hak dan batas-batas pribadi; (5) membedakan situasi
yang membutuhkan dukungan teman sebaya dan dituasi yang memerlukan bantuan
dari orang dewasa yang profesional; (6) mengidentifikasi narasumber di sekolah dan
masyarakat, dan mengetahui cara untuk meminta bantuan mereka; menerapkan
keterampilan pemecahan masalah dan pembuatan keputusan yang aman dan sehat; (7)
mempelajari tentang bahaya emosional dan fisik dari penggunaan dan penyalah
gunaan narkoba; mempelajari cara untuk mengatasi tekanan dari teman sebaya; (8)
mempelajari teknik untuk mengelola stress dan konflik; dan (9) mempelajari
keterampilan untuk mengelola peristiwa kehidupan.
Peristiwa kehidupan yang dapat terjadi pada remaja salah satunya adalah
penganiayaan. Penganiayaan atau kekerasan memiliki konsekuensi yang mendalam,
merusak masa kanak-kanak, masa remaja bahkan sepanjang hidup. Anak-anak yang
telah mengalami pelecehan atau pengabaian lebih cenderung memiliki hasil kesehatan
fisik atau mental yang lebih buruk (UNICEF, 2011).
Tingginya angka kekerasan yang dialami remaja tampak pada hasil survei
yang dilakukan oleh Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Badan Pusat Statistik (BPS) dengan dukungan teknis dari UNICEF
Indonesia dan Center for Disease Control and Prevention (CDC). Masa survei ini
adalah Maret-April 2014. Jumlah sampel responden diambil secara acak dari 25
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berusia 13-24 tahun. Hasil survei tersebut mengungkapkan setidaknya terdapat 1,5
juta reaja yang mengalami kekerasan dalam satu tahun terakhir.
Selain kekerasan, remaja juga rentan akan bahaya penyalahgunaan narkoba
atau zat terlarang. Hal tersebut ditunjukkan oleh data tahun 2010 yang dicatat oleh
PKPR kota Bandung menunjukkan ada 4.409 kasus narkoba yang ditangani PKPR.
Ditambah dengan data Dinas Sosial kota Bandung yang mencatat 82 kasus
penyalahgunaan narkoba. Gabungan kedua data tersebut jauh lebih besar dari
prevalensi penyalahgunaan narkoba yang ditangani Polwitabes kota Bandung pada
tahun 2007-2009 yang hanya 699 kasus (Apriyani, 2010). 40% pengguna Narkoba di
kota Bandung berasal dari kalangan pelajar (Republika Online, 2007). Dapat dilihat
bahwa survival and safety skills siswa dalam hal menerapkan pengetahuan siswa akan
bahaya penyalahgunaan zat terlarang masih rendah.
Tekanan teman sebaya juga menjadi salah satu hal yang patut diperhitungkan.
Kebanyakan anak ingin diterima oleh teman-teman sebayanya dan dengan demikian
rawan terhadap kekerasan teman. Hal ini terjadi khususnya pada anak-anak
pra-remaja (Kathryn dan David Gerdald, 2011).
Banyaknya kasus bunuh diri atau percobaan mengakhiri hidup di kalangan
anak maupun remaja sangat memperihatinkan. Ruqqoyah Waris Maksood (2010) menyebutkan bahwa ‘beberapa kasus bunuh diri pada remaja merupakan reaksi dari
stress atau kekecewaan’. Sementara mantan Ketua Komnas Perlindungan Anak
(2010) mengatakan, ‘Seorang pelajar nekat bunuh diri karena stres yang berlebihan bisa karena faktor keluarga, lingkungan, hingga sekolahnya’.
Novianti (dalam Rumayanti, 2014) mengutarakan bahwa fenomena yang khas
pada remaja (usia 13-18 tahun) adalah kecenderungan mereka mengenakan celana
pendek (hot pants) dengan kaos oblong atau kaos tanpa lengan bahkan pakaian yang
transparan ketika mereka berada di keramaian. Munculnya jejaring sosial yang dapat
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terjadinya penculikan yang bermula pada perkenalan di jejaring sosial sehingga
berujung pada pemerkosaan bahkan pembunuhan (Fadli, 2012).
Hodijah (dalam Rumayanti, 2014) menyatakan bahwa pada kenyataannya,
fenomena mengenai keterampilan remaja berkaitan dengan survival and safety skills
di Indonesia belum menunjukkan kemampuan yang memadai yaitu adanya siswa
berusia 17 tahun yang sudah melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Hal
ini menunjukkan remaja pubertas cenderung tidak sempurna menjalankan proses
pengambilan keputusan yang stabil.
