• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rebranding dan Promosi Camilan Tradisional Kolontong.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rebranding dan Promosi Camilan Tradisional Kolontong."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

REBRANDING DAN PROMOSI CAMILAN

TRADISIONAL KOLONTONG

Oleh

Cindy

NRP 1264044

Indonesia memiliki beranekaragam camilan tradisional ditatar sundapun memiliki beragam camilan tradisional salah satunya adalah kolontong. Camilan kolontong ini mirip dengan camilan modern yang banyak beredar di Indonesia, memiliki rasa yang khas dan berasal dari bahan baku yang alami. Namun karena tidak adanya promosi dan juga brand/merek dari camilan kolontong itu sendiri sehingga msayarakat kurang mengetahui tentang camilan kolontong tersebut. Bahkan masyarakat di kota Bandung dengan tingkat ekonomi menengah dan menengah keatas pun masih asing dengan camilan tradisional kolontong tersebut.

Tujuan perancangan ini adalah untuk mempromosikan dan memperkenalkan kembali camilan tradisional kolontong. Sebagian besar kaum muda sudah tidak mengenal camilan ini. Kolontong perlu diperkenalkan kepada kaum muda, karena makanan ini memiliki nilai budaya yang harus dilestarikan.

Maka itu, rebranding dan promosi perlu dilakukan agar produk ini dikenal dan diingat oleh masyarakat khususnya kaum muda di kota Bandung. Hal yang akan dilakukan dalam proses rebranding dan promosi ini adalah dengan pembuatan identitas diri dari camilan kolontong, kemasan dan juga untuk proses promosi adalah dengan mempromosikan produk di media sosial dan pembuatan foodtruck.

(2)

vii

ABSTRACT

REBRANDING AND PROMOTION OF THE TRADITIONAL LIGHT MEAL KOLONTONG

Submitted by:

Cindy NRP 1264044

Indonesia has a diversity of traditional light meal, one of which is Kolontong. This light meal resembles the light meal of the modern light meal that exists in Indonesia with distinctive taste and comes from the nature. However, there is no promotion or rebranding of the light meal that makes the society not know the existence of this light meal. Even people that come from the middle and high middle class are not familiar with the existence of Kolontong.

Therefore, the purpose of this design is to promote and reintroduce the traditional light meal called Kolontong Most of the youngsters do not know a bit of the existence of this local meal. It is to be introduced to the youngsters because the light meal has a cultural value that must be preserved.

Therefore, rebranding and promotion needs to be done on Kolontong so that this product will be known and remembered by the society particularly the youngsters in Bandung. These things are materialized using the remaking of the identity of the light meal as well as the packaging and the promotion process of the product through social media and food truck.

(3)

viii

DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

(4)

ix

2.1.5 Kemasan Makanan ... 8

2.1.6 Logo ... 9

2.2 Tinjauan Faktual ... 9

2.2.1 Camilan atau Kudapan ... 9

2.2.2 Camilan Kolontong ... 10

2.2.3 Bahan Dasar ... 10

a. Beras Ketan ... 10

b. Gula Aren ... 10

c. Gula Pasir ... 10

2.2.4 Pengawet Alami ... 11

BAB III: DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 12

3.1 Data dan Fakta ... 12

3.1.1 Camilan Kolontong ... 12

3.1.2 Lembaga Terkait ... 12

3.3 Tinjauan terhadap Kasus Sejenis ... 24

3.4 Analisis Terhadap Permasalahan berdasarkan Data dan Fakta ... 26

3.4.1 Branding ... 26

3.4.2 Promosi dan Periklanan ... 27

a. Promosi ... 27

b. Periklanan/ Advertising ... 28

3.4.3 Strategi Pemasaran dan Media ... 28

3.4.4 AISAS ... 29

(5)

x

3.4.6 Logo ... 30

3.5 SWOT ... 30

3.5.1 SWOT Kolontong ... 30

3.5.2 SWOT Rebranding dan Promosi ... 31

3.6 STP Camilan Kolontong ... 31

a. Perhitungan Pembuatan Kemasan ... 44

b. Perhitungan Pembuatan Mobil Foodtruck ... 45

c. Perhitungan Foodtruck ... 45

(6)

xi 5.1 Simpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... xlvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xlviii

DATA PENULIS ... lxiv

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Timeline Promosi I’m Krez ... 44