Survival and safety skills merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh
siswa. Selama ini, belum ada data yang menyebutkan tentang survival and safety
skills siswa. Sumargi (2005) menyatakan ‘kondisi di Indonesia sama dengan di
Malaysia. Malaysia menyadari terlebih dahulu mengenai keterbatasan keselamatan diri dan mulai melakukan penelitian tentang itu’.
Menurut Connecticut School Counselor Association (2008) survival and
safety skills berada pada area perkembangan pribadi siswa yakni siswa mampu
menunjukkan aplikasi yang tepat dari keterampilan survival and safety skills untuk
kesejahteraan pribadi dan fisik mereka.
Peran sekolah untuk mencapai standar kompetensi siswa sekolah menengah
pertama terkait survival and safety skills tidak menutup kemungkinan mengalami
keksulitan dan hambatan dikarenakan tidak tersedianya layanan yang secara khusus
bertujuan untuk peningkatan survival and safety skills siswa sehingga perlu adanya
layanan dasar yang berfungsi untuk membantu siswa agar dapat mengalami kesulitan
dan hambatan dalam meningkatkan survival and safety skills.
Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian adalah layanan dasar yang
berkaitan dengan survival and savety skills tentang cara pengembangan survival and
savety skills agar dapat memenuhi aspek perkembangan pribadi siswa di SMP
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Pemahaman anak yang terbatas mengenai bahaya, menyebabkan anak kurang
dapat mengantisipasi dan mengatasi kondisi bahaya yang muncul. Hal ini dapat
berakibat fatal atas keselamatan dirinya. Lebih lagi, orang dewasa tidak selalu berada
di dekat mereka sehingga tidak dapat secara optimal menjaga dan mengawasi anak
(Gillham & Thomson, 1996).
Anak usia 5-15 tahun cukup rentan mendapatkan cedera, pada usia tersebut
mereka mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai keinginan untuk
menelusuri sesuatu dan bereksperimen yang tidak seimbang dengan kemampuan
dalam memahami atau mereaksi suatu bahaya (Kuschithawati et, al, 2007).
Dalam Comprehensive School Counseling Program Guide (2009) disebutkan
aspek-aspek survival and safety skills yang harus dimiliki oleh siswa SMP, yaitu:
1) membedakan antara situasi yang membutuhkan dukungan teman sebaya dan
situasi yang membutuhkan bantuan profesional orang dewasa;
2) dapat memecahkan masalah secara efektif dan memiliki keterampilan
pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat;
3) mempelajari bahaya emosional dan fisik penyalahgunaan narkoba; dan
4) mempelajari hubungan antara aturan, hukum, keamanan dan perlindungan
hak-hak individu; dan
5) dapat mengelola stres dan konflik.
Jika aspek-aspek tersebut belum terpenuhi oleh siswa, maka dapat dikatakan
bahwa survival and savety skills siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan atau
dikembangkan. Layanan dasar merupakan salah satu cara bagi guru BK untuk
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut.
1) Seperti apa gambaran survival and safety skills siswa Kelas VIII SMP
Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015.
2) Seperti apa layanan dasar bimbingan dan konseling untuk peningkatan
survival and safety skills siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun
Ajaran 2014/2015.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan survival and safety skills serta
merumuskan rancangan layanan dasar untuk peningkatan survival and safety skills
siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015 yang dinilai layak
oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan bimbingan dan
konseling khususnya dalam memberikan layanan dasar untuk peningkatan survival
and safety skills siswa.
1.4.2. Manfaat Praktis
1) Bagi pihak sekolah diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dalam
rancangan program sekolah yang mendukung peningkatan survival and safety
skills.
2) Bagi guru BK, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi
mengenai pentingnya survival and safety skills bagi siswa sehingga guru BK
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya
informasi dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5.Struktur Penulisan
Penelitian terdiri dari lima bab. BAB I berisi latar belakang penelitian,
identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur
penulisan. BAB II memaparkan teori yang relevan menganai survival and safety skills
yang dapat dijadikan landasan pelaksanaan penelitian. BAB III menjelaskan metode
yang digunakan dalam penelitian. BAB IV memaparkan hasil penelitian dan
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan
yang menekankan fenomena-fenomena objektif yang dapat dikaji secara
kuantitatif dan bertujuan untuk memperoleh gambaran survival and safety skills
siswa. Alasan digunakannya pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan penelitian
adalah memungkinkan dilakukannya pencatatan penganalisaan data hasil
penelitian secara matematis dengan menggunakan penghitungan statistik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yang bertujuan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang
terjadi dan dapat menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran survival and safety skills
siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman.
Alur penelitian dalam pengembangan layanan dasar bimbingan dan
konseling dipaparkan dalam bagan berikut.
Bagan 3.1
Alur Penelitian dan Pengembangan Layanan Dasar Bimbingan untuk Meningkatkan Survival and Safety Skills
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap I adalah studi pendahuluan dengan melakukan studi literatur dan
studi empiris. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari konsep survival and
safety skills sedangkan studi empiris dilakukan dengan penyebaran instrumen
yang telah diuji oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.
Tahap II dibuatnya desain layanan dasar untuk meningkatkan survival and
safety skills untuk kemudian diuji oleh pakar dan praktisi bimbingan dan
konseling.
Tahap III penimbangan layanan dasar yang telah disusun oleh pakar dan
praktisi bimbingan dan konseling. Selanjutnya pada tahap IV dilakukan revisi
terhadap layanan dasar yang telah disusun berdasarkan masukan dari pakar dan
praktisi bimbingan dan konseling.
3.2.Partisipan
Partisipan penelitian adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman
tahun pelajaran 2014/2015. Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman terdiri dari
Kelas VIII A 27 siswa dan Kelas VIII B 29 Siswa. Jumlah seluruh partisipan
dalam penelitian ini adalah 56 siswa.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan wawancara dengan salah seorang
guru di SMP Miftahul Iman pada tanggal 16 Oktober 2014 yang mengatakan
bahwa siswa Kelas VIII kurang memiliki kompetensi survival and safety skills
dan belum tersedianya layanan dasar bimbingan dan konseling yang secara khusus
bertujuan untuk meningkatkan survival and safety skills siswa.
Siswa Kelas VIII tergolong usia remaja (12-22 tahun) yang pada masa ini
siswa memiliki banyak kegiatan dan memiliki pergaulan yang lebih luas. Mereka
juga cenderung lebih percaya dan mengikuti perkataan teman daripada orang
dewasa di sekitarnya. Selain itu, faktor fisiologis remaja telah mengalami
kematangan sehingga mereka akan mengalami perluasan peran dan melakukan
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.Instrumen Penelitian
3.3.1. Definisi Operasional Variabel (DOV) Penelitian
Penelitian layanan dasar bimbingan dan konseling dalam
peningkatkan survival and safety skills siswa memiliki dua variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Layanan dasar sebagai variabel bebas
dan survival and safety skills sebagai variabel terikat.
3.3.1.1. Survival and Safety Skills
Definisi survival and safety skills adalah kemampuan siswa Kelas VIII
SMP Miftahul Iman untuk melindungi dirinya baik dengan pertahanan diri
sendiri maupun meminta bantuan orang lain dalam melangsungkan hidup
dari ancaman yang membahayakan dirinya di antaranya berupa kecelakaan,
penyalahgunaan narkoba, tekanan teman sebaya, stress, konflik dan
kekerasan.
Survival and safety skills dalam penelitian ini dibatasi pada indikator
yang terdapat pada Comprehensive School Counseling Program Guide
(2009, hlm. 19) yang harus dimiliki oleh siswa SMP, yaitu: (1) keterampilan
membedakan antara situasi yang membutuhkan dukungan teman sebaya dan
situasi yang membutuhkan bantuan profesional orang dewasa; (2)
keterampilan memecahkan masalah secara efektif dan memiliki
keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman
dan sehat; (3) mengetahui bahaya emosional dan fisik penyalahgunaan
narkoba; (4) mengetahui hubungan antara aturan, hukum, keamanan dan
perlindungan hak-hak individu; dan (5) keterampilan mengelola stres dan
konflik.
3.3.1.2. Layanan Dasar
Layanan dasar adalah rancangan hipotetik mengenai proses pemberian
informasi atau bantuan yang dilakukan oleh guru BK kepada seluruh siswa
Kelas VIII SMP Miftahul Iman yang dilaksanakan baik melalui bimbingan
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun struktur layanan dasar terdiri dari rasional, deskripsi
kebutuhan, kompetensi yang dikembangkan, tujuan, pengembangan tema,
tahapan atau langkah layanan, media dan alat pendukung dan evaluasi.