Tabel 4.2 Budgeting Kemasan... 44

Tabel 4.3 Budgeting Pembuatan Foodtruck ... 45

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 4

Gambar 3.1 Pelang toko ibu Eulis ... 12

Gambar 3.2 Logo Sarikaya ... 24

Gambar 3.3 Kemasan Makanan ... 24

Gambar 3.4 Event Makanan dan Booth ... 25

Gambar 3.5 Produk Sarikaya dalam swalayan... 25

Gambar 3.6 Promosi di Media Sosial ... 26

Gambar 4.1 Logo I’m Krez ... 34

Gambar 4.2 Kemasan I’m Krez ... 35

Gambar 4.3 Iklan Media Sosial (Mockup) ... 37

Gambar 4.4 Iklan Media Sosial I’m Krez ... 37

Gambar 4.5 Iklan Media Sosial Foodtruck ... 37

Gambar 4.6 Iklan Youtube ... 38

Gambar 4.7 Foodtruck I’m Krez... 38

Gambar 4.8 Menu I’m Krez ... 39

Gambar 4.9 Seragam Pegawai I’m Krez ... 40

Gambar 4.10 Kemasan Khusus ... 40

Gambar 4.11 Totebag ... 41

Gambar 4.12 Gelas dan Botol Minum ... 41

Gambar 4.13 Stamp Card ... 42

(9)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Diagram Alir Proses Sertifikar Halal ... 15

Diagram 3.2 Frekuensi mengkonsumsi camilan tradisional pada dewasa muda... 18

Diagram 3.3 Frekuensi mengkonsumsi camilan tradisional pada remaja akhir... 18

Diagram 3.4 Frekuensi mengkonsumsi camilan tradisional pada orang tua . 19 Diagram 3.5 Pengetahuan camilan responden dewasa muda dari foto kolontong... 20

Diagram 3.6 Pengetahuan camilan responden remaja dari foto kolontong... 20

Diagram 3.7 Pengetahuan camilan responden orang tua dari foto kolontong... 21

Diagram 3.8 Pengetahuan responden dewasa muda mengenai kolontong... 22

Diagram 3.9 Pengetahuan responden remaja mengenai kolontong... 22

Diagram 3.10 Pengetahuan responden orang tua mengenai kolontong... 23

(10)

Universitas Kristen Maranatha1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolontong adalah camilan khas Sunda. Kolontong berbahan dasar ketan yang

dimasak, ditumbuk, dibentuk, lalu disangrai atau dimasak di pasir panas, dan pada

akhirnya dilapisi gula merah. Camilan ini dibuat secara tradisional karena ingin

mempertahankan rasanya agar tetap sama. Kolontong tidak menggunakan bahan

pengawet sehingga cara memasaknya harus benar agar kolontong dapat bertahan

lama secara alami.

Bisnis kolontong ini sudah berjalan dari tahun 1988 hingga sekarang. Ibu Eulis,

pengusaha kolontong ini, tidak memiliki brand atau merek sendiri di dalam kemasan

camilan tersebut tetapi nama Ibu Eulis telah dikenal oleh orang-orang pengemar

camilan traditional. Ibu Eulis menjual kolontong ini di rumahnya dan menerima

pesanan dalam jumlah besar. Seiring berjalannya waktu, Ibu Eulis menyadari

pentingnya promosi untuk meningkatkan penjualan kolontongnya. Beliau ingin

produknya tidak kalah bersaing dengan produk camilan lainnya dan dapat dikenal

tidak hanya oleh penggemar camilan tradisional, namun juga oleh seluruh

masyarakat Indonesia, terutama dewasa muda.

Menurut hasil survey psikografis Loewe pada tahun 2010 di Indonesia, makanan

tradisional hanya menyentuh 20,1% dari masyarakat konsumen Indonesia. Mereka

adalah yang tinggal di desa, tidak punya banyak keinginan, sederhana dengan tingkat

sosial ekonomi rendah. Untuk dapat diminati kelompok konsumen yang mapan

dengan konsumen realistis yang merupakan 28,7 % dari seluruh masyarakat

konsumen Indonesia harus dilakukan upaya maksimal agar menarik minat mereka

untuk mengkonsumsi makanan tradisional. (Palupi dalam Gardjito, 2003)

Melalui bidang Desain Komunikasi Visual, penulis ingin membuat citra brand

(11)

Universitas Kristen Maranatha2 berjalannya waktu. Penulis juga ingin melakukan proses promosi yang efektif kepada

target promosi agar makanan ini menjadi lebih dikenal dan masyarakat dapat tertarik

untuk mencoba dan mengkonsumsi camilan kolontong.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah dan ruang

lingkupnya sebagai berikut:

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka permasalahan dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana membangun citra brand agar masyarakat percaya dan mau

mengkonsumsi camilan tradisional kolontong?

2. Bagaimana membuat desain yang menarik sehingga target sasaran

tertarik untuk mencoba mengkonsumsi camilan kolontong?

3. Bagaimana membuat promosi yang menarik dan efektif sehingga dapat

meningkatkan penjualan kolontong?