3.3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen berupa angket skala
survival and safety skills. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang
berisikan beberapa penyataan yang telah disediakan alternatif jawabannya.
Pengisian angket tertutup hanya dapat dijawab responden sesuai dengan alternatif
jawaban yang telah disediakan. Angket sruvival and safety skills dirumuskan
berdasarkan aspek survival and safety skills yang terdapat pada Comprehensive
School Counseling Program Guide (2009, hlm. 19) yang harus dimiliki oleh siswa
SMP.
Angket dalam penelitian ini menggunakan format rating scale. Skala
penilaian berupa daftar pertanyaan untuk menilai kualitas aspek keterampilan
siswa dengan rentang tertentu. Angket untuk mengukur tingkat sruvival and safety
skills menggunakan rentang 1-4. Keempat alternatif respon tersebut diurutkan dari
kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai terendah, yaitu 1) Kurang, 2) Cukup, 3)
Baik, dan 4) Baik Sekali yang tertuang dalam pilihan jawaban A, B, C dan D
secara acak pada setiap butir pertanyaan.
Proses pengembangan instrumen terlebih dahulu dilakukan dengan
menentukan definisi operasional variabel yakni layanan dasar sebagai variabel
bebas dan survival and safety skills sebagai variabel terikat. Selanjutnya,
merumuskan indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur variabel
terikat. Indikator-indikator yang telah dirumuskan dikembangkan ke dalam bentuk
kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen dikembangkan dari aspek-aspek teori
variabel terikat. Langkah selanjutnya yaitu mengembangkan kisi-kisi instrumen
menjadi item pernyataan. Pernyataan dibuat berdasarkan indikator dari variabel
terikat. Instrumen yang digunakan untuk mengukur survival and safety skills
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi–kisi Instrumen Variabel Penelitian
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji kelayakan instrumen melalui penimbangan (judgement) dalam
pengembangan alat pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui tingkat
klayakan instrumen dari aspek kesesuaian dengan landasan teoretis, kesesuaian
dengan format dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan
respons. . Setiap item dinilai dengan kualifikasi memadai (M) atau tidak memadai
(TM). Hasil proses judgement dijadikan landasan dalam perbaikan instrumen
penelitian yang akan digunakan.
Berdasarkan pelaksanaan penimbangan instrumen, didapatkan beberapa hal
yang perlu diperbaiki, antara lain perubahan skala yang digunakan untuk
instrumen agar dapat menggambarkan kompetensi survival and safety skills secara
lebih jelas, menyususn pernyataan yang lebih operasional dan memperbaiki
pernyataan yang rancu serta mengganti beberapa kata yang sekiranya kurang
dipahami siswa.
Secara umum hasil yang diperoleh dari penimbangan (judgement) instrumen
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Hasil Judgement Instrumen Survival and Safety Skills
Kesimpulan No. Item Jumlah
Memadai 2,4,5,8,10,13,14,15,16,17,19,20 12
Revisi 1,3,6,7,9,11,12,18 8
Jumlah 20
1. Item pernyataan yang termasuk kedalam kelompok memadai menunjukkan
bahwa pernyataan tersebut dapat digunakan dalam instrumen penelitian.
2. Item pernyataan dalam kelompok revisi disebabkan tata cara penulisan tidak
sesuai dengan tata cara penulisan karya tulis ilmiah atau kalimat yang
sekiranya sulit dipahami siswa diganti dengan kalimat yang dapat lebih
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.4. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan instrumen dilakukan kepada sampel setara yaitu lima
orang siswa dari SMP Laboratorium Percontohan UPI Kelas VIII. Setelah uji
keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami direvisi sehingga
dapat dipahami oleh siswa. Hasilnya, seluruh item pernyataan yang diberikan
dapat dimengerti oleh siswa baik dari segi bahasa maupun makna yang
disampaikan dalam pernyataan.
3.3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas Butir Item
Pengujian validitas data menggunakan rumus Spearman Brown yang
berarti semakin tinggi nilai validasi soal menunjukkan semakin valid
instrumen yang akan digunakan. Pengolahan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan SPSS 21 for windows.
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, seluruh butir
item pernyataan dari angket survival and safety skills dinyatakan valid.
Indeks validitas instrumen bergerak diantara 0,445 – 0,908 pada p < 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa seluruh butir instrumen
tepat digunakan untuk mengukur survival and safety skills siswa.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat kekonsistenan
skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama
dalam kondisi yang berbeda. Pengujian reliabilitas instrumen
menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut.
(Arikunto, 2008 hlm. 84)
Keterangan:
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= reliabilitas instrumen = banyaknya butir soal
= jumlah varians butir = varians total
Arikunto (2006, hlm. 276) merumuskan kriteria reliabilitas instrumen yang
klasifikasinya tersaji pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Kriteria Kategori
0,81 - 1,00 Derajat keterandalan Sangat Tinggi 0,60 - 0,799 Derajat keterandalan Tinggi
0,40 - 0,599 Derajat keterandalan Sedang 0,20 - 0,399 Derajat keterandalan Rendah
0,00 - 0,199 Derajat keterandalan Sangat Rendah
Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS versi 21 for
windows untuk mencari nilai reliabilitas angket survival and safety skills.
Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,633.
Artinya, instrumen dinyatakan memiliki tingkat konsistensi atau
keterandalan yang tinggi.
3.3.6. Uji Skala
Uji skala dilakukan untuk menentukan nilai sesungguhnya
masing-masing pilihan jawaban secara apriori (Subino, 1987, hlm. 124). Berikut
adalah uji skala untuk item 1.
Table 3.4
Uji Skala untuk Item 1
1 2 3 4
F 12,0 4,0 1,0 39,0
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 2 3 4
Cp 0,214 0,286 0,304 1,000
mid point
cp 0,107 0,250 0,295 0,652
Z -1,242 -0,674 -0,540 0,390
z + 1,242 0,000 0,568 0,702 1,632
z
dibulatkan 0 1 1 2
(Subino, 1987, hlm. 124).
Keterangan:
1. Nilai p (proporsi) diperoleh dari frekuensi siswa yang menjawab
masing- masing poin dibagi dengan seluruh jumlah siswa.
2. Nilai cp (comulative proportion) diperoleh dengan menjumlahkan
nilai p dengan nilai p pada skala sebelumnya.
3. Mid point cp diperoleh dengan mencari nilai tengah dari cp
4. Nilai z diperoleh dengan melihat tabel z dari mid point cp
Setelah diperoleh nilai z yang telah dibulatkan, nilai-nilai
tersebut adalah nilai skala yang sesungguhnya. Artinya nilai skala untuk
item pertama adalah 1 = 0, 2 = 1, 3 = 1 dan 4 = 2 (Subino, 1987, hlm.
124). Hasil uji skala untuk seluruh item dapat dilihat pada lampiran
3.4.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan
tahap pelaporan yang dipaparkan sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
Langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut.
a) Menyusun proposal penelitian dan mempresentasikannya dalam
mata kuliah Metode Riset.
b) Menyerahkan proposal penelitian yang telah disahkan oleh dosen
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada Ketua Dewan Skripsi, calon dosen pembimbing dan Ketua
Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan untuk
mendapatkan persetujuan dan pengesahan.
c) Membuat Surat Ketetapan Pengangkatan Dosen Pembimbing dan
Surat Izin Melaksanakan Penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut.
a) Mengajukan izin ke sekolah tempat penelitian.
b) Menyususn kisi-kisi instrumen dan menimbangnya kepada dosen
ahli.
c) Melakukan uji keterbacaan.
d) Menyebar instrumen kepada subjek penelitian.
e) Mengolah dan mengaalisis data.
f) Merancang layanan dasar dan menimbang serta mengevaluasinya
kepada dosen ahli serta praktisi.
3. Tahap pelaporan
Tahap pelaporan yang merupakan tahapan terakhir adalah sebagai berikut.
a) Penyempurnaan penyusunan laporan akhir penelitian.
b) Hasil penelitian berupa skripsi diujikan dalam ujian sidang sarjana.
c) Hasil ujian sidang kemudian dijadikan masukan untuk
penyempurnaan penelitian.
3.5.Analisis Data
3.5.1. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa data yang telah diperoleh
dalam pengumpulan data. Hal ini dilakukan untuk menyeleksi data yang layak
untuk diolah dan tidak. Verifikasi data dilakukan dengan mengecek jumlah
instrumen yang disebar dan memastikan jumlah instrumen yang ada sedah sesuai
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan penyekoran data sesuai dengan pedoman penyekoran yang sudah
ditentukan.
Berdasarkan hasil verifikasi data yang telah dilakukan, seluruh data yang
diperoleh dari seluruh partisipan yang berjumlah 56 siswa dinyatakan layak untuk
diolah.