1.2.2 Ruang Lingkup

Batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sasaran dalam publikasi ini adalah dewasa muda sebagai target market

primer dan orang tua sebagai target market sekunder.

2. Sasaran akan ditunjukan kepada kalangan menegah ke atas sehingga

sesuai dengan harga produk yang nantinya akan ditawarkan.

3. Publikasi dan promosi akan dilakukan dengan pemberian brand dan

packaging, serta promosi-promosi di media-media yang sering digunakan oleh sasaran publikasi dan promosi.

1.3 Tinjauan Penciptaan Karya

1. Menjadikan camilan tradisional kolontong dikenal oleh masyarakat.

(12)

Universitas Kristen Maranatha3 3. Membuat promosi di media-media yang sering digunakan oleh konsumen.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam prosesnya, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara mendalam yang dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang

“open ended”. Wawancara ini dilakukan secara tidak formal tetapi tetap

mengarah pada informasi yang mendalam.

2. Kuesioner

Berupa lembaran yang berjumlah 100 responden yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan untuk dibagikan kepada orang-orang sesuai dengan segmen yang

(13)

Universitas Kristen Maranatha4 1.5 Skema Perancangan

(14)

Universitas Kristen Maranatha46

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis dan pengerjaan desain, dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari

kalangan dewasa muda yang tinggal di perkotaan dengan tingkat ekonomi menengah

dan menengah keatas tidak mengetahui mengenai camilan tradisional kolontong.

Pemecahan masalah di atas adalah dengan membuat “Rebranding dan Promosi

Camilan Tradisional Kolontong” untuk mempromosikan dan mengenalkan kembali

produk kolontong kepada masyarakat, terutama target market. Rebranding berfungsi

untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk, sedangkan promosi

berfungsi sebagai pengenalan produk kepada masyarakat yang dibantu dengan

menggunakan strategi pemasaran AISAS yang sesuai dengan perkembangan zaman

dan teknologi masa kini.

5.2 Saran

Saran yang didapat dalam penulisan karya tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Desain menu untuk foodtruck seharusnya dapat dieksplor lebih lagi, misalnya

ukuran bisa lebih besar.

2. Warna pada mascot I’m Krez seharusnya lebih terang atau lebih mirip dengan

warna camilan asli kolontong.

(15)

xlvii

DAFTAR PUSTAKA

Arens F.William , Weigold F. Michael , dan Arens Christian .2013.Advertisingg and

Integrated Marketing Communication. Fourteenth edition . United States of America

: McGraw-Hill Company Inc.

Batra , Myers dan Aaker. 1996.Advertising Management . Fifth Edition . New

Jersey : Prentice Hall, Inc.

Morissan,M.A .2010. Periklanan komunikasi pemasaran terpadu . Edisi Pertama .

Jakarta : Kharisma Putra Utama.

Keller Kevin Lane . 2008. Strategic Brand Management . Third Edition. New Jersey :

Pearson Education, Inc.

Healey Matthew. 2008. What is branding ? .First Edition. Switzerland : Roto Vision.

Dzalfa Farida. 2007 . Bahan kimia alami dan buatan . Edisi pertana . Bandung :

Armico

Tjiptono Fandy dan Chandra Gregorius . 2012 . Pemasaran Strategik. Edisi kedua .

Yogyakarta : Penerbit Andi.

Indrati Retno dan Gardjito Murdijati . 2014. Pendidikan Konsumsi Pangan . edisi

Gambar

Tabel 4.4 Budgeting Foodtruck .......................................................................
Gambar 1.1 Skema Perancangan Sumber: Data penulis

Referensi

Dokumen terkait

maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan sikap dengan model dis- covery learning lebih tinggi diban- dingkan peningkatan sikap meng- gunakan pembelajaran

[r]

Pemilihan sensor termokopel dengan tipe baut sangat berpengaruh dengan pengukuran karena setiap terjadi perubahan suhu kedua ujung logam yang merupakan sensor

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil yaitu hanya dukungan sosial orang tua dan dukungan sosial guru yang secara bersama-sama dapat menjadi

Kepada masyarakat di Wilayah Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, khususnya pemegang hak milik atas tanah yang tanahnya digunakan untuk pembangunan bandara :

Dosen Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan FIP Halaman 1 Batik sebagai Sarana Peneguhan Identitas Lokal dan Karakter Bangsa.. Oleh:

Dengan menggunakan metode TAPPS ini diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran matematika karena siswa merasa lebih menyenangkan dan tidak

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan kelompok PPL sejak tanggal 10 Juni 2015, maka kami bermaksud dapat mengetahui kondisi lapangan secara nyata dan dapat melakukan