3.5.2. Penyekoran Data
Angket yang dikembangkan digunakan untuk mengetahui tingkat survival
and safety skills empat alternatif jawaban yang sudah disediakan dan diurutkan
dari kemungkinan nilai tertinggi sampai kemungkinan nilai terendah, yaitu 1)
Kurang (K), 2) Cukup (C), 3) Baik (B), 4) Sangat Baik (SB). Peneliti
merumuskan rubrik instrumen untuk penyekoran data yang diperoleh dari sampel
dan penjabaran setiap makna yang terkandung dalam setiap pilihan jawaban.
Setiap alternatif jawaban mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel
berikut.
Tabel 3.5
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Pertanyaan Skor Empat Alternatif Jawaban
SB B C K
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
2.7.3. Pengolahan Data
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui tingkat survival and
safety skills siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman untuk menjadi acuan
penyusunan layanan dasar untuk meningkatkan survival and safety skills adalah
sebagai berikut.
1. Menghitung jumlah skor setiap siswa.
2. Menghitung rata-rata skor setiap siswa.
3. Data dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu baik sekali, baik,
cukup dan kurang dengan pedoman sebagai berikut.
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kategori Survival and Safety Skills Siswa
Kategori Rentang Skor
Kurang <1,00
Cukup 1,01-2,00
Baik 2,01-3,00
Baik Sekali 3,01-4,00
Adapun interpretasi dari tingkatan survival and safety skills siswa
berdasarkan kategorinya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7
Interpretasi Skor Kategori Survival amd Savety Skills
Kategori Survival and
Safety Skills Interpretasi
Baik Sekali Pada kategori ini siswa mampu memenuhi 76-100% kompetensi survival and Safety Skills
Baik Pada kategori ini siswa mampu memenuhi 51-75% kompetensi survival and Safety Skills
Cukup Pada kategori ini siswa mampu memenuhi 26-50% kompetensi survival and Safety Skills.
Kurang Pada kategori ini siswa mampu memenuhi 0-25% kompetensi survival and Safety Skills
Tabel 3.7 menunjukkan interpretasi skor hasil penelitian siswa Kelas VIII
SMP Miftahul Iman dan menjadi acuan dalam upaya pemberian layanan dasar
untuk meningkatkan survival and safety skills siswa. Pemberian layanan dasar
difokuskan berdasarkan hasil interpretasi kategori survival and safety skills.
Persentase penguasan diperoleh dari hitungan sebagai berikut.
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= Nilai rerata survival and safety skills
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berhubungan dengan
gambaran survival and safety skills dan rancangan layanan dasar bimbingan dalam
peningkatan survival and safety skills siswa kelas VIII SMP Miftahul Iman, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Pada umumnya survival and safety skills siswa berada pada kategori cukup.
Artinya siswa belum menguasai survival and safety skills dengan baik. Dengan
demikian, siswa masih perlu untuk meningkatkan survival and safety skills.
2) Rancangan layanan dasar dikembangakan berdasarkan aspek-aspek survival and
safety skills untuk siswa Sekolah Menengah Pertama, dan tugas perkembangan
remaja baiki melalui strategi bimbingan kelompok maupun bimbingan klasikal.
Hasil penilaian pakardan praktisi bimbingan dan konseling menunjukan bahwa
layanan dasar sudah layak diberikan kepada siswa. Secara teoretis, layanan dasar
dapat diimplementasikan di lapangan, dengan memerhatikan cara penyajian dan
teknik yang tepat dalam penggunaannya.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai
gambaran dan rancangan layanan dasar untuk meningkatkan survival and safety
skills, berikut ini adalah saran untuk pihak-pihak terkait.
5.2.1. Pihak Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada pada
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
survival and safety skills siswa. Berikut adalah saran yang diberikan untuk pihak
sekolah.
1) Pihak sekolah hendaknya dapat menyusun rancangan peningkatan
keterampilan keselamatan diri untuk siswa. Hal tersebut dapat dilakukan di
antaranya dengan pemasangan poster yang berkaitan dengan keselamatan
siswa dan menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif serta bebas dari
tindak kekerasan sehingga dapat membantu untuk meningkatkan survival and
safety skills siswa.
2) Sekolah hendaknya dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, seperti
BNN untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, kepolisian untuk
melakukan penyuluhan tentang bahaya berkendara di bawah umur dan
peraturan-peraturan lalu lintas serta praktisi kesehatan untuk memberikan
informasi yang lebih luas terkait survival and safety skills.
3) Bekerjasama dengan orang tua untuk bersama-sama memberikan pemahaman
tentang survival and safety skills kepada siswa, serta memantau perilaku dan
perkembangan siswa akan kesadaran keterampilan keselamatan diri.
5.2.2. Guru Bimbingan dan Konseling
Berikut adalah saran dan rekomendasi yang diajukan kepada guru bimbingan
dan konseling.
1) Guru BK dapat menggunakan layanan bimbingan untuk meningkatkan
survival and safety skills siswa yang merupakan temuan akhir dari penelitian
ini.
2) Guru BK hendaknya dapat bekerja sama dengan pihak sekolah, baik kepala
sekolah, wali kelas maupun guru mata pelajaran lainnya dalam peningkatan
survival and safety skills melalui strategi yang tepat. Di antaranya dengan
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta memberikan layanan responsif bagi siswa yang mengalami masalah
terkait survival and safety skills, baik dengan konseling kelompok maupun
konseling individual.
5.2.3. Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengambilan data kepada
populasi yang lebih besar, sehingga data yang diperoleh lebih representatif.
Pengumpulan data juga tidak hanya menggunakan angket, tetapi dengan wawancara
dan observasi agar data yang diperoleh lebih akurat dan spesifik. Di samping itu,
peneliti selanjutnya juga dapat mengujicobakan layanan baik secara terbatas maupun
dalam skala yang lebih luas. Intervensi perlu diberikan kepada siswa agar lebih
terlihat peningkatan survival and safety skills. Salah satu teknik yang dapat digunakan
adalah assertive training atau pelatihan ketegasan untuk siswa. Selain itu, peneliti
selanjutnya juga dapat melakukan perbandingan survival and safety skills antara
sekolah unggulan atau sekolah yang berakreditasi tinggi dengan sekolah yang
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
American School Counselor Association. 2008. ASCA national standard for students. Alexandria.
Andria, Charles. 2009. Perbedaan jenis coping stress pada remaja awal yang mengalami konflik interpersonal dengan orangtua berdasarkan urutan kelahiran. Thesis Universitas Atmajaya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian satu pendekatan praktik. Jakarta: Rinerka Cipta Jakarta.
Barrios, L. C., Sherry, E. J., & Gallagher, S. S. (2007). Legal liability: the consequences of school injury. Journal of School Health.
Craven, R. F & Hirnle, C. J. (2003). Acute and postoperative pain. Philadelphia: Lippincott.
Connecticut State Department of Education. 2009. Comprehensive school counseling. Division of Family and Student Support Services.
Corey, Gerald. 2007. Teori dan praktek konseling & psikoterapi. Bandung:PT Refika Aditama.
Creswell, W.J. (2012.) Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research. Boston: Pearson Education.
Dire, W. 1999. Pulling your own strings: Dynamic techniques for dealing with other people. New York:Harper Collin.
Fadly, Tegar. 2012. Marak perkosaan remaja, peran guru BP perlu digalakkan.
[Online]. Tersedia:
http://news.okezone.com/read/2012/10/11/500/702196/marak-perkaosan-remaja-peran-guru-bp-perlu-digalakkan/large. Diakses pada 11 Februari 2015.
Febrianti, Fima. (2014). Efektivitas konseling singkat berfokus solusi untuk meningkatkan kemampuan mengelola stress akademik. PPB FIP UPI.
Gati, Itamar. (2001). High school students. Dalam Journal of Counseling and Development Vol. 79.
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gore, Sheriff William D. Safety skills for children. San Diego County Sheriff’s Department.
Gysbers, N. C. & Henderson, P. (2006). Developing and managing your school guidance and counseling program. United States of America: The American Counseling Association.
Hodijah, Siti. 2011. Pengambilan keputusan dalam melakukan hubungan seksual pada remaja pubertas. Skripsi Universitas Mercu Buana.
Hurlock, E. (1996). Psikologi perkembangan. A.b. Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (1980). Development psychology: a life span approach. Alih Bahasa. Istiwidayanti & Soedjarwo. Psikologi perkembangan: pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kate, Kulkarni, Shetty, Deshmukh & Moghe. (2010) Acknowladging stress in undergraduate medical education methods if overcoming it. Current research journal of social science, 2(5).
Masunah, Juju. 2011. Profil pendidikan, kesehatan, dan sosial remaja kota bandung: masalah dan alternatif solusinya. LPPM Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Muhson, A. (2006), Teknik analisis kuantitatif. Diakses dari: staff.uny.ac.id.
Myrick, R. D. (2003). Developmental guidance and counseling: a practical approach. (edisi keempat). Minneapolis: Educational Media Corporation.
Nurihsan, J. A. (2009). Bimbingan dan konseling dalam berbagai latar kehidupan. Bandung: Rafika Aditama.
Nurihsan, J. A & Agustin, M. (2013). Dinamika perkembangan anak dan remaja: tinjauan psikologi, pendidikan, dan bimbingan. Bandung: Refika Aditama.
Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan konseling (l.1-L.9). Padang: Universitas Negeri Padang.
Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan dasar dan Menengah.
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Potter, & Perry. 1997. Fundamental of nursing: concept, process and practice Ed. Mosby Year Book Inc.
Prabowo, Irfan. (2011). Pengaruh gaya pengasuhan orangtua terhadap
kemandirian remaja. [Online]. Tersedia:
http://www.academia.edu/4631395/Pengaruh_Gaya_Pengasuhan_Orangtua _Terhadap_Kemandirian_Remaja. Diakses pada 18 Agustus 2015.
Prihastomo, A. (2012). Bimbingan klasikal. [Online]. Tersedia:
https://anggunprihastomo.wordpress.com/2012/10/09/bimbingan-klasikal/. teknik dan aplikasi). Bandung: Rizqi Press.
Rape and Abuse Crisis Center. Tips for teaching personal safety skills.
Rice, F. P. (1996) The adolescent: development, relathionship, and culture.massachusetts: Allyn and Bacon.
Rizqi, Kiki. 2013. Efektivitas teknik symbolic modeling dalam mengembangkan personal safety skills siswa. PPB FIP UPI.
Rofiq, Ainur. 2014. Survei RI-UNICEF: 1,5 Juta remaja alami kekerasan seksual
1 tahun terakhir. [Online]. Tersedia:
http://news.detik.com/read/2014/05/16/204026/2584418/10/survei-ri-unicef-15-juta-remaja-alami-kekerasan-seksual-1-tahun-terakhir. Diakses pada 25 Oktober 2014.
Rohayati, Iceu. (2011). Program bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan percaya diri siswa. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Rosie. 2012. Teaching safety skills. [Online]. Tersedia:
http://www.rosiesplace.com.au/teaching-safety-skills.html. [20 September 2014]. Diakses pada 25 Oktober 2014.
Sandy, Widia. 2012. Tingkat pengetahuan tentang keselamatan diri pada siswa di sekolah. Fakultas Ilmu Kebidanan Universitas Indonesia. Depok: tidak diterbitkan.
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Santrock, J. W. (2003). Adolesence sixth edition. Alih Bahasa: Adelar & Saragih. Edolescence edisi keenam. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2007). Child development elevent edition. Alih Bahasa Rahmawati & Kusniati. Perkembangan Anak, edisi ketujuh jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Siaga, Mantri. 2011. Faktor penyebab perilaku kekerasan pada remaja. [Online]. Tersedia: http://mantri-siaga.blogspot.com/2011/01/faktor-penyebab-perilaku-kekerasan-pada.html. Diakses pada 28 Oktober 2014.
South California Department of Education. 2008. The south carolina comprehensive developmental guidance and counseling program model. South California.
Springfield Public Schools. 2009. Comprehensive school counseling program guide. New York Institute of Technology
Strasser. et al. (1981). Fundamentals of safety education. New York: Macmillan.
Subino. (1987). Konstruksi dan analisis tes.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. keselamatan dirinya. INSAN Vol 7 No. 3.
Sunardi. 2010. Latihan asertif. PLB FIP UPI.
Swanson. (2007). Adolescence. USA: Allegheny General Hospital, Pittsburgh.
UNICEF. (2013). UNICEF: remaja rentan HIV. [Online]. Tersedia:
http://www.dw.de/unicef-remaja-rentan-hiv/a-17261987. Diakses pada 1 Maret 2015.
Wade, C & Tavris, C. (2007). Psychology, edition. Alih Bahasa Padang Mursalin & Dinastuti. Psikologi edisi ke-9. Penerbit Erlangga.
Willis, S. S. (2010). Remaja & masalahnya. Bandung: Alfabeta.
Vany Dwi Putri , 2015
LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yusuf, Syamsu. (2009). Program bimbingan dan konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press.
Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: Rosdakarya.